Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era globalisasi pada masa sekarang yang merubah pola hidup manusia
yang meliputi sosial ekonomi dan angka harapan hidup. Hal tersebut
mengakibatkan terjadinya penurunan penyakit menular berubah menjadi
peningkatan penyakit tidak menular. Ada berbagai penyakit tidak menular
yang sering terjadi terutama pada kalangan remaja, dewasa, dan lanjut usia
diantaranya adalah hipertensi, stroke, penyakit jantung, penyakit pencernaan,
diabetes melitus dan penyakit kronis lainnya (Smeltzer dan Bare, 2008 dalam
Nur, 2017).

Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit menahun yang


disebabkan oleh kekurangan hormon insulin atau ketidakefektifan hormon
insulin dalam bekerja secara efektif (World Health Oganization [WHO],
2017). Penyakit diabetes melitus umumnya ditandai dengan peningkatan gula
darah dalam tubuh dan gagal untuk masuk ke dalam sel. Proses kegagalan
tersebut disebabkan oleh kerusakan hormon insulin (WHO, 2016).

Kejadian kasus diabetes melitus di Kabupaten Banyumas selama 3


tahun terakhir yakni dari tahun 2008 sampai 2010, kejadian kasus diabetes
melitus pada tahun 2009 terdapat kasus dengan jumlah tertinggi yaitu dengan
total kasus 3.447 orang yang menderita penyakit diabetes melitus kemudian
berkurang menjadi 1.599 orang pada tahun 2014 (Profil Dinas Kesehatan
Banyumas, 2014).

Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang tidak dapat


disembuhkan namun dapat dikendalikan. Hal tersebut membuat pasien yang
mengetahui keadaannya dapat mengakibatkan gangguan psikologis. Pasien
yang terutama tidak memiliki pengetahuan akan merasa khawatir dengan
penyakitnya, merasa ketakutan, depresi, dan merasa cemas.

Ansietas (Kematian) merupakan persepsi atau pandangan seseorang


mengenai kekhawatiran samar yang disertai respon otonom dan tidak tidak
spesifik atau jelas yang mengakibatkan seseorang takut akan bahaya dan
mengantisipasinya. Ansiteas yang dimaksud ialah merasa khawatir dengan
kejadian yang belum pasti atau belum diketahui objeknya (NANDA, 2018).
Sementara menurut Anvar, dkk (2012) yakni pemahaman menurut penderita
mengenai keterbatasan waktu yang dimiliki penderita akan mengalami
kecemasan akan kematian atau ansietas kematian.

Ansietas kematian merupakan perasaan yang tidak nyaman di rasakan


seseorang terhadap persepsi ancaman kenyataan samar atau imajinasi
seseorang (NANDA, 2018). Ansietas kematian berhubungan dengan
ketakutan, kekhawatiran. Kegelisahan, serta ketidakpastian akan masa depan
atau kematiannya. Pada penyakit diabetes melitus, seseorang akan merasakan
ansites kematian karena diabetes melitus merupakan 8 dari penyebab
kematian pada orang dewasa (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
2019). Oleh karena itu, pasien yang di diagnosis terkena penyakit diabetes
melitus kemungkinan besar akan mengalami ansietas kematian.

Ada beberapa terapi yang dapat dilakukan pada pasien diabetes


melitus dengan ansietas kematian yakini terapi farmakologis ialah dengan
pemberian obat-obatan medis yang diresepkan oleh dokter dan terapi non
farmakologis yang terdiri dari terapi kognitif, terapi psikodinamik, dan terapi
psikoreligius.

Terapi psikoreligius adalah terapi yang mengandung terapeutik dengan


mengutamakan pendekatan kepada keagamaan, keyakinan, serta kepercayaan
(Yosep, 2010). Terapi psikoreligius ini menggunakan upaya pendekatan
kepada Tuhan yang dianut oleh pasien menggunakan kegiatan keagamaan
yang terdiri dari kajian kitab suci, sholawatan, mengaji, dan kegiatan
keagamaan lainnya. Faktor psikoreligius sangat penting untuk mengatasi
masalah psikologi. World Health Organization (WHO) pada tahun 1984
bahwa kesehatan manusia seutuhnya ditandai oleh empat hal, yakni sehat
secara biologis, psikologis, sosial, dan spiritual (Hawari, 2005 dalam Citra,
Yayi, Indahria, 2016). Prest dan Keller (Blume, 2006 dalam Citra, Yayi,
Indahria, 2016) menyatakan proses intervensi klien yang mempertimbangkan
keyakinan atau kepercayaan agama yang dianut pasien menjadi penting untuk
menghindari resistensi apabila proses yang dirasakan penderita sebagai suatu
hal yang berbeda dengan aturan agama yang diyakininya.

