Anda di halaman 1dari 36

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/347515161

REVIEW ARTIKEL: SINTESIS NANOPARTIKEL PERAK MENGGUNAKAN


BIOREDUKTOR EKSTRAK TUMBUHAN SEBAGAI BAHAN ANTIOKSIDAN

Article · January 2021

CITATIONS READS

0 69

2 authors:

Intan nabilah Oktavia Suyatno Sutoyo


Universitas Negeri Surabaya Universitas Negeri Surabaya
2 PUBLICATIONS   0 CITATIONS    36 PUBLICATIONS   55 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Chemical Constituents of the Fern Chingia sakayensis (Zeiller) Holtt. View project

All content following this page was uploaded by Intan nabilah Oktavia on 21 December 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


UNESA Journal of Chemistry Vol. 10 , No. 1, January 2021

REVIEW ARTIKEL: SINTESIS NANOPARTIKEL PERAK


MENGGUNAKAN BIOREDUKTOR EKSTRAK TUMBUHAN
SEBAGAI BAHAN ANTIOKSIDAN

ARTICLE REVIEW: SYNTHESIS OF SILVER NANOPARTICLES


USING BIOREDUCTOR FROM PLANT EXTRACT AS AN
ANTIOXIDANT

Intan Nabilah Oktavia and Suyatno Sutoyo*


Department of Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences
Universitas Negeri Surabaya
Jl. Ketintang, Surabaya (60231), Telp. 031-8298761

* Corresponding author, email: suyatno@unesa.ac.id

Abstrak. Review artikel ini ditujukan untuk membahas tentang


metode pembuatan nanopartikel perak dan potensi
pengaplikasian nanopartikel perak sebagai bahan antioksidan.
Berdasarkan hasil review dapat dinyatakan bahwa nanopartikel
perak merupakan suatu logam perak yang memiliki ukuran nano.
Nanopartikel perak banyak diaplikasikan dalam berbagi bidang,
misalnya optik, elektronik, biologi, katalis, kesehatan, pangan,
dan lingkungan. Nanopartikel perak dapat dibuat dengan
metode top-down maupun bottom-up. Sintesis dengan metode
bottom-up dapat dilakukan melalui reaksi reduksi ion Ag+
dengan penambahan pereduktor. Zat yang berperan sebagai zat
pereduktor dapat diperoleh dari ekstrak tumbuhan atau yang
dikenal dengan bioreduktor. Bioreduktor dapat dibuat dari
ekstrak air atau ekstrak alkohol dari berbagai bagian tanaman.
Nanopartikel hasil sintesis dikarakterisasi untuk mengetahui
karakteristik kimia dengan spektroskopi UV-Vis dan FTIR dan
karakteristik fisik dengan TEM dan PSA. Nanopartikel hasil
sintesis dengan bioreduktor memiliki potensi sebagai
antioksidan, sebab nanopartikel perak mampu mendonorkan
elektron valensinya ke radikal bebas dan capping agent dari
ekstrak tanaman mampu mendonorkan atom hidrogen ke radikal
bebas. Aktivitas antioksidan dapat ditentukan dengan metode
DPPH, ABTS dan FRAP. Berdasarkan beberapa penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya menunjukkan hasil jika nanopartikel

9
UNESA Journal of Chemistry Vol. 10 , No. 1, January 2021

yang dihasilkan melalui reaksi reduksi menggunakan bioreduktor


memiliki aktivitas antioksidan yang kuat. Hal tersebut yang
mendasari banyaknya penelitian mengenai potensi nanopartikel
perak sebagai bahan antioksidan.

Kata kunci : nanopartikel perak, bioreduktor, ekstrak tumbuhan,


antioksidan

Abstract. This review article is intended to describe the method


of making silver nanoparticles and the potential application of
silver nanoparticles as an antioxidant material. Based on the
results of the review it can be stated that silver nanoparticles are
a silver metal that has a nano size. Silver nanoparticles are
widely applied in various fields, such as optics, electronics,
biology, catalysts, health, food, and the environment. Silver
nanoparticles can be obtained by top-down or bottom-up
methods. Synthesis by the bottom-up method can be done through
Ag + ion reduction reaction with the addition of a reducing
agent. Substances that act as reducing agents can be obtained
from plant extracts, known as bioreductors. Bioreductors can be
made from water extracts or alcohol extracts from various parts
of the plant. Synthesized nanoparticles were characterized to
determine chemical characteristics by UV-Vis and FTIR
spectroscopy also for physical characteristics with TEM and
PSA. Nanoparticles synthesized by bioreductors have potential as
antioxidants because silver nanoparticles can donate its valence
electrons to free radicals and capping agents from plant extracts
can donate hydrogen atoms to free radicals. Antioxidant activity
can be determined by DPPH, ABTS and FRAP methods. Based
on several studies that have been done previously, the results
show that nanoparticles produced through a reduction reaction
using bioreductors have strong antioxidant activity. This is the
basis of many studies regarding the potential of silver
nanoparticles as an antioxidant.

Key words: silver nanoparticles, bioreductor, plant ekstract,


antioxidant

10
UNESA Journal of Chemistry Vol. 10 , No. 1, January 2021

PENDAHULUAN berasal dari bahan alam).


Kekurangan dari penggunaan
Nanopartikel perak reduktor sintetis pada proses
merupakan suatu logam perak sintesis nanopartikel perak yakni
dalam ukuran nano. dapat menimbulkan adanya
Nanopartikel perak banyak limbah berbahaya. Contohnya
diteliti karena memiliki aplikasi seperti reduktor sintetis NaBH4
yang luas dalam kehidupan yang dapat menghasilkan limbah
sehari-hari. Untuk menyintesis berupa gas diboran (B2H6) yang
nanopartikel dapat dilakukan beracun [2]. Berbeda dengan
dengan dua metode, yaitu top- penggunaan reduktor sintetik,
down (mengubah partikel penggunaan bioreduktor lebih
berukuran lebih besar dari nano ramah lingkungan jika
menjadi nanopartikel) dan dibandingkan dengan reduktor
bottom-up (mengubah partikel sintetis. Hal ini disebabkan
berukuran lebih kecil dari nano penggunaan bioreduktor dalam
menjadi nanopartikel). Metode proses sintesis nanopartikel
bottom-up memiliki kelebihan perak tidak menghasilkan limbah
dibandingkan metode top-down yang berbahaya. Terdapat
karena pada metode bottom-up berbagai macam bahan yang
dapat dengan mudah untuk dapat digunakan sebagai
memanipulasi nanopartikel yang bioreduktor, salah satu
disintesis. Metode bottom up contohnya adalah ekstrak
dapat dilakukan melalui reaksi tumbuhan. Kandungan
reduksi. Prinsip sintesis antioksidan dalam ekstrak
nanopartikel perak tumbuhan seperti flavonoid,
menggunakan metode tersebut fenolik, tanin, dan lain-lain dapat
adalah reaksi reduksi ion Ag+ berperan sebagai bioreduktor
menjadi Ag0 yakni berupa dan capping agent yang dapat
nanopartikel perak. Untuk mereduksi ion Ag+ menjadi
mewujudkan terjadinya reaksi nanopartikel perak [2]. Oleh
reduksi tersebut diperlukan karena itu bioreduktor dari
suatu agen pereduksi [1]. ekstrak tumbuhan dapat
Berdasarkan komposisinya dijadikan pilihan alternatif dari
terdapat dua jenis reduktor, bireduktor sintetis.
yakni reduktor sintetis dan Pemanfaatan nanopartikel
bioreduktor (reduktor yang perak dalam kehidupan sehari-

