Anda di halaman 1dari 8

Nama : Ayu Krisma Wardani

Nim : 222010116008
HUKUM KONSTRUKSI

1. Legalitas Usaha Jasa Konstruksi


Setiap usaha orang perseorangan yang akan memberikan layanan Jasa
Konstruksi menurut UU No. 2/2017 wajib memiliki Tanda Daftar Usaha
Perseorangan. Begitu juga Setiap badan usaha Jasa Konstruksi yang akan
memberikan layanan Jasa Konstruksi wajib memiliki Izin Usaha.
Kewajiban dan Tanggung Jawab Penyedia Jasa Konstruksi
Tanggung jawab dalam pelaksanaan jasa kontruksi dalam hal ini berkaitan
dengan kegagalan bangunan, Menurut Pasal 1 angka (10) UU No.2/2017 bahwa
Kegagalan Bangunan adalah suatu keadaan keruntuhan bangunan dan/atau
tidak berfungsinya bangunan setelah penyerahan akhir hasil Jasa Konstruksi.
Kontrak Kerja Konstruksi
Kontrak Kerja Konstruksi adalah keseluruhan dokumen kontrak yang mengatur
hubungan hukum antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa dalam
penyelenggaraan Jasa Konstruksi. Hal secara tegas disebutkan dalam Pasal 1
angka 8 Undang Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Usaha Jasa Konstruksi
(“UU No.2/2017”).

2. Ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam kontrak


konstruksi di Indonesia:
a. Undang-undang No.18/1999 tentang jasa konstruksi;
b. PP. No. 29/2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
c. Keppres RI No.42/2002 tentang Pedoman Pelaksanaan APBN;
d. Perpres RI No.54/2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, dan
perobahannya;
e. Permen PUPR No 31/PRT/M/2015 tetntang standar dokumen pengadaaan;
f. Kontrak/perjanjian untuk pengadaan barang/jasa dalam negeri tidak dapat
dilakukan dalam bentuk valuta asing.

3. Dokumen Kontrak Kerja Konstruksi


Sesuai Pasal 22 Peraturan Pemerintah 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi, Kontrak Kerja Konstruksi sekurang-kurangnya memuat
dokumen-dokumen yang meliputi :
a. Surat Perjanjian;
b. Dokumen Lelang;
c. Usulan atau Penawaran;
d. Berita Acara berisi kesepakatan antar pengguna jasa dan penyedia jasa selama
proses evaluasi oleh pengguna jasa antara lain klarifikasi atas hal-hal yang
menimbulkan keragu-raguan;
e. Surat Perjanjian dari pengguna jasa menyatakan menerima atau menyetujui
usulan penawaran dari penyedia jasa; dan
f. Surat pernyataan dari penyedia jasa yang menyatakan kesanggupan untuk
melaksanakan pekerjaan.
Nama : Ayu Krisma Wardani
Nim : 222010116008
HUKUM KONSTRUKSI

4. Lingkup sengketa pada industri konstruksi dapat terjadi mulai dari tingkat
perencanaan konstruksi, pelaksanaan konstruksi, hingga pada tingkat
perngawasan konstruksi . Sedangkan dari sudut apa yang dipersengketakan
dapat dibedakan dalam beberapa jenis
sengketa sebagai berikut :
1. Sengketa segi teknis, yaitu sengketa yang terjadi akibat dari masalah teknis di
lapangan.
2. Sengketa segi administratif yaitu sengketa yang terjadi akibat dari masalah
administratif.
3. Sengketa segi hukum yaitu sengketa yang terjadi akibat dari masalah hukum.
4. Sengketa gabungan dimana segi teknis, segi administratif, dan segi hukum
menyatu.
Penyelesaian :
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN
SENGKETA
Pasal 6
(1) Sengketa atau beda pendapat perdata dapat diselesaikan oleh para pihak
melalui alternatif penyelesaian sengketa yang didasarkan pada itikad baik dengan
mengesampingkan penyelesaian secara litigasi di Pengadilan Negeri.
(2) Penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui alternatif penyelesaian
sengketa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diselesaikan dalam pertemuan
langsung oleh para pihak dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari dan
hasilnya dituangkan dalam suatu kesepakatan tertulis.
(3) Dalam hal sengketa atau beda pendapat sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2) tidak dapat diselesaikan, maka atas kesepakatan tertulis para pihak,sengketa
atau beda pendapat diselesaikan melalui bantuan seorang atau lebih penasehat
ahli maupun melalui seorang mediator.
(4) Apabila para pihak tsb dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari dengan
bantuan seorang atau lebih penasehat ahli maupun melalui seorang mediator
tidak berhasil mencapai kata sepakat, atau mediator tidak berhasil
mempertemukan kedua belah pihak, maka para pihak dapat menghubungi sebuah
lembaga arbitrase atau lembaga alternatif penyelesaian sengketa untuk menunjuk
seorang mediator.
(5) Setelah penunjukan mediator oleh lembaga arbitrase atau lembaga alternatif
penyelesaian sengketa, dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari usaha mediasi
harus sudah dapat dimulai.
(6) Usaha penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui mediasi
sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) dengan memegang teguh kerahasiaan,
dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari harus tercapai kesepakatan dalam
bentuk tertulis yang ditandatangani oleh semua pihak yang terkait.
(7) Kesepakatan penyelesaian sengketa atau beda pendapat secara tertulis
adalah final dan mengikat para pihak untuk dilaksanakan dengan itikad baik serta
Nama : Ayu Krisma Wardani
Nim : 222010116008
HUKUM KONSTRUKSI

