Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEGAWATDARURATAN

PENGUKURAN CVP DAN HEMODINAMIK

DISUSUN OLEH:
VIVIANIE YUNITA P.A.P
(1834059)
3A

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


STIKES RSPAD GATOT SOEBROTO PRODI-D III KEPERAWATAN
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberi kekuatan dan kesempatan
kepada penulis, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan waktu yang di harapkan
walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana, dimana makalah ini membahas
tentang“PENGUKURAN CVP DAN HEMODINAMIK” dan kiranya makalah ini dapat
meningkatkan pengetahuan kita khususnya tentang bagaimana Pengukuran CVP dan
Hemodinamik.
Dengan adanya makalah ini,mudah-mudahan dapat membantu meningkatkan minat baca
dan belajar teman-teman.selain itu kami juga berharap semua dapat mengetahui dan memahami
tentang materi ini, karena akan meningkatkan mutu individu kita.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih sangat  minim,
sehingga saran dari dosen pengajar serta kritikan dari semua pihak masih penulis harapkan demi
perbaikan laporan ini. Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini.

Jakarta, 22 Januari 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................1
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................3
1.1 Latar belakang.............................................................................................................................3
1.2 Tujuan..........................................................................................................................................4
1.3 Manfaat........................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................5
A. CVP.................................................................................................................................................5
1. Pengertian....................................................................................................................................5
2. Indikasi pemasangan CVP...........................................................................................................5
3. Tujuan pemasangan CVP.............................................................................................................5
4. Fungsi CVC.................................................................................................................................6
5. Area pemasangan CVC................................................................................................................6
6. Komplikasi pemasanghan CVC...................................................................................................6
7. Persiapan pasien..........................................................................................................................6
8. Persiapan Alat..............................................................................................................................6
9. Pelaksanaan.................................................................................................................................7
10. Perawatan CVC...........................................................................................................................7
11. Challenge test..............................................................................................................................8
B. HEMODINAMIK............................................................................................................................8
1. Pengertian....................................................................................................................................8
2. Pemantauan Hemodinamik..........................................................................................................9
BAB III SIMPULAN...............................................................................................................................11

2
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
CVP (Central Venous Pressure) merupakan salah satu parameter hemodinamik pasien
yang harus dimanitor oleh perawat di unit perawatan intensif. CVP merupakan parameter
penting dalam kardiologi klinis karena merupakan penentu utama tekanan pengisian atau
preload ventrikel kanan yang berpengaruh pada SV (Stroke Volum) melalui mekanisme
Frank-Starling. Kegunaan CVP adalah untuk memperkirakan tekanan ventrikel kanan diakhir
diastolic (Right Ventricular End Diastolic Pressure / RVEDP). RVEDP ini menilai fungsi
ventrikel kanan dan status cairan umum. Nilai CVP rendah biasanya mencerminkan
hipovolemia atau penurun analiran balik vena. Nilai tinggi CVP mencerminkan nilai
overhydration, aliran balik vena meningkat atau gagal jantung kanan (Klabunde, R., 2010).
Hemodinamik adalah aliran darah dalam sistem peredaran tubuh, baik melalui sirkulasi
magna (sirkulasi besar) maupun sirkulasi parva (sirkulasi dalam paru paru). Dalam kondisi
normal, hemodinamik akan selalu dipertahankan dalam kondisi yang fisiologis dengan
kontrol neurohormonal. Namun, pada pasien-pasien kritis mekanisme kontrol tidak
melakukan fungsinya secara normal sehingga status hemodinamik tidak akan stabil.
Monitoring hemodinamik menjadi komponen yang sangat penting dalam perawatan
pasien-pasien kritis karena status hemodinamik yang dapat berubah dengan sangat cepat1.
Berdasarkan tingkat keinvasifan alat, monitoring hemodinamik dibagi menjadi monitoring
hemodinamik non invasif dan invasif. Meskipun sudah banyak terjadi kemajuan dalam
teknologi kedokteran, pemantauan secara invasif masih tetap menjadi gold standard
monitoring. Variabel yang selalu diukur dalam monitoring hemodinamik pasien kritis dengan
metode invasif meliputi: tekanan darah arteri, tekanan vena sentral, tekanan arteri pulmonal.
Monitoring hemodinamik hampir selalu menggunakan kateter intravaskuler, tranducer
tekanan dan sistem monitoring. Adapun tujuan monitoring hemodinamik secara invasif
adalah :
1. Deteksi dini : identifikasi dan intervensi terhadap klinis seperti : gagal jantung dan
tamponade.
2. Evaluasi segera dari respon pasien terhadap suatu intervensi seperti obat-obatan dan
dukungan mekanik.

