PDA atau singkatan dari Persamaan Dasar Akuntansi ialah hubungan atau satu kesatuan antara
kekayaan atau harta dengan utang, dan modal yang dimiliki oleh suatu perusahaan. PDA
digunakan untuk sistem pencatatan akuntansi dasar, artinya setiap transaksi yang dilakukan
harus dicatat dalam dua aspek.
Jadi PDA adalah keseimbangan antara sisi kiri (aset) dan sisi kanan (liabilitas). Jika nanti ada
suatu perubahan yang timbul akibat terjadinya transaksi keuangan, perusahaan harus bisa terus
menjaga keseimbangannya.
Cara untuk menjaga keseimbangan ini adalah transaksi keuangan yang dapat merubah aset
diimbangi dengan kewajiban perusahaan tersebut. Dengan begitu keseimbangan akan terus
tercapai.
Untuk mengetahuinya lebih lanjut maka akan dibahas secara lengkap di bawah ini:
1. Aset
Aset adalah kekayaan atau sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang diperoleh
dari akibat peristiwa masa lalu. Dan manfaat ekonomi dari sumber tersebut akan digunakan
untuk masa depan perusahaan nantinya.
Aset perusahaan terdiri atas kas seperti uang tunai atau cek kontan, dan piutang seperti tagihan
para karyawannya saat meminjam uang ke perusahaan di tempat mereka bekerja. Selain itu
bangunan, tanah, kendaraan, peralatan, dan perlengkapan kantor juga merupakan bagian dari
aset perusahaan.
Aset perusahaan ini dapat mengalami penyusutan nilai seiring dengan berjalannya waktu.
Penyusutan ini dapat terjadi dalam jangka waktu yang relatif pendek maupun panjang.
2. Liabilitas (Kewajiban)
Liabilitas adalah tanggung jawab perusahaan yang timbul akibat dari peristiwa masa lalu. Yang
dimaksud tanggung jawab disini ialah utang perusahaan tersebut. Biasanya perusahaan
berhutang untuk membangun atau menjalankan bisnis mereka.
3. Ekuitas (Modal)
Ekuitas atau modal merupakan sisa kepentingan dalam aset suatu perusahaan setelah dikurangi
dari membayar kewajiban. Modal ini biasanya akan digunakan kembali untuk menjalankan
kegiatan operasional di dalam perusahaan tersebut.
4. Pendapatan (Revenue)
Pendapatan merupakan aset atau kekayaan yang terus mengalir masuk ke perusahaan
tersebut. Perusahaan biasanya mendapatkan pendapatan dari hasil produksi. Seperti hasil dari
pembuatan barang-barang atau jasa.
Dan bisa juga dari aktivitas-aktivitas kegiatan utama lainnya dari perusahaan tersebut. Semakin
besar pendapatan yang didapatkan maka akan semakin kecil kewajiban (utang) perusahaan
tersebut.
Karena pastinya penghasilan yang didapatkan akan semakin besar dan dapat digunakan untuk
membayar kewajiban atau utang-utang perusahaan tersebut. Dengan begitu perusahaan-
perusahaan akan semakin berkembang kedepannya.
5. Beban
Beban adalah pengeluaran atau penggunaan lain atas aset yang digunakan oleh perusahaan.
Sehingga hal tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan kewajiban atau utang. Beban ini
berasal dari aktivitas-aktivitas perusahaan yang dilakukan secara terus menerus.
6. Prive
Prive adalah pemilik mengambil kas atau aset perusahaan yang digunakan untuk urusan
pribadinya. Biasanya pemilik akan menggunakan aset perusahaan untuk membayar sekolah
anak, atau bisa juga untuk membayar biaya rumah sakit keluarganya. Intinya pemilik memakai
kas perusahaan untuk kepentingan-kepentingan pribadinya.
Tetapi pemilik juga harus tetap mencatat pengeluaran yang satu ini. Karena jika tidak maka
akan ada kesalahan perhitungan yang dapat menyebabkan kekacauan di perusahaan nantinya.