wajib didaftarkan di Pengadilan Negeri dalam waktu paling lama 30 (tigapuluh)


hari sejak penandatanganan.
(8) Kesepakatan penyelesaian sengketa atau beda pendapat sebagaimana
dimaksud dalam ayat (7) wajib selesai dilaksanakan dalam waktu paling lama
30( tiga puluh) hari sejak pendaftaran.
(9) Apabila usaha perdamaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sampai
dengan ayat (6) tidak dapat dicapai, maka para pihak berdasarkan kesepakatan
secara tertulis dapat mengajukan usaha penyelesaiannya melalui lembaga
arbitrase atau arbitrase ad-hoc.

5. Arbitase nasional adalah apabila para pihak pada saat dibuat perjanjian yang
bersangkutan berada dalam negari.
Arbitase internasional adalah apabila para pihak pada saat dibuat perjanjian yang
bersangkutan mempunyai tempat usaha di negara yang berbeda.

6. UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA

Identifikasi dokumen memuat antara lain :

a. Jenis dan Tingkatan (Level) Dokumen K3.


b. Nomor Dokumen K3.
c. Tanggal Terbit Dokumen K3.
d. Judul Dokumen K3.
e. Nomor Revisi Dokumen K3.
f. Tanggal Revisi Dokumen K3.
g. Penyusun Dokumen K3.
h. Pemberi Persetujuan Dokumen K3.
i. Penanggung Jawab Perawatan dan Penyimpanan Dokumen K3.
j. Lokasi Penyimpanan Dokumen K3.
k. Masa Simpan Dokumen K3.
l. Keterangan lain-lain yang relevan dengan dokumen K3.

Beberapa Jenis dan Tingkatan (Level) Dokumen K3 antara lain :

a. Dokumen Tingkat I (Satu) : Pedoman (Manual) Sistem Manajemen


Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
b. Dokumen Tingkat II (Dua) : Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
c. Dokumen Tingkat III (Tiga) : Instruksi Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
d. Dokumen Tingkat IV (Empat) : Formulir/Catatan/Rekaman/Laporan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
e. Dokumen Tingkat IV (Lima) : Pengumuman dan Surat-Menyurat.