Beberapa penelitian yang menggunakan terapi psikoreligius atau terapi


keagamaan antara lain Saleh (2010) yang menjelaskan dzikir dapat
menyehatkan saraf, penelitian Sholeh (2006 dalam Citra, Yayi, Indahria,
2016) mengenai terapi shalat tahajud untuk menyembuhkan berbagai
penyakit, dan penelitian Trimulyaningsih (2009 dalam Citra, Yayi, Indahria,
2016) mengenai terapi kognitif perilaku religius untuk menangani depresi.
Penelitian-penelitian tersebut hasilnya dapat membuktikan bahwa terapi
psikoreligius dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah psikologis
terutama masalah ansietas kematian.

Dari beberapa penjelasan diatas, dapat dibuktikan bahwa dengan terapi


psikoreligius penurunan ansietas kematian pada pasien diabetes melitus dapat
efektif. Terapi psikoreligius dapat dilakukan dengan berdoa, shalat, dzikir, dan
sholawatan. Kegiatan tersebut bisa diterapkan pada pasien dengan ansietas
kematian yang mempunyai penyakit diabetes melitus.

Dengan latar belakang yang telah dijelaskan penulis diatas, maka


penulis tertarik untuk melakukan pengelolaan pada pasien diabetes melitus
yang mengalami ansietas (kecemasan) pada kematian menggunakan terapi
psikoreligius dengan memaksimalkan kondisi mental spiritual, pendekatan
keagamaan serta keyakianan terhadap agamanya.
Sebagai pertanggungjawaban maka penulis menyusun dalam laporan
studi kasus yang berjudul “Pengelolaan Ansietas Kematian pada Pasien
Diabetes Melitus dengan Terapi Psikoreligius”

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan, maka rumusan penelitian


ini adalah “Bagaimana pengelolaan masalah ansietas kematian pada pasien
diabetes melitus dengan terapi psikoreligius ?”

