WALIKOTA SAMARINDA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TENTANG
WALIKOTA SAMARINDA,
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kota Samarinda.
2. Pemerintah Daerah adalah Walikota sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah otonom Kota Samarinda.
3. Walikota adalah Walikota Samarinda.
4. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Kota Samarinda.
5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Samarinda.
6. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah
lembaga perwakilan rakyat Daerah yang berkedudukan sebagai unsur
penyelenggaraan pemerintahan Daerah.
7. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Walikota dan DPRD dalam
penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.
8. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disingkat Sekretariat
DPRD adalah Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Samarinda.
9. Inspektorat adalah Inspektorat Kota Samarinda.
10. Dinas Daerah adalah Dinas Daerah Kota Samarinda.
11. Badan Daerah adalah Badan Daerah Kota Samarinda.
12. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disingkat UPT adalah unsur pelaksana
teknis Dinas atau Badan yang melaksanakan kegiatan teknis operasional
dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu.
Pasal 2
Pembentukan dan susunan Perangkat Daerah diselenggarakan dengan
berasaskan:
a. intensitas Urusan Pemerintahan dan potensi Daerah;
b. efisiensi;
c. efektivitas;
d. pembagian habis tugas;
e. rentang kendali;
3
BAB II
PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH
Pasal 3
(6) Badan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e terdiri atas:
a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tipe A melaksanakan fungsi
penunjang Perencanaan;
b. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Tipe A melaksanakan
fungsi penunjang Keuangan;
c. Badan Pendapatan Daerah Tipe A melaksanakan fungsi penunjang
Keuangan;
d. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah Tipe A
melaksanakan fungsi penunjang Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan;
dan
e. Badan Penelitian dan Pengembangan Tipe B melaksanakan fungsi
penunjang Penelitian dan Pengembangan.
(7) Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f terdiri atas:
a. Kecamatan Palaran dengan Tipe A;
b. Kecamatan Samarinda Seberang dengan Tipe A;
c. Kecamatan Samarinda Ulu dengan Tipe A;
d. Kecamatan Samarinda Ilir dengan Tipe A;
e. Kecamatan Samarinda Utara dengan Tipe A;
f. Kecamatan Sungai Kunjang dengan Tipe A;
g. Kecamatan Sambutan dengan Tipe A;
h. Kecamatan Sungai Pinang dengan Tipe A;
i. Kecamatan Samarinda Kota dengan Tipe A; dan
j. Kecamatan Loa Janan Ilir dengan Tipe A.
Pasal 4
Ketentuan lebih lanjut mengenai kedudukan, susunan organisasi, tugas dan
fungsi, serta tata kerja Perangkat Daerah dan unit kerja di bawahnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ditetapkan dengan Peraturan Walikota.
BAB III
PEMBENTUKAN UPT
Pasal 5
(1) Pada Dinas Daerah dan Badan Daerah dapat dibentuk UPT.
(2) Pembentukan UPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Peraturan Walikota.
Pasal 6
(1) Selain UPT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 terdapat UPT di bidang
pendidikan berupa satuan pendidikan.
(2) Satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbentuk satuan
pendidikan formal dan nonformal.
6
Pasal 7
(1) Selain UPT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, terdapat UPT di bidang
kesehatan berupa Rumah Sakit Daerah sebagai unit organisasi bersifat
fungsional dan unit layanan yang bekerja secara profesional.
(2) Rumah sakit Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat otonom
dalam penyelenggaraan tata kelola rumah sakit dan tata kelola klinis serta
menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah.
BAB IV
STAF AHLI
Pasal 8
(1) Walikota dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu staf ahli.
(2) Staf ahli berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Walikota dan secara
administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Daerah.
(3) Staf ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berjumlah paling banyak 3 (tiga)
orang.
(4) Staf ahli Walikota diangkat dari pegawai negeri sipil yang memenuhi persyaratan.
(5) Pengangkatan dan pemberhentian staf ahli Walikota oleh Walikota.
BAB V
KEPEGAWAIAN
Pasal 9
Pejabat Aparatur Sipil Negara pada Perangkat Daerah diangkat dan diberhentikan
oleh Walikota sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.
BAB V
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 10
(1) Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku:
a. UPT yang sudah dibentuk tetap melaksanakan tugasnya sampai dengan
ditetapkannya Peraturan Walikota tentang pembentukan UPT yang baru;
b. Perangkat Daerah yang melaksanakan Urusan Pemerintahan di bidang
kesatuan bangsa dan politik yang terbentuk dengan susunan organisasi
dan tata kerja sebelum Perda ini diundangkan, tetap melaksanakan
tugasnya sampai dengan peraturan perundang-undangan mengenai
pelaksanaan urusan pemerintahan umum diundangkan;
c. Anggaran penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di bidang kesatuan
bangsa dan politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibebankan
pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sampai dengan
peraturan perundang-undangan mengenai pelaksanaan urusan
pemerintahan umum diundangkan; dan
7
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 11
(1) Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku:
a. Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 09 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kota Samarinda sebagaimana
perubahan terakhir Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 03 Tahun
2015;
b. Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 10 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kota Samarinda;
c. Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 11 Tahun 2008 tentang tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Samarinda sebagaimana
perubahan terakhir Peraturan Daerah No 14 Tahun 2014;
d. Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 12 Tahun 2008 tentang tentang
Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan dan
Pembangunan Daerah, dan Lembaga Teknis Daerah Kota Samarinda
sebagaimana perubahan terakhir Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2013;
e. Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 13 Tahun 2008 tentang tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan Kota Samarinda sebagaimana
perubahan terakhir Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2013;
f. Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 14 Tahun 2008 tentang tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kelurahan Kota Samarinda sebagaimana
perubahan terakhir Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2013; dan
g. Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 05 Tahun 2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja;
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 12
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Samarinda.
