Anda di halaman 1dari 12

PENDAHULUAN

Lembaga ombudsman pertama kali lahir di Swedia tahun 1809. di Swedia,


ombudsman menjadi jaminan melawan kekuasaan yang represif dan kesalahan pemerintahan
di bidang administrasi (mal administrasi). pada tahun 1809, berdiri The Parliamentary
Ombudsman, lembaga ombudsman pertama di dunia, dengan tujuan utama membela hak-hak
sipil dan hak-hak kewarganegaraan.

Ombudsman bukan hanya kosakata baru, tetapi juga hal yang masih asing bagi
sebagian besar masyarakat Indonesia. Secara Harvia, ombudsman berasal dari kata om put
yang artinya perwakilan sah dan Bkt taman artinya orang. Jadi ombudsman adalah
perwakilan sah dari seorang teman di Swedia kemudian populer dengan nama
Justiticombudsman artinya perwakilan sah seseorang untuk urusan di muka hukum.

Di Indonesia dibentuk pertama kali 10 Maret 2000 dengan nama Komisi Ombudsman
Nasional (KON). komisi ini dibentuk melalui keputusan presiden nomor 44 tahun 2000.
Perbandingan Ombudsman Indonesia dan Ombudsman Swedia

A. Ombudsman di Indonesia
Ombudsman Republik Indonesia sebelumnya bernama Komisi Ombudsman
Nasional adalah lembaga negara di Indonesia yang mempunyai kewenangan mengawasi
penyelenggaraan pelayanan publik baik yang diselenggarakan oleh penyelenggara negara
dan pemerintahan, termasuk yang diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik
Negara, Badan Usaha Milik Daerah, dan Badan Hukum Milik Negara serta badan swasta
atau perseorangan yang diberi tugas menyelenggarakan pelayanan publik tertentu yang
sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Lembaga ini dibentuk
berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik
Indonesia yang disahkan dalam Rapat Paripurna DPR RI pada tanggal 9 September 2008.
Tugas dari lembaga ombudsman dalam mengawal keberlangsungan pemerintahan
supaya tetap pada koridor yang benar. Pemerintahan yang baik harus ta'at Patuh hukum
dan norma yang ada sehingga pemerintahan yang ada akan memenuhi cita hukum dan
undang undang nomor 28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan
bebas KKN.
Peran lembaga jemput semalam juga untuk mendorong penyelenggaraan administrasi
yang semakin baik. Asas Asas umum pemerintahan yang baik yang sebagian besar
tercantum di atas menjadi tolak ukur untuk menilai sejauh mana aparat telah melakukan
perbuatan maladministrasi. Dengan demikian, lembaga Ombudsman dalam menjalankan
tugas harus juga cepat, tidak berbelit Belit tropis dan bukan mengancam eksistensi
lembaga lain melainkan memberikan rekomendasi yang membangun dan memperbaiki.
Peran lainnya dari lembaga Ombudsman adalah untuk mewujudkan good kover nens.
Pemerintahan seharusnya menjadi pelayan masyarakat yang memberikan kemudahan
untuk mengembangkan kemampuan masyarakat dalam berbagai bidang. Pengawasan
yang dilakukan oleh lembaga ombudsman fokuskan diri pada pengawasan pemberian
pelayanan umum sehingga penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan nilai nilai tepat
depan, penghormatan hak hak dasar, keadilan serta moralitas. Berdasarkan hal tersebut
ombudsman yang terbentuk harus memiliki kekurangan secara independen sehingga
kolam menjalankan tugas dan fungsinya akan bertindak secara objektif, adil, dan tidak
berpihak. Hal ini sebagaimana tertuang dalam pasal dua undang undang nomor 37 tahun
2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia.
B. Ombudsman di Swedia
Jenis ombudsman di bentuk di swedia tidak hanya terbatas pada The Parliamentaray
Ombudsman yang berkedudukan di bawah parlemen seperti awal pendiriannya di swedia.
Lembaga ombudsman dikembangkan di bidang lain, sehingga pada tahun 1969 dibentuk
Press Ombudsman. Berturut-turut lahir ombudsman untuk kesamaan hak tahun 1981,
tahun 1986 untuk diskriminasi etnism dan tahun 1994 untuk pembelaan anak-anak.
Badan parlementer ombudsman memiliki hak untuk mengajukan prosedur disipliner