3
3. Evaluasi efektifitas fungsi kardiovaskuler seperti cardiac output dan index.
Dengan dilakukannya monitoring hemodinamik secara kontinyu, perubahan-perubahan
pada status hemodinamik pasien akan diketahui sehingga penanganan akan lebih cepat
dilakukan dan menghasilkan prognosis yang lebih baik.

1.2 Tujuan
Agar mahasiswa mengetahui tentang pengukuran CVP dan Hemodinamik

1.3 Manfaat
Untuk mengetahui tentang pengukuran CVP dan Hemodinamik

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. CVP
1. Pengertian
CVP (Central Veneus Pressur) adalah tekanan didalam atrium kanan pada vena besar
dalam rongga toraks dan letak ujung kateter pada vena kava superior tepat didistal
atrium kanan.
CVP menggambarkan tekanan pada vena central. Alat untuk mengukur CVP adalah
CVC line (Central Venous Cathether). Pemasangan CVC line, biasanya dilakukan
oleh seorang anastesiologi. Area pemasangan CVC line biasanya dilakukan di vena
jugularis interna/eksterna, vena subclavia dextra/sinistra, dan juga vena femoralis.
Namun yang area yang bisanya dilakukan tempat penusukan untuk memasukkan
CVC line adalah di vena subclavia karena letaknya yang relatif dekat dengan atrium
kanan. Ujung dari CVC line akan sampai pada muara vena cava di atrium kanan
jantung.

2. Indikasi pemasangan CVP


Ada beberapa indikasi seorang pasien dilakukan pemasangan CVC line, diantaranya :
pasien dengan kondisi shock yang memerlukan cairan dalam jumlah yang besar dan
dalam waktu yang singkat, serta pasien yang mengalami masalah pada akses vena
perifer sehingga tidak memungkinkan lagi dilakukan akses cairan melalui vena
perifer.

3. Tujuan pemasangan CVP


Tujuan dari pemasangan CVC line diantaranya adalah :
1. Sebagai pemantauan tekanan vena sentral terkait status cairan dan oksigenasi
tubuh
2. Memberikan cairan dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu yang relative
singkat
3. Untuk memberikan nutrisi via parenteral
4. Untuk memasukkan obat

5
4. Fungsi CVC
1. Untuk mengetahui banyaknya jumlah cairan dalam tubuh klien
2. Sebagai tempat pengambilan darah vena
3. Untuk memberikan cairan infus/parentral
4. Tempat memberikan therapic/ intra vena

5. Area pemasangan CVC


1. Vena Subklavia
2. Vena Jugularis
3. Vena Basilika media
4. Vena Femoralis

6. Komplikasi pemasanghan CVC


1. Pneumotoraks
2. Hemotoraks
3. Hematoma
4. Emboli udara

7. Persiapan pasien
Memberi penjelasan pada klien dan keluarga tentang:
1. Tujuan pemasangan
2. Daerah pemasangan
3. Prosedur yang akan dikerjakan
4. Klien atau keluarga menandatangani inform consent
5. Mengatur posisi yaitu tranlenberg

8. Persiapan Alat
1. Set CVP (Satu lumen, Dua lumen, Tiga lumen, Empat lumen).
2. Manometer
3. Set ganti balutan/ set vena seksi
4. Set infus dan cairan yang akan dipakai

6
5. Three Way/stopcock 3-4 buah (transduser tekanan mungkin akan digunakan)
6. Plester
7. Monitoring EKG
8. Waterpass
9. Betadine