7. Ada 3 yaitu :
a. Mendapat peringatan
b. Pemblokiran
Nama : Ayu Krisma Wardani
Nim : 222010116008
HUKUM KONSTRUKSI

c. Hukum Pidana/Perdata

8. Jaminan Tender (Bid Bond) Bank Garansi yang diberikan kepada pihak pemilik
proyek (bouwheer) untuk kepentingan kontraktor/leveransir yang akan mengikuti
tender atas suatu proyek, dalam hal ini pihak yang dijamin adalah kontraktor/leveransir
tersebut. Salah satu syarat agar kontraktor / leveransir dapat mengikuti tender adalah
menyerahkan Bank Garansi.
Jaminan Uang Muka (Advanced Payment Bond) Bank Garansi yang diberikan
kepada pemilik proyek (bouwheer) untuk kepentingan kontraktor/leveransir
atas uang muka yang diterimavoleh kontraktor/leveransir, dalam hal ini pihak
yang dijamin adalah kontraktor /leveransir tersebut.
Jaminan Pelaksanaan Proyek (Performance Bond) Bank Garansi yang diberikan
kepada pemilik proyek (bouwheer) untuk kepentingan kontraktor/leveransir
guna menjamin pelaksanaan pekerjaan / proyek oleh kontraktor/leveransir
dalam hal ini pihak yang dijamin adalah kontraktor/leveransir tersebut.
Jaminan Pemeliharaan (Maintenance Bond) Bank Garansi diberikan kepada
pemilik proyek (bouwheer) untuk kepentingan kontraktor/leveransir guna
menjamin pemeliharaan atas proyek yang telah diselesaikan oleh
kontraktor/leveransir, dalam hal 6 ini pihak yang dijamin adalah
kontraktor/leveransir, dalam hal ini pihak yang dijamin adalah kontraktor
/leveransir tersebut.

9. Perbedaan CV (Commanditaire Vennootschap) dan PT (Perseroan terbatas)


Terdapat beberapa perbedaan antara PT (Perseroan terbatas) dan CV
(Commanditaire Vennootschap) yang perlu anda pahami. Berikut beberapa
perbedaan mendasar antara PT (Perseroan terbatas) dan CV (Commanditaire
Vennootschap) yang perlu Anda ketahui :

Bentuk dan Dasar Hukum


Perseroan terbatas memiliki dasar hukum undang-undang PT
(Perseroan terbatas) nomor 40 tahun 2007 yang membahas lengkap terkait hak
dan kewajiban jenis perusahaan ini. bentuk PT (Perseroan terbatas) ialah
berbadan hukum sehingga kedudukannya sama dengan warga negara biasa di
mata hukum. Hal ini berbeda dengan CV (Commanditaire Vennootschap) yang
tidak berbadan hukum. CV (Commanditaire Vennootschap) tidak memiliki
kedudukan yang sama seperti perseorangan seperti yang dimiliki oleh PT
(Perseroan terbatas). ini artinya PT (Perseroan terbatas) bisa membuka rekening
bank atau membeli aset dengan menggunakan namanya sedangkan CV
(Commanditaire Vennootschap) tidak demikian.

Tingkat Manajemen Yang Berbeda


Apabila dipandang dari segi manajemen, PT (Perseroan terbatas) dinilai
lebih kompleks. PT (Perseroan terbatas) terdiri dari dewan direksi dan
pemegang saham yang memiliki hak suara dalam mengatur kebijakan
Nama : Ayu Krisma Wardani
Nim : 222010116008
HUKUM KONSTRUKSI

perusahaan. Kebijakan perusahaan yang diputuskan melalui rapat umum


pemegang saham. Manajemen CV (Commanditaire Vennootschap) lebih mudah
ketimbang PT (Perseroan terbatas) karena tidak adanya pemegang saham
namun diakuinya sekutu pasif dan sekutu aktif. Sekutu pasif hanya bertindak
sebagai pemodal dan tak terlibat dalam kegiatan operasional. Sekutu aktif lebih
fokus pada operasional perusahaan.

Pemberian Nama
Perbedaan antara PT (Perseroan terbatas) dan CV (Commanditaire
Vennootschap) juga terlihat jelas perihal nama perusahaan. Penggunaan nama
untuk PT (Perseroan terbatas) tidak boleh sama dengan PT (Perseroan terbatas)
lainnya. PT (Perseroan terbatas) juga memerlukan persetujuan atau pengesahan
dari menteri hukum dan HAM RI. Hal ini berbeda dengan CV (Commanditaire
Vennootschap) yang boleh menggunakan nama yang sama dengan CV
(Commanditaire Vennootschap) lainnya. CV (Commanditaire Vennootschap)
juga hanya perlu pengesahan dari pengadilan negeri setempat saja dalam
pendiriannya.

