Anda di halaman 1dari 4

Kejadian kematian bayi yang terbanyak terjadi saat hari-hari pertama

kehidupan bayi masih menjadi masalah yang terus terjadi. Masalah tersebut
merupakan suatu hal yang harus diperhatikan oleh para pemangku kebijaksanaan,
terutama negara berkembang seperti Indonesia. Angka Kematian Bayi (AKB)
mencerminkan tingkat pembangunan kesehatan dari suatu negara. Angka ini
digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi program, serta kebijakan
kependudukan dan kesehatan suatu negara di seluruh dunia. Berbagai upaya telah
dilakukan Pemerintah untuk menekan tingak kematian bayi, khususnya
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Penurunan angka kematian bayi
merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan kesehatan. Kebijakan dan
upaya penurunan angka kematian bayi yang telah dilakukan, antara lain:

1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 828/Menkes/SK/IX/2008


Pada tahun 2010, kesenjangan penolong persalinan oleh tenaga kesehatan
berdasarkan tempat tinggal cukup lebar, yaitu 91,4 % diperkotaan dan 72,5 %
di pedesaan. Ibu hamil yang melahirkan di rumah 51,9 % ditolong oleh bidan,
40,2 % oleh dukun bersalin. Pemeriksaan kehamilan ke tenaga kesehatan
dilaporkan 83,8 %, masih ada 6 % yang tidak pernah memeriksakan
kehamilan, dan 3,2 % pergi ke dukun.1
Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI No.
828/Menkes/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota, maka disebutkan langkah
untuk mencapai cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan salah
satunya adalah Kemitraan Bidan-Dukun.2
Langkah pertama yang dilakukan guna meningkatkan cakupan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah membangun kemitraan
dukun dan bidan. Kemitraan didefinisikan sebagai sebuah hubungan di mana
dua atau lebih orang atau institusi, mempunyai kesamaan dan tujuan yang
ingin dicapai bersama setuju untuk bekerja bersama untuk tujuan yang lebih
besar dan atau untuk beberapa jangka waktu lamanya.2
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 39 Tahun 2016

Kebijakan pembangunan kesehatan tahun 2015-2019 difokuskan pada


penguatan upaya kesehatan dasar (Primary Health Care) yang berkualitas terutama
melalui peningkatan jaminan kesehatan, peningkatan akses dan mutu pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan yang didukung dengan penguatan sistem kesehatan
dan peningkatan pembiayaan kesehatan. Pemerintah Indonesia telah merumuskan
suatu kebijakan publik mengenai upaya kesehatan berbasis masyarakat dengan
pendekatan keluarga yaitu Peraturan Menteri Kesehatan No. 39 Tahun 2016
tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga, dimana empat dari 12 indikator utamanya memprioritaskan penurunan
AKB dengan cara ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan, bayi mendapat
imunisasi dasar lengkap, bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif, dan balita
mendapatkan pemantauan pertumbuhan. Pada pasal 5 disebutkan,
penyelenggaraan program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga ini
dilaksanakan oleh Puskesmas. Pendekatan keluarga adalah satu cara Puskesmas
untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan akses pelayanan
kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarganya.3,4

3. Berbagai upaya memang telah dilakukan untuk menurunkan kematian ibu,


bayi baru lahir, dan balita. Antar lain melalui penempatan bidan di desa,
pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan menggunakan Buku Kesehatan
Ibu dan Anak (Buku KIA), dan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K), serta penyediaan fasilitas kesehatan Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas perawatan dan Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di rumah sakit.5

4. Pada 1 Januari 2014, Indonesia mulai melaksanakan skema jaminan


kesehatan universal bernama Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). JKN menjamin
seluruh layanan kesehatan, termasuk layanan kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan
anak (KIBBLA). JKN merupakan momentum untuk meningkatkan status
KIBBLA agar Indonesia dapat mengejar ketertinggalan dalam pencapaian
Sustainable Development Goals (SDGs), sebuah komitmen global lanjutan dari
MDGs yang juga tetap menyoroti KIBBLA.6

Pustaka:

1. Riset Kesehatan Dasar, 2010


2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 741/MenKes/PER/VII/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
3. Menteri Kesehatan RI. 2016. Permenkes No. 39 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
4. Kementrian Kesehatan. 2016. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
5. Kementerian Kesehatan RI, Rencana Strategis Kementerian Kesehatan RI,
Jakarta, 2014.
6. Dasuki Djaswadi, Kematian maternal dan perinatal: masalah, tantangan
dan upaya pemecahan. Dalam buku Reorientasi kebijakan kependudukan,
Pusat Penelitian dan Kependudukan Universitas Gadjah mada Yogyakarta,
Yogyakarta, 2001.

Anda mungkin juga menyukai