Oleh
Khilda Habsyiyyah (P17220192024)
Farhah Nahdia Kamilah (P17220193026)
Sumikatul Zannah (P17220193030)
Risky Rahma Sari Putri (P17220193031)
Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa karena atas
berkatnya limpahannya kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi
tugas mata kuliah Keperawatan Anak yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Anak HIV” dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna , Oleh
karena itu, kritik dan saran dapat disampaikan kepada kami untuk membuat
makalah yang lebih baik selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat dan
menambah ilmu bagi pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar.......................................................................................i
Daftar Isi...............................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................1
1.2Tujuan Penulisan........................................................................2
1.3 Manfaat Penulisan.....................................................................2
1
2
3
4
Tahap Pertama:
Pengidap akan mengalami nyeri mirip, seperti flu, beberapa minggu
setelah terinfeksi, selama satu hingga dua bulan.
Dapat tidak menimbulkan gejala apapun selama beberapa tahun.
Dapat timbul demam, nyeri tenggorokan, ruam, pembengkakan kelenjar
getah bening, diare, kelelahan, nyeri otot, dan sendi.
Tahap Kedua:
Umumnya, tidak menimbulkan gejala lebih lanjut selama bertahun-tahun.
Virus terus menyebar dan merusak sistem kekebalan tubuh.
Penularan infeksi sudah bisa dilakukan pengidap kepada orang lain.
Berlangsung hingga 10 tahun atau lebih.
Tahap Ketiga:
Daya tahan pengidap rentan, sehingga mudah sakit, dan akan berlanjut
menjadi AIDS.
Demam terus-menerus lebih dari sepuluh hari.
Merasa lelah setiap saat.
Sulit bernapas.
Diare yang berat dan dalam jangka waktu yang lama.
Terjadi infeksi jamur pada tenggorokan, mulut, dan vagina.
Timbul bintik ungu pada kulit yang tidak akan hilang.
Hilang nafsu makan, sehingga berat badan turun drastis.
A. Serokonversi
Fase serokonversi terjadi di masa awal infeksi HIV. Pada fase ini, terjadi
viremia plasma dengan penyebaran yang luas dalam tubuh, selama 4-11 hari
setelah virus masuk melalui mukosa tubuh. Kondisi ini dapat bertahan selama
beberapa minggu, dengan gejala yang cukup ringan dan tidak spesifik, umumnya
berupa demam, flu-like syndrome, limfadenopati dan ruam-ruam. Kemudian,
keluhan akan berkurang dan bertahan tanpa gejala mengganggu. Pada masa ini,
umumnya akan mulai terjadi penurunan nilai CD4, dan peningkatan viral-load.
Fase Asimtomatik
Tuberkulosis paru
Sarkoma kaposi
Herpes rekuren
Limfadenopati
Candidiasis orofaring
Wasting syndrome
Stadium Infeksi HIV
Stadium infeksi HIV menurut WHO dibagi ke dalam 4 stadium.
I. Stadium 1
II. Stadium 2
Pada stadium 2, pasien dapat kehilangan berat badan kurang dari 10% massa
tubuh. Risiko penyakit infeksi antara lain:
Herpes zoster
8
III. Stadium 3
Stadium 3 HIV akan menyebabkan pasien kehilangan berat badan lebih dari 10%
massa tubuh. Pasien juga akan mengalami beberapa infeksi atau gejala berikut:
Tuberkulosis paru
Status performa 3: berada di tempat tidur lebih dari 50% dalam satu bulan
terakhir.
IV. Stadium 4
Pneumoniac Pneumocystis jirovecii
Meningitis kriptokokal
Toksoplasmosis
Kriptosporidiosis
9
CMV
HIV wasting syndrome
Ensefalopati HIV
Sarkoma Kaposi
Limfoma
Pneumonia rekuren
Virus herpes umum ini ditularkan ke cairan tubuh seperti air liur, darah, air
seni, air mani dan air susu ibu. Sistem kekebalan tubuh yang sehat
menonaktifkan virus, dan tetap tidak aktif di tubuh Anda. Jika sistem
kekebalan tubuh Anda melemah, virus akan muncul kembali – menyebabkan
kerusakan pada mata, saluran pencernaan, paru-paru atau organ tubuh
lainnya.
