Anda di halaman 1dari 35

SALINAN

WALIKOTA SAMARINDA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA


NOMOR 4 TAHUN 2016

TENTANG

PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SAMARINDA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 ayat (1)


Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah, perlu menetapkan Peraturan Daerah
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan
Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1959 Nomor 352) sebagai Undang-Undang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
1820);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 114).
2

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SAMARINDA


dan
WALIKOTA SAMARINDA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN DAN


SUSUNAN PERANGKAT DAERAH.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kota Samarinda.
2. Pemerintah Daerah adalah Walikota sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah otonom Kota Samarinda.
3. Walikota adalah Walikota Samarinda.
4. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Kota Samarinda.
5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Samarinda.
6. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah
lembaga perwakilan rakyat Daerah yang berkedudukan sebagai unsur
penyelenggaraan pemerintahan Daerah.
7. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Walikota dan DPRD dalam
penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.
8. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disingkat Sekretariat
DPRD adalah Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Samarinda.
9. Inspektorat adalah Inspektorat Kota Samarinda.
10. Dinas Daerah adalah Dinas Daerah Kota Samarinda.
11. Badan Daerah adalah Badan Daerah Kota Samarinda.
12. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disingkat UPT adalah unsur pelaksana
teknis Dinas atau Badan yang melaksanakan kegiatan teknis operasional
dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu.

Pasal 2
Pembentukan dan susunan Perangkat Daerah diselenggarakan dengan
berasaskan:
a. intensitas Urusan Pemerintahan dan potensi Daerah;
b. efisiensi;
c. efektivitas;
d. pembagian habis tugas;
e. rentang kendali;
3

f. tata kerja yang jelas; dan


g. fleksibilitas.

BAB II
PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

Pasal 3

(1) Perangkat Daerah Pemerintah Daerah terdiri atas:


a. Sekretariat Daerah;
b. Sekretariat DPRD;
c. Inspektorat;
d. Dinas;
e. Badan; dan
f. Kecamatan.
(2) Sekretariat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan
Sekretariat Daerah Tipe A.
(3) Sekretariat DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan
Sekretariat DPRD tipe A.
(4) Inspektorat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan
Inspektorat Daerah Tipe A.
(5) Dinas Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d terdiri atas:
a. Dinas Pendidikan Tipe A menyelenggarakan urusan Pemerintahan Bidang
Pendidikan;
b. Dinas Kesehatan Tipe A menyelenggarakan urusan Pemerintahan Bidang
Kesehatan;
c. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Tipe A menyelenggarakan
urusan Pemerintahan Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
d. Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Tipe B menyelenggarakan
urusan Pemerintahan Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman;
e. Dinas Pemadam Kebakaran Tipe B menyelenggarakan urusan
Pemerintahan Bidang Ketenteraman dan Ketertiban Umum Sub Urusan
Kebakaran;
f. Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Tipe A menyelenggarakan urusan
Pemerintahan Bidang Ketenteraman dan Ketertiban Umum sub bidang
Ketenteraman dan Ketertiban Umum;
g. Dinas Sosial Tipe A menyelenggarakan urusan Pemerintahan Bidang
Sosial;
h. Dinas Tenaga Kerja Tipe A menyelenggarakan urusan Pemerintahan
Bidang Tenaga Kerja dan Bidang Transmigrasi;
i. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tipe A
menyelenggarakan urusan Pemerintahan Bidang Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak dan Bidang Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa;
4

j. Dinas Pangan Tipe B menyelenggarakan urusan Pemerintahan Bidang


Pangan;
k. Dinas Pertanahan Tipe C menyelenggarakan urusan Pemerintahan Bidang
Pertanahan;
l. Dinas Lingkungan Hidup Tipe A menyelenggarakan urusan Pemerintahan
Bidang Lingkungan Hidup dan Bidang Kehutanan;
m. Dinas Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tipe A
menyelenggarakan urusan Pemerintahan Bidang Administrasi
Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
n. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Tipe A
menyelenggarakan urusan Pemerintahan Bidang Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana;
o. Dinas Perhubungan Tipe A menyelenggarakan urusan Pemerintahan
Bidang Perhubungan;
p. Dinas Komunikasi dan Informatika Tipe A menyelenggarakan urusan
Pemerintahan Bidang Komunikasi dan Informatika, bidang persandian,
dan bidang statistik;
q. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Tipe A menyelenggarakan
urusan Pemerintahan Bidang Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah;
r. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tipe A
menyelenggarakan urusan Pemerintahan Bidang Penanaman Modal;
s. Dinas Kepemudaan dan Olah Raga Tipe A menyelenggarakan urusan
Pemerintahan Bidang Kepemudaan dan Olah Raga;
t. Dinas Kebudayaan Tipe C menyelenggarakan urusan Pemerintahan
Bidang Kebudayaan;
u. Dinas Perpustakaan Tipe B menyelenggarakan urusan Pemerintahan
Bidang Perpustakaan;
v. Dinas Kearsipan Tipe C menyelenggarakan urusan Pemerintahan Bidang
Kearsipan;
w. Dinas Perikanan Tipe C menyelenggarakan urusan Pemerintahan Bidang
Kelautan dan Perikanan;
x. Dinas Pariwisata Tipe A menyelenggarakan urusan Pemerintahan Bidang
Pariwisata;
y. Dinas Pertanian Tipe A menyelenggarakan urusan Pemerintahan Bidang
Pertanian;
z. Dinas Perdagangan Tipe B menyelenggarakan urusan Pemerintahan
Bidang Perdagangan dan Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral; dan
aa. Dinas Perindustrian Tipe B menyelenggarakan urusan Pemerintahan
Bidang Perindustrian.
5

(6) Badan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e terdiri atas:
a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tipe A melaksanakan fungsi
penunjang Perencanaan;
b. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Tipe A melaksanakan
fungsi penunjang Keuangan;
c. Badan Pendapatan Daerah Tipe A melaksanakan fungsi penunjang
Keuangan;
d. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah Tipe A
melaksanakan fungsi penunjang Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan;
dan
e. Badan Penelitian dan Pengembangan Tipe B melaksanakan fungsi
penunjang Penelitian dan Pengembangan.

(7) Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f terdiri atas:
a. Kecamatan Palaran dengan Tipe A;
b. Kecamatan Samarinda Seberang dengan Tipe A;
c. Kecamatan Samarinda Ulu dengan Tipe A;
d. Kecamatan Samarinda Ilir dengan Tipe A;
e. Kecamatan Samarinda Utara dengan Tipe A;
f. Kecamatan Sungai Kunjang dengan Tipe A;
g. Kecamatan Sambutan dengan Tipe A;
h. Kecamatan Sungai Pinang dengan Tipe A;
i. Kecamatan Samarinda Kota dengan Tipe A; dan
j. Kecamatan Loa Janan Ilir dengan Tipe A.

Pasal 4
Ketentuan lebih lanjut mengenai kedudukan, susunan organisasi, tugas dan
fungsi, serta tata kerja Perangkat Daerah dan unit kerja di bawahnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ditetapkan dengan Peraturan Walikota.

BAB III
PEMBENTUKAN UPT
Pasal 5
(1) Pada Dinas Daerah dan Badan Daerah dapat dibentuk UPT.
(2) Pembentukan UPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Peraturan Walikota.

Pasal 6
(1) Selain UPT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 terdapat UPT di bidang
pendidikan berupa satuan pendidikan.
(2) Satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbentuk satuan
pendidikan formal dan nonformal.
6

Pasal 7
(1) Selain UPT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, terdapat UPT di bidang
kesehatan berupa Rumah Sakit Daerah sebagai unit organisasi bersifat
fungsional dan unit layanan yang bekerja secara profesional.
(2) Rumah sakit Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat otonom
dalam penyelenggaraan tata kelola rumah sakit dan tata kelola klinis serta
menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah.

BAB IV
STAF AHLI

Pasal 8
(1) Walikota dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu staf ahli.
(2) Staf ahli berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Walikota dan secara
administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Daerah.
(3) Staf ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berjumlah paling banyak 3 (tiga)
orang.
(4) Staf ahli Walikota diangkat dari pegawai negeri sipil yang memenuhi persyaratan.
(5) Pengangkatan dan pemberhentian staf ahli Walikota oleh Walikota.

BAB V
KEPEGAWAIAN

Pasal 9
Pejabat Aparatur Sipil Negara pada Perangkat Daerah diangkat dan diberhentikan
oleh Walikota sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.

