Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KEPERAWATAN ANAK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. B DENGAN DIAGNOSA

MEDIS DIARE DI RUANG RAWAT INAP PUSKESMAS PERAWATAN

SAPARUA

OLEH:
JEANNY CAROLINA LUHUKAY
NPM : 1490120024

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MALUKU HUSADA
KAIRATU
2019/2020
KONSEP DASAR DIARE

A. Definisi
Diare adalah gejala kelainan pencernaan, absorbsi dan fungsi sekresi (Wong,
2014 : 883). Diare adalah pasase feses dan konsistensi lunak atau cair, sering dengan
atau tanpa ketidaknyamanan yang disebabkan oleh efek-efek kemoterapi pada
apitelium (Tusker, 2013 : 816). Diare adalah kehilangan banyak cairan dan elektrolit
melalui tinja (Behiman, 2015 : 1273).
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi berak
lebih dari biasanya (3 atau lebih per hari) yang disertai perubahan bentuk dan
konsistensi tinja dari penderita (Depkes RI, Kepmenkes RI tentang pedoman P2D, Jkt,
2013).
Jika ditilik definisinya, diare adalah gejala buang air besar dengan konsistensi
feses (tinja) lembek, atau cair, bahkan dapat berupa air saja. Frekuensinya bisa terjadi
lebih dari dua kali sehari dan berlangsung dalam jangka waktu lama tapi kurang dari
14 hari. Seperti diketahui, pada kondisi normal, orang biasanya buang besar sekali
atau dua kali dalam sehari dengan konsistensi feses padat atau keras.

Diare adalah keadanan frekuensi air besar lebih dari empat kali pada bayi dan
lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau adapat
pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja (Ngastiyah, 2017 : 143).
Diare mengacu pada kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang
terjadi dengan bagian feces tidak terbentuk (Nettina, 2013 : 123).
Jadi diare adalah gejala kelainan pencernaan berupa buang air besar dengan
tinja berbentuk cairan atau setengah cair dengan frekuensi lebih dari 3 x sehari pada
anak sehingga mengacu kehilangan cairan dan elektrolit.
Dari beberapa teori tentang diare maka penulis dapat menarik kesempulan
bahwa diare adalah keadaan dimana fekuensi BAB meningkat yang ditandai dengan
fases encer dan bercampur lendir.
B. Etiologi
Menurut Behiman, 2015 Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor :
1. Faktor infeksi
a. Faktor internal : infeksi saluran pencernaan makananan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi internal sebagai berikut:
 Infeksi bakteri : vibrio, e.coli, salmonella, campylobacler, tersinia,
aeromonas, dsb
 Infeksi virus : enterovirus (virus ECHO, cakseaclere, poliomyelitis),
adenovirus, rotavirus, astrovirus dan lain-lain
 Infeksi parasit : cacing (asoanis, trichuris, Oxyuris, Strong Ylokles,
protzoa (Entamoeba histolytica, Giarella lemblia, tracomonas homonis),
jamur (candida albicans).
b. Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan, seperti : otitis
media akut (OMA), tonsilitist tonsilofasingitis, bronkopneumonia, ensefalitis
dsb. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2
tahun.
2. Faktor malabsorbsi
 Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan
sukrosa), mosiosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galatosa).
Pada bayi dan anak yang terpenting dan terseirng intoleransi laktasi.
 Malabsorbsi lemak
 Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
4. Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar)

C. Manifestasi Klinis
1. BAB disertai diare, tinja cair, mungkin disertai lendir atau lendir darah.
2. Warna tinja makin lama berubah kehijau-hijauan karena bercampur empedu
3. Anus dan daerah sektiar timbul lecet karena sering defekasi dan tinja makin lama
makin asam sehingga akibat makin lama makin asam sehingga akibat makin
banyak asam laktat yang berasal dari latosa yang tidak di absorbsi oleh usus
selama diare.
Gejala muntah dapat timbul sebelum atau sesudah diare dan dapat
disebabkan karena lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan
asam basa dan elektrolit. Bila pasien banyak kehilangan cairan dan elektrolit, mata
dan ubun-ubun cekugn (pada bayi) selaput lendir bibir dan mulut serta kulit
tampak kering (Ngastiyah, 2017).

