Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN SELULITIS

STASE KEPERAWATAN MANAJEMEN BEDAH DI KUMALA


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH

Oleh :
KELOMPOK 1

AMANDA ERVIANI, S.Kep


FERRY IRAWAN, S.Kep
FITRIANAI RAHMADANI, S.Kep
GAZALI, S.Kep
NADIA ISRIANA DEWI, S.Kep
NOVIE KARINA, S.Kep
NURPIKA, S.Kep
RARA SILVIA HENESSTY. R, S.Kep
ROSANA APRILIA, S.Kep
SITI NORHASANAH, S.Kep
WARTINAH, S,Kep

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM PROFESI NERS ALIH JENIS
BANJARMASIN, 2020
A. DEFINISI / DESKRIPSI PENYAKIT
Definisi : Manifestasi Klinis :
Selulitis merupakan inflamasi jaringan Selulitis menyebabkan kemerahan atau peradangan
subkutan dimana proses inflamasi, yang yang terlokalisasi. Kulit tampak merah, bengkak, licin
umumnya dianggap sebagai penyebab adalah disertai nyeri tekan dan teraba hangat. Ruam kulit
bakteri S.aureus dan atau Streptococcus ( Arif muncul secara tiba-tiba dan memiliki batas yang tegas.
Muttaqin, 2011 ) Bisa disertai memar dan lepuhan-lepuhan kecil
Selulitis adalah infeksi streptokokus, Gejala lainnya adalah:
stapilokokus akut dari kulit dan jaringan 1. Demam
subkutan biasanya disebabkan oleh invasi 2. Menggigil
bakteri melalui suatu area yang robek pada 3. Sakit kepala
kulit, meskipun demikian hal ini dapat terjadi 4. Nyeri otot
tanpa bukti sisi entri dan ini biasanya terjadi 5. Tidak enak badan
pada ekstremitas bawah (Tucker, 2008 : 633).
Patofisiologi :
Etiologi : Bakteri pathogen yang menembus lapisan luar
Penyebab dari selulitis menururt Isselbacher menimbulkan infeksi pada permukaan atau
(2009 ; 634) adalah bakteri streptococcus grup menimbulkan peradangan. Penyakit infeksi sering
A, streptococcus pyogenes dan berjangkit pada orang gemuk, rendah gizi, orang tua
staphylococcus aureus. dan pada orang yang diabetes mellitus yang
Disebabkan oleh : pengobatannya tidak adekuat.
1. Infeksi bakteri dan jamur : Gambaran klinis eritema lokal pada kulit dan sistem
a. Streptococcus grup A dan vena serta limfatik pada ke dua ekstremitas atas dan
Staphylococcus aureus. bawah. Pada pemeriksaan ditemukan kemerahan yang
b. Pada bayi disebabkan oleh karakteristik hangat, nyeri tekan, demam, dan
Streptococcus grup B. bakterimia.
c. Infeksi jamur, Aeromonas Hydrophila Selulitis yang tidak berkomplikasi paling sering
d. S. Pneumoniae (Pneumococcus) disebabkan oleh streptococcus grup A, streptococcus
2. Penyebab lain : lain atau staphylococcus aereus, kecuali jika luka yang
a. Gigitan binatang, serangga, atau bahkan terkait berkembang bakteremia, etiologi microbial yang
gigitan manusia past sulit ditentukan, untuk abses lokalisata yang
b. Kulit kering mempunyai gejala sebagai lesi kultur pus atau bahan
c. Eksim yang diaspirasi diperlukan. Meskipun etiologi abses ini
d. Kulit terbakar atau melepuh biasanya adalah staphylococcus, abses ini kadang
e. Diabetes disebabkan oleh campuran bakteri aerob dan anaerob
f. Obesitas atau kegemukan yang lebih kompleks. Bau busuk dan pewarnaan gram
g. Pembekakan yang kronis pada kaki pus menunjukkan adanya organisme campuran.
h. Penyalahgunaan obat-obat terlarang Ulkus kulit yang tidak nyeri sering terjadi. Lesi ini
i. Menurunnya daya tahan tubuh dangkal berindurasi dan dapat mengalami infeksi.
j. Cacar air Etiologinya tidak jelas, tetapi mungkin merupakan hasil
k. Malnutrisi perubahan peradangan benda asing, nekrosis, dan
l. Gagal ginjal infeksi derajat rendah

Komplikasi :
1. Bakteremia
2. Nanah atau Absescess
3. Superinfeksi oleh bakteri gram negatif
4. Lymphangitis
5. Trombophlebitis
6. Selulitis pada muka atau facial cellultes pada anak menyebabkan meningitis sebesar 8%
7. Menyebabkan kemarian jaringan (Gangren), melakukan amputasi dengan resiko kematian hingga 25%
B. PATHWAY