BAB V
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 10
(1) Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku:
a. UPT yang sudah dibentuk tetap melaksanakan tugasnya sampai dengan
ditetapkannya Peraturan Walikota tentang pembentukan UPT yang baru;
b. Perangkat Daerah yang melaksanakan Urusan Pemerintahan di bidang
kesatuan bangsa dan politik yang terbentuk dengan susunan organisasi
dan tata kerja sebelum Perda ini diundangkan, tetap melaksanakan
tugasnya sampai dengan peraturan perundang-undangan mengenai
pelaksanaan urusan pemerintahan umum diundangkan;
c. Anggaran penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di bidang kesatuan
bangsa dan politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibebankan
pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sampai dengan
peraturan perundang-undangan mengenai pelaksanaan urusan
pemerintahan umum diundangkan; dan
7

d. Perangkat Daerah yang melaksanakan sub Urusan Pemerintahan bidang


Bencana, yang terbentuk dengan susunan organisasi dan tata kerja
sebelum Perda ini diundangkan, tetap melaksanakan tugasnya sampai
dengan dibentuknya Perangkat Daerah baru yang melaksanakan sub
urusan bencana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Dalam hal Perangkat Daerah yang melaksanakan Urusan Pemerintahan di
bidang kesatuan bangsa dan politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b tergabung dengan Urusan Pemerintahan lain, Perangkat Daerah
tersebut hanya melaksanakan Urusan Pemerintahan di bidang kesatuan
bangsa dan politik.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 11
(1) Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku:
a. Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 09 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kota Samarinda sebagaimana
perubahan terakhir Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 03 Tahun
2015;
b. Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 10 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kota Samarinda;
c. Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 11 Tahun 2008 tentang tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Samarinda sebagaimana
perubahan terakhir Peraturan Daerah No 14 Tahun 2014;
d. Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 12 Tahun 2008 tentang tentang
Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan dan
Pembangunan Daerah, dan Lembaga Teknis Daerah Kota Samarinda
sebagaimana perubahan terakhir Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2013;
e. Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 13 Tahun 2008 tentang tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan Kota Samarinda sebagaimana
perubahan terakhir Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2013;
f. Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 14 Tahun 2008 tentang tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kelurahan Kota Samarinda sebagaimana
perubahan terakhir Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2013; dan
g. Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 05 Tahun 2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja;
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

(2) Semua ketentuan yang mengatur mengenai organisasi Perangkat Daerah


wajib mendasarkan dan menyesuaikan pengaturannya dengan Peraturan
Daerah ini.
8

Pasal 12
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Samarinda.

Ditetapkan di Samarinda
pada tanggal 16 Agustus 2016
WALIKOTA SAMARINDA,

ttd

H. SYAHARIE JA’ANG

Diundangkan di Samarinda
pada tanggal 16 Agustus 2016
Plt. SEKRETARIS DAERAH KOTA SAMARINDA,

ttd

H. HERMANTO

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2016 NOMOR 4.

Salinan sesuai dengan aslinya


Sekretariat Daerah Kota Samarinda
Kepala Bagian Hukum,

A. FYDAYEEN, SH
NIP. 19700202 199603 1 002
9

PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA
NOMOR 4 TAHUN 2016
TENTANG
PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH
KOTA SAMARINDA

I. UMUM
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
membawa perubahan yang signifikan terhadap pembentukan Perangkat
Daerah, yakni dengan prinsip tepat fungsi dan tepat ukuran (rightsizing)
berdasarkan beban kerja yang sesuai dengan kondisi nyata di masing-masing
Daerah. Hal ini juga sejalan dengan prinsip penataan organisasi Perangkat
Daerah yang rasional, proporsional, efektif, dan efisien.
Pengelompokan organisasi Perangkat Daerah didasarkan pada konsepsi
pembentukan organisasi yang terdiri atas 5 (lima) elemen, yaitu kepala Daerah
(strategic apex), sekretaris Daerah (middle line), dinas Daerah (operating core),
badan/fungsi penunjang (technostructure), dan staf pendukung (supporting
staff). Dinas Daerah merupakan pelaksana fungsi inti (operating core) yang
melaksanakan tugas dan fungsi sebagai pembantu kepala Daerah dalam
melaksanakan fungsi mengatur dan mengurus sesuai bidang Urusan
Pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah, baik urusan wajib maupun
urusan pilihan. Badan Daerah melaksanakan fungsi penunjang
(technostructure) yang melaksanakan tugas dan fungsi sebagai pembantu
kepala Daerah dalam melaksanakan fungsi mengatur dan mengurus untuk
menunjang kelancaran pelaksanaan fungsi inti (operating core).
Dalam rangka mewujudkan pembentukan Perangkat Daerah sesuai dengan
prinsip desain organisasi, pembentukan Perangkat Daerah yang diatur dalam
Peraturan Daerah ini didasarkan pada asas efisiensi, efektivitas, pembagian
habis tugas, rentang kendali, tatakerja yang jelas, fleksibilitas, Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah, dan intensitas Urusan
Pemerintahan dan potensi Daerah.

Dasar utama pembentukan Perangkat Daerah, yaitu adanya Urusan


Pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah yang terdiri atas Urusan
Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan. Urusan Pemerintahan
10

Wajib dibagi atas Urusan Pemerintahan yang berkaitan dengan pelayanan


dasar dan Urusan Pemerintahan yang tidak berkaitan dengan pelayanan
dasar.
Pembentukan Perangkat Daerah mempertimbangkan faktor luas wilayah,
jumlah penduduk, kemampuan keuangan Daerah serta besaran beban tugas
sesuai dengan Urusan Pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah
sebagaimana yang wajib dilaksanakan oleh setiap Daerah melalui Perangkat
Daerah.
Peraturan Daerah ini menetapkan Perangkat Daerah dalam 3 (tiga) tipe, yaitu
sekretariat Daerah, sekretariat DPRD dan inspektorat tipe A, sekretariat
Daerah, sekretariat DPRD dan inspektorat tipe B, dan sekretariat Daerah,
sekretariat DPRD dan inspektorat tipe C, dinas tipe A, dinas tipe B, dan dinas
tipe C, badan tipe A, badan tipe B, dan badan tipe C; serta kecamatan dalam 2
(dua) tipe, yaitu kecamatan tipe A dan kecamatan tipe B. Penetapan tipe
Perangkat Daerah didasarkanpadaperhitunganjumlahnilaivariabelbebankerja
yang termuat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah. Variabel beban kerja terdiri dari variabel umum dan
variabel teknis.Variabel umum, meliputi jumlah penduduk, luas wilayah,
jumlah anggaran pendapatan dan belanja Daerah dengan bobot sebesar 20%
(dua puluh persen) dan variabel teknis yang merupakan beban utama dengan
bobot sebesar 80% (delapan puluh persen). Pada tiap-tiap variabel, baik
variabel umum maupun variabel teknis ditetapkan 5 (lima) kelas interval,
dengan skala nilai dari 200 (dua ratus) sampai dengan 1.000 (seribu).
Pemerintahan Daerah memprioritaskan pelaksanaan Urusan Pemerintahan
wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar, agar kebutuhan dasar
masyarakat dapat terpenuhi secara optimal. Oleh karena itu, Perangkat
Daerah yang melaksanakan Urusan Pemerintahan wajib berkaitan dengan
pelayanan dasar diwadahi dalam bentuk dinas utama minimal tipe C.

