Kelas/Semester : XII
Alokasi Waktu : 4 JP (4 x 30 menit)
ISI MATERI :
Struktur dan Tata
Nama
Isomer
Sifat dan
Kegunaan
Identifikasi gugus
fungsi
A. Kompetensi Inti (KI)
C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menentukan nama senyawa alkohol dan senyawa eter
2. Peserta didik dapat menghubungkan rumus struktur senyawa alkanol dengan sifat fisika dan
sifat kimianya
3. Peserta didik dapat menghubungkan rumus struktur senyawa alkoksi alkana dengan sifat
fisika dan sifat kimianya
4. Peserta didik menentukan isomer fungsi dari senyawa alkanol dan senyawa alkoksi alkana
5. Peserta didik menentukan kegunaan dari senyawa alkanol dan senyawa alkoksi alkana
berdasarkan sifat-sifatnya.
D. Materi Pembelajaran
Prasyarat Materi:
Masih ingatkah kalian
dengan macam-macam
senyawa hidrokarbon dan
kegunaannya yang telah
Materi Pembelajaran Reguler dipelajari di kelas XI!
Aktivitas Siswa
Perhatikan gambar di samping!
Pernahkah kalian mengalami luka? Produk apa yang biasanya kalian
gunakan untuk membersihkan luka tersebut selain air? Apa yang kalian
rasakan ketika produk tersebut dioleskan ke tangan atau bagian tubuh
kalian? Biasanya kita akan merasakan adanya sensasi dingin, apakah zat
kimia yang menyebabkan terjadinya sensasi dingin tersebut?
Gambar 1 Pengobatan luka
OH
H3C CH2 CH CH2OH 2-metil-1-butanol
4 3 2 1
CH3
Cl CH2 CH2 CH2OH 3-kloro-1-propanol
3 2 1
b. Alkoksi Alkana (Eter)
Eter mengandung gugus fungsi −O−. Eter dapat dipandang sebagai turunan alkohol
yang atom H pada –OH diganti dengan gugus alkil (R’). Senyawa eter sering diberi nama
dengan nama umum, yaitu dengan menyebutkan nama gugus-gugus alkil yang diikat oleh
atom O diikuti kata eter. Jika dua gugus alkilnya sama, sering diawali dengan kata di
(terkadang tidak dengan awalan di). Dalam sistem IUPAC, eter diberi nama sebagai
alkoksialkana. Beberapa contohnya dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini:
Tabel 2 Beberapa Contoh Alkoksi Alkana (Eter) dan Penamaannya
Struktur Nama IUPAC Nama Umum
CH3−CH2−CH2−O−CH3 Metoksi propana metil propil eter
CH3−CH2−O− CH2−CH3 Etoksi etana Dietil eter
H3CCHCH2 CH2 CH3 2-metoksi pentana
OCH3
CH3OCH2CH2OCH3 1,2-dimetoksi etana
Catatan:
1. Rantai alkoksi lebih pendek dari rantai alkana
2. Memberi nomor 1 dimulai dengan atom C pada rantai induk yang mengikat gugus –O–
2. Isomer
a. Isomer Kerangka
Isomer rangka, yaitu isomer yang disebabkan oleh perbedaan kerangka karbonnya.
Contoh:
CH3−CH2−CH2−CH2−OH 1-butanol
H3C CH CH2 OH 2-metil-1-propanol
CH3
b. Isomer Posisi
Isomer posisi, yaitu isomer yang disebabkan oleh perbedaan posisi (letak) gugus fungsi.
Contoh:
Propanol (C3H7OH) mempunyai isomer posisi gugus –OH, yaitu
CH3−CH2−CH2−OH 1-propanol
H3C CH CH3 2-propanol
OH
c. Isomer Gugus Fungsi
Isomer gugus fungsi, yaitu isomer yang disebabkan oleh perbedaan gugus fungsinya.
Alkohol (ROH) berisomer gugus fungsi dengan eter (R−O−R)
Contoh C2H6O
Sebagai alkohol : CH3−CH2OH etanol
Sebagai eter : CH3−O−CH3 metoksi metana atau dimetil eter
d. Isomer Optik
Untuk mempelajari isomer optik tidak terlepas dari atom C asimetrik. Atom C asimetrik
adalah atom C yang terikat pada empat macam gugus atom yang berbeda.
