MANAJEMEN PAJAK
DOSEN PENGAMPU:
Bapak OK SOFYAN HIDAYAT,SE.,AK.,MSi.
DISUSUN OLEH :
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
T.A. 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan kesehatan dan kesejahteraan
serta rahmat dan nikmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Critical Journal Riview (CJR)
ini dengan tepat waktu.
Dan tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang telah
memberi tugas Critical Journal Riview (CJR) ini dalam mata kuliah Manajemen Pajak dengan
arahan dalam membuat sebuah Critical Journal Riview (CJR) yang baik, dengan memberikan tata
cara dan sistematika dalam pembuatan Critical Journal Riview (CJR) ini.Penulis juga berterima
kasih kepada Dosen Pengampu yaitu Bapak OK SOFYAN HIDAYAT,SE.,AK.,MSi. serta kepada
keluarga dan teman-teman yang telah memberi penulis dukungan selama pembuatan Critical
Journal Riview (CJR) ini, dengan memberikan semangat, saran atau pun kritikan-kritikan yang
bersifat membangun.
Semoga Critical Journl Riview ini dapat bermanfaat terutama pada diri penulis dan penulis
mengetahui di dalam penulisan Critical Journal Riview (CJR) ini masih banyak kesalahan dalam
penulisan atau pun kaidah-kaidah bacaaan, dengan begitu penulis sangat mengaharapkan adanya
kritikan dan saran-saran yang bersifat membangun untuk perbaikan penulisan di masa depan.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Perencanaan dan Manajemen Pajak adalah sesuatu yang dapat dilakukan oleh setiap
perusahaan yang menginginkan adanya penghematan pajak. Karena tujuan dari manajemen
pajak yang bersifat ekonomis, efektif, dan efisien. Dengan menyusun perencanaan
danmanajemen pajak sejak dini perusahaan akan terhindar dari segala hal yang mengakibatkan
peningkatan beban pembayaran pajak.
Pada dasarnya Tax Planning adalah semacam strategi yang digunakan WP untuk untuk
meminimalkan jumlah pajak yang harus dibayar.Secara lebih rinci menurut Lumbantoruan Tax
Planning atau Perencanaan Pajak dapat didefenisikan sebagai upaya manajemen keuangan untuk
meminimalkan biaya pajak dengan merancang investasi, jenis usaha dan sistem pencatatan
pendapatan dan biaya mana yang menghasilkan beban pajak yang paling kecil.Tax Planning
sering pula disamakan dengan Tax Management atau manajemen pajak yang didefinisikan
sebagai sarana memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar tetapi jumlah pajak yang
dibayardapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan.
Critical Journal Review ini dibuat bertujuan untuk menambah wawasan penulis maupun
pembaca dalam mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu jurnal, menjadi bahan
pertimbangan, dan juga menyelesaikan salah satu tugas individu Mata Kuliah Manajemen Pajak
di Universitas Negeri Medan.
1.3.Manfaat CJR
Critical Journal Review ini dibuat dengan manfaat membantu pembaca mengetahui isi dan
penilaian umum dan sebuah jurnal atau hasil karya tulis ilmiah lainnya secara ringkas, serta
mengetahui kelebihan dan kelemahan jurnal yang dikritik dan memberi masukan kepada penulis
jurnal berupa kritik dan saran terhadap cara penulisan isi dan substansi jurnal.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.2 Ringkasan Jurnal
ABSTRAK
Maraknya globalisasi di zaman modern ini berdampak pada pesatnya pertumbuhan
perdagangan multinasional dan transaksi lintas batas antar perusahaan (transaksi pihak terkait).
Dalam ekonomi global di mana perusahaan multinasional (MNE) memainkan peran penting,
banyak transaksi biasanya terjadi di antara anggota grup. Fenomena ini berdampak pada praktik
transfer pricing. Tujuan transfer pricing adalah untuk mencapai evaluasi kinerja dan penetapan
pajak yang optimal. Harga transfer signifikan bagi pembayar pajak dan administrasi perpajakan
karena keduanya menentukan sebagian besar pendapatan dan pengeluaran, dan oleh karena itu,
laba kena pajak, dari perusahaan terkait di yurisdiksi pajak yang berbeda. Untuk mengatur
praktik transfer pricing dan tax avoidance, Direktorat Jenderal Pajak telah membuat regulasi
yang mengatur kewenangan merealokasi harga transfer antar divisi yang memiliki pihak terkait.