II. PASAL DEMI PASAL


Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Cukup jelas
Pasal 3
Ayat (1)
Cukup jelas
11

Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 4
Cukup jelas
Pasal 5
Huruf a
Yang dimaksud dengan asas “intensitas Urusan Pemerintahan dan
potensi Daerah” adalah penentuan jumlah dan susunan Perangkat
Daerah didasarkan pada volume beban tugas untuk melaksanakan
suatu Urusan Pemerintahan atau volume beban tugas untuk
mendukung dan menunjang pelaksanaan Urusan Pemerintahan.
Huruf b
Yang dimaksud dengan asas “efisiensi” adalah pembentukan Perangkat
Daerah ditentukan berdasarkan perbandingan tingkat dayaguna yang
paling tinggi yang dapat diperoleh.
Huruf c
Yang dimaksud dengan asas “efektivitas” adalah pembentukan
Perangkat Daerah harus berorientasi pada tujuan yang tepat guna dan
berdayaguna.
Huruf d
Yang dimaksud dengan asas “pembagian habis tugas” adalah
pembentukan Perangkat Daerah yang membagi habis tugas dan fungsi
penyelenggaraan pemerintahan kepada Perangkat Daerah dan tidak
terdapat suatu tugas dan fungsi yang dibebankan pada lebih dari satu
Perangkat Daerah.
Huruf e
Yang dimaksud dengan asas “rentang kendali” adalah penentuan
jumlah Perangkat Daerah dan jumlah unit kerja pada Perangkat
Daerah didasarkan pada kemampuan pengendalian unit kerja
bawahan.
Huruf f
Yang dimaksud dengan asas “tata kerja yang jelas” adalah pelaksanaan
tugas dan fungsi Perangkat Daerah dan unit kerja pada Perangkat
Daerah mempunyai hubungan kerja yang jelas, baik vertikal maupun
horizontal.
12

Huruf g
Yang dimaksud dengan asas “fleksibilitas” adalah penentuan tugas dan
fungsi Perangkat Daerah dan unit kerja pada Perangkat Daerah
memberikan ruang untuk menampung tugas dan fungsi yang
diamanatkan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan setelah
Peraturan Daerah ini ditetapkan.
Pasal 6
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 7
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 8
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
13

Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 3.


1 SALINAN

WALIKOTA SAMARINDA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA


NOMOR 26 TAHUN 2016

TENTANG

SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN


PERMUKIMAN KOTA SAMARINDA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SAMARINDA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 Peraturan


Daerah Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Kota Samarinda, perlu menetapkan
Peraturan Walikota tentang Susunan Organisasi, Tata Kerja,
Tugas, Fungsi, dan Rincian Tugas Dinas Perumahan dan
Permukiman Kota Samarinda;
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan
Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran
Negara Tahun 1953 Nomor 9) sebagai Undang-Undang
(Lembaran Negara Tahun 1959, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 1820);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia 2015 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 114);
2

5. Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 3 Tahun 2016


tentang Urusan Pemerintahan Konkuren Yang Menjadi
Kewenangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Samarinda
Tahun 2016 Nomor 3);
6. Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 4 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota
Samarinda (Lembaran Daerah Kota Samarinda Tahun 2016
Nomor 4).

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG SUSUNAN ORGANISASI,


DAN TATA KERJA, DINAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
KOTA SAMARINDA.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kota Samarinda.
2. Pemerintah Daerah adalah WaliKota sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah otonom Kota Samarinda.
3. Walikota adalah Walikota Samarinda.
4. Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut OPD (Organisasi perangkat
Daerah) adalah unsur pembantu Walikota dan DPRD dalam
penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah yang terdiri dari sekretariat
daerah, sekretariat DPRD, inspektorat, dinas daerah, badan daerah dan
kecamatan.
5. Dinas adalah Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Samarinda yang
merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan konkuren bidang
perumahan dan kawasan permukiman.
6. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disingkat UPT adalah unsur
pelaksana teknis pada Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Dinas.
7. Kelompok Jabatan Fungsional adalah pemegang jabatan fungsional yang
tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan tertentu sesuai
kebutuhan daerah.

BAB II
SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 2
Susunan organisasi Dinas terdiri atas:
a. Dinas.
b. Sekretariat membawahkan:
1. Sub Bagian Perencanaan Program dan Keuangan; dan
2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
3

c. Bidang Perumahan, membawahkan:


1. Seksi Pembinaan Perumahan;
2. Seksi Pembangunan Perumahan; dan
3. Seksi Pembangunan PSU.
d. Bidang Permukiman, membawahkan:
1. Seksi Pembinaan Permukiman;
2. Seksi Pembangunan, Pengembangan, dan Pemeliharaan Lingkungan
Hunian; dan
3. Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Lingkungan Hunian.
e. Bidang Pertamanan dan Pemakaman, membawahkan:
1. Seksi Pembinaan;
2. Seksi Pembangunan; dan
3. Seksi Pemeliharaan.
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
g. UPT.

BAB III
TUGAS, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS

Bagian Kesatu
Dinas
Pasal 3
(1) Dinas mempunyai tugas membantu Walikota melaksanakan urusan
pemerintahan konkuren bidang perumahan dan kawasan permukiman
yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah dan tugas pembantuan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
(2) Dinas dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
(3) Dalam melaksanakan tugas Kepala Dinas dikoordinasikan oleh Asisten
sesuai pembidangannya.

Pasal 4
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat
(1) Dinas, mempunyai fungsi:
a. penyusunan dan melaksanakan kebijakan perencanaan dan perancangan,
pengaturan, pengendalian, dan pengawasan dibidang perumahan dan
kawasan permukiman serta pertamanan dan pemakanan beserta kegiatan
penunjangnya berpedoman kepada kebijakan dan strategi nasional dan
provinsi;
b. penyusunan dan melaksanakan kebijakan daerah dengan berpedoman
pada strategi nasional dan provinsi tentang pendayagunaan dan
pemanfaatan hasil rekayasa teknologi yang ramah lingkungan dengan
mengutamakan sumber daya dan kearifan lokal di bidang perumahan dan
kawasan permukiman serta pertamanan dan pemakanan beserta kegiatan
penunjangnya;
c. penyusunan rencana pembanguan dan pengembangan serta peningkatan
kualitas perumahan dan kawasan permukiman perkotaan serta
pertamanan dan pemakanan beserta kegiatan penunjangnya;
d. penyelenggaraan fungsi opersional dan koordinasi terhadap pelaksanaan
kebijakan pemerintah daerah dalam penyediaan rumah, perumahan,
4

permukiman, lingkungan hunian dan kawasan permukiman serta


pertamanan dan pemakanan beserta kegiatan penunjangnya;
e. pelaksanaan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum
perumahan, permukiman, lingkungan hunian dan kawasan permukiman
serta Pertamanan dan Pemakanan beserta Kegiatan Penunjangnya;
f. fasilitasi penyediaan perumahan dan permukiman bagi masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR), menetapkan lokasi kawasan siap bangun
(Kasiba) dan lingkungn siap bangun (Lisiba), serta memberikan
pendampingan bagi orang perorang yang melakukan pembangunan rumah
swadaya;
g. pengendalian dan pengawasan terhadap pembangunan rumah, perumahan,
permukiman, lingkungan hunian dan kawasan permukiman serta
Pertamanan dan Pemakanan beserta Kegiatan Penunjangnya;
h. penetapan Standar Operasional Prosedur (SOP), Standar Pelayanan
Minimal (SPM), Standar Pelayanan Publik (SPP), Maklumat Pelayanan dan
Survey Kepuasan Masyarakat (SKM)
i. pelaksaanaan administrasi Dinas Perumahan dan Permukiman;
j. pembinaan dan pengendalian Unit Pelaksana Teknis Dinas Perumahan dan
Permukiman;
k. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan atasan/pimpinan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kedua
Sekretariat

Pasal 5
(1) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan
program, pengelolaan urusan keuangan, kepegawaian, rumah tangga
kantor, perlengkapan, pemberian dukungan administrasi kepada seluruh
unsur organisasi dilingkungan Dinas dan pengelolaan barang milik daerah
serta evaluasi dan pelaporan.
(2) Sekretariat dipimpin oleh sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung
jawab langsung kepada Kepala Dinas.
(3) Sekretariat membawahkan sub bagian yang dipimpin oleh kepala sub
bagian dan bertanggungjawab langsung kepada sekretaris.

