Risalah Pernikahan
1 -
KATA PENGANTAR
Islam adalah agama yang syumul (universal). Agama yang mencakup semua sisi
kehidupan. Tidak ada suatu masalah pun, dalam kehidupan ini, yang tidak dijelaskan.
Dan tidak ada satu pun masalah yang tidak disentuh nilai Islam, walau masalah
tersebut nampak kecil dan sepele. Itulah Islam, agama yang memberi rahmat bagi
sekalian alam.
Dalam masalah perkawinan, Islam telah berbicara banyak. Dari mulai bagaimana
mencari kriteria bakal calon pendamping hidup, hingga bagaimana memperlakukannya
kala resmi menjadi sang penyejuk hati. Islam menuntunnya. Begitu pula Islam
mengajarkan bagaimana mewujudkan sebuah pesta pernikahan yang meriah, namun
tetap mendapatkan berkah dan tidak melanggar tuntunan sunnah Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam, begitu pula dengan pernikahan yang sederhana namun tetap penuh
dengan pesona. Islam mengajarkannya.
Nikah merupakan jalan yang paling bermanfa'at dan paling afdhal dalam upaya
merealisasikan dan menjaga kehormatan, karena dengan nikah inilah seseorang bisa
terjaga dirinya dari apa yang diharamkan Allah. Oleh sebab itulah Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam mendorong untuk mempercepat nikah, mempermudah jalan untuknya
dan memberantas kendala-kendalanya.
Nikah merupakan jalan fitrah yang bisa menuntaskan gejolak biologis dalam diri
manusia, demi mengangkat cita-cita luhur yang kemudian dari persilangan syar'i
tersebut sepasang suami istri dapat menghasilkan keturunan, hingga dengan perannya
kemakmuran bumi ini menjadi semakin semarak.
Melalui risalah singkat ini. Anda diajak untuk bisa mempelajari dan menyelami tata cara
perkawinan Islam yang begitu agung nan penuh nuansa. Anda akan diajak untuk
meninggalkan tradisi-tradisi masa lalu yang penuh dengan upacara-upacara dan adat
istiadat yang berkepanjangan dan melelahkan.
Mestikah kita bergelimang dengan kesombongan dan kedurhakaan hanya lantaran
sebuah pernikahan ?
Risalah Pernikahan
2 -
PENDAHULUAN
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati – hati ini telah berkumpul untuk mencurahkan
mahabbah kepada-Mu, bertemu untuk taat kepada-Mu, bersatu dlam dakwah-Mu, dan berjanji setia untuk
membela syari’at-Mu, mka kuatkanlah ikatan taliannya,
Ya Allah, abadikanlah kasih sayangnya”
(MA’TSURAT, Asy-Syahid Imam Hasab Al-Banna)
MUQADIMAH
Persoalan perkawinan adalah persoalan yang selalu aktual dan selalu menarik
untuk dibicarakan, karena persoalan ini bukan hanya menyangkut tabiat dan hajat
hidup manusia yang asasi saja tetapi juga menyentuh suatu lembaga yang luhur dan
sentral yaitu rumah tangga. Luhur, karena lembaga ini merupakan benteng bagi
pertahanan martabat manusia dan nilai-nilai ahlaq yang luhur dan sentral. Karena
lembaga itu memang merupakan pusat bagi lahir dan tumbuhnya Bani Adam, yang
kelak mempunyai peranan kunci dalam mewujudkan kedamaian dan kemakmuran di
bumi ini. Menurut Islam Bani Adam lah yang memperoleh kehormatan untuk memikul
amanah Ilahi sebagai khalifah di muka bumi, sebagaimana firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat :
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi".
Mereka berkata : "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di muka bumi
itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau ?. Allah berfirman : "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui". (Al-Baqarah : 30).
Perkawinan bukanlah persoalan kecil dan sepele, tapi merupakan persoalan penting dan
besar. 'Aqad nikah (perkawinan) adalah sebagai suatu perjanjian yang kokoh dan suci
(MITSAAQON GHOLIIDHOO), sebagaimana firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian
kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami istri dan
mereka (istri-istrimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat". (An-
Nisaa' : 21).
Karena itu, diharapkan semua pihak yang terlibat di dalamnya, khususnya suami
istri, memelihara dan menjaganya secara sungguh-sungguh dan penuh tanggung
jawab. Agama Islam telah memberikan petunjuk yang lengkap dan rinci terhadap
persoalan perkawinan. Mulai dari anjuran menikah, cara memilih pasangan yang ideal,
Risalah Pernikahan
3 -
melakukan khitbah (peminangan), bagaimana mendidik anak, serta memberikan jalan
keluar jika terjadi kemelut dalam rumah tangga, sampai dalam proses nafaqah dan
harta waris, semua diatur oleh Islam secara rinci dan detail. Selanjutnya untuk
memahami konsep Islam tentang perkawinan, maka rujukan yang paling sah dan benar
adalah Al-Qur'an dan As-Sunnah Shahih
Risalah Pernikahan
4 -
"Artinya : Kemudian jika si suami menthalaqnya (sesudah thalaq yang kedua),
maka perempuan itu tidak halal lagi baginya hingga dikawin dengan suami yang
lain. Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, maka tidak ada dosa
bagi keduanya (bekas suami yang pertama dan istri) untuk kawin kembali, jika
keduanya berpendapat akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah
hukum-hukum Allah, diterangkannya kepada kaum yang (mau) mengetahui ".
