1
Dokter Magang RSUP Sanglah Denpasar
2
Dosen/Guru Besar FK Universitas Udayana
3
Dosen FK Universitas Mataram
*email: widianihelen@gmail.com
Mieloma multipel timbul dari mutasi Lesi Litik dengan Kadar Kalsium Darah pada
klonal satu sel limfosit B yang ditandai dengan Pasien Mieloma Multipel’.
monoclonal spike >30%, jumlah sel plasma
dalam sumsum tulang >10%, dan sudah METODE
memiliki kerusakan organ. Gejala manifestasi Penelitian ini merupakan penelitian
yang paling sering berupa hiperkalsemia potong lintang retrospektif dengan mengambil
(28%), insufisiensi renal (48%) anemia (73%), data sampel melalui buku register pasien Divisi
kerusakan tulang/bone lesion (67%) Hemato-Onkologi, Departemen Penyakit
3,5
(CRAB). Hiperkalsemia (>11mg/dl) terjadi Dalam RSUP Sanglah dari bulan September
karena kerusakan tulang akibat pengaruh 2019 hingga September 2020. Kriteria inklusi
osteoklas yang berlebihan. Kerusakan sampel penelitian adalah semua pasien MM
ginjal/insufisiensi ginjal (kreatinin >2mg/dl) yang datang berobat ke Poli Penyakit Dalam
terjadi karena deposit monoclonal protein pada Hemato-Onkologi di RSUP Sanglah,
ginjal, infeksi, dan hiperkalsemia. Anemia sedangkan sampel akan dieksklusi apabila
(Hemoglobin <10mg/dl) merupakan gejala tidak memiliki data-data yang lengkap terkait
yang paling sering dijumpai karena variabel-variabel yang akan dianalisis. Data
pendesakan sistem eritroid oleh sel plasma dan informasi klinis yang akan dikumpulkan
sitokin (interleukin [IL]-6 dan tumor necrosis berupa usia, jenis kelamin, ada atau tidaknya
factor [TNF]-α).3,9 Kerusakan tulang pada MM lesi litik, fraktur pada tulang, serta
disebabkan oleh peningkatan aktivitas laboratorium (kadar kalsium darah, kadar
osteoklas dan penghambatan aktivitas hemoglobin, serta serum kreatinin). Data-data
osteoblas yang mengakibatkan destruksi tulang laboratorium yang digunakan adalah hasil
berupa lesi litik dengan batas tegas tanpa laboratorium awal saat pertama kali pasien di
sklerotik di tepinya yang disebut “punch out”. diagnosis. Data-data tersebut dianalisis secara
Berbeda dengan metastasis, yaitu selain deskriptif untuk karakteristik sampel. Seluruh
menghasilkan faktor yang memicu osteoklas data dari sampel penelitian dicatat untuk diedit
juga memicu reaksi tulang sehingga dan dikoding kemudian direkam pada
mengakibatkan kerusakan tulang yang ireguler. komputer dan dilakukan validasi. Pada data
Kerusakan tulang akan menyebabkan kalsium dilakukan tabulasi dan diolah secara statistik
yang tersimpan didalam tulang akan dengan menggunakan program SPSS.
dikeluarkan ke cairan ekstraseluler sehingga Kemudian, dilakukan uji analisis korelasi
terjadi hiperkalsemia. Hiperkalsemia Pearson.