Biaya Pendirian
Jika dibandingkan PT (Perseroan terbatas), biaya pengurusan pendirian
CV (Commanditaire Vennootschap) jauh lebih murah. Bentuk usahanya juga
memiliki skala yang berbeda. CV (Commanditaire Vennootschap) mencakup
jenis usaha kecil hingga menengah. PT (Perseroan terbatas) memiliki cangkupan
yang lebih luas karena skala bisnisnya meliputi usaha menengah hingga ke atas.
Jumlah modal dan karyawan yang dibutuhkan juga berbeda. umumnya jumlah
modal PT (Perseroan terbatas) lebih besar ketimbang CV (Commanditaire
Vennootschap) begitu pula tenaga kerja yang dibutuhkan.

Tidak Ada Sistem Saham


Saham adalah surat kepemilikan modal atas suatu perusahaan.
Keuntungan pemilik saham ialah mendapatkan dividen berdasarkan persentase
saham yang dimiliki dalam perusahaan tersebut. Besaran modal dalam akta
pendirian PT (Perseroan terbatas) akan disebutkan secara terperinci berikut
dengan pemegang saham itu sendiri. Di dalam akta pendirian CV
(Commanditaire Vennootschap) tidak akan disebutkan besaran modal yang
digunakan.

Syarat Pendirian
Syarat pendirian CV (Commanditaire Vennootschap) tergolong lebih
mudah ketimbang pendirian PT (Perseroan terbatas). Untuk mendirikan CV
(Commanditaire Vennootschap) anda hanya perlu menyediakan informasi
sekutu aktif dan pasif yang kemudian digunakan untuk membuat akta pendirian.
Selanjutnya anda tinggal mengurus surat keterangan domisili perusahaan,
NPWP, izin usaha CV (Commanditaire Vennootschap) dan tanda daftar
Nama : Ayu Krisma Wardani
Nim : 222010116008
HUKUM KONSTRUKSI

perusahaan. Kebanyakan perizinan CV (Commanditaire Vennootschap) hanya


membutuhkan persetujuan dari pemerintah setempat. Hal ini berbeda dengan
PT (Perseroan terbatas) yang memerlukan persetujuan menteri sehingga waktu
yang dibutuhkan juga jauh lebih lama.

Maksud dan Tujuan Usaha


Perbedaan antara CV (Commanditaire Vennootschap) dan PT (Perseroan
terbatas) juga bisa terlihat dari maksud dan tujuan kegiatan usahanya. CV
(Commanditaire Vennootschap) hanya bisa melakukan kegiatan usaha tertentu
saja meliputi pertanian, percetakan, jasa, perbengkelan, perdagangan,
kontraktor dan perindustrian. Berbeda dengan PT (Perseroan terbatas) yang
mencakup bidang usaha lebih luas selain yang digeluti oleh CV (Commanditaire
Vennootschap) diatas. PT (Perseroan terbatas) juga diizinkan melakukan
kegiatan usaha pengangkutan darat, pertambangan dan usaha khusus lainnya
seperti pelayaran dan pers maupun perfilman.

Menurut Undang- Undang No. 19 tahun 2003 Pasal 1, Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan negara yang dipisahkan, dan kegiatan utamanya adalah untuk
mengelola cabang- cabang produksi yang penting bagi negara dan digunakan
sepenuhnya untuk kemakmuran rakyat.
Badan usaha milik negara memiliki ciri-ciri atau karakteristik. Secara
umum Badan Usaha Miliki Negara memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Seluruh atau sebagian besar modalnya milik negara
b. Melayani kepentingan umum, selain untuk memperoleh
keuntungan.
c. Pengawasan baik secara hirarki maupun secara fungsional
dilakukan oleh pemerintah.
d. Kekuasaan penuh dalam menjalankan kegiatan usaha berada di
tangan pemerintah.
e. Wewenang dalam menetapkan kebijakan perusahaan berada di
tangan pemerintah
f. Dapat menghimpun dana dari pihak lain, baik brupa bank
maupun nonbank
g. Semua risiko yang terjadi sepenuhnya merupakan tanggung
jawab pemerintah.

