Anda di halaman 1dari 35

RISALAH NIKAH

Dini Taryanti & Agung Siswahyu


27 Rajab 1423 H, 4 Oktober 2002

Ku persembahkan untuk para mujahid


Dan mujahidah, yang telah siap menerima seruan Allah SWT
Untuk menggenapkan DienNya, mengharap Ridho Allah
Dan melahirkan Jundi – Jundi baru yang lebih mencintai Allah dan Rasulnya.

Wahai kaum muda...!!!


Barang siapa diantara engkau mampu untuk kawin, hendaknya kawinlah,Karena hal itu dapat
menjaga mata dan menjaga farji (Mustadrak Wasail 14:153)

Risalah Pernikahan
1 -
KATA PENGANTAR

Islam adalah agama yang syumul (universal). Agama yang mencakup semua sisi
kehidupan. Tidak ada suatu masalah pun, dalam kehidupan ini, yang tidak dijelaskan.
Dan tidak ada satu pun masalah yang tidak disentuh nilai Islam, walau masalah
tersebut nampak kecil dan sepele. Itulah Islam, agama yang memberi rahmat bagi
sekalian alam.
Dalam masalah perkawinan, Islam telah berbicara banyak. Dari mulai bagaimana
mencari kriteria bakal calon pendamping hidup, hingga bagaimana memperlakukannya
kala resmi menjadi sang penyejuk hati. Islam menuntunnya. Begitu pula Islam
mengajarkan bagaimana mewujudkan sebuah pesta pernikahan yang meriah, namun
tetap mendapatkan berkah dan tidak melanggar tuntunan sunnah Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam, begitu pula dengan pernikahan yang sederhana namun tetap penuh
dengan pesona. Islam mengajarkannya.
Nikah merupakan jalan yang paling bermanfa'at dan paling afdhal dalam upaya
merealisasikan dan menjaga kehormatan, karena dengan nikah inilah seseorang bisa
terjaga dirinya dari apa yang diharamkan Allah. Oleh sebab itulah Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam mendorong untuk mempercepat nikah, mempermudah jalan untuknya
dan memberantas kendala-kendalanya.
Nikah merupakan jalan fitrah yang bisa menuntaskan gejolak biologis dalam diri
manusia, demi mengangkat cita-cita luhur yang kemudian dari persilangan syar'i
tersebut sepasang suami istri dapat menghasilkan keturunan, hingga dengan perannya
kemakmuran bumi ini menjadi semakin semarak.
Melalui risalah singkat ini. Anda diajak untuk bisa mempelajari dan menyelami tata cara
perkawinan Islam yang begitu agung nan penuh nuansa. Anda akan diajak untuk
meninggalkan tradisi-tradisi masa lalu yang penuh dengan upacara-upacara dan adat
istiadat yang berkepanjangan dan melelahkan.
Mestikah kita bergelimang dengan kesombongan dan kedurhakaan hanya lantaran
sebuah pernikahan ?

Na'udzu billahi min dzalik. Wallahu musta'an.

Risalah Pernikahan
2 -
PENDAHULUAN

“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati – hati ini telah berkumpul untuk mencurahkan
mahabbah kepada-Mu, bertemu untuk taat kepada-Mu, bersatu dlam dakwah-Mu, dan berjanji setia untuk
membela syari’at-Mu, mka kuatkanlah ikatan taliannya,
Ya Allah, abadikanlah kasih sayangnya”
(MA’TSURAT, Asy-Syahid Imam Hasab Al-Banna)

MUQADIMAH
Persoalan perkawinan adalah persoalan yang selalu aktual dan selalu menarik
untuk dibicarakan, karena persoalan ini bukan hanya menyangkut tabiat dan hajat
hidup manusia yang asasi saja tetapi juga menyentuh suatu lembaga yang luhur dan
sentral yaitu rumah tangga. Luhur, karena lembaga ini merupakan benteng bagi
pertahanan martabat manusia dan nilai-nilai ahlaq yang luhur dan sentral. Karena
lembaga itu memang merupakan pusat bagi lahir dan tumbuhnya Bani Adam, yang
kelak mempunyai peranan kunci dalam mewujudkan kedamaian dan kemakmuran di
bumi ini. Menurut Islam Bani Adam lah yang memperoleh kehormatan untuk memikul
amanah Ilahi sebagai khalifah di muka bumi, sebagaimana firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat :
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi".
Mereka berkata : "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di muka bumi
itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau ?. Allah berfirman : "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui". (Al-Baqarah : 30).
Perkawinan bukanlah persoalan kecil dan sepele, tapi merupakan persoalan penting dan
besar. 'Aqad nikah (perkawinan) adalah sebagai suatu perjanjian yang kokoh dan suci
(MITSAAQON GHOLIIDHOO), sebagaimana firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian
kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami istri dan
mereka (istri-istrimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat". (An-
Nisaa' : 21).
Karena itu, diharapkan semua pihak yang terlibat di dalamnya, khususnya suami
istri, memelihara dan menjaganya secara sungguh-sungguh dan penuh tanggung
jawab. Agama Islam telah memberikan petunjuk yang lengkap dan rinci terhadap
persoalan perkawinan. Mulai dari anjuran menikah, cara memilih pasangan yang ideal,

Risalah Pernikahan
3 -
melakukan khitbah (peminangan), bagaimana mendidik anak, serta memberikan jalan
keluar jika terjadi kemelut dalam rumah tangga, sampai dalam proses nafaqah dan
harta waris, semua diatur oleh Islam secara rinci dan detail. Selanjutnya untuk
memahami konsep Islam tentang perkawinan, maka rujukan yang paling sah dan benar
adalah Al-Qur'an dan As-Sunnah Shahih

TUJUAN PERKAWINAN DALAM ISLAM


1. Untuk Memenuhi Tuntutan Naluri Manusia Yang Asasi
Di tulisan terdahulu [bagian kedua] kami sebutkan bahwa perkawinan adalah fitrah
manusia, maka jalan yang sah untuk memenuhi kebutuhan ini yaitu dengan aqad nikah
(melalui jenjang perkawinan), bukan dengan cara yang amat kotor menjijikan seperti
cara-cara orang sekarang ini dengan berpacaran, kumpul kebo, melacur, berzina, lesbi,
homo, dan lain sebagainya yang telah menyimpang dan diharamkan oleh Islam.

2. Untuk Membentengi Ahlak Yang Luhur


Sasaran utama dari disyari'atkannya perkawinan dalam Islam di antaranya ialah untuk
membentengi martabat manusia dari perbuatan kotor dan keji, yang telah menurunkan
dan meninabobokan martabat manusia yang luhur. Islam memandang perkawinan dan
pembentukan keluarga sebagai sarana efefktif untuk memelihara pemuda dan pemudi
dari kerusakan, dan melindungi masyarakat dari kekacauan. Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda :
"Artinya : Wahai para pemuda ! Barangsiapa diantara kalian berkemampuan
untuk nikah, maka nikahlah, karena nikah itu lebih menundukan pandangan,
dan lebih membentengi farji (kemaluan). Dan barangsiapa yang tidak mampu,
maka hendaklah ia puasa (shaum), karena shaum itu dapat membentengi
dirinya". (Hadits Shahih Riwayat Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa'i,
Darimi, Ibnu Jarud dan Baihaqi).

3. Untuk Menegakkan Rumah Tangga Yang Islami


Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa Islam membenarkan adanya Thalaq (perceraian),
jika suami istri sudah tidak sanggup lagi menegakkan batas-batas Allah, sebagaimana
firman Allah dalam ayat berikut :
"Artinya : Thalaq (yang dapat dirujuki) dua kali, setelah itu boleh rujuk lagi
dengan cara ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi
kamu mengambil kembali dari sesuatu yang telah kamu berikan kepada mereka,
kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum
Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh
istri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu
melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah
orang-orang yang dhalim". (Al-Baqarah : 229).
Yakni keduanya sudah tidak sanggup melaksanakan syari'at Allah. Dan dibenarkan
rujuk (kembali nikah lagi) bila keduanya sanggup menegakkan batas-batas Allah.
Sebagaimana yang disebutkan dalam surat Al-Baqarah lanjutan ayat di atas :

Risalah Pernikahan
4 -
"Artinya : Kemudian jika si suami menthalaqnya (sesudah thalaq yang kedua),
maka perempuan itu tidak halal lagi baginya hingga dikawin dengan suami yang
lain. Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, maka tidak ada dosa
bagi keduanya (bekas suami yang pertama dan istri) untuk kawin kembali, jika
keduanya berpendapat akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah
hukum-hukum Allah, diterangkannya kepada kaum yang (mau) mengetahui ".
(Al-Baqarah : 230).
Jadi tujuan yang luhur dari pernikahan adalah agar suami istri melaksanakan syari'at
Islam dalam rumah tangganya. Hukum ditegakkannya rumah tangga berdasarkan
syari'at Islam adalah WAJIB. Oleh karena itu setiap muslim dan muslimah yang ingin
membina rumah tangga yang Islami, maka ajaran Islam telah memberikan beberapa
kriteria tentang calon pasangan yang ideal :
a. Harus Kafa'ah
b. Shalihah

a. Kafa'ah Menurut Konsep Islam


Pengaruh materialisme telah banyak menimpa orang tua. Tidak sedikit zaman sekarang
ini orang tua yang memiliki pemikiran, bahwa di dalam mencari calon jodoh putra-
putrinya, selalu mempertimbangkan keseimbangan kedudukan, status sosial dan
keturunan saja. Sementara pertimbangan agama kurang mendapat perhatian. Masalah
Kufu' (sederajat, sepadan) hanya diukur lewat materi saja.
Menurut Islam, Kafa'ah atau kesamaan, kesepadanan atau sederajat dalam
perkawinan, dipandang sangat penting karena dengan adanya kesamaan antara kedua
suami istri itu, maka usaha untuk mendirikan dan membina rumah tangga yang Islami
inysa Allah akan terwujud. Tetapi kafa'ah menurut Islam hanya diukur dengan
kualitas iman dan taqwa serta ahlaq seseorang, bukan status sosial, keturunan
dan lain-lainnya. Allah memandang sama derajat seseorang baik itu orang Arab
maupun non Arab, miskin atau kaya. Tidak ada perbedaan dari keduanya melainkan
derajat taqwanya (Al-Hujuraat : 13).
"Artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang-orang yang paling bertaqwa
di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal".
(Al-Hujuraat : 13).
Dan mereka tetap sekufu' dan tidak ada halangan bagi mereka untuk menikah satu
sama lainnya. Wajib bagi para orang tua, pemuda dan pemudi yang masih berfaham
materialis dan mempertahankan adat istiadat wajib mereka meninggalkannya dan
kembali kepada Al-Qur'an dan Sunnah Nabi yang Shahih. Sabda Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam :
"Artinya : Wanita dikawini karena empat hal : Karena hartanya, karena
keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka hendaklah
kamu pilih karena agamanya (ke-Islamannya), sebab kalau tidak demikian,