Pasal 6
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1),
Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan dan pelaksanaan rencana program dan kegiatan
kesekretariatan;
b. pengoordinasian penyusunan dokumen Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah;
c. pengoordinasian penyusunan dan pelaksanaan Rencana Kerja
Anggaran dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran;
d. pelaksanaan dan pembinaan ketatausahaan, ketatalaksanaan dan
kearsipan;
e. pengelolaan urusan kehumasan, keprotokolan, kepustakaan, dan layanan
informasi dan pengaduan ;
5

f. pelaksanaan administrasi dan pembinaan kepegawaian;


g. pengelolaan anggaran Dinas;
h. pelaksanaan administrasi keuangan dan pembayaran gaji pegawai;
i. pelaksanaan verifikasi Surat Pertanggungjawaban keuangan;
j. pengelolaan urusan rumah tangga dan perlengkapan;
k. fasilitasi penyusunan dan pelaksanaan Standar Operasional Prosedur
(SOP), Standar Pelayanan Minimal (SPM), Standar Pelayanan Publik (SPP),
Maklumat Pelayanan dan Survey Kepuasan Masyarakat (SKM);
l. pelaksanaan Survei Kepuasan Masyarakat/pelanggan;
m. pengelolaan pengaduan masyarakat sesuai tugas fungsi Dinas;
n. pengelolaan informasi dan dokumentasi dan pelaksanaan fungsi Pejabat
Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi Pembantu ;
o. pengoordinasian pengelolaan data, pengembangan sistem teknologi
informasi/aplikasi untuk aplikasi yang digunakan lintas bidang pada
Dinas;
p. pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas dan fungsi;
q. pelaksanaan sistem pengendalian intern pemerintahan;
r. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/pimpinan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 7
Sub Bagian Perencanaan Program dan Keuangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 huruf b angka 1 mempunyai tugas:
a. mengoordinir penyusunan dokumen Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (Indikator Kinerja Utama, Rencana Strategis, Rencana
Kerja, Rencana Kerja Tahunan, Penetapan Kinerja dan Laporan Kinerja);
b. menyusun komitmen kinerja yang berkaitan dengan bidang tugasnya;
c. melaksanakan verifikasi internal usulan perencanaan program dan
kegiatan;
d. melaksanakan supervisi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
bidang - bidang pada Dinas;
e. mengumpulkan data lintas bidang sebagai bahan dokumen dinas;
f. melaksanakan pengelolaan data dan dokumentasi pelaksanaan program
dan kegiatan Dinas;
g. menyusun laporan pelaksanaan program dan kegiatan Dinas;
h. menyusun rencana usulan kebutuhan anggaran keuangan;
i. mengoordinir penyusunan Rencana Kerja Anggaran/Dokumen Pelaksanaan
Anggaran/Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Dinas;
j. meneliti kelengkapan dan verifikasi Surat Permintaan Pembayaran;
k. melaksanakan sistem akuntansi pengelolaan keuangan Dinas;
l. menyiapkan Surat Perintah Membayar;
m. melaksanakan verifikasi dan rekonsiliasi harian atas penerimaan retribusi ;
n. menyusun rekapitulasi penyerapan keuangan sebagai bahan evaluasi
kinerja keuangan;
o. menyusun neraca Dinas;
p. mengoordinir dan meneliti anggaran perubahan Dinas;
6

q. menyusun laporan keuangan Dinas


r. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintahan; dan
s. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/ pimpinan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 8
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
huruf b angka 2 mempunyai tugas :
a. menyusun dan melaksanakan rencana program dan kegiatan sesuai bidang
tugasnya;
b. melaksanakan pelayanan administrasi umum dan ketatausahaan;
c. mengelola tertib administrasi perkantoran dan kearsipan;
d. melaksanakan tugas kehumasan dan keprotokolan;
e. melaksanakan urusan rumah tangga, keamanan kantor dan
mempersiapkan sarana prasarana kantor;
f. menyusun rencana kebutuhan alat-alat kantor, barang inventaris kantor/
rumah tangga;
g. melaksanakan pelayanan administrasi perjalanan dinas;
h. melaksanakan pengadaan, pemeliharaan sarana, prasarana kantor dan
pengelolaan inventarisasi barang;
i. menyelenggarakan administrasi kepegawaian;
j. menyeleggarakan pengelolaan pelaporan dan evaluasi kinerja pegawai
k. menyusun bahan pembinaan kedisiplinan pegawai;
l. menyiapkan dan memproses usulan pendidikan dan pelatihan Pegawai;
m. mempersiapkan penyelenggaraan bimbingan teknis tertentu dalam rangka
peningkatan kompetensi pegawai;
n. mengelola informasi dan dokumentasi dan pelaksanaan fungsi Pejabat
Pengelola Informasi dan Dokumentasi pembantu;
o. menyusun tatalaksana dan tata kelola penanganan pengaduan dan
pemberian informasi;
p. memfasilitasi bidang-bidang dalam menyusun Standar Operasional
Prosedur (SOP), Standar Pelayanan Minimal (SPM), Standar Pelayanan
Publik (SPP), Maklumat Pelayanan dan Survey Kepuasan Masyarakat
(SKM);
q. memfasilitasi pembinaan tatakelola pelayanan publik;
r. menyusun laporan pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan
bidang tugasnya;
s. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintahan; dan
t. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/ pimpinan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Ketiga
Bidang Perumahan

Pasal 9
(1) Bidang Perumahan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan, pemberian pendampingan serta pemantauan dan
7

evaluasi di bidang perumahan meliputi penyelenggaraan rumah umum,


rumah khusus dan rumah negara, penyelenggaraan perumahan,
kelayakan prasarana, sarana, dan utilitas umum (PSU) perumahan, dan
serah terima prasarana, sarana, dan utilitas umum (PSU) ;
(2) Bidang Perumahan dipimpin oleh kepala bidang yang berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung pada Kepala Dinas;
(3) Bidang Perumahan membawahkan seksi yang dipimpin oleh kepala seksi
dan bertanggungjawab langsung pada kepala bidang

Pasal 10
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)
Bidang Perumahan mempunyai fungsi:
a. penyusunan dan pelaksanaan rencana program dan kegiatan sesuai bidang
tugasnya;
b. penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang perumahan;
c. pelaksanaan perencanaan, bimbingan dan bantuan teknis dalam kegiatan
perencanaan dan pengembangan perumahan formal dan prasarana, sarana
dan utilitas umum (psu);
d. pelaksanaan survey dan penelitian dalam rangka perencanaan dan
pengembangan perumahan dan pengelolaan prasarana, sarana dan utilitas
umum (psu);
e. pelaksanaan evaluasi, pengkajian dan pengarahan terhadap perencanaan
dan pengembangan perumahan formal dan prasarana, sarana dan utilitas
umum (psu);
f. pelaksanaan pendataan, pengawasan dan pengendalian perumahan formal;
g. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian terhadap kegiatan perizinan
perumahan;
h. penyusunan dan menyiapkan dada-data untuk bahan evaluasi dan
pengembangan terhadap bangunan perumahan formal dan prasarana,
sarana dan utilitas umum (psu);
i. penyelenggaraan pengaturan terhadap penataan bangunan perumahan
formal dan prasarana, sarana dan utilitas umum (psu), meliputi : Sanitasi,
Air Limbah, Pengelolaan Air Limbah dan Tinja, Drainase dan Jalan
Lingkungan;
j. penyelenggaraan Pembinaan terhadap pengelola/pemilik prasarana, sarana
dan utilitas umum (psu) perumahan formal;
k. pelaksanaan Pembangunan, Pemeliharaan, Pengelolaan prasarana, sarana
dan utilitas umum (psu) perumahan formal, meliputi : Sanitasi, Air Limbah,
Pengelolaan Air Limbah dan Tinja, Drainase dan Jalan Lingkungan;
l. penyusunan pedoman penyerahan prasarana, sarana dan utilitas umum
lingkungan perumahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang--
undangan;
m. penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan perumahan dan
prasarana, sarana dan utilitas umum (psu);
n. pengelolaan kebijakan teknis monitoring dan evaluasi dalam rangka
pengesahan Site Plan Perumahan, lokasi kawasan siap bangun (Kasiba)
dan lingkungan siap bangun (Lisiba), serta memberikan pendampingan bagi
orang perorang yang melakukan pembangunan rumah swadaya;
8

o. pengelolaan kebijakan teknik pembangunan rumah, perumahan beserta


prasarana sarana dan utilitas umumnya meliputi rumah umum seperti
rumah tunggal, rumah deret dan/atau rumah susun, rumah khusus, dan
rumah sosial dan rumah dinas;
p. pelaksanaan kerja sama dengan Lembaga Keuangan Mikro (LKM)/Lembaga
Keuangan Mikro Non-Bank (LKNB) dalam mempermudah akses untuk
mendapatkan dana stimulan pembangunan dan perbaikan rumah bagi
masyarakat berpenghasilan rendah ( MBR);
q. penyusunan dan penyiapan dokumen kelengkapan kelayakan prasarana,
sarana, dan utilitas umum (PSU) perumahan
r. memfasilitasi serah terima pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas
umum (PSU) kepada Pemerintah Kota;
s. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang
ketersediaan, penanganan kerawanan pangan dan koordinasi penyediaan
infrastruktur pangan, dan sumber daya pendukung ketahanan pangan
lainnya;
t. pembuatan laporan hasil pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan
bidang tugasnya;
u. pelaksanaan sistem pengendalian intern pemerintahan; dan
v. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/pimpinan sesuai
dengan peraturan yang berlaku.

