Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PELAKSANAAN

DESA SIAGA GEMERLAP BERSAMA PERCONTOHAN


DI DESA CARAT KECAMATAN GEMPOL TAHUN 2020

Oleh :
TIM PEMBINA PENGEMBANGAN DESA SIAGA
DESA CARAT KECAMATAN GEMPOL
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Ilahi Robbi yang telah melimpahkan rahmat,
taufik dan hidayahNya, sehingga pelaksanaan kegiatan Desa Siaga Gemerlap Bersama
Percontohan di Desa Carat Kecamatan Gempol Tahun 2020 berjalan dengan baik dan sukses.
Hal ini tidak terlepas dari peran serta dan partisipasi dari semua pihak yang terlibat, untuk itu
sepantasnyalah bilamana kesempatan ini kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya kegiatan ini.
Pada akhir kegiatan ini Tim Pembina Pengembangan Desa Siaga mempunyai
kewajiban untuk menyampaikan laporan dalam bentuk penyusunan Laporan Pelaksanaan Desa
Siaga Gemerlap Bersama Percontohan di Desa Carat Kecamatan Gempol Tahun 2020.
Kami yakin dan menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih sangat
jauh dari kesempurnaan dan tentunya dalam kegiatan masih terdapat kekurangan, baik yang
bersifat teknis maupun administrasi, untuk itu mohon saran dan kritik yang membangun dari
semua pihak demi perbaikan dan kesempurnaan kegiatan ini di masa mendatang.

Ketua
Tim Pembina Pengembangan Desa Siaga
Desa Carat Kecamatan Gempol

Sulisetyowati, Amd, Keb.


DAFTAR ISI

Halaman Judul ………………………………………………………………………………… i


Daftar Isi …………………………………………………………………………...…………. ii
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang …………………………………………………………………..
I.2. Tujuan ………………………………………………………..
I.3. Dasar Hukum …………………………………………………
BAB II GAMBARAN UMUM DESA
II.1 Data Geografi ………………………………………………..
II.2 Data Demografi ………………………………………………
II.3 Sarana dan Prasarana Kesehatan ……………………………..
BAB III PELAKSANAAN DESA SIAGA GEMERLAP BERSAMA PERCONTOHAN
III.1 Survey Mawas Diri (SMD) …………………………………..
III.2 Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) ……………………
BAB IV PENUTUP
IV.1Kesimpulan ………………………………………………………….
IV.2Saran ………………………………………………………………...
Lampiran Hasil Rekapitulasi Kartu Kesehatan Keluarga (K3) …………………….
Dokumentasi Kegiatan ……………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Visi pembangunan nasional tahun 2005-2025 sebagaimana ditetapkan dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 adalah “INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU,
ADIL DAN MAKMUR”. Untuk mewujudkan visi tersebut ditetapkan 8 (delapan) arah
pembangunan jangka panjang, yang salah satunya adalah mewujudkan bangsa yang berdaya
saing.
Untuk mewujudkan bangsa yang berdaya saing, salah satu arah yang ditetapkan
adalah mengedepankan pembangunan sumber daya manusia, yang ditandai dengan
meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Unsur-unsur penting bagi peningkatan
IPM adalah derajat kesehatan, tingkat pendidikan dan pertumbuhan ekonomi. Derajat
kesehatan dan tingkat pendidikan pada hakikatnya adalah investasi bagi terciptanya sumber
daya manusia berkualitas, yang selanjutnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan
menurunkan tingkat kemiskinan. Dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya, pembangunan kesehatan harus diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Oleh sebab itu, pembangunan
kesehatan dalam beberapa kurun waktu ke depan harus lebih diarahkan kepada beberapa hal
prioritas tersebut.
Permbangunan kesehatan juga tidak terlepas dari komitmen Indonesia sebagai
warga masyarakat dunia untuk ikut merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals
(MDGs) dan Suistable Development Goals (SDGs). Dalam MDGs tersebut, kesehatan dapat
dikatakan sebagai unsur dominan, karena dari delapan agenda MDGs lima diantaranya
berkaitan langsung dengan kesehatan, dan tiga yang lain berkaitan secara tidak langsung. Lima
agenda yang berkaitan langsung dengan kesehatan itu adalah Agenda ke-1 (Memberantas
kemiskinan dan kelaparan), Agenda ke-4 (Menurunkan angka kematian anak), Agenda ke-5
(Meningkatkan kesehatan ibu), Agenda ke-6 (Memerangi HIV dan AIDS, malaria, dan
penyakit lainnya), serta Agenda ke-7 (Melestarikan lingkungan hidup). Sedangkan SDGs
sebagai kelanjutan dari MDGs mengupayakan agenda-agenda MDGs yang sudah tercapai tetap
dipertahankan dan mencapai agenda yang belum selesai.
Berkaitan dengan hal tersebut, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa pembangunan kesehatan harus
ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat masyarakat
yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomis. Setiap orang berhak atas kesehatan atas kesehatan dan
setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang
kesehatan. Namun disamping itu, setiap orang juga tidak luput dari kewajiban-kewajiban di
bidang kesehatan.
Salah satu program pemerintah yang mendukung upaya peningkatan IPM dan
pencapaian MDGs adalah program Pengembangan Desa/Kelurahan Siaga. Sebagaimana
diketahui, Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) menetapkan bahwa pada tahun 2020 sebanyak
98 % desa telah menjadi Desa Siaga Aktif dan 17 % Desa Siaga Aktif Puri (Purnama
Mandiri). Desa/Kelurahan Siaga Aktif adalah desa atau yang disebut dengan nama lain atau
kelurahan, yang :
1. Penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar yang
memberikan pelayanan setiap hari melalui Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau sarana
kesehatan yang ada di wilayah tersebut seperti, Pusat Kesehatan Masyarakat Pembantu
(Pustu), Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) atau sarana kesehatan lainnya.
2. Penduduknya mengembangkan UKBM dan melaksanakan surveilans berbasis masyarakat
(meliputi pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan dan perilaku),
kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana, serta penyehatan lingkungan sehingga
masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Pelaksanaan Desa/Kelurahan Siaga di Kabupaten Pasuruan disinergiskan dengan
program daerah yang disebut Desa Siaga Gemerlap Bersama (Gerakan Membudayakan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Masyarakat).

I.2. Tujuan
1. Tujuan Umum
Percepatan terwujudnya masyarakat desa dan kelurahan yang peduli, tanggap dan mampu
mengenali, mencegah serta mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi secara
mandiri, sehingga derajat kesehatannya meningkat.
2. Tujuan Khusus
a. Mengembangkan kebijakan pengembangan desa/kelurahan siaga aktif di setiap tingkat
pemerintahan
b. Meningkatkan komitmen dan kerjasama semua pemangku kepentingan desa/kelurahan
untuk Pengembangan desa/kelurahan siaga aktif
c. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar di desa/kelurahan
d. Mengembangkan UKBM yang dapat melaksanakan surveilans berbasis masyarakat
(meliputi pemantauan penyakit, kesehatan ibu, pertumbuhan anak. Lingkungan dan
perilaku), penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan, serta penyehatan
lingkungan
e. Meningkatkan ketersediaan sumber daya manusia, dana maupun sumber daya lain, yang
berasal dari pemerintah, masyarakat, dan swasta/dunia usaha untuk pengembangan
desa/kelurahan siaga aktif
f. Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga di
desa/kelurahan
I.3. Dasar Hukum
Pengembangan desa/kelurahan siaga aktif dilaksanakan dengan mengacu kepada
peraturan perundang-undangan sebagai berikut :
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit
Menular
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit
Menular
5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 tentang Desa
6. Peraturan Pemerintah Nomor 73 tahun 2005 tentang Kelurahan
7. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2005
dan Nomor 1138 /MENKES/PB/VIII/2005 tentang Penyelenggaraan Kabupaten/Kota
Sehat
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader Pemberdayaan
Masyarakat
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar
Pusat Kesehatan Masyarakat
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 564/Menkes/SK/VIII/2006 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/Menkes/SK/V/2009 tentang Sistem Kesehatan
Nasional
12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 267/Menkes/SK/II/2010 tentang Penetapan
Roadmap Reformasi Kesehatan Masyarakat
13. Keputusan Bupati Pasuruan tentang Kelompok Kerja Operasional Desa Siaga Aktif
Kabupaten Pasuruan Tahun 2020
BAB II
GAMBARAN UMUM DESA