Risalah Pernikahan
5 -
niscaya kamu akan celaka". (Hadits Shahi Riwayat Bukhari 6:123, Muslim
4:175).

b. Memilih Yang Shalihah


Orang yang mau nikah harus memilih wanita yang shalihah dan wanita harus memilih
laki-laki yang shalih.
Menurut Al-Qur'an wanita yang shalihah ialah :
"Artinya : Wanita yang shalihah ialah yang ta'at kepada Allah lagi memelihara
diri bila suami tidak ada, sebagaimana Allah telah memelihara (mereka)". (An-
Nisaa : 34).
Menurut Al-Qur'an dan Al-Hadits yang Shahih di antara ciri-ciri wanita yang shalihah
ialah :
"Ta'at kepada Allah, Ta'at kepada Rasul, Memakai jilbab yang menutup seluruh
auratnya dan tidak untuk pamer kecantikan (tabarruj) seperti wanita jahiliyah
(Al-Ahzab : 32), Tidak berdua-duaan dengan laki-laki yang bukan mahram,
Ta'at kepada kedua Orang Tua dalam kebaikan, Ta'at kepada suami dan baik
kepada tetangganya dan lain sebagainya".
Bila kriteria ini dipenuhi Insya Allah rumah tangga yang Islami akan terwujud. Sebagai
tambahan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menganjurkan untuk memilih wanita
yang peranak dan penyayang agar dapat melahirkan generasi penerus umat.

4. Untuk Meningkatkan Ibadah Kepada Allah


Menurut konsep Islam, hidup sepenuhnya untuk beribadah kepada Allah dan berbuat
baik kepada sesama manusia. Dari sudut pandang ini, rumah tangga adalah salah satu
lahan subur bagi peribadatan dan amal shalih di samping ibadat dan amal-amal shalih
yang lain, sampai-sampai menyetubuhi istri-pun termasuk ibadah (sedekah).
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Artinya : Jika kalian bersetubuh dengan istri-istri kalian termasuk sedekah !.
Mendengar sabda Rasulullah para shahabat keheranan dan bertanya : "Wahai
Rasulullah, seorang suami yang memuaskan nafsu birahinya terhadap istrinya
akan mendapat pahala ?" Nabi shallallahu alaihi wa sallam menjawab :
"Bagaimana menurut kalian jika mereka (para suami) bersetubuh dengan selain
istrinya, bukankah mereka berdosa .? Jawab para shahabat :"Ya, benar". Beliau
bersabda lagi : "Begitu pula kalau mereka bersetubuh dengan istrinya (di
tempat yang halal), mereka akan memperoleh pahala !". (Hadits Shahih Riwayat
Muslim 3:82, Ahmad 5:1167-168 dan Nasa'i dengan sanad yang Shahih).

5. Untuk Mencari Keturunan Yang Shalih


Tujuan perkawinan di antaranya ialah untuk melestarikan dan mengembangkan bani
Adam, Allah berfirman :
"Artinya : Allah telah menjadikan dari diri-diri kamu itu pasangan suami istri dan
menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan
memberimu rezeki yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada
yang bathil dan mengingkari nikmat Allah ?". (An-Nahl : 72).

Risalah Pernikahan
6 -
Dan yang terpenting lagi dalam perkawinan bukan hanya sekedar memperoleh anak,
tetapi berusaha mencari dan membentuk generasi yang berkualitas, yaitu mencari anak
yang shalih dan bertaqwa kepada Allah.
Tentunya keturunan yang shalih tidak akan diperoleh melainkan dengan pendidikan
Islam yang benar. Kita sebutkan demikian karena banyak "Lembaga Pendidikan Islam",
tetapi isi dan caranya tidak Islami. Sehingga banyak kita lihat anak-anak kaum
muslimin tidak memiliki ahlaq Islami, diakibatkan karena pendidikan yang salah. Oleh
karena itu suami istri bertanggung jawab mendidik, mengajar, dan mengarahkan anak-
anaknya ke jalan yang benar.
Tentang tujuan perkawinan dalam Islam, Islam juga memandang bahwa pembentukan
keluarga itu sebagai salah satu jalan untuk merealisasikan tujuan-tujuan yang lebih
besar yang meliputi berbagai aspek kemasyarakatan berdasarkan Islam yang akan
mempunyai pengaruh besar dan mendasar terhadap kaum muslimin dan eksistensi
umat Islam.

TANTANGAN DAN COBAAN


Banyak yang beranggapan kalau mau menikah harus siap materi, yang berarti harus
punya jabatan yang mapan, rumah minimal BTN, kendaraan dll, sehingga bila belum
terpenuhi semua itu, takut untuk "maju". Sedangkan Allah menjamin akan memberikan
rizki bagi yang menikah seperti dalam firmanNYA:
“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang
yang patut (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika
mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah
Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. 24:32).
Rasulullah SAW bersabda :
“Carilah oleh kalian rezeki dalam pernikahan dalam kehidupan
(berkeluarga)”(HR Imam Ailami dalam musnad Al Firdaus).
Barang siapa menikahi wanita karena kehormatannya (jabatan), maka Allah SWT hanya
akan menambah kehinaan; barang siapa menikah karena hartanya, maka Allah tidak
akan menambah kecuali kefakiran; barang siapa menikahi wanita karena hasab
(kemuliaannya), maka Allah hanya akan menambah kerendahan. Dan barang siapa
yang menikahi wanita karena ingin menutupi (kehormatan) matanya, membentengi
farji (kemaluan) nya, dan mempererat silaturahmi, maka Allah SWT akan memberi
barakah-Nya kepada suami-istri tsb".
Imam Abu Daud & At Tirmidzi meriwayatkan,bahwa Rasulullah SAW bersabda :
“Tetapi nikahilah wanita itu karena agamanya. Sesungguhnya budak wanita
yang hitam lagi cacat, tetapi taat beragama adalah lebih baik dari pada wanita
kaya & cantik tapi tidak taat beragama)".

Risalah Pernikahan
7 -
Bukan berarti Rasulullah SAW mengabaikan penampilan fisik dari pasangan kita,
sebagaimana Rasulullah SAW bersabda : “Kawinilah wanita yang subur rahimnya dan
pecinta " (HR Abu Daud, An Nasai & Al Hakim).
Tiga kunci kebahagiaan suami adalah: Istri yang solehah: yang jika dipandang
membuat semakin sayang, jika kamu pergi membuat tenang karena bisa menjaga
kehormatannya dan taat pada suami".

KEMULIAAN MENIKAH
“Barang siapa menggembirakan hati istri, (maka) seakan-akan menangis takut kepada
Allah. Barang siapa menangis takut kepada Allah, maka Allah mengharamkan tubuhnya
dari neraka. Sesungguhnya ketika suami istri saling memperhatikan, maka Allah
memperhatikan mereka berdua dengan penuh rahmat.
Manakala suami merengkuh telapak tangan istri (diremas-remas), maka berguguranlah
dosa-dosa suami-istri itu dari sela-sela jarinya." HR Maisarah bin Ali dari Ar-Rafi' dari
Abu Sa'id Al-Khudzri r.a.) Juga dapat ditambahkan, bahwa Islam memberi nilai yang
tinggi bagi siapa yang telah menikah, dengan menikah berarti seseorang telah
melaksanakan SEPARUH dari agama Islam!, tinggal orang tsb berhati-hati
melaksanakan yang separuhnya lagi agar tidak sesat.
Rosul SAW bersabda:
“Barang siapa menikah, maka dia telah menguasai separuh agamanya, karena itu
hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi” (HR Al
Hakim).
Kehinaan melajang/membujang: “Orang yang paling buruk diantara kalian ialah yang
melajang (membujang)dan seburuk-buruk mayat (diantara) kalian ialah yang melajang
(membujang)" HR Imam, diriwayatkan juga oleh Abu Ya'la dari Athiyyah bin Yasar).

MANFAAT MENIKAH MUDA


“Menjaga kesucian fajr (kemaluan) dari perzinaan serta menjaga pandangan
mata.” (QS 24: 30-31).
“Dapat melahirkan perasaan tentram (sakinah), cinta (mawaddah) dan kasih
sayang (rahmah) dalam hati.” (QS 30:21).
“Segera mendapatkan keturunan, dimana anak akan menjadi Qurrata A'yunin
penyejuk mata, penyenang hati)” (QS 25:74)

Karena usia yang baik untuk melahirkan bagi wanita antara 20-30 tahun, diatas umur
tsb akan beresiko baik bagi ibu maupun sang baby. Memperbanyak ummat Islam.
Seperti yang dipesankan Rosul, beliau akan membanggakan jumlah ummatnya yang
banyak nanti di akhirat.

TATA CARA PERKAWINAN DALAM ISLAM


Islam telah memberikan konsep yang jelas tentang tata cara perkawinan berlandaskan
Al-Qur'an dan Sunnah adapun tahapan pelaksanaannya adalah :

1. Khitbah (Peminangan)

Risalah Pernikahan
8 -
Seorang muslim yang akan mengawini seorang muslimah hendaknya ia meminang
terlebih dahulu, karena dimungkinkan ia sedang dipinang oleh orang lain, dalam hal ini
Islam melarang seorang muslim meminang wanita yang sedang dipinang oleh orang
lain (Muttafaq 'alaihi). Dalam khitbah disunnahkan melihat wajah yang akan dipinang
(Hadits Shahih Riwayat Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi No. 1093 dan Darimi).