Pasal 11
Seksi Pembinaan Perumahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf c
angka 1 mempunyai tugas :
a. menyusun dan melaksanakan rencana program dan kegiatan sesuai bidang
tugasnya;
b. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pembinaan
perumahan;
c. menyusun kebijakan daerah dalam penyediaan rumah khusus (rumah
korban bencana dan rumah bagi masyarakat terkena relokasi);
d. melaksanakan survei dan penelitian, dalam rangka penataan bangunan
perumahan formal dan lingkungannya;
e. menyusun analisa kebutuhan perumahan formal di wilayah Daerah
termasuk di dalamnya Rusunawa/Rusunami, Rumah Khusus dan Rumah
Dinas;
f. menyusun pedoman umum, pedoman teknis dan aspek legal perencanaan
Kasiba, Lisiba, kawasan khusus dan pembangunan perumahan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
g. menyusun rencana kebutuhan penyediaan tanah pembangunan lokasi
Kasiba dan Lisiba untuk lokasi pembangunan kembali/relokasi,
RUSUNAWA dan RUSUNAMI yang diutamakan untuk masyarakat
berpenghasilan rendah, rumah khusus (rumah transmigrasi, pemukiman
kembali /relokasi, korban bencana), rumah sosial dan rumah negara;
h. menyusun mekanisme bantuan pembiayaan rumah dan perumahan bagi
masyarakat berpenghasilan rendah;
i. menyusun pedoman penetapan harga sewa rumah;
j. menyusun database perumahan;
9

k. membina pemanfaatan hasil teknologi bahan bangunan dan prasarana,


sarana dan utilitas pendukung perumahan;
l. melaksanakan sosialisasi dan penyuluhan peraturan perundangan terkait
dengan perumahan;
m. menyiapkan bahan penerbitan ijin pembangunan dan pengembangan
perumahan (Siteplan/rencana tapak);
n. menyiapkan bahan penerbitan SKBG (Sertifikat Kepemilikan Bangunan
Gedung);
o. melakukan sertifikasi dan registrasi bagi orang atau badan hukum yang
melaksanakan perancangan dan perencanaan rumah serta perencanaan
prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU) tingkat kemampuan kecil;
p. melaksanakan pemantauan, evaluasi, dan supervisi pelaksanaan tugas;
q. membuat laporan hasil pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan
bidang tugasnya;
r. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintahan; dan
s. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/ pimpinan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 12
Seksi Pembangunan Perumahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
huruf c angka 2 mempunyai tugas:
a. menyusun dan melaksanakan rencana program dan kegiatan sesuai bidang
tugasnya;
b. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pembangunan
perumahan;
c. menyusun rencana dan penjadualan pelaksanaan program mulai dari
perancangan, perencanaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan;
d. melaksanakan pengendalian dan pengawasan pembangunan perumahan
seperti rumah tunggal, rumah deret, RUSUNAWA dan RUSUNAMI yang
diutamakan untuk masyarakat berpenghasilan rendah, rumah umum,
rumah khusus (rumah transmigrasi, pemukiman kembali/relokasi, korban
bencana), rumah sosial dan rumah dinas;
e. memfasilitasi pengaturan penyediaan perumahan bagi masyarakat
berpenghasilan rendah;
f. melaksanakan monitoring dan evaluasi dalam rangka pengesahan Site Plan
Perumahan, Kasiba dan Lisiba, serta memberikan pendampingan bagi
orang perorang yang melakukan pembangunan rumah swadaya;
g. melaksanakan pembangunan atau/penyediaan rumah susun (RUSUNAWA
dan RUSUNAMI) yang diutamakan untuk masyarakat berpenghasilan
rendah, rumah khusus (rumah transmigrasi, pemukiman kembali/relokasi,
korban bencana), rumah sosial dan rumah negara;
h. melaksanakan inventarisai data perumahan meliputi pertumbuhan
perumahan dan kelayakan perumahan;
i. melaksanakan pengawasan dan pengendalian bangunan perumahan;
j. memberikan teguran tertulis atas pelanggaran terhadap pengembang yang
membangun tidak sesuai dengan siteplan/rencana tapak perumahan;
k. melakukan penertiban atas pelanggaran terhadap pengembang yang
membangun tidak sesuai dengan siteplan/rencana tapak perumahan
sesuai standar operasional dan prosedur
10

l. melaksanakan pemantauan, evaluasi, dan supervisi pelaksanaan tugas;


m. membuat laporan hasil pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan
bidang tugasnya;
n. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintahan; dan
o. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/ pimpinan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 13
Seksi Pembangunan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum (PSU)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf c angka 3 mempunyai tugas :
a. menyusun dan melaksanakan rencana program dan kegiatan sesuai bidang
tugasnya;
b. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pembangunan
prasarana, sarana, dan utilitas umum (PSU);
c. melaksanakan pengaturan, pengendalian dan pengawasan tentang
penataan perumahan dan prasarana, sarana, dan utilitas umum (PSU)
serta fasilitas lingkungannya meliputi : Sanitasi, Air Limbah, Pengelolaan
Air Limbah dan Tinja, Drainase dan Jalan Lingkungan Perumahan;
d. melaksanakan pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum (PSU)
serta fasilitas lingkungannya meliputi : Sanitasi, Air Limbah, Pengelolaan
Air Limbah dan Tinja, Drainase dan Jalan Lingkungan Perumahan;
e. melakukan sinkronisasi data pembangunan prasarana, sarana dan utilitas
umum (PSU) dengan rencana, rancangan, dan perizinan;
f. merencanakan penyusunan format inventarisasi data prasarana, sarana
dan utilitas umum (PSU);
g. merencanakan kelengkapan prasarana, sarana, dan utilitas umum (PSU)
perumahan;
h. melakukan inventarisasi data prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU)
yang telah dibangun;
i. melaksanakan pengawasan dan pengendalian prasarana, sarana dan
utilitas umum (PSU);
j. memberikan layanan pengaduan dari masyarakat dan memfasilitasi
penyelesaian sengketa yang berhubungan dengan masalah fasilitas umum
dan fasilitas sosial pada perumahan serta prasarana, sarana dan utilitas
umum (PSU);
k. menyusun pedoman penyerahan prasana sarana dan utilitas umum
perumahan;
l. mengoordinasikan penyerahan prasana sarana dan utilitas umum
perumahan;
m. melaksanakan fasilitas stimulasi pembangunan prasarana, sarana dan
utilitas perumahan;
n. melaksanakan pemantauan, evaluasi dan supervisi pelaksanaan tugas;
o. membuat laporan hasil pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan
bidang tugasnya;
p. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintahan; dan
q. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/pimpinan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
11

Bagian Keempat
Bidang Permukiman

Pasal 14
(1) Bidang Permukiman mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan, pemberian pendampingan serta pemantauan dan
evaluasi di bidang permukiman.
(2) Bidang Permukiman dipimpin oleh kepala bidang yang berada di bawah
dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas.
(3) Bidang Permukiman membawahkan seksi yang dipimpin oleh kepala seksi
dan bertanggungjawab langsung kepada kepala bidang.

