KEPERAWATAN MATERNITAS
OLEH
NPM : 12114201180156
KELAS :C
SEMESTER : IV
FAKULTAS KESEHATAN
AMBON 2020
Soal Ujian Akhir Semester
Jawaban
Penjelasannya :
Pada artikel tersebut menyebutkan bahwa hal yang sering terjadi di indonesia yaitu
angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian anak (AKA) masih cukup tinggi jika
dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Untuk persoalan tersebut perlu pemecahan
dalam mengatasi masalah kesehatan ibu dan bayi, salah satunya dengan membangun model
edukasi postnatal yang difokuskan pada ibu postpartum dengan melibatkan keluarga sebagai
dukungan sosial.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan penelitian partisipatif (kualitatif) dan
Participatory Action Research (PRA), dengan tujuan uji coba model edukasi postnatal secara
komprehensif sekaligus evaluasi dalam menyempurnakan model sehingga diperoleh model
yang tepat. Tehnik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara
survei/observasi, wawancara, FGD, wawancara mendalam pada ibu postpartum dan keluarga
sejumlah 100 responden, maupun petugas kesehatan.
Hasil dari penelitian yang dilakukan telah berhasil merumuskan model edukasi
postnatal melalui pendekatan FCMC sebagai strategi optimalisasi competent mothering dalam
menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi. Model tersebut telah dilakukan ujicoba secara
komprehensif baik terhadap ibu postpartum dan keluarga serta terhadap petugas kesehatan
dengan media modul dan booklet tentang perawatan diri ibu nifas dan perawatan bayi baru
lahir yang disesuaikan dengan tahapan masa postpartum. Terdapat pengaruh model edukasi
postnatal dengan pendekatan FCMC terhadap persepsi ibu nifas dan keluarga tentang
perawatan diri pada masa immediately postpartum, perawatan diri dan bayi baru lahir pada
fase early postpartum dan fase late postpartum dengan nilai p masing-masing adalah 0,00
(α≤0,05). Selain itu juga didapatkan ada pengaruh sosialisasi model edukasi postnatal dengan
pendekatan FCMC terhadap persepsi petugas kesehatan dengan nilai p 0,00.
1. Artikel yang pertama pada trend dan issue
GEMASSIKA Vol. 2 No. 1 Mei 2018 20 FAMILY CENTERED MATERNITY
CARE (FCMC) SEBAGAI SALAH SATU UPAYA SKRINING / DETEKSI
DINI RESIKO TINGGI IBU HAMIL BERBASIS KELUARGA DI DESA
DANGURAN
Penjelasan :
Pada artikel menyebutkan bahwa masalah berkaitan dengan kehamilan beresiko tinggi
yang dihadapi masyarakat desa Danguran dikarenakan masih rendahnya partisipasi keluarga
dalam keikutsertan pemantauan kehamilan, kehamilan masih menjadi tanggungjawab ibu
hamil, hal ini bisa dilihat dari wawancara 3 ibu hamil yang mengatakan bahwa “Suami saya
bekerja dikantor berangkat pagi, pulang malam sehingga dak sempat mengantar saya periksa
kehamilan.”
Target luaran yang diharapkan dari penyelenggaraan kegiatan Family Centered Maternity
Care (FCMC) adalah Sebagai Salah Satu Upaya Skrining/Deteksi Dini Resiko . Kunjungan
rumah kedua dengan waktu yang telah disepakati bersama ibu dan keluarga untuk dilakukan
pre test dan KIE sesuai modul kehamilan resti yang telah diberikan kepada ibu dan keluraga
pada kunjungan pertama. 4. Kunjungan rumah ketiga untuk simulasi tentang keadaan tanggap
darurat apabila sewaktu-waktu ibu mengalami kegawatdaruratan termasuk menyiapkan ibu
dan keluarga, dan apa yang harus disiapkan keluarga. 5. Kunjungan keempat untuk evaluasi
seluruh kegiatan prenatal class dengan metode Family Centered Maternity Care (FCMC)
termasuk post tes
Penelitian ini dengan metode: kelas prenatal (prenatal class) melalui kunjungan
rumah yang melibatkan ibu hamil dan keluarga, brainstorming, diskusi, simulasi dan praktek.
Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan prenatal class dengan metode Family Centered
Maternity Care (FCMC) tidak jauh beda dengan prenatal class pada umumnya yaitu: lembar
balik, alat peraga berupa bedong kangguru, modul kehamilan resiko tinggi, dan alat tulis
untuk ibu dan pasanganya/keluarga pendamping. Pelaksanaanya terdiri dari langkahlangkah
sebagai beriku: 1. Pendataan ulang ibu hamil dengan faktor resiko. 2. Pendekatan keluarga
melalui kunjungan rumah pada ibu hamil dengan faktor resiko untuk menjelaskan maksud
dan tujuan pengabmas serta meminta kesedian ibu dan keluarga untuk berpartisipasi dalam
kegiatan pengabmas.
Faktor Resiko yang ditemukan pada 7 ibu hamil adalah sebagai berikut:Gemeli,
Faktor umur diatas 35 Tahun Kekurangan Energi Kronis (KEK) Grande Multipara, Primi
Tua, Riwayat SC dan Jarak Kelahiran kurang 2 tahun. Indikator keberhasilan dari
pelaksanaan kegiatan ini adalah: 1. Ibu Hamil dan Keluarga mengenal tentang resiko tinggi
pada kehamilan, macam faktor resiko serta kemungkinan terjadinya resiko
kematian/kesakitan pada ibu dan atau bayinya. 2. Ibu Hamil dan Keluarga dapat melakukan
pengendalian/pencegahan pro-aktif terjadinya komplikasi persalinan. 3. Ibu Hamil dan
Keluarga dapat melakukan persiapan/perencanaan tempat/penolong persalinan sesuai kondisi
ibu/janin. 4. Ibu Hamil dan Keluarga teredukasi melalui kegiatan penyuluhan dalam bentuk
Komunikasi Informasi Edukasi (KIE),
Kegiatan Family Centered Maternity Care (FCMC) pada ibu hamil dengan faktor
resiko dilakukan melalui prenatal class dan kunjungan rumah di desa Danguran wilayah
Puskesmas Klaten Selatan.Konsep kegiatan FCMC sebenarnya adalah prenatal class, namun
karena kendala sulitnya mempersatukan ibu hamil dan keluarga maka kegiatan prenatal class
dilakukan melalui kunjungan rumah pada 7 keluarga ibu hamil yang memiliki faktor resiko.
Kegiatan diawali
. Peserta Kegiatan Family centered maternity care (FCMC) mengikuti serangkaian kegiatan
(koordinasi, pelaksanaan prenatal class dan evaluasi melalui kunjungan rumah selama 4 kali)
dengan antusias. Pemberian materi terkait pengetahuan
tentang kehamilan resiko tinggi, menggunakan metode ceramah dan diskusi. Kegiatan
Asuhan FCMC (Family Centered Maternity Care) yang telah dilakukan meliputi:
Melaksanakan kelas untuk pendidikan prenatal orang tua. 1. Mengikut serta keluarga dalam
KIE tentang perawatan kehamilan, persalinan, dan nifas. 2. Mengikut sertakan keluarga dalam
mempersiapkan Persalinan termasuk suasana rumah, peraturan yang flexible, kontrak dini
bayi dan orang tua, roomingin (Ruang rawat gabung untuk ibu hamil), 3. Mengikut sertakan
anak-anak dalam dalam KIE tentang proses perawatan bayi 4. Edukasi tentang masalah yang
dihadapi oleh keluarga terkait dengan faktor resiko yang dialami oleh ibu hamil dan berusaha
untuk memecahkan dengan sumberdaya yang berasal dari keluarga. Gambar pelaksanaan
kelas ibu hamil Sebelum diberikan materi tentang faktor resiko dan deteksi dini kehamilan
beresiko, diberikan kuesioner terkait materi tersebut untuk menilai prior knowledge ibu hamil
(pre test), dan kemudian di akhir kegiatan Family Centered Maternity Care (FCMC) (minggu
keempat April) diberikan kembali kuesioner Family Centered Maternity Care ...