Jadi fungsi PDA dalam suatu perusahaan sangatlah penting. Karena PDA ini sangat berguna
untuk menghitung keuangan di dalam perusahaan tersebut. Sehingga pengeluaran dan
pemasukan perusahaan tersebut dapat tercatat dengan baik.
3. Kolom Liabilitas
Kolom ini terbagi menjadi dua, kolom pertama diisi dengan kolom utang lalu kolom selanjutnya
diisi untuk kolom modal.
4. Kolom Keterangan
Kolom ini hanya diisi apabila ada perubahan akibat dari transaksi yang dilakukan. Seperti
penambahan atau pengurangan saldo modal.
Contoh transaksi yang bisa membuat saldo bertambah yaitu penerimaan pendapatan.
Sementara contoh transaksi yang dapat mengurangi saldo adalah pembayaran kewajiban dan
beban atau bisa juga diambilnya kas untuk keperluan pribadi pemilik perusahaan.
4. Memeriksa Ketepatan
Fungsi yang terakhir adalah untuk memeriksa ketepatan antara saldo aset dan liabilitas. Jika
terjadi salah perhitungan maka bisa menimbulkan kekacauan di perusahaan tersebut.
Itulah tadi penjabaran lengkap mengenai persamaan dasar akuntansi. Semuanya sudah dibahas
secara lengkap mulai dari pengertian hingga fungsi tabel persamaan akuntansi.
Dengan ini diharapkan semakin banyak orang yang mengerti dan memahami mengenai
persamaan dasar tersebut. Karena persamaan ini sangat dibutuhkan dalam dunia akuntansi,
bisnis, dan perekonomian.
Transaksi bisnis dan persamaan akuntansi
Transaksi bisnis (business transaction) merupakan sebuah kejadian yang bernilai ekonomis,
yang dilakukan dan dijalani perusahaan serta menyebabkan perubahan kondisi perusahaan
terutama kondisi keuangan. Transaksi bisnis yang terjadi mempengaruhi tiga hal mendasar
dalam keuangan perusahaan, yaitu harta atau aset, hutang atau kewajiban, dan modal. Selain
itu, transaksi bisnis juga memberikan pengaruh pada hasil operasional perusahaan.
Kegiatan perusahaan yang dilakukan memiliki tujuan utama yaitu menghaasilkan laba. Untuk
meraih tujuan ini, perusahaan perlu melakukan kegiatan operasional seperti melakukan
penjualan, kerjasama dengan klien, memperluas jaringan penjualan, dan lain sebagainya.
Kegiatan operasional yang kemudian menghasilkan atau mengurangi dana perusahaan,
merupakan ilustrasi sederhana dari transaksi bisnis.
Dana yang didapat dari transaksi bisnis akan diputar lagi untuk kelangsungan operasional
perusahaan. Kegiatan operasional bukan hanya terkait penjualan produk atau segala sesuatu
yang berhubungan dengan barang yang kita produksi. Kegiatan operasional juga mencakup
pembayaran gaji pegawai, pembayaran biaya-biaya yang ditanggung perusahaan, penanaman
modal untuk kerjasama dengan pihak lain, dan lain sebagainya.
Untuk mengetahuinya lebih lanjut maka akan dibahas secara lengkap di bawah ini:
1. Transaksi Bisnis Berdasarkan Pihak yang Melakukannya
Berdasarkan pihak yang melakukan transaksi atau kegiatan bisnis, transaksi bisnis dibagi ke
dalam dua jenis. Jenis transaksi tersebut adalah:
Transaksi Bisnis Eksternal
Pengertian transaksi bisnis eksternal adalah segala transaksi atau kejadian bisnis yang
berhubungan dengan pihak di luar perusahaan. Transaksi eksternal biasanya berkaitan erat
dengan usaha mendapatkan laba dari kegiatan operasional perusahaan. Atau kegiatan
perputaran modal guna menjalankan kegiatan operasional perusahaan.
Transaksi Modal
Pengertian transaksi modal adalah segala transaksi atau kegiatan ekonomi yang berkaitan
dengan modal perusahaan, pemilik perusahan, atau penanam saham (investor).