II.1 Data Geografi


a. Luas Wilayah
Desa Carat merupakan salah satu desa di Kecamatan Gempol Kabupaten
Pasuruan yang terletak di dataran rendah pada koordinat 7°35’47.76″ LS dan
112°41’9.24″ BT dengan luas 4,44 Km2 
Kelurahan Carat terdiri dari dua dusun, yaitu Dusun Carat dan Dusun Raos Baru. Pusat
pemerintah Desa Carat terletak di Dusun Carat RT 003 RW 003. Jumlah penduduk
Desa Carat berdasarkan catatan BPS Kabupaten Pasuruan 2014 yaitu sebanyak 5.895
jiwa dengan kepadatan sebesar 1.329 Jiwa/Km2

b. Letak Geografis
Desa Carat secara geografis berbatasan langsung dengan wilayah, sebagai
berikut:

Sebelah Utara              : Desa Kebon Agung, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo


Sebelah Timur             : Desa Kejapanan, Kecamatan Gempol
Sebelah Selatan           : Desa Bulusari, Kecamatan Gempol
Sebelah Barat              : Desa Watukosek, Kecamatan Gempol

c. Dusun
1) Dusun Carat
2) Dusun Raos Baru

II.2 Data Demografi


a. Jumlah KK
Desa Carat memiliki jumlah total KK sebesar 1776 KK yang tersebar di 2 dusun yaitu
Dusun Carat Dan Dusun Raos Baru.

b. Jumlah Penduduk
1. Laki-laki : 3112 Jiwa
2. Perempuan : 3182 Jiwa

II.3 Sarana dan Prasarana Kesehatan


a. Jumlah Posyandu Balita : 4 Pos
b. Jumlah Posyandu Lansia : 1 Pos
c. Jumlah Polindes : 1 Polindes
d. Jumlah Poskestren :-
e. Jumlah Toga :-
f. Jumlah Poskesdes : 1 Poskesdes
g. Jumlah Batra :-
h. Jumlah Kader Posyandu Balita : 20 Orang

BAB III
PELAKSANAAN DESA SIAGA GEMERLAP BERSAMA PERCONTOHAN

III.1 Survey Mawas Diri (SMD)


a. Tanggal pelaksanaan : 1, 3, 4, 5 dan 7 September 2020
b. Petugas survey : Kader Desa Carat
c. Jumlah petugas survey : 5 orang
d. Jumlah total RT : 1776 RT
e. Jumlah RT yang disurvey : 500 RT
f. Jumlah RT sehat : 218 RT ( 44 %)
g. Jumlah RT tidak sehat : 282 RT ( 56 %)
h. Pencapaian indikator :
1. Persalinan nakes : 100 %
2. ASI eksklusif : 100 %
3. Menimbang bayi & balita : 100 %
4. Tersedia air bersih : 100 %
5. Cuci tangan dengan air bersih dan sabun : %
6. Tersedia jamban : 100 %
7. Memberantas jentik di rumah : 100 %
8. Makan sayur & buah : 100 %
9. Aktivitas fisik tiap hari : 100 %
10. Tidak merokok dalam rumah : 36 %
i. Prioritas masalah :
1. Rumah Tangga sehat
2. Tidak merokok dalam rumah
3. Wajar Dikdas

III.2 Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)


a. Tanggal pelaksanaan : 15 Oktober 2020
b. Tempat pelaksanaan : Balai Desa Carat
c. Pukul : 08.00 - Selesai
d. Unsur peserta : Pemerintah Desa, LPM, Tokoh Masyarakat dan Kader
e. Permasalahan yang dibahas: Rumah Tangga Sehat, Tidak Merokok didalam Rumah,
Wajar Dikdas
f. Hasil pembahasan :
1) Rumah Tangga sehat : Peningkatan dengan budidaya tanaman seperti buah dan
sayur yang cocok serta mudah untuk dikembangkan di Desa Carat dengan
melakukan koordinasi bersama pihak dinas pertanian, mengembangkan TOGA
(Tanaman Obat Keluarga) di tiap rumah bekerjsama dengan pemegang program
Yankestrad Puskesmas.
2) Tidak merokok didalam rumah : Perokok aktif di dominasi bukan hanya dari
kalangan dewasa namun, sudah meluas pada kalangan remaja yang dipengaruhi
oleh aktivitas yang tidak terlalu aktif dan ditambah dengan adanya libur sekolah
akibat pandemi Covid-19 menjadikan anak fokus hanya dengan gadget dan
merokok.
3) Wajar Dikdas : Wajar dikdas mayoritas didominasi dengan usia 40 – 60 tahun.
Pihak desa dan LPM berencana melakukan pendataan dan bekerjasama dengan
Dinas Pendidikan untuk tindak lanjut agar lebih produktif.
g. Rencana tindak lanjut : DIRUMUSKAN DALAM BENTUK 5W + 1 H
BAB IV
PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
Permasalahan yang ditemukan di Desa Carat Kecamatan Gempol saat dilaksanakan
MMD pada tanggal 15 Oktober 2020 yaitu :
1. Rumah Tangga Sehat
2. Tidak merokok di dalam rumah
3. Wajar Dikdas

IV.2 Saran
Permasalahan tersebut diatas bisa diselesaikan dengan koordinasi bersama lintas
sektor (Desa, Kecamatan dan Kabupaten) dengan baik serta peran aktif masyarakat yang
baik akan sangat membantu dalam penyelesaian masalah tersebut.
Lampiran Hasil Rekapitulasi Kartu Kesehatan Keluarga (K3)
Desa : Carat
Kecamatan : Gempol
Dokumentasi Kegiatan SMD
Dokumentasi Kegiatan MMD
Rencana Tindak Lanjut
No. Masalah yang ditemukan Kegiatan Sasaran Penanggung Jawab Sumber daya Waktu

1. Rumah Tangga sehat : Peningkatan Pembuatan budidaya Seluruh warga desa Kaur Pemerintahan Dana Desa Bulan Maret
dengan budidaya tanaman seperti buah
tanaman berupa sayur, dan Pembina Desa
dan sayur yang cocok serta mudah untuk
buah dan TOGA di
dikembangkan di Desa Carat dengan
melakukan koordinasi bersama pihak tiap rumah
dinas pertanian, mengembangkan TOGA
(Tanaman Obat Keluarga) di tiap rumah
bekerjsama dengan pemegang program
Yankestrad Puskesmas.

2. Tidak merokok didalam rumah : Perokok Mengembangkan Seluruh warga desa Kepala Dusun dan Dana Desa Bulan Maret
aktif di dominasi bukan hanya dari
kembali kegiatan tenis Carat terutama laki- RT/RW setempat
kalangan dewasa namun, sudah meluas
meja dengan laki usia remaja
pada kalangan remaja yang dipengaruhi
oleh aktivitas yang tidak terlalu aktif dan menambah lokasi
ditambah dengan adanya libur sekolah
serta saran dan pra
akibat pandemi Covid-19 menjadikan
sarana
anak fokus hanya dengan gadget dan
merokok.

3. Wajar Dikdas : Wajar dikdas mayoritas Pendataan untuk Seluruh warga Desa Kepala Desa Carat Dana Desa Bulan Maret
didominasi dengan usia 40 – 60 tahun.
selanjutnya Carat
Pihak desa dan LPM berencana
merencanakan
melakukan pendataan dan bekerjasama
dengan Dinas Pendidikan untuk tindak kegiatan yang tepat
lanjut agar lebih produktif.
untuk menambah

produktivitas warga

yang belum Wajar

Dikdas

Anda mungkin juga menyukai