DIAGNOSA KEPERAWATAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Hipertermia (00007) 2. Kerusakan integritas kulit (00046)
NOC : NOC :
a. Thermoregulasi a. Tissue integrity : Skin and
NIC : b. Mucous membranes
a. Monitor tanda-tanda vital c. Hemodyalis akses
b. Monitor suhu sesering mungkin NIC :
c. Monitor warna dan suhu kulit Pressure Management
d. Monitor intake dan output a. Pakaikan pasien pakaian longgar
e. Longgarkan atau lepaskan pakaian b. Hindari kerutan pada tempat tidur
f. Berikan cairan intravena c. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
g. Kompres pasien pada lipat paha dan aksila d. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam
h. Tingkatkan sirkulasi udara sekali
i. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi e. Monitor kulit akan adanya kemerahan
j. Catat adanya fluktuasi tekanan darah f. Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang
k. Monitor hidrasi seperti turgor kulit, kelembaban membran tertekan
mukosa) g. Sapu kulit dengan bubuk obat, dengan tepat
h. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
i. Monitor status nutrisi pasien
DIAGNOSA KEPERAWATAN j. Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
3. Nyeri Akut (00132) k. Kaji lingkungan dan peralatan yang menyebabkan tekanan
NOC : Insision site care
a. Pain level l. Observasi luka : lokasi, dimensi, kedalaman luka,
b. Pain control karakteristik,warna cairan, granulasi, jaringan nekrotik,
c. Comfort level tanda-tanda infeksi lokal, formasi traktus
NIC : m. Ajarkan pada keluarga tentang luka dan perawatan luka
Pain Management n. Kolaborasi ahli gizi pemberian diet TKTP, vitamin
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, o. Monitor proses kesembuhan area insisi
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi p. Monitor tanda dan gejala infeksi pada insisi
b. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan q. Lakukan tehnik perawatan luka dengan steril
c. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan r. Berikan posisi yang mengurangi tekanan pada luka
dukungan Dyalysis Acces Maintenance
d. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
e. Kurangi faktor presipitasi nyeri
f. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
g. Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala, relaksasi,
distraksi, kompres hangat/ dingin
h. Tingkatkan istirahat
i. Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa
lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari
prosedur
Analgesic Administration
j. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik
pertama kali
k. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri: ……...
DIAGNOSA KEPERAWATAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
4. Resiko Infeksi (00004) 5. Intoleransi Aktivitas (00092)
NOC : NOC :
a. Immune status a. Energy conservation
b. Knowledge : Infection control b. Activity tolerance
c. Risk control c. Self Care : ADLs
NIC : NIC :
Infection Control (Kontrol Infeksi) Activity Therapy
a. Pertahankan teknik aseptif a. Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan
b. Batasi pengunjung bila perlu aktivitas
c. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan b. Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
keperawatan c. Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat
d. Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung d. Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi
e. Ganti letak IV perifer dan dressing sesuai dengan secara berlebihan
petunjuk umum e. Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas
f. Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi (takikardi, disritmia, sesak nafas, diaporesis, pucat,
kandung kencing perubahan hemodinamik)
g. Tingkatkan intake nutrisi f. Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
h. Berikan terapi antibiotik:................................. g. Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalam
i. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal merencanakan progran terapi yang tepat.
j. Pertahankan teknik isolasi k/p h. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang
k. Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap mampu dilakukan
kemerahan, panas, drainase i. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai
l. Monitor adanya luka dengan kemampuan fisik, psikologi dan sosial
m. Dorong masukan cairan j. Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber
n. Dorong istirahat yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan
o. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi k. Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti
p. Kaji suhu badan pada pasien neutropenia setiap 4 jam kursi roda, krek
l. Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai
m. Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu
luang
n. Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam beraktivitas
o. Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
p. Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan
penguatan
q. Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual

C. Pemeriksaan Penunjang
No. Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Manfaat
1. Leukosit Membantu tuuh dalam melawan penyakit infeksi,
5000 – 10.000 (/ul) kenaikan batas normal mengiindikasikan terjadinya
infeksi
2. BUN Metabolisme protein ureum yang dikeluarkan melalui
15 -40 (mg/dl)
urin
3. Kreatinin 0,6 – 1,2 (mg/dl) Mengukur konsentrasi kreatinin dalam darah
4. Kultur Darah Memeriksa bakteri dalam sampel darah, mendeteksi
bakteremia dan fungemia, membantu diagnosis dan
-
menentukan pengobatan infeksi aliran darah dan
kemungkinan sepsis
5. MRI Membantu mendiagnosa infeksi selulitis yang parah
-
dengan atau tanpa pembentukan abses pada subkutan

Penatalaksanaan : Daftar Pustaka :


Rawat inap di rumah sakit, Insisi dan drainase pada keadaan terbentuk Buku Diagnosa Keperawatan NANDA, NIC, NOC. Jakarta
abses. Pemberian antibiotik seperti oksasilin atau nafsilin, obat oral dapat EGC
atau tidak digunakan, infeksi ringan dapat diobati dengan obat oral pada Kurt J, Isselbacher, dkk. (2009). Harrison Prinsip-prinsip
pasien diluar rumah sakit, analgesik, antipiretik. Posisi dan imobilisasi Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: EGC.
ekstremitas, bergantian kompres lembab hangat (Long, 2006 : 670). Muttaqin, Arif dan Sari, Kumala. (2012). Asuhan
Pengobatan yang tepat dapat mencegah penyebaran infeksi ke darah dan Keperawatan Gangguan Sistem
organ lainnya. Diberikan penicillin atau obat sejenis penicillin (misalnya Integumen. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
cloxacillin). Jika infeksinya ringan, diberikan sediaan per-oral (ditelan). Mutaqqin, arif (2011). Asuhan Keperawatan Integumen.
Biasanya sebelum diberikan sediaan per-oral, terlebih dahulu diberikan Jakarta : EGC
suntikan antibiotik jika:
a. Penderita berusia lanjut
b. Selulitis menyebar dengan segera ke bagian tubuh lainnya
c. Demam tinggi
Jika selulitis menyerang tungkai, sebaiknya tungkai dibiarkan dalam
posisi terangkat dan dikompres dingin untuk mengurangi nyeri dan
pembengkakan.
Banjarmasin, Januari 2020
Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,

(……………………………………..) (……………………………………..)

Anda mungkin juga menyukai