B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menggambarkan pengelolaan ansietas kematian pada pasien diabetes
melitus dengan terapi psikoreligius
2. Tujuan Khusus
a. Menuliskan data (subjektif atau objektif dan data sekunder) yang
spesifik pada pengkajian ansietas kematian pada pasien diabetes
melitus dengan terapi psikoreligius.
b. Menuliskan diagnosis keperawatan ansietas kematian pada pasien
diabetes melitus dengan terapi psikoreligius yang tepat
c. Merumuskan perencanaan keperawatan yang tepat untuk mengatasi
ansietas kematian pada pasien diabetes melitus dengan terapi
psikoreligius.
d. Menguraikan tindakan keperawatan yang rasional dilakukan pada
masalah ansietas kematian pada pasien diabetes melitus dengan terapi
psikoreligius.
e. Menuliskan evaluasi masalah keperawatan yang menunjukkan
masalah ansietas kematian teratasi atau tidak teratasi pada pasien
diabetes melitus dengan terapi psikoreligius.
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Hasil penulisan Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan memberikan
sumbangan untuk meningkatkan pengetahuan dan praktik terutama dalam
pemberian pengelolaan ansietas kematian pada pasien diabetes melitus dengan
terapi psikoreligius.
2. Manfaat Praktis
a. Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Hasil penulisan Karya Tulis Ilmiah diharapkan memberikan
konstribusi dalam peningkatan kualitas pelayanan pengelolaan ansietas
kematian pada pasien diabetes melitus dengan terapi psikoreligius.
b. Peningkatan Kesehatan Masyarakat
Hasil penulisan Karya Tulis Ilmiah diharapkan memberikan
konstribusi dalam peningkatan status kesehatan melalui upaya promotif
khususnya bagi pengelolaan ansietas kematian pada pasien diabetes
melitus dengan terapi psikoreligius.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengkajian
Menurut Persatuan Perawat Nasional Indonesia ([PPNI], 2016) gejala
dan tanda yang muncul pada ansietas atau ansietas kematian, yaitu :
a. Gejala dan tanda mayor
1) Data subjektif : merasa bingung, merasa khawatir dengan akibat
dari kondisi yang dihadapi, sulit berkonsentrasi
2) Data objektif : tampak gelisah, tampak tegang, sulit tidur
b. Gejala dan tanda minor
1) Data subjektif : mengeluh pusing, anoreksia, palpitasi, merasa tidak
berdaya
2) Data objektif : frekuensi nafas meningkat, frekuensi nadi
meningkat, tekanan darah meningkat, diaphoresis, tremor, muka
tampak pucat, suara bergetar, kontak mata buruk, sering berkemih,
berorientasi pada masa lalu.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan : Ansietas Kematian (NANDA, 2018)
C. Perencanaan
Menurut Prabowo (2014) rencana asuhan gangguan cemas yaitu :
Tujuan Umum : kecemasan akan kematian berkurang atau hilang
TUK 1 : pasien dapat menjalin dan membina hubungan
saling percaya
Intervensi :
a. Jadilah pendengar yang hangat dan responsive
b. Beri waktu yang cukup pada pasien untuk merespons
c. Beri dukungan pada pasien untuk mengekspresikan perasaannya
d. Identifikasi pola perilaku atau pendekatan yang dapat menimbulkan
perasaan negative
e. Bersama pasien mengenali perilaku dan respon sehingga cepat belajar
dan berkembang

TUK 2 : Pasien dapat mengenali ansietasnya


Intervensi :
a. Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya
b. Hubungan perilaku dan perasaannya
c. Validasi kesimpulan dan asumsi terhadap pasien
d. Gunakan pertanyaan terbuka untuk mengalihkan topic yang
mengancam ke hal yang berkaitan dengan konflik
e. Gunakan konsultasi untuk membantu pasien mengungkapkan
perasaannya

TUK 3 : Pasien dapat memperluas kesadarannya terhadap


perkembangan ansietas kematian
Intervensi :
a. Bantu pasien menjelaskan situasi dan interaksi yang dapat segera
menimbulkan ansietas kematian
b. Bersama pasien meninjau kembali penilaian pasien terhadap stressor
yang dirasakan mengancam dan menimbulkan konflik
c. Kaitkan pengalaman yang baru terjadi dengan pengalaman masa lalu
yang relevan

TUK 4 : Pasien dapat menggunakan mekanisme koping


Intervensi :
a. Gali cara pasien mengurangi ansietas di masa lalu
b. Tunjukkan akibat maladaptive dan destruktif
c. Dorong pasien untuk menggunakan respon koping adaptif yang
dimilikinya
d. Bantu pasien untuk menyusun kembali tujuan hidup, memodifikasi
tujuan, menggunakan sumber dan menggunakan koping yang baru
e. Libatkan pihak yang berkepentingan sebagai sumber dan dukung
social dalam membantu pasien menggunakan koping adaptif yang
baru