Pinangan dan adab-adabnya


(maroji’ : Ensiklopedia wanita muslimah by Haya Binti Mubarok Al Barik)
Adab-adab meminang yang harus dipatuhi adalah,
a. Melihat Wanita yang dipinang ( tapi jangan lama-lama yach.... ;)
Melihat wanita yang dipinang dimaksudkan untuk melangsungkan hubungan
kedua belah ppihak dan menguatkan tekad berumah tangga.
Rasulullah SAW bersabda :
“ Lihatlah dia, karena sesungguhnya hal itu lebih menjamin untuk
melangsungkan hubungan kalian berdua”
Dalam melihat wanita yang akan dipinang, seorang peminang harus memenuhi
ketentuan adab berikut ini :
- Tidak boleh melihat wanita yang dipinang kecuali setelah mengambil
kepastiannya untuk menikah
- Tidak boleh melihat wanita pinangan kecuali wajah dan kedua tangannya
- Boleh melihat berkali-kali selama belum jelas
- Boleh kedua belah pihak melakkukan pembicaraan didalam majelis
peminangan
- Tidak boleh berjabat tangan dengan wanita pinangan
- Tidak boleh berkhalwat dengan wanita pinangan dan harus ada mahramnya
setiap kali bertemu dan berkunjung

b. Tidak meminang wanita yang sudah dipinang


Rasulullah SAW bersabda :
“ Janganlah seseorang meminang pinangan saudaranya, sehingga peminang itu
meniggalakannya atau mengizinakannya “ (HR. Bukhari)

2. Aqad Nikah
Dalam aqad nikah ada beberapa syarat dan kewajiban yang harus dipenuhi :
a. Adanya suka sama suka dari kedua calon mempelai.
b. Adanya Ijab Qabul.
c. Adanya Mahar.
d. Adanya Wali.
e. Adanya Saksi-saksi.
Dan menurut sunnah sebelum aqad nikah diadakan khutbah terlebih dahulu yang
dinamakan Khutbatun Nikah atau Khutbatul Hajat.

Risalah Pernikahan
9 -
Mahar
(masih dalam buku yang sama)
Mahar ialah harta, sedikit atau banyak yang diberikan calon suami kepada calon istrinya
sebagai penghormatan kepadanya, pelepas kespiannya, pemenuhan terhadap insting
ingin memiliki yang aad padanya dan tunjangan baginya untuk berpindah menuju
kehidupan rumah tanga sehingga ia merasa meilki sesuatu yang menggembirakan.
Allah SWT berfirman :
“Dan berikanlah kepada para wanita mahar-mahar mereka sebagai suatu pemberian “
(Qs. An Nisa :4)
Rasulullah SAW bersabda :
“Wanita yang paling banyak barokahnya adalah mereka yang paling mudah maharnya (
HR. Ahmad & Baihaqi)

Akad Nikah dan Hukum-hukumnya


(masih dalam buku yang sama)
Setelah seorang peminang meilih siapa “teman” dan pasangan hidupnya, berdasarkan
nilai-nilai islam, maka ia memulai tahapan positif dan selanjutnya yaitu akad nikah.
Akad nikah maksudnya ialah halalnya bersenang-senang antara pihak istri dan suami
secara syar’i, untuk mendapatkan ketenangan jiwa, melahirkan keturunan yang shaleh
dan bekerja sama membangun keluarga dan pendidikan anak.
Akad ini tidak sah kecuali dengan ijab qabul. Ijab adalah ucapan yang keluar, lebih awal
dari salah seorang yang melakukan akad, seperti ucapan ayah istri: “ Aku nikahkan
engkau dengan anak perempuanku fulanah” atau ucapan suami: “Nikahkanlah
aku dengan anak perempuanmu fulanah”
Qaubl ialah ucapan yang keluar setelah Ijab, dari salah seorang yang melakuakan akad,
seperti calon suami berkata kepada ayah calon istri setelah ijab : “Aku terima
pernikahan anak perempuanmu” atau aayah calon istri berkata kepada suami
setelah ijab “Aku telah nikahkan engkau dengan anak perempuanku Fulanah”
Islam membuat persyaratan ijab qabul sebagai bukti kerelaan dari kedua belah pihak,
karena kerelaan merupakan masalah batin yang tidak dapat diketahui kecuali melalui
pengungkapan ijab qabul

3. Walimah
Walimatul 'urusy hukumnya wajib dan diusahakan sesederhana mungkin dan dalam
walimah hendaknya diundang orang-orang miskin. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda tentang mengundang orang-orang kaya saja berarti makanan itu
sejelek-jelek makanan.
Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Artinya : Makanan paling buruk adalah makanan dalam walimah yang hanya
mengundang orang-orang kaya saja untuk makan, sedangkan orang-orang

Risalah Pernikahan
10 -
miskin tidak diundang. Barangsiapa yang tidak menghadiri undangan walimah,
maka ia durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya". (Hadits Shahih Riwayat Muslim
4:154 dan Baihaqi 7:262 dari Abu Hurairah).

Sebagai catatan penting hendaknya yang diundang itu orang-orang shalih, baik kaya
maupun miskin, karena ada sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam :
"Artinya : Janganlah kamu bergaul melainkan dengan orang-orang mukmin dan
jangan makan makananmu melainkan orang-orang yang taqwa". (Hadist Shahih
Riwayat Abu Dawud, Tirmidzi, Hakim 4:128 dan Ahmad 3:38 dari Abu Sa'id Al-
Khudri).

PELAKSANAAN WALIMAH
Setiap muslim pasti ingin melaksanakan ibadahnya secara sempurna. Berkaitan dengan
pernikahan Islami, maka ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian agar tidak
menyalahi rambu-rambu syari'at Islam. Mulai dari perencanaan sampai saat
pelaksanaan Walimatul 'Ursyi (resepsi pernikahan).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan:


a. Kartu Undangan. Kartu ini berfungsi untuk menyampaikan undangan kepada orang
lain guna menghadiri walimah. Sejalan dengan fungsi tersebut, maka tidak selayaknya
jika kartu itu berubah fungsi menjadi sarana riya' dan mubadzir. Sesungguhnya ayat-
ayat Allah merupakan hiasan yang maha indah dan bermakna.
b. Gaun Pengantin. Pernikahan merupakan hari yang istimewa bagi seseorang. Maka
selayaknya dibuat/dipilih gaun pengantin yang tetap berpegang pada syariat Islam,
bukan tradisi dan kemewahan. Merias pengantin harus sesuai dengan syari’at Islam,
untuk wanita dengan menggunakan riasan yang tampak warnanya deng sedikit
mengeluarkan wangi.
c. Undangan. Rasulullah bersabda: "Makanan yang paling buruk adalah makanan
dalam walimah yang dihadiri oleh orang-orang kaya dan tidak mengundang orang
miskin". (H.R Muslim & Baihaqi). Maka bukanlah tindakan arif apabila kita hanya
mengutamakan orang kaya dan mengabaikan orang fakir miskin.
d. Pemisahan antara tamu pria dan wanita. Kehadiran tamu dalam acara walimatul
'ursy sebaiknya dipisah agar tidak bercampur baur (ikhtilat) antara pria dan wanita. Hal
ini dimaksudkan untuk menghindari timbulnya fitnah. Firman Allah SWT: "Katakanlah
kepada laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangan matanya dan
memelihara kemaluannya, yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (Q.S An Nuur : 30).
Hikmah tidak bercampur baurnya tamu pria dan wanita adalah untuk menghindari 'zina
mata' dan 'zina hati' . Allah berfirman: "Janganlah kamu mendekati zina, karena hal itu
adalah perbuatan yang kotor dan keji" (Q.S Al Isra : 32). Perbuatan zina dalam
pandangan Islam tidak terbatas pada terjadinya persetubuhan antara pria dan wanita
yang bukan muhrimnya. Akan tetapi pandangan mata terhadap lawan jenis yang bukan
muhrimnya pun termasuk zina. Rasulullah SAW bersabda: "Dua mata itu bisa berzina
dan zinanya adalah melihat yang bukan muhrimnya". (HR. Bukhari).

Risalah Pernikahan
11 -
e. Hijab (penyekat). Untuk membantu kita menahan pandangan, maka diadakan
hijab antara pria dan wanita yang dapat berupa kain atau taman. Mengenai hal ini Al-
Qur'an menabadikan pernikahan agung Rasulullah SAW untuk memasang tabir. "…
apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi) maka
mintalah dari balik tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hati mereka(QS:Al
Ahzab : 33)
f. Menepis kemaksiatan dan hiburan merusak. Biasanya undangan yang hadir
dalam acara walimah bertemu dengan para sahabat yang berlama-lama ketika
menghadiri pernikahan Rasulullah SAW. "… tetapi jika kamu diundang, maka masuklah
kamu dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang
percakapan". (Q.S. Al Ahzab : 33). Segera mohon diri setelah selesai makan dan tidak
berjabatan tangan dengan mempelai putri bagi tamu pria dan sebaliknya.
g. Menghindari kemubadziran. …makan dan minumlah dan jangan berlebihan…'
(Q.S. 7 : 31).

Adab Menyambut Undangan


Adab menyambut undangan yang disyariatkan adalah Sebagai berikut :
a. berniat untuk memberikan kebahagiaan pada orang yang menghadiri walimah.
b. Disunatkan bagi para undangan yang menghadiri walimah mengucapkan :
“Allahumma ya Allah, ampunilah mereka, kasihanilah mereka dan limpahkanlah
keberkahan kepada mereka dalam rezeki yang Engkau karuniakan kepada
mereka (HR. Muslim)
c. menjauhi makan dan minum di tempat yang tebruat dari emas dan perak
d. meninggalkan walimah jika didalam walimah itu terdapat kemaksiatan dan tidak
mampu mengehntikannya
e. menjauhi ucapan jahiliyah seperti : “ semoga rukun damai dan murah rezeki”

Tali Temali Pengikat Perkawinan


(Source : Untaian Permata buat Anakku)
Tali Temali pengikat dan perekat perkawinan terdiri dari empat unsur, yaitu :
Pertama, Cinta
Ulama besar Ibn Hazm menulis dalam sebuah karangan yang berjudul Thauq Al
Hamamah (kalung merpati), beliau menulis : “ Cinta awalnya permainan dan akhirnya
kesungguhan, ia tidak dapat dilukiskan tetapi harus dialami agar tidak diketahui.
Agama tidak meolaknya dan syariatpun tidak melarangnya, karena hati ditangan Allah,
dan Allah –lah Muqqolibun Qulub (Pambolak Balik Hati)

Ya Allah...
Jika cinta itu adalah ketertawanan...
Tawanlah aku dengan cinta kepadaMu...
Agar tak ada lagi yang dapat menawanku...

