Anda di halaman 1dari 23

BAGIAN KULIT DAN KELAMIN REFERAT

FAKULTAS KEDOKTERAN APRIL 2017


UNIVERSITAS HASANUDDIN

PATOMEKANISME DAN PENANGANAN


MOLUSKUM KONTAGIOSUM

DISUSUN OLEH:
RICHARD JOSHUA JOHANSYAH C11113519
RIZALDY ZULHAM S C11113579
MUHAMMAD AIZAD HASSAN C11113819
ATIQAH BINTI ARIMI C11113839
MUHAMMAD IZZAT BIN ROZIKEN C11113845

RESIDEN PEMBIMBING:
dr. Irsalina Husna Azwir

SUPERVISOR PEMBIMBING:
dr. Idrianti Idrus, Sp.KK, M.Kes

DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017

1
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL REFERAT: VERUKA VULGARIS


Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:
1. Nama : Richard Joshua Johansya
NIM : C111 13 519
2. Nama : Rizaldy Zulham S
NIM : C111 13 579
3. Nama : Muhammad Aizad Hassan
NIM : C111 13 819
4. Nama : Atiqah Binti Arimi
NIM : C111 13 839
5. Nama : Muhammad Izzat Bin Roziken
NIM : C111 13 845
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada Bagian Ilmu
Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Makassar, April 2017

Supervisor Pembimbing Residen Pembimbing

dr. Idrianti Idrus, Sp.KK, M.Kes dr. Irsalina Husna Azwir

Mengetahui,
KPM Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

dr. Idrianti Idrus, Sp.KK, M.Kes

2
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN 2

DAFTAR ISI 3

BAB I TINJAUAN PUSTAKA. 5

A. ETIOLOGI 5

B. PATOMEKANISME 6

C. GAMBARAN KLINIK 7

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG. 8

E. DIAGNOSA BANDING... 11

F. PENATALAKSANAAN 14

G. PROGNOSIS.. 15

BAB II PENUTUP 16

DAFTAR PUSTAKA. 17

3
BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

A. ETIOLOGI

98% Molluscum Contagiosum (MC) di United State adalah disebabkan


oleh Molluscipoxvirus (MCV) genotype 1, namun MC juga bisa terjadi akibat
dari penurunan daya ketahanan tubuh akibat dari gene MCV lainnya. 1

MC bisa terjadi akibat dari inokulasi trauma kulit minor, kontak langsung
atau tidak langsung dengan pakaian atau penderita yang terinfeksi MCV.

B. PATOMEKANISME

Periode inkubasi dari MCV adalah 2 hingga 7 minggu.. MCV adalah


Poxvirus yang bersifat besar, bentuk batu bata dan mereplikasi di dalam
sitosplasma sel epitel. Sel yang terinfeksi dengan Poxvirus ini akan mereplikasi
dua kali di tingkat dasar sehingga terjadinya inklusi sitoplasma dan pembesaran
pada sel yang terinfeksi. Disamping itu terjadi juga penurunan dari daya tahan
tubuh akibat dari gene MCV lainnya sehingga terjadinya gangguan pada
presentasi antigen, inhibisi proses inflamasi oleh homolog sitokin dan adanya
homolog glutathione peroxidase yang memproteksivirus dari kerusakan oksidatif
dari peroksidase. 1

Menurut Sharqule K.E et.al, 2014 hasil dari penelitian menyatakan bahwa
infeksi viral menstimulasi lobul hyperplasia dari epidermis yang mengandung
virion intrasitoplasmik untuk sampai ke satu titik pertemuan. Kesemua lobus ini
kemudian adan bergabung di titik umbilicus untuk menjalani prses degenerasi
sitosuidal untuk melepaskan kontennya di permukaan kutaneus.

4
C. GAMBARAN KLINIK
Contagiosum Moluskum memberikan gambaran papul miliar, kadang-
kadang lentikular dan berwarna putih, berbentuk kubah dan di tengahnya terdapat
lekukan yang disebut delle. Jika ditekan akan keluar massa yang berwarna putih
seperti nasi. Lokasi predileksi adalah daerah muka, badan, dan ekstremitas,
sedangkan pada orang dewasa bisa di daerah pubis dan genitalia eksterna.
Kadang-kadang dapat timbul infeksi sekunder sehingga timbul supurasi.

Gambar 1 Papul lentikular berbentuk kubah pada


penderita Molluscum Contagiosum
Pada anak-anak dan orang dewasa yang sehat lesi biasanya 1-2 mm
diameter dan jumlah kurang dari 20. Pada anak-anak, lesi umumnya
didistribusikan pada badan, lengan, kaki, wajah. Pada orang dewasa
imunokompeten, lesi biasanya ditemukan pada genitalia, perut bagian bawah,
paha atas bagian dalam, dan / atau pantat. Durasi rata-rata dari lesi yang tidak
diobati adalah 6-9 bulan tetapi bisa juga sampai selama 5 tahun.