C. Kandidiasis
Kandidiasis adalah infeksi yang berhubungan dengan HIV. Ini
menyebabkan radang dan lapisan putih tebal di selaput lendir mulut, lidah,
kerongkongan atau vagina Anda.
D. Meningitis kriptokokal
Meningitis adalah pembengkakan selaput dan cairan yang mengelilingi
otak dan sumsum tulang belakang (meninges). Meningitis kriptokokus adalah
infeksi sistem saraf pusat yang umum yang terkait dengan HIV, yang
disebabkan oleh jamur yang ditemukan di tanah.
E. Toksoplasmosis
Infeksi berpotensi mematikan ini disebabkan oleh Toxoplasma gondii,
parasit yang menyebar terutama oleh kucing. Kucing yang terinfeksi
melewati parasit di tinja mereka, dan parasit kemudian menyebar ke hewan
dan manusia lainnya.
F. Kriptosporidiosis
Infeksi ini disebabkan oleh parasit usus yang biasa ditemukan pada hewan.
Anda mengontrak kriptosporidiosis saat Anda mencemari makanan atau air
yang terkontaminasi. Parasit itu tumbuh di usus dan saluran empedu Anda,
yang menyebabkan diare kronis yang parah pada orang dengan AIDS.
Kanker yang umum terjadi pada HIV / AIDS
A. Sarkoma Kaposi
Tumor dinding pembuluh darah, kanker ini jarang terjadi pada orang yang
tidak terinfeksi HIV, namun umum pada orang HIV-positif.
Sarkoma Kaposi biasanya muncul sebagai lesi merah muda, merah atau ungu
pada kulit dan mulut. Pada orang dengan kulit yang lebih gelap, lesi bisa
11
terlihat coklat tua atau hitam. Sarkoma Kaposi juga bisa mempengaruhi
organ dalam, termasuk saluran pencernaan dan paru-paru.
B. Limfoma
Jenis kanker ini berasal dari sel darah putih Anda dan biasanya pertama
kali muncul di kelenjar getah bening Anda. Tanda awal yang paling umum
adalah pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak atau pangkal
paha Anda.
Komplikasi lainnya
A. Komplikasi neurologis
Meskipun AIDS tampaknya tidak menginfeksi sel saraf, hal itu dapat
menyebabkan gejala neurologis seperti kebingungan, kelupaan, depresi,
kegelisahan dan kesulitan berjalan. Salah satu komplikasi neurologis yang
paling umum adalah kompleks demensia AIDS, yang menyebabkan
perubahan perilaku dan berkurangnya fungsi mental.
B. Penyakit ginjal
HIV terkait nefropati (HIVAN) adalah radang filter kecil di ginjal Anda
yang menghilangkan kelebihan cairan dan limbah dari aliran darah Anda dan
menyebarkannya ke urin Anda. Karena predisposisi genetik, risiko
pengembangan HIVAN jauh lebih tinggi pada orang kulit hitam.
Terlepas dari jumlah CD4, terapi antiretroviral harus dimulai pada mereka
yang didiagnosis dengan HIVAN.
3. Dokter menusukkan jarum ke vena dan memasang tabung pada ujung lain
Berikut ini prosedur tindakan lanjutan pasca pasien positif hiv. Di dalamnya
kadang juga disertakan tindakan pemeriksaan penunjang hiv, yaitu:
Sebelum Anda memulai perawatan, beri tahu dokter Anda tentang semua
masalah kesehatan dan penyakit Anda sebelumnya. Beri tahu mereka tentang
terapi alternatif atau pelengkap yang Anda gunakan, serta suplemen atau obat apa
pun yang Anda gunakan sekarang: resep, obat bebas, dan rekreasi.