terhadap para pegawai yang melakukan tindak pidana ringan. Seringkali hasil keluaran
tersebut berupa krisasi ulasan laporan dari ombudsman atau suatu bentuk rekomendasi.
Suatu opini dari ombudmsan tersebut tidak pernah secara hukum mengikat. Sehingga
suatu kantor badan parlementer ombudsman secara politik adalah netral.
Tetapi bagaimanapun juga lembaga ini tidak memiliki yurisdiksi terhadap segala
tindakan para anggota parlemen swedia, pemerintah atau anggota kabinet, menteri hukum
atau anggota dewan perwakilan daerah. Namun terdapat juga lembaga pengawas lainnya
yakni Swedish Press Council, the Financial Supervisory Authority, the National Board of
Health dna Welfare dan the Swedish Bar Association.
Ombudsman terdiri dari orang-orang yang dipilih oleh Riksdag untuk mnegawasi
jalannya pemerintahan atau birokrasi yang melayani pelayanan publik atau kepentingan
publik agar sesuai dengan kewajiban mereka dan hukum yang berlaku. Seorang anggota
ombudsman yang dipilih untuk periode 4 tahun dan dapat dipilih kembali. Walaupun
demikian, belom ada syarat formal untuk menjadi anggota ombudman, namun yang
terpenting dari semuanya adalah bahwa seseorang harus sudah pernah mengikuti
pelatihan hukum.
Penyelidikan (supervisi) ombudsman didasarkan pada adanya keluhan dari publik
secara umum, masing-masing kasus diprakasai oleh ombudsman sendiri dan observasi
mereka lakukan pada saat pemeriksaan berjalan. Setiap tahunnya Badan Parlementer
Ombudsman menerima hampir 500 keluhan dalam berbagai macam bentuk. Karena
sebagian besar kerja dari ombudsman sendiri adalah mengurusi keluhan tersebut.
C. Perbedaan Ombudsman Indonesia Dan Swedia
Di negara-negara yang menganut sistem parlementer dan memilih bentuk
Parliamentery Ombudsman, efektifitas ombudsman juga sangat ditentukan dengan sistem
check an d balance yang berlaku antara lehislatif dan eksekutif. Dalam sistem
parlementer, menteri bertanggungjawab kepada parlemen. Sehingga parlemen dapat
sewaktu-waktu meminta pertanggungjawaban menteri. Melihat ke Swedia, eksistensi
ombudsman sangat diakui. Di sana, dalam menindaklanjuti laporan/keluhan dari
masyarakat, produk akhirnya bukan saja moral binding, tapi juga legal binding.
Ombudsman malah berperan sebagai pununtut umum jika masalah tersebut tidak dapat
diselesaikan dengan pemberian nasihat kepada instansi publik yang bersangkutan. Dalam
praktiknya di seluruh Indonesia , dengan rekomendasi Ombudsman diharapkan instansi
yang dikeluhkan dapat menyelesaikan masalah yang dikeluhkan, memperbaiki kualitas
layanan publiknya, diikuti pemberian sangsi administratif oleh atasannya kepada pejabat
publik yang terbukti melakukan penyimpangan, mencegah kemungkinan terjadinya mal
administrasi dalam proses pelayanan umum dan setidak-tidaknya memberikan klarifikasi
kebenaran keluhan yang disampaikan masyarakat.
Bicara soal rekomendasi ombudsman sebagai produk final, banyak orang pesimis.
Bagaimana mungkin sebuah lembaga yang berhubungan dengan tuntutan tanggungjawab
aparat kekuasaan bisa bekerka hanya dengan rekomendasi yang secara hukum tidak
mengikat. Pesimisme ini wajar, jika orang selalu mengandalkan kekuatan hukum yang
diwujudkan dalam sangsi yang menakutkan untuk memaksakan orang lain. Pada sisi lain,
kenyataan di masyarakat, dengan ancamaman sangsi yang bisa dipaksakan pun banyak
orang tidak ambil pusing. Putusan pengadilan yang sudah pun masih sulit untuk
dijalankan.
Ombudsman di Indonesia tidak berwenang mengeluarkan keputusan yang
mengikat secara hukum layaknya pengadilan. Produk akhir dari Ombudsman adalah
rekomendasi yang mengikat secara moral, yaitu berupa saran kepada pejabat publik untuk
memperbaiki pelayanan umum yang dikeluhkan masyarakat. Ada beberapa hak
ombudsman memiliki keunggulan tersendiri bila dibandingkan dengan pengadilan.
Perbandingan Ombudsman di Swedia dan Indonesia