D. Klasifikasi
diare dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Diare akut : Diare akut dikarakteristikkan oleh perubahan tiba-tiba dengan
frekuensi dan kualitas defekasi.
2. Diare kronis : Diare kronis yaitu diare yang lebih dari 2 minggu.

E. Patofisiologi
Menurut behiman, dkk 2015 Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare
adalah :
1. Gangguan Osmotik
2. Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
3. Gangguan sekresi
4. Akibat gangguan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare
tidak karena peningkatan isi rongga usus.
5. Gangguan motilitas usus
6. Hiper akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan, sehingga timbul diare, sebaliknya jika peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan
diare pula.
F. PATWAY DIARE

infeksi Mabsorbsi Makanan basi atau Psikologis takut,


 enteral alergi cemas
KH,protein,lemak
 parenteral
Makanan tidak
Aktivitas tonus otot diresap
me gangguan
padavilli usus Tek.osmotik cairan usus me

Absorbsi aktif Na dari lumen Volume usus me


usus me sekresi aktif NaCl hiperperiistalitik
&air dari mukosa ke lumen
usus me MK.Diare MK. Gangguan pola tidur

Kehilangan cairan dan elektrolit di vasikuler Pengeluaran Na, me Iritasi anus

MK. – resiko ketidakseimbangan Na Hco2 plasma me MK.gangguan rasa


cairan nyaman

Sumber :behiman, dkk 2015 & Wong, 2014

G. Komplikasi
Menurut Ngastiyah, 2014 : 145) komplikasi diare sebagai berikut :

1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik)


2. Rinjatan hipovolemik
3. Hipokalemia (dengan gejala miteorismus, hipotoni otot, lemak, bradikardia,
perubahan elektrokardiagram).
4. Hipoglikemia
5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim
laktasi.
6. Kejang-kejang pada dehidrasi hipertonik
7. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare, jika lama atau kronik).
H. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan fases berat fases
tinja harus segera diperiksa untuk melihat adanya leukosit, eritrosit,parasit.
Apabila dalam fases terdapat > 14 gram lemak 24 jam menunjukan adanya
stentorea adanya gelembung lemak yang mengarah pada penyakit pankreas.
2. Pemeriksaan darah
Dapat dilakukanpemeriksaan darah lengkap (Hb,Ht,Leukosit,)

I. Penatalaksanaan :
Menurut Rosa M. Sacharin, 2014 penatalaksanaan diare sebagai berikut :

1. Pemberian cairan : jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberianya.


2. ietetik (cara pemberian makanan)
3. pemberian oralit, zink
4. Pemberian cairan pada pasien diare dan memperhatiakn derajat dehidrasinya dan
keadaan umum.
a. Pemberian cairan
Pasien dengan dehidrasi rignan dan sedang cairan diberikan per oral berupa
cairan yang berisikan NaCl dan Na HCO3, KCl dan glukosa untuk diare
akut dan karena pada anak di atas umur 6 bulan kadar natrium 90 ml g/L.
pada anak dibawah 6 bulan dehidrasi ringan / sedang kadar natrium 50-60
mfa/L, formula lengkap sering disebut : oralit.
b. Cairan parontenal
Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang diperlukan sesuai engan
kebutuhan pasien, tetapi kesemuanya itu tergantugn tersedianya cairan
stempat. Pada umumnya cairan Ringer laktat (RL) diberikan tergantung
berat / rignan dehidrasi, yang diperhitugnkan dengan kehilangan cairan
sesuai dengan umur dan BB-nya.
1. Belum ada dehidrasi
Per oral sebanyak anak mau minum / 1 gelas tiap defekasi.
2. Dehidrasi ringa
1 jam pertama : 25 – 50 ml / kg BB per oral
selanjutnya : 125 ml / kg BB / hari