Yang spesifik yang diresepkan dokter Anda tergantung pada kondisi medis
lain yang Anda miliki, obat apa yang Anda minum, seberapa baik sistem
kekebalan Anda bekerja, dan bahkan berapa banyak pil yang ingin Anda minum
setiap hari.Anda mungkin juga membutuhkan obat untuk masalah kesehatan yang
disebabkan oleh atau terkait dengan HIV Anda.
Obat ART dapat memiliki efek samping, meskipun obat yang lebih baru
biasanya tidak menimbulkan banyak efek samping. Anda mungkin memiliki
beberapa untuk waktu yang singkat. Mereka mungkin termasuk:
Diare
Kelelahan
16
Pusing
Ruam kulit
Kesulitan tidur
Seringkali, efek samping akan hilang saat tubuh Anda menyesuaikan diri
dengan obat. Jika efek sampingnya mengganggu, Anda mungkin bisa melakukan
sesuatu. Periksa dengan apoteker atau dokter Anda tentang apakah Anda harus
minum obat saat perut kosong atau tidak . Beri tahu dokter
2.9.1 Pengkajian
Pada pengkajian anak HIV positif atau AIDS pada anak rata-rata
dimasa perinatal sekitar usia 9 –17 tahun.
Keluhan utama dapat berupa :
Demam dan diare yang berkepanjangan
Tachipnae
Batuk
Sesak nafas
Hipoksia
Kemudian diikuti dengan adanya perubahan :
Berat badan dan tinggi badan yang tidak naik
Diare lebih dan satu bulan
Demam lebih dan satu bulan
Mulut dan faring dijumpai bercak putih
Limfadenopati yang menyeluruh
Infeksi yang berulang (otitis media, faringitis )
Batuk yang menetap ( > 1 bulan )
Dermatitis yang mnyeluruh
17
Pada riwayat penyakit dahulu adanya riwayat transfusi darah ( dari orang yang
terinfeksi HIV / AIDS ). Pada ibu atau hubungan seksual. Kemudian pada
riwayat penyakit keluarga dapat dimungkinkan :
Adanya orang tua yang terinfeksi HIV / AIDS atau penyalahgunaan obat
Adanya riwayat ibu selama hamil terinfeksi HIV ( 50 % TERTULAR )
Adanya penularan terjadi pada minggu ke 9 hingga minggu ke 20 dari
kehamilan
Adanya penularan pada proses melahirkan
Terjadinya kontak darah dan bayi.
Adanya penularan setelah lahir dapat terjadi melalui ASI
Adanya kejanggalan pertumbuhan (failure to thrife )
Pada pengkajian faktor resiko anak dan bayi tertular HIV diantaranya :
Bayi yang lahir dari ibu dengan pasangan biseksual
Bayi yang lahir dari ibu dengan pasangan yang berganti-ganti
Bayi yang lahir dan ibu dengan penyalahgunaan obat melalui vena
Bayi atau anak yang mendapat tranfusi darah atau produk darah yang
berulang
Bayi atau anak yang terpapar dengan alat suntik atau tusuk bekas yang
tidak steril
Anak remaja yang berhubungan seksual yang berganti-ganti pasangan
Gambaran klinis pada anak nonspesifik seperti :
Gagal tumbuh
Berat badan menurun
Anemia
Panas berulang
Limpadenopati
Hepatosplenomegali
Adanya infeksi oportunitis yang merupakan infeksi oleh kuman, parasit,
jamur atau protozoa yang menurunkan fungsi immun pada immunitas
selular seperti adanya kandidiasis pada mulut yang dapat menyebar ke
esofagus, adanya keradangan paru, encelofati dll
Pemeriksaan Fisik
18
1. Pemeriksaan Mata
Adanya cotton wool spot ( bercak katun wol ) pada retina
Retinitis sitomegalovirus
Khoroiditis toksoplasma
Perivaskulitis pada retina
Infeksi pada tepi kelopak mata.