Berikut adalah beberapa contoh transaksi modal yang terjadi dalam perusahaan:
1. Penyerahan investasi atau dana modal dari pemilik perusahaan.
2. Penanaman investasi atau dana modal dari investor.
3. Pengambilan dana oleh pemilik perusahan, atau yang disebut juga prive atau drawing.
4. Pembayaran gaji pegawai perusahaan.
5. Pembayaran biaya-biaya rutin seperti biaya listrik, telepon, air, dan lain sebagainya.
Bukti Transaksi
Setelah memahami apa saja jenis-jenis transaksi, ada juga yang disebut bukti transaksi. Bukti
transaksi sangat penting dalam melakukan kegiatan atau transaksi bisnis, terutama jika
menyangkut perusahaan dan dana yang tidak sedikit. Dengan adanya bukti transaksi, para
pihak yang terlibat dalam transaksi bisnis terhindar dari kemungkinan terjadinya masalah atau
sengketa di masa mendatang.
Bukti transaksi sendiri merupakan bukti tertulis yang mencatat dan merangkum setiap kegiatan
transaksi yang dilakukan perusahaan. Bukti transaksi terbagi menjadi dua, yaitu bukti transaksi
internal dan eksternal. Berikut adalah penjelasannya:
2. Kwitansi, atau official receipt. Kwitansi mungkin sudah lebih familiar di telinga kita, merupakan
bukti transaksi atas penerimaan uang dari pembayaran sesuatu. Kwitansi harus ditanda tangani
oleh kedua belah pihak, dan dibuat rangkap dua juga lalu disimpan masing-masing. Kegunaan
kwitansi adalah sebagai bukti pencaatatan penerimaan uang.
3. Nota debet, atau debit memo, yaitu bukti transaksi mengenai pemberitahuan atau perhitungan
yang dikirim perusahaan kepada konsumen. Dalam nota debet, perusahaan menyampaikan
bahwa akun konsumen telah ditambah di bagian debet.
4. Nota kredit, yaitu bukti transaksi mengenai pemberitahuan atau perhitungan yang dikirim
perusahaan kepada konsumennya. Namun berberbeda dengan nota debit, di nota kredit
perusahaan memberi tahu pada konsumen mengenai perubahan akun di bagian kredit.
5. Cek, yaitu bukti transaksi yang digunakan sebagai surat perintah kepada bank untuk
mencairkan sejumlah dana pada nasabah atau pemilik cek. Cek biasanya digunakan sebagai alat
pembayaran transaksi bisnis yang dilakukan perusahan, karena menggunakan uang tunai akan
tidak praktis. Cek memiliki dua lembar, yaitu lembar utama dan struk. Lembar utama
diserahkan pada pihak lain untuk pembayaran, sedangkan lembar struk disimpan sebagai bukti
transaksi berikut kwitansi pembayaran.
6. Bilyet giro, yaitu bukti transaksi yang juga merupakan surat perintah kepada bank. Namun
berbeda dengan cek, bilyet giro berisi perintah untuk memindah bukukan sejumlah dana dari
rekening nasabah ke rekening penerima. Bilyet giro juga tidak bisa dicairkan langsung menjadi
uang tunai, namun dapat disetorkan kepada bank untuk menambah saldo pada rekeningnya.
7. Bukti kas masuk dan kas keluar. Bukti kas merupakan bukti transaksi penerimaan uang masuk
dan pengeluaran uang perusahaan. Contoh bukti kas masuk adalah kwitansi yang diberikan
pada pembeli dan nota, sedangkan contoh bukti kas keluar adalah kwitansi dari penjual dan
nota kontan.
Aset merupakan harta atau sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk digunakan dalam
proses operasional dan kelancaran kegiatan perusahaan. Aset dapat dikatakan sebagai hal yang
memiliki kapasitas untuk memberikan manfaat secara ekonomis bagi perusahaan. Aset terdiri
dari gabungan atau total jumlah kewajiban dan modal.
Kewajiban dikenal juga sebagai hutang, yaitu klaim atas aset tertentu. Hutang muncul dari
peminjaman kepada pihak lain guna menambah modal, membeli perlengkapan, dan lain
sebagainya. Hutang juga dapat muncul dari pembelian yang dilakukan secara kredit, bukan
tunai.