9. Pelaksanaan
 Mencuci tangan
 Menjelaskan tujuan dan prosedur pengukuran CVP pada klien dan keluarganya
 Menenpatkan klien pada posisi yang diinginkan untuk mandapatkan titik 0/ posisi
terlentang
 Menentukan titik nol manometer disejajarkan dengan tinggi atrium kanan yang
diperkirakan/ midaksila line (melakukan Zero)
 Memutar Three Way sehingga cairan infus masuk ke dalam manometer sampai
batas 25-30cm H2O, sementara cairan ke arah pembuluh darah klien distop
 Memutar Three Way sehingga cairan dalam manometer mengalir ke arah/ ke
dalam pembuluh darah klien dan yang kearah botol infus distop
 Mengamati fluktuasi /undulasi cairan yang terdapat dalam manometer dan catat
pada angka dimana cairan bergerak stabil. Ini adalah hasil/ nilai CVP
 Mengembalikan klien ke posisi semula dan memutar three way lagi ke arah
semula agar cairan infus mangaliur dari botol infus ke pembuluh darah vena klien
 Mencatat nilai CVP pada saat pengukuran, tekanan normal berkisar 5-15 cm H2O
( 1 cm H2O = 0,7 mmHg )
 Menilai kondisi klinis klien setelah pengukuran CVP
 Mengobservasi tanda-tanda komplikasi
 Mempertahankan kesterilan lokasi insisi
 Mendokumentasikan prosedur dan respon klien pada catatan klien.

10. Perawatan CVC


1. Fiksasi kateter dengan baik

7
2. Aliran CVP harus lancar
3. Ganti kain kasa tiap hari (dibersihkan pakai betadine dan hansaplas)
4. Perhatikan tanda-tanda infeksi
5. Perhatikan kesterilan

11. Challenge test


Bila nilai CVP    > 7,8      cmH2O        = loading 200 cc koloid
       nilai CVP  7,8 – 13   cm H2O       = loading 100 cc koloid
       nilai CVP   <  13      cmH2O        = loading 50 cc
setelah 10 menit lihat respon, bila pengukuran CVP meningkat
kurang  2 cmH2O = hipovolemik
2-5 cmH2O = normovolemik
 Lebih 5 cmH2O = hipervolemik

B. HEMODINAMIK
1. Pengertian
Hemodinamik adalah pemeriksaan aspek fisik sirkulasi darah, fungsi jantung dan
karakterisitik fisiologis vaskular perifer (Mosby 1998, dalam Jevon dan Ewens 2009).
Tujuan pemantauan hemodinamik adalah untuk mendeteksi, mengidentifikasi
kelainan fisiologis secara dini dan memantau pengobatan yang diberikan guna
mendapatkan informasi keseimbangan homeostatik tubuh. Pemantauan hemodinamik
bukan tindakan terapeutik tetapi hanya memberikan informasi kepada klinisi dan
informasi tersebut perlu disesuaikan dengan penilaian klinis pasien agar dapat
memberikan penanganan yang optimal. Dasar dari pemantauan hemodinamik adalah
perfusi jaringan yang adekuat, seperti keseimbangan antara pasokan oksigen dengan
yang dibutuhkan, mempertahankan nutrisi, suhu tubuh dan keseimbangan elektro
kimiawi sehingga manifestasi klinis dari gangguan hemodinamik berupa gangguan
fungsi organ tubuh yang bila tidak ditangani secara cepat dan tepat akan jatuh ke
dalam gagal fungsi organ multipel (Jevon & Ewens. (2009).

8
2. Pemantauan Hemodinamik
a. Invasif
Pemantauan parameter hemodinamik invasif dapat dilakukan pada arteri, vena
sentral ataupun arteri pulmonalis. Metode pemeriksaan tekanan darah langsung di
intrarterial adalah mengukur secara aktual tekanan dalam arteri yang dikanulasi,
yang hasilnya tidak dipengaruhi oleh isi atau kuantitas aliran darah. Kanulasi di
vena sentral merupakan akses vena yang sangat bermanfaat pada pasien sakit
kritis yang membutuhkan infus dalam jumlah besar, nutrisi parenteral dan obat
vasoaktif. Sistem pemantauan hemodinamik terdiri dari 2 kompartemen:
elektronik dan pengisian cairan (fluid-filled). Parameter hemodinamik dipantau
secara invasif sesuai azas dinamika sistem pengisian cairan. Pergerakan cairan
yang mengalami suatu tahanan akan menyebabkan perubahan tekanan dalam
pembuluh darah yang selanjutnya menstimulasi diafragma pada transducer.
Perubahan ini direkam dan diamplifikasi sehingga dapat dilihat pada layar
monitor. Sistem cairan dengan manometer air: kateter dilekatkan pada saluran
yang terisi penuh dengan cairan, terhubung dengan manometer air yang sudah
dikalibrasi. Teknik yang sangat sederhana, sejatinya bermula dibuat untuk
mengukur tekanan vena sentral (Central Venous Pressure). Sistem serat fiber:
probe dengan transducer di ujungnya diinsersi pada daerah yang akan dipantau
(misalnya ventrikel). Sinyal akan dikirim ke layar monitor melalui serat optik.
Sistem ini tidak tergantung pada dinamika cairan. Dibandingkan dengan sistem
pengisian cairan, pengoperasiannya lebih mudah hanya harganya mahal. Sistem
pengisian cairan yang digabung dengan transducer/amplifier: tekanan pulsatil
pada ujung kateter ditransmisikan melalui selang penghubung ke diafragma pada
transducer. Sinyal ini akan diamplifikasi dan pada layar monitor dapat tersaji
secara kontinu dengan gelombang yang real-time.
b. Non Invasif
Menurut Marik dan Baram (2007) parameter non invasif yang sering digunakan
untuk menilai hemodinamik pasien adalah:
1) Pernapasan