Berdasarkan sifat-sifat pada tabel 3, maka kegunaan senyawa alkanol dan senyawa alkoksi
alkana diuraikan pada tabel 4 di bawah ini:
Tabel 4 Kegunaan Senyawa Alkanol dan Senyawa Alkoksi Alkana
Kelompok Senyawa Nama Senyawa Rumus Senyawa Kegunaan
Alkanol (Alkohol) Metanol CH3OH 1. Bahan bakar alternatif
2. Pelarut senyawa
organik
Etanol C2H5OH 1. Bahan bakar (spiritus)
2. Antiseptik
Kelompok Senyawa Nama Senyawa Rumus Senyawa Kegunaan
Etilena glikol CH2(OH)CH2OH Bahan antibeku pada
radiator mobil
Gliserol CH2(OH)CH(OH) CH2OH Bahan baku lotion
Alkoksi Alkana Dieti Eter C2H5OC2H5 1. Obat bius dalam
(Eter) operasi (anestesi)
2. Pelarut senyawa
organik
Metil ters-butil CH3OC(CH3)3 Zat untuk menaikkan
eter (MTBE) bilangan oktan bensin
H+
RCOOH + R'OH RCOOR' + H2O
H
R C CH3
4) Alkohol primer dapat dioksidasi (misalnya oleh kalium dikromat, K2Cr2O7) menjadi
aldehida (RCHO). Jika oksidasi dilanjutkan, menjadi asam karboksilat. Reaksinya yaitu
sebagai berikut:
O
3 RCH2OH + Cr2O72- + 8 H+ 3( R C H ) + 2 Cr3+ + 7 H2O
o
1 Alkohol Oranye-merah Hijau
K2Cr2O7
R-COOH
Asam karboksilat
Pembuatan Bioetanol
Penelitian bioetanol sudah banyak dilaksanakan serta dipublikasikan dengan maksud
menambah referensi tentang pembuatan bioetanol dari berbagai macam bahan baku yang
bersumber dari alam. Adapun pembuatan-pembuatan tersebut adalah:
1. Pembuatan Etanol dengan Bahan Baku Jagung
Pembuatan etanol dengan bahan baku jagung dilakukan dengan cara menghidrolisis
jagung menjadi glukosa (sebelum dihidrolisis jagung terlebih dahulu dihaluskan),
kemudian larutan hidrolisat difermentasi menggunakan Sacharomyces cereviceae dengan
penambahan gula. Dari percobaan tersebut diperoleh hasil etanol kadar 63,97% untuk
penambahan gula 10%, 64,68% untuk penambahan gula 15% dan 83,39% untuk
penambahan gula 20% pada proses fermentasi. Dari 100 gr jagung dengan waktu
fermentasi 2 minggu dan suhu distilasi 80o C dihasilkan etanol dengan kadar 63 %
sampai 83%.
2. Pembuatan Alkohol dari Ampas Tepung Tapioka
Proses pembuatan alkohol dari ampas tepung tapioka dilakukan dengan cara
menghidrolisis 100 gr ampas menggunakan 1 liter air yang kemudian dipanaskan sampai
menjadi bubur lalu dibiarkan selama 1 dan 2 hari. Ampas tepung tapioka masih
mengandung pati sebesar 3,6 gr. Setelah dihidrolisis selama 1 hari dihasilkan glukosa
sebesar 2,79 gr dan 2 hari sebesar 2,93 gr. Glukosa ini kemudian difermentasi pada pH 6
dan suhu 30o C dengan penambahan 1 gr ragi tape dan dibiarkan selama 2, 3, dan 4 hari.
Larutan hasil fermentasi didistilasi pada suhu 80-90o C selama kurang lebih 3 jam.
3. Pembuatan Bioetanol dari Tepung Talas (Colocasia esculenta (L.) Schott)
Pembuatan bioetanol dari tepung talas melalui proses hidrolisa dengan katalisator asam
(HCl) 0,3 N dan konsentrasi 20% tepung dan 25% tepung. Hasil glukosa yang diperoleh
dianalisa dengan metode Lane Eynon. Pada proses hidrolisis dengan katalis asam (HCl)
0,3 N konsentrasi 20 % tepung diperoleh yield 84,5 % sedangkan pada konsentrasi 25 %
tepung diperoleh yield 76,96 %. Pada proses fermentasi digunakan yeast Sacharomyces
Cereviceae pada suhu 30 °C dan pH 5. Terhadap larutan hasil fermentasi dilakukan proses
distilasi untuk memurnikan etanol.
Sumber:https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/15974/MzEwNjQ=/Pembuatanbioetanol-
dari-kulit-singkong-abstrak.pdf