Sedangkan modal adalah kepemilikan dana atau aset yang ada di perusahaan oleh pemilik
perusahaan. Modal dihitung dari total aset keseluruhan dikurangi dengan kewajiban yang
ditanggung perusahaan. Modal digunakan untuk melaksanakan perputaran kegiatan dan
kelancaran operasional perusahaan.
Ketiga hal tadi sangat berpengaruh jumlahnya jika terjadi transaksi bisnis. Transaksi bisnis yang
dilakukan perusahaan akan menimbulkan kebutuhan akan pencatatan unsur dasar akuntansi
tersebut. Akan ada unsur yang bertambah dan unsur lain berkurang.
Misalnya, perusahaan membeli suku cadang untuk bahan pembuatan produk yang akan mereka
jual. Transaksi pembelian suku cadang ini menambah aset perusahaan yaitu persediaan bahan
baku. Namun secara bersamaan, pembelian suku cadang juga mengurangi modal yang dimiliki
perusahan. Dengan begitu, perlu dilakukan pencatatan update berdasarkan transaksi bisnis
tersebut.
Laporan keuangan perusahaan perorangan
Dalam suatu perusahaan, tentu terdapat transaksi bisnis. Berdasarkan terjadinya transaksi
bisnis inilah kemudian dapat dibentuk suatu laporan akuntansi yang berisi informasi keuangan.
Laporan akuntansi yang berisi informasi keuangan inilah yang disebut sebagai laporan
keuangan. Dalam suatu perusahaan perorangan, secara umum terdapat laporan keuangan
utama.
Laporan keuangan utama dalam perusahaan perorangan meliputi laporan laba rugi, laporan
ekuitas pemilik, neraca, dan laporan arus kas. Dari informasi keuangan inilah dapat diketahui
berapa laba bersih yang diperoleh suatu perusahaan sehingga dapat menjadi patokan untuk
menejemen dan pengembangan usaha selanjutnya.
Konsep penandingan ini digunakan untuk menandingkan atau mengaitkan antara pendapatan
dan beban selama periode transaksi bisnis terjadi. Laporan ini juga digunakan untuk
melaporkan posisi laba yakni jika terjadi kelebihan pendapatan terhadap beban-beban yang
terjadi maka disebut sebagai laba bersih (net income), dan sebaliknya jika beban melebihi
pendapatan disebut sebagai rugi bersih (net losses).
Dampak dari pendapatan yang dihasilkan oleh beban yang terjadi dalam satu bulan beroperasi
ditunjukkan dalam persamaan dasar akuntansi sebagai kenaikan dan penurunan ekuitas
pemilik.
Laba bersih dalam satu periode dapat berpengaruh terhadap meningkatnya ekuitas pada
periode tersebut. Sebaliknya, apabila terjadi rugi bersih maka ekuitas pemilik dalam periode
yang bersangkutan akan menurun.
Laporan ekuitas pemilik baru disiapkan setelah laporan laba rugi, ini karena dalam laporan ini
harus berisi informasi mengenai laba bersih atau rugi bersih periode berjalan. Laporan equitas
pemilik dibuat sebelum mempersiapkan neraca, karena di dalam neraca nantinya harus
terdapat laporan jumlah ekuitas pemilik pada akhir periode.
3. Neraca
Neraca perusahaan adalah laporan keuangan yang menunjukkan asset, kewajiban, serta ekuitas
pemilik per tanggal tertentu. Terdapat dua macam bentuk neraca yakni bentuk akun (account
form) dan bentuk laporan (report form). Pada neraca bentuk akun, asset diletakkan di sebelah
kiri, dan kewajiban dan ekuitas diletakkan di sebelah kanan. Sedangkan pada neraca bentuk
laporan, neraca diletakkan di atas, sebelum kewajiban dan ekuitas.
Bagian asset dalam neraca umumnya disusun berdasar urutan waktu atau merujuk pada cepat
lambatnya asset tersebut dikonversikan menjadi kas atau digunakan dalam operasi.