Gambar 2 Papul di trunkus dan ekstremitas atas pada anak-anak

Pada individu yang HIV positif, infeksi moluskum kontagiosum umumnya


lebih. Lesi dapat timbul dalam jumlah ratusan dan umumnya berdiameter lebih
besar (bisa> 2 cm), bentuk lebih tidak teratur dan konfluen. Selain pada lipat
paha, lesi sering ditemukan pada wajah. Durasi lesi yang tidak diobati 5 tahun

5
atau lebih karena pada penderita ini tidak tejadi penyembuhan sendiri, akibat dari
adanya imunokompresi. 4

Gambar 3 Papul berukuran besar dan konfluen pada


penderita Molluscum Contagiosum disertai HIV

Pada kedua individu baik imunokompeten dan imunokompromise,


moluskum kontagiosum jarang ditemukan di mukosa oral dan konjungtiva.

Gambar 4 Papul lentikular pada penderita Molluscum


Contagiosum disertai imunokompeten

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Diagnosis moluskum kontagiosum biasanya berdasarkan penampilan klinis


dan lokasidari lesi. Pewarnaan dari sediaan tipis dengan pewarnaan Giemsa,
Gram, atau Wright dapat mengungkapkan sel yang terinfeksi. Molluscum
Contangiosum Virus (MCV) antigen dapat dideteksi dengan pemeriksaan antibodi
fluoresen. Mikroskop elektron dapat mengidentifikasi partikel virus. Lesi bisa
dibiopsi dengan pewarnaan hematoxylin dan eosin (H & E), dapat menunjukkan
perubahan karakteristik dalam epidermis. Biopsi sangat penting dalam kasus di
mana diagnosis tidak jelas.

E. DIAGNOSIS BANDING

6
Penyakit Molluscum Contagiosum mempunyai gambaran yang khas
sehingga dapat dibedakan dengan penyakit lainnya. Beberapa penyakit yang
merupakan diagnosis banding dari Molluscum Contagiosum antara lain Verruca
Vulgaris, Criptococcosis
a. Verruca Vulgaris
Verruca vulgaris / common warts adalah penyakit akibat infeksi Human
Papilloma virus. Kejadian verruca vulgaris tertinggi pada anak-anak
sekolah, remaja dan dewasa muda. Common warts muncul dengan
gambaran papul yang tegas dengan permukaan yang kasar. Mempunyai
ukuran yang berbeda-beda dan dapat menyambung membentuk massa
yang besar. Sering terdapat pada punggung tangan dan jari-jari, pada anak-
anak sering muncul di lutut, tetapi dapat muncul pada seluruh permukaan
kulit.

Gambar 5 Verruca Vulgaris pada tangan5


Cryptococcosis
Cryptococcosis adalah infeksi jamur Cryptococcus neoformans, terjadi
terutama pada pasien dengan HIV/AIDS. Cryptoccosis terutama dimulai
terutama dengan infeksi saluran napas dan menyebar secara hematogen
pada organ-organ lain terutama sistem saraf pusat dan kulit. Pada infeksi
kulit terdapat gambaran papulonodular dengan nekrosis dan central

7
umbilication yang menyerupai Molluscum contagiosum. Infeksi paling
sering terjadi pada kepala dan leher.5,6

Gambar 6 Cryptococcosis pada penderita HIV/AIDS6

F. PENATALAKSANAAN

Sangatlah penting untuk mendiskusikan risiko dan keuntungan bagi terapi


pasien dengan keluarga pada fase jinak karena moluskum kontagiosum akan
sembuh sendiri tanpa komplikasi pada individu tanpa komplikasi
imunokompeten. Pemberian terapi dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan
meliputi kebutuhan pasien, rekurensi penyakit serta kecenderungan pengobatan
yang meninggalkan lesi pigmentasi atau jaringan parut.

Prinsip pengobatan adalah mengeluarkan massa yang mengandung badan


moluskum. Oleh karena sebagian besar pengobatan Molluscum Contagiosum
bersifat traumatis pada lesi, jadi terapi yang sering dipakai adalah kuretase dan
kryoterapi, bagaimanapun kedua terapi ini akan menyakitkan bagi pasien.

Cryosurgery (bedah beku) merupakan salah satu terapi yang umum dan
efisien digunakan dalam pengobatan moluskum kontagiosum, terutama pada lesi
predileksi perianal dan perigenital. Bahan yang digunakan adalah nitrogen cair.
Aplikasi menggunakan lidi kapas atau semprotan nitrogen cair pada masing-
masing lesi selama 10-15 detik sangat efektif dan minimal menyakitkan.
Pemberian terapi dapat diulang dengan interval 2-3minggu. Efek samping

8
meliputi rasa nyeri saat pemberian terapi, erosi, ulserasi, serta terbentuknya
jaringan parut hipopigmentasi maupun hiperpigmentasi.