(Al-Baqarah : 230).
Jadi tujuan yang luhur dari pernikahan adalah agar suami istri melaksanakan syari'at
Islam dalam rumah tangganya. Hukum ditegakkannya rumah tangga berdasarkan
syari'at Islam adalah WAJIB. Oleh karena itu setiap muslim dan muslimah yang ingin
membina rumah tangga yang Islami, maka ajaran Islam telah memberikan beberapa
kriteria tentang calon pasangan yang ideal :
a. Harus Kafa'ah
b. Shalihah
Risalah Pernikahan
5 -
niscaya kamu akan celaka". (Hadits Shahi Riwayat Bukhari 6:123, Muslim
4:175).
Risalah Pernikahan
6 -
Dan yang terpenting lagi dalam perkawinan bukan hanya sekedar memperoleh anak,
tetapi berusaha mencari dan membentuk generasi yang berkualitas, yaitu mencari anak
yang shalih dan bertaqwa kepada Allah.
Tentunya keturunan yang shalih tidak akan diperoleh melainkan dengan pendidikan
Islam yang benar. Kita sebutkan demikian karena banyak "Lembaga Pendidikan Islam",
tetapi isi dan caranya tidak Islami. Sehingga banyak kita lihat anak-anak kaum
muslimin tidak memiliki ahlaq Islami, diakibatkan karena pendidikan yang salah. Oleh
karena itu suami istri bertanggung jawab mendidik, mengajar, dan mengarahkan anak-
anaknya ke jalan yang benar.
Tentang tujuan perkawinan dalam Islam, Islam juga memandang bahwa pembentukan
keluarga itu sebagai salah satu jalan untuk merealisasikan tujuan-tujuan yang lebih
besar yang meliputi berbagai aspek kemasyarakatan berdasarkan Islam yang akan
mempunyai pengaruh besar dan mendasar terhadap kaum muslimin dan eksistensi
umat Islam.
Risalah Pernikahan
7 -
Bukan berarti Rasulullah SAW mengabaikan penampilan fisik dari pasangan kita,
sebagaimana Rasulullah SAW bersabda : “Kawinilah wanita yang subur rahimnya dan
pecinta " (HR Abu Daud, An Nasai & Al Hakim).
Tiga kunci kebahagiaan suami adalah: Istri yang solehah: yang jika dipandang
membuat semakin sayang, jika kamu pergi membuat tenang karena bisa menjaga
kehormatannya dan taat pada suami".
KEMULIAAN MENIKAH
“Barang siapa menggembirakan hati istri, (maka) seakan-akan menangis takut kepada
Allah. Barang siapa menangis takut kepada Allah, maka Allah mengharamkan tubuhnya
dari neraka. Sesungguhnya ketika suami istri saling memperhatikan, maka Allah
memperhatikan mereka berdua dengan penuh rahmat.
Manakala suami merengkuh telapak tangan istri (diremas-remas), maka berguguranlah
dosa-dosa suami-istri itu dari sela-sela jarinya." HR Maisarah bin Ali dari Ar-Rafi' dari
Abu Sa'id Al-Khudzri r.a.) Juga dapat ditambahkan, bahwa Islam memberi nilai yang
tinggi bagi siapa yang telah menikah, dengan menikah berarti seseorang telah
melaksanakan SEPARUH dari agama Islam!, tinggal orang tsb berhati-hati
melaksanakan yang separuhnya lagi agar tidak sesat.
Rosul SAW bersabda:
“Barang siapa menikah, maka dia telah menguasai separuh agamanya, karena itu
hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi” (HR Al
Hakim).
Kehinaan melajang/membujang: “Orang yang paling buruk diantara kalian ialah yang
melajang (membujang)dan seburuk-buruk mayat (diantara) kalian ialah yang melajang
(membujang)" HR Imam, diriwayatkan juga oleh Abu Ya'la dari Athiyyah bin Yasar).
Karena usia yang baik untuk melahirkan bagi wanita antara 20-30 tahun, diatas umur
tsb akan beresiko baik bagi ibu maupun sang baby. Memperbanyak ummat Islam.
Seperti yang dipesankan Rosul, beliau akan membanggakan jumlah ummatnya yang
banyak nanti di akhirat.
1. Khitbah (Peminangan)
Risalah Pernikahan
8 -
Seorang muslim yang akan mengawini seorang muslimah hendaknya ia meminang
terlebih dahulu, karena dimungkinkan ia sedang dipinang oleh orang lain, dalam hal ini
Islam melarang seorang muslim meminang wanita yang sedang dipinang oleh orang
lain (Muttafaq 'alaihi). Dalam khitbah disunnahkan melihat wajah yang akan dipinang
(Hadits Shahih Riwayat Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi No. 1093 dan Darimi).
2. Aqad Nikah
Dalam aqad nikah ada beberapa syarat dan kewajiban yang harus dipenuhi :
a. Adanya suka sama suka dari kedua calon mempelai.
b. Adanya Ijab Qabul.
c. Adanya Mahar.
d. Adanya Wali.
e. Adanya Saksi-saksi.