ABSTRACT
Background: Family centered maternity care (FCMC) activity in high-risk pregnancy is one
of the high risk screening / early detection of family-based pregnant women because it gets
full support and involvement from all family members. This activity aims to improve the
ability of the family as a companion of pregnant women in suppressing maternal mortality.
With the introduction of Family Centered Maternity Care (FCMC) activities, family
knowledge and ability in early detection and promotive efforts in high-risk pregnancy cases
increases. With family awareness and ability to monitor pregnant women’s health, it can
make it easier for cadres and midwives to make early detection of pregnancy at risk.
Keywords: Family centered maternity care (FCMC);early detection; pregnant women Family
Centered Maternity Care ... PENDAHULUAN Peristiwa kehamilan dengan resiko tinggi
merupakan sumber krisis bagi keluarga.Peran dari tenaga professional dalam berinteraksi
dengan anggota keluarga sangat diperlukan untuk membantu mengembangkan kemampuan
keluarga mendeteksi adanya factor resiko dan pengambilan keputusan yang tepat untuk
asuhan kebidanan. Asuhan kebidanan komunitas dikenal adanya konsep atau pendekatan yang
digunakan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan ibu dan bayi, yaitu family centered
maternity care (FCMC). Melalui pendekatan FCMC, peran keluarga dikenali dan dihargai
keterlibatannya, keluarga diberikan dorongan untuk mengenali dan membangun kekuatannya,
serta memungkinkan keluarga untuk membuat keputusan yang terbaik dalam perawatan ibu
hamil risiko tinggi dengan menciptakan pola hidup yang normal. FCMC menghargai
keragaman struktur keluarga, latar belakang budaya, pilihan, kekuatan, kelemahan dan
kebutuhan keluarga.Pelaksanaan FCMC membuat keluarga lebih mandiri dan percaya diri
dalam melakukan tindakan perawatan pada ibu hamil risiko tinggi. GEMASSIKA Vol. 2 No.
1 Mei 2018 21 Pendekatan ini merupakan bentuk pelayanan yang lebih mengarahkan
dukungan sosial untuk memberikan kekuatan pada ibu hamil risiko tinggi. Keluarga
diarahkan untuk bertanggung jawab dan mengontrol peristiwaperistiwa penting dalam
kehamilan dan proses persalinan yang akan dilalui ibu hamil risiko tinggi (May &
Mahlmeister, 1990) Salah satu kegiatan FCMC dalam rangka meningkatkan kesehatan ibu
hamil risiko tinggi adalah penyelenggaraan kelas prenatal (prenatal class).Kegiatan ini
berbeda dengan konsep asuhan kebidanan tardisional, yaitu dalam kunjungan antenatal care
(ANC) ibu hamil tidak disarankan didampingi oleh pasangan atau keluarganya. Ibu hamil
risiko tinggi lebih utama dilakukan pemeriksaan fisik dan selanjuntnya diberikan tablet
vitamin jika diperlukan. Dalam kelas prenatal, ibu hamil risiko tinggi dimotivasi untuk
didampingi terutama oleh pasangan, selain dilakukan pemeriksaan rutin terhadap kesehatan
ibu dan bayi, ibu hamil risiko tinggi dan pasangan diberikan berbagai penyuluhan,
diantaranya tentang perubahan fisik dan psikologi pada ibu hamil, faktor risiko pada
kehamilan, tanda bahaya pada kehamilan dan upaya yang harus dilakukan keluarga secara
cepat dan tepat jika terjadi tanda bahaya. Selain itu pada ibu hamil resiko tinggi beserta
keluarganya ditekankan bahwa kesehatan dan keselamatan ibu hamil ditentukan oleh
partisipasi mereka (May & Mahlmeister, 1990). Bentuk pelayanan Family centered Maternity
Care (FCMC) lebih mengarahkan dukungan sosial untuk memberikan kekuatan pada ibu
hamil resiko tinggi dan keluarga agar mampu bertanggungjawab dan mengontrol kesehatan
ibu hamil resiko tinggi. Melalui pelayanan asuhan kebidanan yang berfokus pada keluarga.
Menurut data dari Puskesmas Klaten selatan, pada desa Danguran terdapat 10% dari 82 ibu
hamil dengan faktor resiko tinggi (RISTI). Salah satu faktor penyebab adalah partisipasi
masyarakat dalam memanfaatkan posyandu khususnya ibu hamil masih rendah 63%.target
penurunan AKI tahun 2015 menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan AKP
menjadi 16 per 1000 kelahiran hidup, untuk mencapai target di perlukan pengembangan
program yang mampu mencapai penurunan AKI dan AKP. Dari Uraian di atas, maka
“Pemberdayaan Keluarga Melalui Kegiatan centered maternity care (FCMC) sebagai Salah
Satu Upaya Skrining Family Centered Maternity Care ... GEMASSIKA Vol. 2 No. 1 Mei
2018 22 / Deteksi Dini Resiko Tinggi Ibu Hamil Berbasis Keluarga Di Desa Danguran,
Klaten Selatan” sangat perlu dilakukan. MASALAH DAN TARGET LUARAN Masalah
berkaitan dengan kehamilan beresiko tinggi yang dihadapi masyarakat desa Danguran
dikarenakan masih rendahnya partisipasi keluarga dalam keikutsertan pemantauan kehamilan,
kehamilan masih menjadi tanggungjawab ibu hamil, hal ini bisa dilihat dari wawancara 3 ibu
hamil yang mengatakan bahwa “Suami saya bekerja dikantor berangkat pagi, pulang malam
sehingga dak sempat mengantar saya periksa kehamilan.” “Kalau saya suami bekerja sebagai
buruh, waktu sich ada cuma katanya urusan kehamilan urusan wanita, jadi ya dak pernah mau
tahu saya sudah periksa apa belum.” “Kalau saya karena ini anak yang ketiga, saya sudah tahu
banyak tentang cara mengurus anak dan suami juga sibuk jadi dak pernah ngatar periksa.”
Target luaran yang diharapkan dari penyelenggaraan kegiatan Family Centered Maternity
Care (FCMC) adalah Sebagai Salah Satu Upaya Skrining/Deteksi Dini Resiko Tinggi Ibu
Hamil Berbasis Keluarga yang akan dilihat dari meningkatnya pengetahuan keluarga dalam
deteksi dini resiko kehamilan oleh keluarga.
METODE PELAKSANAAN
Kegiatan dilaksanakan dengan metode: kelas prenatal (prenatal class) melalui kunjungan
rumah yang melibatkan ibu hamil dan keluarga, brainstorming, diskusi, simulasi dan praktek.
Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan prenatal class dengan metode Family Centered
Maternity Care (FCMC) tidak jauh beda dengan prenatal class pada umumnya yaitu: lembar
balik, alat peraga berupa bedong kangguru, modul kehamilan resiko tinggi, dan alat tulis
untuk ibu dan pasanganya/keluarga pendamping. Pelaksanaanya terdiri dari langkahlangkah
sebagai beriku: 1. Pendataan ulang ibu hamil dengan faktor resiko. 2. Pendekatan keluarga
melalui kunjungan rumah pada ibu hamil dengan faktor resiko untuk menjelaskan maksud
dan tujuan pengabmas serta meminta kesedian ibu dan keluarga untuk berpartisipasi dalam
kegiatan pengabmas. Family Centered Maternity Care ... GEMASSIKA Vol. 2 No. 1 Mei
2018 23 3. Kunjungan rumah kedua dengan waktu yang telah disepakati bersama ibu dan
keluarga untuk dilakukan pre test dan KIE sesuai modul kehamilan resti yang telah diberikan
kepada ibu dan keluraga pada kunjungan pertama. 4. Kunjungan rumah ketiga untuk simulasi
tentang keadaan tanggap darurat apabila sewaktu-waktu ibu mengalami kegawatdaruratan
termasuk menyiapkan ibu dan keluarga, dan apa yang harus disiapkan keluarga. 5. Kunjungan
keempat untuk evaluasi seluruh kegiatan prenatal class dengan metode Family Centered
Maternity Care (FCMC) termasuk post test.
HASIL KEGIATAN Kegiatan Family Centered Maternity Care (FCMC) pada ibu hamil
dengan faktor resiko dilakukan melalui prenatal class dan kunjungan rumah di desa Danguran
wilayah Puskesmas Klaten Selatan.Konsep kegiatan FCMC sebenarnya adalah prenatal class,
namun karena kendala sulitnya mempersatukan ibu hamil dan keluarga maka kegiatan
prenatal class dilakukan melalui kunjungan rumah pada 7 keluarga ibu hamil yang memiliki
faktor resiko. Kegiatan diawali dengan perijinan pada Puskesmas Klaten Selatan, koordinasi
dengan bidan coordinator (BIKOR), perencanaan kegiatan bersama tim pengabmas, pre test
pada ibu hamil dan keluarga, kunjungan rumah sebanyak 4 kali, post test pada ibu hamil dan
keluarga, evaluasi kegiatan oleh tim pengabmas dan penyusunan laporan kegiatan
pengabmas. Faktor Resiko yang ditemukan pada 7 ibu hamil adalah sebagai berikut:Gemeli,
Faktor umur diatas 35 Tahun Kekurangan Energi Kronis (KEK) Grande Multipara, Primi
Tua, Riwayat SC dan Jarak Kelahiran kurang 2 tahun. Indikator keberhasilan dari
pelaksanaan kegiatan ini adalah: 1. Ibu Hamil dan Keluarga mengenal tentang resiko tinggi
pada kehamilan, macam faktor resiko serta kemungkinan terjadinya resiko
kematian/kesakitan pada ibu dan atau bayinya. 2. Ibu Hamil dan Keluarga dapat melakukan
pengendalian/pencegahan pro-aktif terjadinya komplikasi persalinan. 3. Ibu Hamil dan
Keluarga dapat melakukan persiapan/perencanaan tempat/penolong persalinan sesuai kondisi
ibu/janin. 4. Ibu Hamil dan Keluarga teredukasi melalui kegiatan penyuluhan dalam bentuk
Komunikasi Informasi Edukasi (KIE), Family Centered Maternity Care ... GEMASSIKA Vol.
2 No. 1 Mei 2018 24 mengenai kondisi ibu dan janin kepada ibu hamil, suami dam keluarga,
agar tahu, peduli dan patuh untuk persiapan mental, biaya dan transportasi dalam
pengambilan keputusan untuk perencanaan tempat dan penolong munuju persalinan aman. 5.
Ibu Hamil dan Keluarga terbantu dan terpecahkan permasalahan yang ada oleh Dosen dengan
cara memberi informasi, adanya faktor resiko dan kelompok resiko pada ibu hamil,sehingga
dapat menentukan pengambilan keputusan oleh ibu hamil dan keluarganya. Peserta Kegiatan
Family centered maternity care (FCMC) mengikuti serangkaian kegiatan (koordinasi,
pelaksanaan prenatal class dan evaluasi melalui kunjungan rumah selama 4 kali) dengan
antusias. Pemberian materi terkait pengetahuan (dasar teori) tentang kehamilan resiko tinggi,
menggunakan metode ceramah dan diskusi. Kegiatan Asuhan FCMC (Family Centered
Maternity Care) yang telah dilakukan meliputi: Melaksanakan kelas untuk pendidikan
prenatal orang tua. 1. Mengikut serta keluarga dalam KIE tentang perawatan kehamilan,
persalinan, dan nifas. 2. Mengikut sertakan keluarga dalam mempersiapkan Persalinan
termasuk suasana rumah, peraturan yang flexible, kontrak dini bayi dan orang tua, roomingin
(Ruang rawat gabung untuk ibu hamil), 3. Mengikut sertakan anak-anak dalam dalam KIE
tentang proses perawatan bayi 4. Edukasi tentang masalah yang dihadapi oleh keluarga terkait
dengan faktor resiko yang dialami oleh ibu hamil dan berusaha untuk memecahkan dengan
sumberdaya yang berasal dari keluarga. Gambar pelaksanaan kelas ibu hamil Sebelum
diberikan materi tentang faktor resiko dan deteksi dini kehamilan beresiko, diberikan
kuesioner terkait materi tersebut untuk menilai prior knowledge ibu hamil (pre test), dan
kemudian di akhir kegiatan Family Centered Maternity Care (FCMC) (minggu keempat
April) diberikan kembali kuesioner Family Centered Maternity Care ... GEMASSIKA Vol. 2
No. 1 Mei 2018 25 yang sama untuk menilai peningkatan pengetahuan ibu hamil (post test).
Hasil pre test dan post test disajikan dalam tabel di bawah ini: Tabel 3 Hasil Pre Test dan Post
Test Pengetahuan tentang Kehamilan Resiko Tinggi Nilai Terendah Rata-Rata Tertinggi
PreTest 30 47,14 60 PostTest 60 74,8 80 Berdasarkan tabel 1.di atas, dapat diketahui bahwa
terjadi peningkatan ratarata pengetahuan peserta antara sebelum dan sesudah diberikan
pelatihan sebesar 30 poin, dari skor maksimal 100. Terjadi peningkatan nilai terendah dari 30
menjadi 60.Pada pencapaian nilai tertinggi juga mengalami peningkatan dari 60 menjadi 80.
Dapat disimpulkan bahwa kegiatan Family Centered Maternity Care (FCMC) pada ibu hamil
dengan kehamilan beresiko di desa Danguran berdasarkan indikator pengetahuan ibu hamil
berhasil dilakukan. Pada akhir kegiatan, dosen memberikan kuesioner tentang pelaksanaan
kegiatan Family Centered Maternity Care (FCMC) yang bertujuan untuk menilai keberhasilan
kegiatan secara keseluruhan, dengan hasil sebagai berikut: Tabel 4 Hasil Evaluasi
Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan Kader tentang Deteksi Dini Kehamilan Beresiko No. Aspek
Penyuluhan Skore 1. Tujuan kegiatan ini tercapai 9.5 2. Penjelasan terhadap materi 9.0 3.
Alokasi waktu 9.0 4. Relevansi materi 9.2 5. Pengelolaan kegiatan 9.3 6. Presentasi
narasumber 9.2 7. Ketersediaan materi 9.7 8. Kualitas kegiatan secara keseluruhan 9.5
Berdasarkan penjumlahan skor rata-rata yang telah dilakukan pada 7 ibu hamil, diketahui
bahwa dari delapan aspek penilaian didapatkan skor terendah sebesar 9.0 (indikator alokasi
waktu) dengan skor tertinggi 9,7 (indikator ketersediaan materi), dari skor maksimal 10. Skor
rata-rata secara keseluruhan adalah 9,3 lebih besar dari skor terendah yaitu 9,0. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa kegiatan Family Centered Maternity Care (FCMC) pada ibu hamil dengan
kehamilan beresiko di desa Danguran dan Tegalyoso secara keseluruhan dikatakan berhasil.