Ya tuhan jika rindu itu adalah rasa sakit yang tak menemukan muaranya....
Penuhilah rasa sakitku dengan rindu kepadaMu....
Dan jadikanlah kematianku sebagai muara pertemuan denganMu....

Ya tuhan hatiku hanya cukup untuk satu cinta....

Risalah Pernikahan
12 -
Jika aku tak dapat mengisinya degan cinta kepadaMu...
Kemanakah wajahku hendak kusembunyikan dariMu ya Allah....

Kedua, Mawardah
Ada sesuatu diatas cinta yang seharusnya mengikat hubungan suami istri yaitu
Mawardah yang maksudnya berkisar pada kelapangan dada dan kekosongan jiwa dari
kehendak buruk. Ia adalah “cinta plus” karena yang ada didalam hatinya bersemai nilai
keikhlasan untuk meraih ridho nya Allah semata

Ketiga, Rahmah
Rahmah menghasilkan sifat kesabaran, murah hati, penyayang dalam rangka jalinan
perkawinan

Keempat, Amanah
Amanah berasal dari akar kata yang bermakna tentram. Istri adalah amanah dipelukan
sang suami dan suami pun amanah di pangkuan sang istri. Masing-masing merasa
aman dan percaya kepada pasagannya. Amanah dipelihara dengan mengingat Allah-
kesabaran, kekuasaan dan kemurahanNya. Ia dipelihara dengan melaksanakan
tuntunanNya. Siramilah amanah itu dengan Shalat dan kukuhkanlah dengan
berjema’ah bersama pasangan

Dan ..... ketika Kalbu berseru menjemput harapan,


"Manakah yang lebih indah dari pertautan dua hati,

Jikalau belum cukup kebendaan untuk kami,


Alloh janjikan kecukupan dari arah tak disangka....

Jikalau belum cukup kematangan pada diri kami,


Alloh 'kan didik kami dengan keluasan ilmu-Nya....

Jikalau  tekad belum cukup membaja,


Alloh telah kuatkan dengan niat mulia...
agar Rasululloh bangga dengan bilangan ummatnya....

Jikalau iman belum cukup terjaga,


Alloh sempurnakan separuh agama.....

Adakah yang lebih indah dari ungkapan syukur atas nikmat ilahiyah?
Telah Alloh pertautkan Adam dan Hawa....
Telah Alloh anugerahkan Yusuf bagi Zulaikha....
Telah Alloh bahagiakan Muhammad bersama Khadijah...
Telah Alloh satukan Ali dengan Fatimatuzzahra...

Jangankan lelaki biasa, nabipun terasa sunyi tanpa wanita. Tanpa mereka hati, fikiran,
perasaan lelaki akan resah. Masih mencari walaupun sudah ada segala-galanya. Apalagi
yang tidak ada di syurga, namun nabi Adam as tetap merindukan siti Hawa.

Kepada wanitalah lelaki memanggil ibu, istri atau putri. Dijadikan mereka dari tulang
rusuk yang bengkok untuk dilulruskan oleh lelaki, tetapi kalau lelaki itu sendiri yang tidak
lurus, tidak mungkin mampu hendak meluruskan mereka.

kenalkan mereka kepada Allah, Zat yang kekal, disistulah kuncinya.


Akal setipis rambutnya, tebalkan dengan ilmu hati
Hati serapuh kaca, kuatkan dengan iman
Perasaan selembut sutra, hiasilah dengan akhlak

Risalah Pernikahan
13 -
Adakah yang lebih indah dari pertautan ini,
Sedang Alloh, Rasul dan malaikat....Berkenan mempersaksikan.....

Manakah yang lebih membahagiakan,


Selain cinta dalam naungan Alloh,
selain kasih sayang dalam shaf Rasululloh?

Yaa muqolliban quluub tsabbit qolbi 'alaa diinik......


Wahai Dzat pembolak balik hati, tetapkanlah hatiku di atas jalanMu......

Tausiyah Dari Seorang Teman

Nasehat ini untuk semuanya....


Untuk mereka yang sudah memiliki arah.........
Untuk mereka yang belum memiliki arah.........
dan untuk mereka yang tidak memiliki arah.
nasehat ini untuk semuanya.......
Semua yang menginginkan kebaikan.

Saudaraku.............
Nikah itu ibadah....... Nikah itu suci..........
Memang nikah itu bisa karena harta,
bisa karena kecantikan,
bisa karena keturunan,
dan bisa karena agama.
Jangan engkau jadikan harta, keturunan -
maupun kecantikan sebagai alasan............
karena semua itu akan menyebabkan celaka.
Jadikan agama sebagai alasan........
Engkau akan mendapatkan kebahagiaan.

Saudaraku..........
Tidak dipungkiri . bahwa keluarga terbentuk karena cinta........
Namun...... jika cinta engkau jadikan sebgai landasan,
maka keluargamu akan rapuh, akan mudah hancur.
Jadikanlah " ALLAH " sebagai landasan......
Niscaya engkau akan selamat

Risalah Pernikahan
14 -
Tidak saja dunia, tapi juga akherat.......
Jadikanlah ridho Allah sebagai tujuan......
Niscaya Mawaddah (kasih), Sakinah (ketentraman)
dan Rahmah (sayang) akan tercapai.

Saudaraku...........
Lihatlah manusia ter-agung Muhammad saw....
tidak marah ketika harus tidur di depan pintu, beralaskan sorban, karena
sang istri tercinta tidak mendengar kedatangannya.
Tetap tersenyum meski tidak mendapatkan makanan tersaji dihadapannya
ketika
lapar......., Menjahit bajunya yang robek........

Saudaraku............
Jangan engkau terlalu cinta kepada istrimu.........
Jangan engkau terlalu menuruti istrimu......
Jika itu engaku lakukan akan celaka....
Engkau tidak akan dapat melihat yang hitam & yang putih,
tidak akan dapat melihat yang benar & yang salah.....
Lihatlah bagaimana Allah menegur " Nabi "-mu
tatakala mengharamkan apa yang Allah halalkan,
hanya karena menuruti kemauan sang istri.
Tegaslah terhadap istrimu.................
Dengan cintamu, ajaklah dia taat kepada Allah.......
Jangan biarkan dia dengan kehendaknya........
Lihatlah bagaimana istri Nuh dan Luth...........
Di bawah bimbingan manussia pilihan,
justru mereka menjadi penentang.....
Istrimu bisa menjadi musuhmu...........
Didiklah istrimu........
Jadikanlah dia sebagai Hajar, wanita utama -
yang loyal terhadap tugas dakwah suami, Ibrahim.
Jadikan dia sebagai Maryam, wanita utama -
yang bisa menjaga kehormatannya......
Jadikan dia sebagai Khadijah, wanita utama yang bisa mendampingi sang
suami
Muhammad saw menerima tugas risalah.....
Istrimu adalah tanggung jawabmu....
Jangan kau larang mereka taat kepada Allah.....
Biarkan mereka menjadi waniata shalilah....
Biarkan mereka menjadi hajar atau Maryam........
Jangan kau belenggu mereka dengan egomu...

Saudaraku.......
Jika engkau menjadi istri.........
Jangan engkau paksa suamimu menurutimu......
Jangan engkau paksa suamimu melanggar Allah ....

Risalah Pernikahan
15 -
siapkan dirimu untuk menjadi Hajar,
yang setia terhadap tugas suami.....
Siapkan dirimu untuk menjadi Maryam,
yang bisa menjaga kehormatannya....
Siapkan dirimu untuk menjadi Khadijah,
yang bisa mendampingi suami menjalankan misi.
Jangan kau usik suamimu dengan rengekanmu....
Jangan kau usik suamimu dengan tangismu....
Jika itu kau lakukan..... Kecintaannya terhadapmu -
akan memaksanya menjadi pendurhaka..........., jangan..........

Saudarau........
Jika engaku menjadi Bapak......
Jadilah bapak yang bijak seperti Lukmanul Hakim
Jadilah bapak yang tegas seperti Ibrahim
Jadilah bapak yang kasih seperti Muhammad saw
Ajaklah anak-anakmu mengenal Allah..........
Ajaklah mereka taat kepada Allah.......
Jadikan dia sebagai Yusuf yang berbakti.......
Jadikan dia sebagai Ismail yang taat.......
Jangan engkau jadikan mereka sebagai Kan'an yg durhaka.
Mohonlah kepada Allah.......... Mintalah kepada Allah,
agar mereka menjadi anak yang shalih.....
Anak yang bisa membawa kebahagiaan.

Saudaraku........
Jika engkau menjadi ibu....
Jadilah engaku ibu yang bijak, ibu yang teduh....
Bimbinglah anak-anakmu dengan air susumu....
Jadikanlah mereka mujahid.........
Jadikanlah mereka tentara-tentara Allah.....
Jangan biarkan mereka bermanja-manja.....
Jangan biarkan mereka bermalas-malas..........
Siapkan mereka untuk menjadi hamba yang shalih....
Hamba yang siap menegakkan Risalah Islam.

Risalah Pernikahan
16 -
Pelaksanaan Acara :
Khitbah, Akad nikah & Walimatul Ursy
"Artinya : Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada
(hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ?". (Al-Maaidah : 50).
&

"Artinya : Barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi". (Ali-Imran : 85).