Pada bagian kewajiban, semua jenis kewajiban harus diletakkan berdasar urutan waktu
pembayarannya. Kewajiban yang harus segera diselesaikan maka diletakkan pada urutan yang
paling atas. Pada bagian ekuitas pemilik, jika perusahaan tersebut adalah jenis perusahaan
perorangan, maka hanya ada satu modal pemilik.
4. Laporan arus Kas
Di dalam laporan arus kas terdapat tiga bagian utama, yakni:
1. arus kas dari aktivitas operasi
2. arus kas dari aktivitas investasi
3. arus kas dari aktivitas pendanaan
Laporan arus kas dari aktivitas operasi melaporkan ikhtisar penerimaan dan pembayaran kas
yang menyangkut operasi perusahaan. Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi
biasanya berbeda dari jumlah laba bersih periode berjalan. Perbedaan ini terjadi karena
pendapatan dan beban tidak selalu diterima atau dibayar secara tunai.
Arus kas dari aktivitas investasi melaporkan transaksi kas untuk pembelian atau penjualan asset
tetap maupun asset permanen. Sedangkan dalam arus kas dari aktivitas pendanaan merupakan
bagian yang melaporkan transaksi kas yang berhubungan dengan investasi pemilik, peminjaman
dana, dan pengambilan uang oleh pemilik.
Berikut ini contoh pencatatan transaksi keuangan yang dicatat dengan menggunakan teknik
tabelaris.
Tn. Setra mendirikan perusahaan jasa transportasi bus wisata (P.O.) dengan nama P.O.
TRAVEGO dengan transaksi awal sebagai berikut :
Transaksi a. Pada tanggal 1 Januari 2001, tuan Setra menanamkan dana tunai sebesar Rp.2,000,000,000.
(dua milyar rupiah) sebagai modal usahanya. Persamaan dasar akuntansi dari transaksi tersebut
adalah :
AKTIVA = MODAL
Kas =Modal Tn. Setra
(a) Rp. 2,000,000,000. =Rp. 2,000,000,000.
Transaksi b. Tanggal 5 Januari 2001 PO. TRAVEGO membeli 4 buah bus baru seharga Rp. 1,600,000,000.
secara tunai, dengan demikian uang kas berkurang Rp.1,600,000,000.
AKTIVA = MODAL
Kas +Kendaraan =Modal Tn. Setra
400,000,000 +
Saldo
1,600,000,000 =
awal 2,000,000,000. =Rp. 2,000,000,000.
2.000.000.000
Rp. 2,000,000,000
–
1.600.000.000 (b) (1,600,000,000) 1,600,000,000.
= 400.000.000
Saldo
akhir 400,000,000 1,600,000,000. = 2,000,000,000
400,000,000 +
1,600,000,000 =
Transaksi c. Pada tanggal 6 Januari 2001 dibeli barang-barang peralatan seperti tape dan speaker bus 2,000,000,000
sebesar Rp. 2,000,000. secara kredit.
AKTIVA = PASIVA
Kas+Perlengkapan +Kendaraan= Hutang + Modal Tn. Setra
Saldo
awal 400,000,000 1,600,000,000. =2,000,000 2,000,000,000
(c) 2,000,000
Saldo
akhir 400,000,000 2,000,000 1,600,000,000. =2,000,000 2,000,000,000
Transaksi d. 10 Januari 2001 dibayar tunai kontrak sewa kantor pelayanan dan administrasi selama 2 tahun
sebesar Rp. 10,000,000.
400,000,000 +
1,600,000,000
AKTIVA = PASIVA =
2,000,000,000
+UM Sewa + Modal Tn.
400,000,000
Kas+Perlengkapan Gd. +Kendaraan = Hutang Setra
- 10,000,000
= Saldo
390,000,000 awal 400,000,000 2,000,000 1,600,000,000. =2,000,000 2,000,000,000
(d) (10,000,000) 10,000,000
Saldo
akhir 390,000,000 2,000,000 10,000,000 1,600,000,000. =2,000,000 2,000,000,000
400,000,000 +
1,600,000,000 =
Transaksi e. Tanggal 15 Januari 2001 dibeli 1 bus bekas seharga Rp. 250,000,000 secara tunai. 2,000,000,000
AKTIVA = PASIVA
+UM Sewa + Modal Tn.