9
Frekuensi pernapasan atau RR pada pasien yang menggunakan ventilasi
mekanik ditentukan pada batas atas dan batas bawah. Batas bawah ditentukan
pada nilai yang dapat memberikan informasi bahwa pasien mengalami
hipoventilasi dan batas atas pada nilai yang menunjukkan pasien mengalami
hiperventilasi. Pengaturan RR pada pasien disesuaikan dengan usia pasien
(Sundana, 2008).
2) Saturasi oksigen (SaO2)
Pemantauan SaO2 menggunakan pulse oximetry untuk mengetahui prosentase
saturasi oksigen dari hemoglobin dalam darah arteri. Pulse oximetry
merupakan salah satu alat yang sering dipakai untuk observasi status
oksigenasi pada pasien yang portable, tidak memerlukan persiapan yang
spesifik, tidak membutuhkan kalibrasi dan non invasif. Nilai normal SaO2
adalah 95-100% (Fergusson, 2008).
3) Tekanan darah
Perhitungan tekanan darah dilakukan dengan alat bantu monitor. Nilai normal
sesuai usia pasien.
4) Mean arterial pressure (MAP) atau tekanan arteri rata-rata
Tekanan arteri rata-rata merupakan tekanan rata-rata selama siklus jantung
yang dipengaruhi oleh curah jantung dan resistensi perifer. Perhitungan MAP
dilakukan dengan alat bantu monitor untuk memberikan informasi terkait
perfusi ke arteri koronari, organ tubuh dan kapile. Rumurs perhitungan MAP
adalah 1/3 sistolik + 2/3 diastolik atau perhitungan nilai normal
berkisar 90-100 mmHg.
5) Frekuensi denyut jantung (Heart Rate).
Perhitungan frekuensi denyut jantung dilakukan dengan alat bantu monitor.
6) Capillary Refill Time (CRT)
CRT yang memanjang merupakan tanda dehidrasi pada pasien. Ini diperkuat
jika disertai dengan turgor kulit dan pola pernapasan yang abnormal. Namun,
CRT yang memanjang juga harus diperhatikan dalam hubungannya dengan
tanda-tanda klinis lainnya, misalnya hemodinamik tidak stabil. Normal CRT
adalah kurang dari dua detik (Fergusson, 2008).

10
BAB III
SIMPULAN
CVP (Central Venous Pressure) merupakan salah satu parameter hemodinamik pasien
yang harus dimanitor oleh perawat di unit perawatan intensif. CVP merupakan parameter penting
dalam kardiologi klinis karena merupakan penentu utama tekanan pengisian atau preload
ventrikel kanan yang berpengaruh pada SV (Stroke Volum) melalui mekanisme Frank-Starling.
Monitoring hemodinamik merupakan hal yang esensial dalam perawatan pasien-pasien
kritis. Monitoring hemodinamik dibagi menjadi monitoring secara invasif dan non invasif.
Tujuan dari monitoring hemodinamik adalah untuk mengidentifikasi perubahan status
hemodinamik secara dini sehingga dapat dilakukan intervensi segera, untuk evaluasi segera
respon pasien terhadap suatu intervensi seperti obatobatan dan dukungan mekanik, dan evaluasi
efektifitas fungsi kardiovaskuler seperti cardiac output dan index.

11
DAFTAR PUSTAKA

Juliarta, I Gede. (2015). Monitoring Hemodinamik Invasi. Denpasar : Bagian/SMF


Anestesi dan Reanimasi RSUP Sanglah Denpasar

Mustamin. (2019). Cara Mengukur Central Vena Pressure. www.academia.edu diakses


pada 20 Januari 2021

repository.unimus.ac.id diakses pada tanggal 20 Januari 2021

12

Anda mungkin juga menyukai