Khitbah (Peminangan)
Dengan mengucapkan lafadz Basmalah dan hamdalah Insya Allah Khitbah Akan
dilaksanakan pada Sabtu, 8 Juni 2002
(Ukh tolong dilengkapi/cari info apa saja yang harus diserahkan saat itu, setahu ana sih
(mahar (ukh maunya apa ?, tapi sebesar itulah penghasilan ana, masih ingat
khan) + hadiah (kalo ada) + biaya pernikahan) untuk biaya pernikahan ana usul untuk
diberikan mendekati hari H, soalnya ana harus kumpulkan dulu dikit – dikit atau tolong
bicarakan sama mama/papa).
Yang akan hadir keluarga ana + 2 keluarga kakak ibu ana + teman dekat bias hadir
hanya hari minggu . (Mengenai format acaranya tolong cari info pada yang pernah
melaksanakannya.)

Pertama untuk mahar....


Hmm...setelah semalam aku dengar jawaban dari antum bout mahar yang aku
minta ....honestly awalnya aku dikit kecewa dengan jawaban antum... aku hanya ingin
a special thing in our special day.... tapi setelah aku renungi lagi ...hmm..ternyata
sepertinya memang cukup berat yach.... aku juga jadi agak khawatir bila hal tersebut
nantinya malah menghambat prosesi acara kita nanti... soalnya di beberapa acara akad
nikah yang aku ikuti...sepertinya untuk mengucapkan sebuah qabul saja tidaklah
mudah (mungkin karena nervous yach) .... jadi...kupikir...surat Arrahman buatku itu
ba’da acara itu azza yach.... ^_^

trus tentang pengganti surat Arrahman hmm.... afwan akhie.... bukannya aku tidak
ikhlas dan ridho.... tapi entah kenapa.... permintaan antum atas pengganti mahar yang
satu itu tidak juga bisa menempati hati ini.... aku coba...tapi it’s too hard....afwan
yach....

dan....setelah meminta pertimbangan mama....juga setelah aku baca buku ensiklopedia


muslimah (baru azza aku baca bout mahar tsb), hmm...afwan yach.... hmm...jika ga’
keberatan....may i ask u a little ring for me... just a little one....

Risalah Pernikahan
17 -
alasanku selain dari yang disebutkan didalam buku itu adalah sebagai tanda dan
supaya orang tau bahwa aku sudah menjadi milik antum ... jadi biar yang ngantri pada
segera bubar....(hehe...afwan ...becanda ding...;)
tapi...bila hal tersebut tidak memberatkan yach....maaf....

kedua..bout biaya pernikahan....mama bilang ga’ papa ....:)

trus...tentang format acara kitbah nanti.... aku masih tunggu draft dari antum....

Aqad Nikah
Insya Allah Akad Nikah akan dilaksanakan pada hari Jum’at, 27 Rajab 1423 H/4
Oktober 2002), Tempat :…………, (susunan acaranya, jumlah panitia dll dibahas panitia
teknis). Tolong dilengkapi

Kalo’ dari papa kepinginnya acara akad dilangsungkan dirumah saja.....

Walimah
Persiapan yang diperlukan :
1. Pembentukan panitia teknis
Panitia teknis pernikahan dengan lima divisi (klo perlu tambahkan saja) yang meliputi :
o Seksi acara, undangan dan komsumsi. 
o Seksi dokumentasi, ijin pesta, surat nikah, kado dan sebagainya. 
o Seksi gedung, sound system, dekorasi, lampu dan pelaminan. 
o Seksi protokoler, pagar ayu dan buku tamu. 
o Seksi keuangan (lebih baik dari keluarga sendiri) 
2. Hari & Tempat resepsi
Insya Allah, 27 Rajab 1423 H/4 Oktober 2002 di Aula Kemala Kampus Esa
Unggul, Ba’da Jum’at s/d 16:30 WIB.
3. Kartu Undangan (Ukh, ana setuju – setuju saja mengenai bentuknya tapi memang
ana punya contoh yang sangat sederhana, tapi lebih baik Ukh saja yang pilih,
usualy lady, have more sence of art)

Akhie...nie aku da’ dikit design untuk draft undangan....tulung dikoreksi yach...
Lembar 1.

Ya Allah....Engkau mengetahui bahwa hati ini telah berhimpun dalam cintaMu, telah
berjumpa dalam taat padaMu,

Risalah Pernikahan
18 -
Maka tengadah jemari kehadiratMu atas diperkenankannya menuntun titian lembaran
hidup baru
Bagi putra putri kami :

...............
dengan
...............

Untuk mengikuti Sunnah RasulMu, mengikat Mitsaqon Gholizon( Perjanjian yang kekal),
menyingkap Mawardah, warohmah dalam Rumah tangga yang sakinah

Akad Nikah ....................


Hari ..................................................
Pukul............
Tempat ...........................

Lembar 2.

Bismillahirahmanirrahiim
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarakatuh

Ya Illahi Rabbi....Penguasa kalbu, persatukanlah putra putri kami dalam satu ikatan suci
yang Engkau muliakan,
Serta ridhoilah kami untuk mengungkapkan rasa bahagia ini dalam acara Walimatul
Ursy putra putri kami tercinta
Yang Insya Allah akan diselenggarakan pada :

Hari ..........................
Pukul ................
Bertempat .................................
...........................

Betapa indah kebahagiaan terpatri dalam kalbu kami, bila Bapak/Ibu/Saudara/i,


Berkenan hadir untuk turut menabur doa restu pada pernikahan putra putri kami
tercinta

Terima kasih tak terhingga kami tuangkan dalam doa


Jazakumullah khairan katsira, Allahlah sebaik-baik pemberi balasan

Wassaalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Risalah Pernikahan
19 -
4. Gaun Pengantin (idem sama yang diatas)
5. Undangan
Klasifikasi orang yang mau diundang siapa saja : pada saat akad dan resepsi
Ingat Ukh, pernah punya niat mau ngundang anak – anak yatim kan ? don’t
forget them, for other, discussion with your pap & mom
6. Pemisahan antara tamu pria dan wanita.
Itu harus!!!! (ok, sis)
7. Hijab (penyekat)
Mengenai apa bentuknya, taman/kain/standing board/other lihat saja nanti
kemungkinannya yang paling mungki, tapi pemanen tak dapat dipindah – pindah
saat acara berlangsung

Layout posisi pembagian tamu pria dan wanita

PodiumTempat mempelai

M M
E E
J J
A A
AREAL AREAL
M TEMPAT TEMPAT M
A DUDUK DUDUK A
K K
A A
N N

Penerima Tamu + Information Center

Jalur Lintasan Tamu Ikhwan dan Akhwat

Risalah Pernikahan
20 -
Karena tamu sudah dipisah maka untuk memudahkan pemberian ucapan selamat
sebaiknya :
a. Pelaminan mempelai pun dipisah, agar tidak terjadi lalulalang dari arah
kanan dan kiri podium yang dapat saja mengakibatkan tabrakan jalur.
b. Kalau ada keluarga dekat yang ingin memberi selamat (it,s Ok lah tinggal
geser/persilahkan saja saudara dekat tsb menghampiri mempelai. Untuk
selain itu sebaiknya jangan.
c. Karena posisi pendamping (orang tua) mempelai pria dengan orang tua
wanita dan pria maka akan memungkinkan terjadinya pemahaman dan
pendekatan yang lebih intensif antara kedua orang tua, begitupun dengan
fihak mempelai wanita.
d. Tidak terlalu banyak bersalam dengan yang tidak berkompeten sehingga
kemungkinan ‘zina’ lebih sedikit terjadi, dan mempertipis tebal tangan pun
dapat dihindari (enggak becanda doang, apus aja)
e. Untuk mempermudah pada saaat pemotretan keluarga dan pemberian
ucapan selamat oleh fihak VIP, pemisah mempelai sebaiknya dari benda
yang removeable (pot kembang tinggi, janur kuning pot, taman pot, dll)
f. Membuka wacana dan gagasan serta menumbuhkan ide – ide yang baik
untuk berbisnis spesial setting tempat mempelai pria dan wanita secara
Islami.
g. Dengan persiapan yang matang insya Allah ketidak teraturan dapat
diminimalisasi.

Layout posisi mempelai Wanita dan Pria

MP MW
OT OT OT OT

Keterangan :
MP : mempelai pria
MW : mempelai wanita
OT : orang tua
8. Menepis kemaksiatan dan hiburan merusak
Ana punya kenalan group nasyid, and siapain aja kaset nasyid.(atau berikan
kesempatan kepada siapa saja yang hendak berinfak tausiyah baik lewat puisi,
nasyid, ceramah atau dll) ana pernah mengalaminya di Sumedang about 1,5 year
ago.
9. Menghindari kemubadziran
Jumlah orang yang akan diundang (………… orang), karena akan berhubungan
dengan konsumsi yang akan dipesan.

Risalah Pernikahan
21 -
(Ukh, semua ini kita coba sampaikan kepada kedua orang tua kita, setelah itu Allah melihat
dan menentukan berhasil tidaknya usaha kita)

SCHEDULE TIME PERSIAPAN ACARA

Acara & JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OK


Persiapan
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
Persiapan
ruhiah
Khitbah

Akad Nikah dan Walimatul Ursy


Pembentukan
panitia
pelaksana
Persiapan
Acara
Persiapan
Undangan
Persiapan
Konsumsi  
ijin pesta
(tempat resepsi)

Surat nikah

Akad Nikah

* kalau dirasa ada yang tidak sesuai atau kurang tolong dikoreksi

Risalah Pernikahan
22 -
Penutup

"Artinya : Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-
istri dari jenismu sendiri, supaya kamu hidup tentram bersamanya. Dan Dia (juga) telah
menjadikan diantaramu (suami, istri) rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir".
(Ar-Ruum : 21).
&

"Artinya : Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan yang
menyejukkan hati kami, dan jadikanlah kami Imam bagi orang-orang yang bertaqwa".
(Al-Furqaan : 74)

Dengan segenap cinta aku kirimkan untuk calon Ummahatul mu'minin nan tengah
menggapai mardathilah Perempuan yang rindukan derajat mar'ah sholehah.....