Ditetapkan di Samarinda
pada tanggal 16 Agustus 2016
WALIKOTA SAMARINDA,
ttd
H. SYAHARIE JA’ANG
Diundangkan di Samarinda
pada tanggal 16 Agustus 2016
Plt. SEKRETARIS DAERAH KOTA SAMARINDA,
ttd
H. HERMANTO
A. FYDAYEEN, SH
NIP. 19700202 199603 1 002
9
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA
NOMOR 4 TAHUN 2016
TENTANG
PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH
KOTA SAMARINDA
I. UMUM
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
membawa perubahan yang signifikan terhadap pembentukan Perangkat
Daerah, yakni dengan prinsip tepat fungsi dan tepat ukuran (rightsizing)
berdasarkan beban kerja yang sesuai dengan kondisi nyata di masing-masing
Daerah. Hal ini juga sejalan dengan prinsip penataan organisasi Perangkat
Daerah yang rasional, proporsional, efektif, dan efisien.
Pengelompokan organisasi Perangkat Daerah didasarkan pada konsepsi
pembentukan organisasi yang terdiri atas 5 (lima) elemen, yaitu kepala Daerah
(strategic apex), sekretaris Daerah (middle line), dinas Daerah (operating core),
badan/fungsi penunjang (technostructure), dan staf pendukung (supporting
staff). Dinas Daerah merupakan pelaksana fungsi inti (operating core) yang
melaksanakan tugas dan fungsi sebagai pembantu kepala Daerah dalam
melaksanakan fungsi mengatur dan mengurus sesuai bidang Urusan
Pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah, baik urusan wajib maupun
urusan pilihan. Badan Daerah melaksanakan fungsi penunjang
(technostructure) yang melaksanakan tugas dan fungsi sebagai pembantu
kepala Daerah dalam melaksanakan fungsi mengatur dan mengurus untuk
menunjang kelancaran pelaksanaan fungsi inti (operating core).
Dalam rangka mewujudkan pembentukan Perangkat Daerah sesuai dengan
prinsip desain organisasi, pembentukan Perangkat Daerah yang diatur dalam
Peraturan Daerah ini didasarkan pada asas efisiensi, efektivitas, pembagian
habis tugas, rentang kendali, tatakerja yang jelas, fleksibilitas, Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah, dan intensitas Urusan
Pemerintahan dan potensi Daerah.
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 4
Cukup jelas
Pasal 5
Huruf a
Yang dimaksud dengan asas “intensitas Urusan Pemerintahan dan
potensi Daerah” adalah penentuan jumlah dan susunan Perangkat
Daerah didasarkan pada volume beban tugas untuk melaksanakan
suatu Urusan Pemerintahan atau volume beban tugas untuk
mendukung dan menunjang pelaksanaan Urusan Pemerintahan.
Huruf b
Yang dimaksud dengan asas “efisiensi” adalah pembentukan Perangkat
Daerah ditentukan berdasarkan perbandingan tingkat dayaguna yang
paling tinggi yang dapat diperoleh.
Huruf c
Yang dimaksud dengan asas “efektivitas” adalah pembentukan
Perangkat Daerah harus berorientasi pada tujuan yang tepat guna dan
berdayaguna.
Huruf d
Yang dimaksud dengan asas “pembagian habis tugas” adalah
pembentukan Perangkat Daerah yang membagi habis tugas dan fungsi
penyelenggaraan pemerintahan kepada Perangkat Daerah dan tidak
terdapat suatu tugas dan fungsi yang dibebankan pada lebih dari satu
Perangkat Daerah.
Huruf e
Yang dimaksud dengan asas “rentang kendali” adalah penentuan
jumlah Perangkat Daerah dan jumlah unit kerja pada Perangkat
Daerah didasarkan pada kemampuan pengendalian unit kerja
bawahan.
Huruf f
Yang dimaksud dengan asas “tata kerja yang jelas” adalah pelaksanaan
tugas dan fungsi Perangkat Daerah dan unit kerja pada Perangkat
Daerah mempunyai hubungan kerja yang jelas, baik vertikal maupun
horizontal.
12
Huruf g
Yang dimaksud dengan asas “fleksibilitas” adalah penentuan tugas dan
fungsi Perangkat Daerah dan unit kerja pada Perangkat Daerah
memberikan ruang untuk menampung tugas dan fungsi yang
diamanatkan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan setelah
Peraturan Daerah ini ditetapkan.
Pasal 6
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 7
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 8
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
13
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
WALIKOTA SAMARINDA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TENTANG
WALIKOTA SAMARINDA,
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kota Samarinda.
2. Pemerintah Daerah adalah WaliKota sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah otonom Kota Samarinda.
3. Walikota adalah Walikota Samarinda.
4. Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut OPD (Organisasi perangkat
Daerah) adalah unsur pembantu Walikota dan DPRD dalam
penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah yang terdiri dari sekretariat
daerah, sekretariat DPRD, inspektorat, dinas daerah, badan daerah dan
kecamatan.
5. Dinas adalah Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Samarinda yang
merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan konkuren bidang
perumahan dan kawasan permukiman.
6. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disingkat UPT adalah unsur
pelaksana teknis pada Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Dinas.
7. Kelompok Jabatan Fungsional adalah pemegang jabatan fungsional yang
tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan tertentu sesuai
kebutuhan daerah.
BAB II
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 2
Susunan organisasi Dinas terdiri atas:
a. Dinas.
b. Sekretariat membawahkan:
1. Sub Bagian Perencanaan Program dan Keuangan; dan
2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
3
BAB III
TUGAS, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS
Bagian Kesatu
Dinas
Pasal 3
(1) Dinas mempunyai tugas membantu Walikota melaksanakan urusan
pemerintahan konkuren bidang perumahan dan kawasan permukiman
yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah dan tugas pembantuan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
(2) Dinas dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
(3) Dalam melaksanakan tugas Kepala Dinas dikoordinasikan oleh Asisten
sesuai pembidangannya.