11
UNESA Journal of Chemistry Vol. 10 , No. 1, January 2021

hari cukup luas, salah satu bahan penyusunnya, yaitu:


aplikasinya adalah dalam bentuk antioksidan organik dan
produk kosmetik. Hal tersebut anorganik. Salah satu contoh
didasarkan oleh aktivitas dari antioksidan anorganik
nanopartikel perak sebagai adalah nanopartikel perak.
antibakteri, antikanker, Nanopartikel perak dapat
antiinflamasi, antioksidan, dan meredam aktivitas radikal bebas
lain-lain [3]. Hal-hal yang akan dengan mendonorkan elektron
dikaji dalam artikel review pada radikal bebas, sehingga
antara lain: nanopartikel perak dapat menghambat terjadinya
yang disintesis menggunakan reaksi berantai pembentukan
bioreduktor dari ekstrak tanaman radikal bebas [5].
dan potensi antioksidan Dari uraian di atas,
nanopartikel perak yang penggunaan ekstrak tumbuhan
disintesis menggunakan sebagai bioreduktor dapat
bioreduktor ekstrak tumbuhan dijadikan sebagai upaya dalam
Antioksidan merupakan mewujudkan proses sintesis
suatu zat yang dapat meredam nanopartikel perak yang ramah
radikal bebas. Zat tersebut lingkungan. Senyawa metabolit
penting untuk dikonsumsi karena sekunder yang terkandung dalam
dapat mencegah timbulnya ekstrak tumbuhan dapat
berbagai penyakit degeneratif mereduksi ion Ag+ menjadi
dan kanker, mengingat nanopartikel perak. Nanopartikel
berdasarkan data dari WHO [4] perak juga memiliki potensi
pada tahun 2018 menunjukkan sebagai bahan antioksidan jika
cukup besarnya kasus penyakit ditinjau dari kemampuannya
kanker di Indonesia, yakni dalam meredam radikal bebas.
sebanyak 348.809 kasus. Jumlah
kasus penyakit kanker di NANOPARTIKEL PERAK
Indonesia cukup tinggi, sehingga
diperlukan langkah preventif. Nanopartikel didefinisikan
Langkah preventif tersebut perlu sebagai partikel yang memiliki
dilakukan agar jumlah kasus ukuran diameter antara 10-9 m (1
penyakit kanker di Indonesia nm) hingga kurang dari 100 nm
tidak semakin bertambah. (1 µm). Nanopartikel logam
Antioksidan dapat dibedakan memiliki sifat optis aktif yang
menjadi dua jenis berdasarkan khas yang membedakannya

12
UNESA Journal of Chemistry Vol. 10 , No. 1, January 2021

dengan ukuran makro. Hanya Akibat sifat luas permukaan


unsur logam dengan elektron yang besar, AgNPs telah
bebas (seperti Au, Ag, Cu dan digunakan secara luas sebagai
logam alkali) yang memiliki agen antibakteri dalam industri,
Surface Plasmon Resonance kesehatan, penyimpanan
(SPR). SPR berperan penting makanan, pelapis tekstil, dan
pada penentuan penyerapan sejumlah aplikasi lingkungan,
spektrum oleh nanopartikel dan biomedis. Selain itu,
logam. Jika terjadi pergeseran nanosilver dapat diaplikasikan
panjang gelombang dengan nilai sebagai antijamur dan antibakteri
yang lebih besar, maka terjadi dalam berbagai produk antara
pula peningkatan ukuran lain seperti kaos kaki, tisu basah,
partikel. Baik material organik wadah penyimpanan makanan,
maupun anorganik dapat tekstil, dan lain-lain [7].
berwujud nanopartikel. Sebagian Nanopartikel perak memiliki
besar penerapan material toksisitas dan resistansi yang
anorganik yang berbentuk cenderung lebih rendah karena
nanopartikel adalah material setelah bekerja untuk melawan
yang berasal dari logam di strain bakteri dapat mengalami
antaranya logam Au, Cu, Ti, Zn perbaikan yang kemudian dapat
dan Ag [1]. menyebabkan kerusakan DNA
Nanopartikel perak bakteri [2].
merupakan salah satu jenis
nanopartikel logam yang luas METODE PEMBUATAN
dalam pengaplikasiannya dan NANOPARTIKEL PERAK
memiliki tingkat komersial yang
tinggi. Hal ini disebabkan Secara umum nanopartikel
nanopartikel perak memiliki dapat dibuat melalui 2 metode
beberapa kelebihan dibanding yakni: top-down (memecah
nanopartikel logam lainnya.
material yang berukuran lebih
Perak telah mendapatkan banyak
perhatian karena sifat fisik dan besar dari nano menjadi
kimianya yang khas, termasuk berukuran nano) dan bottom-up
konduktivitas, stabilitas termal, (pembentukan nanopartikel dari
dan aktivitas katalitik, sehingga material yang berukuran lebih
menghasilkan berbagai produk kecil dari nano) [1]. Salah satu
baru dan aplikasi ilmiah [6].

13
UNESA Journal of Chemistry Vol. 10 , No. 1, January 2021

metode bottom-up yang sering pembuatan bioreduktor mudah


digunakan yakni reaksi reduksi didapatkan dengan harga yang
ion Ag+ menjadi nanopartikel relatif murah karena tersebar
perak, Ag0 oleh reduktor. luas di alam.
Ilustrasi kedua metode tersebut
disajikan pada Gambar 1. Tabel 1. Sumber tumbuhan
Berdasarkan komposisinya sebagai bioreduktor
terdapat dua jenis reduktor, dan karakteristik fisik
nanopartikel perak
yakni reduktor sintetis dan
yang dihasilkan [12]
bioreduktor (reduktor yang Tumbuhan Bagian Ukuran
berasal dari bahan alam). Salah tumbuhan AgNP
satu contoh reduktor sintetis Metha Daun 90 nm
yang dapat digunakan untuk piperita
Mulberi Daun 20-40
menyintesis nanopartikel yaitu nm
NaBH4. NaBH4 merupakan suatu Nicotiana Daun 8 mm
senyawa yang bersifat toksik [9]. tobaccum
Senyawa ini jika direaksikan Ocimum Akar dan 5-10
sanctum batang nm
dengan air akan menghasilkan Partheniu Daun 20-70
gas hidrogen (H2) yang bersifat m nm
mudah terbakar dan mudah hystropho
meledak serta jika direaksikan rus
Lada Daun 5-60
dengan H2SO4 pekat maupun nm
HCl pekat akan menghasilkan Pinus Daun 15-500
gas diboran (B2H6) yang beracun desiflora, nm
Diopyros
[10]. Oleh sebab itu penggunaan
kaki,
reduktor sintetis dapat Ginko
menimbulkan limbah yang tidak biloba,
ramah lingkungan. Berbeda Magnolia
kobus dan
dengan limbah dari penggunaan Platanus
bioreduktor yang tidak orientalis
berbahaya bagi lingkungan. Di Piper Daun 17-120
samping itu bahan baku untuk betle nm

14
UNESA Journal of Chemistry Vol. 10 , No. 1, January 2021

Plumbago Akar 50-70 sebesar 0,8 V [11]. Ekstrak dari


indica nm bagian tumbuhan yang kaya
Rosa Daun 12 nm akan kandungan antioksidan
ugosa dimanfaatkan sebagai
Sesbania Daun 10-25 bioreduktor, seperti ekstrak
grandiflor nm
daun, akar, kulit batang, batang,
a
Shorea Kulit 4-50 biji dan buah [12]. Ukuran
roxburghi batang nm nanopartikel perak yang
i dihasilkan pun beragam dari 5
Solanum Buah 10 nm hingga 500 nm. Keberagaman
lycopersic ukuran nanopartikel perak
um tersebut dipengaruhi oleh jumlah
Sorghum biji 50 nm senyawa metabolit sekunder
spp yang terkandung dalam ekstrak
bahan alam untuk berperan
Penelitian terkait sebagai capping agent. Semakin
penggunaan bioreduktor dari tinggi jumlah senyawa metabolit
ekstrak tumbuhan untuk sintesis sekunder terkandung dalam
nanopartikel perak telah banyak ekstrak tumbuhan yang berperan
dilakukan. Beberapa contoh sebagai capping agent, maka
tumbuhan yang digunakan semakin stabil pula ukuran
sebagai sumber bioreduktor nanopartikel perak yang
disajikan pada Tabel 1. Zat yang dihasilkan. Contoh mekanisme
dapat berperan sebagai reaksi reduksi oleh flavonoid
bioreduktor Ag+ dalam ekstrak kuersetin dalam pembentukan
tumbuhan adalah senyawa nanopartikel perak disajikan
metabolit sekunder golongan pada Gambar 2 [13,14].
fenolik dan polifenol. Hal ini
disebabkan senyawa tersebut
memiliki potensial reduksi
sebesar 0,33 V yang mampu
mereduksi ion Ag+ yang
memiliki potensial reduksi

15
UNESA Journal of Chemistry Vol. 10 , No. 1, January 2021

Bongkahan serbuk nanopartikel kluster atom


(Top-down) (Bottom-up)

Gambar 1. Metode sintesis nanopartikel perak [8].