Kegiatan Family Centered Maternity Care (FCMC) dapat menambah pengetahuan ibu hamil
dan keluarga tentang faktor resiko yang mereka hadapi, keluarga lebih siap dan siaga
sehingga dapat meningkatkan kemampuan keluarga dalam melakukan pendampingan Family
Centered Maternity Care ... GEMASSIKA Vol. 2 No. 1 Mei 2018 26 ibu hamil beresiko.
Dengan meningkatnya kemampuan keluarga, maka harapannya kasus-kasus ibu hamil
beresiko dapat dideteksi sedini mungkin untuk segera dilaporkan oleh kader, dan dilakukan
penanganan segera oleh petugas kesehatan. Dengan demikian, dengan
terselenggaranyakegiatan Family Centered Maternity Care (FCMC) ini dapat memperkuat
program pendampingan ibu hamil beresiko oleh keluarga. Berdasarkan wawancara secara
langsung yang dilakukan pada ibu hamil dan keluarga, mereka mengatakan bahwa kegiatan
ini bermanfaat bagi mereka. Mereka berharap bahwa kegiatan serupa dapat dilaksanakan
kembali pada periode berikutnya.
KESIMPULAN DAN SARAN Kegiatan Family Centered Maternity Care (FCMC) pada
kehamilan resiko tinggi merupakan suatu salah satu upaya skrining / deteksi dini resiko tinggi
ibu hamil berbasis keluarga karena mendapatkan dukungan penuh dan keterlibatan dari semua
anggota keluarga. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan keluarga sebagai
pendamping ibu hamil dalam menekan angka kematian ibu. Dengan diselenggarakannya
Kegiatan Family Centered Maternity Care (FCMC) pengetahuan dan kemampuan keluarga
dalam deteksi dini dan upaya promotif pada kasuskasus kehamilan resiko tinggi meningkat.
Dengan kesiagaan dan kemampuan keluarga dalam pemantauan kesehatan ibu hamil, dapat
mempermudah kader dan bidan dalam melakukan deteksi dini kehamilan beresiko.
Peningkatan pengetahuan dan dukungan keluarga dalam deteksi dini kehamilan beresiko
tinggi melalui kegiatan Family Centered Maternity Care (FCMC), dapat memperkuat program
pendampingan ibu hamil resiko tinggi di desa Danguran, berdasarkan hal tersebut perlu
dilakukan upaya-upaya lanjutan yang dilakukan oleh: bidan desa, kader dan masyarakat. 1.
Bidan desa Melaksanakan kegiatan serupa dan melaksanakan evaluasi program secara
berkala, guna memperkuat keberlangsungan program. 2. Kader Senantiasa melakukan
pendampingan pada ibu hamil, dan melalukan identifikasi/ pendataan pada kasus-kasus baru
kehamilan, untuk kemudian melakukan pencatatan dan pelaporan kepada bidan desa wilayah.
Family Centered Maternity Care ... GEMASSIKA Vol. 2 No. 1 Mei 2018 27 3. Keluarga dan
Masyarakat Proses kehamilan merupakan suatu hal yang alamiah, namun perlu adanya
perhatian khusus, untuk itu perlu adanya keterlibatan antara ibu, suami, keluarga dan
masyarakat. Guna mendukung program pemerintah maka masyarakat diharapkan berperan
aktif dalam setiap program yang diselenggarakan. Family Centered Maternity Care ...
REFERENSI Afiyanti, Y (2003). Persepsi Menjadi Ibu yang Baik: Suatu Pengalaman
Wanita Pedesaan Pertama Kali Menjadi Seorang Ibu. Jurnal keperawatan Indonesia,
7(2),54-60. May, A.K., & Mahlmeister, M. (1990) Maternal and Newborn Nursing.
Philadelphia, J.B. Lippincot
2. Artikel menyangkut evidence based pratice
(Family centered maternity care model as the strategy to optimize competent mothering)
Pendahuluan: Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan
dengan negara ASEAN lainnya.Untuk persoalan tersebut perlu pemecahan dalam mengatasi masalah kesehatan ibu dan bayi,
salah satunya dengan membangun model edukasi postnatal yang difokuskan pada ibu postpartum dengan melibatkan
keluarga sebagai dukungan sosial. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan penelitian partisipatif (kualitatif) dan
Participatory Action Research (PRA), dengan tujuan uji coba model edukasi postnatal secara komprehensif sekaligus
evaluasi dalam menyempurnakan model sehingga diperoleh model yang tepat. Tehnik pengumpulan data pada penelitian ini
dilakukan dengan cara survei/observasi, wawancara, FGD, wawancara mendalam pada ibu postpartum dan keluarga
sejumlah 100 responden, maupun petugas kesehatan. Hasil: Penelitian yang dilakukan telah berhasil merumuskan model
edukasi postnatal melalui pendekatan FCMC sebagai strategi optimalisasi competent mothering dalam menurunkan Angka
Kematian Ibu dan Bayi. Model tersebut telah dilakukan ujicoba secara komprehensif baik terhadap ibu postpartum dan
keluarga serta terhadap petugas kesehatan dengan media modul dan booklet tentang perawatan diri ibu nifas dan perawatan
bayi baru lahir yang disesuaikan dengan tahapan masa postpartum. Terdapat pengaruh model edukasi postnatal dengan
pendekatan FCMC terhadap persepsi ibu nifas dan keluarga tentang perawatan diri pada masa immediately postpartum,
perawatan diri dan bayi baru lahir pada fase early postpartum dan fase late postpartum dengan nilai p masing-masing adalah
0,00 (α≤0,05). Selain itu juga didapatkan ada pengaruh sosialisasi model edukasi postnatal dengan pendekatan FCMC
terhadap persepsi petugas kesehatan dengan nilai p 0,00. Diskusi: Rekomendasi penelitian ini adalah model edukasi
postnatal melalui pendekatan FCMC sebagai strategi optimalisasi competent mothering dapat diterapkan sebagai salah satu
upaya dalam menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi.
ABSTRACT
Introduction: Indonesia’s rate of MMR and IMR remains high among other ASEAN countries. This issue needs to be
seriously addressed, particularly in dealing the mother-and-infant related problems, through developing the postnatal
education model which focuses on postpartum mother by involving family as the social support. Methods: This research
employed participative approach (qualitative) and Participatory Action Research (PRA), with the intention of conducting
the try-out to the postnatal education model comprehensively, as well as evaluating the perfection attempts to the model in
order to generate the fittest model. The data collection technique used in this research were survey/observation, interview,
FGD, in-depth interview for postpartum mothers and family (100 respondents), as well as healthcare extension agents.
Results: This research has successfully formulated the postnatal education model through FCMC approach as the
optimization of competent mothering strategy in lowering the infant and maternal mortality rate. This model has undergone
comprehensive trial to postpartum mothers and family as well as the healthcare extension agents by providing modules and
booklet concerning the treatment of postpartum mother and newly born infants in accordance with the postpartum stages.
The results also revealed that postnatal education model through the FCMC approach affected the perception of postpartum
mothers and their family regarding the self-care treatment during the immediately post partum period, the infant and self-
care treatment at the early and late postpartum stages as shown by the p value of 0,00 (α≤0.05). Furthermore, there was
also an impact of the extension attempt of postnatal education model through the FCMC towards the perception of the
healthcare extension agents with the p value of 0,00. Discussion: This research recommended that the postnatal education
model through family centered maternity care (FCMC) as the optimization of competent mothering is implemented as one of
the attempts in lowering the Maternal and Infant Mortality Rates, respectively.
