Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


TENTANG
MISI PENCIPTAAN MANUSIA DALAM PERSPEKTIF
AL-QUR’AN

Disusun Oleh:
PINA AGUSTIN (201312006)

Dosen Pembimbing:
HARYANTO, S.E., M.M.

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS SWADHARMA
KELAS MALAKA (B)
JAKARTA BARAT
2020

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani
dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-
Nya. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada teladan kita
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa
ajaran agama yang sempurna dan menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Saya sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi
tugas pendidikan agama dengan judul Khalifah dibumi. Disamping itu, saya
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
hingga terselesaikannya makalah ini.
Akhir kata, saya memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan
maka kritik dan saran sangat saya butuhkan guna memperbaiki karya-karya
saya di waktu-waktu mendatang.

Jakarta, 16 Oktober 2020

Pina Agustin

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................... i

DAFTAR ISI......................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................iii

A. Latar Belakang..................................................iii
B. Rumusan Masalah............................................iv
C. Tujuan peneliti..................................................iv

BAB II PEMBAHASAN...................................... 1

A. Ibadah Kepada Allah.........................................1


B. Fungsional Sebagai Khalifah............................2
C. Oprasional Untuk Memakmurkan Bumi..........3

BAB III PENUTUP............................................. 5

A. Kesimpulan.......................................................5
B. Saran.................................................................5
C. Daftar Pustaka/ Referensi................................6

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk pilihan dan makkhluk yang dimuliakan oleh
Allah SWT dari makhluk-makhluk yang lainnya, yaitu dengan keistimewaan
yang dimilikinya, seperti akal yang mampu menangkap sinyal-sinyal kebenaran,
merenungkannya, dan kemudian memilihnya. Allah SWT telah menciptakan
manusia dengan ahsanu taqwim, dan telah menundukkan seluruh alam
baginya agar ia mampu memelihara dan memakmurkan serta melestarikan
kelangsungan hidup yang ada di alam ini. Dengan akal yang dimilikinya,
manusia diharapkan mampu memilah dan memilih nilai-nilai kebenaran,
kebaikan, dan keindahan yang tertuang dalam risalah para rasul. Dengan
hatinya, ia mampu memutuskan sesuatu yang sesuai dengan iradah Robbnya
dan dengan raganya, ia diharapkan pro-aktif untuk melahirkan karya-karya
besar dan tindakan-tindakan yang benar, sehingga ia tetap mempertahankan
gelar kemuliaan yang telah diberikan oleh Allah SWT kepadanya seperti ahsanu
taqwim, ulul albab, rabbaniun dan yang lainnya.
Maka, dengan sederet sifat-sifat kemuliaan dan sifat-sifat insaniah yang
berkaitan dengan keterbatasan dan kekurangan, Allah SWT membebankan
misi-misi khusus kepada manusia untuk menguji dan mengetahui siapa yang
jujur dalam beriman dan dusta dalam beragama.
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan
sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan
sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (al-Ankabuut: 2-3).
Oleh karena itu, ia harus benar-benar mampu menjabarkan kehendak-
kehendak ilahiah dalam setiap misi dan risalah yang diembannya.

iii
B. Rumusan Masalah
 Ibadah kepada Allah
(Az zariyat/51:56)
 Fungsional sebagai khalifah
(Al baqarah/2:30)
 Oprasional untuk memakmurkan bumi
(Hud/11:61)

C . Tujuan Penelitian

 Pembaca makalah dapat memahami isi surah Az


zariyat/51:56
 Pembaca makalah dapat memahami isi surah Al
baqarah/2:30
 Pembaca makalah dapat memahami isi surah
Hud/11:61

iv
BAB II
PEMBAHASAN
MISI PENCIPTAAN MANUSIA
Manusia adalah makhluk pilihan dan makkhluk yang dimuliakan oleh Allah SWT dari makhluk-
makhluk yang lainnya, yaitu dengan keistimewaan yang dimilikinya, seperti akal yang mampu
menangkap sinyal-sinyal kebenaran, merenungkannya, dan kemudian memilihnya. Allah SWT telah
menciptakan manusia dengan ahsanu taqwim, dan telah menundukkan seluruh alam baginya agar ia
mampu memelihara dan memakmurkan serta melestarikan kelangsungan hidup yang ada di alam ini.
Dengan akal yang dimilikinya, manusia diharapkan mampu memilah dan memilih nilai-nilai
kebenaran, kebaikan, dan keindahan yang tertuang dalam risalah para rasul. Dengan hatinya, ia
mampu memutuskan sesuatu yang sesuai dengan iradah Robbnya dan dengan raganya, ia diharapkan
pro-aktif untuk melahirkan karya-karya besar dan tindakan-tindakan yang benar, sehingga ia tetap
mempertahankan gelar kemuliaan yang telah diberikan oleh Allah SWT kepadanya seperti ahsanu
taqwim, ulul albab, rabbaniun dan yang lainnya.

