KIMIA MEDISINAL
DISUSUN OLEH :
NIM : G70118040
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2021
SKF merupakan dasar menjelaskan aktivitas biologis obat karena memegang peran penting
dalam pengangkutan obat untuk mencapai reseptor dan hanya obat mempunyai struktur kekhasan
tinggi saja yang dapat berinteraksi interaksi dengan reseptor biologis. Sifat kimia fisika dapat
mempengaruhi aktifitas biologi obat oleh karena itu dapat mempengaruhi distribusi obat dalam
tubuh dan proses interaksi obat-reseptor. Beberapa sifat kimia fisika yang berhubungan dengan
aktifitas biologis antara lain adalah ionisasi, pembentukan kelat, ikatan hydrogen, potensial
redoks dan tegangan permukaan.
Bentuk ionisasi dan tidak terionisasi suatu obat yang bersifat asam atau basa lemah sangat
tergantung pada nilai pKa dan suasana ph lingkungan.
Perubahan ph dapat berpengaruh terhadap sifat kelarutan dan koefisien partisi obat. Bentuk
garam dari asam atau basa lemah, bentuk tidak terionisasinya mudah diserap oleh saluran cerna.
Aktivitas biologisnya sesuai dengan kadar obat bebas yang terhadap dalam cairan tubuh.
Sedikit perubahan struktur dapat menyebabkan perubahan yang bermakna dari sifat ionisasi
asam atau basa dan mempengaruhi aktivitas biologis obat. Golongan 5,5 disubsitusi dari turunan
asam barbiturate mempunyai nilai pKa 7-8,5. Contoh asam 5,5-dietilbarbiturat (fenobarbital)
mempunyai nilai pKa = 7,4. Pada ph fisiologis ±50% fenobarbital terdapat dalam bentuk tidak
terionisasi, sehingga dengan mudah menembus jaringan lemak dan menunjukkan aktivitas
sebagai penekanan SSP.
Pada obat yang bersifat basa dengan meningkatnya pH sifat ionisasi bertambah kecil bentuk tak
terionisasi semakin besar, sehingga jumlah obat yang menembus membrane biologis bertambah
besar. Akibatnya kemungkinan obat untuk berinteraksi dengan reseptor bertambah besar dan
aktivitas biologisnya semakin meningkat. Sedangkan pada obat yang bersifat asam lemah dengan
meningkatnya pH, sifat ionisasi bertambah besar bentuk tak terionisasi bertambah kecil sehingga
jumlah obat yang menembus membrane biologis semakin kecil. Akibatnya kemungkinan obat
untuk berinteraksi dengan reseptor semakin rendah dan aktivitas biologisnya semakin menurun.