Anda di halaman 1dari 5

Resume Diskusi Penggantian Botol Waste Sealed Drainage (WSD)

Oleh Resti Amelia Putri, 1806203175, Focus Gorup 4, Kelas C

Water Sealed Drainage (WSD) merupakan suatu prosedur untuk mengeluarkan cairan
atau udara dari dalam rongga pleura dengan menggunakan slang kecil diameter G14-
G18 dengan air sebagai katup pembatas.

Kontraindikasi pemasangan WSD


1. Infeksi pada tempat pemasangan
2. Gangguan pembekuan darah yang tidak terkontrol
3. Perdarahan interkostal dan edema paru

Kekurangan dan kelebihan sistem WSD


1. Sistem satu botol
Kelebihan: paling sederhana, sistem satu botol bekerja secara efisien untuk
pneumotoraks yang tidak rumit
Kekurangan: Hanya untuk udara karena statis, tidak ada suction, apabila ada cairan
maka risiko peningkatan tekanan akan lebih tinggi, apabila botol diposisikan tinggi,
air dapat memasuki pleural cavity
2. Sistem dua botol
Kelebihan: lebih banyak menampung cairan pleura dibanding 1 botol, terdapat tempat
untuk mengumpulkan drainasenya dan ada katup 1 arah yang berfungsi untuk
mencegah udara atau cairan ke pleura
Kekurangan: perhitungan cairan dari pleura tidak dapat dilakukan secara langsung,
karena cairan pleura menyatu dengan water seal
Untuk: hematoraks, hemopneumotoraks, dan efusi pleura
3. Sistem tiga botol
Kelebihan: terdapat suction tertutup sehingga dapat langsung mengeluarkan udara dan
cairan, mudah mengukur cairan yang keluar dari pleura.
Kekurangan: suctioning terus menerus dapat mengakibatkan bocornya udara paru
pelura.
Efusi Pleura
- Efusi pleura merupakan akumulasi cairan di rongga pleura
- Cairan memasuki ruang pelura dari kapiler di pleura parietal dan dikeluarkan oleh
imfatik yang terletak di pelura parietal.
- Efusi dapat berupa cairan yang relatif jernih, berdarah, ataupun bernanah. Efusi
cairan bening bisa berupa transudat atau eksudat.
- Efusi transudat (filtrasi plasma yang bergerak melintasi dinding kapiler utuh) terjadi
ketika faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan dan reabsorpsi cairan pleura
berubah, biasanya karena ketidakseimbangan hidrostatik atau tekanan onkotik.
Penyebab umum efusi transudat adalah gagal jantung.
- Efusi eksudat (ekstravasasi cairan ke jaringan atau rongga) biasanya terjadi akibat
peradangan oleh produk bakteri atau tumor yang melibatkan permukaan pleura.
Kondisi yang mengakibatkan efusi pleura eksudat yaitu bakteri penumonia, infeksi
virus, infark paru, dan kegananasan.
- Dalam kondisi normal , 5-15 mL cairan di antara pleura mencegah gesekatan selama
pergerakan permukaan pleura.
- Efusi pleura merupakan komplikasi dari pneumonia, kanker paru-paru, TB, emboli
paru, dan gagal kongestif
- Jumlah cairan yang terkumpul di sisi yang terkena, mengakibatkan jantung dan
organ mediastinum mengalami tekanan.

Pengkajian
Anamnesa:
- Apakah pasien merasakan nyeri di dada
- Apakah pasien mengalamai sesak napas

Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum: sesak napas dengan napas dangkal, nyeri, demam
- Inspeksi: ruang iga yang melebar, mendatar dan tertinggal pasa saat pernapasan.
Serta mediastinum terdorong ke arah kontra lateral
- Palpasi: fremitus suara lemah/menghilang
- Auskultasi: suara napas melemah bahkan hilang, terdengar pleural friction rub
Pemeriksaann diagnostik
- Radiografi dada dan pemindaian computed tomography (CT): menunjukkan cairan
di area yang terkena efusi
- Thoracentesis: mengeluarkan cairan pleura untuk analisis dan pemeriksaan sel-sel
ganas
- Pungsi pleura diagnostik
- Pungsi pleura evakuasi/mini WSD
- Pemasangan WSD

Diagnosis Keperawatan
Ketidakefektifan pola pernapasan b.d menurunnya ekspansi paru sekunder terhadap
penumpukan cairan dalam rongga pleura

Sistem WSD yang digunakan: WSD dengan sistem 2 botol


- Digunakan 2 botol; 1 botol mengumpulkan cairan drainage dan botol 2 sebagai
water seal
- Botol 1 dihubungkan dengan selang drainage yang awalnya kosong dan hampa
udara, selang pendek pada botol 1 dihubungkan dengan selang di botol 2 yang berisi
water seal
- Cairan drainage dari rongga pleura masuk ke botol 1 dan udara dari romgga pleura
masuk ke water seal pada botol 2
- biasanya digunakan untuk mengatasi hemothoraks, hemopneumothoraks, dan efusi
pleura.
- Mengeluarkan cairan peura yang tertimbun pada rongga pleura, sebaiknya tidak
melebihi 2000cc pada setiap aspirasi. Hal ini akan membuat paru pada sisi yang sakit
dapat mengembang dengan baik serta jantung dan mediastinum tidak mendesak ke
bagian yang sehat dan penderita dapat bernapas dengan lega kembali.