Proses penciptaan manusia tidak hanya dapat dijelaskan secara ilmiah justru
penjelasan proses penciptaan manusia sudah lebih dulu dijelaskan pada Al-Qur’an, lebih
tepatnya terdapat pada surat Al Mukminun ayat 12-14. Allah menjelaskan bahwa manusia
dicptakan dari sari pati tanah, kemudihan Allah menjadikannya air mani pada tempat yang
kukuh dan terpelihara maksudnya adalah rahim. Kemudihan air mani itu dijadikan segumpal
darah, lalu segumpal darah itu dijadikan segumpal daging,k emudihan segumpal daging itu
dijadikan lagi menjadi tulang-tulang. Kemudihan tulang-tulang itu diliputi dengan daging dan
akhirnya menjadi suatu bentuk yang lain maha suci Allah sebaik-baik pencipta.
Penciptaan manusia di muka bumi ini mempunyai misi yang jelas dan pasti. Ada tiga misi
yang bersifat given yang diemban manusia, yaitu :
1. Misi yang pertama untuk beribadah (QS. Adz-Dzariyat: 56),
2. Misi fungsional sebagai khalifah ( QS. Al-Baqarah: 30),
3. Misi operasional untuk memakmurkan bumi ( QS. Hud: 61).[9]

A. Beribadah Kepada Allah Secara Tulus


 Tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah. Firman Allah
dalam surat adz-dzariyat ayat 56,
َ ‫ت ۡال ِج َّن َوااۡل ِ ۡن‬
‫س اِاَّل لِيَ ۡعبُد ُۡو‬ ُ ‫َو َما خَ لَ ۡق‬
Artinya : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku”. Ibadah (al-‘ibadah) secara bahasa mempunyai arti ketaatan, pengabdian,
kepatuhan atau tunduk dan penghambaan diri kepada Allah. Ibadah menurut Yusuf
Qardhowi adalah puncak perendahan diri seseorang manusia yang berkaitan dengan puncak
kecintaan kepada Allah.
Banyak bentuk dan jenis ibadah dalam Islam, antara lain yang disebutkan dalam
rukun Islam, yaitu salat, puasa, zakat dan haji. Selain itu, para ulama mempertegas bahwa

1
seluruh aktivitas Muslim yang tidak bertentangan dengan syari’at, dikerjakan dengan ikhlas
dan ingin mengharapkan keridhaan Allah adalah ibadah.
Ibadah wajib yang bersifat harian adalah salat. Salat sebagai ibadah pertama
diwajibkan dan juga merupakan ibadah pertama yang akan dihisab di akhirat perlu
mendapat perioritas dalam kehidupan seorang muslim. Idealnya aktivitas pertama dan
terakhir dalam kehidupan Muslim adalah salat. Artinya kegiatan pertama dilakukan waktu
pagi adalah dengan melaksanakan salat Subuh dan menutup keseluruhan aktivitas dengan
salat Isya. Bila bertemu dua kegiatan pada waktu yang bersamaan dengan waktu salat, maka
seorang muslim harus melaksnakan salat terlebih dahulu. Ibadah salat dipandang
berkualitas jika : dikerjakan di awal waktu, dilakukan secara berjama’ah, memenuhi syarat
dan rukun, khusyuk dan dikerjakan dengan ikhlas.
Maka, dalam bingkai misi utama ini, manusia bisa diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu
sabiqun bil khairat, muqtashidun, dan dzalimun linafsihi. Hal ini dijelaskan dalam firman
Allah SWT sebagai berikut.
“Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara
hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di
antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu
berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.”
(Faathiir: 32)
“Mengikuti syahwat adalah penyakit, sedangkan durhaka kepadanya adalah obat
mujarab dab terapi yang manjur” (Adab ad-Diin wa ad-Dunya, Abu al-Hasan Ali al-Mawardy)
Ali bin Abu Thalib ra. berkata, “Ada dua masalah yang saya takutkn menimpa kamu.
Pertama, mengikuti hawa nafsu. Kedua, banyak menghayal. Karena, yang pertama akan
menjadi tembok penghalang antara dirinya dan kebenaran, dan yang kedua mengakibatkan
lupa akan akhirat.”

