Nim : 222010116008
HUKUM KONSTRUKSI
4. Lingkup sengketa pada industri konstruksi dapat terjadi mulai dari tingkat
perencanaan konstruksi, pelaksanaan konstruksi, hingga pada tingkat
perngawasan konstruksi . Sedangkan dari sudut apa yang dipersengketakan
dapat dibedakan dalam beberapa jenis
sengketa sebagai berikut :
1. Sengketa segi teknis, yaitu sengketa yang terjadi akibat dari masalah teknis di
lapangan.
2. Sengketa segi administratif yaitu sengketa yang terjadi akibat dari masalah
administratif.
3. Sengketa segi hukum yaitu sengketa yang terjadi akibat dari masalah hukum.
4. Sengketa gabungan dimana segi teknis, segi administratif, dan segi hukum
menyatu.
Penyelesaian :
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN
SENGKETA
Pasal 6
(1) Sengketa atau beda pendapat perdata dapat diselesaikan oleh para pihak
melalui alternatif penyelesaian sengketa yang didasarkan pada itikad baik dengan
mengesampingkan penyelesaian secara litigasi di Pengadilan Negeri.
(2) Penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui alternatif penyelesaian
sengketa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diselesaikan dalam pertemuan
langsung oleh para pihak dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari dan
hasilnya dituangkan dalam suatu kesepakatan tertulis.
(3) Dalam hal sengketa atau beda pendapat sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2) tidak dapat diselesaikan, maka atas kesepakatan tertulis para pihak,sengketa
atau beda pendapat diselesaikan melalui bantuan seorang atau lebih penasehat
ahli maupun melalui seorang mediator.
(4) Apabila para pihak tsb dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari dengan
bantuan seorang atau lebih penasehat ahli maupun melalui seorang mediator
tidak berhasil mencapai kata sepakat, atau mediator tidak berhasil
mempertemukan kedua belah pihak, maka para pihak dapat menghubungi sebuah
lembaga arbitrase atau lembaga alternatif penyelesaian sengketa untuk menunjuk
seorang mediator.
(5) Setelah penunjukan mediator oleh lembaga arbitrase atau lembaga alternatif
penyelesaian sengketa, dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari usaha mediasi
harus sudah dapat dimulai.
(6) Usaha penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui mediasi
sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) dengan memegang teguh kerahasiaan,
dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari harus tercapai kesepakatan dalam
bentuk tertulis yang ditandatangani oleh semua pihak yang terkait.
(7) Kesepakatan penyelesaian sengketa atau beda pendapat secara tertulis
adalah final dan mengikat para pihak untuk dilaksanakan dengan itikad baik serta
Nama : Ayu Krisma Wardani
Nim : 222010116008
HUKUM KONSTRUKSI
5. Arbitase nasional adalah apabila para pihak pada saat dibuat perjanjian yang
bersangkutan berada dalam negari.
Arbitase internasional adalah apabila para pihak pada saat dibuat perjanjian yang
bersangkutan mempunyai tempat usaha di negara yang berbeda.
7. Ada 3 yaitu :
a. Mendapat peringatan
b. Pemblokiran
Nama : Ayu Krisma Wardani
Nim : 222010116008
HUKUM KONSTRUKSI
c. Hukum Pidana/Perdata
8. Jaminan Tender (Bid Bond) Bank Garansi yang diberikan kepada pihak pemilik
proyek (bouwheer) untuk kepentingan kontraktor/leveransir yang akan mengikuti
tender atas suatu proyek, dalam hal ini pihak yang dijamin adalah kontraktor/leveransir
tersebut. Salah satu syarat agar kontraktor / leveransir dapat mengikuti tender adalah
menyerahkan Bank Garansi.
Jaminan Uang Muka (Advanced Payment Bond) Bank Garansi yang diberikan
kepada pemilik proyek (bouwheer) untuk kepentingan kontraktor/leveransir
atas uang muka yang diterimavoleh kontraktor/leveransir, dalam hal ini pihak
yang dijamin adalah kontraktor /leveransir tersebut.
Jaminan Pelaksanaan Proyek (Performance Bond) Bank Garansi yang diberikan
kepada pemilik proyek (bouwheer) untuk kepentingan kontraktor/leveransir
guna menjamin pelaksanaan pekerjaan / proyek oleh kontraktor/leveransir
dalam hal ini pihak yang dijamin adalah kontraktor/leveransir tersebut.
Jaminan Pemeliharaan (Maintenance Bond) Bank Garansi diberikan kepada
pemilik proyek (bouwheer) untuk kepentingan kontraktor/leveransir guna
menjamin pemeliharaan atas proyek yang telah diselesaikan oleh
kontraktor/leveransir, dalam hal 6 ini pihak yang dijamin adalah
kontraktor/leveransir, dalam hal ini pihak yang dijamin adalah kontraktor
/leveransir tersebut.