3. Dehidrasi sedang
1 jam pertama : 50 – 100 ml / kg BB per oral (sonde)
selanjutnya 125 ml / kg BB / hari
4. Dehidrasi berat
Tergantung pada umur dan BB pasien.
c. Obat-obatan
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang melalui tinja
dengan / tanpa muntah dengan cairan yang mengandung elektrolit dan
glukosa / karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras sbb).
1. Obat anti sekresi
Asetosal, dosis 25 mg/ch dengan dosis minimum 30 mg.Klorrpomozin,
dosis 0,5 – 1 mg / kg BB / hari
2. Obat spasmolitik, dll umumnya obat spasmolitik seperti papaverin,
ekstrak beladora, opium loperamia tidak digunakan untuk mengatasi
diare akut lagi, obat pengeras tinja seperti kaolin, pektin, charcoal,
tabonal, tidak ada manfaatnya untuk mengatasi diare sehingg tidak
diberikan lagi.
3. Antibiotik
4. Umumnya antibiotik tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas
bila penyebabnya kolera, diberiakn tetrasiklin 25-50 mg / kg BB / hari.
Antibiotik juga diberikan bile terdapat penyakit seperti : OMA,
faringitis, bronkitis / bronkopneumonia.

J. KONSEP DASAR KEPERAWATAN

1) Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
proses yang sistematis dalam mengumpulkan data dari berbagai sumber data
untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Nursalam,
2013).
Pengkajian dalam sistem imun meliputi riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan
prosedur diagnostik yang merupakan data yang menunjang keadaan klinis dari
pasien.
a. Identitas klien yang terdiri dari nama, umur, suku/bangsa, status perkawinan,
agama, pendidikan, alamat, nomor register, tanggal datang ke rumah sakit.
b. Riwayat kesehatan yang terdiri dari :
1. Keluhan utama adalah keluhan atau gejala apa yang menyebabkan pasien
berobat atau keluhan atau gejala saat awal dilakukan pengkajian pertama
kali yang utama. Keluhan utama klien tonsilitis biasanya nyeri pada
tenggorokan dan pada saat menelan disertai demam.
2. Riwayat kesehatan sekarang adalah faktor yang melatarbelakangi atau
mempengaruhi dan mendahuli keluhan, bagaimana sifat terjadinya gejala
(mendadak, perlahan-lahan, terus menerus atau berupa serangan, hilang
dan timbul atau berhubungan dengan waktu), lokalisasi gejalanya dimana
dan sifatnya bagaimana (menjalar, menyebar, berpindah-pindah atau
menetap). Bagaimana berat ringannya keluhan berkurang, lamanya
keluhan berlangsung atau mulai kapan serta upaya yang telah dilakukan
apa saja.
3. Riwayat kesehatan masa lalu dapat ditanyakan seperti riwayat pemakaian
jenis obat, jumlah dosis dan pemakaiannya, riwayat atau pengalaman
masa lalu tentang kesehatan atau penyakit yang pernah dialami atau
riwayat masuk rumah sakit atau riwayat kecelakaan.
4. Riwayat kesehatan keluarga
a) Adakah keluarga yang menderita penyakit tonsilitis.
b) Penyakit kronik yang lain seperti diabetes melitus, batu ginjal,
kardiovaskuler, hipertensi, kelainan bawaan.
c. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum ini dapat meliputi kesan keadaan sakit termasuk ekspresi
wajah dan posisi pasien, kesadaran (GCS / Gaslow Coma Scale), yang
dapat meliputi penilaian secara kualitas seperti composmentis, apatis,
somnolen, sofor, koma, delirium, dan status gizinya.
2. Pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi nadi, tekanan darah, pola
pernafasan dan suhu tubuh. Biasanya klien tonsilitis mengalami kesulitan
bernafas karena ada pembesaran pada tonsil dan mengalami peningkatan
suhu tubuh
3. Pemeriksaan kulit, rambut dan kelenjar getah bening
a) Kulit meliputi warna (meliputi pigmentasi, sianosis, ikterik, pucat,
eritema), turgor, kelembaban kulit dan atau ada tidaknya edema.
b) Rambut meliputi dapat dinilai dari warna, kelebatan, distribusi dan
karakteristik.
c) Kelenjar getah bening meliputi dapat dinilai dari bentuknya serta
tanda-tanda radang yang dapat dinilai di daerah servikal anterior,
inguinal oksiptil, dan retroavrikuler.
4. Pemeriksaan kepala dan leher
a) Kepala meliputi dapat dinilai bentuk dan ukuran kepala, ubun-ubun,
wajahnya asimetris atau ada tidaknya pembengkakan, mata dilihat dari
visus palpebra, mata merah, alis, bulu mata, konjungtiva, anemis
karena Hb nya menurun, skelera, kornea, pupil, lensa. Pada bagian
telinga dapat dinilai pada daun telinga, lubang telinga, membran
timpani, mastoid, ketajaman pendengaran hidung dan mulut ada
tidaknya stismus.
b) Leher meliputi kuku kuduk, ada tidaknya masa di leher, dengan
ditentukan ukuran, bentuk, posisi, konsistensi, dan ada tidaknya nyeri
tekan.
5. Pemeriksaan dada meliputi organ paru dan jantung, secara umum bentuk
dada, keadaan paru yang meliputi simetris atau tidaknya, pergerakan
nafas, ada tidaknya femitus suara, krepitasi serta dapat dilihat batas ada
saat perkuasi didapatkan (bunyi perkusinya bagaimana apakah
hipersenosor atau timpani). Pada pemeriksaan jantung dapat diperiksa
tentang denyut apeks atau dikenal dengan siklus kordis dan aktivitas
artikel, getaran bsising, bunyi jantung.
6. Pemeriksaan abdomen meliputi bentuk perut, dinding perut, bising usus,
adanya ketegangan dinding perut atau adanya nyeri tekan serta dilakukan
palpasi pada organ hati, limfa, ginjal, kandung kemih, yang ditentukan ada
tidaknya nyeri pada pembesaran pada organ tersebut, kemudian pada
daerah anus, rectum, serta genitalia.
7. Pemeriksaan anggota gerak dan neurologi meliputi adanya rentang gerak
keseimbangan dan gaya berjalan, genggaman tangan, otot kaki dan
lainnya.