Pasal 15
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1)
Bidang Permukiman mempunyai fungsi:
a. penyusunan dan pelaksanaan rencana program dan kegiatan sesuai bidang
tugasnya;
b. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang permukiman
dengan luas area dibawah 10 (sepuluh) Ha;
c. pengelolaan kebijakan teknis monitoring dan evaluasi dalam rangka
layanan teknis di bidang permukiman meliputi menyelenggarakan
pengembangan lingkungan hunian perkotaan, pembangunan lingkungan
hunian baru perkotaan, dan pembangunan kembali lingkungan hunian
perkotaan;
d. pengelolaan kebijakan teknik pembangunan layanan teknis pengelolaan di
bidang permukiman meliputi menyelenggarakan pengembangan lingkungan
hunian perkotaan, pembangunan lingkungan hunian baru perkotaan, dan
pembangunan kembali lingkungan hunian perkotaan;
e. perumusan kebijakan bentuk kerja sama bidang penyelenggaraan kawasan
permukiman, fasilitasi kawasan permukiman bagi masyarakat
berpenghasilan rendah. pembinaan pelaku pembangunan kawasan
permukiman;
f. pendataan, perencanaan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh
dan rehabilitasi bencana;
g. pelaksanaan survey dan penelitian dalam rangka penataan kawasan
kumuh dan rawan bencana serta penanganan pengelolaan air limbah dan
pelayanan air bersih lingkungan di permukiman dengan luas area dibawah
10 (sepuluh) ha.
h. pelaksanaan evaluasi, pengkajian dan pengarahan terhadap penataan
permukiman kumuh dan rawan bencana serta penanganan pengelolaan air
limbah dan pelayanan air bersih lingkungan di permukiman dengan luas
area dibawah 10 (sepuluh) Ha.
i. penyusunan dan menyiapkan data-data untuk bahan evaluasi dan
pengembangan terhadap penataan permukiman kumuh dan rawan
bencana serta penanganan pengelolaan air limbah dan pelayanan air bersih
lingkungan di permukiman dengan luas area dibawah 10 (sepuluh) Ha.
j. penyelenggaraan pengaturan terhadap penataan bangunan di kawasan
kumuh dan rawan bencana, sarana prasarana dan fasilitas lingkungan
meliputi: kondisi bangunan hunian, kondisi aksesibilitas jaringan jalan
12

lingkungan, kondisi drainase lingkungan, pengelolaan air limbah dan


pelayanan air bersih dengan luas area dibawah 10 (sepuluh) Ha.
k. penyelenggaraan pembinaan terhadap pengelola/pemilik sarana prasarana
dan fasilitas lingkungannya.
l. pelaksanaan pembangunan, pemeliharaan, pengelolaan sarana prasarana
dan fasilitas lingkungan meliputi: kondisi bangunan hunian, kondisi
aksesibilitas jaringan jalan lingkungan, kondisi drainase lingkungan,
pengelolaan air limbah dan pelayanan air bersih dengan luas area dibawah
10 (sepuluh) Ha.
m. penyusunan pedoman penyerahan sarana prasarana lingkungan
permukiman terhadap pengelola lingkungan.
n. penyusunan rencana pembangunan dan pengembangan permukiman
dengan luas area dibawah 10 (sepuluh) Ha.
o. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan supervisi pelaksanaan tugas;
p. pembuatan laporan hasil pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan
bidang tugasnya;
q. pelaksanaan sistem pengendalaian intern pemerintahan; dan
r. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/pimpinan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 16
Seksi Pembinaan Permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf d
angka 1 mempunyai tugas:
a. menyusun dan melaksanakan rencana program dan kegiatan sesuai bidang
tugasnya;
b. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pembinaan
permukiman dengan luas area dibawah 10 (sepuluh) Ha;
c. menyiapkan bahan penerbitan Izin Pembangunan dan Pengembangan
Kawasan Permukiman;
d. menyelenggarakan pengaturan tentang penataan pembangunan
permukiman kumuh dan rawan bencana baik sarana prasarana serta
fasilitas lingkungannya meliputi: kondisi bangunan hunian, kondisi
aksesibilitas jaringan jalan lingkungan, kondisi drainase lingkungannya
dengan luas area dibawah 10 (sepuluh) Ha;
e. melaksanakan penyusunan dokumen perencanaan bidang permukiman
yang memuat identifikasi dan rencana prioritas penataan infrastruktur
lingkungan permukiman kumuh dan rawan bencana serta pengelolaan
peremajaan/perbaikan permukiman kumuh dengan luas area dibawah 10
(sepuluh) Ha;
f. melaksanakan perencanaan teknik pengembangan lingkungan hunian baru
perkotaan meliputi: penyedian lokasi permukiman dan sarana prasarana
permukiman, penyediaan lokasi layanan jasa pemerintah, pelayanan sosial
dan kegiatan ekonomi dengan luas area dibawah 10 (sepuluh) Ha;
g. melaksanakan perencanaan teknis pembangunan lingkungan hunian
perkotaan meliputi: peningkatan pelayanan lingkungan perkotaan,
peningkatan keterpaduan sarana prasarana perkotaan, pencegahan
tumbuhnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh serta pencegahan
tumbuh dan berkembangnya lingkungan hunian yang tidak terencana dan
tidak teratur;
13

h. melaksanakan perencanaan teknik pemeliharaan kawasan lingkungan


hunian kumuh dan penataan pada kawasan lingkungan hunian tidak
terencana dan tidak teratur untuk menjadi layak huni, yang sehat, aman
dan teratur dengan pemanfaatan teknologi dan rancang bangun yang
ramah lingkungan dengan mengutamakan pemanfaatan sumber daya
daerah dan kearifan lokal;
i. melakukan sinkronisasi dan harmonisasi perencanaan pembangunan
dalam penataan dan peningkatan kualitas penataan kawasan kumuh
dengan SKPD terkait di Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat (Satker
APBN);
j. menyusun database permukiman;
k. menyusun pedoman pencegahan permukiman pada kawasan permukiman
kumuh dan rawan bencana;
l. mengawasi dan mengendalikan permukiman pada kawasan permukiman
kumuh dan rawan bencana dengan luas area dibawah 10 Ha;
m. melaksanakan pemantauan, evaluasi dan supervisi pelaksanaan tugas;
n. membuat laporan hasil pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan
bidang tugasnya;
o. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintahan; dan
p. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/pimpinan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 17
Seksi Pembangunan, Pengembangan, dan Pemeliharaan Lingkungan Hunian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf d angka 2 mempunyai tugas:
a. menyusun dan melaksanakan rencana program dan kegiatan sesuai bidang
tugasnya;
b. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pembangunan
dan pengembangan lingkungan hunian;
c. menyusun dan menyediakan basis data
d. menyediakan lokasi permukiman dan sarana prasarana permukiman;
e. menyediakan lokasi layanan jasa pemerintah, pelayanan sosial dan
kegiatan ekonomi;
f. melaksanakan peningkatan pelayanan lingkungan perkotaan;
g. melaksanakan peningkatan keterpaduan sarana prasarana perkotaan;
h. melaksanakan pendataan rumah tidak layak huni;
i. menyediakan dan merehabilitasi rumah korban bencana kota dan rumah
bagi masyarakat yang terkena relokasi;
j. melaksanakan pencegahan tumbuhnya perumahan kumuh dan
permukiman kumuh;
k. melaksanakan pencegahan tumbuh dan berkembangnya lingkungan
hunian yang tidak terencana dan tidak teratur;
l. melakukan koordinasi kelompok masyarakat atau lembaga atau badan
yang menangani pengawasan pembangunan perkotaan;
m. melaksanakan inventarisasi data pertumbuhan permukiman kumuh atau
permukiman yang tidak terencana dan tidak teratur;
n. melaksanakan pemantauan, evaluasi dan supervisi pelaksanaan tugas;
o. membuat laporan hasil pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan
bidang tugasnya;
14

p. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintahan; dan


q. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/pimpinan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 18
Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Lingkungan Hunian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 huruf d angka 3 mempunyai tugas:
a. menyusun dan melaksanakan rencana program dan kegiatan sesuai bidang
tugasnya;
b. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pembangunan
dan pemeliharaan lingkungan hunian;
c. melaksanakan pembangunan, rehabilitasi, rekonstruksi dan peremajaan
lingkungan hunian perkotaan;
d. mendata kawasan kumuh, rawan bencana dan rumah tidak layak huni
(RTLH);
e. melakukan koordinasi dengan bidang dan instansi terkait serta kelompok
masyarakat atau lembaga atau badan yang menangani pengawasan
pembangunan perkotaan;
f. menyelenggarakan pemeliharaan pada kawasan lingkungan hunian;
g. memanfaatkan teknologi dan rancang bangun yang ramah lingkungan
dengan mengutamakan pemanfaatan sumber daya daerah dan kearifan
lokal;
h. melakukan sinkronisasi dan harmonisasi perencanaan pembangunan
dalam penataan dan peningkatan kualitas penataan kawasan kumuh
dengan OPD terkait di Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat (Satker
APBN);
i. melakukan penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan supervisi
pelaksanaan kegiatan;
j. membuat laporan hasil pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan
bidang tugasnya;
k. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintahan; dan
l. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/pimpinan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kelima
Bidang Pertamanan dan Pemakaman