Pasal 4
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat
(1) Dinas, mempunyai fungsi:
a. penyusunan dan melaksanakan kebijakan perencanaan dan perancangan,
pengaturan, pengendalian, dan pengawasan dibidang perumahan dan
kawasan permukiman serta pertamanan dan pemakanan beserta kegiatan
penunjangnya berpedoman kepada kebijakan dan strategi nasional dan
provinsi;
b. penyusunan dan melaksanakan kebijakan daerah dengan berpedoman
pada strategi nasional dan provinsi tentang pendayagunaan dan
pemanfaatan hasil rekayasa teknologi yang ramah lingkungan dengan
mengutamakan sumber daya dan kearifan lokal di bidang perumahan dan
kawasan permukiman serta pertamanan dan pemakanan beserta kegiatan
penunjangnya;
c. penyusunan rencana pembanguan dan pengembangan serta peningkatan
kualitas perumahan dan kawasan permukiman perkotaan serta
pertamanan dan pemakanan beserta kegiatan penunjangnya;
d. penyelenggaraan fungsi opersional dan koordinasi terhadap pelaksanaan
kebijakan pemerintah daerah dalam penyediaan rumah, perumahan,
4
Bagian Kedua
Sekretariat
Pasal 5
(1) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan
program, pengelolaan urusan keuangan, kepegawaian, rumah tangga
kantor, perlengkapan, pemberian dukungan administrasi kepada seluruh
unsur organisasi dilingkungan Dinas dan pengelolaan barang milik daerah
serta evaluasi dan pelaporan.
(2) Sekretariat dipimpin oleh sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung
jawab langsung kepada Kepala Dinas.
(3) Sekretariat membawahkan sub bagian yang dipimpin oleh kepala sub
bagian dan bertanggungjawab langsung kepada sekretaris.
Pasal 6
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1),
Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan dan pelaksanaan rencana program dan kegiatan
kesekretariatan;
b. pengoordinasian penyusunan dokumen Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah;
c. pengoordinasian penyusunan dan pelaksanaan Rencana Kerja
Anggaran dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran;
d. pelaksanaan dan pembinaan ketatausahaan, ketatalaksanaan dan
kearsipan;
e. pengelolaan urusan kehumasan, keprotokolan, kepustakaan, dan layanan
informasi dan pengaduan ;
5
Pasal 7
Sub Bagian Perencanaan Program dan Keuangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 huruf b angka 1 mempunyai tugas:
a. mengoordinir penyusunan dokumen Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (Indikator Kinerja Utama, Rencana Strategis, Rencana
Kerja, Rencana Kerja Tahunan, Penetapan Kinerja dan Laporan Kinerja);
b. menyusun komitmen kinerja yang berkaitan dengan bidang tugasnya;
c. melaksanakan verifikasi internal usulan perencanaan program dan
kegiatan;
d. melaksanakan supervisi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
bidang - bidang pada Dinas;
e. mengumpulkan data lintas bidang sebagai bahan dokumen dinas;
f. melaksanakan pengelolaan data dan dokumentasi pelaksanaan program
dan kegiatan Dinas;
g. menyusun laporan pelaksanaan program dan kegiatan Dinas;
h. menyusun rencana usulan kebutuhan anggaran keuangan;
i. mengoordinir penyusunan Rencana Kerja Anggaran/Dokumen Pelaksanaan
Anggaran/Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Dinas;
j. meneliti kelengkapan dan verifikasi Surat Permintaan Pembayaran;
k. melaksanakan sistem akuntansi pengelolaan keuangan Dinas;
l. menyiapkan Surat Perintah Membayar;
m. melaksanakan verifikasi dan rekonsiliasi harian atas penerimaan retribusi ;
n. menyusun rekapitulasi penyerapan keuangan sebagai bahan evaluasi
kinerja keuangan;
o. menyusun neraca Dinas;
p. mengoordinir dan meneliti anggaran perubahan Dinas;
6
Pasal 8
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
huruf b angka 2 mempunyai tugas :
a. menyusun dan melaksanakan rencana program dan kegiatan sesuai bidang
tugasnya;
b. melaksanakan pelayanan administrasi umum dan ketatausahaan;
c. mengelola tertib administrasi perkantoran dan kearsipan;
d. melaksanakan tugas kehumasan dan keprotokolan;
e. melaksanakan urusan rumah tangga, keamanan kantor dan
mempersiapkan sarana prasarana kantor;
f. menyusun rencana kebutuhan alat-alat kantor, barang inventaris kantor/
rumah tangga;
g. melaksanakan pelayanan administrasi perjalanan dinas;
h. melaksanakan pengadaan, pemeliharaan sarana, prasarana kantor dan
pengelolaan inventarisasi barang;
i. menyelenggarakan administrasi kepegawaian;
j. menyeleggarakan pengelolaan pelaporan dan evaluasi kinerja pegawai
k. menyusun bahan pembinaan kedisiplinan pegawai;
l. menyiapkan dan memproses usulan pendidikan dan pelatihan Pegawai;
m. mempersiapkan penyelenggaraan bimbingan teknis tertentu dalam rangka
peningkatan kompetensi pegawai;
n. mengelola informasi dan dokumentasi dan pelaksanaan fungsi Pejabat
Pengelola Informasi dan Dokumentasi pembantu;
o. menyusun tatalaksana dan tata kelola penanganan pengaduan dan
pemberian informasi;
p. memfasilitasi bidang-bidang dalam menyusun Standar Operasional
Prosedur (SOP), Standar Pelayanan Minimal (SPM), Standar Pelayanan
Publik (SPP), Maklumat Pelayanan dan Survey Kepuasan Masyarakat
(SKM);
q. memfasilitasi pembinaan tatakelola pelayanan publik;
r. menyusun laporan pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan
bidang tugasnya;
s. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintahan; dan
t. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/ pimpinan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian Ketiga
Bidang Perumahan
Pasal 9
(1) Bidang Perumahan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan, pemberian pendampingan serta pemantauan dan
7
Pasal 10
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)
Bidang Perumahan mempunyai fungsi:
a. penyusunan dan pelaksanaan rencana program dan kegiatan sesuai bidang
tugasnya;
b. penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang perumahan;
c. pelaksanaan perencanaan, bimbingan dan bantuan teknis dalam kegiatan
perencanaan dan pengembangan perumahan formal dan prasarana, sarana
dan utilitas umum (psu);
d. pelaksanaan survey dan penelitian dalam rangka perencanaan dan
pengembangan perumahan dan pengelolaan prasarana, sarana dan utilitas
umum (psu);
e. pelaksanaan evaluasi, pengkajian dan pengarahan terhadap perencanaan
dan pengembangan perumahan formal dan prasarana, sarana dan utilitas
umum (psu);
f. pelaksanaan pendataan, pengawasan dan pengendalian perumahan formal;
g. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian terhadap kegiatan perizinan
perumahan;
h. penyusunan dan menyiapkan dada-data untuk bahan evaluasi dan
pengembangan terhadap bangunan perumahan formal dan prasarana,