Pemberian Nama
Perbedaan antara PT (Perseroan terbatas) dan CV (Commanditaire
Vennootschap) juga terlihat jelas perihal nama perusahaan. Penggunaan nama
untuk PT (Perseroan terbatas) tidak boleh sama dengan PT (Perseroan terbatas)
lainnya. PT (Perseroan terbatas) juga memerlukan persetujuan atau pengesahan
dari menteri hukum dan HAM RI. Hal ini berbeda dengan CV (Commanditaire
Vennootschap) yang boleh menggunakan nama yang sama dengan CV
(Commanditaire Vennootschap) lainnya. CV (Commanditaire Vennootschap)
juga hanya perlu pengesahan dari pengadilan negeri setempat saja dalam
pendiriannya.
Biaya Pendirian
Jika dibandingkan PT (Perseroan terbatas), biaya pengurusan pendirian
CV (Commanditaire Vennootschap) jauh lebih murah. Bentuk usahanya juga
memiliki skala yang berbeda. CV (Commanditaire Vennootschap) mencakup
jenis usaha kecil hingga menengah. PT (Perseroan terbatas) memiliki cangkupan
yang lebih luas karena skala bisnisnya meliputi usaha menengah hingga ke atas.
Jumlah modal dan karyawan yang dibutuhkan juga berbeda. umumnya jumlah
modal PT (Perseroan terbatas) lebih besar ketimbang CV (Commanditaire
Vennootschap) begitu pula tenaga kerja yang dibutuhkan.
Syarat Pendirian
Syarat pendirian CV (Commanditaire Vennootschap) tergolong lebih
mudah ketimbang pendirian PT (Perseroan terbatas). Untuk mendirikan CV
(Commanditaire Vennootschap) anda hanya perlu menyediakan informasi
sekutu aktif dan pasif yang kemudian digunakan untuk membuat akta pendirian.
Selanjutnya anda tinggal mengurus surat keterangan domisili perusahaan,
NPWP, izin usaha CV (Commanditaire Vennootschap) dan tanda daftar
Nama : Ayu Krisma Wardani
Nim : 222010116008
HUKUM KONSTRUKSI
Menurut Undang- Undang No. 19 tahun 2003 Pasal 1, Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan negara yang dipisahkan, dan kegiatan utamanya adalah untuk
mengelola cabang- cabang produksi yang penting bagi negara dan digunakan
sepenuhnya untuk kemakmuran rakyat.
Badan usaha milik negara memiliki ciri-ciri atau karakteristik. Secara
umum Badan Usaha Miliki Negara memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Seluruh atau sebagian besar modalnya milik negara
b. Melayani kepentingan umum, selain untuk memperoleh
keuntungan.
c. Pengawasan baik secara hirarki maupun secara fungsional
dilakukan oleh pemerintah.
d. Kekuasaan penuh dalam menjalankan kegiatan usaha berada di
tangan pemerintah.
e. Wewenang dalam menetapkan kebijakan perusahaan berada di
tangan pemerintah
f. Dapat menghimpun dana dari pihak lain, baik brupa bank
maupun nonbank
g. Semua risiko yang terjadi sepenuhnya merupakan tanggung
jawab pemerintah.
Badan usaha yang dikelola oleh negara (BUMN) dapat didasarkan pada
kepemilikan, fungsinya, dan permodalannya.
Berdasarkan kepemilikannya, BUMN memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Penguasaan badan usaha dimiliki oleh pemerintah.
b. Pengawasan dilakukan, baik secara hirarki maupun secara
fungsional dilakukan oleh pemerintah.
Nama : Ayu Krisma Wardani
Nim : 222010116008
HUKUM KONSTRUKSI
terbatas. Badan usaha yang mengelola perusahaan itu disebut Badan Usaha
Perorangan, yang oleh masyarakat umum lebih dikenal dengan sebutan
Perusahaan Perorangan (Po).
Ciri- ciri dari perusahaan ini adalah :
1. Dimiliki perseorangan (individu atau perusahaan keluarga)
2. Pengelolaannya sederhana
3. Modalnya relative tidak terlalu besar
4. Kelangsungan usahanya tergantung pada para pemiliknya
5. Nilai penjualannya dan nilai tambah yang diciptakan relative kecil.
10. Perjanjian 3 pihak antara Surety (Asuransi) dan Principal (Kontraktor) untuk
menjamin kepentingan Obligee (Pemilik proyek), dimana apabila Principal gagal
melaksanakan kewajibannya sesuai yang diperjanjikan dengan Obligee, maka Surety
akan bertanggung jawab terhadap Obligee untuk menyelesaikan kewajiban Principal.