Kas+Perlengkapan Gd. +Kendaraan = Hutang Setra
Saldo
390,000,000 -
250,000,000 =
awal 390,000,000 2,000,000 10,000,0001,600,000,000. =2,000,000 2,000,000,000
140,000,000 (e) (250,000,000) 250,000,000
Saldo
akhir 140,000,000 2,000,000 10,000,0001,850,000,000. =2,000,000 2,000,000,000
1,600,000,000 + 250,000,000 = 1,850,000,000
Transaksi f. Pada 20 Jan 2001 diperoleh pendapatan jasa dari penyewaan bus pariwisata sebesar
Rp.15,000,000. 400,000,000 + 1,600,000,000 = 2,000,000,000
AKTIVA = PASIVA
+UM Sewa + Modal Tn.
Kas +Perlengkapan Gd. +Kendaraan = Hutang Setra
Saldo
awal 140,000,000 2,000,000 10,000,0001,850,000,000. =2,000,000 2,000,000,000
(f) 15,000,000 15,000,000
Saldo
akhir 155,000,000 2,000,000 10,000,0001,850,000,000.= 2,000,000 2,015,000,000
140,000,000 + 15,000,000 =
155,000,000
2,000,000,000 + 15,000,000 = 2,015,000,000
Transaksi g. Tanggal 20 Jan 2001 dibayar biaya-biaya yang menjadi beban selama bus disewa sebesar Rp.
5,000,000,- dengan rincian : sopir 500,000,-kernet 100,000,- konsumsi 2,500,000,- solar
1,500,000,- restribusi 400,000,-
AKTIVA = PASIVA
+UM Sewa + Modal Tn. 2,015,000,000
- 5,000,000 =
Kas+Perlengkapan Gd. +Kendaraan = Hutang Setra
2,010,000,000
155,000,000
Saldo 2,015,000,000
- 5,000,000 =
150,000,000 awal 155,000,000 2,000,000 10,000,0001,850,000,000. =2,000,000
(g) (5,000,000) (5,000,000)
Saldo
akhir 150,000,000 2,000,000 10,000,0001,850,000,000.= 2,000,000 2,010,000,000
Transaksi h. Pada 21 jan 2001 dibeli cash inventaris kantor berupa 2 unit komputer dan printer seharga Rp.
8,000,000,-
2,015,000,000
- 5,000,000 =
AKTIVA= PASIVA 2,010,000,000
+Perlengkapan +UM Sewa Gd. + Modal Tn.
150,000,000 - Kas +Kendaraan +Inv. Kantor =Hutang Setra
8,000,000 = Saldo
142,000,000
awal 150,000,000 2,000,00010,000,000 1,850,000,000. =2,000,0002,010,000,000
(h) (8,000,000) 8,000,000=
Saldo
akhir 142,000,000 2,000,00010,000,000 1,850,000,000. 8,000,000= 2,000,000 2,010,000,000
Transaksi i. Diterima pendapatan dari jasa sewa bus wisata pada tanggal 22 Jan 2002 sebesar Rp.
30,000,000,-
AKTIVA = PASIVA
+Perlengkapan +UM Sewa Gd. + Modal Tn.
Kas +Kendaraan +Inv. Kantor =Hutang Setra
Saldo
awal 142,000,000 2,000,00010,000,000 1,850,000,000.8,000,000 =2,000,000 2,010,000,000
(i) 30,000,000 = 30,000,000
Saldo
akhir 172,000,000 2,000,00010,000,000 1,850,000,000.8,000,000= 2,000,000 2,040,000,000
Transaksi k. Dibayar gaji karyawan sebesar 5 juta rupiah pada tanggal 25 Jan 2001
AKTIVA = PASIVA
+Perlengkapan +UM Sewa Gd. + Modal Tn.