B. Fungsional Sebagai Khalifah


Selain misi utama yang harus diemban manusia, ia juga mempunyai misi fungsional
sebagai khalifah. Manusia tidak mampu memikul misi ini, kecuali ia istiqamah di atas rel-rel
robbaniah. Manusia harus membuang jauh bahasa khianat dari kamus kehidupannya.
Khianat lahir dari rahim syahwat, baik syahwat mulkiah ‘kekuasan’, syahwat syaithaniah,
maupun syahwat bahaimiah ‘binatang ternak’.(al-Jawab al-Kaafi, Ibnu Qaiyim al-Jauziah).
Manusia menurut Nurcholish Madjid memang merupakan makhluk ciptaan Tuhan
yang sangat mengagumkan. Manusia tersusun dari perpaduan dua unsur ; segenggam
tanah bumi, dan ruh Allah, maka siapa yang hanya mengenal aspek tanahnya dan
melalaikan aspek tiupan ruh Allah, maka dia tidak akan mengenal lebih jauh hakikat
manusia. Al-Qur’an sendiri juga menyatakan bahwa manusia memang merupakan makhluk
paling sempurna yang diciptakan oleh Allah.sebelum manusia diciptakan pada Al Qur’an
dijelaskan bahwa ada percakapan antara allah dengan malaikat mengenai penciptaan
manusia, pada surat Al Baqarah ayat 30 :

2
Q.S Al-Baqarah : 30
َ ُ‫سفِ ُك ال ِّد َما َء َو نَ ْحنُ ن‬
‫سبِّ ُح بِ َح ْم ِدكَ َو‬ ْ َ‫س ُد فِ ْي َها َوي‬ ِ ‫َو إِ ْذ قَا َل َربُّ َك لِ ْل َمالَئِ َك ِة إِنِّ ْي َجا ِع ٌل فِي اأْل َ ْر‬
ِ ‫ض َخلِ ْيفَةً قَالُ ْوا أَت َْج َع ُل فِ ْي َها َمن يُ ْف‬
َ‫ِّس لَ َك قَا َل إِنِّ ْي أَ ْعلَ ُم َما الَ تَ ْعلَ ُم ْون‬
ُ ‫نُقَد‬
Wa iż qāla rabbuka lil-malā`ikati innī jā’ilun fil-arḍi khalīfah, qālū a taj’alu fīhā may yufsidu
fīhā wa yasfikud-dimā`, wa naḥnu nusabbiḥu biḥamdika wa nuqaddisu lak, qāla innī a’lamu
mā lā ta’lamụn

Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya


Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?"
Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
Pada ayat tersebut Allah merencanakan menciptakan manusia sebagai khalifah di
bumi di dalam ayat tersebut ada sedikit perdebatan antara malaikat dengan Allah yaitu
menurut malaikat manusia diciptakan di bumi memang sebagai khalifa namun juga bisa
membuat pertumpahan darah dan tidak bisa menjaga mandat sebagai khalifa di bumi.
Namun Allah menjawab dengan tegas bahwa Allah mengetahui apa yang tidak diketahui
oleh malaikat yaitu rencana Allah terhadap penciptaan manusia, kemudihan Allah
menjelaskan bahwa manusia bisa menjadi khalifa di bumi karena manusia akan diberi akal
sehingga manusia dapat memiliki kemampuan dan keterampilan.
Ada banyak sekali kelebihan yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia yang
tidak diberikan kepada makhluk-makhlukNya yang lain. Ada beberapa kelebihan yang
diberikan Allah SWT. kepada manusia yang menjadikannya unggul dan terdepan dari para
makhluk lainnya seperti; memiliki daya tubuh yang membuat fisiknya kuat daya hidup yang
membuatnya mampu mengembangkan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan serta
mempertahankan diri menghadapi tantangan, daya akal yang membuatnya memiliki ilmu
pengetahuan dan teknologi, daya kalbu yang memungkinkannya bermoral, merasakan
keindahan, kelezatan iman, dan kehadiran Allah.
Oleh karena itu, manusia perlu menyadari eksistensi dan tujuan penciptaan dirinya,
memahami risalah hidupnya selaku pengemban amanah Allah, melalui arahan dan
bimbingan yang berkesinambungan agar kehidupannya menjadi lebih berarti. Hal ini
disebabkan karena pada dasarnya segala sesuatu diciptakan dengan adanya satu tujuan.
Dengan tujuan itulah kemudian sesuatu difungsikan dan dengan adanya fungsi itulah maka
keberadaan sesuatu menjadi berarti. Demikian juga adanya manusia di bumi ini. Ia pasti
diciptakan untuk satu tujuan tertentu

