Overview:
Gagal jantung merupakan ketidakmampuan jantung untuk memompa secara
efektif (Ignatavicius, Workman & Rebar, 2016). Gagal jantung merupakan sindrom
kompleks yang disebabkan oleh kondisi yang mengganggu pengeluaran darah kaya
oksigen dan nutrisi dari ventrikel. Kegagalan memompa darah ke dalam sirkulasi
sistematik mengakibatkan ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
tubuh (Bullock & Hales, 2012 dalam Lemone, et al., 2017).
Gagal jantung kanan terdiri dari gagal jantung kanan itu sendiri, dan gagal
jantung kongestif. Antara gagal jantung kanan dan kiri pada bagian yang sendiri-
sendiri, memiliki tanda dan gejala yang berbeda.
Tipe-tipe:
1. Gagal jantung kiri
Gagal jantung paling umum. Terjadi sebagai akibat disfungsi ventrikel kiri
sehingga aliran darah kembali ke atrium kiri dan vena pulmonalis. Tekanan paru
yang meningkat mengakibatkan kebocoran cairan dari dasar kapiler paru ke
dalam interstisium dan alveoli. Sehingga menyebabkan edema dan kongestif
pulmonar.
2. Gagal jantung kanan
Terjadi ketika ventrikel kanan gagal berkontraksi secara efektif. Hal ini
menyebabkan cadangan darah ke atrium kanan dan sirkulasi vena sehingga terjadi
peningkatan DVJ, hepatomegali, splenomegali, kongesti vaskular dan edema.
Tambahan:
Gagal jantung kiri terjadi karena menurunnya kemampuan ventrikel kiri
dalam memompa darah dari ventrikel kiri ke aorta. Efektifnya, jantung dalam satu kali
pompaan, harusnya membawa 100 cc darah ke aorta. Pada kondisi gagal jantung kiri,
kemampuan kontraktilitasnya menurun, sehingga tidak mampu memompa full 100 cc
sehingga terdapat sisa pada ventrikel kiri. Sisa lebih banyak tersebut lama-lama
mengakibatkan peningkatakan tekanan di ventrikel kiri, sehingga akibatnya vena
pulmonalis meningkat yang mengakibatkan tekanan hidrostatik nya juga meningkat
dan mendorong darah ke rongga interstitial.
Sesak terjadi karena peningkatan vena pulmonalis yang meningkatkan
tekanan pulmonalis sehingga terjadi edema paru. Sedangkan rasa lemas terjadi karena
kontraktilitas yang menurun sehingga aliran darah berkurang ke aorta.
Gagal jantung kanan tidak mampu memompakan darah ke vena pulmonalis
sehingga terjadi penumpukan darah yang mengakibatkan tekanan atriumnya
meningkat begitu juga vena cava dan esktremitas sehingga terjadi peningkatan JVP.
Volume darah semakin meningkat dan tekanan meningkat sehingga mendorong darah
ke interstitial dan terjadi edema di bagian ekstremitas bawah. Hipertensi pulmonal,
emboli di paru terjadi karena adanya sumbatan di paru. Arteri pulmonalisnya terjadi
penyumbatan sehingga terjadi masalah sehingga pada beberapa kondisi terjadi sesak
napas pada pasien.
Gagal jantung dua-duanya yang disebut gagal jantung kongestif. Hal ini terjadi
awalnya dari gagal jantung kiri sehingga timbul edema pada pulmonal sehingga
meningkatkan peningkatan area pulmonalis.
Pencegahan:
1. Gagal jantung kiri kare hipertensi, maka hipertensinya harus dikontrol (diet rendah
garam)
2. Gaya hidup
Kontraindikasi:
Pasien dengan fraktur iga tidak dilakukan palpasi dan perkusi.
Nursing Consideration
Menghangatkan peralatan seperti stetoskop untuk mencegah pasien kedinginan
Waspada terhadap murmur jantung fungsional pada anak-anak, denyut mungkin
dapat lebih terasa apabila dinding dada tipis. S3 mungkin ada pada anak kecil
Pengkajian pada gagal jantung kongestif kanan
i. Inspeksi: Peningkatan JVP, edema pada esktermitas, asites, peningkatan resoirasi,
kulit pucat karena penurunan perfusi perifer sekunder, dan sianosis yang terjadi
sebagai refraktori gagal jantung kronis
ii. Palpasi: ditemukan adanya pitting edema, hepatomegali dan nyeri tekan pada
kuadran atas abdomen, distritmia. Nadi mungkin cepat hilang atau tidak teratur
untuk dipalpasi dan pulsus alternan mungkin ada
iii. Perkusi: hiperrsonan
iv. Auskultasi: bunyi jantung S1 dan S2 lemah karena menuunnya kerja pompa.
Irama gallop (S3 dan S4) dihasilkan sebagai aliran darah ke atrium yang distensi.
Murmur dapat menunjukkan inkompetensi/stenosis katup. Takikardi
Nursing consideration
Posisi Fowler dan berikan oksigen tambahan sesuai kebutuhan
Monitor ritme jantung
Pantau intake dan output
Pantau respons pasien terhadap pengobatan
Pantau TTV
Pantau status mental pasien
Kaji adanya edema perifer
Pantau kadar nitrogen urea darah dan kreatinin serum, kalium, natrium, klorida,
dan magnesium pasien
Daftar Pustaka
Allen, K.D. et al. (2010). Lippincott Manual of Nursing Practice Pocket Guides.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins
Black, J, M., Hawks, J, H. (2014). Medical Surgical Nursing; Clinical Management
for Positive Outcomes. Ed.8. Singapore: Elsevier.
Frankel Cardiovascular Center Michigan Medicine (n.d.). Right-sidee heart failure.
Available at: https://www.umcvc.org/health-library/tx4093abc#:~:text=Topic
%20Overview,pulmonale%20or%20pulmonary%20heart%20disease.
Hudak & Gallo. 2002. Keperawatan Kritis. Edisi IV Vol. 1. Jakarta. ECG
Ignatavicius, D. D., & Workman, M. L. (2018). Medical-Surgical Nursing: Patient-
Centered Collaborative Care (9th ed.). St. Louis: Elsevier Saunders.
Lemone, et al. (2017). Medical-Surgical Nursing: Critical Thinking for Person-
Centered Care. Australia: Pearson.
Lynn, P. (2011). Taylor's Clinical Nursing Skills 3rd ed. Philadelphia: Wolters
Kluwer Health