sarana dan utilitas umum (psu);
i. penyelenggaraan pengaturan terhadap penataan bangunan perumahan
formal dan prasarana, sarana dan utilitas umum (psu), meliputi : Sanitasi,
Air Limbah, Pengelolaan Air Limbah dan Tinja, Drainase dan Jalan
Lingkungan;
j. penyelenggaraan Pembinaan terhadap pengelola/pemilik prasarana, sarana
dan utilitas umum (psu) perumahan formal;
k. pelaksanaan Pembangunan, Pemeliharaan, Pengelolaan prasarana, sarana
dan utilitas umum (psu) perumahan formal, meliputi : Sanitasi, Air Limbah,
Pengelolaan Air Limbah dan Tinja, Drainase dan Jalan Lingkungan;
l. penyusunan pedoman penyerahan prasarana, sarana dan utilitas umum
lingkungan perumahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang--
undangan;
m. penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan perumahan dan
prasarana, sarana dan utilitas umum (psu);
n. pengelolaan kebijakan teknis monitoring dan evaluasi dalam rangka
pengesahan Site Plan Perumahan, lokasi kawasan siap bangun (Kasiba)
dan lingkungan siap bangun (Lisiba), serta memberikan pendampingan bagi
orang perorang yang melakukan pembangunan rumah swadaya;
8
Pasal 11
Seksi Pembinaan Perumahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf c
angka 1 mempunyai tugas :
a. menyusun dan melaksanakan rencana program dan kegiatan sesuai bidang
tugasnya;
b. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pembinaan
perumahan;
c. menyusun kebijakan daerah dalam penyediaan rumah khusus (rumah
korban bencana dan rumah bagi masyarakat terkena relokasi);
d. melaksanakan survei dan penelitian, dalam rangka penataan bangunan
perumahan formal dan lingkungannya;
e. menyusun analisa kebutuhan perumahan formal di wilayah Daerah
termasuk di dalamnya Rusunawa/Rusunami, Rumah Khusus dan Rumah
Dinas;
f. menyusun pedoman umum, pedoman teknis dan aspek legal perencanaan
Kasiba, Lisiba, kawasan khusus dan pembangunan perumahan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
g. menyusun rencana kebutuhan penyediaan tanah pembangunan lokasi
Kasiba dan Lisiba untuk lokasi pembangunan kembali/relokasi,
RUSUNAWA dan RUSUNAMI yang diutamakan untuk masyarakat
berpenghasilan rendah, rumah khusus (rumah transmigrasi, pemukiman
kembali /relokasi, korban bencana), rumah sosial dan rumah negara;
h. menyusun mekanisme bantuan pembiayaan rumah dan perumahan bagi
masyarakat berpenghasilan rendah;
i. menyusun pedoman penetapan harga sewa rumah;
j. menyusun database perumahan;
9
Pasal 12
Seksi Pembangunan Perumahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
huruf c angka 2 mempunyai tugas:
a. menyusun dan melaksanakan rencana program dan kegiatan sesuai bidang
tugasnya;
b. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pembangunan
perumahan;
c. menyusun rencana dan penjadualan pelaksanaan program mulai dari
perancangan, perencanaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan;
d. melaksanakan pengendalian dan pengawasan pembangunan perumahan
seperti rumah tunggal, rumah deret, RUSUNAWA dan RUSUNAMI yang
diutamakan untuk masyarakat berpenghasilan rendah, rumah umum,
rumah khusus (rumah transmigrasi, pemukiman kembali/relokasi, korban
bencana), rumah sosial dan rumah dinas;
e. memfasilitasi pengaturan penyediaan perumahan bagi masyarakat
berpenghasilan rendah;
f. melaksanakan monitoring dan evaluasi dalam rangka pengesahan Site Plan
Perumahan, Kasiba dan Lisiba, serta memberikan pendampingan bagi
orang perorang yang melakukan pembangunan rumah swadaya;
g. melaksanakan pembangunan atau/penyediaan rumah susun (RUSUNAWA
dan RUSUNAMI) yang diutamakan untuk masyarakat berpenghasilan
rendah, rumah khusus (rumah transmigrasi, pemukiman kembali/relokasi,
korban bencana), rumah sosial dan rumah negara;
h. melaksanakan inventarisai data perumahan meliputi pertumbuhan
perumahan dan kelayakan perumahan;
i. melaksanakan pengawasan dan pengendalian bangunan perumahan;
j. memberikan teguran tertulis atas pelanggaran terhadap pengembang yang
membangun tidak sesuai dengan siteplan/rencana tapak perumahan;
k. melakukan penertiban atas pelanggaran terhadap pengembang yang
membangun tidak sesuai dengan siteplan/rencana tapak perumahan
sesuai standar operasional dan prosedur
10
Pasal 13
Seksi Pembangunan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum (PSU)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf c angka 3 mempunyai tugas :
a. menyusun dan melaksanakan rencana program dan kegiatan sesuai bidang
tugasnya;
b. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pembangunan
prasarana, sarana, dan utilitas umum (PSU);
c. melaksanakan pengaturan, pengendalian dan pengawasan tentang
penataan perumahan dan prasarana, sarana, dan utilitas umum (PSU)
serta fasilitas lingkungannya meliputi : Sanitasi, Air Limbah, Pengelolaan
Air Limbah dan Tinja, Drainase dan Jalan Lingkungan Perumahan;
d. melaksanakan pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum (PSU)
serta fasilitas lingkungannya meliputi : Sanitasi, Air Limbah, Pengelolaan
Air Limbah dan Tinja, Drainase dan Jalan Lingkungan Perumahan;
e. melakukan sinkronisasi data pembangunan prasarana, sarana dan utilitas
umum (PSU) dengan rencana, rancangan, dan perizinan;
f. merencanakan penyusunan format inventarisasi data prasarana, sarana
dan utilitas umum (PSU);
g. merencanakan kelengkapan prasarana, sarana, dan utilitas umum (PSU)
perumahan;
h. melakukan inventarisasi data prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU)
yang telah dibangun;
i. melaksanakan pengawasan dan pengendalian prasarana, sarana dan
utilitas umum (PSU);
j. memberikan layanan pengaduan dari masyarakat dan memfasilitasi
penyelesaian sengketa yang berhubungan dengan masalah fasilitas umum
dan fasilitas sosial pada perumahan serta prasarana, sarana dan utilitas
umum (PSU);
k. menyusun pedoman penyerahan prasana sarana dan utilitas umum
perumahan;
l. mengoordinasikan penyerahan prasana sarana dan utilitas umum
perumahan;
m. melaksanakan fasilitas stimulasi pembangunan prasarana, sarana dan
utilitas perumahan;
n. melaksanakan pemantauan, evaluasi dan supervisi pelaksanaan tugas;
o. membuat laporan hasil pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan
bidang tugasnya;
p. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintahan; dan
q. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/pimpinan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
11
Bagian Keempat
Bidang Permukiman
Pasal 14
(1) Bidang Permukiman mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan, pemberian pendampingan serta pemantauan dan
evaluasi di bidang permukiman.