UNTUK ISTRI
(Sebuah Syair Renungan Singkat Bagi Wanita)

Pernikahan ataupun perkawinan,


Membuka tabir rahasia,

Suami yang menikahi kamu,


Tidaklah semulia Muhammad,
Tidaklah setakwa Ibrahim,
Pun tidak setabah Ayub,
Atau pun segagah Musa,
apalagi setampan Yusuf

Justeru suamimu hanyalah pria akhir zaman,


Yang punya cita-cita,
Membangun keturunan yang soleh .......
Pernikahan ataupun Perkawinan,
Mengajar kita kewajiban bersama,

Risalah Pernikahan - 23
Suami menjadi pelindung, Kamu penghuninya,
suami adalah Nakoda kapal, Kamu navigatornya,
Suami bagaikan balita yang nakal, Kamu adalah penuntun
kenakalannya,
Saat Suami menjadi Raja, Kamu nikmati anggur
singasananya,
Seketika Suami menjadi bisa, Kamu lah penawar obatnya,
Seandainya Suami masinis yang lancang, sabarlah
memperingatkannya..

Pernikahan ataupun Perkawinan,


Mengajarkan kita perlunya iman dan takwa,
Untuk belajar meniti sabar dan redha,
Karena memiliki suami yang tak segagah mana,
Justeru Kamu akan tersentak dari alpa,

Kamu bukanlah Khadijah,


yang begitu sempurna di dalam menjaga
Pun bukanlah Hajar,
yang begitu setia dalam sengsara
Cuma wanita akhir zaman,
Yang berusaha menjadi solehah.....
Amin.

UNTUK SUAMI
(Sebuah Syair Renungan Singkat Bagi Laki-laki)

Pernikahan atau perkawinan,


Menyingkap tabir rahasia.

Isteri yang kamu nikahi,


Tidaklah semulia Khadijah,
Tidaklah setaqwa Aisyah,
Pun tidak setabah Fatimah.

Justru Isteri hanyalah wanita akhir zaman,


Yang punya cita-cita, Menjadi solehah...
Pernikahan ataupun perkawinan,
Mengajar kita kewajiban bersama.

Isteri menjadi tanah, Kamu langit penaungnya,


Isteri lading tanaman, Kamu pemagarnya,
Isteri kiasan ternakan, Kamu gembalanya,
Isteri adalah murid, Kamu mursyidnya,
Isteri bagaikan anak kecil, Kamu tempat bermanjanya,
Saat Isteri menjadi madu, Kamu teguklah sepuasnya,
Seketika Isteri menjadi racun, Kamulah penawar
bisanya,
Seandainya Isteri tulang yang bengkok, berhatilah
meluruskannya,

Risalah Pernikahan - 24
Pernikahan ataupun perkawinan,
Menginsafkan kita perlunya iman dan taqwa,
Untuk belajar meniti sabar dan ridha,
Karena memiliki Isteri yang tak sehebat mana,
Justeru kamu akan tersentak dari alpa,

Kamu bukanlah Rasulullah,


Pun bukanlah Saidina Ali Karamaullahhuwajah,
Cuma suami akhir zaman,
Yang berusaha menjadi soleh.....

Amin...

Risalah Pernikahan - 25
Tantangan Tahun Pertama Pernikahan

Tahun-tahun pertama perkawinan adalah masa-masa penyesuaian pasangan


dalam meleburkan kepentingan dua kepala dan individu menjadi satu
kepentingan atas nama bersama. Di masa ini pasangan memiliki persepsi serba
positif mengenai konsep pernikahan. Sikap positif thingking menjadi dasar setiap
pasangan dalam mewujudkan kehidupan perkawinan yang ideal seperti yang
mereka bayangkan.

Masa-masa pernikahan juga bisa menjadi masa-masa penuh cobaan karena


penyesuaian awal ini butuh pengorbanan. Jika berhasil, pasangan akan
memasuki tahap berikutnya dengan landasan yang lebih kokoh. Sebaliknya, jika
gagal menyesuaikan diri dan menghabiskan banyak energi untuk memahami
atau menuntut pasangan agar sesuai dengan harapan, maka perkawinan akan
disibukan dengan hal-hal kecil. Kalau dibiarkan akan menjadi besar.

Bagaimana melewati cobaan yang lebih berat di tahun-tahun mendatang, jika


pada masa awal saja pasangan tidak saling mendukung. Banyak sekali hal-hal
yang dapat menjadi hambatan di tahun-tahun pertama perkawinan. Mulai dari
pembagian tanggung jawab rumah tangga, alokasi keuangan, hingga ke masalah
sosialisai dengan keluarga besar pasangan.

Dengan mengenali sumber konflik dan tantangan pertama tahun perkawinan,


disarankan agar pasangan bisa melakukan introspeksi diri dan segera kembali ke
konsep awal pernikahan. Tantangan itu hendaknya justru memperkuat
kehidupan rumah tangga untuk memasuki tahap berikutnya yang tak kalah
menantang dan bukannya menggoyahkan ikatan.

Tantangan-tantangan yang akan dihadapi adalah seperti:


Sukar melepaskan gaya hidup lajang
Banyak individu yang memasuki gerbang rumah tangga dengan pemahaman
bahwa pasangannya akan memahami gaya hidupnya saat melajang. Sebaiknya
saling terbuka membicarakan sejauh mana batas toleransi terhadap kebiasaan
dan hobby masing-masing.

Ekspektasi berlebih
Umumnya pasangan yang baru menikah membayangkan kehidupan yang serba
indah dan pasangan bersikap serba sempurna dalam menjalani hidup berumah
tangga. Seseorang terpaksa menahan kecewa, karena pasangannya yang dulu ia
bayangkan saat masih pacaran ternyata berbeda dengan setelah menikah.
Jangan berharap terlalu tinggi terhadap pasangan, karena akan kecewa dan
putus asa jika arapannya tak terpenuhi. Sebaiknya menerima kenyataan yang
ada. Anggaplah kekurangan itu sebagai anugrah dan tantangan bagi kita untuk
mengimbanginya dengan kelebihan kita.

Sukar menyatukan pendapat


Tak sedikit pasangan yang baru menikah menghabiskan waktu berduanya
dengan berargumentasi membicarakan hal-hal yang tak terlalu penting. Saat
baru menikah pasangan masih mempertahankan egonya masing-masing.
Sebelum menikah mereka bertindak memutuskan sendiri. Namun setelah
menikah semua keputusan diambil harus dengan kesepakatan bersama. Tidak
ada salahnya bila masing-masing belajar berkompromi dan mengalah demi
kesenangan yang lain.
Sulit beradaptasi
Tingkat keluasan bersosialisasi seseorang berbeda-beda. Ada yang mudah
masuk kelingkungan yang lebih besar tapi ada juga yang tidak. Bila seseorang
sulit membaur dengan keluarga pasangannya, sebaiknya si suami/isteri memberi
pengertian kepada pasangannya, bahwa keluarganya adalah keluarga
pasangannya juga. Sebaiknya pasangan juga tidak terlalu menuntut adaptasi
secepat kilat dari pihak yang lain. Bagaimanapun lingkungan baru yang besar
membutuhkan perjuangan sendiri untuk bisa masuk ke dalamnya.

Uangku, uang kita


Pasangan yang berkarir sebelum menikah mengalami banyak benturan
mengenai keuangan bersama setelah memasuki gerbang rumah tangga.
Keuangan rumah tangga modern yang makin fleksibel sebenarnya jauh
memudahkan pasangan yang sama-sama berpenghasilan sendiri untuk
berkompromi. Tinggal pilih, mau tabungan bersama atau pembagian
pembiayaan rumah tangga berdasarkan pos-posnya.

Terusik masa lalu


Setelah menikah, sebaiknya masa lalu disimpan didalam hati saja. Bila bagian
dari masa lalu kembali mengusik setelah kita berumah tangga, yang harus
diingat adalah tanggung jawab terhadap komitmen pernikahan dengan
pasangan. Biarlah masa lalu menjadi kenangan dan mulailah masa kini dengan
harapan baru menuju masa depan yang bahagia. (pernikahan.com)

Menjadi Sahabat Bagi Pasangan Hidup


Pada waktu baru menikah, Yanuar merasa senang bila mengajak Hani, istrinya,
bicara. Cara Hani mendengarkan dengan penuh perhatian membuat Yanuar
boleh betah berlama-lama bicara dengan Hani. Lima tahun kemudian ketika
mereka sudah dikarunia dua orang jundi yang lucu, segalanya terasa berubah
bagi Yanuar. Ketika Yanuar mengajaknya bicara, yang terjadi justru Hani yang
kemudian bicara panjang lebar soal urusan rumah tangga mereka tanpa
memberi kesempatan Yanuar bicara. Padahal sebetulnya, Yanuarlah yang gatal
kepingin bicara. Semenjak itu Yanuar jadi malas bicara dengan Hani.

Lain lagi bagi Nadia. Belakangan ini Nadia sering kesal dengan Arman,
suaminya. “Habis maunya dia, sayalah yang harus menyenangkan dia terus
menerus sebagai istri yang taat kepada suami. Memasakkan nasi goreng,
memijitkan kaki yang capek, dan macam-macam lagi. Dia tidak seperti dulu lagi.
Sekarang Mas Arman seolah tidak mau tahu kalau saya butuh disenangkan,
“gerutu Nadia. Toh Nadia cuma mengeluh tanpa ada penyelesaian. “Kalau dia
memang suami yang baik, mestinya dia `kan tahu apa yang saya perlukan,”
kilah Nadia.