Mata merah, perih, gatal, berair, banyak sekret, serta berkerak
Lesi pada retina dengan gambaran bercak / eksudat kekuningan,
tunggal / multiple
2. Pemeriksaan Mulut
Adanya stomatitis gangrenosa
Peridontitis
Sarkoma kaposi pada mulut dimulai sebagai bercak merah datar
kemudian menjadi biru dan sering pada platum (Bates Barbara 1998 )
3. Pemeriksaan Telinga
Adanya otitis media
Adanya nyeri
Kehilangan pendengaran
4. Sistem pernafasan
Adanya batuk yang lama dengan atau tanpa sputum
Sesak nafas
Tachipnea
Hipoksia
Nyeri dada
Nafas pendek waktu istirahat
Gagal nafas
5. Pemeriksaan Sistem Pencernaan
Berat badan menurun
Anoreksia
Nyeri pada saat menelan
Kesulitan menelan
Bercak putih kekuningan pada mukosa mulut
19
Faringitis
Kandidiasis esofagus
Kandidiasis mulut
Selaput lendir kering
Hepatomegali
Mual dan muntah
Kolitis akibat dan diare kronis
Pembesaran limfa
6. Pemeriksaan Sistem Kardiovaskular
Suhu tubuh meningkat
Nadi cepat, tekanan darah meningkat
Gejala gagal jantung kongestiv sekuder akibat kardiomiopatikarena
HIV
7. Pemeriksaan Sistem Integumen
Adanya varicela ( lesi yang sangat luas vesikel yang besar )
Haemorargie
Herpes zoster
Nyeri panas serta malaise
Aczematoid gingrenosum
Skabies
8. Pemeriksaan sistem perkemihan
Didapatkan air seni yang berkurang
Annuria
Proteinuria
Adanya pembesaran kelenjar parotis
Limfadenopati
9. Pemeriksaan Sistem Neurologi
Adanya sakit kepala
Somnolen
Sukar berkonsentrasi
Perubahan perilaku
Nyeri otot
20
Kejang-kejang
Encelopati
Gangguan psikomotor
Penururnan kesadaran
Delirium
Meningitis
Keterlambatan perkembangan
10. Pemeriksaan Sistem Muskuluskeletal
Nyeri persendian
Letih, gangguan gerak
Nyeri otot ( Bates Barbara 1998 )
Pemeriksaan Labotarium
Kemudian pada pemeriksaan diagnostik atau laboratorium didapatkan
adanya anemia, leukositopenia, trombositopenia, jumlah sel T4 menurun bila
T4 dibawah 200, fase AIDS normal 1000-2000 permikrositer., tes anti body
anti-HIV ( tes Ellisa ) menunjukan terinfeksi HIV atau tidak, atau dengan
menguji antibodi anti HIV. Tes ini meliputi tes Elisa, Lateks,
Agglutination,dan western blot. Penilaian elisa dan latex menunjukan orang
terinfeksi HIV atau tidak, apabila dikatakan positif harus dibuktikan dengan
tes western blot.
Tes lain adalah dengan menguji antigen HIV yaitu tes antigen P24
( dengan polymerase chain reaction - PCR ). Kulit dideteksi dengan tes
antibody ( biasanya digunakan pada bayi lahir dengan ibu terjangkit HIV ).