Gambar 2. (a) Persamaan reaksi reduksi pembentukan nanopartikel


perak oleh senyawa flavonoid kuersetin (b) proses pembentukan dan
stabilisasi nanopartikel perak [13,14].

16
UNESA Journal of Chemistry Vol. 10 , No. 1, January 2021

Berdasarkan Gambar 2 (a), Oleh sebab itu, aglomerasi


senyawa flavonoid kuersetin nanopartikel yang tersintesis
dapat mereduksi ion Ag+ dapat dihambat oleh capping
sedangkan kuersetin teroksidasi agent karena capping agent
sehingga gugus hidroksilnya dapat menghambat gaya tarik-
berubah menjadi gugus keton menarik antara sesama
akibat dari pelepasan atom nanopartikel perak.
hidrogen. Pada Gambar 2 (b) Ada dua metode pembuatan
ditunjukan setelah ion Ag+ ekstrak tumbuhan yang
tereduksi dan membentuk digunakan sebagai bioreduktor
nanopartikel perak, maka akan dalam sintesis nanopartikel
terjadi pertumbuhan nanopartikel perak. Metode yang pertama
atau yang disebut dengan yaitu menggunakan ekstrak air
kluster. Senyawa metabolit dari sampel tumbuhan yang
sekunder berperan sebagai digunakan sebagai bioreduktor.
capping agent berinteraksi Senyawa metabolit sekunder
secara elektrostatis dengan yang terekstrak dengan air
nanopartikel perak agar tentunya bersifat sangat polar,
pertumbuhan kluster seperti senyawa fenolik,
nanopartikel yang terjadi tidak polifenol, dan senyawa
signifikan. Capping agent glikosida. Sampel tumbuhan
merupakan suatu zat yang yang diekstraksi ada yang dibuat
berperan untuk menyetabilkan dalam bentuk sampel segar yang
nanopartikel perak yang telah dipotong-potong dengan ukuran
disintesis dari suatu proses kecil. Selain itu, ada pula yang
aglomerasi, yang merupakan dibuat serbuk keringnya. Sampel
suatu fenomena pertumbuhan tersebut dicampur dengan
ukuran nanopartikel perak yang akuabides lalu dipanaskan
disebabkan oleh gaya tarik- sampai mendidih, kemudian
menarik antar sesama disaring dan ekstraknya sudah
nanopartikel perak. Capping siap digunakan sebagai
agent bekerja dengan cara bioreduktor guna mereduksi ion
berinteraksi elektrostatis antara perak dari larutan perak nitrat
muatan parsial negatif dari [15,16,17]. Penggunaan ekstrak
senyawa fenolik dan polifenol air sebagai bioreduktor telah
dengan muatan parsial positif dilakukan pada ekstrak air daun
dari nanopartikel perak [14]. kelor [18], ekstrak air daun

17
UNESA Journal of Chemistry Vol. 10 , No. 1, January 2021

jambu biji [19], dan ekstrak air [22] dan ekstrak etanol daun
daun mangga [20]. tumbuhan alfafa [24].
Metode yang kedua yaitu
menggunakan ekstrak alkohol KARAKTERISASI
sebagai bioreduktor. Alkohol NANOPARTIKEL PERAK
yang umumnya digunakan HASIL SINTESIS DENGAN
adalah metanol dan etanol. BIOREDUKTOR EKSTRAK
Karena alkohol memiliki TUMBUHAN
kemampuan memecah dinding
sel tanaman maka semua Karakterisasi sifat fisik
senyawa metabolit sekunder,
baik polar maupun non polar Karakterisasi Nanopartikel
akan terekstrak dengan pelarut Perak Menggunakan
ini. Tingkat kepolaran senyawa Transmission Electron
yang terekstrak dengan alkohol Microscopy (TEM)
tentunya lebih rendah
dibandingkan dengan pelarut air. Dalam karakterisasi
Sampel tumbuhan yang nanopartikel, TEM merupakan
diekstraksi ada yang disiapkan suatu instrumen yang digunakan
dalam bentuk sampel segar yang untuk mengetahui morfologi
dipotong-potong dengan ukuran nanopartikel, seperti ukuran
kecil, ada juga yang dibuat partikel, bentuk partikel dan
serbuk keringnya. Sampel sebagainya. Dengan mengetahui
tersebut dimaserasi dengan morfologi nanopartikel, maka
metanol atau etanol pada suhu dapat diidentifikasi kestabilan
kamar. Ekstrak yang diperoleh dari nanopartikel melalui ada
sudah siap digunakan sebagai tidaknya agregasi. Agregasi
bioreduktor ion perak dalam menunjukan ketidakstabilan
larutan perak nitrat, baik ekstrak nanopartikel, karena terbentuk
yang dipekatkan maupun ekstrak oleh adanya gaya antar partikel
keringnya [21,22,23]. yang menyebabkan partikel-
Penggunaan ekstrak alkohol partikel saling berinteraksi satu
sebagai bioreduktor telah sama lain untuk membentuk
dilakukan pada ekstrak metanol cluster yang akan membesar
daun manggis [21], ekstrak seiring bertambahnya waktu
metanol daun Litchi sinensis [25].

18
UNESA Journal of Chemistry Vol. 10 , No. 1, January 2021

Prinsip kerja dari TEM mirip Karakterisasi nanopartikel


dengan mikroskop cahaya, hanya perak menggunakan instrumen
saja sumber cahaya yang TEM dilakukan pada larutan
digunakan berbeda. Sumber nanopartikel perak yang
cahaya yang digunakan dalam diteteskan ke grid tembaga dan
TEM adalah elektron yang dikeringkan menggunakan
memiliki resolusi sebesar 0,1 vakum. Kemudian grid tembaga
nm. TEM berkerja dengan yang telah ditetesi larutan
menembus grid yang kemudian sampel, diletakan dalam
disajikan dalam bentuk gambar specimen holder dalam
molekul [26]. instrument TEM dan dilakukan
analisis sampel [27].

(a) (b) (c)


0

Gambar 3. Contoh hasil karakterisasi (a) AgNPs yang disintesis


menggunakan akar Angelica pubescens. (b) AgNPs yang
disintesis menggunakan daun Psidium guajava (c) AgNPs
yang disintesis menggunakan daun Ageratum conyzoides
[27,28,29].

Gambar 3 menunjukkan dan tidak mengalami proses


contoh hasil karakterisasi AgNPs agregasi, sehingga bentuknya
yang disintesis menggunakan mendekati bulat [27]. Gambar 3
bioreduktor ekstrak tumbuhan. (b) menunjukkan nanopartikel
Pada Gambar 3 (a) tersebut perak berukuran 14-48 nm yang
ditunjukan bahwa nanopartikel disintesis menggunakan ekstrak
perak yang disintesis tumbuhan Ageratum conyzoides
menggunakan bioreduktor sebagai bioreduktor dan
ekstrak tumbuhan Angelica mengalami proses agregasi [28].
pubescens berukuran 20-50 nm Gambar 3 (c) menunjukan

19
UNESA Journal of Chemistry Vol. 10 , No. 1, January 2021

nanopartikel perak yang [30]. Hasil pengukuran disajikan


disintesis menggunakan dalam bentuk distribusi,
bioreduktor ekstrak tumbuhan sehingga hasil pengukuran dapat
Psidium guajava yang berukuran menggambarkan ukuran sampel
20-25 nm, berbentuk bulat dan secara keseluruhan. Berbeda
sedikit mengalami proses dengan TEM yang hanya dapat
agregasi [29]. mengukur ukuran
cuplikan sampel yang diambil,
Karakterisasi Nanopartikel tidak secara keseluruhan.
Perak menggunakan Particles
Size Analyzer (PSA). Sinar datang
Sudut hambur kecil

Terdapat berbagai jenis


teknik dalam pengukuran ukuran
partikel menggunakan
Sinar datang
instrumentasi PSA. Salah satu
yang umum digunakan adalah Sudut hambur besar

teknik Lasser Diffraction.