____________________________________________________________________________________________________
17
Model edukasi postnatal dengan Penelitian ini melibatkan ibu nifas dan
pendekatan FCMC memiliki beberapa keluarga di Ruang Dahlia RSD dr. Soebandi
ketetapan seperti pada gambar 1. Ketetapan Jember dan wilayah Kecamatan Kaliwates
tersebut antara lain: 1) pemberian edukasi Kabupaten Jember dengan pendekatan
postnatal dilakukan dengan menyediakan
format discharge planning; 2) melibatkan
keluarga terdekat bagi ibu nifas (misal: suami, penelitian partisipatif (kualitatif) dan
ibu maupun mertua) sebagai social support; 3) Participatory Action Research (PRA). Tehnik
memperhatikan tahapan masa nifas yang pengumpulan data dilakukan dengan cara
terdiri dari fase immediately postpartum (0-24 Survei/observasi, Wawancara, FGD, indept
jam pertama), early postpartum (>24 jam-1 interview. Penentuan sampel dilakukan dengan
minggu pertama) dan late postpartum (> 1 tehnik purposive sampling. Jumlah sampel
minggu- 6/8 minggu); 4) memperhatikan diambil 50 orang sampel di RSD dr. Soebandi
karakterisktik ibu nifas dan keluarga, termasuk Jember dan 50 sampel ibu postpartum di
budaya yang digunakan oleh mereka; 5) topik Wilayah Kecamatan Kaliwates, sehingga
edukasi disesuaikan dengan kebutuhan ibu jumlah keseluruhan adalah 100 responden.
terkait tahapan masa nifas. Adapun topik pada
fase immediately postpartum meliputi adaptasi Data yang telah dikumpulkan pada
nyeri dan mobilisasi dini. Topik pada fase penelitian ini meliputi data 1) persepsi ibu
nifas dan keluarga tentang adaptasi maternal
early postpartum meliputi perawatan fisiologis dan psikologis; 2) persepsi ibu nifas
payudara, pijat oksitosin, tehnik menyusui dan keluarga tentang perawatan diri masa
yang benar, nutrisi masa menyusui, perawatan nifas; 3) persepsi ibu nifas dan keluarga
perineum, personal hygiene, kebutuhan tentang perawatan bayi baru lahir; 4) persepsi
istirahat, senam nifas, ASI ekslusif, perawatan petugas kesehatan tentang edukasi postnatal
bayi baru lahir (memandikan, perawatan tali dengan pendekatan FCMC; 5) pengaruh
pusat, dan mengganti popok). Sedangkan topik edukasi postnatal terhadap persepsi ibu nifas
pada fase late postpartum meliputi dan keluarga tentang perawatan diri masa
kontrasepsi, seksualitas, imunisasi bayi, nifas dan bayi baru lahir. Pengolahan data
mengenal perilaku bayi, tumbuh kembang bayi yang diperoleh baik secara teoritis maupun
dan keamanan bayi. lapangan dianalisis secara kuantitatif baik
secara deskriptif maupun menggunakan uji
dependent t-tes.
FCMC
social
support
Topics: contraception,
Late postpartum
savety
FCMC
Gambar 1. Model edukasi postnatal dengan pendekatan Family Centered Maternity Care
19
Jurnal Ners Vol. 11 No. 1 April 2016: 17-28
HASIL
Tabel 1 Distribusi Persepsi Tentang Perawatan Diri Pada Masa Immadiately Postpartum dan Early
Postpartum pada Ibu Nifas dan Keluarga
Nilai
Pretest (n=50) Posttest (n=50) Pretest (n=50) Posttest (n=50)
Mode 40 70 50 70
Minimum 10 50 10 50
Maximum 70 90 70 90
Tabel 2 Distribusi Persepsi Ibu Nifas Dan Keluarga Tentang Perawatan Bayi Baru Lahir pada Masa
Early Postpartum
Nilai
Pretest Posttest
Mode 50 70
Minimum 20 50
Maximum 70 90
Tabel 3 Distribusi Persepsi Petugas Kesehatan Tentang Edukasi Postnatal Dengan Pendekatan FCMC
Nilai
pretest posttest
Mode 56 70
Minimum 28 70
Maximum 70 91
Tabel 4 Pengaruh Edukasi Postnatal Dengan Pendekatan Family FCMC terhadap Persepsi Perawatan
Diri pada Ibu Nifas dan Keluarga
Tabel 5 Pengaruh Edukasi Postnatal Dengan Pendekatan FCMC Terhadap Persepsi Ibu Nifas dan
Keluarga Tentang Perawatan Bayi Baru Lahir pada 1 Minggu Pertama
20
Tabel 6 Pengaruh Sosialisasi Edukasi Postnatal Dengan Pendekatan FCMC terhadap Persepsi
Petugas Kesehatan
Tabel 7 Distribusi Persepsi Tentang Perawatan Diri pada Ibu Nifas dan Keluarga
Nilai
Pretest Posttest pretest posttest Pretest Posttest
a
Mode 50 70 50 60 50 70
Minimum 30 50 10 40 40 60
Maximum 70 80 70 90 60 80
Tabel 8 Distribusi Persepsi Ibu Nifas Dan Keluarga tentang Perawatan Bayi Baru Lahir
Mode 50 70 40 70
Minimum 40 60 10 10
Maximum 60 80 60 90
Tabel 9 Distribusi Persepsi Petugas Kesehatan tentang Edukasi Postnatal Dengan Pendekatan FCMC
Nilai
pretest posttest
a a
Mode 42 70
Minimum 42 70
Maximum 70 91
Tabel 10 Pengaruh Edukasi Postnatal Dengan Pendekatan FCMC Terhadap Persepsi Perawatan Diri
pada Ibu Nifas dan Keluarga
Tabel 11 Pengaruh Edukasi Postnatal Dengan Pendekatan FCMC Terhadap Persepsi Ibu Nifas dan
Keluarga Tentang Perawatan Bayi Baru Lahir
Tabel 12 Pengaruh Sosialisasi Edukasi Postnatal Dengan Pendekatan FCMC Terhadap Persepsi
Petugas Kesehatan
22
Topik edukasi pada fase immediately
postpartum (0-24 jam pertama) meliputi dr. Soebandi Jember dan di wilayah Puskesmas
adaptasi nyeri dan mobilisasi dini. Topik Kaliwates Jember pada kebutuhan informasi tentang
edukasi pada fase early postpartum (>24 jam-1 perawatan diri pada masa Immadiately Postpartum
minggu pertama) meliputi: perawatan diperoleh nilai p (p value 0,00). Berdasarkan hasil
payudara, pijat oksitosin, tehnik menyusui tersebut dapat dinyatakan bahwa etopik dukasi pada
yang benar, kebutuhan istirahat, senam nifas, fase tersebut efektif diberikan pada ibu nifas. Topik
ASI ekslusif, perawatan perineum, personal edukasi pada fase immediately postpartum (0-24
hygiene, dan perawatan BBL (memandikan, jam pertama) meliputi adaptasi nyeri dan mobilisasi
perawatan tali pusat, nutrisi masa menyusui, dini. Topik tersebut penting disampaikan pada ibu
mengganti popok). Sedangkan topik edukasi dan keluarga karena adaptasi nyeri dan mobilisasi
pada fase late postpartum (> 1 minggu- 6/8 dini merupakan kebutuhan utama ibu pada 0-24 jam
minggu) meliputi: kontrasepsi, seksualitas, pertama pasca melahirkan. Ketika melahirkan
imunisasi bayi, mengenal perilaku bayi, terdapat beberapa perubahan fisiologis pada
tumbang bayi dan keamanan bayi. anatomi reproduksi ibu sehingga menimbulkan
nyeri. Rasa nyeri yang dialami ibu karena
perubahan serviks dan iskemia uterus pada
Proses pemberian edukasi tersebut persalinan kala I (Wiknjosastro 2005). Kala I fase
dengan melibatkan keluarga sebagai social laten lebih banyak penipisan di serviks sedangkan
support. Keluarga merupakan sekumpulan pembukaan serviks dan penurunan daerah terendah
individu yang menyatu dalam sebua janin terjadi pada fase aktif dan transisi. Rasa nyeri
ini perlu diadaptasikan oleh perawat melalui
hubungan yang diikat denga norma- edukasi yang tepat dengan memanfaatkan dukungan
norma tertentu (Friedman, M.M. 2003). yang ada yaitu keluarga. hal ini sesuai dengan teori
Keluarga ini adalah kumpulan masyarakat yang disampaikan Pillitery (Pillittery 2003) bahwa
terkecil yang ada di dalam sebuah komunitas. dukungan dari pasangan, keluarga maupun
Adanya hubungan yang erat antar sesama pendamping persalinan dapat membantu memenuhi
anggota keluarga merupakan dasar bahwa kebutuhan ibu bersalin juga membantu mengatasi
keluarga merupakan individu yang saling rasa nyeri.