Internal Dynamics Political- Relations between


Actions : Administrative Public
relation administration and
civil society
Swedia Actors :
Ombudsman terdiri dari orang- Tidak ada campur Penyelidikan
orang yang dipilih oleh tangan politik ombudsman
riksdaguntuk mengawasi dalam lembaga didasarkan pada
jalannya pemerintahan atau ombudsman adanya keluhan dari
birokrasi yang melayani publik secara umum,
pelayanan publik atau masing-masing kasus
kepentingan publik agar sesuai diprakarsai oleh
dengan kewajiban mereka dan imbudsman sendiri
sesuai dengan hukum yang dan observasi mereka
berlaku. Seorang anggota lakukan pada saat
ombudsman dipilih untuk pemeriksaan berjalan
periode 4 tahun dan dapat dipilih
kembali. Walaupun demikian,
belum ada syarat formal untuk
menjadi anggota ombudsman.
Structure :
Setiap anggota ombudsman
mempunyai area tanggungjawab
masing-masing salah satu
anggota ombudsman menjabat
sebagai ketua parlemen dan
bertanggungjawab untuk
adminisrasi, memutuskan,
sebagai contoh area
tanggungjawab apa saja yang
akan dialokasikan kepada setiap
anggota ombudsman lainnya.
Namun, ia tidak dapat
mengintervensi investigasu atau
ajudikasi anggota ombudsman
lainnya di luar lingkup
tanggungjawabnya. Setiap
anggota ombudsman
bertanggungjawab secara
langsung kepada riksdag atas
setiap pengawasannya.
Behavior:
Ombudsman di Swedia sangat
independen dan mempunyai
kekuatan hukum yang mengikat.
Indonesia Actors:
Komisi ombudsman nasional Tidak ada campur Kehadiran lembaga
dibentuk berdasarkan Keputusan tangan poltik ombudsman ( KON )
Presiden Republik Indonesia dalam lembaga adalah terobosan
Nomor 44 Tahun 2000. ombudsman. penting dalam
Structure : kerangka reformasi
Komisi ombudsman nasional pelayanan publik di
memiliki struktur tugas : negeri ini. Bukan
 Menyebarluaskan sekedar menjadi
pemahamanmengenai intermediasi antara
lembaga Komisi masyarakat dan
Ombudsman Nasional. aparat negara, tetapi
 Melakukan koordinasi menjadi representasi
atau kerjasama dengan masyarakat dalam
instansi pemerintah, mengawasi proses
perguruan tinggi, penyelenggaraan
lembaga swadaya layanan publik.
masyarakat, para ahli,
praktisi, organisasi
profesi, dll.
 Melakukan langkah untuk
menindaklanjuti laporan
atau informasi mengenai
terjadinya penyimpangan
oleh penyelenggara
negara dalam
melaksanakan tugasnya,
maupun dalam
memberikan pelayanan
publik.
 Mempersiapkan konsep
RUU tentang Komisi
Ombudsman Nasional.
Behavior:
Lembaga ini bukan lembaga
penyidik seperti halnya
dilakukan polisi dan jaksa.
Ombudsman hanya berhak dan
beerwenang menginvestigasi
persoalan untuk klarifikasi.
Dengan adanya klarifikasi,
ombudsman memilik nyali untuk
menuntut agar pelayanan
birokrasi publik diperbaiki,
keputusan-keputusan yang
kurang mengindahkan aspek
keadilan hukum ditinjau kembali,
bahkan mengadakan investigasi
atas pejabat yang dilaporkan
untuk tidak melakukan
pelayanan dengan baik.