Prinsip dasar teknik ini adalah
penghamburan cahaya laser oleh
partikel-partikel yang terdispersi Gambar 4. Ilustrasi
dan melewati berkas sinar laser. penghamburan sinar oleh
Partikel dengan ukuran yang partikel sampel [30].
lebih besar akan
menghamburkan cahaya dengan
sudut yang relatif kecil dan
sebaliknya untuk partikel yang
berukuran lebih kecil. Ilustrasi
dari peristiwa tersebut disajikan
pada disajikan pada Gambar 4.
Distribusi dari intensitas
hamburan akan dianalisis dengan
komputer sebagai hasil distribusi
ukuran partikel. Pengukuran
nanopartikel dengan
menggunakan PSA biasanya
menggunakan sampel basah

20
UNESA Journal of Chemistry Vol. 10 , No. 1, January 2021
(a)

(b)

Gambar 5. Contoh hasil analisis PSA, histogram dispersi ukuran dengan


intensitas, nomor dan volume a) nanopartikel perak yang
disintesis menggunakan ekstrak air daun salam b)
nanopartikel perak yang disintesis menggunakan ekstrak air
tumbuhan Angelica keiskei [3,15]

21
UNESA Journal of Chemistry Vol. 10 , No. 1, January 2021

Pengukuran partikel dengan elektron terluar logam perak,


distribusi intensitas didasarkan sehingga tereksitasi
pada tingkat intensitas menghasilkan gelombang yang
penghamburan sinar laser oleh bergerak transversal dan dikenal
partikel sampel, nomor dengan surface plasmon
berdasarkan karakteristik fisik resonance (SPR) [31].
partikel (ukuran, berat dan Spektroskopi UV-Vis digunakan
sebagainya) dan volume secara kualitatif untuk
berdasarkan volume partikel mengidentifikasi terbentuknya
[30]. Gambar 5 (a) menunjukan nanopartikel perak berdasarkan
ukuran rata-rata nanopartikel nilai panjang gelombang serapan
perak yang disintesis maksimumnya. Nanopartikel
menggunakan ekstrak air daun perak memiliki panjang
salam dari hasil karakterisasi gelombang serapan maksimum
menggunakan PSA adalah 45,7 antara 400 – 500 nm. Jika
nm [15], sedangkan Gambar 5 nanopartikel perak belum
(b) menunjukkan ukuran rata- terbentuk maka panjang
rata nanopartikel perak yang gelombang serapan
disintesis menggunakan ekstrak maksimumnya 320 nm atau
air tumbuhan Angelica keiskei antara 200-250 nm yang
dari hasil karakterisasi menunjukkan masing
menggunakan PSA adalah 130,1 terkandung ion perak [32,33,34].
nm [3]. Untuk mengukur SPR
sampel nanopartikel perak
 Karakterisasi sifat kimia menggunakan spektrofotometer
UV-Vis perlu dipersiapkan
 Karakterisasi nanopartikel blanko. Blanko tersebut
perak menggunakan merupakan pelarut dari sampel
spektrofotometer UV-Vis larutan nanopartikel perak yang
diuji. Pada saat melakukan
Karakterisasi nanopartikel pengukuran SPR, mula-mula
perak menggunakan memilih opsi auto zero
spektrofotometer UV-Vis menggukan blanko. Kemudian
didasarkan pada absorbsi energi dilakukan pengukuran SPR
cahaya UV-Vis oleh lapisan sampel larutan nanopartikel

22
UNESA Journal of Chemistry Vol. 10 , No. 1, January 2021

perak menggunakan metode Contoh spektrum UV-Vis


photometric pada rentang nanopartikel perak yang
panjang gelombang 350-550 nm disintesis menggunakan
[3]. Dari pengukuran tersebut bioreduktor ekstrak tumbuhan
akan diperoleh panjang disajikan pada Gamber 6.
gelombang maksimum dari
larutan nanopartikel perak yang
merupakan SPR.
Selain untuk
mengidentifikasi nanopartikel
perak secara kualitatif, panjang
gelombang maksimum dari
nanopartikel perak dapat pula
dapat mengidentifikasi Gambar 6. Kurva panjang
nanopartikel perak secara gelombang maksimum
kuantitatif, yakni berupa ukuran dan absorbansi
partikel nanopartikel perak yang nanopartikel perak yang
terbentuk melalui perhitungan disintesis menggunakan
dengan persamaan brus yang bioreduktor ekstrak air
disajikan pada persamaan 1 dan daun Psidium guajava
2 [29].
Berdasarkan Gambar 6,
panjang gelombang maksimum
nanopartikel perak yang
disintesis menggunakan
……1 bioreduktor ekstrak daun
Psidium guajaya adalah 438 nm.
Nanopartikel perak yang
disintesis dengan bioreduktor
…….2 ekstrak akar Angelica pubescene
Dengan nilai: adalah 414 nm [27]. Sementara
Eg (∞) = 1,3 eV itu dengan bioreduktor ekstrak
me and mh = 0,25 daun Ageratum conyzoides dapat
k = 6,5 dihasilkan nanopartikel perak
[35] dengan panjang gelombang
maksimum sebesar 442 nm [28].

23
UNESA Journal of Chemistry Vol. 10 , No. 1, January 2021

Karakterisasi nanopartikel serbuk sampel dicampur dengan


perak menggunakan Fourier serbuk KBr dan dipress,
Transform Infrared (FTIR) sehingga diperoleh pelet KBr.
Pelet KBr yang telah dibuat,
Karakterisasi dengan FTIR
diletakan pada wadah sampel
bertujuan untuk mengetahui
dalam instrument FTIR dan
jenis vibrasi ikatan antar atom
dianalisis gugus fungsionalnya
dalam gugus fungsional tertentu.
pada rentang bilangan
Terdapat berbagai macam gugus
gelombang 4000-450 cm-1
fungsional, misalnya: O-H, N-H, -1
dengan resolusi 4 cm untuk
C-H, C=O, C-O, C=C, CC, mengetahui gugus fungsi yang
dan C=N, yang akan muncul terkandung pada sampel tersebut
pada bilangan gelombang [28].
4.000–400 cm-1. Dengan FTIR
terjadinya reaksi reduksi ion
perak dapat diketahui dari
perubahan gugus fungsional dari
zat yang berperan sebagai
bioreduktor. Sebagai contoh
dalam senyawa fenolik, gugus
hidroksil (vibrasi ulur 3400 cm-1)
berperan untuk mereduksi ion
perak, sehingga mengalami Gambar 7. Spektrum FTIR a)
pengurangan intesitas puncak Ektrak daun salam
dalam spektrum inframerahnya. b) Nanopartikel perak
Contoh penggunaan [15]
spektroskopi inframerah dalam Prinsip pengujian sampel
karaterisasi nanopartikel perak ekstrak tumbuhan dan
dengan bioreduktor ekstrak nanopartikel perak
tumbuhan disajikan pada menggunakan FTIR yakni
Gambar 7. dengan membandingkan hasil
Untuk melakukan pengujian spektrum IR dari
karakterisasi sampel sampel ekstrak tumbuhan dan
menggunakan instrumen FTIR, nanopartikel perak. Secara teori
baik sampel ekstrak tumbuhan pembentukan nanopartikel perak
dan nanopartikel perak dibuat dengan bioreduktor ekstrak
dalam bentuk serbuk. Kemudian tumbuhan terjadi disebabkan
adanya reaksi reduksi ion Ag+ .

24
UNESA Journal of Chemistry Vol. 10 , No. 1, January 2021

Gugus fungsional yang pada bilangan gelombang 3412


terkandung dalam ekstrak cm-1 [15].
tumbuhan akan mengalami
reaksi oksidasi, sehingga ANTIOKSIDAN
mengalami perubahan, misalnya
gugus OH menjadi gugus keton. Reaksi oksidasi oleh suatu
Perubahan gugus fungsional radikal bebas dapat dihambat
tersebut menyebabkan maupun dicegah melalui
berkurangnya sejumlah gugus penambahan suatu senyawa atau
fungsional yang terkandung pada substansi yang disebut
sampel sebelum mengalami antioksidan. Kemampuan
reaksi oksidasi. Oleh sebab itu, antioksidan dalam meneralisir
terbentuknya nanopartikel perak suatu radikal bebas
dari reaksi reduksi ion Ag+ menyebabkan antioksidan dapat
dengan ekstrak tumbuhan dapat mencegah terjadinya kerusakan
diindikasikan dengan turunnya sel dalam tubuh yang dapat
intensitas peak gugus fungsional memicu timbulnya penyakit
pada spektrum IR dari ekstrak degeneratif [36]. Reaksi radikal
tumbuhan sebelum direaksikan bebas dapat terjadi secara
dengan ion Ag+ dan setelah berantai dengan melalui 3
nanopartikel perak terbentuk tahapan yaitu inisiasi, propagasi,
[28]. dan terminasi. Reaksi-reaksi
Gambar 7 a) dan b) masing- yang terjadi pada tiap tahapan
masing adalah spektrum adalah sebagai berikut:
inframerah ekstrak daun salam Tahap inisiasi :
dan nanopartikel perak hasil RH  R* + H*
sintesis. Dalam ekstrak daun Tahap propagasi :
salam terkadung senyawa R* + O2  ROO*
metabolit sekunder yang ROO* + RH  ROOH + R*
memiliki gugus hidroksil yang Tahap terminasi :
muncul pada bilangan R* + R*  R-R
gelombang 3412 cm-1. Setelah ROO* + R*  ROOR
terjadi reaksi reduksi ion perak
ROO* + ROO*  ROOR + O2
oleh gugus hidroksil tersebut
maka puncak gugus hidroksilnya Tahap inisiasi diawali
intensitasnya menjadi turun, dengan interaksi antara cahaya,
bahkan hampir tidak tampak oksigen dan panas dengan RH.

