Anda di halaman 1dari 46

INFEKSI TORCH

INFEKSI TORCH
Terjadinya infeksi tertentu pada ibu selama tahap awal kehamilan diketahui berhubungan
dengan berbagai malformasi dan gangguan kongenital. Infeksi yang paling umum dan paling
mudah dipahami dikenal dengan akronim TORCH, yang merupakan kependekatan dari
toksoplasmosis, rubella, cytomegalovirus, dan herpes simpleks.

(Bobak, 2004)
1. TOKSOPLASMOSIS
Toksoplasma adalah suatu infeksi protozoa yang timbul akibat mengkonsumsi daging
mentah atau tidak mencuci tangan sewaktu menyiapkan daging mentah atau terinfeksi kotoran
kucing.

Toksoplasmosis adalah penyakit multisistem yang disebabkan oleh protozoa toxoplasma


gondii. Kucing mengejar burung dan tikus terinfeksi akan menjadi tempat tinggal parasit dan
mengeluarkan oosit infeksi didalam fasesnya.
(Bobak, 2004)
ETIOLOGI
Kebiasaan makan daging kurang matang
Adanya kucing dipelihara sebagai binatang peliharaan
Adanya tikus dan burung sebagai hospes peranta yang merupakan binatang buruan kucing
Adanya sejumlah vector seperti lipas dan lalat yang dapat memindahkan ookista dari tinja kucing
ke makanan
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Pada ibu:
Pyrexia of unknow origin (PUO)
Lemas dan lelah
Rash
myalgia
Pembesaran kelenjar limpe pada serviks posterior
Infeksi menyebar ke saraf, otak, korteks, dan juga dapat menyerang sel retina mata.
Pada janin:
Abortus spontan
Lahir mati
Ikterus, dengan pembesaran hati dan limpa
Anemia
Pendarahan
Radang paru
Penglihatan dan pendengaran kurang
PENATALAKSANAAN
Pemberian antibiotik
Bayi baru lahir yang terinfeksi diberikan pengobatan anti T. Gondii
Pemeriksaan diagnosis : pemeriksaan USG, cairan amnion untuk pemeriksaan PCR serta kultur T.
gondii, pengambilan darah janin dengan kordosentesis
INFEKSI LAIN
Infeksi primer yang termasuk dalam katagori ini adalah hepatitis:
Hepatitis A (hepatitis infeksiosa) adalah virus yang disebabarkan oleh droplet akibat tidak
mencuci tangan setelah buang air besar. Pengaruhnya pada kehamilan adalah abortus spontan dan
gejala seperti influenza
Hepatitis B (Hepatitits Serum) adalah penyakit virus yang ditularkan serperti penyakit virus HIV.
Cara transmisinya meliputi jarum terkontaminasi, produk darah atau jarum bekas, huungan
seksual, dan pertukaran cairan tubuh.
2. RUBELA
Rubela adalah salah satu infeksi yang berakibat sangat buruk pada janin terutama pada
trimester pertama. Infeksi jenis togavirus ini berdampak minor bila terinfeksi diluar kehamilan. Bila
terinfeksi pada trimester pertama berisiko besar terjadinya keguguran dan kelainan kongenital.

(Pribadi, A., 2015)


ETIOLOGI
Disebabkan oleh virus rubela dan bertransmisi melalui sekresi nasofaringeal.
MANIFESTASI KLINIS
Demam
Timbul ruam seperti cacar
Sakit sendi atau peradangan sendi
Limfadenopati
konjungtivitis
Sindrom Rubela
Defek pada mata: katarak dan glaucoma kongenital
Defek kongenital pada jantung: paten ductus arteriosus (PDA) dan stenosis a. pulmonalis
Tuli sensorineural: sering kali defek yang muncul tunggal
Defek system saraf pusat: mikrosefali, pertumbuhan terhambat, retardasi mental, dan
meningoensefalitis
Retinopati pigmentasi
Purpura neonatal
Hepatosplenomegali dan ikterik
Penyakit tulang radiolusen
PENATALAKSANAAN
Tidak ada terapi spesifik pada infeksi rubella
Pencegahan primer dengan program vaksin rubela
Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan pemeriksaan serologis pada wanita sebelum hamil
Pemeriksaan diagnosis: pemeriksaan sampel darah janin untuk rubella spesifik igM, RT-PCR, dan
isolasi virus dari cairan amnion.
3. SITOMEGALOVIRUS
CMV adalah penyebab utama infeksi virus kongenital pada janin dan neonatus dan
merupakan infeksi yang paling sering menyebabkan retardasi mental.