7. Kurangnya pengetahuan keluarga
2.9.3 Rencana Tindakan Keperawatan
1. Resiko infeksi
Resiko terjadinya infeksi pada anak dengan HIV /AIDS berhubungan
dengan adanya penurunan daya tahan tubuh sekunder AIDS.
o Tujuan :
Meminimalkan resiko terhadap infeksi pada anak
o Rencana tindakan keperawatan
1. Kaji perubahan tanda-tanda infeksi ( demam, peningkatan nadi,
peningkatan kecepatan nafas, kelemahan tubuh atau letargi )
2. Kaji faktor yang memperburuk terjadinya infeksi seperti usia, status
nutrisi, penyakit kronis lain
3. Monitor tanda-tanda vital setiap 4 jam sekali, tanda vital merupakan
indikator terjadinya infeksi
4. Monitor sel darah putih dan hitung jenis setiap hari untuk monitor
terjadinya neutropenia
5. Ajarkan dan jelaskan pada keluarga dan pengunjung tentang
pencegahan secara umum ( universal ), untuk menyiapkan keluarga
dan pengunjung memutus rantai penularan
6. Instruksikan ke semua pengunjung dan keluarga untuk cuci tangan
setiap sebelum dan sesudah memasuki ruangan pasien
7. Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian antibiotik, anyiviral,
antijamur,
8. Lindungi individu dan resiko infeksi dengan universal precaution
2. Kurang Nutrisi ( kurang dari kebutuhan )
Nutrisi kurang dan kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, diare,
nyeri
o Tujuan :
Kebutuhan nutrisi dan pasien terpenuhi
o Rencana tindakan keperawatan :
1. Kaji status perubahan nutrisi dengan menimbang berat badan setiap
hari
22
2. Monitor asupan dan keluaran setiap 8 jam sekali dan turgor kulit
3. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
4. Rencanakan makanan enternal dan parenteral
3. Kurangnya Volume Cairan
Kurangnya volume cairan tubuh pada anak berhubungan dengan adanya
infeksi oportunitis saluran pencernaan ( diare )
o Tujuan :
Volume cairan tubuh dapat terpenuhi
o Kriteria hasil :
a. Asupan dan keluaran seimbang
b. Kadar elektrolit tubuh dalam batas normal
c. Nadi perifer teraba
d. Penekanan darah perifer kembali dalam waktu kurang dan 3 detik
e. Keluaran urin minimal 1-3 cc/kg BB per jam
o Rencana tindakan keperawatan
1. Berikan cairan sesuai indikasi dan toleransi
2. Ukur masukan dan keluaran termasuk urin dan tinja
3. Monitor kadar elektrolit dalam tubuh
4. Kaji tanda vital turgor kulit, mukosa membran dan ubun-ubun tiap 4
jam
5. Monitor urin tiap 6-8 jam sesuai dengan kebutuhan
6. Kolaborasi pemberian cairan intravena sesuai kebutuhan
4. Gangguan intregitas kulit
Gangguan intregitas kulit berhubungan dengan diare yang berkelanjutan
( kontak yang berulang dengan feces yang bersifat asam )
o Tujuan :
Tidak terjadi gangguan intregitas kulit
o Kriteria hasil :
Tidak ada tanda – tanda kulit terganggu serta kulit utuh, bersih
o Rencana tindakan keperawatan :
1. Ganti popok dan celana anak apabila basah
2. Bersihkan pantat dan keringkan setiap kali buang air besar
23
ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS
PENGKAJIAN
I. Identitas Klien :An.X
Nama/nama panggilan : An. X
Tempat tanggal lahir/usia : Surabaya,30 April 2020/ 6 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : -
Alamat : Jln. SelamanyaBersama
Tanggal masuk : 28 Oktober2020
Tanggal pengkajian : 28 Oktober2020
Diagnosa Medik : HIV-AIDS
2. Ibu
a. Nama : Ny. R
b. Usia : 25 tahun
c. Pendidikan : SMP
d. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
e. Agama : Islam
26
III.Keluhan Utama
Orangtua klien mengeluhkan bayinya mengalami diare disertai dengan
demam.
