Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

KELUARGA

Disusun Oleh:

IDA SURYANI NINGSIH


206410021

PENDIDIKAN PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2020
LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP KELUARGA
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga ,Duvall dan
Logan (2010).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu
dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya. Bailon dan Maglaya (2008).
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan. Departemen Kesehatan RI (2005)
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran
sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik
4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.

2. Struktur Keluarga
1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
dengan suami atau istri.

3. Ciri-Ciri Struktur Keluarga


1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga
2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing
3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan
fungsinya masing-masing.

4. Macam-Macam Struktur / Tipe / Bentuk Keluarga


1. Tradisional :
a. The nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
b. The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam
satu rumah
c. Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahkan diri
d. The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak
terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi
pada wanita
e. The extended family (keluarga luas/besar)
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah
seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan,
dll)
f. The single-parent family (keluarga duda/janda)
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi
biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum
pernikahan)
g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai
tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota
keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
h. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama
dalam satu rumah
i. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan
saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur,
kamar mandi, televisi, telpon, dll)
j. Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
k. The single adult living alone / single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati
2. Non-Tradisional
a. The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa
nikah
b. The stepparent family
Keluarga dengan orangtua tiri
c. Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang
hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang
sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
e. Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan
suami-istri (marital partners)
f. Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan
tertentu
g. Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang
merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk
sexual dan membesarkan anaknya
h. Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain
dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan
bertanggung jawab membesarkan anaknya
i. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu
sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan kembali keluarga yang aslinya
j. Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena
krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem
kesehatan mental
k.. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan
emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam
kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

5. Tahap-Tahap Kehidupan / Perkembangan Keluarga


Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara
umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman, 2006:
1. Pasangan baru (keluarga baru)
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis)
keluarga masing-masing :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak
2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran anak
pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan
kegiatan keluarga
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
3. Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak
berusia 5 tahun :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan
rasa aman
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga
harus terpenuhi
d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga
(keluarga lain dan lingkungan sekitar)
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot)
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
4. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir
pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga
maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :
a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk
kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga
5. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai
6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan
keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan
yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja
sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya
b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari perdebatan,
kecurigaan dan permusuhan
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada
saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak
dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama
orang tua :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
7. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir
saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal :
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan
8. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan
pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya meninggal :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b.Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya)
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

I. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian :
B. Jam masuk :
C. Tanggal pengkajian :
D. Jam pengkajian :
E. No. RM :
F. Identifikasi
1. Identifikasi pasien :
a. Nama :
b. Umur :
c. Jenis kelamin :
d. Agama :
e. Alamat :
f. Status perkawinan :
g. Pekerjaan :
2. Penaggung jawab pasien
a. Nama
b. Umur
c. Jenis kelamin
d. Agama
e. Pendidikan
f. Pekerjaan
g. Alamat
h. Hub dengan PX
G. Riwayat Utama
1. Riwayat keperawatan sekarang
Pengkajian Riwayat saat ini meliputi alasan pasien yang menyebabkan terjadinya
Nyeri pada perut
H. Kemampuan fungsi motorik
Pengkajian fungsi motoric antara lain pada hidung yang mengalami kesumbatan
pernafasaan.
I. Pola Fungsi Kesehatan
1. Aktivitas dan Latihan
Pengkajian bertujuan untuk menilai kemampuan pernafasan atau mengatur
pernafasan mulut atau hidung.

Tingkat aktivitas Kategori


Tingkat 3 Untuk memperlukan bantuan pengawasan orang
lain
Tingkat 4 Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau
berpartisipasi dalam perawatan

Tingkat 2 Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain

Tingkat 1 Memerlukan penggunaan alat.

2. Kemampuan rentang pernafasan


Pengkajian rentang pernafasan di lakukan pada hidung mulut. Gangguan tidur :
karna pasien sulit untuk menggatur pola pernafasan.
3. Pola perceptual
Pasien dapat melihat, mendengar, bergerak, dan mengecap
4. Pola persepsi diri
5. Pola seksual dan reproduksi
J. Pemeriksaan fisik
 Keadaan umum :
 Kesadaran :
 TTV : TD : Suhu ;
Nadi : RR :

1. Pernafasan
Bentuk dad simetris irama nafas tidak teratur, bumyi nafas rongki, tidak ada
reaksi otot bantu nafas, nasal kanul 3 litet/menit tidsk ada batuk, sputum tidaka
da frekuensi nafas 160x/menit

2. Kardiovaskuler
Nyeri dada tidak ada irama jantung reguler bunyi jantung S2 S2 tunggal.
3. Persarafan
Baik
4. Pencernaan
Mukosa mulut, bibir, lidah, tenggorokan
5. Intergumen
Kemampuan pergerakan terbatas, kekuatan otot
6. Pengindraan
Mata normal, mukosa merah muda ,pendengaran normal
7. Pemeriksaan wajah
a. Inpeksi : warna kulit, sama dengan warna tubuh yang lain
b. Palpasi : tidak ada gangguan pergerakan tubuh pada yang lain
8. Telingga
Bentuk posisi simetris integritas kulit baik, warna kulit sama denga warna kulit
yang lain, tiidak ada tanda;tanda dan alat bantu dengar
9. Leher
Bentuk simetris tidak ada pembesaran kelenjar
10. Dada dan punggung
Postur dan bentuk sama tidak ada gangguan pergerakan
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN KELUARGA