Pneumotoraks
- Cedera paru yang membuat udara memasuki ruang pleura, menyebabkan
peningkatan tekanan paru dan penurunan kapasitas vital paru
- Disebabkan oleh trauma dada tumpul dan sebagai komplikasi prosedur medis.
- Pneumotoraks bisa terbuka (rongga pleura terpapar udara luar saat ada luka terbuka
di dinding dada) atau tertutup (pada pasien dnegan penyakit paru kronis, COPD).
- Di saat paru memasuki rongga pleura, perubahan tekanan positiff menyebabkan paru
kolaps sebagian atau seluruhnya. Saat volume udara di rongga pleura naik, volume
paru akan menurun.
- Pneumotoraks kecil menyebabkan takikardi dan dispnea
- Pnemuotoraks besar menyebabkan respiratory distress, RR cepat, dispnea,
penurunan saturasi oksigen, chest pain, dan hemoptisis.
- Perawatan umum diberikan adalah pemasukan chest tube yang dihubungkan dengan
WSD.

Hemothorax
Akumulasi darah dan cairan dalam rongga pleura (antara bagian parietal dan visceral)
biasanya akibat trauma (Potter & Perry, 2013). Manifestasi klinis berupa gangguan
napas, syok, pergeseran mediastenum, gelisah dan mengeluh nyeri, muntah, auskultasi
terdengar bunyi crackles, ronki dan mengi, hb, hematokrit dan kadar elektrolit
abnormal.

Patofisiologi
- Pecahnya pembuluh darah dari proses inflamasi seperti pneumonia atau TB
- Trauma tumpul dada, sehingga tulang rusuk dapat menyayat jaringan paru-paru dan
menyebabkan darah berkumpul di ruang pleura
- Menembusnya beda tajam pada paru-paru sehingga pecahnya membran
memungkinkan darah untuk masuk ke pleura.

Pengkajian
- Aktivitas dan istirahat: dispnea dengan aktivitas ataupun istirahat
- Sirkulasi: takikardia, disritmia, irama jantung gallop, denyut nadi apical, hipertensi
ataupun hipotensi
- Pernapasan: takipnea, penggunaan otot aksesoris pernapasan, bunyi napas menurun
atau tidak ada, fremitus menurun, perkusi dada (bunyi pekak di atas area yang terisi
cairan), observasi dan palpasi dada (gerakan dada tidak sama, penurunan
pengembangan thoraks)
- Kulit: pucat sianosis, berkeringat
- Mental: ansietas, gelisah, bingung
Diagnosis Keperawatan
- Ketidakefektifan Pola Napas
- Risiko Infeksi

Sistem WSD yang digunakan pada hemothoraks adalah sistem dua botol.

Kanker Paru
Patofisiologi: Terpapar karsinogen sehingga bahan karsinogenik mengendap dan
menyebabkan kegagalan regulasi sel. Hal ini akan menimbulkan sel kanker, baik di
saluran bronkial maupun di jaringan paru-paru. Menimbulkan masalah keperawatan
berupa gangguan pertukaran gas.

WSD pasien kanker paru pada pasien post operatif diberikan untuk mendrainase udara
dan darah yang terkumpul di pleura.

Evaluasi Diri
Pembelajaran hari ini terkait penggantian WSD sehingga saya dan teman-teman sudah
mulai mengetahui terkait WSD, baik dari indikasi dan kontraindikasi, model sistem
pada WSD, dan langkah yang harus dilakukan saat pemberian WSD. Dalam hal ini,
saya akan lebih memahami dan melihat video intervensi yang telah disediakan dengan
penuh teliti sehingga bisa mempraktikkannya.

Referensi:
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). Keperawatan medikal bedah: manajemen klinis
untuk hasil yang diharapkan (edisi 8). Jakarta: Salemba Medika.
Ignatavicius, D.D., Workman, M.L., Rebar, C.R. (2017). Medical-Surgical Nursing:
Concepts for Interprofessional Collaborative Care (9th ed.). Missouri: Elsevier.
Lewis, S.L., Dirksen, S.R.D., Heitkemper, M.M., Bucher, L., & Harding, M.M.
(2014). Medical-Surgical Nursing: Assessment and Management if Clinical
Problems (9th ed.). Missouri: Elsevier Mosby.
Potter, P. A., Perry, A. G., Stockert, P. A., & Hall, A. M. (2013). Fundamentals of
Nursing. St. Louis: Elsevier

Anda mungkin juga menyukai