mendukung satu sama lain. Sama halnya pada
ibu nifas, dimana tahap perkembangan
keluarga yang dijalani yaitu keluarga dengan Topik lain pada fase immadiately
childbearing. Keluarga dengan childbearing postpartum adalah mobilisasi dini. Beberapa
adalah tahap kedua dalam perkembangan penelitian telah banyak membuktikan bahwa
keluarga yang dimulai sejak kelahiran anak mobilisisasi dini memberikan manfaat yang besar
pertama sampai bayi berusia 30 bulan bagi ibu nifas. Penelitian mahdiyah (Mahdiyah
(Friedman, M.M. 2003) Namun menurut 2013) membuktikan bahwa terdapat hubungan yang
Calgary tahap ini merupakan tahap ketiga signifikan antara mobilisasi dini dengan penurunan
tinggi fundus uteri pada ibu postpartum. diri dan bayinya adalah salah satu faktor penting
Mobilisasi dini juga memberikan manfaat pada untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
penyembuhan luka perineum bagi ibu yang Fase early postpartum adalah periode di mana
melahirkan normal dan luka post operasi sectio ibu seharusnya telah mampu untuk merawat diri
caesarea. Hal ini telah dibuktikan bahwa dan bayinya. Melalui dukungan keluarga
terdapat hubungan antara mobilisasi dini tentunya kompetensi ini akan lebih mudah
dengan penyembuhan luka perineum pada ibu dimiliki oleh ibu nifas. Perawatan diri pada ibu
nifas meliputi perawatan payudara, pijat
oksitosin, tehnik menyusui yang benar,
postpartum (Dewi, Ratnawati 2011). Penelitian kebutuhan istirahat, senam nifas, ASI ekslusif,
dari mustakim telah membuktikan bahwa perawatan perineum, dan personal hygiene.
moblisasi dini dinyakatan efektif dalam Perawatan diri yang sedikit dilakukan adalah
mencegah terjadinya infeksi luka pada ibu senam nifas, istirahat dan tidur, asupan energi
postpartum dengan sectio caesarea (Mustakim dan protein, dan memiliki pantangan makan
Uteri pada Ibu Postpartum di BLUD RS Rahmawati, Bahar, B, & Salam, A., 2013.
Hubungan Antara Karakteristik Ibu,
Peran Petugas Kesehatan dan Dukungan
H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
Keluarga dengan Pemberian ASI
Jurnal Akademi Kebidanan Sari Mulia Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas
JNK
JURNAL NERS DAN KEBIDANAN
http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk
1,2
Prodi Kebidanan, STIKesWidyagama Husada Malang, Indonesia
Edukasi FCMC, Keluhan yang optimal dalam beradaptasi secara maternal pada masa nifas.
Postpar- Desain
penelitian menggunakan true experimental dengan pendekatan
tum, Home Care Pretest-
lebih kecil dari -1.960 atau dengan nilai signifikansi kurang dari
0.05. Hasil
Correspondence Address:
DOI: 10.26699/jnk.v6i2.ART.p135-141
History Article: During puerperal period, there are generally many problems or complaints
that accompany postpartum mothers. Providing proper care and educa-tion
for the puerperium will reduce the puerperium infection and discom-fort. One
Received, 24/03/2019 bridge to optimize postnatal education efforts is through family involvement.
Mothers with family support through the Family Centered Maternity Care
(FCMC) approach are expected to have optimal ability to adapt maternally
Accepted, 13/05/2019 during the puerperium. The research design used true experimental using the
Pretest-Posttest with systematic random sampling technique. Data collection
used questionnaires to postpartum physiologi-cal mothers as many as 12
Published, 01/08/2019
postpartum mothers in the intervention and control groups. The results of the
study using Wilcoxon showed a signifi-cant difference if the value of Z was
smaller than -1.960 or with a signifi-cance value of less than 0.05. The
Keywords: results showed that all variables differed significantly between the
intervention and control groups which showed the influence of giving
education on complaints of postpartum mothers in the intervention group
FCMC Education, Complaints after being given edict by Family Centered Mater-nity Care (FCMC) through
of postpartum mothers, Home home care care.
Care
Mayasari, Jayanti, Penerapan Edukasi Family Centered Maternity Care......137
Kaki bengkak 4 0 1 3
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Perawatan bayi 1 0 2 1
Pendidikan, dan Pekerjaan
Gangguan pola
istirahat 2 0 3 0
Tabel 1 Karakteristik Responden
Masalah vulva
hygiene 1 0 2 1
Jumlah 12 12
Kelompok
Usia
Tabel 3 Uji perbandingan antara kelompok
< 21 tahun 3 3 6 intervensi dan kontrol
21 – 25 tahun 6 6 12
26 – 30 tahun 3 3 6
Variabel Mean Rank Z Signifi
SMP 4 3 7 Masalah
D3 1 0 1
Masalah
IRT 8 9 17
Kaki
Buruh 2 2 4
Bengkak 9.50 15.50 -2.769 0.006
Peg.Swasta 2 1 3
Perawatan
Sumber : Data Primer 2018
bayi 10.50 14.50 -2.145 0.032
Gangguan
Tabel 2 Keluhan Responden Pola Istirahat 10.00 15.00 -2.460 0.014
Masalah
PEMBAHASAN
Edukasi Postnatal ini menjadi alternatif pilihan yang tepat bagi petugas kesehatan untuk menyiapkan
ibu nifas dalam beradaptasi menjalankan tugas tugas perkembangan yang akan dijalaninya.
KESIMPULAN
Model Edukasi Family Centered Maternity Care (FCMC) bisa menjadi alternative pilihan yang
tepat bagi petugas kesehatan untuk menyiapkan ibu nifas dalam beradaptasi menjalankan tugas-tugas
perkembangan yang akan dijalaninya. Melalui model ini titik strategi yang diambil oleh petugas
kesehatan adalah dengan melibatkan keluarga secara aktif dalam proses pemberian edukasi.
Keterlibatan ke-luarga ini dipandang sangat penting karena keluarga adalah social support utama bagi
ibu saat melalui periode perinatal yang salah satunya adalah masa nifas. Dengan demikian akan
memininalkan terja-dinya masalah atau komplikasi yang terjadi selama periode masa nifas, sehingga
ibu dapat melewati masa nifas dengan aman dan nyaman.
SARAN
Bagi tenaga kesehatan, edukasi FCMC dapat diaplikasikan oleh petugas kesehatan untuk me-
ningkatkan pengetahuan ibu nifas dan keluarga dalam melewati periode masa nifas.