Untuk mollusca refractory to cryosurgery, terutama pada individu yang


terinfeksi HIV dengan lesi yang banyak dan besar, elektrodesikasi atau operasi
laser menjadi pengobatan pilihan. Lesi besar biasanya memerlukan suntikan
anestesi lidokain, dan giant moluskum mungkin memerlukan beberapa siklus
elektrodesikasi dan kuretase untuk menghapuskan sebagian besar lesi karena lesi
ini dapat meluas kedalam lemak subkutan melalui dermis. 5

Suspensi podofilin 25% dalam larutan benzoin atau alkohol dapat


diaplikasikan pada lesi dengan menggunakan lidi kapas, dibiarkan selama 1 -4
jam kemudian dilakukan pembilasan dengan menggunakan air bersih. Pemberian
terapi dapat diulang sekali seminggu.Terapi ini membutuhkan perhatian khusus
karena mengandung mutagen yaitu quercetin dan kaempherol.Efek samping lokal
akibat penggunaan bahan ini meliputi erosi pada permukaan kulit normal serta
timbulnya jaringan parut. Efek samping sistemik akibat penggunaan secara luas
pada permukaan mukosa berupa neuropati saraf perifer, gangguan ginjal, ileus,
leukopeni dan trombositopenia. Oleh karena itu, podofilin kurang efektif dalam
pengobatan lesi moluskum kontagiosum 6

Sedangkan pengobatan topikal dengan cantharidin 0.9% dianjurkan dalam


pengobatan lesi koluskum kontagiosum6. Cantharidin merupakan agen keratolitik
berupa larutan yang mengandung 0,9% collodian dan acetone. Pemberian bahan
ini terbatas pada puncak lesi serta ditutupi dressing selama 6-10 jam sebelum lesi
dicuci. Efek samping pemberian terapi meliputi eritema, pruritus serta rasa nyeri
dan terbakar pada daerah lesi. Namun, kontraindikasi penggunaan Cantharidin
pada lesi moluskum kontagiosum adalah di daerah wajah.7

G. PROGNOSIS
Penyembuhan spontan umumnya terjadi setelah 18 bulan pada orang yang sistem
kekebalannya baik, namun pernah dilaporkan adanya lesi yang bertahan selama 5 tahun.

9
Durasi infeksi tidak pasti pada populasi dengan infeksi HIV dan pada populasi dengan
imunokompresi (misalnya, pasien yang telah mengalami transplantasi ginjal) karena
moluskum kontagiosum tidak dapat sembuh sendiri dalam kasus ini.

BAB II

KESIMPULAN

I. KESIMPULAN

Molluscum Contagiosum adalah penyakit akibat infeksi dari


Molluscipoxvirus (MPV) yang menimbulkan lesi berupa papul miliar, kadang-
kadang lentikular dan berwarna putih, berbentuk kubah dan di tengahnya terdapat
lekukan yang disebut delle. Pada anak-anak, lesi umumnya didistribusikan pada
badan, lengan, kaki, wajah. Pada orang dewasa imunokompeten, lesi biasanya
ditemukan pada genitalia. Diagnosis Molluscum Contagiosum dapat ditegakkan

10
dengan gambaran klinik yang khas, pewarnaan dari sediaan tipis, dan biopsy.
Penyembuhan spontan umumnya terjadi setelah 18 bulan pada orang yang sistem
kekebalannya baik. Prinsip pengobatan adalah mengeluarkan massa yang
mengandung badan moluskum dengan menggunakan kuret atau cryosurgery.
Pengobatan topikal dapat diberikan cantharidin 0.9%

DAFTAR PUSTAKA

1. Wollf K. et al. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. 7th Edition.


2008. New York: Mc Graw Hill Medical.
2. Sharqule K.E.Pathogenesis of Molluscum Contagiosum: A new concept for
the spontaneous involution of the disease. 2014. Department of Dermatology
& Venerology.
3.
4.
5. Griffith, Christopher et al. Rooks Textbook of Dermatology. 9th Edition. 2016.
UK: Wiley Blackwell.

11
6. James WD, Berger TG, Elston DM. Andrews Disease of the Skin: Clinical
Dermatology. Twelve edition. 2016. USA: Saunders Elsevier.
7. Wolff K. Jhonson, RA. Fitzpatricks Color Atlas and Sypnosis of Clinical
Dermatology. 6thed. 2009.New York: McGraw Hill
8. Arenas, R & Estrada, R. Vademecum Tropical Dermatology. 2001.Texas:
Landes Bioscience.
9. Jawetz, Melnick, & Adelberg. Mikrobiologi Kedokteran. 1995. Jakarta: EGC.

12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Anda mungkin juga menyukai