25
UNESA Journal of Chemistry Vol. 10 , No. 1, January 2021

Akibat dari interaksi tersebut radikal bebas untuk membentuk


menyebabkan RH melepas satu produk yang lebih stabil
atom hidrogen, sehingga (pemutus reaksi berantai).
membentuk radikal bebas (R*). Contohnya Glutation
Kemudian pada tahap propagasi Peroksidase (GPx), Superoksida
akan erjadi pembentukan radikal Dismutase (SOD) [5],
peroksi. Pembentukan radikal Nanopartikel silver [37].
peroksi disebabkan terjadinya Berbeda dengan antioksidan
reaksi antara radikal (R*) yang primer, mekanisme kerja
dihasilkan dari tahap inisiasi antioksidan sekunder yakni
dengan oksigen, sehingga akan melalui pengkhelatan logam
terbentuk radikal peroksi (pro-oksidan) dan penangkapan
(ROO*). Ketika radikal peroksi radikal bebas sehingga reaksi
(ROO*) telah terbentuk, maka berantai dapat dicegah. Senyawa
radikal peroksi akan menyerang yang dapat berperan sebagai
RH (contoh: asam lemak) untuk antioksidan sekunder antara lain:
membentuk radikal baru dan vitamin E, vitamin C, isoflavon
hidroperoksida. Hidroperoksida dan sebagainya [5].
yang terbentuk pada tahap Antioksidan tersier
propagasi bersifat tidak stabil, merupakan jenis antioksidan
sehingga akan terdegradasi yang berperan dalam perbaikan
membentuk senyawa karbonil kerusakan pada suatu
berantai pendek seperti aldehid biomolekul yang dipicu oleh
dan keton. [37]. Terdapat tiga radikal bebas. Zat yang berperan
jenis antioksidan jika ditinjau sebagai antioksidan jenis ini
dari fungsi dan mekanismenya umumnya berupa enzim, seperti:
dalam meredam radikal bebas, enzim-enzim yang memperbaiki
antara lain: antioksidan primer, DNA dan metionin sulfida
sekunder dan tersier. reduktase [5].
Suatu antioksidan yang
berperan dalam mencegah AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
pembentukan senyawa radikal
bebas baru disebut antioksidan Aktivitas antioksidan
primer. Mekanisme pencegahan merupakan kemampuan suatu
pembentukan radikal bebas oleh zat untuk mencegah atau
antioksidan ini melalui donor menghambat reaksi oksidasi
atom hidrogen secara cepat pada yang ditimbulkan oleh radikal

26
UNESA Journal of Chemistry Vol. 10 , No. 1, January 2021

bebas. Bersarnya aktivitas melalui donor radikal hidrogen


antioksidan dinyatakan dengan oleh zat antioksidan. Reaksi
IC50 yakni konsentrasi suatu zat dengan zat antioksidan
yang mampu menghambat atau menyebabkan jumlah DPPH
meredam 50 persen radikal dalam larutan berkurang,
bebas. Tiga metode yang banyak sehingga menurunkan
digunakan untuk menentukan (meredam) nilai absorbans
aktivitas antioksidan suatu DPPH. Larutan DPPH berwarna
nanopartikel perak adalah ungu dan jika telah mengalami
metode DPPH, ABTS, dan reduksi akan berwarna kuning
FRAP [37,38,39]. muda. Berdasarkan hubungan
antara konsentrasi zat
Metode DPPH antioksidan dengan persentase
peredaman radikal DPPH dapat
Pengujian aktivitas ditentukan aktivitas
antioksidan dengan metode antioksidanya (IC50). Harga
DPPH didasarkan pada persentase peredaman radikal
kemampuan suatu zat dalam bebas dapat dihitung dengan
meredam radikal bebas 1,1- persamaan 3 [38].
difenil-2-pikrilhidrasil (DPPH).
Sampel yang diuji aktivitas A A
antioksidannya, direaksikan %P  k s x100%
dengan larutan DPPH dan diukur ……………….3
A
k
absorbansinya mengunakan A A
spektrokopi UV-Vis dengan %P  k s x100%
panjang gelombang maksimum dimana : A
517 nm. Mekanisme peredaman
k
Ak = Absorban kontrol (larutan
radikal bebas menggunakan DPPH + metanol)
metode ini yaitu zat antioksidan As = Absorban sampel (larutan
akan mendonorkan satu elektron DPPH + sampel) %P = Persen
valensi pada radikal DPPH peredaman absorban larutan
sehingga semua elektron dalam DPPH
radikal DPPH berpasangan
membentuk molekul stabil [38].
Selain mekanisme tersebut,
mekanisme peredaman radikal
DPPH dapat juga dilakukan

27
UNESA Journal of Chemistry Vol. 10 , No. 1, January 2021

Hubungan antara harga IC50 capping agent yang berasal dari


dengan kekuatan aktivitas ekstrak tumbuhan [40]. Larutan
antioksidan disajikan pada Tabel ABTS berwarna biru kehijauan
2 [38]. dan memiliki panjang
gelombang maksimum sebesar
Tabel 2. Tingkat kekuatan 734 nm. Akibat terjadinya
antioksidan [38] penyetabilan radikal bebas
Nilai IC50 Kekuatan ABTS, larutan radikal ABTS
(µg/mL) antioksidan yang berwarna biru kehijauan
< 50 Sangat kuat akan berubah menjadi tidak
50-100 Kuat berwarna. Kemudian perubahan
101-150 Sedang intensitas warna larutan tersebut
>150 Lemah dibandingkan dengan larutan
standar Trolox [41].
Metode ABTS
Metode FRAP
Uji aktivitas antioksidan
menggunakan metode ABTS Pengujian aktivitas
(2,2-Azinobis 3-ethyl antioksidan menggunakan
benzothiazoline 6-sulfonic acid), metode FRAP (Ferric Reducing
didasarkan pada penyetabilan Antioxidant Power) didasarkan
radikal bebas ABTS melalui pada kemampuan antioksidan
peristiwa donor radikal dalam mereduksi ion Fe3+
hidrogen. Mekanisme menjadi Fe2+ dalam larutan
peredaman radikal bebas ABTS 2,4,6-tris(2-pyridyl)-striazine
yakni zat antioksidan (TPTZ). Pengujian aktivitas
mendonorkan elektron atau antioksidan ini dilakukan
radikal hidrogen sehingga menggunakan metode
radikal ABTS membentuk spektrofotometri pada panjang
molekul yang stabil. Pada gelombang maksimum 593 nm,
nanopartikel perak hasil sintesis dengan perubahan warna larutan
menggunakan bioreduktor, dapat sampel dari kuning menjadi biru
terjadi dua macam peredaman tua. Reaksi antara antioksidan
radikal ABTS yaitu donor dengan reagen FRAP dapat
elektron oleh nanopartikel perak berjalan optimum pada pH 3,6
serta donor radikal hidrogen oleh dan FRAP dari nanopartikel
perak adalah sebesar 2,20 mg -1.