KAJIAN PUSTAKA
Definisi Transfer Pricing
Menurut Simamora dalam Mangoting (2000:70), transfer pricing didefinisikan sebagai
nilai atau harga jual khusus yang dipakai dalam pertukaran antar divisional untuk mencatat
pendapatan divisi penjual (selling division) dan biaya divisi pembeli (buying division). Transfer
pricing juga disebut dengan intracompany pricing, intercorporate pricing, interdivisional atau
internal pricing yang merupakan harga yang diperhitungkan untuk keperluan pengendalian
manajemen atas transfer barang dan jasa antar anggota. Organization for Economic Co-
operation and Development (OECD) mendefinisikan transfer pricing sebagai harga yang
ditentukan dalam transaksi antar anggota grup dalam sebuah perusahaan multinasional dimana
harga transfer yang ditentukan tersebut dapat menyimpang dari harga pasar wajar sepanjang
cocok bagi grupnya. Mereka dapat menyimpang dari harga pasar wajar karena posisi mereka
yang berada dalam keadaan bebas untuk mengadopsi prinsip apapun yang tepat bagi
korporasinya. “..In a multinational enterprise (MNE) many transaction normaly take place
between members of the group. The price charged for such transfer do not necessarily represent
a result of the free play of market forces, but may, for a number of reasons and because the
MNE is in a position toadopt whatever piciple is convenient to its as a group (OECD,1979)”.
3
Jerry M. Rosenburg dalam Santoso (2004:126) mengungkapkan bahwa “transfer pricing is
the price charged by one segment of an organization for a product or service it supplies to another
part of the same firm transfer pricing “ atau harga transfer adalah harga yang ditentukan oleh satu
bagian dari sebuah organisasi atas penyerahan barang atau jasa yang dilakukannya kepada bagian
lain dari organisasi yang sama.
6
Dalam Pasal 18 ayat (3) UU PPh, dinyatakan bahwa Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk
menentukan kembali besarnya penghasilan dan pengurangan serta menentukan utang sebagai
modal untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak yang mempunyai
hubungan istimewa dengan Wajib Pajak lainnya sesuai dengan kewajaran dan kelaziman usaha
yang tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa dengan menggunakan metode perbandingan harga
antara pihak yang independen, metode harga penjualan kembali, metode biaya-plus atau metode
lainnya.
Mengenai ketentuan transfer pricing, harus ditentukan Negara mana yang berhak
memajaki laba yang dihasilkan oleh perusahaan yang menjalankan usahanya lebih dari satu
Negara. Untuk perusahaan yang berorientasi pada laba, maka perusahaan multinasional akan
berusaha untuk meminimalkan beban pajak melalui praktik penghindaran pajak (tax avoidance)
di negara-negara yang tidak mengatur secara ketat tentang ketentuan anti penghindaran pajak.
Di Indonesia, untuk menangkal skema transfer pricing, maka sudah dibuat unit khusus
(setingkat seksi) dalam jajaran Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan, yaitu Sub Direktorat
Pemeriksaan Transaksi Khusus Seksi Transfer Pricing. Dalam pemeriksaan transfer pricing
harus ada kepastian hukum bagi Wajib Pajak. Agar tidak ada pemeriksaan yang dilakukan di
8
luar koridor ketentuan perpajakan yang berlaku
Afiliasi atau Hubungan Istimewa
Dalam Pasal 18 ayat (4) UU PPh dinyatakan bahwa hubungan istimewa sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) sampai dengan ayat (3d), Pasal 9 ayat (1) huruf f, dan Pasal 10 ayat (1) dianggap ada
apabila:
1. Wajib Pajak mempunyai penyertaan modal langsung atau tidak langsung paling rendah
25% (dua puluh lima persen) pada Wajib Pajak lain; hubungan antara Wajib Pajak dengan
penyertaan paling rendah 25% (dua puluh lima persen) pada dua Wajib Pajak atau lebih;
atau hubungan di antara dua Wajib Pajak atau lebih yang disebut terakhir;
2. Wajib Pajak menguasai Wajib Pajak lainnya atau dua atau lebih Wajib Pajak berada di
bawah penguasaan yang sama baik langsung maupun tidak langsung; atau
3. Terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis keturunan lurus
dan/atau ke samping satu derajat.
Dalam penjelasan Pasal 18 ayat (4) UU PPh dinyatakan bahwa hubungan istimewa di antara Wajib
Pajak dapat terjadi karena ketergantungan atau keterikatan satu dengan yang lain yang disebabkan:
1. Kepemilikan atau penyertaan modal; atau
2. Adanya penguasaan melalui manajemen atau penggunaan teknologi.
Selain karena hal-hal tersebut, hubungan istimewa di antara Wajib Pajak Orang Pribadi
dapat pula terjadi karena adanya hubungan darah atau perkawinan.