IV. Riwayat Kesehatan.
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Diare dirasakan sejak 3 hari yang lalu. Mula-mula intensitas BAB kurang,
dan sejak 2 hari yang lalu diare semakin parah diserta dengan demam,
terdapat bercak-bercak terasa gatal pada kulit, diare diikuti dengan batuk,
sesak dan klien tidak mau menyusu. Dengan alasan tersebut orang tua
klien membawa klien ke RS untuk di periksa.
2. Riwayat Kesehatan Lalu
(khusus untuk anak 0-5 tahun)
i. Prenatal Care
a. Pemeriksaan kehamilan 3 kali
b. Keluhan selama hamil Ngidam, kadang-kadang demam dan lemas
c. Riwayat terkena sinar tidak ada
d. Kenaikan berat badan selama kehamilan 2 kg
e. Imunisasi 2 kali
f. Golongan darah Ibu : lupa /golongan darah ayah : A
ii. Natal
a. Tempat melahirkan di Puskesmas oleh bidan
b. Lama dan jenis persalinan : Spontan/normal
c. Penolong persalinan Dokter Kebidanan
d. Tidak ada komplikasi selama persalinan ataupun setelah persalinan
(sedikit perdarahan daerah vagina).
27
3.Merangkak : belum
4. Berdiri : belum
5. Berjalan : belum
6. Senyum kepada orang lain pertama kali : lupa
7. Bicara pertama kali : belum
8. Berpakaian tanpa bantuan : masih di bantu ibunya secara penuh
VIII. Riwayat Nutrisi
a. Pemberian ASI
1. Pertama kali di susui : satu jam setelah lahir
2. Cara Pemberian : Setiap Kali menangis dan tanpa menangis
3. Lama Pemberin : 15-20 manit
4. Diberikan sampai usia : sampai saat ini
b. Pemberian Susu Formula : Tidak pernah diberikan susu formula hanya ASI
c.Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini :
U s i a Jenis Nutrisi Lama Pemberian
1. 0 - saat ini Asi Masih berlangsung saat ini
X. Riwayat spiritual
1. Anggota Keluarga tidak taat melaksanakan ibadah
2. Kegiatan keagamaan : jarang mengikuti kegiatan keagamaan
b. Cairan
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Jenis minuman ASI Tidak ada
2. Frekwensi minum Setiap kali haus Sering
3. Kebutuhan cairan Tidak diketahui Tergantung
4. Cara pemberian ASI Infuse
d. Istirahat/Tidur
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Jam tidur
Siang 12.00 – 14.00 Jam 14.00-15.00
Malam Jam 20.00- 06.00 Jam 21.00-7.30
2. Pola tidur Tidur dilaksanakan padaTidur dilaksanakan
siang dan malam hari pada siang dan
Menyusu malam hari
3. Kebiasaan sebelum Menyusu
tidur Gelisah Sering terbangun
4. Kesulitan tidur karena popoknya
basah oleh feses.