28
UNESA Journal of Chemistry Vol. 10 , No. 1, January 2021

Kemudian perubahan intensitas memiliki.


warna larutan tersebut reprodusib
ilitas
dibandingkan dengan larutan tinggi
standar Trolox [42,43]. - Dapat
diterapkan
pada
PERBANDINGAN ANTARA sampel
METODE DPPH, ABTS DAN berpelarut
FRAP organik.
ABTS - Pengujian - Membutuh
sederhana, kan waktu
Terdapat berbagai metode
sensitif yang lama.
dalam menentukan aktivitas - Dapat - Reaktan
antioksidan suatu sampel. diterapkan tidak stabil
Contohnya seperti DPPH, ABTS pada
sampel
dan FRAP. Ketiga metode berpelarut
tersebut memiliki kelebihan dan organik
kekurangan. Oleh sebab itu, dan air
dibutuhkan penentuan dalam FRAP - Pengujian - Membutuh
menggunakan metode pengujian sederhana, kan waktu
reprodusib yang lama.
aktivitas antioksidan yang sesuai ilitas
dengan kondisi penelitian. tinggi
Perbandingan ketiga metode
penentuan aktivitas antioksidan AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
tersebut disajikan pada Tabel 3 NANOPARTIKEL PERAK
[43]. HASIL SINTESIS
Tabel 3. Perbandingan metode MENGGUNAKAN
DPPH, ABTS dan BIOREDUKTOR
FRAP [43].
Metod Kelebihan Kekurangan Antioksidan merupakan
e suatu zat yang dapat mencegah
DPPH - Pengujian - Tidak dapat atau menghambat reaksi oksidasi
sederhana, menguji oleh radikal bebas. Proses
cepat, aktivitas
sensitif antioksidan tersebut terjadi melalui donor
pada sampel elektron atau atom hidrogen dari
sampel dalam bentuk antioksidan ke radikal bebas
dengan plasma dan [38]. Dalam sistm periodik
konsentras protein
i rendah, unsur, unsur perak (Ag)

29
UNESA Journal of Chemistry Vol. 10 , No. 1, January 2021

memiliki nomor atom 49, menggunakan beberapa metode,


sehingga konfigurasi elektronya: diantaranya metode DPPH,
[Kr]4d105s1[44]. Dengan ABTS dan FRAP.
demikian atom perak memiliki Pengukuran akivitas
satu elektron tidak berpasangan. antioksidan menggunakan
Nanopartikel perak dapat metode DPPH didasarkan pada
disintesis menggunakan kemampuan antioksidan dalam
bioreduktor dari ekstrak meredam reagen DPPH yakni
tumbuhan, misalnya radikal 1,1-difenil-2-
menggunakan ekstrak daun pikrilhidrasil. Terdapat dua
kelor, jambu biji, mangga, mekanisme peredaman radikal
manggis, dan Litchi sinensis bebas DPPH oleh nanopartikel
[18-22]. Dalam nanopartikel perak yang telah dikemukakan,
perak hasil sintesis yakni melalui transfer elektron
menggunakan bioreduktor juga valensi nanopartikel perak pada
terdapat Capping agent yakni radikal DPPH dan transfer atom
senyawa metabolit sekunder hidrogen yang terkandung dalam
yang berperan menyetabilkan senyawa metabolit sekunder
nanopartikel perak agar tidak yang berperan sebagai capping
mengalami aglomerasi [38,41]. agent [38,40]. Mekanisme
Nanopartikel perak hasil sintesis peredaman radikal bebas DPPH
menggunakan bioreduktor disajikan pada Gambar 8.
memiliki potensi sebagai
antioksidan karena satu elektron
valensi yang tidak berpasangan
dapat didonorkan ke spesi
radikal bebas. Disamping itu
telah dikemukakan pula
mekanisme lain yakni capping
agent nanopartikel perak
berperan sebagai antioksidan.
Beberapa penelitian tentang
potensi antioksidan nanopartikel
perak hasil sintesis
menggunakan bioreduktor telah
dilakukan. Besarnya aktivitas
antioksidan diukur

30
UNESA Journal of Chemistry Vol. 10 , No. 1, January 2021

a)
A

b)
A

Gambar 8. a) Nanopartikel perak mendonorkan elketron valensi ke


radikal DPPH b) Capping agent mendonorkan atom
hidrogen ke radikal DPPH [38].

Gambar 8a menunjukkan stabil. Hal ini disebabkan satu


bahwa setelah nanopartikel elektron bebas pada radikal
perak mendonorkan elektron DPPH telah berpasangan dengan
valensi pada radikal DPPH, atom hidrogen yang telah
maka radikal DPPH menjadi didonorkan oleh capping agent
stabil. Hal ini disebabkan satu nanopartikel perak [38,40].
elektron bebas pada radikal
DPPH telah berpasangan dengan
elektron yang telah didonorkan
oleh nanopartikel perak.
Sementara itu Gambar 8b
menunjukan bahwa setelah
capping agent pada nanopartikel
perak mendonorkan atom
hidrogen pada radikal DPPH,
maka radikal DPPH menjadi

31
UNESA Journal of Chemistry Vol. 10 , No. 1, January 2021

Gambar 9. Hasil pengujian aktivitas antioksidan nanopartikel perak


yang disintesis menggunakan ekstrak daun Psidium
guajava dengan metode DPPH [28].
Telah dilakukan studi dalam dengan IC50 sebesar 52,53 µg/
pengujian aktivitas antioksidan mL [29].
menggunakan metode DPPH Pengukuran akivitas
pada nanopartikel perak yang antioksidan menggunakan
disintesis menggunakan metode ABTS didasarkan pada
bioreduktor. Adapun kemampuan antioksidan dalam
berdasarkan hasil penelitian meredam reagen ABTS yakni
yang telah dilakukan pada radikal 2,2-Azinobis 3-ethyl
nanopartikel perak yang benzothiazoline 6-sulfonic acid.
disintesis dengan ekstrak daun Mekanisme peredaman radikal
salam memiliki aktivitas bebas ABTS oleh nanopartikel
antioksidan berkategori lemah perak yakni melalui transfer
dengan nilai IC50 sebesar 582,7 atom hidrogen yang terkandung
ppm [15]. Sementara itu dalam senyawa metabolit
nanopartikel perak yang sekunder yang berperan sebagai
disintesis menggunakan ekstrak capping agent [40]. Mekanisme
daun Psidium guajava peredaman radikal bebas ABTS
menunjukkan aktivitas disajikan pada Gambar 10.
antioksidan berkategori kuat

32
UNESA Journal of Chemistry Vol. 10 , No. 1, January 2021

Gambar 10. Reaksi peredaman radikal ABTS oleh AgNP [42]

Berdasarkan Gambar 10 sehingga radikal tersebut


setelah gugus fungsi metabolit menjadi stabil. Hal ini
sekunder yang berperan sebagai disebabkan satu elektron bebas
capping agent nanopartikel pada radikal ABTS telah
perak mendonorkan atom berpasangan[43].
hidrogen pada radikal ABTS

%
in
hi
bis
i

Konsentrasi antioksidan (µg/ mL)


Gambar 11. Hasil pengujian aktivitas antioksidan nanopartikel perak
yang disintesis menggunakan daun Psidium guajava
dengan metode ABTS [29]

33
UNESA Journal of Chemistry Vol. 10 , No. 1, January 2021

Gambar 12. Reaksi reduksi reagen FRAP oleh antioksidan nanopartikel


perak [43]

mereduksi reagen FRAP (Ferric


Telah dilakukan penelitian
Reducing Antioxidant Power).
mengenai aktivitas antioksidan
Mekanisme reaksi reduksi Fe
menggunakan metode ABTS
(III) dalam larutan 2,4,6-tris(2-
pada nanopartikel perak yang
pyridyl)-striazine (TPTZ) oleh
disintesis menggunakan
nanopartikel perak yakni melalui
bioreduktor ekstrak daun
transfer elektron dari senyawa
Psidium guajava. Sudi tersebut
metabolit sekunder yang
menunjukan jika nanopartikel
berperan sebagai capping agent
perak yang diuji memiliki
[43]. Mekanisme reduksi reagen
aktivitas antioksidan yang kuat
Fe(III) TPTZ disajikan pada
dengan harga IC50 sebesar 55,10
Gambar 12
µg/ mL [29]. Sementara itu
Gambar 12 menunjukkan
nanopartikel perak hasil sintesis
bahwa gugus fungsi metabolit
menggunakan bioreduktor
sekunder yang berperan sebagai
campuran rempah (spice blend)
capping agent nanopartikel
juga memiliki aktivitas
perak mereduksi reagen Fe(III)-
antioksidan yang kuat pada uji
TPTZ sehingga ion Fe3+ berubah
dengan metode ABTS dengan
menjadi Fe2+. Hal ini disebabkan
IC50 sebesar 68,75 µg/ mL [45].
Fe3+ memiliki potensial reduksi
Pengukuran aktivitas
sebesar 0,77 V, sedangkan gugus
antioksidan menggunakan
OH dalam metabolit sekunder
metode FRAP didasarkan pada
memiliki potensial reduksi
kemampuan antioksidan dalam
sebesar 0,33 V. Oleh karena itu,