(2) Bidang Permukiman dipimpin oleh kepala bidang yang berada di bawah
dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas.
(3) Bidang Permukiman membawahkan seksi yang dipimpin oleh kepala seksi
dan bertanggungjawab langsung kepada kepala bidang.
Pasal 15
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1)
Bidang Permukiman mempunyai fungsi:
a. penyusunan dan pelaksanaan rencana program dan kegiatan sesuai bidang
tugasnya;
b. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang permukiman
dengan luas area dibawah 10 (sepuluh) Ha;
c. pengelolaan kebijakan teknis monitoring dan evaluasi dalam rangka
layanan teknis di bidang permukiman meliputi menyelenggarakan
pengembangan lingkungan hunian perkotaan, pembangunan lingkungan
hunian baru perkotaan, dan pembangunan kembali lingkungan hunian
perkotaan;
d. pengelolaan kebijakan teknik pembangunan layanan teknis pengelolaan di
bidang permukiman meliputi menyelenggarakan pengembangan lingkungan
hunian perkotaan, pembangunan lingkungan hunian baru perkotaan, dan
pembangunan kembali lingkungan hunian perkotaan;
e. perumusan kebijakan bentuk kerja sama bidang penyelenggaraan kawasan
permukiman, fasilitasi kawasan permukiman bagi masyarakat
berpenghasilan rendah. pembinaan pelaku pembangunan kawasan
permukiman;
f. pendataan, perencanaan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh
dan rehabilitasi bencana;
g. pelaksanaan survey dan penelitian dalam rangka penataan kawasan
kumuh dan rawan bencana serta penanganan pengelolaan air limbah dan
pelayanan air bersih lingkungan di permukiman dengan luas area dibawah
10 (sepuluh) ha.
h. pelaksanaan evaluasi, pengkajian dan pengarahan terhadap penataan
permukiman kumuh dan rawan bencana serta penanganan pengelolaan air
limbah dan pelayanan air bersih lingkungan di permukiman dengan luas
area dibawah 10 (sepuluh) Ha.
i. penyusunan dan menyiapkan data-data untuk bahan evaluasi dan
pengembangan terhadap penataan permukiman kumuh dan rawan
bencana serta penanganan pengelolaan air limbah dan pelayanan air bersih
lingkungan di permukiman dengan luas area dibawah 10 (sepuluh) Ha.
j. penyelenggaraan pengaturan terhadap penataan bangunan di kawasan
kumuh dan rawan bencana, sarana prasarana dan fasilitas lingkungan
meliputi: kondisi bangunan hunian, kondisi aksesibilitas jaringan jalan
12
Pasal 16
Seksi Pembinaan Permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf d
angka 1 mempunyai tugas:
a. menyusun dan melaksanakan rencana program dan kegiatan sesuai bidang
tugasnya;
b. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pembinaan
permukiman dengan luas area dibawah 10 (sepuluh) Ha;
c. menyiapkan bahan penerbitan Izin Pembangunan dan Pengembangan
Kawasan Permukiman;
d. menyelenggarakan pengaturan tentang penataan pembangunan
permukiman kumuh dan rawan bencana baik sarana prasarana serta
fasilitas lingkungannya meliputi: kondisi bangunan hunian, kondisi
aksesibilitas jaringan jalan lingkungan, kondisi drainase lingkungannya
dengan luas area dibawah 10 (sepuluh) Ha;
e. melaksanakan penyusunan dokumen perencanaan bidang permukiman
yang memuat identifikasi dan rencana prioritas penataan infrastruktur
lingkungan permukiman kumuh dan rawan bencana serta pengelolaan
peremajaan/perbaikan permukiman kumuh dengan luas area dibawah 10
(sepuluh) Ha;
f. melaksanakan perencanaan teknik pengembangan lingkungan hunian baru
perkotaan meliputi: penyedian lokasi permukiman dan sarana prasarana
permukiman, penyediaan lokasi layanan jasa pemerintah, pelayanan sosial
dan kegiatan ekonomi dengan luas area dibawah 10 (sepuluh) Ha;
g. melaksanakan perencanaan teknis pembangunan lingkungan hunian
perkotaan meliputi: peningkatan pelayanan lingkungan perkotaan,
peningkatan keterpaduan sarana prasarana perkotaan, pencegahan
tumbuhnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh serta pencegahan
tumbuh dan berkembangnya lingkungan hunian yang tidak terencana dan
tidak teratur;
13
Pasal 17
Seksi Pembangunan, Pengembangan, dan Pemeliharaan Lingkungan Hunian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf d angka 2 mempunyai tugas:
a. menyusun dan melaksanakan rencana program dan kegiatan sesuai bidang
tugasnya;
b. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pembangunan
dan pengembangan lingkungan hunian;
c. menyusun dan menyediakan basis data
d. menyediakan lokasi permukiman dan sarana prasarana permukiman;
e. menyediakan lokasi layanan jasa pemerintah, pelayanan sosial dan
kegiatan ekonomi;
f. melaksanakan peningkatan pelayanan lingkungan perkotaan;
g. melaksanakan peningkatan keterpaduan sarana prasarana perkotaan;
h. melaksanakan pendataan rumah tidak layak huni;
i. menyediakan dan merehabilitasi rumah korban bencana kota dan rumah
bagi masyarakat yang terkena relokasi;
j. melaksanakan pencegahan tumbuhnya perumahan kumuh dan
permukiman kumuh;
k. melaksanakan pencegahan tumbuh dan berkembangnya lingkungan
hunian yang tidak terencana dan tidak teratur;
l. melakukan koordinasi kelompok masyarakat atau lembaga atau badan
yang menangani pengawasan pembangunan perkotaan;
m. melaksanakan inventarisasi data pertumbuhan permukiman kumuh atau
permukiman yang tidak terencana dan tidak teratur;
n. melaksanakan pemantauan, evaluasi dan supervisi pelaksanaan tugas;
o. membuat laporan hasil pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan
bidang tugasnya;
14
Pasal 18
Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Lingkungan Hunian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 huruf d angka 3 mempunyai tugas:
a. menyusun dan melaksanakan rencana program dan kegiatan sesuai bidang
tugasnya;
b. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pembangunan
dan pemeliharaan lingkungan hunian;
c. melaksanakan pembangunan, rehabilitasi, rekonstruksi dan peremajaan
lingkungan hunian perkotaan;
d. mendata kawasan kumuh, rawan bencana dan rumah tidak layak huni
(RTLH);
e. melakukan koordinasi dengan bidang dan instansi terkait serta kelompok
masyarakat atau lembaga atau badan yang menangani pengawasan
pembangunan perkotaan;
f. menyelenggarakan pemeliharaan pada kawasan lingkungan hunian;
g. memanfaatkan teknologi dan rancang bangun yang ramah lingkungan
dengan mengutamakan pemanfaatan sumber daya daerah dan kearifan
lokal;
h. melakukan sinkronisasi dan harmonisasi perencanaan pembangunan
dalam penataan dan peningkatan kualitas penataan kawasan kumuh
dengan OPD terkait di Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat (Satker
APBN);
i. melakukan penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan supervisi
pelaksanaan kegiatan;
j. membuat laporan hasil pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan
bidang tugasnya;
k. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintahan; dan
l. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/pimpinan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian Kelima
Bidang Pertamanan dan Pemakaman
Pasal 19
(1) Bidang Pertamanan dan Pemakaman mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan dibidang
pertamanan dan pemakaman;
(2) Bidang Pertamanan dan Pemakaman dipimpin oleh kepala bidang yang
berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas;
(3) Bidang Pertamanan dan Pemakaman membawahkan seksi yang dipimpin
oleh kepala seksi dan bertanggungjawab langsung kepada kepala bidang.
15
Pasal 20
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1)
Bidang Pertamanan dan Pemakaman mempunyai fungsi:
a. penyusunan dan pelaksanaan rencana program dan kegiatan sesuai bidang
tugasnya;
b. perumusan kebijakan di bidang pertamanan dan pemakaman meliputi
menyelenggarakan pembinaan, pembangunan dan pemeliharaan taman
dan makam ;
c. penyusunan pedoman operasional di bidang pertamanan dan pemakaman
meliputi menyelenggarakan pembinaan, pembangunan dan pemeliharaan
taman dan makam;
d. pengaturan, pengelolaan, penetapan kawasan pertamanan dan
permakaman kota;
e. penyusunan rencana program kegiatan pembibitan, penghijauan/ tanaman
peneduh, pertamanan dan permakaman;
f. penyelenggaraan pemeliharaan taman dan makam beserta utilitasnya;
g. pelayanan, pembinaan dan pengendalian rekomendasi, perizinan,
standarisasi dan/atau sertifikasi di bidang pertamanan dan pemakaman;
h. pengembangan peran serta masyarakat dibidang pertamanan dan
pemakaman;
i. perencanaan dan pelaksanaan penyediaan tanah makam, pemetaan tanah
makam, dan tata keindahan taman pemakaman umum;
j. perumusan kebijakan tatalaksana pemungutan retribusi lingkup bidang
permakaman, pertamanan dan pembibitan;
k. pelaksanaan perencanaan, pengawasan, pengendalian dan pengelolaan
tempat pemakaman umum;
l. pengembangan dan pengelolaan manajemen pertamanan dan permakaman;
m. penyelenggaraan pengelolaan dan pengendalian sarana prasarana teknis
pertamanan dan permakaman;
n. pengelolaan kebijakan teknis monitoring dan evaluasi dalam rangka
layanan teknis di bidang pertamanan dan pemakaman meliputi
menyelenggarakan pembinaan, pembangunan dan pemeliharaan taman
dan makam;
o. pengelolaan kebijakan teknik pengelolaan di bidang pertamanan dan
pemakaman meliputi menyelenggarakan pembinaan, pembangunan dan
pemeliharaan taman dan makam;
p. penyusunan inovasi rencana pelayanan publik dalam pembangunan dan
pemeliharaan taman, makam dan pada perumahan dan permukiman;
q. pengendalian operasional UPT yang melaksanakan tugas operasional
pengelolaan lingkup pertamana dan permakaman ;
r. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang
pertamanan dan pemakaman meliputi menyelenggarakan pembinaan,
pembangunan dan pemeliharaan taman dan makam;
s. Pembuatan laporan hasil pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan
bidang tugasnya;
t. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/pimpinan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
16
Pasal 21
Seksi Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf e angka 1
mempunyai tugas:
a. menyusun dan melaksanakan rencana program dan kegiatan sesuai bidang
tugasnya;
b. melaksanakan perencanaan teknik taman, makam dan kegiatan
penunjangnya seperti penyediaan dan pemasangan lampu penerangan
taman, makam di perumahan dan kawasan permukiman;
c. menyusun dokumen perencanaan taman, makam serta kegiatan
penunjangnya meliputi gambar rencana, back up data, analisa harga
satuan, rencana anggaran biaya, dokumen lelang, syarat-syarat umum dan
khusus dan perhitngan harga perhitungan sendiri (HPS);
d. menyelenggarakan proses penyediaan jasa konsultansi untuk perencanaan
dan perancangan kegiatan pembangunan dan pemeliharaan taman, makam
dan perumahan dan kawasan permukiman;
e. menghimpun dan menyusun database taman dan makam serta kawasan
hijau lainnya untuk update secara periodik luasan ruang terbuka hijau