Pasal 19
(1) Bidang Pertamanan dan Pemakaman mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan dibidang
pertamanan dan pemakaman;
(2) Bidang Pertamanan dan Pemakaman dipimpin oleh kepala bidang yang
berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas;
(3) Bidang Pertamanan dan Pemakaman membawahkan seksi yang dipimpin
oleh kepala seksi dan bertanggungjawab langsung kepada kepala bidang.
15

Pasal 20
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1)
Bidang Pertamanan dan Pemakaman mempunyai fungsi:
a. penyusunan dan pelaksanaan rencana program dan kegiatan sesuai bidang
tugasnya;
b. perumusan kebijakan di bidang pertamanan dan pemakaman meliputi
menyelenggarakan pembinaan, pembangunan dan pemeliharaan taman
dan makam ;
c. penyusunan pedoman operasional di bidang pertamanan dan pemakaman
meliputi menyelenggarakan pembinaan, pembangunan dan pemeliharaan
taman dan makam;
d. pengaturan, pengelolaan, penetapan kawasan pertamanan dan
permakaman kota;
e. penyusunan rencana program kegiatan pembibitan, penghijauan/ tanaman
peneduh, pertamanan dan permakaman;
f. penyelenggaraan pemeliharaan taman dan makam beserta utilitasnya;
g. pelayanan, pembinaan dan pengendalian rekomendasi, perizinan,
standarisasi dan/atau sertifikasi di bidang pertamanan dan pemakaman;
h. pengembangan peran serta masyarakat dibidang pertamanan dan
pemakaman;
i. perencanaan dan pelaksanaan penyediaan tanah makam, pemetaan tanah
makam, dan tata keindahan taman pemakaman umum;
j. perumusan kebijakan tatalaksana pemungutan retribusi lingkup bidang
permakaman, pertamanan dan pembibitan;
k. pelaksanaan perencanaan, pengawasan, pengendalian dan pengelolaan
tempat pemakaman umum;
l. pengembangan dan pengelolaan manajemen pertamanan dan permakaman;
m. penyelenggaraan pengelolaan dan pengendalian sarana prasarana teknis
pertamanan dan permakaman;
n. pengelolaan kebijakan teknis monitoring dan evaluasi dalam rangka
layanan teknis di bidang pertamanan dan pemakaman meliputi
menyelenggarakan pembinaan, pembangunan dan pemeliharaan taman
dan makam;
o. pengelolaan kebijakan teknik pengelolaan di bidang pertamanan dan
pemakaman meliputi menyelenggarakan pembinaan, pembangunan dan
pemeliharaan taman dan makam;
p. penyusunan inovasi rencana pelayanan publik dalam pembangunan dan
pemeliharaan taman, makam dan pada perumahan dan permukiman;
q. pengendalian operasional UPT yang melaksanakan tugas operasional
pengelolaan lingkup pertamana dan permakaman ;
r. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang
pertamanan dan pemakaman meliputi menyelenggarakan pembinaan,
pembangunan dan pemeliharaan taman dan makam;
s. Pembuatan laporan hasil pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan
bidang tugasnya;
t. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/pimpinan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
16

Pasal 21
Seksi Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf e angka 1
mempunyai tugas:
a. menyusun dan melaksanakan rencana program dan kegiatan sesuai bidang
tugasnya;
b. melaksanakan perencanaan teknik taman, makam dan kegiatan
penunjangnya seperti penyediaan dan pemasangan lampu penerangan
taman, makam di perumahan dan kawasan permukiman;
c. menyusun dokumen perencanaan taman, makam serta kegiatan
penunjangnya meliputi gambar rencana, back up data, analisa harga
satuan, rencana anggaran biaya, dokumen lelang, syarat-syarat umum dan
khusus dan perhitngan harga perhitungan sendiri (HPS);
d. menyelenggarakan proses penyediaan jasa konsultansi untuk perencanaan
dan perancangan kegiatan pembangunan dan pemeliharaan taman, makam
dan perumahan dan kawasan permukiman;
e. menghimpun dan menyusun database taman dan makam serta kawasan
hijau lainnya untuk update secara periodik luasan ruang terbuka hijau
(RTH) publik;
f. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis pengelolaan retribusi
bidang pertamanan dan permakaman;
g. menyiapkan bahan penentuan target, pemungutan, penatausahaan, dan
pertanggungjawaban penerimaan retribusi pertamanan dan pemakaman;
h. melaksanakan pengembangan dan pengelolaan manajemen pertamanan;
i. melakukan koordinasi dengan bidang dan SKPD serta kelompok
masyarakat atau lembaga atau Badan terkait dalam upaya mendapatkan
harga satuan dasar yang wajar dan dapat dipertanggungjawabkan;
j. memfasilitasi peningkatan sumber daya manusia melalui bimbingan teknis,
pendidikan dan latihan;
k. melakukan pemantauan dan evaluasi kegiatan di bidang pembinaan;
l. membuat laporan hasil pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan
bidang tugasnya;
m. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintahan; dan
n. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/pimpinan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 22
Seksi Pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf e angka 2
mempunyai tugas:
a. menyusun dan melaksanakan rencana program dan kegiatan sesuai bidang
tugasnya;
b. memberikan layanan teknis pengelolaan pembangunan taman dan makam
serta kegiatan penunjangnya meliputi perencanaan teknik, pelaksanaan,
pengendalian dan pengawasan serta penyediaan dan pemasangan lampu
penerangan pada taman dan makam;
c. melaksanakan pembangunan taman dan makam serta kegiatan
penunjangnya;
d. menyelenggarakan proses penyediaan barang dan jasa untuk
pembangunan taman dan makam serta lampu penerangan taman dan
makam;
17

e. melakukan pengawasan pelaksanaan kerja pembangunan taman dan


makam serta lampu penerangan taman dan makam;
f. melakukan koordinasi dengan bidang dan SKPD serta kelompok
masyarakat atau lembaga atau Badan terkait dalam upaya pencegahan
atau rusaknya taman, makam dan lampu;
g. melakukan pemantauan dan evaluasi kegiatan;
h. membuat laporan hasil pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan
bidang tugasnya;
i. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintahan; dan
j. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/pimpinan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 23
Seksi Pemeliharaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf e angka 3
mempunyai tugas:
a. menyusun dan melaksanakan rencana program dan kegiatan sesuai bidang
tugasnya;
b. melaksanakan pemeliharaan taman dan makam serta kegiatan
penunjangnya meliputi penyediaan lahan pembibitan dengan fasilitasnya,
penyediaan bibit tanaman, penyediaan mesin kompos, pengomposan,
melakukan pemeliharaan tanaman (penyiangan, pemangkasan, salon
pohon peneduh) dan pemeliharaan lampu penerangan taman, makam dan
kawasan perumahan dan permukiman;
c. melaksanakan perawatan dan pemangkasan pohon peneduh sepanjang
median jalan;
d. melaksanakan penertiban spanduk, iklan, bendera, poster, umbul-umbul,
leaflet dan bentuk promosi lainnya yang dipasang di taman median jalan
dan pohon peneduh/pohon penghijauan;
e. melaksanakan pemeliharan taman dan makam dengan cara rehabilitasi,
rekonstruksi dan peremajaan tanaman, penataan bentuk tanaman,
pengaturan jenis tanaman serta penataan kelompok tanaman;
f. melaksanakan pemeliharan lampu penerangan pada taman, kawasan
perumahan dan permukiman dengan cara rehabilitasi, rekonstruksi,
peremajaan tiang, ornament, kabel, panel box dan jenis/type/lumen lampu
penerangan taman;
g. melakukan pengaturan, pembagian tugas dan target kerja harian kepada
segenap petugas halian lapangan sesuai waktu kerja yang ditetapkan;
h. Melakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang;
i. Membuat laporan hasil pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan
bidang tugasnya;
j. melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintahan; dan
k. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/pimpinan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
18

Bagian Keenam
Kelompok Jabatan Fungsional

Pasal 24
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas Dinas sesuai dengan keahlian dan/atau ketrampilan tertentu serta
bersifat mandiri.