Bagi ibu postpartum dan keluarga, keluarga sebagai social support utama bagi ibu nifas disa-
rankan untuk terlibat aktif dalam proses edukasi postnatal maupun dalam proses perawatan ibu dan
bayinya selama periode postpartum.
DAFTAR PUSTAKA
Asmuji dan Indriyani, D., (2014). Model Edukasi Postnatal Melalui Pendekatan Family Centered
Maternity Care (FCMC). Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember.
Bobak, Lowdermilk, Jense. 2012. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
Bowman, M. A., and Neale, A. V. (2014). Investigating patient-centered care.Journal Of The American Board Of
Famil.y Medicine: JABFM, 27(2), 169171.doi:10.3122/jabfm.2014.02.140009
Clay, A., and Parsh, B. (2014). Patient And Family-Centered Care: Not Just For Kids. Nursing, 44(5),
57-58. doi: 10.1097/01.NURSE.0000445764.18817.d2 Geniofan.(2010). Mempersiapkan dan
Menjaga Keha-
International, T. & Education, C., (2015). Family Centered Maternity Care, International Childbirth
Education Association
Khayamim, Nafiseh, Bahadoran, P., & Mehrabi, T. (2016). Relationship Between Fatique and
Sleepiness with General Health of Mothers in The Postpartum Periode. Iran J Nurs Midwifery
Res. Vol 21. No. 4: 385-390.
Kirana.(2015). Hubungan Tingkat Kecemasan Post Partum Dengan Kejadian Post Partum Blues Di
Rumah Sakit Dustira Cimahi. Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 1 April-2015.
Marmi. (2014). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas “Peuperium Care”. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Notoatmodjo S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan III (Nifas). Jakarta: Trans Info Media.
EGC
Sri Astuti dkk. (2015). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta : Erlangga
Jurnal evidence based pratice
2
Staff Pengajar Ners Spesialis Keperawatan Matrenitas, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia E-mail: beby.awaliyah@yahoo.com
ABSTRAK
Kesejahteraan spiritual memberikan manfaat positif terhadap kondisi psikologis pasien karena
penyakit yang dialaminya. Kesejahteraan spiritual tidak hanya mendekatkan diri dengan sang
pencipta tetapi mencakup diri sendiri, orang lain dan lingkungan sekitarnya. Metode yang
digunakan dalam penulisan menggunakan action reserch yang di lakukan di ruang onkologi
melalui workshop asuhan keperawatan spiritual sehingga dapat melakukan tindakan edukasi pada
sepuluh orang pasien kanker cervik yang didampingi oleh keluarga melalui media leaflet yang
berisi tata cara sholat dan doa-doa untuk kesembuhan penyakitnya. Hasil dari kegiatan tersebut
didapatkan bahwa kesejahteraan spiritual pasien meningkat sehingga diperlukan tindak lanjut dari
kegiatan yang sudah dilakukan dengan partisipasi aktif dari perawat ruangan untuk terus melakukan
asuhan keperawatan yang komprehensif biopsikososiospiritual sehingga kebutuhan spiritual pasien
terpenuhi.
ABSTRACT
Spiritual well-being provides positive benefits to the patient's psychological condition about the
illness. Spiritual welfare does not only remain the patient to draw closer to God but also related to
oneself, others and environment. Action Research Method is used and conducted in Oncology
Room through spiritual nursing care workshops. It performs the educational actions through a
media leaflet contained prayer and its procedure for the cure of the illness on ten cervix cancer
patients along with their families. The results shows that spiritual well-being of the patients is
rapidly improved, so the follow-up of these activities is crucially needed by involving the active
participation of the room nurses to continue applying comprehensive nursing care
biopsikososiospiritual since this method can be successfully filled the patient's spiritual needs.
peniadaan melalui identifikasi dini dan kesejahteraan spiritual menjadi inti dari
penilaian yang tertib serta penanganan nyeri
dan masalah-masalah lain seperti aspek fisik,
psikososial dan spiritual perlu ditindaklanjuti penyembuhan. Kesejahteraan spiritual
(WHO, 2002).
merupakan rasa keharmonisan dan kedekatan
Kualitas hidup pasien kanker ginekologi
antara diri sendiri dengan orang lain, alam, dan
adalah keadaan pasien yang dipersepsikan
pemilik kehidupan yang tertinggi (Potter &
terhadap keadaan pasien sesuai konteks budaya
Perry, 2005). Masalah spiritual merupakan
dan sistem nilai yang dianutnya, termasuk
masalah mandiri keperawatan dan diselesaikan
tujuan hidup, harapan, danniatnya. Dimensi dari
dengan intervensi mandiri (CAN, 2009).
kualitas hidup menurut Jennifer J. Clinch,
Deborah Dudgeeon dan HarveySchipper (1999)
diantaranya gejala fisik, kemampuan fungsional Dukungan spiritual tidak hanya terbatas
(aktivitas), kesejahteraan keluarga, spiritual, dalam praktik keagamaan seperti halnya
fungsi sosial, kepuasan terhadap pengobatan membaca kitab suci maupun berdoa, akan
(termasuk masalah keuangan), orientasi masa tetapi dukungan spiritual juga mengacu pada
depan, kehidupan seksual, termasuk gambaran menenangkan, menghibur, mendengarkan,
terhadap diri sendiri dan fungsi dalam bekerja. menghormati privasi serta membantu mencari
Menurut Puchalski, et al (2009) menyatakan makna dan tujuan hidup keluarga (Russo,
bahwa tidak semua penyakit dapat disembuhkan
namun selalu ada 2006). Kompleksnya masalah yang
ditimbulkan oleh penyakit kanker ginekologi
ruang untuk “healing” atau penyembuhan.
tentunya membutuhkan intervensi yang dapat
Penyembuhan mengacu pada kemampuan
mencakup beberapa aspek disebabkan
seseorang mendapatkan kebahagiaan, penderita kanker ginekologi dengan stadium
kenyamanan, koneksi, makna, dan tujuan yang sudah lanjut akan mengalami
hidup dalam penderitaan maupun rasa sakit ketidaknyamanan dari berbagai aspek. Aspek
yang dialami. Penyembuhan dapat dimaknai spiritual merupakan salah satu aspek yang
sangat penting bagi pasien yang harus
sebagai penerimaan terhadap penyakit dan dipenuhi.
https://doi.org/10.3390/rel1010018
Sarkar, S., Sautier, L., Schilling, G.,
CNA. (2009). Spirituality, Health and Nursing Bokemeyer, C., Koch, U., & Mehnert, A.
Practice. Vol. 5. Canada. (2015). Anxiety and fear of cancer
Fisher, J. (2011). The four domains model: recurrence and its association with
Connecting spirituality, health and supportive care needs and health-care
wellbeing. Journal of Religions, 2, 17-28. service utilization in cancer patients.
Journal of Cancer Survivorship, 9(4), 567–
http://doi.org/10.1016/j.ejon..2012.02.0003
Jahandideh, S., Zare, A., Kendall, E., &
Jahandideh, M. (2018). Nurses ’Spiritual
Well-Being and Patients ’ Spiritual Care in .
Iran, 1–5.
Seyedrasooly, A., Rahmani, A., Zamanzadeh,
Ledbetter, M. F., Smith, L. A., Vosler-Hunter,
V., Aliashrafi, Z., Nikanfar, Ali-Reza., &
W. L., & Fischer, J. D. (1991). An
Jasemi, M. (2014). Association between
evaluation of the research and clinical
perception of prognosis and spiritual well-
usefulness of the Spiritual Well-Being
being among cancer patients. Journal of
Scale. Journal of Psychology and
Caring Sciences, 3(1), 47-55.
Theology, 19, 49–55.
1
Weny Amelia
1
STIKes Mercubakti jaya Padang
ABSTRACT
INFORMASI
Self-management (SM) adalah salah satu penerapan Evidence Based Nursing (EBN) untuk mengurangi
konstipasi pada pasien kanker payudara akibat kemoterapi yang mendapatkan antiemetik 5-
hydroxytryptamine (serotonin; 5HT3 yaitu ondansentron). SM terdiri dari abdominal massage, abdominal
streching, dan pendidikan posisi buang air besar yang tepat. Tujuan dari EBN ini adalah mengidentifikasi
efektivitas self-management (SM) terhadap penurunan konstipasi pada pasien kanker payudara. Skor
konstipasi diukur menggunakan constipation assessment scale (CAS). Dalam penerapan EBN ini didapatkan
bahwa SM dapat mengurangi konstipasi ditandai dengan penurunan skor CAS. SM dapat digunakan sebagai
salah satu terapi non farmakologi untuk mengurangi konstipasi, bersifat mudah dilakukan, aman dan secara
teknis praktis untuk mengurangi konstipasi pada pasien kanker payudara karena tidak dibutuhkan
keterampilan atau pelatihan khusus untuk melakukannya.
Liu Z. Mechanism of Abdominal Massage for physical health benefits associated with
Difficult Defecation in a Patient with physical activity. Curr Opin Psychiatry
Myelopathy. J Neurol. 18:189– 193
2005;252(10): 1280-82.
Rhee SH, Pothoulakis C, Mayer EA (2009)
McClurg D, Lowe-Strong A. Does Abdominal Principles and clinical implications of
Massage Relieve Constipation?. Nursing the brain-gut-enteric microbiota axis.
Times. 2011; 107(12): 20-2. Nat Rev Gastroenterol Hepatol 6:306–
314
McKay, Sherry L, MSN, ARNP,G.N.P.,
F.A.A.N.P., Fravel, Michelle,PharmD., Sinclair M. The Use of Abdominal Massage
B.C.P.S., & Scanlon, Cathy, MS,R.D., to Treat Chronic Constipation. J Bodyw
Mov Ther. 2011; 15(4): 436-45.
L.D. (2012). Management of Smeltzer & Bare. (2008). Textbook of
constipation. Journal of Gerontological Medical Surgical Nursing Vol.2. Philadelphia:
Nursing, 38(7), 9-15.
doi:http://dx.doi.org/10.3928/00989134- Linppincott William & Wilkins.
20120608-01.
Penedo FJ, Dahn JR (2005) Exercise and
well-being: a review of mental and
Jurnal yang ketiga
Jurnal Ners Indonesia, Vol. 9, No. 1, September 2018
Abstrak
Kehamilan dengan fetal anomaly menimbulkan distres pada orang tua, terlebih jika kehamilan tersebut
merupakan kehamilan yang sangat diharapkan dan sudah direncanakan. Stres yang dirasakan karena adanya
pengalaman tidak menyenangkan berupa kehilangan dapat memberikan dampak berupa trauma pada
kehamilan berikutnya. Studi kasus ini dilakukan pada dua pasien yang didiagnosa mengalami fetal anomaly
pada kehamilannya yang berlokasi di salah satu rumah sakit rujukan Nasional. Studi kasus ini dilakukan
dengan mengaplikasikan evidence based practice (EBP) yang dilakukan dari masa kehamilan sampai dengan
masa postpartum. Umumnya, ibu dan keluarga merasakan kesedihan, kecemasan, membutuhkan informasi
terkait kelainan dan juga dilema dalam membuat keputusan terkait terminasi kehamilan. Salah satu intervensi
keperawatan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir dampak kehilangan yaitu dengan melakukan
pendekatan spiritual. Metode pelaksanaan EBP terkait pendekatan spiritual pada studi ini adalah dengan
mendengarkan bacaan Alquran. Edinburgh Postnatal Depression Scale digunakan sebagai alat ukur untuk
menilai risiko depresi, dengan pertimbangan skala ini berisi pertanyaan yang sedikit dan mudah untuk
dianalisis. Hasil penerapan EBP, terdapat perubahan nilai skala depresi menuju kearah positif, sehingga
mendengarkan bacaan Alquran dapat dijadikan salah satu intervensi bagi perempuan yang didiagnosis
mengalami kehamilan dengan fetal anomaly untuk meminimalisir risiko depresi.
Abstract
Fetal anomaly pregnancy causes parents’ distress, especially if the pregnancy is an expected and planned
pregnancy. The perceived stress of having an unpleasant experience of loss can have traumatic effects on
subsequent pregnancies. This case study was performed on patients who diagnosed with anomaly fetal
pregnancy which located in national referral hospital in Indonesia. Evidence based practice was applicated
during perinatal period in this study. Generally, mothers and families feel sadness, anxiety, need
information related abnormalities and also a dilemma in making decisions related to the termination of
pregnancy. One of the nursing interventions that can be done to minimize the impact of loss is by doing a
spiritual approach, one of them by listening to the recitation of the Qur'an, this method was used as an
intervention in this study. The Edinburgh Postnatal Depression Scale is used as a measuring tool for
assessing the risk of depression, with consideration of this scale of questions that are few and easy to
analyze. The result of EBP application showed that there is a change in the value of the depression scale
towards the positive, so listening to the Qur'an reading can be one of intervention for women who are
diagnosed with pregnancy with fetal anomaly to minimize the risk of depression.
responden dalam studi ini. Studi ini dimulai Mishari Alafasy. Pasien dianjurkan
dari masa prenatal sampai dengan masa mendengarkan sekali dalam satu hari.
postnatal. Pada studi ini dilakukan penerapan
Case Hystory
evidence based practice pada responden, yaitu
dengan mendengarkan murottal Alquran Kasus pertama, Ny. I, 29 tahun, G1H 34-
Alquran yang diperdengarkan adalah bacaan Fallot, atresia duodenum dan hypoplasia nasal.
surat Ar-Rahman oleh Shyaykh Mishari Kelainan kongenital yang dialami bukanlah
Saat pasien di rawat di rumah sakit 164/98 mmHg, nadi: 103 kali/menit,
Manusia memiliki kecenderungan untuk melaporkan bahwa suara Alquran lebih efektif
menikmati harmoni dan ritme yang jika dibandingkan dengan suara musik.
terkoordinasi dengan baik. Harmoni dan ritme Alquran merupakan bagian penting dari agama
bisa berasal dari suara berupa musik, nyanyian Islam, karena Alquran diyakini sebagai
atau lantunan bacaan. Salah satu terapi yang mukjizat yang turun langsung dari Tuhan.
sering digunakan untuk meningkatkan Selain itu, didalam Alquran juga terdapat kisah
kenyamanan adalah terapi musik. Terapi dan petunjuk bagi umat Islam
2008). Banyak penelitian yang menyatakan menurunkan durasi fase aktif saat persalinan
menurunkan stres, kecemasan dan depresi, Alquran juga terbukti mampu menurunkan
salah satunya penelitian yang dilakukan oleh intensitas kecemasan selama dan setelah
Kegiatan spiritual yang di dasari pada pada bayi. Bayi yang mendengarkan lantunan
suara sudah dilakukan sejak ribuan tahun yang Alquran menunjukkan penurunan stres juga
lalu (Navidi & Ghasemi, 2003). Dalam agama peningkatan tidur (Polkki, Korhonen, &
84
Vella Yovinna Tobing1, Yati Afiyanti2, Tri Budiati3, Terapi Alquran Meminimalkan Risiko
Depresi Ibu Hamil Dengan Fetal Anomaly: Penerapan Evidence Based Practice