I. Analisis dan sistesis data

N DATA DIAGNOSIS

O
1. Ds = - Klien mengatakan nafsu makan Resiko Tinggi Nutrisi

berkurang pada saat maag kambuh kurang dari kebutuhan

- Klien sering mengeluh sering merasa tubuh

mual tetapi tidak ingin muntah

- Klien mengatakan hanya makan 2x


sehari

- Klien megatakan sering merasakan

kenyang

- Klien mengatakan kurang selera makan

Do = - klien tidak menghabiskan 1 porsi nasi

dengan lauk dan sayur

- Wajah klien kelihatan pucat

2. Ds = - klien mengatakan nyeri setelah selesai Gangguan rasa Nyaman

makan (Nyeri)

- Klien mengatakan sering mual

- Klien mengatakan nyeri apabila telat

makan

3. Do = - Nyeri tekan pada daerah ulu hati skala 3 Ketidak efektifan

Ds = - Ny K mengatakan jarang kontrol ke management Kesehatan

puskesmas , Ny K periksa hannya

merasa gejalanya parah

- Ny K mengatakan 1 bulan terakhir

belum periksa ke dokter

Do = - Ny K tampak gelisah
II. Penilaian (scoring) diagnosis keperawatan

NO KRITERIA SKOR PEMBENARAN


1. Sifat masalah = 3/3 x1 =1 Berisi tentang alasan atau

Kurang sehat rasionalnya.

Kondisi Ny K saat ini

masih merasakan nyeri

saat waktu makan, dan

sebenarnya Kesehatan Ny

K belum efektif.

2. Kemungkinan masalah dapat ½x2=1 Masalah tidak efektifan

di ubah 3 sebagian yang di alami Ny K

Sebagian dapat di ubah

karena tidak efektif ini

terjadi karna Ny K kurang

makan.

3. Potensi masalah untuk di 2/3 x 1 = 2/3 Masalah yang di alami

cegah: oleh Ny K cukup untuk di

Cukup cegah karena pada saat

Ny K sudah terasa Nyeri

membawa ke dinas

Kesehatan .

4. Menonjolnya masalah harus 2/2 x 1 = 1 Masalah yang terjadi pada

segera di tangani keluarga Ny K saat di

rasakan karena saat ini Ny

K juga Merasakan suatu


masalah.

3 2/3

Jumlah

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Gangguan rasa aman (nyeri)
2. Resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Ketidak efektifan management Kesehatan
IV. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI

KEPERAWATAN KRITERIA HASIL


Gangguan Rasa nyaman Paint level: Management Nyeri

(Nyeri ) - Setelah di lakukan 1) Kaji nyeri secara

Tindakan komplehensif meliputi

keperawatan selama lokasi, karaktristik

1x24 jam di harapkan 2) Observasi respon non

maslah nyeri teratasi verbal menunjukkan

nyeri akut pasien keridak nyaman terutama

dapat teratasi pada pada pasien

dengan mandiri :

inti Control : 1. Mengunakan strattegi

a) Pasien mampu komunikasi traupeautik

menyembuhkan untuk mengetahui nyeri

factor nyeri dan respon pasien

b) Pasien melaporkan terhadap nyeri

perubahan gejala 2. Tentukan dampak nyeri

atau nyeri terhadap yang di rasakan

kesehatan 3. Control factor

c) Pasien melaporkan lingkungan yang mampu

pengendalian nyeri menimbulkan respon


ketidak nyamanan

- Relaxation Terapi

Gaya

1. Gambarkan keutamaan

Teknik relaksasi dan type

relaksasi yang akan di

gunakan

2. Ketahui terlebih dahulu

apa yang di butuhkan

untuk relaksasi

3. Ajak pasien untuk rileks

dan rasakan sensasi yang

mungkin muncul.

V. Implementasi
Implementasi atau pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana Tindakan untuk
mencapai tujuan yang speksif tahap implementasi di mulai setelah rencana Tindakan
di susun dan di tunjukkan pada rencana strategi untuk membantu komunitas mencapai
tujuan yang di harapkan.
VI. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan pada klien yamg terganggu pola pernafasan.
berdasarkan kriteria hasil setiap tujuan keperawatan yaitu:
1. Klien akan melakukan kegiatan kebersihan
2. Klien akan mengikutu program terapi
3. Klien akan di berikan pengarahan untuk mengurangi mual muntah

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC,

Hamzah, : Ensiklopedia Artikel Indonesia, Surabaya Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana

Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan

pasien, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa

Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima Medika Smet, Bart.1994. Psikologi

Kesehatan. Pt Grasindo:Jakarta Soeparman dkk,2007  Ilmu Penyakit Dalam , Ed 2, Penerbit

FKUI, Jakarta Smeljer,s.c Bare, B.G ,2002 Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah, Imam, S

Dkk.2005. Asuhan Keperawatan Keluarga.Buntara Media:malang

Anda mungkin juga menyukai