f.Personal Hygiene
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Mandi
Cara Dikerjakan oleh orangTidak pernah mandi
tua hanya dilap badan
1 x sehari/melap
frekwensi 2 x sehari badan
alat mandi Sabun Pake air hangat
2. Cuci rambut Kadang-kadang belum pernah
frekwensi Tidak menentu dilakukan
Cara Dikerjakan oleh orang
3. Gunting kuku tua belum pernah
frekwensi Setiap kali kukudilakukan
terlihat panjang
Cara Di kerjakan oleh orang
Gosok gigi tua
Frekwensi Belum pernah
Cara Setiap kali mandi dilakukan
Dikerjakan oleh orang
tua
HASIL LABORATORIUM
36
NILAI
JENIS PEMERIKSAAN HASIL
NORMAL
37
ANALISA DATA
38
28/10/2020 DS :
o Ibu klien mengatakan anaknya Bersihan jalan nafas
Kandidiasis
batuk-batuk dan sesak tidak efekti
Menginfeksi bronkus
DO :
↓
o Klien selama di RS nampak
Aktivitas bronkus
batuk terus dan gelisah
berkurang
nampak sesak sesak
↓
o Tanda-tanda vital:
Penumpukan sekret
Suhu : 38,5 º C
↓
Nadi : 120x/m
Batuk inefektif
Pernafasan : 28x / m
TD : 95/60 mmHg
DS :
o Ibu klien mangatakan anaknya
Kuman mengeluarkan Hipertermi
demam terus-menerus
endotoksin
DO :
↓
o Klien nampak teraba
Merangsang
panas dengan suhu 38,5 0C,
pengeluaran zat pirogen
Nadi : 120x/m, P :
oleh leukosit pada
28x / m dn TD : 95/60 mmHg
jaringan yg meradang
39
↓
Melepas zat IL-1,
↓
prostaglandin E2
(pirogen leukosi &
pirogen endokrin
↓
Mencapai hipotalamus
(set point)
DS :
o ibu klien mengatakan, klien kandidiasis Ketidakseimbangann
tidak mau makan/malas ↓ utrisi :
makan Lesi oral kurangdarikebutuhan
o Ibu klien mengatakan anaknya ↓ tubuh
susah menelan akibat luka- Ketidakmampuan
luka pada mulutnya menyusu
DO : ↓
o Klien nampak cengeng Perubahan indra
bila inbin diberi makan dan pengecap
porsi makannya tidak habis ↓
serta BB turun menjadi 20 kg Menurunkan keinginan
dari 25kg.Inter menyusu
40
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TGL.
NO TGL.
MASALAH/DIAGNOSA TERATASI
DX. DITEMUKAN TTD
4.
41
RENCANA KEPERAWATAN
3 Ketidakseimbangan Setelahdilakukantindakankeperawat
nutrisi: anselama 1x24 jam, Awasi masukan dan berat
kurangdarikebutuha diharapkankebutuhannutrisiklienme badan sesuai indikasi Untuk meningkatkan Mi
ntubuhberhubungan njadiseimbang, dengankriteriahasil: Berikan perawatan oral nafu makan yang ka
dengandengan 1. Intake makanan lewat mulut Hindari makanan yang sesuai pada klien
kekambuhan klien menunjukkan sangat panas/dingin Untuk merawat oral
43
penyakit, diare, sepenuhnya adekuat Timbang berat badan sesuai klien menjadi lebih
kehilangan nafsu 2. Pertumbuhan klien indikasi baik
makan, kandidiasis menunjukkan sebagaian Kolaborasi dengan ahli gizi Untuk menhidari
oral besar adekuat untuk memberikan makanan penurunan nafsu
yang mudah dicerna makan pada klien
Untuk memastikan
makanan yang sesuai
untuk klien.
44
Suhu :36°c
Tekan nadi normal
(100x/Menit)
45
Ketidakseimbangannutrisi: Mika
kurang dari kebutuhan Mengawasi masukan dan berat
tubuh berhubungan badan sesuai indikasi pada klien
dengan kekambuhan Berikan perawatan oral
penyakit, diare, Menganjurkan ibu untuk member
kehilangan nafsu makan, makanan pada bayi yang sangat
kandidiasis oral panas/dingin
Timbang berat badan sesuai
indikasi
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
memberikan makanan yang mudah
dicerna
Hasil :
Intake makanan lewat mulut klien
menunjukkan sepenuhnya adekuat
Pertumbuhan klien menunjukkan
sebagaian besar adekuat
BB naik 1,5 kg
CATATAN PERKEMBANGAN
46
hipertermi berhubungan S :