(Bobak, 2004)
ETIOLOGI
Respiratory droplets.
Kontak dengan sumber infeksi (saliva, urin, darah, sekresi serviks/ vagina, sperma, ASI).
Melalui tranfusi dan transplantasi organ.
Secara vertikal dari ibu ke janin (prenatal, perinatal, postnatal).
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Retardasi pertumbuhan
Intrauterin
Hepatosplenomegali
Asites
Petekie / purpura
Pneumonitis
Trombositopenia
Hepatitis
Hiperbilirubinemia
Anemia hemolitik
PENATALAKSANAAN
Tidak ada pencegahan atau terapi yang spesifik untuk ibu dan bayi.
Pasien dengan gangguan kekebalan diobati berdasarkan gejala yang timbul dengan terapi anti
virus.
Mencegah kontak dengan anak-anak yang terinfeksi selama hamil.
Menjaga kebersihan diri dengan membiasakan selalu mencuci tangan.
4. VIRUS HERPES SIMPLEKS
Virus herpes termasuk dalam kelompok virus DNA yang menyebabkan infeksi laten,
berlangsung eumur hidup dan menimbulkan kekambuhan periodik.

(Bobak, 2004)
ETIOLOGI
Cara penularan virus herpes pada bayi antara lain:
Infeksi transplasenta
Infeksi asenden melalui jalan lahir
Kontaminasi langsung selama bayi melalui jalan lahir terinfeksi
Penularan langsung dari personel atau keluarga yang terinfeksi.
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Yang terjadi di genetalia eksternal:
Luka lepuh disertai nyeri
Mengeluarkan cairan
Meninggalkan ulkus dangkal yang menjadi krusta
Yang dirasakan :
Demam
Malaise
Anorexia
Limfadenopati inguinalis yang nyeri
Disuria
dispareunia
PENATALAKSANAAN
Belum ada pengobatan yang dapat mencegah penyakit herpes secara tuntas
Pada lesi yang dini dapat digunakan obat tropical berupa salep/ krim yang mengandung preparat
idoksuridin
Jika timbul ulserasi dapat dilakukan kompres
Pengobatan oral berupa preparat asiklovir
5. HUMAN PAPILOMAVIRUS
Infeksi kondilomata akuminata, lesi yang ditularkan melalui hubungan seksual dan disebabkan
oleh human papillomavirus (HPV), adalah infeksi yang paling sering ditularkan melalui hubungan seksual
tiga kali lebih sering dari pada herpes genital.

(Bobak 2004)
ETIOLOGI
Penggunaan kontrasepsi oral
Sering melakukan hubungan seksual
Berganti-ganti pasangan seksual
Merokok
Mengidap STI lain
Melakukan hubungan seksual tanpa kondom
MANIFESTASI KLINIS
Lesi berupa benjolan berukuran besar
Lesi berkelompok seperti kembang kol
Kondiloma biasanya multiple
ASUHAN
KEPERAWATAN
Pengkajian
Identitas
Keluhan utama
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit terdahulu
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat obstrektik
Pengkajian fisik
Diagnosa
1. Risiko penularan penyakit berhubungan dengan pengetahuan penularan infeksi.
2. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan iritasi sekret vagina.
Rencana Keperawatan
No Diagnosa NOC NIC
(Tujuan & Kriteria Hasil) (Intervensi)

