Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN DENGAN GANGGUAN PENCEGAHAN INFEKSI

Oleh :
NI LUH NILAM SHANTI CAHYANI
(P07120215033)
DIV-KEPERAWATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
TAHUN AJARAN 2015/2016

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN PENCEGAHAN INFEKSI


A. Pengertian
Infeksi merupakan infasi dan poliferasi ikroorganisme pada jaringan tubuh.
Mikroorganisme yang menginvasi dan berpoliferasi pada jaringan tubuh disebut agen
infeksi. Apabila mikroorganisme tersebut tidak menimbulkan tanda klinis penyakit,
infeksi yang ditimbulkan disebut infeksi asimptomatik atau subklinis. (Kozier,2010).

B. Tanda dan gejala


Tanda-tanda infeksi antara lain:
1) Rubor
Rubor atau kemerahan merupakan hal pertama terlihat didaerah yang mengalami
peradangan. Saat reaksi timbul, terjadi pelebaran arteriola yang menyuplai darah ke
daerah peradangan. Sehingga lebih banyak darah mengalir ke mikrosirkulasi local
dan kapiler meregang dengan cepat terisi penuh dengan darah. Keadaan ini disebut
dengan hyperemia atau kongesti, menyebabkan kemerahan local karena peradangan
akut.
2) Kalor
Kalor disebabkan karena hipersirkularisasi lokal pada tempat yang terinfeksi dan
adanya sisa metabolisme kalor dari pada antibodi. Kalor terjadi bersamaan dengan
kemerahan dari reaksi peradangan akut. Kalor disebabkan pula oleh sirkulasi darah
yang meningkat. Sebab darah yang memiliki suhu 37oC disalurkan ke permukaan
tubuh yang mengalami radang lebih banyak dari pada daerah normal.
3) Dolor
Dolor adalah rasa nyeri, nyeri akan terasa pada jaringan yang mengalami infeksi. Ini
terjadi karena sel yang mengalami infeksi bereaksi mengeluarkan histamine atau zat
bioaktif lainnya sehingga menimbulkan nyeri.
4) Tumor
Pembengkakan sebagian disebabkan hiperemi dan sebagian besar ditimbulkan oleh
pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan interstitial.
5) Fungsio laesa
Berdasarkan asal katanya, fungsiolaesa adalah fungsi yang menghilang. Fungsiolaesa
merupakan reaksi peradangan yang telah dikenal. Akan tetapi belum diketaui secara
mendalam mekanisme terganggunya fungsi jaringan yang meradang.

C. Pohon masalah
Penyakit non kronis.

Ketidakseimbangan metabolisme.
Meningkatkan respon inflamasi.

Rusaknya intagritas kulit.

gaya hidup, kurangnya


Genetic informasi
mengenai
pencegahan fasilitas nutrisi tidak

Diabetes infeksi terbatas adekuat

Penyakit kurangnya penurunan daya tidak malnutrisi


Kronis pengetahuan tahan fisik. dilakukannya
vaksinasi

RESIKO INFEKSI

Infeksi

Nyeri gangguan mobilitas fisik

D. Pemeriksaan Diagnostik
1. Hematologi
Yaitu pemeriksaan blood cell count dan pemeriksaan laju endap darah (ESR).
Pemeriksaan blood cell count meliputi pemeriksaan konsentrasi hemoglobin.
2. Urinalis
Dilakukan dengan pemeriksaan fisik (meliputi pemeriksaan warna, kekeruhan, berat
jenis, volume). Pemeriksaan kimiawi (meliputi pemeriksaan specific gravity, pH,
blood leukocyte esterase, nitrit, protein, glukosa, keton, bilirubin dan urobilirubin).
Pemeriksaan mikroskopik (white blood cells, red blood cells, dan bakteri).
3. Fekal examination
Meliputi beberapa pemeriksaan antara lain:
a. Pemeriksaan makroskopik meliputi warna, konsistensi dan bentuk.
b. Pemeriksaan mikroskopik meliputi adanya tropozoit, telur parasit maupun telur
cacing, leukosit dan lemak.