Dan menurut sunnah sebelum aqad nikah diadakan khutbah terlebih dahulu yang
dinamakan Khutbatun Nikah atau Khutbatul Hajat.
Risalah Pernikahan
9 -
Mahar
(masih dalam buku yang sama)
Mahar ialah harta, sedikit atau banyak yang diberikan calon suami kepada calon istrinya
sebagai penghormatan kepadanya, pelepas kespiannya, pemenuhan terhadap insting
ingin memiliki yang aad padanya dan tunjangan baginya untuk berpindah menuju
kehidupan rumah tanga sehingga ia merasa meilki sesuatu yang menggembirakan.
Allah SWT berfirman :
“Dan berikanlah kepada para wanita mahar-mahar mereka sebagai suatu pemberian “
(Qs. An Nisa :4)
Rasulullah SAW bersabda :
“Wanita yang paling banyak barokahnya adalah mereka yang paling mudah maharnya (
HR. Ahmad & Baihaqi)
3. Walimah
Walimatul 'urusy hukumnya wajib dan diusahakan sesederhana mungkin dan dalam
walimah hendaknya diundang orang-orang miskin. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda tentang mengundang orang-orang kaya saja berarti makanan itu
sejelek-jelek makanan.
Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Artinya : Makanan paling buruk adalah makanan dalam walimah yang hanya
mengundang orang-orang kaya saja untuk makan, sedangkan orang-orang
Risalah Pernikahan
10 -
miskin tidak diundang. Barangsiapa yang tidak menghadiri undangan walimah,
maka ia durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya". (Hadits Shahih Riwayat Muslim
4:154 dan Baihaqi 7:262 dari Abu Hurairah).
Sebagai catatan penting hendaknya yang diundang itu orang-orang shalih, baik kaya
maupun miskin, karena ada sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam :
"Artinya : Janganlah kamu bergaul melainkan dengan orang-orang mukmin dan
jangan makan makananmu melainkan orang-orang yang taqwa". (Hadist Shahih
Riwayat Abu Dawud, Tirmidzi, Hakim 4:128 dan Ahmad 3:38 dari Abu Sa'id Al-
Khudri).
PELAKSANAAN WALIMAH
Setiap muslim pasti ingin melaksanakan ibadahnya secara sempurna. Berkaitan dengan
pernikahan Islami, maka ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian agar tidak
menyalahi rambu-rambu syari'at Islam. Mulai dari perencanaan sampai saat
pelaksanaan Walimatul 'Ursyi (resepsi pernikahan).
Risalah Pernikahan
11 -
e. Hijab (penyekat). Untuk membantu kita menahan pandangan, maka diadakan
hijab antara pria dan wanita yang dapat berupa kain atau taman. Mengenai hal ini Al-
Qur'an menabadikan pernikahan agung Rasulullah SAW untuk memasang tabir. "…
apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi) maka
mintalah dari balik tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hati mereka(QS:Al
Ahzab : 33)
f. Menepis kemaksiatan dan hiburan merusak. Biasanya undangan yang hadir
dalam acara walimah bertemu dengan para sahabat yang berlama-lama ketika
menghadiri pernikahan Rasulullah SAW. "… tetapi jika kamu diundang, maka masuklah
kamu dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang
percakapan". (Q.S. Al Ahzab : 33). Segera mohon diri setelah selesai makan dan tidak
berjabatan tangan dengan mempelai putri bagi tamu pria dan sebaliknya.
g. Menghindari kemubadziran. …makan dan minumlah dan jangan berlebihan…'
(Q.S. 7 : 31).
Ya Allah...
Jika cinta itu adalah ketertawanan...
Tawanlah aku dengan cinta kepadaMu...
Agar tak ada lagi yang dapat menawanku...
Ya tuhan jika rindu itu adalah rasa sakit yang tak menemukan muaranya....
Penuhilah rasa sakitku dengan rindu kepadaMu....
Dan jadikanlah kematianku sebagai muara pertemuan denganMu....
Risalah Pernikahan
12 -
Jika aku tak dapat mengisinya degan cinta kepadaMu...
Kemanakah wajahku hendak kusembunyikan dariMu ya Allah....
Kedua, Mawardah
Ada sesuatu diatas cinta yang seharusnya mengikat hubungan suami istri yaitu
Mawardah yang maksudnya berkisar pada kelapangan dada dan kekosongan jiwa dari
kehendak buruk. Ia adalah “cinta plus” karena yang ada didalam hatinya bersemai nilai
keikhlasan untuk meraih ridho nya Allah semata
Ketiga, Rahmah
Rahmah menghasilkan sifat kesabaran, murah hati, penyayang dalam rangka jalinan
perkawinan
Keempat, Amanah
Amanah berasal dari akar kata yang bermakna tentram. Istri adalah amanah dipelukan
sang suami dan suami pun amanah di pangkuan sang istri. Masing-masing merasa
aman dan percaya kepada pasagannya. Amanah dipelihara dengan mengingat Allah-
kesabaran, kekuasaan dan kemurahanNya. Ia dipelihara dengan melaksanakan
tuntunanNya. Siramilah amanah itu dengan Shalat dan kukuhkanlah dengan
berjema’ah bersama pasangan
Adakah yang lebih indah dari ungkapan syukur atas nikmat ilahiyah?
Telah Alloh pertautkan Adam dan Hawa....
Telah Alloh anugerahkan Yusuf bagi Zulaikha....
Telah Alloh bahagiakan Muhammad bersama Khadijah...
Telah Alloh satukan Ali dengan Fatimatuzzahra...
Jangankan lelaki biasa, nabipun terasa sunyi tanpa wanita. Tanpa mereka hati, fikiran,
perasaan lelaki akan resah. Masih mencari walaupun sudah ada segala-galanya. Apalagi
yang tidak ada di syurga, namun nabi Adam as tetap merindukan siti Hawa.
Kepada wanitalah lelaki memanggil ibu, istri atau putri. Dijadikan mereka dari tulang
rusuk yang bengkok untuk dilulruskan oleh lelaki, tetapi kalau lelaki itu sendiri yang tidak
lurus, tidak mungkin mampu hendak meluruskan mereka.
Risalah Pernikahan
13 -
Adakah yang lebih indah dari pertautan ini,
Sedang Alloh, Rasul dan malaikat....Berkenan mempersaksikan.....
Saudaraku.............
Nikah itu ibadah....... Nikah itu suci..........
Memang nikah itu bisa karena harta,
bisa karena kecantikan,
bisa karena keturunan,
dan bisa karena agama.
Jangan engkau jadikan harta, keturunan -
maupun kecantikan sebagai alasan............
karena semua itu akan menyebabkan celaka.
Jadikan agama sebagai alasan........
Engkau akan mendapatkan kebahagiaan.
Saudaraku..........
Tidak dipungkiri . bahwa keluarga terbentuk karena cinta........
Namun...... jika cinta engkau jadikan sebgai landasan,
maka keluargamu akan rapuh, akan mudah hancur.
Jadikanlah " ALLAH " sebagai landasan......
Niscaya engkau akan selamat
Risalah Pernikahan
14 -
Tidak saja dunia, tapi juga akherat.......
Jadikanlah ridho Allah sebagai tujuan......
Niscaya Mawaddah (kasih), Sakinah (ketentraman)
dan Rahmah (sayang) akan tercapai.
Saudaraku...........
Lihatlah manusia ter-agung Muhammad saw....
tidak marah ketika harus tidur di depan pintu, beralaskan sorban, karena
sang istri tercinta tidak mendengar kedatangannya.
Tetap tersenyum meski tidak mendapatkan makanan tersaji dihadapannya
ketika
lapar......., Menjahit bajunya yang robek........
Saudaraku............
Jangan engkau terlalu cinta kepada istrimu.........
Jangan engkau terlalu menuruti istrimu......
Jika itu engaku lakukan akan celaka....
Engkau tidak akan dapat melihat yang hitam & yang putih,
tidak akan dapat melihat yang benar & yang salah.....
Lihatlah bagaimana Allah menegur " Nabi "-mu
tatakala mengharamkan apa yang Allah halalkan,
hanya karena menuruti kemauan sang istri.
Tegaslah terhadap istrimu.................
Dengan cintamu, ajaklah dia taat kepada Allah.......
Jangan biarkan dia dengan kehendaknya........
Lihatlah bagaimana istri Nuh dan Luth...........
Di bawah bimbingan manussia pilihan,
justru mereka menjadi penentang.....
Istrimu bisa menjadi musuhmu...........
Didiklah istrimu........
Jadikanlah dia sebagai Hajar, wanita utama -
yang loyal terhadap tugas dakwah suami, Ibrahim.
Jadikan dia sebagai Maryam, wanita utama -
yang bisa menjaga kehormatannya......
Jadikan dia sebagai Khadijah, wanita utama yang bisa mendampingi sang
suami
Muhammad saw menerima tugas risalah.....
Istrimu adalah tanggung jawabmu....
Jangan kau larang mereka taat kepada Allah.....
Biarkan mereka menjadi waniata shalilah....
Biarkan mereka menjadi hajar atau Maryam........
Jangan kau belenggu mereka dengan egomu...
Saudaraku.......
Jika engkau menjadi istri.........
Jangan engkau paksa suamimu menurutimu......
Jangan engkau paksa suamimu melanggar Allah ....
Risalah Pernikahan
15 -
siapkan dirimu untuk menjadi Hajar,
yang setia terhadap tugas suami.....
Siapkan dirimu untuk menjadi Maryam,
yang bisa menjaga kehormatannya....
Siapkan dirimu untuk menjadi Khadijah,
yang bisa mendampingi suami menjalankan misi.
Jangan kau usik suamimu dengan rengekanmu....
Jangan kau usik suamimu dengan tangismu....
Jika itu kau lakukan..... Kecintaannya terhadapmu -
akan memaksanya menjadi pendurhaka..........., jangan..........
Saudarau........
Jika engaku menjadi Bapak......
Jadilah bapak yang bijak seperti Lukmanul Hakim
Jadilah bapak yang tegas seperti Ibrahim
Jadilah bapak yang kasih seperti Muhammad saw
Ajaklah anak-anakmu mengenal Allah..........
Ajaklah mereka taat kepada Allah.......
Jadikan dia sebagai Yusuf yang berbakti.......
Jadikan dia sebagai Ismail yang taat.......
Jangan engkau jadikan mereka sebagai Kan'an yg durhaka.
Mohonlah kepada Allah.......... Mintalah kepada Allah,
agar mereka menjadi anak yang shalih.....
Anak yang bisa membawa kebahagiaan.
Saudaraku........
Jika engkau menjadi ibu....
Jadilah engaku ibu yang bijak, ibu yang teduh....
Bimbinglah anak-anakmu dengan air susumu....
Jadikanlah mereka mujahid.........
Jadikanlah mereka tentara-tentara Allah.....
Jangan biarkan mereka bermanja-manja.....
Jangan biarkan mereka bermalas-malas..........
Siapkan mereka untuk menjadi hamba yang shalih....
Hamba yang siap menegakkan Risalah Islam.
Risalah Pernikahan
16 -
Pelaksanaan Acara :
Khitbah, Akad nikah & Walimatul Ursy
"Artinya : Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada
(hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ?". (Al-Maaidah : 50).
&
"Artinya : Barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi". (Ali-Imran : 85).
Khitbah (Peminangan)
Dengan mengucapkan lafadz Basmalah dan hamdalah Insya Allah Khitbah Akan
dilaksanakan pada Sabtu, 8 Juni 2002
(Ukh tolong dilengkapi/cari info apa saja yang harus diserahkan saat itu, setahu ana sih
(mahar (ukh maunya apa ?, tapi sebesar itulah penghasilan ana, masih ingat
khan) + hadiah (kalo ada) + biaya pernikahan) untuk biaya pernikahan ana usul untuk
diberikan mendekati hari H, soalnya ana harus kumpulkan dulu dikit – dikit atau tolong
bicarakan sama mama/papa).
Yang akan hadir keluarga ana + 2 keluarga kakak ibu ana + teman dekat bias hadir
hanya hari minggu . (Mengenai format acaranya tolong cari info pada yang pernah
melaksanakannya.)
trus tentang pengganti surat Arrahman hmm.... afwan akhie.... bukannya aku tidak
ikhlas dan ridho.... tapi entah kenapa.... permintaan antum atas pengganti mahar yang
satu itu tidak juga bisa menempati hati ini.... aku coba...tapi it’s too hard....afwan
yach....
Risalah Pernikahan
17 -
alasanku selain dari yang disebutkan didalam buku itu adalah sebagai tanda dan
supaya orang tau bahwa aku sudah menjadi milik antum ... jadi biar yang ngantri pada
segera bubar....(hehe...afwan ...becanda ding...;)
tapi...bila hal tersebut tidak memberatkan yach....maaf....
trus...tentang format acara kitbah nanti.... aku masih tunggu draft dari antum....
Aqad Nikah
Insya Allah Akad Nikah akan dilaksanakan pada hari Jum’at, 27 Rajab 1423 H/4
Oktober 2002), Tempat :…………, (susunan acaranya, jumlah panitia dll dibahas panitia
teknis). Tolong dilengkapi
Walimah
Persiapan yang diperlukan :
1. Pembentukan panitia teknis
Panitia teknis pernikahan dengan lima divisi (klo perlu tambahkan saja) yang meliputi :
o Seksi acara, undangan dan komsumsi.
o Seksi dokumentasi, ijin pesta, surat nikah, kado dan sebagainya.
o Seksi gedung, sound system, dekorasi, lampu dan pelaminan.
o Seksi protokoler, pagar ayu dan buku tamu.
o Seksi keuangan (lebih baik dari keluarga sendiri)
2. Hari & Tempat resepsi
Insya Allah, 27 Rajab 1423 H/4 Oktober 2002 di Aula Kemala Kampus Esa
Unggul, Ba’da Jum’at s/d 16:30 WIB.
3. Kartu Undangan (Ukh, ana setuju – setuju saja mengenai bentuknya tapi memang
ana punya contoh yang sangat sederhana, tapi lebih baik Ukh saja yang pilih,
usualy lady, have more sence of art)
Akhie...nie aku da’ dikit design untuk draft undangan....tulung dikoreksi yach...
Lembar 1.
Ya Allah....Engkau mengetahui bahwa hati ini telah berhimpun dalam cintaMu, telah
berjumpa dalam taat padaMu,
Risalah Pernikahan
18 -
Maka tengadah jemari kehadiratMu atas diperkenankannya menuntun titian lembaran
hidup baru
Bagi putra putri kami :
...............
dengan
...............
Untuk mengikuti Sunnah RasulMu, mengikat Mitsaqon Gholizon( Perjanjian yang kekal),
menyingkap Mawardah, warohmah dalam Rumah tangga yang sakinah
Lembar 2.
Bismillahirahmanirrahiim
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarakatuh
Ya Illahi Rabbi....Penguasa kalbu, persatukanlah putra putri kami dalam satu ikatan suci
yang Engkau muliakan,
Serta ridhoilah kami untuk mengungkapkan rasa bahagia ini dalam acara Walimatul
Ursy putra putri kami tercinta
Yang Insya Allah akan diselenggarakan pada :
Hari ..........................
Pukul ................
Bertempat .................................
...........................
Risalah Pernikahan
19 -
4. Gaun Pengantin (idem sama yang diatas)
5. Undangan
Klasifikasi orang yang mau diundang siapa saja : pada saat akad dan resepsi
Ingat Ukh, pernah punya niat mau ngundang anak – anak yatim kan ? don’t
forget them, for other, discussion with your pap & mom
6. Pemisahan antara tamu pria dan wanita.
Itu harus!!!! (ok, sis)
7. Hijab (penyekat)
Mengenai apa bentuknya, taman/kain/standing board/other lihat saja nanti
kemungkinannya yang paling mungki, tapi pemanen tak dapat dipindah – pindah
saat acara berlangsung
PodiumTempat mempelai
M M
E E
J J
A A
AREAL AREAL
M TEMPAT TEMPAT M
A DUDUK DUDUK A
K K
A A
N N
Risalah Pernikahan
20 -
Karena tamu sudah dipisah maka untuk memudahkan pemberian ucapan selamat
sebaiknya :
a. Pelaminan mempelai pun dipisah, agar tidak terjadi lalulalang dari arah
kanan dan kiri podium yang dapat saja mengakibatkan tabrakan jalur.
b. Kalau ada keluarga dekat yang ingin memberi selamat (it,s Ok lah tinggal
geser/persilahkan saja saudara dekat tsb menghampiri mempelai. Untuk
selain itu sebaiknya jangan.
c. Karena posisi pendamping (orang tua) mempelai pria dengan orang tua
wanita dan pria maka akan memungkinkan terjadinya pemahaman dan
pendekatan yang lebih intensif antara kedua orang tua, begitupun dengan
fihak mempelai wanita.
d. Tidak terlalu banyak bersalam dengan yang tidak berkompeten sehingga
kemungkinan ‘zina’ lebih sedikit terjadi, dan mempertipis tebal tangan pun
dapat dihindari (enggak becanda doang, apus aja)
e. Untuk mempermudah pada saaat pemotretan keluarga dan pemberian
ucapan selamat oleh fihak VIP, pemisah mempelai sebaiknya dari benda
yang removeable (pot kembang tinggi, janur kuning pot, taman pot, dll)
f. Membuka wacana dan gagasan serta menumbuhkan ide – ide yang baik
untuk berbisnis spesial setting tempat mempelai pria dan wanita secara
Islami.
g. Dengan persiapan yang matang insya Allah ketidak teraturan dapat
diminimalisasi.
MP MW
OT OT OT OT
Keterangan :
MP : mempelai pria
MW : mempelai wanita
OT : orang tua
8. Menepis kemaksiatan dan hiburan merusak
Ana punya kenalan group nasyid, and siapain aja kaset nasyid.(atau berikan
kesempatan kepada siapa saja yang hendak berinfak tausiyah baik lewat puisi,
nasyid, ceramah atau dll) ana pernah mengalaminya di Sumedang about 1,5 year
ago.
9. Menghindari kemubadziran
Jumlah orang yang akan diundang (………… orang), karena akan berhubungan
dengan konsumsi yang akan dipesan.
Risalah Pernikahan
21 -
(Ukh, semua ini kita coba sampaikan kepada kedua orang tua kita, setelah itu Allah melihat
dan menentukan berhasil tidaknya usaha kita)
Surat nikah
Akad Nikah
* kalau dirasa ada yang tidak sesuai atau kurang tolong dikoreksi
Risalah Pernikahan
22 -
Penutup
"Artinya : Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-
istri dari jenismu sendiri, supaya kamu hidup tentram bersamanya. Dan Dia (juga) telah
menjadikan diantaramu (suami, istri) rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir".
(Ar-Ruum : 21).
&
"Artinya : Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan yang
menyejukkan hati kami, dan jadikanlah kami Imam bagi orang-orang yang bertaqwa".
(Al-Furqaan : 74)
Dengan segenap cinta aku kirimkan untuk calon Ummahatul mu'minin nan tengah
menggapai mardathilah Perempuan yang rindukan derajat mar'ah sholehah.....
UNTUK ISTRI
(Sebuah Syair Renungan Singkat Bagi Wanita)
Risalah Pernikahan - 23
Suami menjadi pelindung, Kamu penghuninya,
suami adalah Nakoda kapal, Kamu navigatornya,
Suami bagaikan balita yang nakal, Kamu adalah penuntun
kenakalannya,
Saat Suami menjadi Raja, Kamu nikmati anggur
singasananya,
Seketika Suami menjadi bisa, Kamu lah penawar obatnya,
Seandainya Suami masinis yang lancang, sabarlah
memperingatkannya..
UNTUK SUAMI
(Sebuah Syair Renungan Singkat Bagi Laki-laki)
Risalah Pernikahan - 24
Pernikahan ataupun perkawinan,
Menginsafkan kita perlunya iman dan taqwa,
Untuk belajar meniti sabar dan ridha,
Karena memiliki Isteri yang tak sehebat mana,
Justeru kamu akan tersentak dari alpa,
Amin...
Risalah Pernikahan - 25
Tantangan Tahun Pertama Pernikahan
Ekspektasi berlebih
Umumnya pasangan yang baru menikah membayangkan kehidupan yang serba
indah dan pasangan bersikap serba sempurna dalam menjalani hidup berumah
tangga. Seseorang terpaksa menahan kecewa, karena pasangannya yang dulu ia
bayangkan saat masih pacaran ternyata berbeda dengan setelah menikah.
Jangan berharap terlalu tinggi terhadap pasangan, karena akan kecewa dan
putus asa jika arapannya tak terpenuhi. Sebaiknya menerima kenyataan yang
ada. Anggaplah kekurangan itu sebagai anugrah dan tantangan bagi kita untuk
mengimbanginya dengan kelebihan kita.
Lain lagi bagi Nadia. Belakangan ini Nadia sering kesal dengan Arman,
suaminya. “Habis maunya dia, sayalah yang harus menyenangkan dia terus
menerus sebagai istri yang taat kepada suami. Memasakkan nasi goreng,
memijitkan kaki yang capek, dan macam-macam lagi. Dia tidak seperti dulu lagi.
Sekarang Mas Arman seolah tidak mau tahu kalau saya butuh disenangkan,
“gerutu Nadia. Toh Nadia cuma mengeluh tanpa ada penyelesaian. “Kalau dia
memang suami yang baik, mestinya dia `kan tahu apa yang saya perlukan,”
kilah Nadia.
Setelah sekian lama berumah tangga, baik Yanuar maupun Nadia tiba-tiba
seperti tersadar bahwa ternyata pasangan hidup mereka tidak sesuai dengan
gambaran ideal yang dulu pernah didambakan. Manisnya kehidupan rumah
tangga di awal pernikahan mulai luntur seiring dengan berjalannya waktu dan
makin beragamnya problema rumah tangga. Mulai dari masalah pekerjaan,
pengaturan keuangan, anak yang nakal atau sakit, dan sebagainya. Walhasil
perhatian terhadap pasangan menjadi berkurang. tanpa disadari perasaan cinta
mengalami degradasi menjadi prioritas kesekian dalam kehidupan rumah tangga
seiring meningkatnya irama kerja dan kebutuhan rumah tangga. Kehidupan
rumah tangga menjadi kering dan terjebak dalam rutinitas yang membosankan
tanpa makna. Apalagi ketika salah satu pihak merasa terabaikan. “Kok, saya
terus yang menyenangkan dia, ya? Atau kalau saja Hani punya sedikit waktu
dan kesabaran untuk mendengarkan saya.”
Perasaan seperti itu bila terus dibiarkan tanpa ada penyelesaian, tidak mustahil
bisa menggerogoti keharmonisan rumah tangga, tak terkecuali rumah tangga
pasangan Muslim yang sejak awal mempunyai komitmen bersama untuk
membentuk keluarga sakinah ma waddah wa rahmah. Mengingat hal tersebut
adalah sesuatu hal yang manusiawi. Meski begitu hendaknya kita mesti waspada
terhadap kerikil-kerikil yang bertebaran atau awan kelabu yang harus disibakkan
dalam perjalanan mengarungi bahtera rumah tangga. Lalu apa yang sebaiknya
dilakukan bila kita berada dalam situasi yang tidak menyenangkan dalam
kehidupan perkawinan?
Berpikir realitas
Semua orang menginginkan agar bisa bahagia dalam pernikahan yang
diharapkannya berlangsung sekali saja seumur hidup hingga tua nantinya.
Ketika dua pribadi yang berbeda disatukan dalam satu ikatan pernikahan yang
disebut sebagai mitsaqan ghalizha atau perjanjian yang kokoh, maka kepada
dua pribadi tersebut ditimpakan suatu amanah yang akan dimintai
pertanggungjawabannya di akherat kelak. Kepada suami istri juga merupakan
kewajiban bersama untuk menjaga dan memupuk kasih sayang dalam rumah
tangga agar bisa berlangsung harmonis dan langgeng.
Menjalin komunikasi
Suatu perubahan yang kita inginkan dan kita harapkan sebenarnya tidak akan
terlalu sulit apabila segala sesuatu bisa kita komunikasikan dengan pasangan
hidup kita. Pernikahan harus dipertahankan dengan komunikasi. Karena dengan
komunikasi kita dapat mengetahui apa yang didinginkan dan yang tidak
diinginkan oleh pasangan.
Tak sedikit suami atau istri yang mengeluh, tidak tahu persis apa yang
diinginkan oleh pasangannya. Pihak istri mengharap suami tahu sendiri
keinginan istri, sementara sumi menginginkan istri memenuhi keinginan suami
tanpa harus diminta. Kehidupan perkawinan diisi dengan permainan tebak-
tebakan dan menghabiskan waktu.
Hambatan dalam komunikasi biasanya memudahkan munculnya suatu konflik.
Sebabnya setiap ganjalan di hati pasangan tidak segera diselesaikan tetapi
hanya ditebak-tebak sehingga mudah pula timbul prasangka buruk. Masalah
sederhana menjadi lebih berat lagi untuk kemudian menjadi bom waktu yang
memicu pertengkaran. harapan tinggi yang tak pernah disampaikan tidak akan
mendapat respon apa-apa karena memang pasangannya tidak seperti yang
diharapkan. Timbullah pikiran-pikiran negatif.
Dialog yang bersahabat adalah percakapn yang mengesankan antara sumi istri
untuk berbagi pengalaman, pikiran, dan perasaan dalam konteks pembicaraan
yang ramah, penuh kejujuran, dan keterbukaan. Masing-masing pihak saling
mendengarkan dengan intonasi bicara selalu tenang dan terjaga tanpa ada
tarikan suara emosional yang meninggi atau meledak-ledak, serta tak ada niat
untuk menghakimi atau mengecilkan harga diri satu sama lain.
Pada prinsipnya, percakapan dapat dimulai dari mana saja serta bisa merupakan
obrolan ringan seperti membicarakan kejadian yang dialami di kantor,
menanyakan keadaan pasangan, dan sebagainya. Dari percakapan sederhana
kemudian bergulir pada masalah yang terjadi di keluarga, harapan, dan
pandangan masing-masing, ungkapan keinginan bersama tentang hobi,
pendidikan anak, peningkatan ekonomi, hubungan sosial, hingga hubungan
suami istri.
Ali tidak melupakan wasiat ini, hingga setelah istrinya meninggal. Hal ini
dikatakan Ibnu Abi Laila. "Ali berkata, 'Semenjak aku mendengar dari Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam, aku tidak pernah meninggalkan wasiat itu".
Ada yang bertanya. "Tidak pula pada malam perang Shiffin ?".
Ali menjawab. "Tidak pula pada malam perang Shiffin".
(Ditakhrij Muslim 17/46. Yang dimaksud perang Shiffin di sini adalah perang
antara pihak Ali dan Mu'awiyah di Shiffin, suatu daerah antara Irak dan Syam.
Kedua belah pihak berada di sana beberapa bulan)
Boleh jadi engkau bertanya-tanya apa hubungan antara pembantu yang diminta
Fathimah dan dzikir ?
Hubungan keduanya sangat jelas bagi orang yang memiliki hati atau pikiran
yang benar-benar sadar. Sebab dzikir bisa memberikan kekuatan kepada orang
yang melakukannya.
Pendapat ini disanggah oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar. Menurutnya, hal ini bisa
berlaku jika beliau mempunyai lebihan pembantu. Sementara sudah disebutkan
dalam pengabaran di atas bahwa beliau merasa perlu untuk menjual para
tawanan itu untuk menafkahi orang-orang miskin. Maka menurut Iyadh, tidak
ada sisi pembuktian dengan hadits ini bahwa orang miskin lebih utama daripada
orang kaya.
Ada perbedaan pendapat mengenai makna kebaikan dalam pengabaran ini.
Iyadh berkata. "Menurut zhahirnya, beliau hendak mengajarkan bahwa amal
akhirat lebih utama daripada urusan dunia, seperti apapun keadaannya. Beliau
membatasi pada hal itu, karena tidak memungkinkan bagi beliau untuk
memberikan pembantu. Kemudian beliau mengajarkan dzikir itu, yang bisa
mendatangkan pahala yang lebih utama daripada apa yang diminta keduanya".
Menurut Al-Qurthuby, beliau mengajarkan dzikir kepada keduanya, agar ia
menjadi pengganti dari do'a tatkala keduanya dikejar kebutuhan, atau karena
itulah yang lebih beliau sukai bagi putrinya, sebagaimana hal itu lebih beliau
sukai bagi dirinya, sehingga kesulitannya bisa tertanggulangi dengan kesabaran,
dan yang lebih penting lagi, karena berharap mendapat pahala.
Kedua
Disini dapat disimpulkan tentang upaya mendahulukan pencari ilmu daripada
yang lain terhadap hak seperlima harta rampasan perang.
Ketiga
Hendaklah seseorang menanggung sendiri beban keluarganya dan lebih
mementingkan akhirat daripada dunia kalau memang dia memiliki kemampuan
untuk itu.
Keempat
Di dalam hadits ini terkandung pujian yang nyata bagi Ali dan Fathimah.
Kelima
Seperti itu pula gambaran kehidupan orang-orang salaf yang shalih, mayoritas
para nabi dan walinya.
Keenam
Disini terkandung pelajaran sikap lemah lembut dan mengasihi anak putri dan
menantu, tanpa harus merepotkan keduanya dan membiarkan keduanya pada
posisi berbaring seperti semula. Bahkan beliau menyusupkan kakinya yang mulia
di antara keduanya, lalu beliau mengajarkan dzikir, sebagai ganti dari pembantu
yang diminta.
Ketujuh
Orang yang banyak dzikir sebelum berangkat tidur, tidak akan merasa letih.
Sebab Fathimah mengeluh letih karena bekerja. Lalu beliau mengajarkan dzikir
itu. Begitulah yang disimpulkan Ibnu Taimiyah. Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata.
"Pendapat ini perlu diteliti lagi. Dzikir tidak menghilangkan letih. Tetapi hal ini
bisa ditakwil bahwa orang yang banyak berdzikir, tidak akan merasa mendapat
madharat karena kerjanya yang banyak dan tidak merasa sulit, meskipun rasa
letih itu tetap ada".
Begitulah wahai Ukhti Muslimah, wasiat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang
disampaikan kepada salah seorang pemimpin penghuni sorga, Fathimah, yaitu
berupa kesabaran yang baik. Perhatikanlah bagaimana seorang putri Nabi dan
istri seorang shahabat yang mulia, harus menggiling, membuat adonan roti dan
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan rumah tangganya. Maka mengapa engkau
tidak menirunya ?
"Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai
penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.
(QS. 25:74)