1. Risiko penularan infeksi Setelah dilakukan tindakan - Pantau tanda dan gejala infeksi
berhubungan dengan keperawatan diharapkan pasien - Kaji factor yang dapat
kurang pengetahuan dapat : meningkatkn kerentanan
penularan infeksi. - Pasien terbebas dari tanda dan terhadap infeksi
gejala infeksi - Pantau hasil laboratorium
- Memperlihatkan hygiene - Amati penampilan praktik higien
personal yang adekuat personal untuk perlindungan
- Mengidentifikasi status terhadap infeksi
gastrointestinal, pernapasan, dan - Berikan terapi antibiotik jika
imun dalam batas normal. diperlukan
- Lindungi pasien terhadap
kontaminasi silang dengan tidak
menugaskan perawat yang sama
untuk pasien lain yang
mengalami infeksi dan
memisahkan ruang perawatan
pasien yang terinfeksi.
INFEKSI PELVIK
DEFINISI
Penyakit radang panggul (Pelvic Inflammatory Disease[PID]) merupakan suatu infeksi panggul
pada organ pelvis wanita dan struktur penyokong vagina atau bahkan mengenai tuba falopii.
Etiologi
•Microorganisme.
Contoh:(Neisseria, Gonorrhoeae, Chlamiydia, Mycoplasma, dan E.Coli).
•Di transmisikan melalui hubungan seksual.
•Aborsi.
•Akhir peroide menstruasi.
•Persebaran sekunder infeksi.
PATOFISOLOGI N gonorheae & C trachomatis

-PMS
-Riwayat PID Menginfeksi Rahim
Demam Hipotermi
sebelumnya
-Penggunaan IUD
Infeksi bakteri lain

Menginfeksi tuba fallopi Tuba faloppi bengkak


Reaksi radang PID
dan terisi cairan

Menyebar ke Ke pembuluh darah


struktur sekitarnya Abses Ovarium & Nyeri perut
panggul bagian bawah

Jaringan parut & perlengketan Sepsis


fibrosa abnormal Syok Mual & muntah

Klemahan Nafsu makan


Tuba fallopi rusak Sel telur yang sudah di buahi Nyeri berkemih
berkurang
tidak dpat masuk ke rahim

Gangguan citra Kehamilan ektopik


Nyeri Akut
tubuh Intoleransi aktivitas Ketidakseimbanga
n nutrisi kurang
Pendarhan internal dari kebutuhan
tubuh

Ansietas
Manifestasi Klinis
Nyeri dan Nyeri tekan bawah pada bagian abdomen.
Discharge vaginal purulem.
Demam .
Disuria.
Laju endap darah meningkat.
Komplikasi
Infertilitas.
Ektopik pregnancy.
Nyeri pelvis kronis .
PID berulang.
Abses.
Penatalaksanaan Diagnostik
Usg (Ultra sonografi)
TVS (transvaginal sonograi)
TAS (transabdominal sonografi)
MRI (Magnetic resonance imaging)
CT (computed tomografy)
ASUHAN
KEPERAWATAN
1.PENGKAJIAN
A. Pengumpulan Data
 Identitas Klien
 Keluhan Utama :
Nyeri pada perut dan panggul yang bersifat tumpul dan terus menerus.
 Riwayat penyakit sekarang
Nyeri berkemih, perdarahan atau bercak pada vagina, demam, nyeri saat senggama, dan
menggigil.
Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat radang panggul
Abortus Septikus, Endometriosis.
Penggunaan Douche (Cairan pembersih vagina)
Pengkajian pola-pola fungsi kesehatan
Status kesehatan
Nutrisi
Eliminasi
Aktivitas & istirahat
Persepsi/Kognisi
Sel
Seksualitas
Koping
Kenyamanan
B. Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Adanya pembengkakan di daerah sekitar panggul karena terjadi
infeksi yang menyebabkan penyumbatan pada tuba falopii.
 Palpasi
Daerah panggul dan perut untuk mengetahui letak nyeri
C. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan darah lengkap : peningkatan laju endap darah dan C-protein menunjukkan
adanya infeksi
Pemeriksaan cairan dari serviks/ swabs serviks untuk mengetahui penyebab (+) untuk
Klamidia dan Gonorea, hasil (-) masih bisa menunjukkan PID akibat penyebab lain.
Laparoskopi
 USG panggul.
Urinalisis dan kultur urin untuk meng-ekslusi infeksi saluran.
2. Diagnosa
1. Nyeri (akut) b/d infeksi radang panggul
2. Hipertermia b/d reaksi radang
3. Ketidakseimbangan nutrisi : nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan nafsu
makan.
4. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan, nyeri saat beraktivitas
5. Perubahan citra tubuh b/d kerusakan fungsi
6. Kurang pengetahuan b/d kondisi dan terapi
3. Rencana Keperawatan
NO DX NOC NIC RASIONAL