merupakan komplikasi metabolik yang paling
sering, mencapai sekitar 15%. Keadaan ini HASIL
menyebabkan gangguan berbagai macam Dari periode bulan September 2019
sistem, seperti sistem saraf, jantung, saluran hingga September 2020 didapatkan 78 pasien
cerna, pembuluh darah dan ginjal.10 MM yang terdiagnosis di Divisi Hemato-
Berdasarkan uraian diatas, perlu Onkologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam
dilakukan penelitian tentang ‘Korelasi Antara RSUP Sanglah. Dari 78 pasien tersebut,
sebanyak 36 pasien dieksklusi karena tidak
269
Jurnal Kedokteran 2020,9(4):268-273
ISSN 2301-5977, e-ISSN 2527-7154
memiliki data-data yang lengkap sehingga total kasus; dan kadar serum kreatinin pasien
sampel sebanyak 42 pasien. Dari 42 pasien meningkat (>2 mg/dl) sebanyak 8 (19,05%)
tersebut, MM lebih banyak diderita oleh pria kasus. Berdasarkan uji korelasi Pearson
sebanyak 57,14% (24) kasus. Kisaran umur didapatkan nilai p adalah sebesar 0,11. Karena
pasien MM antara 40-90 tahun dengan median nilai p>0,05 maka artinya H0 diterima dan Ha
56 tahun, sebagian besar kasus umur 51-60 ditolak. Didapatkan nilai r sebesar 0,247,
tahun sebanyak 57,14% (24) kasus. Pada sedangkan nilai r tabel sebesar 0,304. Oleh
pasien yang terdiagnosis MM dijumpai lesi karena nilai r hitung < r tabel, maka tidak
litik sebanyak 97,62% (41) kasus, disertai berkorelasi (tidak berhubungan).
dengan fraktur tulang yang terbanyak fraktur
kompresi sebanyak 54,76% (23) kasus. PEMBAHASAN
Tabel 1. Karakteristik Pasien Berdasarkan dari hasil penelitian
Karakteristik Demografi Jumlah (%) ditemukan pasien MM yang paling banyak
Jumlah total pasien 42 adalah berjenis kelamin laki-laki sebesar 24
Jenis kelamin subjek (57,14%). Hal ini sesuai dengan
Laki-laki 24 (57,14%)
Perempuan 18 (42,86%) penelitian yang dilakukan oleh Shireen et al.
Kelompok umur pada tahun 2005, yakni MM lebih banyak
<51 tahun 6 (14,28%) ditemukan pada laki-laki sebesar 67%.6
51-60 tahun 24 (57,14%)
>60 tahun 12 (28,57%) Dilihat dari kelompok usia, MM paling
Rentang 40-90 banyak ditemukan pada kelompok usia 51–60
Median 56
tahun sebesar 24 subjek (57,14 %). Menurut
Tabel 2. Karakteristik Hasil Pemeriksaan beberapa literatur, angka kejadian MM lebih
banyak ditemukan pada jenis kelamin laki-laki
dibandingkan perempuan dengan puncak usia
diatas 50 tahun.
Berdasarkan dari hasil penelitian, pada
bone survey ditemukan lesi litik, baik pada
calvaria, vertebra, humerus, pelvis, costa,
pelvis, serta femur sebesar 41 subjek (97,62%).
Sedangkan yang tidak memiliki lesi litik hanya
sebesar 1 subjek (3,38%). Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Khairida pada tahun 2014 ditemukan lesi litik
sebesar 93,3% pada subjek penelitiannya.10
Menurut beberapa literatur, insiden lesi litik
Berdasarkan hasil pemeriksaan pada pasien MM bukan hanya disebabkan oleh
laboratorium didapatkan: kadar kalsium darah
sel tumor sendiri tetapi juga dimediasi oleh
pasien dalam batas normal atau normokalsemia osteoklas. Selain itu, sel-sel mieloma
(<11 mg/dl) sebanyak 61,90% (26) kasus;
menginduksi sel-sel dalam sumsum tulang
pasien yang mengalami anemia dengan kadar
hemoglobin <10mg/dl sebanyak 57,15% (24)
270
Jurnal Kedokteran 2020,9(4):268-273
ISSN 2301-5977, e-ISSN 2527-7154
untuk memicu peningkatan osteoklas dan menyebabkan cedera pada tubulus ginjal,
menghambat pembentukan osteoblas.11,12 amiloidosis, atau invasi dari plasmasitoma.13
Berdasarkan dari hasil penelitian Jadi, ada banyak faktor yang bisa
ditemukan pasien MM yang mengalami fraktur menyebabkan penurunan fungsi ginjal pada
tulang kompresi yang paling banyak sebesar 23 pasien MM. Mungkin saja karena pada subjek
subjek (54,76%). Berdasarkan literatur, faktor penelitian ini lebih banyak ditemukan
pengaktif osteoklas (OAF) seperti IL-1β, normokalsemia, sehingga kadar serum
limfotoksin, dan TNF menyebabkan terjadinya kreatinin juga lebih banyak yang dalam batas
osteolisis dan osteoporosis yang demikian khas normal.