K. Diagnosa Keperawatan
1. Diare b.d Inflamasi gastrointestinal
2. Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis
3. Gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit
INTERVENSI
No DX. NOC NIC Paraf
. Keperawatan
1. Diare b.d  Manajemen diare
Inflamasi Setelah dilakukan - Instrukuksikan pasien atau
gastrointestinal tindakan keluarga pasien untuk mencatat
keperawatan 3x24 warna,frekuensi,volume,dan
jam diharapkan konsistensi tinja
masalah diare dapat - Anjurkan pasien menghindari
teratasi makanan pedas,dan yang
Kriteria hasil : menimbulkan gas dalam perut
- Nafsu makan baik - Bantu pasien untuk melakukan
- Frekuensi BAB tehnik penurunan stres
- Diare dapat hilang
2. Resiko defisit Setelah di lakukan - Manajemen nutrisi
nutrisi tindakan 3x24 jam 1. Tentukan status gizi pasien
digharapkan masalah dan kemampuan pasien untuk
Resiko defisit nutrisi memenuhi kebutuhan gizi
dapat teratasi dengan 2. Pastikan makanan disajikan
kriteria hasil : dalam keadaan angat
1. Asupan gizi cukup - Monitor nutrisi
2. Asupan makanan 1. Timbang berat badan pasien
cukup 2. Monitor mual dan muntah
3. Asupan cairan
cukup
4. Rasional berat
badan/tinggi badan
3. Gangguan rasa Setelah di lakukan - Manajemen
nyaman tindakan 1x24 jam lingkungan:kenyamanan
digharapkan masalah 1. Sediakan kamar terpisah jika
gangguan rasa terdapat preferensi dan
nyaman dapat kebutuhan pasien untuk
teratasi dengan mendapatkan ketenangan dan
kriteria hasil : istrahat
1. Kesejahtraan fisik 2. Ciptakan lingkungan yang
2. Kontrol terhadap tenang dan mendukung
gejala 3. Sediakan lingkungan yang aman
3. Kesejahtraan dan bersih
pisikologis 4. Posisikan pasien untuk
memfasilitasi kenyamanan
misalnya sokong dengan bantal
Implementasi

Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang
telah diterapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit
pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping (Nursalam: 2015)

5. Evaluasi

Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan keadaan


pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap
perencanaan (Nursalam, 2015)
DAFTAR PUSTAKA

Standar diagnosis keperawatan indonesia (SDKI), Edisi 1 tahun 2018

Herdwan,T.H.,& kamitsuru,S. (2014). Nursing diagnosis definitions and 2015-2017.

10 thn Ed. Oxford: wiley blackwell.edisi ke-enam bahasa indonesia

Wong, Donna L. dan Eaton, M. H (et all). 2013. Wong’s Essentials of Pediatric
Nursing. (Ed. 6). Missouri : Mosby.
Nethina, Sandra, M. 2014. Pedoman Praktek Keperawatan. Alih Bahasa oleh Setiawan,
dkk. Jakarta : EGC.
Tucker, Susan Martin, dkk. 2018. Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan,
Diagnosis, dan Evaluasi. (ed. 5). Alih Bahasa Yasmin Asih,dkk. Jakarta :
EGC.
Behrman, Richard E, dkk. 2013. Ilmu Kesehatan dan Anak Nelson, Volume 2. Edisi 15.
Alih Bahasa A. Samik Wahab. Jakarta : EGC
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN : B DENGAN DIAGNOSA DIARE DI
PUSKESMAS PERAWATAN SAPARUA

IDENTITAS DATA
a. Nama/Nama Panggilan : An.B
b. TTL/usia : 8 Tahun
c. Jenis Kelamin : laki-laki
d. Agama : kristen
e. Alamat : Saparua
f. Nama ibu : Ny. w
g. Suku bangsa : Ambon
h. Pekerjaan ayah : Tani
i. Pendidikan ayah : SMP
j. Pekerjaan ibu : Ibu Rumah Tangga
k. Pendidikan ibu : SMP

KELUHAN UTAMA
Keluarga menyatakan pasien BAB encer ≤ 2 hari yang lalu, dan tidak makan
makan sehingga keluarga memutuskan untuk ke RST

RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


Diare
RIWAYAT KEHAMILAN IBU DAN KELAHIRAN ANAK
Usia kehamilan : (√) Cukup bulan
Persalinan : Spontan (√)
Menangis : Ya (√)
Riwayat hiperbilirubin : Tidak Ada (√)
BB Lahir : 300 gr
RIWAYAT PENYAKIT
1. Klien pernah mengalami penyakit: - pada umur:
2. Riwayat komsumsi obat :-
3. Riwayat kecelakaan :-
4. Riwayat operasi :-
5. Riwayat alergi :-
RWAYAT IMUNISASI DASAR
Lengkap(√)
No Jenis Imunisasi Waktu Reaksi Setelah Pemberian
Pemberian
1 BCG ? (tidak diketahui ) ? (tidak diketahui )
2 DPT (I, II, III) ? (tidak diketahui ) ? (tidak diketahui )

3 POLIO (I, II, III, IV) ? (tidak diketahui ) ? (tidak diketahui )

4 CAMPAK ? (tidak diketahui ) ? (tidak diketahui )

5 HEPATITIS ? (tidak diketahui ) ? (tidak diketahui )

6 LAINNYA ? (tidak diketahui ) ? (tidak diketahui )

RIWAYAT KELUARGA
Apakah ada riwayat dalam keluaarga (Ayah/ibu dan kakek/nenek) memiliki penykit
degenerative? Tidak Ada (√)
RIWAYAT SOSIAL
1. Yang Mengasuh :Ibu
2. Hub dengan anggota Keluarga :kandung
3. Hub dengan teman sebaya : kakak
4. Pembawaan secara umum :baik
5. Lingkungan rumah :bersih
6. Pola bermain :naik sepeda
PERKEMBANGAN ANAK

No Aspek Kemampuan yang dimiliki Sesuai usia/Terlambat


1 Motorik kasar Baik Sesuai
2 Motorik halus Baik Sesuai
3 Berbicara Baik Sesuai
4 Kemandirian Baik Sesuai

KONSEVASI ENERGI
1. Tanda tanda vital
Ttv : Mmhg N:111 x/m Rr:20 x/m S:36,9 c
2. Nutsisi
Item pengkajiaan Sebelum sakit Saat sakit
Jenis makanan Ikan,sayur,nasi Bubur
Frekuensi makanan 3xsehari 1xsehari
Selera makan Baik Kurang
BB 12 11
TB
Lingkar lengan atas - -
Status gizi Baik Kurang

3. Cairan
Item pengkajiaan Sebelum sakit Saat sakit
Jenis minuman Air putih/susu Air putih
Volume air yg diminum 1000cc 900cc
Status turgor kulit Putih Pucat
Perdarahan Tidak Tidak

4. Eliminasi (BAB/BAK)
Item pengkajiaan Sebelum sakit Saat sakit
BAB Normal Ecer
Saluran BAB Anus Anus
Frekunsi 2Xsehari 4-5xsehari
Konsistensi Ya Tidak
Obat pencahar Tidak ada Tidak ada
BAK Normal Normal
Frekunsi 2xsehari 3xsehari
Warna Kuning jernih Kuning
Nyeri saat BAK Tidak ada Tidak ada
\

5. Istirahat/Tidur
Item pengkajiaan Sebelum sakit Saat sakit
Waktu tidur 09:00 WIB Terganggu
Pola tidur baik Kurang
Kebiasaan sebelum tidur Nonton -
Terbangun 06:30 WIB Sering”

6. Aktivitas bermain (sesuai usia)


Item pengkajiaan Sebelum sakit Saat sakit
Jenis permainan naik speda Tidak main

7. Kecemassan
Item pengkajiaan Sebelum sakit Saat sakit
Pencetus kecemasan Tidak Ada
Reaksi cemas - Biasa
Penatalaksaan -

8. Pemeriksaan Darah & Elektrolit


Jenis pemeriksaan Batas Normal Hasil
Tanggal:
Glukosa darah
Hemoglobin
Hematokrit
Ureum
Kreatinin
Elektrolot lain

9. Integumen
Item pengkajiaan Sebelum sakit Saat sakit
Warna kulit Putih Putih
Luka Tidak -
Jenis luka Tidak -
Penyebab luka Tidak -
Grade luka Tidak -
Letak luka Tidak -
Jenis perawatan luka Tidak -

INTEGRITAS STRUKTURAL
1. Keadaan umum :
2. Kesadaran :Compas metic
3. Sistem respiratori
a. Bernafas
Sesak : tidak
Pola nafas
Retraksi : tidak
Pernafasan cuping hidung: tidak
Posisi yg nyaman: semi fowler
b. Thoraks
Bentuk dada : simetriks
Nyeri tekan : tidak
Perkusi : sonor
Suara nafas: tidak
Lingkar dada:-
c. Sistem sirkulasi
Suara jantung: tampak jelas
Capilary refill time:
Irama jantung: S1S2 Tunggal
Palpitasi: teraba
Clubing fingger:
d. Sistem neurologik
GCS:
Pemeriksaan kepala
Bentuk kepala: simetriks
Fontanel:
Lingkar kepala (<2 tahun):
Reaksi upil:
Aktivitas kejang: frekunsi:
Reaksi terhadap nyeri:
e. Sistem gastrointestinal
Bissing usus: tidak
Nyeri : Ada/tidak
Kram: tidak
Mual : tidak
Muntah : tidak
f. Sistem renal
Warna : kuning
Bau : tidak
Nyeri : tidak
Edema : tidak
g. Genetalia
Iritasi : tidak
Hipospadia : tidak
Atresiani : tidak
h. Muskulokeletal
Funsi motorik kasar
Ukuran otot :baik
Kekuatan otot : baik
Gerakan abnormal :baik
Rentang gerak :bebas
Kontraktur :
Nyeri :tidak
Tonjolan abnormal :tidak tulang belakang:
i. Sistem integumen
Warna :putih
Ptekie :
Memar :tidak

INTEGRITAS PERSONAL
No Kondisi Respon anak
1 Kebosanan selama sakit Sumber kebosanan : Terbaring di tempat tidur
Respon : bosan
2 Ketidakberdayaan selama sakit Sumber ketidakberdayaan :kurang bergerak
atau berjalan
Respon :bosan
3 Ketakutan selama sakit Sumber ketakutan :takut di suntik
Respon: cemas
4 Kemampuan kooperatif Baik

INTEGRITAS SOSIAL

No Kondisi Respon anak


1 Kemampuan bersosialisasi Baik
Selama sakit
2 Kemampuan berinteraksi dengan Baik
Orang lain
3 Kemampuan berproses dalam Baik
Satu kelompok

Anda mungkin juga menyukai