34
UNESA Journal of Chemistry Vol. 10 , No. 1, January 2021

Fe3+ dapat mengalami reaksi menunjukkan bahwa


reduksi dan membentuk senyawa nanopartikel perak mampu
kompleks Fe2+ dengan rumus mereduksi reagen FRAP,
struktur seperti yang konsentrasi ion Fe2+ yang
digambarkan pada Gambar 12 terbentuk berkisar antara 0,15
[45, 46]. hingga 0,3 mM dengan
Uji aktivitas antioksidan konsentrasi larutan nanopartikel
dengan metode FRAP telah perak antara 125 hingga 750
dilakukan terhadap nanopartikel µg.mL-1. Berbeda dengan
perak yang disintesis dengan konsentrasi Fe2+ yang telah
bioreduktor ekstrak tumbuhan terbentuk oleh ekstrak Cordia
Cordia myxa. Sebagian hasil myxa, yakni antara 0,19 hingga
ujinya disajikan pada Gamber 0,7 mM dengan konsentrasi
13. Semakin tinggi konsentrasi larutan ekstrak Cordia myxa
antioksidan, maka semakin antara 125 hingga 750 µg.mL-1
tinggi pula konsentrasi ion Fe2+ [43]
yang terbentuk. Gambar 13 juga

Gambar 13. Hasil pengujian aktivitas antioksidan nanopartikel perak


yang disintesis menggunakan ekstrak Cordia myxa
dengan metode FRAP [43].
.

35
UNESA Journal of Chemistry Vol. 10 , No. 1, January 2021

KESIMPULAN UCAPAN TERIMA KASIH

Berdasarkan kajian literatur Ucapan terimakasih ditujukan


yang telah dilakukan, maka pada Allah SWT karena atas
dapat disimpulkan sebagai ridhoNya tugas akhir ini dapat
berikut: terselesaikan dengan baik.
1. Ekstrak tumbuhan dapat Penulis juga mengucapkan
berperan sebagai terimakasih kepada ibu Prof. Dr.
bioreduktor dalam sintesis Titik Taufikurohmah dan ibu Dr.
nanopartikel perak. Amaria, M.Si yang telah
2. Nanopartikel perak yang memberikan saran dalam
telah disintesis penulisan artikel ini, sehingga
menggunakan bioreduktor dapat terselesaikan dengan baik.
ekstrak tumbuhan dapat
dikarakterisasi, sifat DAFTAR PUSTAKA
fisikanya, bentuk dan
ukuran partikel
1. Pulit, J., Banach, M., &
menggunakan instrument
TEM dan PSA. Sifat kimia Kowalski, Z. (2013).
nanopartikel dikarakterisasi ‘Chemical reduction as the
menggunakan main method for obtaining
spektrofotometer UV-Vis nanosilver’. Journal of
dan proses pembentukannya Computational and
dapat diidentifikasi Theoretical Nanoscience,
menggunakan FTIR.
3. Nanopartikel perak hasil 10(2), 276–284.
sintesis dengan bioreduktor https://doi.org/10.1166/jctn.2
ekstrak tumbuhan memiliki 013.2691
aktivitas antioksidan, yang 2. Priya, R. S., Geetha, D., &
dapat ditentukan Ramesh, P. S. (2016).
menggunakan metode ‘Antioxidant activity of
DPPH, ABTS dan FRAP.
chemically synthesized
AgNPs and biosynthesized
Pongamia pinnata leaf extract
mediated AgNPs – A
comparative study’.

36
UNESA Journal of Chemistry Vol. 10 , No. 1, January 2021

Ecotoxicology and properties, toxicology,


Environmental Safety, 134, applications and
308–318. perspectives’. Adv. Nat.
https://doi.org/10.1016/j.ecoe Sci.
nv.2015.07.037
7. Khaydarov, R.R.,
3. Du, J., Hu, Z., Dong, W. jie,
Khaydarov, R.A., Estrin, Y.,
Wang, Y., Wu, S., & Bai, Y.
Evgrafova, S., Scheper, T,
(2019). ‘Biosynthesis of
Endres, C, Cho, SY. (2009).
large-sized silver
‘Silver nanoparticles’.
nanoparticles using Angelica
Nanomaterials: Risks and
keiskei extract and its
Benefits, 4: 287-297.
antibacterial activity and
8. Pareek, V., Bhargava, A.,
mechanisms investigation’.
Gupta, R., Jain, M., Panwar,
Microchemical Journal,
J. (2017). ‘Synthesis and
147(November 2018), 333–
aplication of noble metal
338.
nanoparticles: A review’.
https://doi.org/10.1016/j.micr
Advance Science
oc.2019.03.046.
Engineering and Medicine,
4. WHO (World Organization
9, 527-544.
of Health). (2019).
Indonesia. 9. Khodashenas, B., Ghorbani,
https://gco.iarc.fr/today/data H.R. (2015). ‘Review
/factsheets/populations/360- synthesis of silver
indonesia-fact-sheets.pdf nanoparticles with different
Diakses pada 26 Desember shapes’. Arabian Journal of
2019.
Chemistry.
5. Sayuti, K. dan Yenrina R.
10. Netskina, O. V., Filippov, T.
(2015). Antioksidan, Alami
N., Komova, O. V., &
dan Sintetik. Padang:
Simagina, V. I. (2019).
Andalas Univerisity Press.
‘Hydrogen generation by
6. Tran, Q.H., Nguyen, V.Q.,
both acidic and catalytic
Le, A.T. (2013). ‘Silver
hydrolysis of sodium
nanoparticles: synthesis,

37
UNESA Journal of Chemistry Vol. 10 , No. 1, January 2021

borohydride’. Catalysis for F.H. (2018). ‘Parkia


Sustainable Energy, 5(1), speciosa as Reduction
41–48. Agent in Green Synthesis
https://doi.org/10.1515/cse- Silver Nanoparticles’.
2018-0006 ChemistrySelect, 3, 8881-
11. Sari, P.I., Firdaus, M.L., 8885.
Elvia, R. (2017). 15. Taba, P., Parmitha, N.Y., &
‘Pembuatan Nanopartikel Kasim, S. (2019). ‘Sintesis
Perak (NPP) dengan nanopartikel perak
Bioreduktor Ekstrak Buah menggunakan ekstrak daun
Mustingia calabura C. salam (Syzygium
untuk Analisis Logam polyanthum) sebagai
Merkuri’. Jurnal bioreduktor dan uji
Pendidikan dan Ilmu Kimia, aktivitasnya sebagai
1(1), 20-26. antioksidan’. Indonesian
12. Patel, P., Agarwal, P., Journal of Chemistry, 7(1),
Kanawaria, S., Kachhwaha, 43–52.
S., Kothari, S. (2015). 16. Wonsawat, W. (2014).
Nanotechnology and Plant ‘The green synthesis
Sciences. Springer AgNPs from basil leaf
International Publishing extract’, International
13. Bose, D. dan Chatterjee, S. Journal of Chemical and
(2015). ‘Biogenic synthesis Molecular Engineering. 8
of silver nanoparticles using (5): 448-450.
guava (Psidium guajava) 17. Marlinda, Zakir, M.,
leaf extract and its Hariani, N. (2020). Sintesis
antibacterial activity against Nanopartikel Perak
Pseudomonas aeruginosa’. Menggunakan Bioreduktor
Applied Nanoscience, 6(6), Ekstrak Daun Paliasa
895-901. (Kleinhovia Hospita Linn.)
14. Yusof, K.N., Alias, S.S., dan Potensinya
Harun, Z., Basri, H., Azhae, Sebagai Tabir Surya.