Penggunaan kata “hubungan istimewa” dalam akuntansi sudah tidak digunakan lagi tetapi
menggunakan istilah “berelasi” merujuk pada istilah bahasa Inggris yang menggunakan kata
“related party”. Pihak-pihak berelasi didefinisikan secara luas dalam PSAK 7. Suatu perusahaan
dikatakan mempunyai hubungan istimewa dengan perusahaan pelapor jika (paragraf 9):
• Perusahaan tersebut yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau
dikendalikan oleh, atau berada di bawah ventura bersama, dengan perusahaan pelapor
(termasuk holding companies, subsidiaries, sub-subdiaries, dan fellow subsidiaries).
• Perusahaan tersebut adalah perusahaan asosiasi (sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 15
Investasi dalam Perusahaan Asosiasi);
9
• Perusahaan tersebut adalah perusahaan ventura bersama di mana perusahaan pelapor
menjadi venture (sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 12 Bagian Partisipasi dalam
Ventura Bersama);
• Perusahaan tersebut adalah perorangan (dan anggota keluarga dekat dari perorangan
tersebut) dari anggota manajemen kunci perusahaan pelapor atau induk perusahaannya;
• Perusahaan tersebut adalah perusahaan yang mengendalikan, venture bersama, atau yang
dipengaruhi secara signifikan oleh individu (dan anggota keluarga dekat dari individu
tersebut) dari anggota manajemen kunci perusahaan pelapor atau induk perusahaannya; dan
• Perusahaan tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari
salah satu perusahaan pelapor atau perusahan mana pun yang berelasi dengan perusahaan
pelapor.
10
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Jurnal
Kelebihan :
a. Bahasa yang digunakan mudah dipahami dan dimengerti oleh pembaca
b. Format jurnal yang digunakan rapi
c. Tujuan penelitian dipaparkan dengan jelas
d. Isi abstrak tergambarkan dengan spesifik
Kekurangan :
a. Kurangnya penggunaan table-tabel yang dapat membuat pembaca lebih memahami
pembahsannya
b. Pemilihan istilah-istilah yang kurang dapat dipahami oleh orang awam
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Transfer Pricing didefinisikan sebagai harga yang ditentukan oleh satu bagian dari sebuah
organisasi atas penyerahan barang atau jasa yang dilakukannya kepada bagian lain dari
organisasi yang sama. Transfer pricing dapat juga diartikan sebagai nilai atau harga jual khusus
yang dipakai dalam pertukaran antar divisional untuk mencatat pendapatan divisi penjual
(selling division) dan biaya divisi pembeli (buying division). Dilihat dari aspek perpajakan,
pengertian transfer pricing adalah harga yang dibebankan oleh suatu perusahaan atas barang,
jasa, harta tak berwujud kepada perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa.
Tujuan penetapan harga transfer adalah untuk mentransmisikan data keuangan di antara
departemen-departemen atau divisi-divisi perusahaan pada waktu mereka saling menggunakan
barang dan jasa satu sama lain. Selain itu transfer pricing terkadang digunakan untuk
mengevaluasi kinerja divisi dan memotivasi manajer divisi penjual dan divisi pembeli menuju
keputusan-keputusan yang serasi dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan.
3.2 Saran
Saran Saya untuk penulis pada jurnal yang saya bahas adalah saat menulis jurnal atau
makalah sebaiknya menggunakan Bahasa dan istilah-istilah yang mudah dan dapat dipahami
oleh pembaca serta bahasa yang tidak berbelit belit, sehingga mudah untuk dipahami oleh
pembaca. Untuk mencegah praktik penghindaran pajak karena penentuan harga tidak wajar (non
arm's length price), maka Dirjen Pajak menetapkan pedoman penentuan harga transfer yang
membahas penerapan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha (arm’s length principles) terkait
transaksi antara wajib pajak dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa. Aturan ini
mengharuskan wajib pajak untuk menggunakan nilai pasar wajar dalam bertransaksi dengan
pihak berelasi (related parties).
12
DAFTAR PUSTAKA
Ita Salsina Lingga,Desember 2012. Aspek Perpajakan Dalam Transfer Pricing dan Problematika
Praktik Penghindaran Pajak (Tax Avoidance).Jurnal Zenit.210-221
13