Setelah sekian lama berumah tangga, baik Yanuar maupun Nadia tiba-tiba
seperti tersadar bahwa ternyata pasangan hidup mereka tidak sesuai dengan
gambaran ideal yang dulu pernah didambakan. Manisnya kehidupan rumah
tangga di awal pernikahan mulai luntur seiring dengan berjalannya waktu dan
makin beragamnya problema rumah tangga. Mulai dari masalah pekerjaan,
pengaturan keuangan, anak yang nakal atau sakit, dan sebagainya. Walhasil
perhatian terhadap pasangan menjadi berkurang. tanpa disadari perasaan cinta
mengalami degradasi menjadi prioritas kesekian dalam kehidupan rumah tangga
seiring meningkatnya irama kerja dan kebutuhan rumah tangga. Kehidupan
rumah tangga menjadi kering dan terjebak dalam rutinitas yang membosankan
tanpa makna. Apalagi ketika salah satu pihak merasa terabaikan. “Kok, saya
terus yang menyenangkan dia, ya? Atau kalau saja Hani punya sedikit waktu
dan kesabaran untuk mendengarkan saya.”
Perasaan seperti itu bila terus dibiarkan tanpa ada penyelesaian, tidak mustahil
bisa menggerogoti keharmonisan rumah tangga, tak terkecuali rumah tangga
pasangan Muslim yang sejak awal mempunyai komitmen bersama untuk
membentuk keluarga sakinah ma waddah wa rahmah. Mengingat hal tersebut
adalah sesuatu hal yang manusiawi. Meski begitu hendaknya kita mesti waspada
terhadap kerikil-kerikil yang bertebaran atau awan kelabu yang harus disibakkan
dalam perjalanan mengarungi bahtera rumah tangga. Lalu apa yang sebaiknya
dilakukan bila kita berada dalam situasi yang tidak menyenangkan dalam
kehidupan perkawinan?

Berpikir realitas
Semua orang menginginkan agar bisa bahagia dalam pernikahan yang
diharapkannya berlangsung sekali saja seumur hidup hingga tua nantinya.
Ketika dua pribadi yang berbeda disatukan dalam satu ikatan pernikahan yang
disebut sebagai mitsaqan ghalizha atau perjanjian yang kokoh, maka kepada
dua pribadi tersebut ditimpakan suatu amanah yang akan dimintai
pertanggungjawabannya di akherat kelak. Kepada suami istri juga merupakan
kewajiban bersama untuk menjaga dan memupuk kasih sayang dalam rumah
tangga agar bisa berlangsung harmonis dan langgeng.

Adalah wajar apabila masing-masing pihak menaruh harapan besar kepada


pasangannya, karena sebelumnya telah meyakini untuk memilihnya sebagai
pendamping hidup. Namun seiring dengan waktu, semakin hari semakin
mengenali kekurangan dan kelemahan pasangan, disamping kelebihan-kelebihan
yang dimilikinya, karena memang di dunia ini tidak ada manusia yang
sempurna.
Meski begitu, tak urung terjadi kekecewaan-kekecewaan karena adanya
kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Dan terjadilah masalah. Dalam
batas yang masih bisa ditoleransi, dalam arti bukan merupakan pertentangan
yang prinsip, memang diperlukan suatu kesabaran, kedewasaan, serta
kelapangan hati untuk berpikir realistis dan berusaha menerima pasangan kita
sebagaimana dia adanya. Sedikit demi sedikit membenahi hal-hal yang bisa
diubah dengan kerelaan hati, tetapi juga berusaha menerima kekurangan-
kekurangan yang memang tak dapat kita ubah.

Menjalin komunikasi
Suatu perubahan yang kita inginkan dan kita harapkan sebenarnya tidak akan
terlalu sulit apabila segala sesuatu bisa kita komunikasikan dengan pasangan
hidup kita. Pernikahan harus dipertahankan dengan komunikasi. Karena dengan
komunikasi kita dapat mengetahui apa yang didinginkan dan yang tidak
diinginkan oleh pasangan.

Tak sedikit suami atau istri yang mengeluh, tidak tahu persis apa yang
diinginkan oleh pasangannya. Pihak istri mengharap suami tahu sendiri
keinginan istri, sementara sumi menginginkan istri memenuhi keinginan suami
tanpa harus diminta. Kehidupan perkawinan diisi dengan permainan tebak-
tebakan dan menghabiskan waktu.
Hambatan dalam komunikasi biasanya memudahkan munculnya suatu konflik.
Sebabnya setiap ganjalan di hati pasangan tidak segera diselesaikan tetapi
hanya ditebak-tebak sehingga mudah pula timbul prasangka buruk. Masalah
sederhana menjadi lebih berat lagi untuk kemudian menjadi bom waktu yang
memicu pertengkaran. harapan tinggi yang tak pernah disampaikan tidak akan
mendapat respon apa-apa karena memang pasangannya tidak seperti yang
diharapkan. Timbullah pikiran-pikiran negatif.

Dialog yang Bersahabat


Sesungguhnya kebahagiaan rumah tangga adalah sisi kebahagiaan terpenting
dalam kehidupan manusia. Anggota keluarga khususnya pasangan hidup sebagai
orang yang paling dekat dengan kita adalah manusia yang paling berhak
diperlakukan dengan ma'ruf. Allah swt berfirman dalam surah An Nisa' ayat
19,”Dan bergaullah dengan mereka dengan cara yang ma'ruf.” Ma'ruf adalah
setiap pemberi sikap yang baik yang diajarkan oleh agama dan akal. Salah satu
perwujudan dari ma'ruf adalah mengupayakan dialog yang bersahabat dalam
menyelesaikan segala persoalan kehidupan rumah tangga.

Dialog yang bersahabat adalah percakapn yang mengesankan antara sumi istri
untuk berbagi pengalaman, pikiran, dan perasaan dalam konteks pembicaraan
yang ramah, penuh kejujuran, dan keterbukaan. Masing-masing pihak saling
mendengarkan dengan intonasi bicara selalu tenang dan terjaga tanpa ada
tarikan suara emosional yang meninggi atau meledak-ledak, serta tak ada niat
untuk menghakimi atau mengecilkan harga diri satu sama lain.

Sulitkah menciptakan percakapan yang mengesankan? Sebelumnya kita perlu


mencari timing atau waktu untuk sebuah pembicaraan yang kita inginkan. Jika
pasangan sedang sibuk bekerja, lebih baik tunggu sebentar atau mencari
kesempatan lain. Demikian pula bila pasangan baru pulang dengan wajah letih
dan murung, lebih baik tunggu sampai rileks kembali. Paling tidak diperlukan
seminggu sekali untuk saling mencurahkan isi hati atau setiap kali muncul
masalah atau ganjalan-ganjalan. Makin cepat masalah diselesaikan dalam arti
tidak menunda-nunda, akan makin baik hasilnya.

Pada prinsipnya, percakapan dapat dimulai dari mana saja serta bisa merupakan
obrolan ringan seperti membicarakan kejadian yang dialami di kantor,
menanyakan keadaan pasangan, dan sebagainya. Dari percakapan sederhana
kemudian bergulir pada masalah yang terjadi di keluarga, harapan, dan
pandangan masing-masing, ungkapan keinginan bersama tentang hobi,
pendidikan anak, peningkatan ekonomi, hubungan sosial, hingga hubungan
suami istri.

Mendengar aktif untuk memahami pasangan


Mendengar aktif adalah kesediaan untuk mendengar dan memahami secara
tulus apa yang dikatakan lawan bicaranya serta memberi respon atau reaksi
sesuai yang dibutuhkan. Baik istri maupun suami harus belajar menyatakan
keinginannya secara jelas. Dalam hal ini ketrampilan komunikasi memang
dipengaruhi oleh karakteristik bawaan seperti sifat pendiam atau pasif dan pola
kebiasaan yang sering dilakukan. Ada orang yang sejak kecil terbiasa
berkomunikasi terbuka dengan orang tuanya. Tapi ada juga yang selalu
menyimpan sendiri permasalahannya. Untuk itu masing-masing pihak harus
mencoba memahami karakter pasangannya. Siapa saja yang berkepentingan
lebih dulu hendaknya mencoba memulai percakapan. Kalau perlu dengan
melontarkan pertanyaan-pertanyaan pancingan.

Untuk mendukung proses mendengar aktif, perlu diciptakan suasana emosional


yang aman untuk berbagi perasaan dengan bersikap terbuka, siap menerima,
mendukung, dan menanggapi. Pada kebanyakan wanita, seringkali mereka
bercerita bukan lantaran ingin dinasehati, tapi sekadar meringankan hati untuk
menumpahkan kekesalannya atau permasalahannya. Hal ini perlu diketahui oleh
para suami mengingat bagi pria, percakapan adalah sarana untuk mengenali
masalah, mendiskusikan pro dan kontranya, lalu menemukan jalan keluarnya.
Padahal bagi wanita, pendengar yang baik jauh lebih berharga daripada
segudang nasihat dan jalan keluar. Untuk itu menjadi pendengar yang baik
memang diperlukan kemauan dan kesabaran. Sedangkan pada kebanyakan
pria, topik utama pembicaraan mereka adalah pekerjaan sehingga mereka
sering menilai dirinya dari pekerjaan dan prestasinya. Dengan berbicara tentang
pekerjaan pula mereka mengungkapkan perasaannya. Apabila seseorang pria
mengeluh tentang kesulitan yang tengah ia hadapi di tempat kerjanya, besar
kemungkinan sebenarnya ia sedang mengeluh. “Saya khawatir apakah saya
mampu berkompetisi. Saya khawatir orang tidak akan menghargai saya lagi.
Lalu bagaimana sikapmu nanti? Apakah kamu akan menghilangkan
penghargaanmu terhadap saya?” (Tuti Handaya, SKM)