38
UNESA Journal of Chemistry Vol. 10 , No. 1, January 2021

Jurusan Kimia Universitas application as optical


Hasanudin. sensor’. International
18. Narwade, B., Prasad,N., Journal of Biosensors &
Lokhande, S.M., Madavi, Bioelectronics, 2(3), 82-85.
A.B., Sahoo, A.K. (2018) 21. Masakke, Y., Sulfikar,
‘Extracellular Biosynthesis Rasyid, M. (2015).
of Silver Nanoparticles ‘Biosintesis partikel-nano
using Moringa oleifera perak menggunakan ekstrak
Leaves Extract and its metanol daun manggis
Antimicrobial Efficacy in (Garcinia mangostana l.)’,
Packaging Materials’. Jurnal Sainsmat, 4 (1): 28-
Research Journal of Life 41.
Sciences, Bioinformatics, 22. Murad, U., Khan, S.A.,
Pharmaceutical and Ibrar, M., Ullah, S.,
Chemical Science, 4(2),188- Khattak, U. (2018).
202. ‘Synthesis of silver and
19. Wang, L., Wu, Y., Xie, J., gold nanoparticles from
Wu, S., Wu, Z. (2018). leaf of Litchi chinensis and
‘Characterization, its biological activities’.
antioxidant and Asian Pacific Journal of
antimicrobial activities of Tropical Biomedicine, 8(3),
green synthesized silver 142–149.
nanoparticles from Psidium 23. El-Rafie, M.H., El-Rafie,
guajava L. leaf aqueous M.H., Zahran, M.K. (2017).
extracts’. Materials Science ‘Anti-inflammatory and
and Engineering C, antibacterial activities of
86(April 2017), 1–8. nanosilvertreated cotton
20. Subramanian, L., Thomas, fabric prepared from
S., Koshy, O. (2017). ethanolic extracts of three
‘Green synthesis of silver terminalia species’. Egypt.
nanoparticles using aqueous J. Chem, 129-142.
plant extracts and its

39
UNESA Journal of Chemistry Vol. 10 , No. 1, January 2021

24. Baraka, A., Dickson, S., Mathiyalagan, R., Wang, C.,


Gobara, M., Gharieb, S, El- & Yang, D. C. (2017).
Sayyad, Zorainy, M, ‘Biosynthesis,
Awaad, M.I., Hatem, H., Characterization, and
Kotb, M.M., Tawfic, A.F. Bioactivities Evaluation of
(2017). ‘Synthesis of Silver and Gold
silver nanoparticles using Nanoparticles Mediated by
natural pigments extracted the Roots of Chinese Herbal
from Alfalfa leaves and its Angelica pubescens
use for antimicrobial Maxim’. Nanoscale
activity’, Chemical Applied. Research Letters, 12(1).
25. Rengga, W.D.P., Yufitasaei, https://doi.org/10.1186/s116
A., Adi, W. (2017). 71-017-1833-2
‘Synthesis of silver 28. Chandraker, S. K., Lai, M.
nanoparticles from silver dan Shukla, R. (2019).
nitrate solution using green ‘DNA-binding, Antioxidant,
tea extract (Camelia H2O2 Sensing and
sinensis) as bioreductor’. Photocatalytic Properties of
Jurnal Bahan Alam Biogenic Silver
Terbarukan, 6(1), 32-38. Nanoparticles Using
26. Hofer, F. (2014). Ageratum conyzoides L.
Transmission Electron Leaf Extract’. RSC Adv., 9,
Microscopy and 23408-2417.
Nanoanalysis. FELMIZFE: 29. Wang, L., Wu, Y., Xie, J.,
Electron Microsopy and Wu, S., Wu, Z. (2018).
Nanoanalysis. ‘Characterization,
portal.tugraz.at/portal/page/ antioxidant and
portal/felmi/research/TEMa antimicrobial activities of
ndNanoanalysis. Diakses 5 green synthesized silver
April 2020. nanoparticles from Psidium
27. Markus, J., Wang, D., Kim, guajava L. leaf aqueous
Y. J., Ahn, S.,

40
UNESA Journal of Chemistry Vol. 10 , No. 1, January 2021

extracts’. Materials Science 33. Nakamura, T., Magara, H.,


and Engineering C. 86. 1–8. Herbani, Y., & Sato, S.
30. Dhamoon, R.K., Popli, H., (2011). ‘Fabrication of
Aggrawal, G., Gupta, M. silver nanoparticles by
(2018). ‘Particle Size highly intense laser
Characterization- irradiation of aqueous
Techniques, Factors and solution’. Applied Physics
Quality-by-design A, 104(4), 1021–1024.
Approach’. International 34. Spierings, G. A. C. M.
Journal of Drug Delivery, (1987). ‘Optical absorption
10(1), 01-11 of Ag+ ions in
31. Handayani, W., Bakir, 11(Na,Ag)2O · 11B2O3 ·
Imawan, C., Purbaningsih, 78SiO2 glass’. Journal of
S. (2010). ‘Potensi ekstrak Non-Crystalline Solids,
beberapa jenis tumbuhan 94(3), 407–411.
sebagai agen pereduksi https://doi.org/10.1016/S002
untuk biosintesis 2-3093(87)80075-3
nanopartikel perak’. 35. Taufikurohmah, T.,
Seminar Nasional Biologi. Soepardjo, D., Rusmini, R.,
Fakultas Biologi. Armadianto, H. (2019).
Universitas Gadjah Mada. ‘Synthesis and
Yogyakarta. Characterization of
32. Bakir, B. (2011). Nanogold-Nanosilver Cluster
Pengembangan biosintesis Diameter Using UV-Visible
nanopartikel menggunakan Instruments and TEM
air rebusan daun bisbul Electron Microscope
(Diospyros blancoi) untuk Transform Instruments’.
deteksi ion tembaga (II) Advance in Social Science,
dengan metode Education and Humanities
kolorimetetri. FMIPA. Research, 390, 146-151.
Universitas Indonesia. 36. Fatimah, F. (2008).
‘Pengaruh pH terhadap

41
UNESA Journal of Chemistry Vol. 10 , No. 1, January 2021

stabilitas oksidatif dan 40. Huo, H., Khoshnamvand,


efektivitas antioksidan Liu, P., Yuan, .G., Cao, W.
dalam sistem emulsi’. Chem (2018). ‘Eco-friendly
Prog. 1 (2): 89-93. approach for biosynthesis of
37. Mehta, S.K. & Gowder, silver nanoparticles
S.J.T. (2015). Member of using Citrus maxima peel
Antioxidant Machinery and extract and their
Their Fuctions. New York: characterization, catalytic,
Intech. antioxidant and antimicrobial
38. Khan, A. U., Yuan, Q., Khan, characteristics’. Material
Z. U. H., Ahmad, A., Khan, research express, 6(1), 1-16
F. U., Tahir, K., Shakeel, M.,
41. Wulansari, A.N. (2018).
& Ullah, S. (2018). ‘An eco-
‘Alternatif antigi Ungu
benign synthesis of AgNPs
(Vaccinium varingiaefolium)
using aqueous extract of
sebagai Antioksidan Alami :
Longan fruit peel:
Review. Farmaka, 16(2),
Antiproliferative response
419-427.
against human breast cancer
42. Nunes, M.R., de Souza
cell line MCF-7, antioxidant
Maguerroski Castilho, M., de
and photocatalytic
Lima Veeck, A.P., da Rosa,
deprivation of methylene
C. Galves., Noronha, C.M.,
blue’. Journal of
Maciel, M.V.O.B., &
Photochemistry and
Barreto, P.M. (2018).
Photobiology B: Biology,
‘Antioxidant and
183, 367–373.
antimicrobial methylcellulose
https://doi.org/10.1016/j.jpho
films containing Lippia alba
tobiol.2018.05.007
extract and silver
39. Taufikurohmah, T. dan
nanoparticles’.Carbohydrate
Rusmini, R. (2016). Kimia
Polymers.(Manuscript)
Kosmetik. Surabaya: Jurusan
Kimia Unesa. 43. Samari, F., Parkhari, P.,
ftekhar, Mohseni, F.,

42
UNESA Journal of Chemistry Vol. 10 , No. 1, January 2021

Yousefinejad, S. (2019). Journal of Pharmaceutical


‘Antioxidant, cytotoxic and Science and Research, 6(2),
catalytic degradation 546-566
efficiency of controllable
phyto-synthesised silver
nanoparticles with high
stability using Cordia myxa
extract’. Journal of
Experimental Nanoscience,
4(1), 141-159.

44. Chang, R. (2011). General


Chemistry: The Essential
Concepts. 6th Ed. New York:
Mc-Graw Hill Companies,
Inc.

45. Otunola, G.A. dan Afolayan,


A.J. (2018). ‘In vitro
antibacterial, antioxidant and
toxicity profile of silver
nanoparticles green-
synthesized and characterized
from aqueous extract of a
spice blend formulation’.
Biotechnology and
Biotechnological Equipment,
32(3), 724-733

46. Gupta, D. (2019). ‘Methods


for determination of
antioxidant capacity: a
review’. International

43

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai