DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD RAFI’
18505241010
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI
Judul Laporan PI
Muhammad Rafi’
18505241010
Menyetujui/Mengesahkan :
__________________ ________________
NIP. ………………………
______________________. _______________
NIP. NIP.
BAB I
Latar Belakang
Kuliah merupakan tempat dimana seseorang diajarkan mengenai ilmu,
teori, dan teknik akan suatu hal tertentu yang proses pembelajarannya bisa
dikatakan berada pada tingakt yang lebih lanjut. Teori atau ilmu yang ada pada
kuliah ini juga sudah sangat jelas terlihat implementasi atau korelasinya terhadap
dunia kerja, jika dibandingkan pada pendidikan di jenjang sebelumnya seperti
SMK atau bahkan SMA. Dalam dunia perkuliahan para mahasiswa tidak hanya
dituntut untuk mampu memahami teori-teori tersebut tetapi juga mampu
melasanakannya secara langsung, oleh karenanya didalam SKS setiap semester
terdapat mata kuliah praktek. Selain kedua hal penting di atas, masih terdapat hal
lain yang perlu diperhatikan yaitu pengalaman. Pengalaman dalam dunia
pekerjaan sangat diperlukan mahasiswa unutk lebih mematangakan ilmu, teknik,
dan metode yang telah didapat selama proses perkuliahan, seperti bagaiamana
penyesuaian tekniknya, improvisasi terhadap keadaannya, korelasinya dan lain-
lain, karena seperti yang banyak orang katakan teori tanpa praktek ibarat tong
kosong sedangkan praktik tanpa teori itu tidak ada manfaatnya. Harold Anthony
dan Lloyd (2016).
Program Studi Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultak Teknik
Universitas Negerti Yogyakarta mewajibkan peserta didik untuk mengikuti
praktik industri, sehingga dapat belajar dan mendapatkan pengalaman kerja secara
langsung di lokasi proyek terkait. Untuk mengambil kegiatan praktik industri ini
peserta didik wajib telah mengikuti pembekalan PI , dan telah menyeselesaikan
jumlah SKS tertentu. Praktik Industri ini akan dilaksanakn selama 330 jam.
Pemilihan lokasi Praktik Indsutri diserahkan langsung kepada masing-
masing kelompok peserta didik, yang selanjutnya mengikuti persetujuan dari
pihak Universitas. Untuk pemilihan lokasi, kami berempat setuju untuk berada di
Proyek Pembanguna Jembatan Karanggayam yang berlokasi di …… . Alasan
pertama karena diantara tiga lokasi yang telah kami temui proyek Jembatan
Karanggayam ini berada paling dekat dengan lokasi tempat tinggal kami,
dibanding pada proyek rel kereta api yang berada pada Jalan Wates-Purworejo,
Alasan kedua karena banyaknya jumlah PKL yang sudah masuk, Proyek
Jembatan Karanggayam waktu itu ada 10, Proyek Jembatan Kedungjati 20.
Tujuan Praktik Kerja
1. Memenuhi persyaratan mata kuliah wajib Praktik Kerja Program Studi
Pendidikan Tekni Sipil dan Perencanaan
2. Mahasiswa dapat mengetahui secara jelas ondisi pada suatu pekerjaan
konstruksi jembatan
3. Mahasiswa dapat mengetahui persamaan dan perbedaan mengenai teori
yang telah diajarkan selama kuliah dengan keadaan nyata yang ada
pekerjaan proyek.
4. Mahasiswa dapat memahami proses atau track record pelaksanaan proyek
konstruksi jembatan
5. Mahasiswa dapat mengetahui hambatan apa saja yang /mungkin terjadi
selam proses pelaksanaan proyek konstruksi jembatan
BAB II
Profil Industri
A. Manajemn Industri
Lokasi proyek
Proyek Pembagunan Jembatan Gayam berlokasi di
Sebelah Utara : Desa Pleret
Sebelah Timur :
Sebelah Barat :
Sebelah Selatan : Desa Segoroyoso
Gambar 2.1
Sumber : Google Maps 202
Data proyek
Data Umum :
Nama Proyek : Belanja modal pengadaan Jembatan Gayam
Lokasi Proyek : Kec. Pleret, Kab. Bantul
Nilai kontrak : Rp 10.951.729.982,00
Masa pelaksanaan : 200 hari kalender
No. SPP/Kontrak : 28/SP/Jembatan-Gayaam/III/2020
Tanggal : 05 Maret 2020
No SPMK : 38/SP/MK/Jembatan-Gayam/III/2020
Tanggal : 05 Maret 2020
Konsultan perencana : CV. REKA KUSUMA BUANA
Konsultan pengawas : PT. TRI PATRA KONSULTAN
Pelaksana : PT. DWI MULYO LESTARI
Data Teknis
Jenis jembatan
Kelas jembatan
Panjang total jembatan
Jumlah bentang
Lebar lalu lintas
Lebar trotoar
Jarak antar girder
Tebal pelatl lantai
Mutu baja tulangan
Mutu Beton
Organisasi proyek
Organisasi proyek merupakan sekelompok orang dengan kemampuan dan
keahlian yeang berbeda-beda yang saling berkaitan satu sama lain guna
menciptakan suatu hasil pekerjaan secara efisien dan efektif atau sesuai
kesepakan awal. Organisasi ini sangat perlu untuk dikelola secara tepat dan
penuh tanggung jawab agar proses pelaksanaan proyek dapat berjalan lancar
sesuai perencanaan. Pada proyek konstruksi jembatan ini melibatkan beberapa
pihak meliputi :
1. Pemilik proyek :
2. Konsultan perencana: CV. REKA KUSUMA BUANA
3. Konsultan pengawas : PT. TRI PATRA KONSULTAN
4. Pelaksana : PT. DWI MULYO LESTARI
5. Sub kontaktorI :
6. Sub kontaktor II :
7. Sub kontaktor III :
8. Sub kontaktor IV :
BAB III
A. Kegiatan umum mahasiswa praktik industri
1. Pelaksanaan pekerjaan konstruksi jalan
2. Pelaksanaan pekerjaan Erection
3. Pelaksanaan pekerjaan pelat lantai jembatan
4. Pelaksanaan pekerjaan pelat injak
5. Pelaksanaan pekerjaan dinding penahan tanah (retaining wall)
6. Pelaksanaan pekerjaan finishing jembatan
Suara sirene atau esejnisnya ini ketika sesuatu terjadi adalah langkah untuk
menyampaikan informasi kepada publik, harapannya adalah orang dapat
merespons informasi dengan cepat dan akurat. Kewaspadaan dan kecepatan reaksi
masyarakat diperlukan karena waktu yang sempit dari waktu ketika informasi
dirilis dengan (dugaan) kedatangan bencana. Kondisi kritis, waktu yang sempit,
bencana besar dan penyelamatan populasi adalah faktor-faktor yang memerlukan
peringatan dini.
Karena pada kasus dalam proyek Jembatan Gayam ialah berupa antisipasi
terhadap banjir maka perletakan atau pemasangan EWS terletak pada pinggiran
sungai. Pinggiran sungai ini tentunya merupakan tempat yang aman terhadap
erosi, yaitu pada proyek terdapat dinding penahan tanah sekitar 2 meter. Alasan
mengapa berada di pinggir sungai, karena system ini mendeteksi kenaikan elevasi
permukaan sungai (sungai Opak) berupa sensor tertentu, dengan output berupa
data terkirim maupun sirene.
Jenis PJU yang digunakan merupakan lampu sejeis B-LED atau D-LED 50
watt dengan warna lampu yaitu putih tentunya. Digunakan LED karena lampu
jenis ini lebih efisien dibandingkan jenis lampu lain dari banyak segi, segi hemat
listrik, pemasangan, praktis dll. Contoh keunggulan lampu tersebut seperti sudut
cakupan penerangannya yang mencapai 120 derajat dan tahan air hujan.
Marka jalan merupakan salah satu alat yang dapat mengendalikan lalu
lintas, khususnya untuk meningkatkan keamanan dan kelancaran pada sistem
jalan. Marka dan rambu lalu lintas berfungsi untuk menyampaikan informasi yang
berarti perintah, peringatan, atau juga petunjuk kepada pengguna jalan.
Marka pada jalan sepanjang 350 meter pada proyek Jembatan Gayam
terdapat dua macam jenis. Jenis marka ini dipilih karena menyesuaikan dengan
standar keadaan jalan degan antisipasi akan hal tertentu. Oleh karena itu pada
sepanjang jalan biasa digunakan marka putus-putus, setealh jalan mulai memasuki
pangkal jembatan hingga akhir pangkal jembatan diberikan marka membujur
(tanpa putus-putus) setelah itu jalan biasa kembali marka putus-putus kemudia
pada pertigaan marka membujur kembali.
Sama halnya seperti marka jalan, rambu lalu lintas yang dipasang juga
dipilih sesuai situasi kondisi jalan, guna antisipasi terhadap pencegaha kecelakaan.
Rambu lalu lintas pada proyek ini terdapat 5 buah. Pertama pada bagian utara
jalan biaa sepanjang 150 meer, pada 100 meter terdapat belokan, maka pada jarak
seblumnya diberi rambu peringatan belokan. Setelah belokan terjadi , maka
terdapat peringatan naikan karena 50meter setelahnya merupakan pangkal
jembatan berupa naikan. Setelah naik pada bentang jembatan pada bagian 30
meter bentang terdapat peringatan turunan, dan terkahir pada sepanjang turunan
pangkal jemabtan bagian selatan terdapat peringatan ada pertigaan.
Pada proyek Jembatan Gayam terdaapat tiga macam dinding penahan yang
dibangun yang masing-masingnya memiliki fungsi yang berbeda. Pertama dinding
penahan yang lebih disebut talud, yaotu yang berada pada setiap sisi jalan umum
berupa pasangan batu kali. Kedua dinding penahan tanah yang berada pada
pinggir sungai yang berfungsi menjaga tanah dari erosi sungai. Pada proyek ini
dinding penahan tanah tersebut dibuat denga total bentang 62,5 meter yang
dipusatkan pada bagian selatan. 50 meter pada bagian timur dan sisanya pada
bagian barat. Terakhir dinding penahan tanah pangkal jembatan atau lebih disebut
retaining wall. Seperti yang kita ketahui juga bahwa salah satu fungsi dinding
penahan tanah ialah dengan sengaja memebedakan suatu elevasi permukaan tanah
tertentu seperti rel kereta, dalam hal ini ialah naikan apda jembatan. Oleh krena itu
untuk menjaga perbedaan elevasi ini diperlukan retaining wall. Retaining wall
dengan DPT yang sedikit berbeda pada ketinggiiannya. Apabila DPT memiliki
tinggi yang umumnya sama sepanjang bentangya, maka retaining wall tidak
demikian. Retaining wall memiliki tinggi yang bebeda-beda, ketinggiannya selalu
naik mengikuti kenaikan jalan yang diinginkan, maka bentuknya akan tampak
seperti segitiga siku-siku.
b. Sama seperti halnya pada pekerjaan beton pada bahasan sebelumnya segala
bentuk segmen tulangan pada proyek Jembatan Gayam pada jauh-jauh hari sudah
dipotong sesuai gambar rencana. Jadi pada jadwa pelaksanaan penulangan dapat
langsung dirancang.
c. Perancangan tulangan ini dilakukan secara bertahap dari bawah ke atas
tentunya, dengan kuat dan kencang.
e. Setelah semua penulangan sudah terkondisikan sesuai standar, kuat, tepat, dan
bersih dari sesuatu yang tidak diperlukan maka dapat dipasang bekisting
c. Pada proyek Jembatan Gayam papan bekisting maupun penopang besi sudah
diukur atau disetting sesuai kebutuhan perakitan. Jadi saat tibaa jadwal
pelaksanaan bekisting pelat lantai, para pekerja hanya perlu memasangnya saja
tidak perlu memotong, mengukur, menyesuaikan ulang pada prosesnya.
h. Setelah penulangan dan bekisting sudah terkondisikan dengan tepat dan benar
sesuai perencanaan maka selanjutnya dapat dilakukan pengecoran.
b. Pengecoran pelat injak pada proyek Jembatan Gayam dilakukan dalam satu
kurun waktu yaitu sehari saja tetapi beda jangka waktu antara DPT bentang satu
dengan betang yang lain.
e. Setelah semua beton basah sudah terhampar dan rata sesuai cetakan
beksitingnya maka hal selanjutnya ialah melakukan pemeliharaan. Pemeliharaan
ini dilakukan selama 28 hari atau sesuai instruksi konsultan perencana atau
pengawas. Macam pemeliharaan dalam proyek Jemabatan Gayam ialah yang
pertama menjaga beton tetap basah dengan diesel air , secara kebetulan dalam
pengadaan air dalam proyek sangat mudah karena pada bagian bawah jembatan
merupakan sungai yang sangat lebar dan bersih. Kedua yaitu dengan karung goni
unutuk membantu kelembapan selama pemeliharaan beton.
B. Kegiatan khusus
Kegiatan khusus yang diambil pada proyek Jembatan Gayam pada
laporan ini mengenai metode pelaksanaan pekerjaan dinding penahan
tanah( retaining wall) .
1. Tinjauan Pustaka
1.1 Dinding penahan tanah
Dinding penahan tanah adalah sebuah struktur bangunan yang didesain dan
dibangun untuk menahan tekanan lateral (horisontal) tanah urug maupun tanah
asli ketika terdapat perbedaan elevasi tanah. Bangunan dinding penahan
umumnya terbuat dari bahan kayu, pasangan batu, beton hingga baja. Bahkan kini
juga sering dipakai bahan sintetis sebagai dinding penahan tanah. Faktor penting
dalam mendesain dinding penahan tanah adalah mengusahakan agar dinding
penahan tanah tidak bergerak, tetap diam pada posisinya yang artinya bahwa
dinding penahan tersebut tetap dapat menjaga tanah dibelakangnya tanpa
penurunan elevasi, pergeseran, maupun pengulingan. Tekanan tanah lateral di
belakang dinding penahan tanah bergantung kepada banyak faktor seperti sudut
geser dalam tanah, kohesi tanah, dan berat volume tanah. Tekanan lateral
meningkat dari atas sampai ke bagian paling bawah pada dinding penahan tanah.
Jika tidak direncanakan dengan baik, tekanan tanah akan mendorong dinding
penahan tanah sehingga menyebabkan kegagalan konstruksi serta kelongsoran.
Selain dari faktor tanah sendiri adapun beberapa faktor lain seperti berat air dan
berat benda(orang atau kendaraan).
1.4 Tanah
Beban yang sangat dominan memengaruhi struktur dinding penahan tanah
adalah berat tanah. Oleh karena itu diperlukan perhatian khusus terhadap tanah
untuk dapat merencanakan atau menganalisis suatu dinding penahan tanah. Tanah
didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat yang terikat secara kimia
satu sama lain dan dari bahan-bahan organik yang telah melapuk yang juga
disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang kosong pada agregat tersebut.
Tanah umumnya dapat disebut sebagai kerikil (gravel), pasir (sand), lanau (silt),
atau lempung (clay), tergantung pada ukuran partikel yang paling dominan pada
tanah tersebut. Tentunya dalam keadaan sesungguhnya akan sangat sulit
ditemukan suatu area dimana jenis tanah tersebut dapat serupa, seperti pada
pinggir pantai yang dominan berupa pasir (sand). Tanah yang akan ditemukan
secara umum akan berupa kombinasi antara kempat jenis tanah yang telah
disebutkan tadi, dan disetiap kedalamannya juga akan berbeda pula, semisal
seperti campuran antara pasir dan lanau atau pasir dan kerikil dan seterusnya.
Pada berbagai kombinasi jenis tanah tersebut nantinya akan berpengaruh terhadap
desain perencanaan dinding penahan tanah mulai dari mutu beton, tinggi, lebar,
dll.
Tabel 1.7
Hubungan
antara γ
sat dan γ dry
Tabel 1.8
Hubungan
nilai N-
SPT dan
Kira-kira seperti itu tabel korelasi yang secara umum digunakan dalam
perhitungan stabilitas dinding penahan tanah. Cara untuk mengkorelasikan data
diatas dapat dilakukan dengan hanya melakukan persamaan linear sederhana.
Kemudian tekait tabel mana saja yang digunakan disesuiakan terkait kebutuhan
perhitungan.
Jenis tanah, tinggi dinding dan tekanan lateral yang bekerja mempengaruhi
besarnya perpindahan dinding penahan tanah, bisa dilihat pada tabel dan grafik
berikut :
Tabel 1.11 Hubungan jenis tanah dengan tinggi dinding ( H ). (Gouw, 2009)
Jenis tanah Δx aktif
Pasir Padat 0,001H – 0,002H
Pasir Lepas 0,002H – 0,004H
Lempung keras 0,01H – 0,02H
Lempung lunak 0,02H – 0,05H
Tabel 1.12 Hubungan jenis tanah dengan tinggi dinding unutk tekanan tanah pasif(
H ). (Gouw, 2009)
Jenis tanah Δx pasif
Pasir Padat 0,005H
Pasir Lepas 0,01H
Lempung keras 0,01H
Lempung lunak 0,05H
σ h' σ h'
σ h=H . γ . K 0 atau K o = =
σ v' Z . γ '
Dimana :
σ h' = tekanan efektif arah horizontal
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa dari kanan terdapat tekanan aktif atau
bekerja tekanan aktif sebesar :
1
Ea = . H 2 . γ . K a
2
Dari kedua jenis tekanan diatas , terdapat beberapa factor yang mempengaruhinya,
seperti berat volume tanah, sudut gesek internal tanah, sudut gesek antara dinding
dan tanah, kohesi tanah, kemiringan dinding dan muka tanah, beban di atas muka
tanah, dll.
A.1 Tekana tanah lateral pada tanah non kohesif ( c = 0)
Perhitungan gaya aktif maupun pasif yang bekerja pada dinding penahan dapat
dianalisis dengan metode Rankine. Teori Rankine (1857), dalam analisis tekanan
tanah lateral menggunakan tiga asumsi yaitu pertama tanah dalam kondisi
kesetimbangan plastis (setiap elemen tanah dalam kondisi tepat akan runtuh),
kedua tanah urug dibelakang dinding penahan tanah tak berkohesi ( c = 0) dan
ketiga gesekan antara dinding DPT dan tanah urug diabaikan (δ= 0). sketsa kerja
metode Rankine untuk dinding penahan dengan urugan tanah di belakang dinding
mempunyai permukaan yang rata ditunjukkan pada Gambar 7. Sedangkan sketsa
kerja tekanan untuk dinding penahan dengan urugan tanah di belakang dinding
dengan kemiringan tertentu ditunjukkan pada Gambar 8.
Kemudian menurut Rankine besarnya tekanan tanah pasif maupun aktif keduanya
sama-sama merupakan diagram segi tiga dengan alas b, dengan nilai b sebagai
berikut :
b: H .γ . Kp
Unutk nilai Ka dan Kp yaitu merupakan suatu koefisien tekanan tanah pasif dan
aktif yang didefinisikan sebagai nilai banding tekan horizontal dan vertikal yang
terjadi antara suatu tekanan aktif atau pasif terhadap dinding penahan tanah.
Besarnya nilai Ka dan Kp dapat dirumuskan sebagai berikut :
A.1.2 Tekanan tanah lateral non kohesif permukaan muka tanah kemiringan
tertentu (β ≠ 0 )
Perhitungan tekanan tanah lateral pada permukaan dengan kemiringan
tertentu tidak jauh berbeda dengan perhitungan tekanan tanah lateral dengan
permukaan rata. Perbedaanya hanya berada pada nilai koefisiennya, koefisien
tekanan aktif maupun pasif. Ka dan Kp tersebut dirumuskan seperti di bawah :
Untuk perhitungan lain seperti nilai Ea dan Ep kemudian dengan alasnya b ,nilai
atau perhitungan sama seperti pada tekanan pada permukaan muka tanah rata.
Faktor keamanan minimum terhadap guling tergantung pada jenis tanahnya, tanah
grabuler atau kohesif , Das (1998) menyarankan sebagai berikut:
Dalam perhitungan stabilitas, tahanan tanah pasif yang berada di depan kaki
dinding depan akan diabaikan, karena faktor-faktor seperti pengaruh erosi, iklim,
dan retakan akibat tegangan-tegangan tarik tanah dasar yang kohesif tidak
dipertimbangkan dalam perhitungan ini.