Kas +Kendaraan +Inv. Kantor =Hutang Setra 2,030,000,000
Saldo 2,030,000,000 - 5,000,000 =
2,025,000,000
awal 162,000,000 2,000,00010,000,0001,850,000,000. 8,000,000 =2,000,000
162,000,000 -
5,000,000 =
(k) (5,000,000) = (5,000,000)
157,000,000 Saldo
akhir (157,000,000 2,000,00010,000,0001,850,000,000. 8,000,000= 2,000,000 2,025,000,000
Transaksi l. Tanggal 26 Jan 2001 beban penyusutan kendaraan bulan Januari sebesar Rp.5,000,000,- dicatat
dan dibukukan
AKTIVA = PASIVA
+Perlengk. +UM S.Gd. +Kendaraan Ak Peny. Kend + Modal Tn.
Kas +Inv. Kantor = Hutang Setra 2,025,000,000
Saldo awal 2,000,000 - 5,000,000 =
157,000,000 10,000,0001,850,000,000. 8,000,000 =2,000,0002,025,000,000 2,020,000,000
1) Bagaimana hasil usaha selama satu bulan terakhir ini? Berapa laba yang saya peroleh?
2) Bagaimana posisi keuangan perusahaan pada akhir bulan ini? (berapa kekayaan yang tertanam
dalam perusahaan dan dalam bentuk apa, serta berapa hutang dan modalnya)
Untuk menjawab pertanyaan tersebut PO. TRAVEGO perlu membuat laporan keuangan sebagai
berikut :
AKTIVA PASIVA
Tr Kas Perlkp. Sewa Kendaraan Ak. Penyst. Inv. Hutang Modal Tn. Setra
Gedung Kendaraan Kantor
a. 2,000,000 = 2,000,000
b. (1,600,000) 1,600,000 ………….
400,000 1,600,000 2,000,000
c. …………. 2,000 ………… 2,000 ………….
400,000 2,000 1,600,000 2,000 2,000,000
d. (10,000) ……. 10,000 ………… …….. …………
360,000 2,000 10,000 1,600,000 2,000 2,000,000
e. (250,000) ……. ………. 250,000 …….. ………….
140,000 2,000 10,000 1,850,000 2,000 2,000,000
f. 15,000 ……. ………. ………… ……. 15,000
155,000 2,000 10,000 1,850,000 2,000 2,015,000
g. (5,000) …….. ……… ………… ……. (5,000)
150,000 2,000 10,000 1,850,000 2,000 2,010,000
h. (8,000) ……. ……… …………. 8.000 …….. ………….
142,000 2,000 10,000 1,850,000 8,000 2,000 2,010,000
i. 30,000 ……. ……… ………… ……. ……. 30,000
172,000 2,000 10,000 1,850,000 8,000 2,000 2,040,000
j. (10,000) …….. ……… ………… ……. …….. (10,000)
162,000 2,000 10,000 1,850,000 8,000 2,000 2,030,000
k. (5,000) …….. ……… …………. ……. ……. (5,000)
157,000 2,000 10,000 1,850,000 8,000 2,000 2,025,000
l. (5,000) (5,000)
157,000 2,000 10,000 1,850,000 (5,000) 8,000 2,000 2,020,000
PO. TRAVEGO
NERACA
Januari 2001
AKTIVA PASIVA
Kas 157,000,000 Kewajiban
Perlengkapan 2,000,000 Hutang 2,000,000
Kendaraan 1,850,000,000
Ak. Penyustn. 5,000,000 1,845,000,000
Kendaraan
Inventaris kantor 8,000,000 Modal
Sewa Gedung 10,000,000 Modal Tn Setra 2,020,000,000
2,022,000,000
TOTAL AKTIVA 2,022,000,000 TOTAL PASIVA
2,000,000 +
157,000,000 + 2,000,000 + 1,845,000,000 + 8,000,000 + 2,020,000,000 =
10,000,000 = 2,022,000,000 PO. TRAVEGO 2,022,000,000
LAPORAN RUGI-LABA
Januari 2001
PO. TRAVEGO
LAPORAN PERUBAHAN MODAL
Januari 2001
Modal Tn. Setra 2,000,000,000
Laba Bersih 20,000,000
Pengambilan Prive (- )
Penambahan Modal 20,000,000
2,020,000,000
Modal Tn Setra 31 Jan 2001 2,000,000,000 + 20,000,000 =
2,020,000,000