(RTH) publik;
f. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis pengelolaan retribusi
bidang pertamanan dan permakaman;
g. menyiapkan bahan penentuan target, pemungutan, penatausahaan, dan
pertanggungjawaban penerimaan retribusi pertamanan dan pemakaman;
h. melaksanakan pengembangan dan pengelolaan manajemen pertamanan;
i. melakukan koordinasi dengan bidang dan SKPD serta kelompok
masyarakat atau lembaga atau Badan terkait dalam upaya mendapatkan
harga satuan dasar yang wajar dan dapat dipertanggungjawabkan;
j. memfasilitasi peningkatan sumber daya manusia melalui bimbingan teknis,
pendidikan dan latihan;
k. melakukan pemantauan dan evaluasi kegiatan di bidang pembinaan;
l. membuat laporan hasil pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan
bidang tugasnya;
m. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintahan; dan
n. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/pimpinan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 22
Seksi Pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf e angka 2
mempunyai tugas:
a. menyusun dan melaksanakan rencana program dan kegiatan sesuai bidang
tugasnya;
b. memberikan layanan teknis pengelolaan pembangunan taman dan makam
serta kegiatan penunjangnya meliputi perencanaan teknik, pelaksanaan,
pengendalian dan pengawasan serta penyediaan dan pemasangan lampu
penerangan pada taman dan makam;
c. melaksanakan pembangunan taman dan makam serta kegiatan
penunjangnya;
d. menyelenggarakan proses penyediaan barang dan jasa untuk
pembangunan taman dan makam serta lampu penerangan taman dan
makam;
17
Pasal 23
Seksi Pemeliharaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf e angka 3
mempunyai tugas:
a. menyusun dan melaksanakan rencana program dan kegiatan sesuai bidang
tugasnya;
b. melaksanakan pemeliharaan taman dan makam serta kegiatan
penunjangnya meliputi penyediaan lahan pembibitan dengan fasilitasnya,
penyediaan bibit tanaman, penyediaan mesin kompos, pengomposan,
melakukan pemeliharaan tanaman (penyiangan, pemangkasan, salon
pohon peneduh) dan pemeliharaan lampu penerangan taman, makam dan
kawasan perumahan dan permukiman;
c. melaksanakan perawatan dan pemangkasan pohon peneduh sepanjang
median jalan;
d. melaksanakan penertiban spanduk, iklan, bendera, poster, umbul-umbul,
leaflet dan bentuk promosi lainnya yang dipasang di taman median jalan
dan pohon peneduh/pohon penghijauan;
e. melaksanakan pemeliharan taman dan makam dengan cara rehabilitasi,
rekonstruksi dan peremajaan tanaman, penataan bentuk tanaman,
pengaturan jenis tanaman serta penataan kelompok tanaman;
f. melaksanakan pemeliharan lampu penerangan pada taman, kawasan
perumahan dan permukiman dengan cara rehabilitasi, rekonstruksi,
peremajaan tiang, ornament, kabel, panel box dan jenis/type/lumen lampu
penerangan taman;
g. melakukan pengaturan, pembagian tugas dan target kerja harian kepada
segenap petugas halian lapangan sesuai waktu kerja yang ditetapkan;
h. Melakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang;
i. Membuat laporan hasil pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan
bidang tugasnya;
j. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintahan; dan
k. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/pimpinan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
18
Bagian Keenam
Kelompok Jabatan Fungsional
Pasal 24
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas Dinas sesuai dengan keahlian dan/atau ketrampilan tertentu serta
bersifat mandiri.
Pasal 25
(1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24
terdiri atas sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang dapat
dibagi dalam berbagai kelompok sesuai sifat dan keahliannya;
(2) Setiap kelompok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinir oleh
seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk dan bertanggungjawab
kepada Kepala Dinas.
(3) Jumlah Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
(4) Jenis dan Jenjang Jabatan Fungsional serta Rincian Tugas Jabatan
Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian Ketujuh
UPT
Pasal 26
(1) UPT merupakan unsur pelaksana teknis operasional Dinas yang
mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas;
(2) UPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibedakan dalam 2 (dua)
klasifikasi.
(3) Klasifikasi UPT sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas:
a. UPT kelas A untuk mewadahi beban kerja yang besar terdiri atas 1 (satu)
subbagian tata usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional; dan
b. UPT kelas B untuk mewadahi beban kerja yang kecil terdiri atas
pelaksana dan Kelompok Jabatan Fungsional.
(4) Pembentukan UPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Peraturan Walikota setelah dikonsultasikan secara tertulis kepada
Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat.
BAB IV
TATA KERJA
Pasal 27
(1) Dalam melaksanakan tugas, fungsi dan kewenangannya Kepala Dinas,
Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi dan Kepala
Unit Pelaksana Teknis Dinas serta Sub Bagian Tata Usaha Unit Pelaksana
Teknis Dinas menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan
simplikasi baik dalam lingkungan kerja masing-masing maupun antar
satuan organisasi sesuai dengan ruang lingkup bidang tugasnya masing-
masing.