1. Nyeri (akut) •Tujuan : 1. Kaji keluhan nyeri, 1. Memberikan


b/d infeksi Setelah dilakukan perhatikan informasi sebagai
radang tindakan keperawatan intensitas (skala 0-10), dasar pengawasan
selama 1x24 jam nyeri lama dan keefektifan
panggul
klien berkurang. lokasi. intervensi.
•Kriteria hasil : 2.Mengajarkan teknik 2. Klien
1. Klien menunjukkan relaksasi dan mengetahui teknik
tingkat nyeri menurun distraksi. relaksasi &
(skala 3-5) 3.Bantu klien destraksi shg
2. Klien tampak mengatur posisi dpt m’aplikasikan
tenang, ekspresi wajah senyaman mungkin jika
rileks. 4. Ciptakan suasana mengalami nyeri
3.Klien menunjukkan lingkungan 3. Posisi yg nyaman
teknik relaksasi secara tenang dan nyaman. dapat
individual yang efektif mengurangi nyeri.
untuk mencapai 4, Meningkatkan
kesejahteraan. istirahat &
meningkatkan
kemampuan
koping.
NO DX NOC NIC RASIONAL

2. Hipertermia •·Tujuan : 1. Kaji tanda-tanda 1. Untuk


b/d reaksi Suhu tubuh turun vital klien mengetahui
radang. sampai dalam batas 2. Anjurkan efek/tingkat
normal setelah memakai baju hipertermia
dilakukan tipis yang 2. Untuk
perawatan 1x24 jam. menyerap membantu
• Kriteria hasil : keringat. tindakan
1. Suhu tubuh dalam 3. Tinjau menurunkan
batas normal 36 – 37 tanda/gejala suhu
‘C hipertermia 3. Mengindikaskan
2. Klien bebas demam 4. Kolaborasi kebutuhanterha
dengan tim dap intervensi yg
medis dalam kuat
pemberian obat- 4. Pemberian obat-
obatan terutama obatan terutama
anti piretik. antipiretik untuk
menurunkan
suhu tubuh
NO DX NOC NIC RASIONAL

3. Intoleransi • Tujuan : 1. Evaluasi respon 1. Mengetahui


aktivitas b/d Setelah dilakukan pasien saat sejauh mana
kelemahan, tindakan keperawatan beraktivitas, catat kemampuan
nyeri saat 3x24 jam klien dapat keluhan dan tingkat pasien dalam
beraktivitas melakukan perawatan aktivitas serta melakukan
diri secara mandiri. adanya perubahan aktivitas
• Kriteria hasil : tanda-tanda vital. 2. Memacu pasien
1. Klien dapat 2. Bantu klien untuk berlatih
melakukan aktivitas memenuhi secara aktif dan
secara optimal. Kebutuhannya mandiri.
2. Klien terlihat segar 3. Jelaskan pada 3. Istirahat perlu
dan bersemangat, pasien tentang untuk
personel hygiene perlunya menurunkan
pasien keseimbangan kebutuhan
cukup. antara aktivitas dan metabolisme
istirahat

Anda mungkin juga menyukai