D. Contoh Kasus Terkait Pelayanan Public yang Ditangani Ombudsman


Indonesia
1. Ombudsman : 2019, Uang Masyarakat yang Diselamatkan di Kasus Agraria,
Pendidikan dan Kepegawaian Capai Rp 5 Miliar
Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Lampung, merilis laporan dengan
substansi yang paling banyak diadukan sepanjang tahun 2019. Ketiga substansi
laporan tersebut yaitu, agraria/pertanahan, pendidikan dan kepegawaian.
Kepala Perwakilan Ombudsman RI Provinsi Lampung, Nur Rakhman Yusuf,
dalam konferensi persnya, di kantor Ombudsman Lampung menyampaikan beberapa
masalah pertanahan yang diadukan ke Ombudsman. Ditemukan masih banyaknya
sengketa lahan yang terjadi di Provinsi Lampung, tumpang tindih sertifikat menjadi
salah satunya.
Disisi lain, mekanisme penyelesaian sengketa yang ada di internal instansi
terkait masih belum berjalan dengan baik ditambah lagi berdasarkan hasil survey
Ombudsmen di tahun 2019 pada 8 Kantor Pertanahan di Provinsi Lampung, seluruh
Kantor Pertanahan tersebut belum mempunyai petugas pengelola pengaduan,
padahal dengan adanya petugas pengelola pengaduan dapat dijadikan sebagai salah
satu pintu masuk dalam penyelesaian sengketa pertanahan.
Selain itu, masalah pendidikan di tahun 2019 cukup menyita perhatian
Ombudsman, mulai dari masalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) hingga
masalah pungutan diluar ketentuan yang dilakukan sekolah negeri. Untuk masalah
PPDB, beberapa calon peserta didik yag hendak mendaftar terkendala dengan
persyaratan yang dibuat oleh pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi
Lampung, yang bertentangan dengan Peraturan Menteri Pendidikan. Sementara
masalah pungutan yang diluar ketentuan, Ombudsman RI Perwakilan Provinsi
Lampung telah mengeluarkan Laporan Akhir Hasil Pemeriksaan (LAHP)  yang
berisikan tindakan korektif yang salah satunya mengembalikan uang hasil pungutan
terhadap siswa penerima BOSDA sebesar Rp200 juta-an.
Nur Rakhman menyampaikan bahwa setiap pemeriksaan yang dilakukan
Ombudsman itu ada namanya LAHP.  Tapi, ada yang terselesaikan setelah diberikan
tindakan korektif ada juga yang terselesaikan tanpa tindakan korektif di dalam LAHP
tersebut. Contohnya laporan yang telah diselesaikan tanpa mengeluarkan tindakan
korektif adalah laporan terkait tunjangan sertifikasi guru di Kabupaten Tanggamus.
Dalam proses pemeriksaannya Kabupaten Tanggamus berkomitmen untuk
menyelesaikan masalah tersebut yaitu dengan membayarkan tunggakan tunjangan
sertifikasi sebesar Rp3,1 miliyar. “Bayangkan ada ratusan penerima manfaat atas
tunjangan  sertifikasi tersebut,” ungkap Nur Rakhman. Ia menambahkan, selain
menjadi laporan terbanyak selama tahun 2019, substansi pertanahan, pendidikan dan
kepegawaian juga menjadi yang paling banyak penerima manfaatnya. Banyak uang
yang diselamatkan dari 3 substansi laporan tersebut.

2. Ombudsman: Ada Maladministrasi di Kasus Joko Tjandra

Ombudsman melakukan investigasi atas kasus DPO Joko Soegiarto Tjandra.


Hasilnya, ada maladiminstrasi dalam kasus Djoko Tjandra tersebut. Kewenangan
investigasi ini sesuai ketentuan Pasal 7 huruf d Undang-undang Nomor 37 tahun 2008
tentang Ombudsman. Dimana investigasi atas prakarsa sendiri bisa dilakukan
terhadap dugaan maladministrasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
"Berdasarkan hasil pemeriksaan dan analisa peraturan perundang-undangan
serta dokumen, Tim Pemeriksa  Ombudsman  berpendapat terjadi maladministrasi,"
kata Anggota Ombudsman, Adrianus Meliala. Ia menyebutkan, maladministrasi pada
kejaksaan berupa penyimpangan prosedur dan penyalahgunaan wewenang.
Sedangkan pada kepolisian berupa penundaan berlarut, penyimpangan prosedur, dan
penyalahgunaan wewenang.
Ombudsman mendapati, kesalahan tak hanya dilakukan Kejaksaan dan
Kepolisian. Kesalahan pada Ditjen Imigrasi berupa tindakan tidak kompeten dan
penyimpangan prosedur. "Dan pada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan berupa
tindakan tidak patut," lanjut Adrianus dalam Laporan Akhir Hasil Pemeriksaan itu.
Berkenaan hal itu, Ombudsman menyampaikan tindakan korektif antara lain
memperbaiki sistem dan kualitas pelayanan publik bagi masing-masing instansi.
Ombudsman menuntut, Ketua Mahkamah Agung, Jaksa Agung, Kapolri, Menteri
Hukum dan HAM serta Mendagri, agar dilakukan tindakan korektif. 
Khususnya, terkait proses pemeriksaan terhadap pihak internal maupun pihak
eksternal yang diduga terkait dengan kasus Joko Tjandra, pembaharuan dan perbaikan
pada SPPT-TI, SIMKIM dan SIAK untuk memuat Daftar DPO dan Red Notice,
pembuatan dan perbaikan peraturan pada masing-masing instansi tersebut.
Anggota Ombudsman Ninik Rahayu menerangkan bahwa Ombudsman akan
memantau pelaksanaan tindakan korektif tersebut dan meminta tindak lanjut dalam
waktu 30 hari. Ia juga menyampaikan perlunya sinergi yang efektif antar aparat
penegak hukum agar penyelesaian permasalahan DPO Joko Tjandra secara lebih
obyektif, transparan dan akuntabel. "Ombudsman berharap persoalan yang sama tidak
terulang kembali di masa mendatang," ucap Ninik.