C. Oprasional Untuk Memakmurkan Bumi

3
Q.S Hud :61
ٰ ۟ ‫صلِ ًحا ۚ قَا َل ٰيَقَ ْو ِم ٱ ْعبُد‬
ْ ‫ستَ ْع َم َر ُك ْم فِي َها فَٱ‬
۞ ُ‫ستَ ْغفِ ُروه‬ ِ ‫ُوا ٱهَّلل َ َما لَ ُكم ِّمنْ إِلَ ٍه َغ ْي ُرهۥُ ۖ ُه َو أَنشَأ َ ُكم ِّمنَ ٱأْل َ ْر‬
ْ ‫ض َوٱ‬ َ ٰ ‫َوإِلَ ٰى ثَ ُمو َد أَ َخا ُه ْم‬
‫يب‬ ٌ ‫ثُ َّم تُوبُ ٓو ۟ا إِلَ ْي ِه ۚ إِنَّ َربِّى قَ ِر‬
ٌ ‫يب ُّم ِج‬

Wa ilā ṡamụda akhāhum ṣāliḥā, qāla yā qaumi'budullāha mā lakum min ilāhin gairuh, huwa
ansya`akum minal-arḍi wasta'marakum fīhā fastagfirụhu ṡumma tụbū ilaīh, inna rabbī
qarībum mujīb.

Artinya: Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata:
"Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah
menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu
mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat
dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)".

Dalam ayat ini ditegaskan bahwa Allah menawarkan tugas kekhalifahan di bumi, dan
gunung. Tugas utama menjadi khalifah tentunya terkait dengan penggalan akhir ayat di atas. Ketika
itu, baik langit, bumi, maupun gunung menolak tawaran itu karena khawatir tidak mampu
memikulnya. Namun, manusia menyatakan sanggup untuk memikul tugas dan amanah itu.

Karena kesanggupan ini, Tuhan menetapkan manusia sebagai khalifah yang bertanggung
jawab atas kelangsungan kehidupan di dunia. Naun alih-alih bersyukur, manusia malah menjadi
makhluk yang paling banyak merusak keseimbangan alam. Manusia sengaja ataupun tidak merusak
ekosistem bumi dengan merubah keseimbangan keteraturan alam ciptaan Allah ini, hingga murka
alam seperti kebakaran hutan dan banjir pun tak terhindarkan.

Peruntukan bumi bagi manusia mengandung arti bahwa bumi ini tidak hanya disediakan
untuk satu generasi belaka, melainkan untuk semua generasi yang ada di bumi. Meskipun manusia
sering berlaku tidak adil terhadap alam, tetapi Allah selalu membimbing manusia bertanggungjawab
terhadap alam. Kecuali itu, Allah juga memberi wewenang manusia untuk mengatur bumi ini. Tuhan
telah meninggikan derajat manusia diatas ciptaan-Nya yang lain. Manusia dianugerahi akal oleh
Allah yang mana fungsinya yaitu untuk berfikir. Manusia sangat mempunyai istimewa dihadapan
Allah. Dari pernyataan tersebut, maka manusialah mempunyai peranan penting dan bertanggung
jawab tentang alam semesta ini.

4
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari visi misi penciptann manusia yang sudah dijelaskan, kita dapat
mengambilkan kesimpulan bahwa, tujuan diciptakan manusia adalah:
1. Senantiasa mengabdi dan berbakti kepada Allah Swt., dengan menaati
segala perintah-Nya dan menjauhi apa yang dilarang-Nya.
2. Selalu menjunjung tinggi perdamaian dan persaudaraan, dan sebaliknya
menghindari pertengkaran dan permusuhan.
3. Selalu berusaha memakmurkan bumi dan menjaganya dari hal-hal yang
merusak kehidupan.
4. Selalu Berkeinginan meraih kehidupan yang lebih maju dengan cara yang
baik dan benar, tidak bertentangan dengan hukum Allah Swt

SARAN
Kami menyadari maakalah yang berjudul orientasi kehidupan manusia ini
masih memiliki banyak kekurangan dari  segi penyusunan maupun isi materi
yang kami tuangkan , oleh karena itu kami sangat mengharapakan kritik dan
saran demi perbaikan kami selanjutnya.
Kami juga berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya
umat muslim di seluruh dunia, serta dapat meningkatkan ilmu dan
pengetahuan dalam bidang orentasi kehidupan manusia.

5
DAFTAR PUSTAKA

http://gadisluarbiasa97.blogspot.com/2016/03/tujuan-penciptaan-
manusia.html?m=1

http://ngitungyuk.blogspot.com/2016/12/misi-dan-fungsi-manuasia-
diciptakan-idi.html?m

https://memoribelajarku.blogspot.com/2018/07/kandungan-surah-al-baqarah-
ayat-30.html?

Anda mungkin juga menyukai