Dimana :
ΣRh = tahanan dinding penahan tanah terhadap geser
W = berat total penahan dan tanah di atas pelat pondasi
δh = sudut geser antara tanah dan dasar pondasi, diambil 1/3 – (2/3)Ø
ca = ad × c = adhesi antara tanah dan dasar dinding
c = kohesi tanah dasar
ad = factor adhesi
B = lebar kaki dinding penahan (m)
ΣPah = jumlah gaya horizontal
f = tg δb = koefisien gesek antara tanah dasar dan dasar pondasi
Faktor keamanan minimum terhadap geser juga tergantung pada jenis tanahnya,
tanah granuler atau kohesif , pertimbangannya adalah sebagai berikut :
Tabel 1.13 koefisisen gesk (f) antara tanah dasar dan dasar pondasi (Hardiyanto,
Hary Christady, 2009)
q u=c . N c + D f . γ . N q +0,5 B γ . N γ
Dimana :
c = kohesi tanah (kN/m2)
Df = kedalaman pondasi (m)
𝛾 = berat volume tanah (kN/m3)
B = lebar kaki dinding penahan tanah (m)
Nc , Nq , N𝛾 = faktor-faktor kapasitas dukung terzaghi
q u=d c .i c .c . N c + d q . i q . D f . γ . N q+ d γ . i γ .0,5 B γ . N γ
Dimana :
d c , d q, d γ = factor kedalaman
i c, i q , i γ = factor kemiringan beban
B = lebar kaki dinding penahan (m)
E = eksentrisitas beban (m)
𝛾 = berat volume tanah (kN/m/m3)
Kemudian unutk factor minimum keruntuhan dukung tanah didefinisikan sebgai
berikut :
qu
F= ≥3
q
Dimana :
q = tekanan akibat beban struktur
qu = tekanan tanah ultimit
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Karanggayam, Segoroyoso, Kecamatan
Pleret, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tepatnya pada proyek belanja modal
pengadaan Jembatan Gayam. Dinding penahan tanah ini dibangun di sepanjang
pinggir Kali Opak bagian selatan dengan panjang total 62,5 m , berupa dinding
beton.
Gambar
2.1 Lokasi
Penelitian
Identifikasi Masalah
Identifikasi Masalah ini ialah sebuah proses identifikasi dari masalah –
masalah yang ada disekitar untuk diangkat menjadi sebuah topik dalam Laporan
akhir PI. Untuk mengetahui masalah yang ingin diangkat perlu dilakukan
beberapa riset sederhana ,konsultasi, dan survey agar topik yang diangkat
nantinya dapat sesuai dengan maksud awal tujuan tercapainya dari program PI .
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk menentukan sekiranya data apa saja
yang benar- benar dibutuhkan dalam membantu dan tentunya mendukung dalam
memecahkan masalah yang diangkat tadi. Data tersebut berupa data primer dan
sekunder. Data primer berupa peninjauan atau pengukuran dan juga foto –foto
dokumentasi terkait dinding penahan tanah pada lokasi proyek guna kepentingan
penelitian. Kemudian Data sekunder berupa data yang telah tersedia oleh pihak
lain yaitu pihak perencana maupun pelaksana berupa shopdrawing, hasil
pengujian, atau lainya.
Studi Literatur
Studi literatur ini merupakan pengumpulan data atau materi sebagai
pedoman dan bahan rujukan dalam proses penelitian. Materi tersebut berasal dari
jurnal, buku , SNI , dll dengan topik serupa.
Kesimpulan
Pada bagian akhir pada penlitian ini terdapat kesimpulan mengenai hasil dari
pembahasan terkait permasalahan yang telah diangkat yaitu mengenai stabilitas
dinding penahan tanah pada Jembatan Gayam.
Tabel 3.6
Hubungan
antara γ sat
dan γ dry
Untuk kedalaman 2.00 dengan jenis pasir halus dan N-SPT 28 dengan
persamaan linear didapat data sebagai berikut :
γ sat : 17,68 kN/m3
γ unsat : 14,92 kN/m3
γ dry : 12, 167 kN/m3
Untuk kedalaman 4.00 dengan jenis pasir lempung dan N-SPT 32 dengan
persamaan linear didapat data sebagai berikut :
γ sat : 18,68 kN/m3
γ unsat : 15,675 kN/m3
γ dry : 12,67 kN/m3
Untuk kedalaman 6.00 dengan jenis pasir sedang dan N-SPT 20 dengan
persamaan linear didapat data sebagai berikut :
γ sat : 15,68 kN/m3
γ unsat : 12,29 kN/m3
γ dry : 8,9 kN/m3
Cara menentukan nilai sudut geser ini sama seperti penentuan nilai
kohesi ataupun nilai gamma pada poin a atau b di atas tadi. Dengan
mencocokkan nilai tumbukannya kita akan tahu nilai sudut gesernya dengan
terlebih dahulu melakukan persamaan linear.