3. Ombudsman Kaltara : Masih Ada Pungli dalam Pelayanan Publik


Pada bulan November 2019 Ombudsman Perwakilan Kalimantan Utara
menemukan ada instansi pemerintah yang belum menerapkan perbaikan pelayanan
kepada masyarakat dan masih melakukan pola lama dengan mempersulit
serta melakukan pungutan liar kepada masyarakat.
Kepala Ombudsman Perwakilan Kalimantan Utara (Kaltara) Ibramsyah
Amiruddin usai Deklarasi Pembangunan Zona Integritas di Kantor Bea Cukai
Nunukan, Kamis, mengatakan, Ombudsman yang berposisi sebagai lembaga negara
berwewenang memberikan teguran kepada instansi pemerintah yang tidak
menjalankan standar pelayanan kepada publik. Namun Ombudsman tidak memiliki
wewenang untuk melakukan penindakan secara hukum kecuali melaporkan kepada
atasan tertingginya agar diberikan tindakan atau teguran.
Selama ini Ombudsman Kaltara telah menangani 39 kasus dari lima
kabupaten/kota di daerah itu dan tiga kasus atau laporan berasal dari Kabupaten
Nunukan. Namun sebagian telah diselesaikan melalui mediasi antar terlapor dengan
pelapor karena hanya berkaitan dengan pelanggaran administrasi dan berkaitan
dengan standar operasional prosedur (SOP) semata.
Kepala Ombudsman Perwakilan Kalimantan Utara (Kaltara) berharap,
wartawan turut berperan memberantas dan memperbaiki perihal pelayanan publik di
kantor-kantor pemerintahan karena dianggap lebih banyak mengetahuinya.
Ia menambahkan, ke depannya Ombudsman Kaltara akan menjalin kerja sama dengan
berbagai pihak untuk mendapatkan informasi adanya pelanggaran dalam hal SOP
pelayanan publik. Bukan hanya pelanggaran pada instansi pemerintah tetapi juga
dapat menangani kasus yang terjadi di perusahaan-perusahaan berkaitan dengan hak-
hak pekerja.
Ombudsman Perwakilan Kalimantan Utara juga meminta kepada awak media
(wartawan) membantunya dengan melaporkan pelanggaran-pelanggaran pelayanan
publik yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Wartawan sebagai ujung
tombak informasi pasti banyak tahu soal pelanggaran pelayanan publik. "Saya minta
bantu kami di Ombudsman dengan melaporkan kasus-kasus yang ditemukan di
lapangan," ujar Ibramsyah.

D. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Agus, R. (2019). Ombudsman Kaltara : Masih Ada Pungli dalam Pelayanan Publik.
Retrieved from Newswire:
https://kalimantan.bisnis.com/read/20191121/407/1172905/ombudsman-kaltara-masih-ada-
pungli-dalam-pelayanan-publik

Hasjimzoem. Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum Vol.8 No.2, 2014. Eksistensi Ombudsman
Republik Indonesia

Hidayati Nadia, dkk Jurnal Administrasi Publik Vol. 5, No. 2, 2008 : 179 – 192.

suluh.co, a. (2020). Ombudsman : 2019, Uang Masyarakat yang Diselamatkan di Kasus


Agraria, Pendidikan dan Kepegawaian Capai Rp 5 Miliar. Retrieved from suluh.co:
http://suluh.co/ombudsman-2019-uang-masyarakat-yang-diselamatkan-di-kasus-agraria-
pendidikan-dan-kepegawaian-capai-rp-5-miliar/

Suryarandika, R. (2020). Ombudsman: Ada Maladministrasi di Kasus Joko Tjandral.


Retrieved from Republika: https://republika.co.id/berita/qhuu8p396/ombudsman-ada-
maladministrasi-di-kasus-joko-tjandra

Anda mungkin juga menyukai