pada penyakit ini. Dengan semakin banyaknya Berdasarkan dari hasil penelitian
lesi litik, maka semakin meningkatkan resiko ditemukan pasien MM yang memiliki kadar
terjadinya fraktur yang menyebabkan nyeri kalsium normal (normokalsemia) paling
tulang, hiperkalsemia, dan hiperkalsiuria.13 banyak sebesar 30 subjek (71,43%), sedangkan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang hiperkalsemia sebesar 12 subjek
ditemukan pasien MM yang mengalami (28,57%). Berdasarkan literatur bahwa
anemia (hemoglobin <10 mg/dl) paling banyak keadaan hiperkalsemia dapat mencapai sekitar
sebesar 24 subjek (57,14%). Hal ini sesuai 15-20% pada MM dan merupakan komplikasi
dengan penelitian yang dilakukan oleh Sadia yang sering terjadi. Hiperkalsemia secara
pada tahun 2016 dilaporkan pasien yang umum disebabkan oleh kerusakan tulang yang
mengalami anemia sebesar 63,9%. Menurut luas.15,16
beberapa literatur, anemia disebabkan oleh Berdasarkan hasil penelitian dengan
karena tumor menyebabkan penggantian analisis korelasi Pearson, maka diperoleh hasil
sumsum tulang dan inhibisi secara langsung nilai p 0,115. Artinya nilai p >0,05 menyatakan
terhadap proses hematopoiesis serta perubahan tidak berkorelasi (tidak berhubungan) antara
megaloblastik akan menurunkan vitamin B12 lesi litik (variabel bebas) dengan kadar kalsium
dan asam folat.13 darah (variabel terikat). Didapatkan nilai r
Berdasarkan dari hasil penelitian sebesar 0,247 sedangkan nilai r tabel sebesar
ditemukan pasien MM yang memiliki kadar 0,304. Oleh karena nilai r hitung < r tabel,
serum kreatinin ≤2 mg/dl sebesar 34 subjek maka tidak berkorelasi (tidak berhubungan).
(80,95%). Hal ini tidak sesuai dengan Berdasarkan tingkat keeratan antara kedua
penelitian yang dilakukan Shireen et al. pada variabel, menunjukkan nilai korelasi pearson
tahun 2005, yakni kadar kreatinin >2 mg/dl sebesar 0,247 yang artinya bahwa terjadi
sebesar 51,2%.6 Sedangkan berdasarkan hubungan yang rendah tetapi pasti antara lesi
literatur, dikatakan penurunan fungsi ginjal litik dengan kadar kalsium darah.
pada pasien MM disebabkan oleh karena Hal ini sesuai dengan literatur yang
hiperkalsemia, adanya deposit myeloid pada mengatakan tidak terdapat hubungan yang
glomerulus, hiperurisemia, infeksi yang secara bermakna antara lesi litik dengan kadar
rekuren, infiltrasi sel plasma pada ginjal, dan kalsium darah, berdasarkan literatur gejala
kerusakan tubulus ginjal oleh karena infiltrat manifestasi berupa hiperkalsemia didapatkan
rantai berat yang berlebihan yang 28% saja pada penderita MM.3,5 Begitu juga
271
Jurnal Kedokteran 2020,9(4):268-273
ISSN 2301-5977, e-ISSN 2527-7154
272
Jurnal Kedokteran 2020,9(4):268-273
ISSN 2301-5977, e-ISSN 2527-7154
273