Tabel 3.8 Hubungan antara N-SPTdan phi atau Sudut geser (Ф)
Dimensi :
Tinggi ( H ) : 4,40 m
Lebar atas : 0,2 m
Lebar bawah : 0,4 m
Kedalaman pondasi : 0,4 m (Df)
Lebar pondasi (B) : 2,2 m
1−sinФ φ
Ka ¿
1+ sinФ (
=tan 2 . 45 °−
2 )
¿ tg¿
¿ 0,5842
1 2
Pa1 ¿ . γd . H 1 . Ka=¿ 52,554 kN
2
1
Pa2¿ . γd . Ka . √ Ka . Df =¿ 1,5878 kN
2
∑Pa = Pa1 + Pa2 = 65, 116 kN
Momen aktif :
Ma1 ¿ Pa1 . ( 13 . H 1)
¿ 63,52889 . ( 13 . H 1 )
1
¿ 63,52889 . ( . 4,4 )
3
¿ 93 , 1757 kNm
Ma1 ¿ Pa2 . ( 13 . h 2 )
¿ 1,5878 . ( 13 . h 2)
1
¿ 1,5878 . ( . 1,4 )
3
¿ 0,7409 kNm
1 2
Pp1 ¿ . γw . H 1 =¿9,6138 kN
2
1 ' 2
Pp2¿ . γ . Kp . Df +2 c √ Kp . Df =147,66 kN
2
∑Pp = Pp1 + Pp2 = 157,278 kN
Momen pasif :
Mp1 ¿ Pp1 . ( 13 . h 1)
1
¿ 9,6138 . ( . h 1)
3
1
¿ 9,6138 . ( . 1,4 )
3
¿ 4,487 kNm
Mp2 ¿ Pp 2. ( 13 .h 2 )
1
¿ 147,66 . ( . h 2)
3
1
¿ 147,66 . ( . 0,4 )
3
¿ 19,68 kNm
H
Mo=Ph.
3
4,4
¿ 63,528 .
3
¿ 93,174
∑ M +∑ Mp
SF=
∑ Ma
113,43+24,175
SF= = 1,46 < 1,5 (tidak aman)
93,916
2 2
FS geser=
3 3 ( )
( ∑ V ) tan( Ф)+ B c + Pp
Pa
2 2
FS geser=
3 ( 3 )
( 85,904 ) tan( 29,41)+ 2,2 88,3 + 157,278
65,116
2 2
FS geser=
3 (
3 )
( 85,904 ) tan( 29,41)+ 2,2 88,3 + 157,278
65,116
80,582+286,778
FS geser=
65,116
80,582+286,778
FS geser=
65,116
Nc : 33,48
Nq : 19,56
Nγ : 16,7
Faktor bentuk
B Nq
Fcs=1+ {( ) ( )}
.
L Nc
=¿ 1,0292
B
Fqs=1+ {( ) }
L
. tanФ =¿1,0281
B
Fγd=1− 0,4 . { ( )} L
=¿ 0,98
Faktor kedalaman
(h 2+ h 3)
Fcd=1+ 0,4 .{ B }
= 1,163
(h 2+h 3)
{
Fqd=1+ 2 . tanФ .(1−sinФ )2 .
B }
= 1,0475
Fγs=1
Faktor inklinasi
β=tan−1 ( Pa.Rcos α )
¿ tan−1 ( 65,116 .1
85 , 9 )
¿ tan−1 ( 1,1648 ) =49,35 °
β 2
Fci=(1− ) =¿ 0,204
90°
β 2
Fqi=(1− ) =¿ 0,204
90 °
β 2
Fγi=(1− ) =0,459
Ф
Kapasitas dukung tanah
1
qu=(c . Nc . Fcs . Fcd . Fci)+(q . Nq . Fqs . Fqd . Fqi )+( .12,2 . Nγ . Fγd . Fγi)
2
1
qu=(88,33. 33,48 .1,0292 . 1,163. 0,204)+(10.98 .19,56 . 1,0281. 1,0475 .0,204)+( .12,2 . 16,7 .0,98
2
qu=722,109+47,183+ 45,823
qu=815,115 kN /m 2
B ∑ MR−MO
e= −
6 ∑V
2,2 113,43−93,174
e= −
6 85,904
e=0,3666−0,2357
e=0,1308
B 2,2
e=0,1308< = =0,3666 OK
6 6
∑V 6e
qmax =qkaki= .(1+ )
B B
85,904 6 .0,366
qmax =qkaki= .(1+ )
2,2 2,2
qmax =qkaki=39,047 . 1,998
qmax =qkaki=78,023 kN /m2
qu
Fs daya dukung tanah= ≥3
qmax
815,115
Fs daya dukung tanah= ≥3
78,02