Badan usaha yang dikelola oleh negara (BUMN) dapat didasarkan pada
kepemilikan, fungsinya, dan permodalannya.
Berdasarkan kepemilikannya, BUMN memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Penguasaan badan usaha dimiliki oleh pemerintah.
b. Pengawasan dilakukan, baik secara hirarki maupun secara
fungsional dilakukan oleh pemerintah.
Nama : Ayu Krisma Wardani
Nim : 222010116008
HUKUM KONSTRUKSI

c. Kekuasaan penuh dalam menjalankan kegiatan usaha berada di


tangan pemerintah.
d. Pemerintah berwenang menetapkan kebijakan yang berkaitan
dengan kegiatan usaha.
e. Semua risiko yang terjadi sepenuhnya merupakan tanggung
jawab pemerintah.
Berdasarkan fungsinya, BUMN memiliki ketentuan sebagai
berikut.
a. Untuk mengisi kas negara, karena merupakan salah satu sumber
penghasilan negara.
b. Agar pengusaha swasta tidak memonopoli usaha yang
menguasai hajat hidup orang banyak.
c. Melayani kepentingan umum atau pelayanan kepada
masyarakat.
d. Merupakan lembaga ekonomi yang tidak mempunyai tujuan
utama mencari keuntungan, tetapi dibenarkan untuk memupuk
keuntungan.
e. Merupakan salah satu stabilisator perekonomian negara.
f. Dapat meningkatkan produktivitas, efektivitas, dan efisiensi
serta terjaminnya prinsip-prinsip ekonomi.
Berdasarkan permodalannya, BUMN memiliki ciri-ciri sebagai
berikut.
a. Modal seluruhnya dimiliki oleh negara dari kekayaan negara
yang dipisahkan.
b. Peranan pemerintah sebagai pemegang saham. Bila sahamnya
dimiliki oleh masyarakat, besarnya tidak lebih dari 49%,
sedangkan minimal 51% sahamnya dimiliki oleh negara.
c. Pinjaman pemerintah dalam bentuk obligasi.
d. Modal juga diperoleh dari bantuan luar negeri.
e. Bila memperoleh keuntungan, maka dimanfaatkan untuk
kesejahteraan rakyat.
f. Pinjaman kepada bank atau lembaga keuangan bukan bank.

Deskripsi Badan Usaha Perseorangan


Dengan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa badan usaha
kepemilikannya yang dimiliki satu orang, maka dapat membuat badan usaha
perseorangan tanpa ada izin serta tata cara yang berbelit belit. Semua orang
dapat dengan bebas untuk membuat personal tanpa adanya batasan untuk
mendirikannya. Biasanya perusahaan perseorangan bermodal paspasan (kecil),
terbatasnya jenis dan jumlah dari produksi itu sendiri, seseorangan yang
mempunyai tenaga kerja (buruh) yang tidak banyak serta pemakaiaan alat
produksi teknologi sederhana.
Perusahaan Perorangan (PO) adalah Suatu jenis perusahaan yang
dijalankan oleh satu orang pemilik. Pemilik mempunyai tanggung jawab tak
Nama : Ayu Krisma Wardani
Nim : 222010116008
HUKUM KONSTRUKSI

terbatas. Badan usaha yang mengelola perusahaan itu disebut Badan Usaha
Perorangan, yang oleh masyarakat umum lebih dikenal dengan sebutan
Perusahaan Perorangan (Po).
Ciri- ciri dari perusahaan ini adalah :
1. Dimiliki perseorangan (individu atau perusahaan keluarga)
2. Pengelolaannya sederhana
3. Modalnya relative tidak terlalu besar
4. Kelangsungan usahanya tergantung pada para pemiliknya
5. Nilai penjualannya dan nilai tambah yang diciptakan relative kecil.

10. Perjanjian 3 pihak antara Surety (Asuransi) dan Principal (Kontraktor) untuk
menjamin kepentingan Obligee (Pemilik proyek), dimana apabila Principal gagal
melaksanakan kewajibannya sesuai yang diperjanjikan dengan Obligee, maka Surety
akan bertanggung jawab terhadap Obligee untuk menyelesaikan kewajiban Principal.

Jaminan dalam surety bond terdiri dari 2 kondisi:


- Jaminan bersyarat (conditional bond)
Jaminan akan dicairkan setelah diketahui sebab-sebab dari pencairan dan
penjamin hanya wajib mengganti sebesar kerugian yang diderita oleh Obligee.
- Jaminan tanpa syarat (unconditional bond)
Jaminan akan dicairkan apabila ketentuan dalam kontrak tidak dipenuhi tanpa
harus membuktikan kegagalan (loss situation)

Anda mungkin juga menyukai