Pasal 25
(1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24
terdiri atas sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang dapat
dibagi dalam berbagai kelompok sesuai sifat dan keahliannya;
(2) Setiap kelompok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinir oleh
seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk dan bertanggungjawab
kepada Kepala Dinas.
(3) Jumlah Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
(4) Jenis dan Jenjang Jabatan Fungsional serta Rincian Tugas Jabatan
Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Ketujuh
UPT

Pasal 26
(1) UPT merupakan unsur pelaksana teknis operasional Dinas yang
mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas;
(2) UPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibedakan dalam 2 (dua)
klasifikasi.
(3) Klasifikasi UPT sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas:
a. UPT kelas A untuk mewadahi beban kerja yang besar terdiri atas 1 (satu)
subbagian tata usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional; dan
b. UPT kelas B untuk mewadahi beban kerja yang kecil terdiri atas
pelaksana dan Kelompok Jabatan Fungsional.
(4) Pembentukan UPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Peraturan Walikota setelah dikonsultasikan secara tertulis kepada
Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat.

BAB IV
TATA KERJA

Pasal 27
(1) Dalam melaksanakan tugas, fungsi dan kewenangannya Kepala Dinas,
Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi dan Kepala
Unit Pelaksana Teknis Dinas serta Sub Bagian Tata Usaha Unit Pelaksana
Teknis Dinas menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan
simplikasi baik dalam lingkungan kerja masing-masing maupun antar
satuan organisasi sesuai dengan ruang lingkup bidang tugasnya masing-
masing.
19

(2) Setiap pimpinan satuan organisasi dalam lingkup Dinas wajib mengawasi
bawahannya masing-masing, bila terjadi penyimpangan agar mengambil
langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(3) Setiap pimpinan satuan organisasi dalam lingkup Dinas, bertanggung
jawab memimpin, mengkoordinasikan dan memberikan bimbingan serta
petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya termasuk Kelompok Jabatan
Fungsional yang terkait dengan bidang tugas masing-masing.
(4) Setiap pimpinan satuan organisasi dilingkup Dinas wajib mengikuti dan
mematuhi petunjuk serta bertanggungjawab kepada atasan masing-masing
serta menyampaikan laporan secara berkala tepat pada waktunya.
(5) Setiap Kelompok Jabatan Fungsional dan atau pejabat non struktural
dalam lingkup Dinas wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk serta
menyampaikan laporan kegiatan secara periodik dan bertanggungjawab
kepada atasannya masing-masing secara berjenjang.
(6) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari
bawahannya diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan
lebih lanjut kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris Dinas.
(7) Dalam menyampaikan laporan, tembusan disampaikan pula kepada satuan
organisasi secara fungsional yang erat hubungannnya dengan bidang
tugas.

BAB V
KEPEGAWAIAN

Pasal 28
(1) Kepala Dinas, Sekretaris Dinas, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala
Seksi dan Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas serta Sub Bagian Tata
Usaha Unit Pelaksana Teknis Dinas diangkat dan diberhentikan dari
jabatan oleh Kepala Daerah dari pegawai negeri sipil yang memenuhi
syarat sesuai kompetensi berdasarkan hasil seleksi Baperjakat.
(2) Persyaratan kompetensi yang dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Kompetensi Teknis;
b. Kompetensi Manajerial; dan
c. Kompetensi Sosial Kultural.
(3) Selain memenuhi kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
pegawai Aparatur Sipil Negara yang menduduki jabatan perangkat daerah
harus memenuhi kompetensi pemerintahan.
(4) Kompetensi teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a diukur
dari tingkat dan spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis fungsional, dan
pengalaman bekerja secara teknis yang dibuktikan dengan sertifikasi.
(5) Kompetensi Manajerial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan Susunanal atau manajemen,
dan pengalaman kepemimpinan.
(6) Kompetensi sosial kultural sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c
diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk
dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga memiliki wawasan
kebangsaan.
20

(7) Kompetensi teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a


ditetapkan oleh menteri/kepala lembaga pemerintah nonkementerian
setelah dikoordinasikan dengan Menteri Dalam Negeri.
(8) Kompetensi pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan
oleh Menteri Dalam Negeri.
(9) Kompetensi pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dibuktikan dengan sertifikasi.
(10) Kelompok Jabatan Fungsional diangkat dan diberhentikan dalam jabatan
fungsional sesuai ketantuan peraturan perundang-undangan.

BAB VI
ESELONERING

Pasal 29
(1) Kepala Dinas adalah jabatan karier bagi pegawai negeri sipil yang
memenuhi syarat dan sesuai dengan kompetensi jabatan dengan Eselon
II.b atau jabatan tinggi pimpinan tinggi pratama.
(2) Sekretaris Dinas adalah jabatan karier pegawai negeri sipil yang memenuhi
syarat dan sesuai kompetensi jabatan dengan Eselon III.a atau jabatan
administrator.
(3) Kepala Bidang adalah jabatan karier pegawai negeri sipil yang memenuhi
syarat dan sesuai kompetensi jabatan dengan Eselon III.b atau jabatan
administrator.
(4) Kepala Sub Bagian, Kepala-Kepala Seksi dan Kepala UPT tipe A adalah
jabatan karier pegawai negeri sipil yang memenuhi syarat dan sesuai
kompetensi jabatan dengan Eselon IV.a atau jabatan pengawas.
(5) Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Tipe B dan Kepala Sub Bagian Tata
Usaha Unit Pelaksana Teknis Dinas tipe A adalah jabatan karier pegawai
negeri sipil yang memenuhi syarat sesuai kompetensi jabatan dengan
eselon IV.b atau jabatan pengawas.

BAB VII
PEMBIAYAAN

Pasal 30
Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya Peraturan Walikota ini
dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Bab VIII
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 31
Pejabat yang sudah ada sebelum berlakunya Peraturan Walikota ini, tetap
melaksanakan tugasnya sampai ditetapkan pejabat yang baru berdasarkan
Peraturan Walikota ini.
21

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 32
Pada saat Peraturan Walikota ini mulai berlaku, Peraturan Walikota
Samarinda Nomor 023 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas, Fungsi dan
Tata Kerja Struktur Organisasi Dinas Daerah Kota Samarinda (Berita Daerah
Kota Samarinda Tahun 2008 Nomor 23), dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.

Pasal 33
Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Wali Kota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Samarinda.

Ditetapkan di Samarinda
Pada tanggal 20 Oktober 2016
WALIKOTA SAMARINDA

ttd
H. SYAHARIE JA’ANG
Diundangkan di Samarinda
pada tanggal 21 Oktober 2016
Pj. SEKRETARIS DAERAH KOTA SAMARINDA,

ttd
H. HERMANTO

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2016 NOMOR 26.

Salinan sesuai dengan aslinya


Sekretariat Daerah Kota Samarinda
Kepala Bagian Hukum,

A. FYDAYEEN, SH
NIP. 19700202 199603 1 002
LAMPIRAN : PERATURAN WALIKOTA NO. 26 TAHUN 2016
TENTANG SUSUSAN ORGANISASI, TATA
KERJA, TUGAS, FUNGSI DAN RINCIAN
TUGAS DINAS PERUMAHAN DAN
PERMUKIMAN KOTA SAMARINDA

KEPALA DINAS

SEKRETARIS

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

SUB BAGIAN
PERENCANAAN SUB BAGIAN UMUM
PROGRAM DAN DAN KEPEGAWAIAN
KEUANGAN

KABID
KABID KAWASAN KABID PERTAMANAN
PENYELENGGARAAN
PEMUKIMAN DAN PEMAKAMAN
PERUMAHAN

KASI PEMBINAAN KASI PEMBINAAN KASI PEMBINAAN


PERUMAHAN KAWASAN PEMUKIMAN TEKNIK

KASI PENGEMBANGAAN
KASI PEMBANGUNAN
DAN PEMBANGUNAN KASI PEMBANGUNAN
PERUMAHAN
LINGKUNGAN HUNIAN

KASI PEMBANGUNAN KASI REHABILITASI


KASI PEMELIHARAAN
PSU LINGKUNGAN HUNIAN

UPTD

Samarinda, 20 Oktober 2016


WALIKOTA SAMARINDA

ttd

H. SYAHARIE JA’ANG
Diundangkan di Samarinda,
pada tanggal 21 Oktober 2016
Pj. SEKRETARIS DAERAH KOTA SAMARINDA

H. HERMANTO

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2016 NOMOR 26

No Nama Jabatan Paraf Tgl


1 Hj. Sri Repelita Kasub. Dok. Hukum
2 A. Fydayeen Kabag. Hukum
3 H. Hermanto Ass. I

Anda mungkin juga menyukai