TUK 5 : Pasien dapat menggunakan Terapi Psikoreligius


Intervensi :
a. Menjelaskan tujuan dari terapi psikoreligius
b. Ajarkan pasien terapi psikoreligius untuk mengontrol ansietas
c. Dorong pasien untuk menggunakan terapi psikoreligius dan
menurunkan tingkat ansietas kematian
D. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan pengolahan dan perwujudan dari
perencanaan yang sudah ditetapkan. Pelaksanaan pada pengelolahan ansietas
kematian pada pasien diabetes melitus dengan terapi psikoreligius bertujuan
untuk menurunkan tingkat ansietas kematian pada pasien diabetes melitus
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap teakhir dalam proses keperawatan
dimana perawat akan menilai sejauh mana pasien mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan di perencanaan. Berikut evaluasi yang didapat pada pasien ansietas
kematian diabetes melitus dengan terapi psikoreligius yakni ansietas kematian
dapat menurun dengan terapi psikoreligius.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penyusunan laporan
proposal ini adalah desain penelitian deskriptif. Kemudian penelitian ini
menggunkana studi kasus ini yang merupakan studi untuk mengeksplorasi
masalah asuhan keperawatan jiwa ansietas kematian pada pasien pada pasien
diabetes melitus menggunakan terapi psikoreligius.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian adalah pasien gangguan kejiwaan dengan
masalah keperawatan ansietas kematian. Dalam penelitian ini menggunakan
dua responden (pasien), dimana memiliki kriteria sebagai berikut :
1. Kriteria inklusi
a. Pasien laki-laki atau perempuan yang mempunyai penyakit diabetes
melitus dan mengalami masalah keperawatan ansietas kematian
b. Pasien dalam kondisi tenang dan mampu berkomunikasi dengan baik
c. Pasien dan keluarga bersedia untuk menjadi kasus kelolaan
2. Kriteria eksklusi
Menurut Setiadi (2013) kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau
mengeluarkan subjek yang tidak memenuhi kriteria inklusi dan studi
karena berbagai sebab.
a. Subjek tidak sanggup mengikuti penelitian (hambatan komunikasi,
mengalami gangguan jiwa, retardasi mental, dan keadaan lainnya yang
mengakibatkan kesulitan dalam memperoleh data).
b. Subjek mengalami penurunan kesadaran, demensia, dan dengan gejala
psikotik
C. Fokus Studi
Fokus studi kasus pada penelitian ini adalah pengelolaan ansietas
kematian pada pasien diabetes melitus dengan terapi psikoreligius
D. Definisi Operasional
a. Pasien diabetes melitus adalah pasien yang sudah terdiagnosa secara
tertulis dalam catatan medis yang berasal dari fasilitas kesehatan
b. Ansietas kematian adalah pasien yang mengeluh rasa ketidaknyamanan
mengenai persepsi yang semu atau tidak jelas
c. Terapi psikoreligius adalah terapi yang digunakan untuk mengatasi
masalah tertentu
E. Tempat dan Waktu
1. Tempat
Penelitian dilakukan di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang.
2. Waktu
Penelitian dilaksanakan selama 3 x 24 jam (3 hari).
F. Pengumpulan Data
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis mengumpulkan
data dari berbagai sumber dengan cara :
1. Wawancara
2. Observasi
3. Dokumentasi
G. Penyajian Data
Data yang disajikan secara tekstual atau narasi dan dapat atau boleh
dengan tabel, grafik, dan gambar yang jumlah dibatasi antara 5-10 tabel atau
diagram atau gambar.
H. Cara Pengolahan dan Analisa Data
Pengolahan data pada penelitian ini secara naratif yang bersumber
dari fokus studi dan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Proses analisa data
yaitu melihat kesenjangan antara teori dengan hasil penelitian.
I. Etika Penelitian
Pada bagian ini dicantumkan etika yang mendasari penyusunan
studi kasus, yang terdiri dari :
1. Inform Consent (persetujuan menjadi klien)
2. Anonymity (tanpa nama)
3. Confidentially (kerahasiaan)
DAFTAR PUSTAKA

Lathifah. L. N. (2017). Hubungan Durasi Penyakit Dan Kadar Gula Darah Dengan
Keluhan Subyektif Penderita Diabetes Melitus. (online).
https://pdfs.semanticscholar.org/aac7/fbb17fff75557baa21a1f13b71279ed2fb2
9.pdf .diakses pada tanggal 9 September 2020.
Fauziah. R. N. (2019). Hubungan Antara Reguilitas Dan Kecemasan Akan Kematian
Pada Penderita Terminal Illness. (online).
https://respiratory.unsri.ac.id/10673/ diakses pada tanggal 10 September 2020.
Ardian. I. (2016). Konsep Spiritualitas Dan Religiusitas (Spiritual And Religion)
Dalam Konteks Keperawatan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Nurscope.
Jurnal Keperawatan dan Pemikiran Ilmiah. Vol 2;5;1-9.
https://core.ac.uk/download/pdf/236375317.pdf .Diakses pada tanggal 10
september 2020.

Anda mungkin juga menyukai