19
(2) Setiap pimpinan satuan organisasi dalam lingkup Dinas wajib mengawasi
bawahannya masing-masing, bila terjadi penyimpangan agar mengambil
langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(3) Setiap pimpinan satuan organisasi dalam lingkup Dinas, bertanggung
jawab memimpin, mengkoordinasikan dan memberikan bimbingan serta
petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya termasuk Kelompok Jabatan
Fungsional yang terkait dengan bidang tugas masing-masing.
(4) Setiap pimpinan satuan organisasi dilingkup Dinas wajib mengikuti dan
mematuhi petunjuk serta bertanggungjawab kepada atasan masing-masing
serta menyampaikan laporan secara berkala tepat pada waktunya.
(5) Setiap Kelompok Jabatan Fungsional dan atau pejabat non struktural
dalam lingkup Dinas wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk serta
menyampaikan laporan kegiatan secara periodik dan bertanggungjawab
kepada atasannya masing-masing secara berjenjang.
(6) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari
bawahannya diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan
lebih lanjut kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris Dinas.
(7) Dalam menyampaikan laporan, tembusan disampaikan pula kepada satuan
organisasi secara fungsional yang erat hubungannnya dengan bidang
tugas.
BAB V
KEPEGAWAIAN
Pasal 28
(1) Kepala Dinas, Sekretaris Dinas, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala
Seksi dan Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas serta Sub Bagian Tata
Usaha Unit Pelaksana Teknis Dinas diangkat dan diberhentikan dari
jabatan oleh Kepala Daerah dari pegawai negeri sipil yang memenuhi
syarat sesuai kompetensi berdasarkan hasil seleksi Baperjakat.
(2) Persyaratan kompetensi yang dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Kompetensi Teknis;
b. Kompetensi Manajerial; dan
c. Kompetensi Sosial Kultural.
(3) Selain memenuhi kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
pegawai Aparatur Sipil Negara yang menduduki jabatan perangkat daerah
harus memenuhi kompetensi pemerintahan.
(4) Kompetensi teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a diukur
dari tingkat dan spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis fungsional, dan
pengalaman bekerja secara teknis yang dibuktikan dengan sertifikasi.
(5) Kompetensi Manajerial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan Susunanal atau manajemen,
dan pengalaman kepemimpinan.
(6) Kompetensi sosial kultural sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c
diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk
dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga memiliki wawasan
kebangsaan.
20
BAB VI
ESELONERING
Pasal 29
(1) Kepala Dinas adalah jabatan karier bagi pegawai negeri sipil yang
memenuhi syarat dan sesuai dengan kompetensi jabatan dengan Eselon
II.b atau jabatan tinggi pimpinan tinggi pratama.
(2) Sekretaris Dinas adalah jabatan karier pegawai negeri sipil yang memenuhi
syarat dan sesuai kompetensi jabatan dengan Eselon III.a atau jabatan
administrator.
(3) Kepala Bidang adalah jabatan karier pegawai negeri sipil yang memenuhi
syarat dan sesuai kompetensi jabatan dengan Eselon III.b atau jabatan
administrator.
(4) Kepala Sub Bagian, Kepala-Kepala Seksi dan Kepala UPT tipe A adalah
jabatan karier pegawai negeri sipil yang memenuhi syarat dan sesuai
kompetensi jabatan dengan Eselon IV.a atau jabatan pengawas.
(5) Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Tipe B dan Kepala Sub Bagian Tata
Usaha Unit Pelaksana Teknis Dinas tipe A adalah jabatan karier pegawai
negeri sipil yang memenuhi syarat sesuai kompetensi jabatan dengan
eselon IV.b atau jabatan pengawas.
BAB VII
PEMBIAYAAN
Pasal 30
Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya Peraturan Walikota ini
dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Bab VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 31
Pejabat yang sudah ada sebelum berlakunya Peraturan Walikota ini, tetap
melaksanakan tugasnya sampai ditetapkan pejabat yang baru berdasarkan
Peraturan Walikota ini.
21
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 32
Pada saat Peraturan Walikota ini mulai berlaku, Peraturan Walikota
Samarinda Nomor 023 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas, Fungsi dan
Tata Kerja Struktur Organisasi Dinas Daerah Kota Samarinda (Berita Daerah
Kota Samarinda Tahun 2008 Nomor 23), dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
Pasal 33
Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Wali Kota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Samarinda.
Ditetapkan di Samarinda
Pada tanggal 20 Oktober 2016
WALIKOTA SAMARINDA
ttd
H. SYAHARIE JA’ANG
Diundangkan di Samarinda
pada tanggal 21 Oktober 2016
Pj. SEKRETARIS DAERAH KOTA SAMARINDA,
ttd
H. HERMANTO
A. FYDAYEEN, SH
NIP. 19700202 199603 1 002
LAMPIRAN : PERATURAN WALIKOTA NO. 26 TAHUN 2016
TENTANG SUSUSAN ORGANISASI, TATA
KERJA, TUGAS, FUNGSI DAN RINCIAN
TUGAS DINAS PERUMAHAN DAN
PERMUKIMAN KOTA SAMARINDA
KEPALA DINAS
SEKRETARIS
SUB BAGIAN
PERENCANAAN SUB BAGIAN UMUM
PROGRAM DAN DAN KEPEGAWAIAN
KEUANGAN
KABID
KABID KAWASAN KABID PERTAMANAN
PENYELENGGARAAN
PEMUKIMAN DAN PEMAKAMAN
PERUMAHAN
KASI PENGEMBANGAAN
KASI PEMBANGUNAN
DAN PEMBANGUNAN KASI PEMBANGUNAN
PERUMAHAN
LINGKUNGAN HUNIAN
UPTD
ttd
H. SYAHARIE JA’ANG
Diundangkan di Samarinda,
pada tanggal 21 Oktober 2016
Pj. SEKRETARIS DAERAH KOTA SAMARINDA
H. HERMANTO