dengan pelepasan pyrogeno Keluarga ps menerima Hilda
1. Suhu :36°c
2. Nadi 100x/menit
47
A:
o Masalah hipertermi
dengan proses pelepasan
pyrogen dari hipotalamus
sekunder terhadap reaksi
antigen dan antibody 3
sudah teratasi
P:
5. Intervensi dihentikan
Mika
Ketidakseimbangannutrisi: S :
kurang dari kebutuhano Ibu klien mengatakan bahwa
tubuh berhubungan menerima dan memahami
dengan kekambuhan apa yang di sampaikan oleh
penyakit, diare, perawat
kehilangan nafsu makan, O :
kandidiasis oral Ibu klien tampak
melakukan apa yang
telah di beritahu oleh
perawat
BB klien naik 1,5 kg
(5kg->6,5kg)
Intake makanan lewat
48
mulut klien
menunjukkan
sepenuhnya adekuat
Pertumbuhan klien
menunjukkan sebagaian
besar adekuat
A:
o Masalah ketidak seimbangan
nutrisi, kurangnya
kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan
kekambuhan penyakit, diare,
kehingan nafsu makan serta
kandidiasis oral sudah
teratasi
P:
intervensi di hentikan
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan
Lahirnya Millenium Development Goals tahun 2000 di New York
merupakan komitmen pemimpin dunia untuk mempercepat pembangungan
manusia dan pemberantasan kemiskinan. Namun di Indonesia, tujuan MDGs
dikembangkan dan diklasifikasikan menjadi delapan, antara lain: menurunkan
angkan kematian anak serta memerangi HIV/AIDS (Indriyani, Dian dan Asmuji,
2014:18). Penularan HIV ke Bayi dan Anak, bisa dari ibu ke anak, penularan
melalui darah, penularan melalui hubungan seksual (pelecehan seksual pada
anak).
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang
sistem kekebalan tubuh yang selanjutnya melemahkan kemampuan tubuh
melawan infeksi dan penyakit. Obat atau metode penanganan HIV belum
ditemukan. Patofisiologi HIV (human immunodeficiency virus) dimulai dari
transmisi virus ke dalam tubuh yang menyebabkan infeksi yang terjadi dalam 3
fase: serokonversi, asimtomatik, dan acquired immunodeficiency
syndrome (AIDS).
Tanpa pengobatan, infeksi HIV berkembang menjadi AIDS dalam waktu
kurang lebih 10 tahun, dengan kematian menyusul dalam waktu tiga tahun setelah
timbulnya AIDS. Dengan pengobatan yang tepat, usia 20 tahun dengan infeksi
HIV diperkirakan dapat hidup hingga usia 71 tahun. Peningkatan harapan hidup
yang dramatis ini menekankan perlunya diagnosis dan pengobatan dini.
3.2 Saran
Transmisi penularan HIV pada anak disominasi akibat penularan dari ibu
ke anak, sehingga untuk memutuskan mata rantai HIV pada anak, peranan
berbagai tim kesehatan sangat mengingat anak sebagai generasi lanjutan yang
sangat diperlukan untuk berlangsungnya proses regenerasi, sehingga tim
kesehatan terkhususnya, harus memberikan perhatian khusus pada kasus tersebut.
Salah satu upaya nyata adalah memberikan edukasi kepada masyarakat luas,
terutama ibu hamil agar malakukan pemeriksaan deteksi HIV. Dan mengkonsumsi
ART apabila positif HIV. Serta Sectio Caesaria saat partus.
49
DAFTAR PUSTAKA
https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/hivaids/infeksi-hiv-pada-
anak/#gref
https://www.tokopedia.com/blog/penyebab-penularan-hiv-aids-hlt/\
https://search.yahoo.com/search?
fr=mcafee&type=E210US91215G91355&p=patofisiologi+hiv
https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/hiv/patofisiologi
https://catatanmini.com/hiv-aids/
https://www.medicinenet.com/hiv_treatment_drugs_prognosis_and_preve
ntion/views.htm
Abdulloh, Abu Isa. Ringkasan Syarah Arba’in An-Nawawi - Syaikh Shalih Alu
Syaikh Hafizhohulloh. http://muslim.or.id (2 November 2014).