Wasiat Untuk kedua mempelai


"Ali berkata, Fathimah mengeluhkan bekas alat penggiling yang dialaminya. Lalu
pada saat itu ada seorang tawanan yang mendatangi Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam. Maka Fathimah bertolak, namun tidak bertemu dengan beliau. Dia
mendapatkan Aisyah. Lalu dia mengabarkan kepadanya. Tatkala Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam tiba, Aisyah mengabarkan kedatangan Fathimah
kepada beliau. Lalu beliau mendatangi kami, yang kala itu kami hendak
berangkat tidur. Lalu aku siap berdiri, namun beliau berkata. 'Tetaplah di
tempatmu'. Lalu beliau duduk di tengah kami, sehingga aku bisa merasakan
dinginnya kedua telapak kaki beliau di dadaku. Beliau berkata. 'Ketahuilah, akan
kuajarkan kepadamu sesuatu yang lebih baik daripada apa yang engkau minta
kepadaku. Apabila engkau hendak tidur, maka bertakbirlah tiga puluh
empat kali, bertasbihlah tiga puluh tiga kali, dan bertahmidlah tiga
puluh tiga kali, maka itu lebih baik bagimu daripada seorang
pembantu". (Hadits Shahih, ditakhrij Al-Bukhari 4/102, Muslim 17/45,
Abu Dawud hadits nomor 5062, At-Tirmidzi hadits nomor 3469, Ahmad
1/96, Al-Baihaqy 7/293)
Wahai Ukhti Muslimah !
Inilah wasiat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bagi putrinya yang suci,
Fathimah, seorang pemuka para wanita penghuni sorga. Maka marilah kita
mempelajari apa yang bermanfa'at bagi kehidupan dunia dan akhirat kita dari
wasiat ini.
Fathimah merasa capai karena banyaknya pekerjaan yang harus ditanganinya,
berupa pekerjaan-pekerjaan rumah tangga, terutama pengaruh alat penggiling.
Maka dia pun pergi menemui Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk
meminta seorang pembantu, yakni seorang wanita yang bisa membantunya.
Tatkala Fathimah memasuki rumah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, dia tidak
mendapatkan beliau. Dia hanya mendapatkan Aisyah, Ummul Mukminin. Lalu
Fathimah menyebutkan keperluannya kepada Aisyah. Tatkala beliau tiba, Aisyah
mengabarkan urusan Fathimah.
Beliau mempertimbangkan permintaan Fathimah. Dan, memang beliau
mempunyai beberapa orang tawanan perang, ada pula dari kaum wanitanya.
Tetapi tawanan-tawanan ini akan dijual, dan hasilnya akan disalurkan kepada
orang-orang Muslim yang fakir, yang tidak mempunyai tempat tinggal dan
makanan kecuali dari apa yang diberikan Rasulullah. Lalu beliau pergi ke rumah
Ali, suami Fathimah, yang saat itu keduanya siap hendak tidur. Beliau masuk
rumah Ali dan Fathimah setelah meminta ijin dari keduanya. Tatkala beliau
masuk, keduanya bermaksud hendak berdiri, namun beliau berkata. "Tetaplah
engkau di tempatmu". "Telah dikabarkan kepadaku bahwa engkau datang untuk
meminta. Lalu apakah keperluanmu?".

Fathimah menjawab. "Ada kabar yang kudengar bahwa beberapa pembantu


telah datang kepada engkau. Maka aku ingin agar engkau memberiku seorang
pembantu untuk membantuku membuat roti dan adonannya. Karena hal ini
sangat berat bagiku". Beliau berkata. "Mengapa engkau tidak datang meminta
yang lebih engkau sukai atau lebih baik dari hal itu ?". Kemudian beliau memberi
isyarat kepada keduanya, bahwa jika keduanya hendak tidur, hendaklah
bertasbih kepada Allah, bertakbir dan bertahmid dengan bilangan tertentu yang
disebutkan kepada keduanya. Lalu akhirnya beliau berkata. "Itu lebih baik
bagimu daripada seorang pembantu".

Ali tidak melupakan wasiat ini, hingga setelah istrinya meninggal. Hal ini
dikatakan Ibnu Abi Laila. "Ali berkata, 'Semenjak aku mendengar dari Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam, aku tidak pernah meninggalkan wasiat itu".
Ada yang bertanya. "Tidak pula pada malam perang Shiffin ?".
Ali menjawab. "Tidak pula pada malam perang Shiffin".
(Ditakhrij Muslim 17/46. Yang dimaksud perang Shiffin di sini adalah perang
antara pihak Ali dan Mu'awiyah di Shiffin, suatu daerah antara Irak dan Syam.
Kedua belah pihak berada di sana beberapa bulan)
Boleh jadi engkau bertanya-tanya apa hubungan antara pembantu yang diminta
Fathimah dan dzikir ?
Hubungan keduanya sangat jelas bagi orang yang memiliki hati atau pikiran
yang benar-benar sadar. Sebab dzikir bisa memberikan kekuatan kepada orang
yang melakukannya.

Bahkan kadang-kadang dia bisa melakukan sesuatu yang tidak pernah


dibayangkan. Di antara manfaat dzikir adalah :
1. Menghilangkan duka dan kekhawatiran dari hati.
2. Mendatangkan kegembiraan dan keceriaan bagi hati.
3. Memberikan rasa nyaman dan kehormatan.
4. Membersihkan hati dari karat, yaitu berupa lalai dan hawa nafsu.
Boleh jadi engkau juga bertanya-tanya, ada dzikir-dzikir lain yang bisa dibaca
sebelum tidur selain ini. Lalu mana yang lebih utama ? Pertanyaan ini dijawab
oleh Al-Qady Iyadh : "Telah diriwayatkan dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
beberapa dzikir sebelum berangkat tidur, yang bisa dipilih menurut kondisi,
situasi dan orang yang mengucapkannya. Dalam semua dzikir itu terdapat
keutamaan".
Secara umum wasiat ini mempunyai faidah yang agung dan banyak manfaat
serta kebaikannya. Inilah yang disebutkan oleh sebagian ulama :
Pertama
Menurut Ibnu Baththal, di dalam hadits ini terkandung hujjah bagi keutamaan
kemiskinan daripada kekayaan. Andaikata kekayaan lebih utama daripada
kemiskinan, tentu beliau akan memberikan pembantu kepada Ali dan Fathimah.
Dzikir yang diajarkan beliau dan tidak memberikan pembantu kepada keduanya,
bisa diketahui bahwa beliau memilihkan yang lebih utama di sisi Allah bagi
keduanya.

Pendapat ini disanggah oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar. Menurutnya, hal ini bisa
berlaku jika beliau mempunyai lebihan pembantu. Sementara sudah disebutkan
dalam pengabaran di atas bahwa beliau merasa perlu untuk menjual para
tawanan itu untuk menafkahi orang-orang miskin. Maka menurut Iyadh, tidak
ada sisi pembuktian dengan hadits ini bahwa orang miskin lebih utama daripada
orang kaya.
Ada perbedaan pendapat mengenai makna kebaikan dalam pengabaran ini.
Iyadh berkata. "Menurut zhahirnya, beliau hendak mengajarkan bahwa amal
akhirat lebih utama daripada urusan dunia, seperti apapun keadaannya. Beliau
membatasi pada hal itu, karena tidak memungkinkan bagi beliau untuk
memberikan pembantu. Kemudian beliau mengajarkan dzikir itu, yang bisa
mendatangkan pahala yang lebih utama daripada apa yang diminta keduanya".
Menurut Al-Qurthuby, beliau mengajarkan dzikir kepada keduanya, agar ia
menjadi pengganti dari do'a tatkala keduanya dikejar kebutuhan, atau karena
itulah yang lebih beliau sukai bagi putrinya, sebagaimana hal itu lebih beliau
sukai bagi dirinya, sehingga kesulitannya bisa tertanggulangi dengan kesabaran,
dan yang lebih penting lagi, karena berharap mendapat pahala.
Kedua
Disini dapat disimpulkan tentang upaya mendahulukan pencari ilmu daripada
yang lain terhadap hak seperlima harta rampasan perang.
Ketiga
Hendaklah seseorang menanggung sendiri beban keluarganya dan lebih
mementingkan akhirat daripada dunia kalau memang dia memiliki kemampuan
untuk itu.
Keempat
Di dalam hadits ini terkandung pujian yang nyata bagi Ali dan Fathimah.
Kelima
Seperti itu pula gambaran kehidupan orang-orang salaf yang shalih, mayoritas
para nabi dan walinya.
Keenam
Disini terkandung pelajaran sikap lemah lembut dan mengasihi anak putri dan
menantu, tanpa harus merepotkan keduanya dan membiarkan keduanya pada
posisi berbaring seperti semula. Bahkan beliau menyusupkan kakinya yang mulia
di antara keduanya, lalu beliau mengajarkan dzikir, sebagai ganti dari pembantu
yang diminta.

Ketujuh
Orang yang banyak dzikir sebelum berangkat tidur, tidak akan merasa letih.
Sebab Fathimah mengeluh letih karena bekerja. Lalu beliau mengajarkan dzikir
itu. Begitulah yang disimpulkan Ibnu Taimiyah. Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata.
"Pendapat ini perlu diteliti lagi. Dzikir tidak menghilangkan letih. Tetapi hal ini
bisa ditakwil bahwa orang yang banyak berdzikir, tidak akan merasa mendapat
madharat karena kerjanya yang banyak dan tidak merasa sulit, meskipun rasa
letih itu tetap ada".
Begitulah wahai Ukhti Muslimah, wasiat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang
disampaikan kepada salah seorang pemimpin penghuni sorga, Fathimah, yaitu
berupa kesabaran yang baik. Perhatikanlah bagaimana seorang putri Nabi dan
istri seorang shahabat yang mulia, harus menggiling, membuat adonan roti dan
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan rumah tangganya. Maka mengapa engkau
tidak menirunya ?

Wasiat Ayah Kepada Memepelai Putri


“Jagalah dirimu dari kecemburuan karena ia merupakan kunci perceraian.
Jagalah dirimu dari banyak mencela (suami), karena ia menimbulkan kebencian.
Selalulah engkau memakai celak, karena ia merupakan perhiasan paling indah
dan air adalah sebaik – baiknya alat pembersih”
(Abdullah bin Ja’far bin Abu Thalib dari fiqih sunnah 3:199)

Wasiat Suami Kepada Istri


Rahasia donk !!!!!!!!, sabar aja

Harapan Istri kepada Suami


Tolong dibuat ntar atau sekarang terserah Ukh

Kalo’ antum rahasia.....


yach udaach....aku jugaa doonk...!!!....sabar azza yach.....^_^
"Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang
telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku
dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah
aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh".
(QS. 27:19)

"Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai
penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.
(QS. 25:74)

Semoga Allah SWT mengekalkan ikatannya,


Menumbuhkan cinta diantara keduanya
Atas dasar cinta kepada-Mu
Alhaqqu mirrobbik, falatakunanna minan muntarin
Wassalamu’alaikum. Wr.Wb

Anda mungkin juga menyukai