E. Penatalaksanaa Medis
1. Aseptik
Tindakan yang dilakukan pelayanan kesehatan. Istilah ini dipakai untuk
menggambarkan semua usaha yang dilakukan untuk mencegah masuknya
mikroorganisme kedalam tubuh yang kemungkinan besar akan mengakibatkan
infeksi.
2. Aniseptik
Upaya pencegahan infeksi dangancara membunuh atau menghambat pertumbuhan
mikroorganisme pada kulit dan jaringan tubuh lain.
3. Dekontaminasi
Tindakan yang dilakukan agar benda mati dapat ditangani oleh petugas kesehatan
secara aman.
4. Pencucian
Tindakan menghilangkan semua mikroorganisme dari benda mati.
5. Sterilisasi
Tindakan menghilangkan semua mikroorganisme termasuk bakteri endospora dari
benda mati.
6. Desinfeksi
Tindakan menghilangkan sebagian besar (tidak semua) mikroorganisme penyebab
penyakit dari benda mati.

F. Pengkajian keperawatan
1. Riwayat keperawtan
Selama pengkajian riwayat keperawatan, perawat mengkaji:
a. tingkat risiko klien terkena infeksi.
b. Semua keluhan klien mengenai adanya infeksi.
2. Pengkajian fisik
Pada umumnya , kulit dan membran mukosa terlibat dalam proses infeksi lokal, yang
mengakibatkan:
a. Pembengkakan lokal
b. Kemerahan lokal
c. Nyeri atau nyeri tekan saat palpasi atau saat digerakkan
d. Terasa panas pada daerah infeksi
e. Kehilangan fungsi pada bagian tubuh yang terkena infeksi.
3. Data laboratorium
Data laboratorium yang mengidikasikan adanya infeksi mencangkup:
a. Peningkatan leukosit
b. Peningkatan laju endap darah
c. Kultur urine/darah/sputum/drainase lainnya terdapat mikroorganisme patogen.
G. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko infeksi berhubungan dengan melemahnya daya tahan hospes sekunder
2. Risiko infeksi berhubungan dengan gangguan sirkulasi sekunder
3. Risiko infeksi berhubungan dengan tempat masuknya organisme sekunder
4. Risiko infeksi berhubungan dengan dengan agen yang menular
5. Risiko berhubungn dengan peningkatan kerentanan sekunder akibat kurangnya
imunisasi.

H. Rencana Keperawatan

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


. KEPERAWATAN

1 Resiko infeksi Setelah diberikan Infection Control 1. Meminta


berhubungan asuhan Infection pengunjung
dengan… keperawatan Protection mencuci
selama …..x 24 1. Instruksikan tangan agar
jam.resiko infeksi pengunjung tidak ada
berkurang dengan untuk mikroorganis
kriteria hasil mencuci me yang
tangan saat tertinggal di
Infection severity memasuki tangan
Risk control: dan keluar 2. Menggunakan
Infection Process dari ruangan sarung tangan
1. Tidak ada pasien untuk
purulent 2. Gunakan melindungi
sputum sarung tangan tangan dari
2. Pembuangan sesuai mandat cairan dan hal
purulent 3. Melakukan lain yang
3. Demam terapi dapat menjadi
4. . antibiotic media
Ketidakstabila 4. Monitor penularan
n suhu kerentanan penyakit
5. Infiltrasi x-ray terhadap 3. Memberikan
dada infeksi obat untuk
6. Kolonisasi 5. Menyarankan mencegah
kultur sputum napas dalam infeksi
7. Mencari dan batuk 4. Mengawasi
informasi efektif kerentanan
terbaru terhadap
mengenai penyebaran
kontrol infeksi infeksi
8. Identifikasi 5. Memberi
faktor resiko saran
infeksi melakukan
9. Menyatakan napas dalam
resiko infeksi dan batuk
personal efektif agar
10. Identifikasi secret mudah
resiko infeksi keluar
dalam
kehidupan
sehari-hari
11. Identifikasi
strategi
proteksi diri
dari orang
yang terkena
infeksi

DAFTAR PUSTAKA

Amin, hardhi.2015. “NANDA NIC NOC”. Yogyakarta: Media Action.


Carpenito, Lynda. 2012. “Buku Saku Diagnosa Keperawatan”. Jakarta: EGC
Hidayaat, Aziz Alimu. 2014. “Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia”. Jakarta: Salemba Medika
Marilyn E, Doenges. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan”. Jakarta: EGC
Kozier. 2010. “Buku Ajar Fundamental Keperawatan”. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai