Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling

http://ojs.unm.ac.id/index.php/JPPK
Volume 1 Nomor 2 Desember 2015. Hal 150-162
p-ISSN: 2443-2202 e-ISSN: 2477-2518

PENGEMBANGAN VIDEO ICE BREAKING SEBAGAI MEDIA BIMBINGAN


KONSELING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL

Muhammad Ilham Bakhtiar


Bimbingan dan Konseling,
Universitas Negeri Makassar, Makassar, Indonesia
Email: ilham_konseling@yahoo.com

Abstract. This study is a research and development that examine the development of Ice
Breaking as BK media to improve the social skills of students. The research objective is
(1) To develop ice breaking video media as media that is acceptable BK (accepted), to
improve the social skills of students. (2) To determine the effectiveness of video media as
media BK ice breaking in improving students' social skills. Results of the research is a
guide Ice Breaking and Video. The results showed that the development of the ice
breaking video guide acceptabe (received), based on usefulness (utility), accuracy
(accuracy), feasibility (faesibility) and relevance in improving the social skills of the
students got decent results for use in SMA Negeri 1 Bontonompo. (2) Free video Ice
breaking is very effective in improving the social skills of students in SMA Negeri 1
Bontonompo Gowa.

Keyword: media, social skills, ice breaking, and video


Abstrak. Penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan yang menelaah
pengembangan Ice Breaking sebagai media BK untuk meningkatkan keterampilan sosial
siswa. Tujuan penelitian adalah (1) Untuk mengembangkan media video ice breaking
sebagai media BK yang acceptable (diterima), dalam meningkatkan keterampilan sosial
siswa. (2) Untuk mengetahui efektifitas media video ice breaking sebagai media BK
dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa. Hasil penelitian berupa panduan Ice
Breaking dan Video. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan panduan video
ice breaking yang acceptabe (diterima), berdasarkan kegunaan (utility), ketepatan
(accuracy), kelayakan (faesibility) dan relevansi dalam meningkatkan keterampilan sosial
siswa mendapat hasil yang layak untuk di gunakan di SMA Negeri 1 Bontonompo. (2)
Panduan video Ice breaking sangat efektif dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa
di SMA Negeri 1 Bontonompo Kabupaten Gowa.

Kata Kunci: Media, keterampilan sosial, ice breaking dan Video

PENDAHULUAN dalam lingkungan masyarakat terjadi hubungan


antar individu sengan individu lain.
Peserta didik sebagai individu Sebagai makhluk sosial, individu
merupakan makhluk sosial yang saling dituntut untuk mampu mengatasi segala
berhubungan dan membutuhkan orang lain permasalahan yang timbul sebagai hasil dari
dalam kehidupannya, sebagai manusia dalam interaksi dengan lingkungan sosial dan mampu
bertingkah laku selalu berhubungan dengan menampilkan diri sesuai dengan aturan atau
lingkungan sosial dimana ia tinggal. Menjalin norma yang berlaku. Oleh karena itu setiap
hubungan dengan individu lain merupakan individu dituntut untuk menguasai keterampilan-
bagian yang tidak pernah lepas dari keterampilan sosial dan kemampuan penyesuaian
kehidupannya, individu selalu berinteraksi diri terhadap lingkungan sekitarnya.
dengan lingkungannya. Dalam lingkungan Keterampilan tersebut harus mulai
keluarga terjadi interaksi antar anggota keluarga dikembangkan sejak masih anak-anak, misalnya

150
151 | Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Vol. 1 No. 2 Desember 2015

memberikan waktu yang cukup buat anak didik sangat setuju atau susah dalam berinteraksi
untuk bermain atau bercanda dengan teman- dengan lingkungan sekitarnya, 27% memilih
teman sebaya; memberikan tugas dan tanggung setuju, 5% memilih tidak setuju dan 10%
jawab sesuai perkembangan anak tersebut. memilih sangat tidak setuju, 3) Faktor
Mengembangkan keterampilan sejak awal akan persahabatan dan solidaritas kelompok, sebanyak
memudahkan anak dalam memenuhi tugas 25% siswa memilih sangat setuju mereka
perkembangan sehingga dapat berkembang mementingkan urusan pribadi atau masing-
secara normal dan sehat. masing dari pada kelompok, 45% memilih
Agar terjadi proses interaksi yang setuju, 17% memilih tidak setuju dan 13%
harmonis dan baik di lingkungan sekolah, peserta memilih sangat tidak setuju, 4) Faktor
didik sebagai makhluk sosial dituntut untuk kemampuan menyesuaikan diri, sebanyak 63%
mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan siswa memilih sangat setuju susah dalam
dimana dia berada khususnya dalam lingkungan melakukan peyesuaian diri pada kelas atau
kelas atau sekolah, sehingga tidak terjadi lingkungan yang baru, 17% memilih setuju, 15%
individu yang terisolir, tidak memiliki kepekaan memilih tidak setuju dan 5% memilih sangat
terhadap orang lain atau susah bergaul di dalam tidak setuju.
sekolah. Individu yang memiliki keterampilan Hasil wawancara guru BK SMA Negeri
sosial yang tinggi cenderung mendapatkan 1 Bontonompo memperoleh data bahwa siswa
penerimaan sosial yang baik dan menujukkan yang dibagi pada kelas XI atau kumpulan siswa
ciri-ciri yang menyenangkan, bahagia dan dari beberapa kelas sebagai hasil penjurusan
memiliki rasa aman (Harlock, 1995). memiliki hubungan komunikasi yang kurang
Berdasarkan hasil penelitian yang harmonis, bahkan guru BK di sekolah ini
dilakukan oleh Prayitno (1997) dalam studinya memiliki tambahan tugas pendampingan khusus
terhadap siswa SLTA di padang ditemukan karena masalah kenakalan remaja yang
bahwa ketidakmampuan siswa berhubungan meningkat sebagai akibat dari rendahnya
sosial di sekolah maupun luar sekolah keterampilan bergaul mereka.
menghambat kegiatan belajar dan mengganggu Dalam mengatasi problem tersebut di
hubungan kegiatan belajar dan mengganggu atas peran guru Bimbingan dan Konseling sangat
hubungan interaksi dengan orang lain. Sehingga di harapkan khususnya dalam menangani anak
siswa yang termasuk kategori ini tidak disukai yang memiliki masalah dalam berhubungan dan
teman-temannya, sering diperolok-olok, berinteraksi dengan orang lain, seperti teman
dikucilkan, diremehkan, sombong, kurang peka sebaya atau kepada guru dan lingkungan sekolah
terhadap orang lain, dan mudah tersinggung. Hal secara umum. Layanan bimbingan kelompok
tersebut terjadi karena semakin menurunnya dapat menjadi solusi yang tepat dalam mengatasi
kesediaan menyapa, kecenderungan untuk problem ini, khususnya dalam kegaiatan bersama
mengungkapkan perasaan secara agresif, dan di dalam kelas dan diluar kelas. Guru BK akan
merasa was-was jika mengemukakan ide atau memberikan langkah penanganan secara
gagasan. berkelanjutan sehingga anak didik tersebut dapat
Selain hasil penelitian tersebut di atas, berinterkasi dan berhubungan dengan teman
peneliti juga mendapat gambaran umum yang sebaya serta gurunya seperti dengan anak didik
diperoleh melalui angket sederhana kepada 30 yang normal.
siswa di SMA Negeri 1 Bontonompo untuk Interaksi dengan orang lain dengan
mengetahui kecenderungan siswa bermasalah konteks sosial yang dapat diterima dengan orang
dalam keterampilan sosialnya yaitu dipengaruhi lain tentunya diharapkan dapat saling
karena faktor lingkungan, keluarga, persahabatan menguntungkan, Guru BK akan dapat mengatasi
dan solidaritas kelompok, dan kemampuan masalah tersebut dimana siswa akan berada pada
menyesuaikan diri. 1) Faktor keluarga, sebanyak suasana yang tidak ada tekanan serta berada di
36% siswa memilih setuju berada dalam keluarga lingkungan sekolah dan terasa dibutuhkan oleh
yang tidak harmonis, dan 4% memilih sangat siswa, damai dan nyaman. Maka dari itu perlu
setuju, 25 % memilih tidak setuju dan 35 % diberikan kegiatan yang menarik dan
memilih sangat tidak setuju mereka berada dalam menyenangkan berbentuk kegiatan kelompok
keluarga yang tidak harmonis, 2) Faktor yang dapat diterima oleh siswa. Siswa dapat
lingkungan, sebanyak 53% memilih masalah lebih interaktif, tercipta suasana interaktif dengan
Bakhtiar, Pengembangan Video Ice Breaking... | 152

siswa yang lain, dan dapat memotivasi siswa. dapat mengembangkan dan meningkatkan
Salah satu yang dapat di terapkan adalah kecerdasan sosial dan pribadinya.
pemberian ice breaking sebagai solusi Kegiatan permainan ice breaking dalam
memecahkan persoalan dalam berinteraksi bimbingan konseling dapat digambarkan, akan
dengan teman sebaya dan guru serta memberikan dampak positif terhadap individu
keterampilan sosial siswa dapat meningkat. yang mengalami proses pertumbuhan dalam
Ice breaking akan diberikan kepada lingkungannya. Bermain dalam kegiatan ini
siswa dalam bentuk kegiatan bermain. Kegiatan merupakan alternatif metode mengembangkan
permainan ini akan diberikan dalam bentuk komunikasi dan interaksi kepada orang lain,
bermain kelompok yang pelaksanaannya pada karena akan memberikan jalan kepada individu
waktu guru BK mengisi kegiatan bimbingan di untuk dapat lebih leluasa bergaul. Teknik diatas
dalam kelas. Permainan yang akan di terapkan akan menghasilkan kegiatan yang menyenangkan
mengandung nilai keakraban, komunikasi, serta dapat mendukung kognisi yang sehat,
kepemimpinan, kerjasama tim, kreatifitas dan afeksi dan pengembangan interpersonal yang
tanggung jawab. baik Violet,1998 (Suwarjo.2012). Siswa akan
Syam Mahmud (2010) menjelaskan cepat melakukan proses adaptasi jika kegiatan
definisi Ice breking yaitu : Ice Breaking adalah permainan ini dilakukan. Selain itu proses belajar
suatu aktivitas kecil dalam suatu kegiatan yang dan hasil belajarnya akan meningkat juga.
bertujuan agar individu mengenal yang lain dan Keterampilan sosial tidak biasa lepas
merasa nyaman dengan lingkungan barunya. dari proses penyesuaian sosial individu.
Kegiatan ini biasanya berupa suatu, games atau Penyusuaian sosial merupakan salah satu aspek
permainan, humor, kadang berupa kegiatan yang psikologis yang perlu dikembangkan dalam
cenderung memalukan, kegiatan berupa kehidupan individu, yang mencakup penyesuaian
informasi, pencerahan, atau dapat juga dalam diri dengan individu lain, baik di dalam
bentuk permainan sederhana kelompok maupun di luar kelompok dari
Penggunaan media bermain ice breaking individu yang bersangkutan. Keterampilan sosial
dapat digunakan pelaksanaannya melalui layanan dapat dicapai individu dengan mempelajari pola
bimbingan (Pamela, 2006). Hal ini dijelaskan tingkah laku yang diperlukan untuk mengubah
oleh Suwarjo dkk,2012. Mengatakan Bahwa : kebiasaan sedemikian, sehingga tingkah laku
Media bermain dapat digunakan oleh konselor tersebut cocok bagi suatu kelompok atau
dalam pekerjaannya, karena, 1) anak biasanya lingkungan dimana individu atau peserta didik
tidak mempunyai kemampuan verbal untuk itu berada.
bertanya, menolong membantu permasalahannya, Bentuk video yang akan diberikan dalam
kegiatan ini salah satu cara berkomunikasi mengatasi problem pada siswa yang memiliki
dengan anak dan see their world. 2) expressive kekurangan dalam berinteraksi dan berhubungan
arts dan play media ice breaking dilihat sebagai dengan orang lain di sekolah adalah video ice
salah satu metode membantu anak mengeks- breaking. Kegiatan ini maksud untuk
presikan perasaannya dan membangun sikap menghilangkan kebekuan-kebekuan di antara
positif bagi dirinya dan temannya; 3) strategi peserta didik, sehingga mereka saling mengenal
membangun hubungan digunakan sebagai lebih akrab, mengerti dan bisa saling berinteraksi
peningkatan tingkah laku, klarifikasi perasaan; 4) dengan baik antara satu dengan yang lainnya,
adanya keterbatasan tipe tingkah laku. hubungan komunikasi semakin lancar dan tidak
Pamela (2006) memberikan penjelasan ada lagi siswa yang terisolir dan kelompok-
bahwa; Konseling dalam menggunakan musik, kelompok tertentu di dalam kelas. Hal ini
dance, bermain, dan humor, berkhayal, seni rupa, dimungkinkan terjadi karena adanya perbedaan
literatur, menulis dan drama, beranggapan bahwa status ekonomi, status sosial, pekerjaan orang
dengan menggunakan beberapa media diatas seni tua, penampilan, dan sebagainya yang akan
membangun sebuah pengalaman, bahwa process menyebabkan terjadinya dinding pemisah antara
orented, emotionally-sensitive, sosially directed siswa yang satu dengan yang lainnya. Untuk
and awareness focused” dalam permainan melebur dinding-dinding penghambat tersebut,
berorientasi prosesnya, sensitive dan emosional diperlukan sebuah proses kegiatan bersama
bertujuan untuk mensosialisasikan diri dan dalam bentuk kelompok, seperti permainan ice
mempelajari orang dari latar belakangnya serta breaking melalui sebuah media video. Melihat
153 | Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Vol. 1 No. 2 Desember 2015

hal tersebut maka peneliti akan mencoba Upaya menghilangkan keterampilan


menyusun sebuah media dalam bentuk video ice sosial yang rendah akan diberikan suatu
breaking yang merupakan media bimbingan pendekatan permainan dalam bentuk ice breking.
konseling untuk meningkatkan keterampilan Permainan ini memberikan nilai keakraban
sosial pada siswa di SMA Negeri 1 Bontonompo sesama siswa, mengembangkan diri dan potensi
Kabupaten Gowa. yang dimilikinya, meningkatkan gaya
Tujuan penelitian pengembangan ini komunikasinya kepada individu yang lain,
adalah untuk menyususn media video ice memiliki sifat kepemimpinan, meningkatkan
breaking sebagai solusi dalam meningkatkan kerjasama tim di dalam kelas khususnya dalam
keterampilan sosial siswa dengan spsifikasi pelaksanaan pekerjaan tugas kelompok, dan
tujuan yaitu: Untuk mengembangkan media meningkatkan kreatifitas dan konsentrasinya
video ice breaking sebagai media BK yang dalam belajar.
diterima (acceptabe), berdasarkan kegunaan Panduan media bimbingan konseling
(utility), ketepatan (accuracy), kelayakan dalam bentuk video ice breaking untuk
(faesibility) dan relevansi dalam meningkatkan meningkatkan keterampilan sosial yang akan
keterampilan sosial siswa di sekolah. Dan Untuk dikembangkan dimaksudkan untuk memenuhi
mengetahui efektifitas media video ice breaking keperluan tersebut.
sebagai media BK dalam meningkatkan
keterampilan sosial siswa di sekolah.

Media Bimbingan Konseling

Video
Ice Breaking

Keterampilan sosial rendah


Isi Video
1. Terkucilkan
1. Perkenalan/Keakraban
2. Kurang berkomunikasi 2. Pengembangan diri
dengan teman dan guru 3. Komunikasi
3. Tidak ada Konsentrasi belajar 4. Percaya Diri
4. Kurangnya sosialisasi dengan 5. Kerjasama
teman sekelas 6. Kreatifitas
5. Tidak melibatkan diri dalam 7. Tanggung Jawab
kegiatan organisasi
6. Susah merespon teman saat Meningkat Keterampilan
berbicara Sosial Siswa dan dapat melakukan
hubungan interaksi dengan orang
lain

Gambar 1 Bagan kerangka pikir media pengembangan ice breaking sebagai media bimbingan
konseling untuk meningkatkan keterampilan social

Rancangan media atau teoretik dari keterampilan sosial siswa di SMA Negeri 1
media video ice breaking sebagai media Bontonompo antara lain:
bimbingan konseling untuk meningkatkan
Bakhtiar, Pengembangan Video Ice Breaking... | 154

1. Media ini merupakan media bimbingan Pengembangan” (Research and Development).


konseling yang berisi materi panduan Menurut Borg and Gall (2003: 782), Dalam
permainan video ice breaking sebagai upaya penelitian ini Research and Development
meningkatkan keterampilan sosial, yang dimanfaatkan untuk menghasilkan Panduan Ice
terdiri dari buku dan perangkatnya (panduan Breaking dalam meningkatkan keterampilan
ice breaking, video dalam bentuk CD/DVD, sosial siswa.
RPBK, lembar kerja). Media pengembangan tersebut mengacu
2. Media ini diharapkan dapat meningkatkan pada strategi pengembangan yang dikemukakan
keterampilan sosial siswa oleh Borg and Gall (2003: 150) karena media ini
3. Media ini akan dikemas dalam bentuk buku mempunyai langkah-langkah yang dianggap
panduan dan ice breaking di rekaman dalam paling sesuai dengan penelitian ini.
media video sehingga lebih, menarik, praktis Adapun dalam penelitian pengembangan
dan efektif untuk dilakukan siswa. ini, peneliti mengembangkan media video ice
4. Panduan media ini dilakukan dalam bentuk breaking sebagai media bimbingan konseling
kegiatan tim atau kelompok sehingga siswa untuk meningkatkan keterampilan sosial (sosial
dapat melakukan interaksi langsung di dalam skill) siswa di SMA Negeri 1 Bontonompo.
kelompok. Produk yang dihasilkan berupa panduan video
ice breaking dalam bimbingan konseling.
METODE
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan pendekatan “Penelitian
Adapun media penelitian dan pengembangan tersebut akan disajikan dalam gambar berikut ini:

1. Analisis Kebutuhan

2. Penelitian & Pengumpulan Informasi

Pra Pengembangan Produk 3. Perencanaan Pengembangan


a. Konsep
4. Pengembangan Produk Awal b. Naskah
c. Video

Pengembangan Produk 5. Validasi Ahli


Subyek : 3 orang : terdiri dari ahli BK,
ahli media teknologi pendidikan dan
praktisi BK

Pasca Pengembangan Produk


Revisi I 7. Uji Kelompok Kecil
Subyek : 8 orang siswa SMAN 1
Bontonompo

Revisi II (Akhir) Hasil Produk :


Media Video Ice Breaking

Gambar 2. Bagan Alur Penelitian pengembangan media video ice breaking sebagai media bimbingan
konseling untuk meningkatkan keterampilan sosial
155 | Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Vol. 1 No. 2 Desember 2015

Uji Coba Produk berpasangan dari dua data apakah berbeda atau
Pengambangan panduan ice breaking ini tidak. Wilcoxon signed rank test di gunakan
menggunakan uji coba. Uji coba panduan ice untuk data tidak mengikuti distribusi normal. Uji
breaking pertama dilakukan kepada ahli Wilcoxon ini akan digunakan untuk mengukut
Bimbingan Konseling, dan ahli dalam bidang efektifitas panduan dalam pemberian perlakuan
media teknologi pendidikan serta praktisi guru atau hipotesis dalam penelitian ini
bimbingan dan konseling. Uji coba tahap kedua
dilakukan kepada siswa atau disebut uji coba HASIL DAN PEMBAHASAN
kelompok. Pada tahap ini uji coba melibatkan 8
orang siswa SMA Negeri 1 Bontonompo Hasil
Kabupaten Gowa atau uji coba kelompok kecil. Hasil studi pendahuluan melalui
Adapun siswa yang menjadi subjek uji coba data pengamatan dan observasi langsung ke SMA
penelitian ini adalah siswa XI SMA Negeri 1 Negeri 1 Bontonompo, diperoleh informasi
Bontonompo yang di pilih secara purposive bahwa belum ada media tepat membantu guru
sampling yaitu pengambilan sampel atas adanya BK dalam peningkatan keterampilan sosial
tujuan tertentu sebanyak 8 orang. siswa. Media yang dimaksud adalah media yang
Data yang diperoleh berupa data kualitatif digunakan dalam kegiatan bimbingan kelompok
dan kuantitatif . Data kuantitatif diperoleh dari maupun bimbingan klasikal di kelas. Hasil
hasil uji coba kelompok dalam hal ini uji coba survey melalui wawancara kepada guru BK di
kelompok kecil yang berupa penelitian secara SMA Negeri 1 Bontonompo, diperoleh informasi
umum mengenai video ice breaking yang bahwa kegiatan layanan informasi bimbingan
didalamnya terdapat permainan dan materi konseling masih kurang menggunakan media
keterampilan sosial. Data kuantitatif yang dalam menyampaikan materi klasikal atau
didapatkan kemudian diolah untuk menunjukkan kegiatan bimbingan kelompok. Guru BK
taraf kelayakan. Selanjutnya seluruh data, baik memiliki keterbatasan dalam pelayanan kegiatan
dari kualitatif maupun kuantitatif yang diperoleh bimbingan konseling karena keterbatasan sarana
digunakan sebagai dasar untuk revisi produk media yang disiapkan sekolah. Metode kegiatan
panduan video ice breaking bimbingan kelompok yang dilakukan masih bersifat
konseling. ceramah sehingga membuat siswa merasa kurang
Instrumen pengumpulan data yang tertarik, jenuh, dan bosan terhadap kegiatan
gunakan dalam pengembangan model ice belajar mengajar di kelas. Siswa kurang memiliki
breaking yaitu angket, wawancara, dan Focus minat, interaksi lebih langsung antara siswa
Group Discussion (FGD). dengan guru BK. Guru BK mengungkapkan
Teknik analisis data yang digunakan bahwa belum ada media yang tepat dalam
untuk mengolah data yang diperoleh dalam mengatasi keterampilan sosial siswa, selama ini
pengembangan model video ice breaking untuk media yang digunakan dalam layanan BK
meningkatkan keterampilan sosial ini adalah hanyalah papan bimbingan, kartu konsultasi,
dengan menggunakan analisis bentuk dan media gambar atau brosur.
analisis deskriptif dan statsitik. Hasil studi pendahuluan juga mengung-
Analisis data kualitatif dilakukan dengan kapkan bahwa media ice breaking dalam bentuk
menggunakan analisis bentuk, yaitu menge- video untuk meningkatkan keterampilan sosial
lompokkan informasi-informasi data kualitatif siswa masih sangat kurang dilaksanakan. Proses
berupa tanggapan, masukan, serta kritik dan belajar dengan media ice breaking di sekolah
saran yang didapat dari para ahli, sebagai masih sangat jarang dila-kukan oleh guru-guru,
pertimbangan untuk merevisi dan menyem- baik guru BK maupun guru mata pelajaran.
purnakan panduan awal video ice breaking . Secara umum guru di sekolah masih meng-
Sedangkan komentar guru pembim-bing gunakan proses belajar yang monoton tanpa
digunakan untuk merevisi pada tahap revisi melihat dan membantu siswa untuk lebih mandiri
akhir. dan kreatif dalam men-ciptakan proses belajar
Analisis Analisis data kualitatif yang yang lebih menye-nangkan
digunakan dalam penelitian ini adalah uji Adapun hasil wawancara dengan guru
wilcoxon. Uji wicokxon digunakan untuk bimbingan dan konseling yaitu: (1) Masih
menganalisis hasil-hasil pengamatan yang banyak siswa yang sulit beradaptasi pada
Bakhtiar, Pengembangan Video Ice Breaking... | 156

lingkungan barunya ketika dia berada dikelas ice breaking diberikan sebagai bagian
baru. (2) Secara umum banyak siswa yang penguatan dan menciptakan proses belajar
kurang percaya diri ketika diminta untuk yang lebih interaktif dan merupakan
berbicara didepan umum bahkan merasa implementasi dari materi keterampilan sosial
canggung; (3) Penerapan proses belajar di kelas siswa.
masih terkendala pada sarana dan prasarana 3) Setiap kegiatan diawali Pembukaan, Materi
media belajar; (4) Implementasi model belajar Pembentukan kelompok, pemberian Ice
mandiri kepada siswa masih kurang, masih perlu Breaking, Membuat rapport, Diskusi dan
dikontrol perkembangannya oleh gurunya; (5) Di Latihan-latihan
Sekolah guru BK lebih disibukkan untuk Dengan mengacu pada hasil analisis
mengatasi masalah pribadi dan belajarnya, kebutuhan, maka didesain sebuah model panduan
sehinga masih kurang untuk memperhatikan teoritik yang diberi nama “panduan ice breaking
bidang masalah sosial siswa; (6) Di Sekolah dalam Bimbingan dan Konseling untuk
masih kurang waktu yang diberikan sehingga meningkatkan keterampilan sosial siswa”. Model
guru BK harus menyesuaikan kegiatan ini dapat diaplikasikan dalam bentuk kegiatan
bimbingan klasikal di kelas; (7) Media yang kelompok dengan tujuan untuk meningkatkan
digunakan dalam layanan BK hanyalah papan keterampilan dalam penyesuaian dan interaksi
bimbingan, kartu konsultasi, media gambar atau sosial siswa di kelas dan di lingkungan sekolah.
brosur; (8) Media BK dalam bentuk video ice Panduan ini terdiri atas dua bagian yaitu panduan
breaking dalam meningkatkan keterampilan dan video ice breaking sebagai media BK.
sosial siswa sangat dibutuhkan di sekolah; (9)
Dengan adanya panduan video ice breaking Hasil Uji Validasi Ahli
sebagai media BK di sekolah akan memudahkan
guru BK untuk meningkatkan keterampilan Validasi ahli model dilakukan melalui
sosial siswa di sekolah, siswa akan menjadi pertimbangan atau penilaian ahli dalam bidang
percaya diri, dan tidak terisolir dalam ber- bimbingan dan konseling, bidang pendidikan
interaksi dan bekerja tugas dalam kelompok. serta praktisi. tahap ini, peneliti mengajukan
Perencanaan pengembangan yang model panduan Video Ice Breaking yang akan
dimaksud merupakan hal-hal yang dipersiapkan dikembangkan menjadi dua tahap yaitu tahap
untuk membuat panduan video ice breaking wawancara kepada ahli untuk menentukan
dalam bimbingan dan konseling adalah sebagai panduan ice breaking kemudia dilakukan uji
berikut : akseptibilitas yang mencakup : kegunaan
1) Jenis kegiatan pada tahap perencanaan kelayakan serta ketepatan pada kegiatan panduan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan ice breaking Bimbingan dan Konseling yang
adalah pemberian materi-materi yang berada dijelaskan sebagai berikut :
pada kegiatan pelatihan, mengingat siswa Data yang digunakan dalam penialain
SMA Negeri 1 Bontonompo memerlukan akseptibilitas adalah kegunaa, kelayakan,
penyegaran metode dalam pemberian materi ketepatan terhadap pandaun video ice breaking
bimbingan dan konseling. Maka diterapkan akan dirinci satu persatu yaitu uji kelayakan ahli
metode ice breaking dalam kegiatan 1, uji kelayakan ahli 2, dan uji kelayakan ahli 3
bimbingan dan konseling. kemudian akan diperoleh persentase kegunaan (
2) Ice breaking dan materi yang diprogramkan utility). Berikut hasil penelitian angka
Ice breaking topik yang diprogramkan akan akseptibilitas yang diberikan oleh masing-masing
dilakukan terdiri dari 7 materi dan 12 uji ahli
permainan ice breaking, dimana masing-
masing materi tersebut merupakan jenis
keterampilan sosial Sedangkan permainan

Tabel.1. Hasil Penilaian Uji Kegunaan (Utility) Panduan Video Ice Breaking oleh ahli 1, 2, dan 3

Pernyataan Tingkat Kegunaan


1 2 3 4
157 | Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Vol. 1 No. 2 Desember 2015

F % F % F % F %
1 0 0 0 0 0 0 3 14,29
2 0 0 0 0 0 0 3 14,29
3 0 0 0 0 1 4,76 2 9,52
4 0 0 0 0 3 14,29
5 0 0 0 0 1 4,76 2 9,52
6 0 0 0 0 1 4,76 2 9,52
7 0 0 0 0 1 4,76 2 9,52
Total 19,04 80,95

Dari tabel 1. tersebut diatas menun- skala 4 (empat) yaitu 80,95 % dan untuk skala 3
jukkan bahwa dari hasil uji kegunaan (utility) 19,04%. Dari data ini, dapat diketahui bahwa
terdapat terdapat 7 (tujuh) pernyataan aksep- panduan video ice breaking ini sangat dinilai
tabilitas untuk menilai keguanaan panduan video berguna untuk digunakan oleh guru BK dan
ice breaking Bimbingan Konseling. Penilaian siswa di sekolah.
yang diberikan oleh ketiga ahli pada angket uji
kegunaan panduan ini secara umum berada pada

Tabel 2. Hasil Penilaian Uji Kelayakan (Faesibility) Panduan video ice breaking oleh ahli 1, 2, dan 3

Pernyataan Tingkat Kelayakan


1 2 3 4
F % F % F % F %
1 0 0 0 0 1 4,76 2 9,52
2 0 0 0 0 3 14,29 0 0
3 0 0 0 0 2 9,52 1 9,52
4 0 0 0 0 2 9,52 1 4,76
5 0 0 0 0 1 4,76 2 9,52
6 0 0 0 0 0 0 3 14,29
7 0 0 0 0 1 4,76 2 9,52
Total 47,61 57,13

Dari tabel 2 tersebut diatas yaitu 47,61%. Dari data ini, dapat diketahui
menunjukkan bahwa dari hasil uji kelayakan bahwa panduan video ice breaking ini sangat
(Faesibility) terdapat terdapat 7 (tujuh) dinilai sangat memiliki kelayakan untuk
pernyataan akseptabilitas untuk menilai digunakan oleh guru BK dan siswa di sekolah.
kelayakan panduan video ice breaking Dari data tersebut memberikan hasil bahwa
Bimbingan Konseling. Penilaian yang diberikan media video dan panduan ice breaking
oleh ketiga ahli pada angket uji kelayakan bimbingan dan konseling sangat layak untuk
panduan ini secara umum berada pada skala 4 diterapakan khususnya dalam mengatasi
(empat) yaitu 57,13 % dan untuk skala 3 (tiga) masalah sosial siswa.

Tabel 3. Hasil penilaian uji ketepatan ( Accuracy) panduan video ice breaking oleh ahli 1, 2,
dan 3

Pernyataan Tingkat Ketepatan


1 2 3 4
F % F % F % F %
1 0 0 0 0 3 16,67 0
2 0 0 0 0 2 11,11 1 5,55
Bakhtiar, Pengembangan Video Ice Breaking... | 158

3 0 0 0 0 2 11,11 1 5,55
4 0 0 0 0 2 11,11 1 5,55
5 0 0 0 0 2 11,11 1 5,55
6 0 0 0 0 2 11,11 1 5,55
Total 72,22 27,75

Dari tabel 3 tersebut diatas menunjukkan bahwa dari hasil uji ketepatan (Accuracy) terdapat
terdapat 6 (enam) pernyataan akseptabilitas untuk menilai ketepatan panduan video ice breaking
Bimbingan Konseling. Penilaian yang diberikan oleh ketiga ahli pada angket uji ketepatan panduan ini
secara umum berada pada skala 3 (tiga ) yaitu 72,22 % dan untuk skala 4 (empat) yaitu 27,75%. Dari
data ini, dapat diketahui bahwa panduan video ice breaking ini sangat dinilai memiliki ketepatan yang
baik untuk digunakan oleh guru BK dan siswa di sekolah
Tabel 4. Hasil Penilaian Uji Relevansi Panduan Video Ice Breaking oleh ahli 1, 2, dan 3

Pernyataan Tingkat Relevansi


1 2 3 4
F % F % F % F %
1 0 0 0 0 2 30,11 1 10
2 0 0 0 0 2 20,12 1 10
3 0 0 0 0 2 20,12 1 10
Total 70,35 30

Dari tabel 4 tersebut diatas dan dianggap sudah bisa dan baik untuk di
menunjukkan bahwa dari hasil uji Relevansi terapkan, maka peneliti melangkah ke tahap
terdapat terdapat 3 (tiga) pernyataan selanjutnya yaitu uji coba kelompok kecil.
akseptabilitas untuk menilai relevansi panduan
video ice breaking Bimbingan Konseling.
Penilaian yang diberikan oleh ketiga ahli pada
angket uji relevansi panduan ini secara umum
berada pada skala 3 (tiga ) yaitu 70,35 % dan
untuk skala 4 (empat) yaitu 30%. Dari data ini,
Komponen Pasca Pengembangan
dapat diketahui bahwa panduan video ice
breaking ini sangat dinilai memiliki relevansi
yang baik untuk digunakan oleh guru BK dan Uji kelompok kecil, Tahap penelitin
siswa di sekolah. ini adalah uji kelompok terbatas yang hanya
melibatkan kelompok kecil yaitu 8 orang siswa.
Berdasarkan hasil penilaian aksek-
Pada tahap penelitian pengembangan video ice
tabilitas mengenai kelayakan, ketepatan, breaking ini uji kelompok kecil, dimana peneliti
keakuratan dan relevansi panduan video ice sendiri sebagai fasilitator dan dibantu seorang
breaking yang diberikan oleh tiga ahli guru BK yaitu ibu Kurniati, S.Pd dan Ibu Dra.
validator menyimpulkan bahwa panduan ini Hj Mardiah.
telah layak untuk dilakukan di sekolah. Deskripsi hasil penelitian, untuk
memperoleh data hasil peningkatan
Revisi I keterampilan sosial dilakukan tes awal (pretest)
Revisi I dilaksanakan berdasarkan hasil dan tes akhir (posttest) menggunakan skala
dari data uji ahli. Menurut validator, secara prilaku keterampilan sosial. Pelaksanaan
keseluruhan dari masukan mengatakan bahwa kegiatan video ice breaking diberikan kepada 8
panduan ice breaking bimbingan konseling siswa sebagai uji kelompok terbatas. Instrumen
dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa ini dibuat untuk melihat perbedaan skor
sudah baik dan sebaiknya di terapkan disekolah. sebelum dan sesudah dilaksanakan kegiatan.
Setelah proses tahap uji ahli ini di laksanakan Skala yang digunakan adalah skala 1–4 pada
159 | Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Vol. 1 No. 2 Desember 2015

setiap butir pernyaataan, sehingga hasil Pre test 2) Dasar pengambilan keputusan:
dan post test disajikan dalam bentuk nilai skor. a) Dengan membandingkan angka z hitung
Berdasarkan hasil analisis data dengan dengan t tabel:
menggunakan SPSS versi 20 dengan analisis uji Jika z hitung < z tabel, maka H0 tidak di
wilcokson diperoleh data penelitian. Uji statistik tolak/diterima
Wilcoxon dengan proses permainan ice breaking Jika z hitung > z tabel, maka H0 ditolak
dalam peningkatan keterampilan sosial siswa b) Dengan melihat angka propabilitas,
yaitu : dengan ketentuan:
1) Hipotesis: Probabilitas > 0,05 maka H0 tidak di
H0: tidak ada perbedaan peningkatan tolak/diterima
keterampilan sosial siswa sebelum dan Probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak
sesudah mengikuti proses permainan Dengan menggunakan uji statistik
ice breaking bimbingan konseling Wilcoxon terlihat hasil perhitungan nilai skor
Hi: ada perbedaan peningkatan pretest dan posttest sebagai berikut:
keterampilan sosial siswa sebelum dan
sesudah mengikuti proses permainan
ice breaking bimbingan konseling
Tabel. 5. Hasil Tabel Ranks dengan Menggunakan Uji Statistik Wilcoxon
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
a
Negative Ranks 0 .00 .00
Positive Ranks 8b 4.50 36.00
posttest – pretest
Ties 0c
Total 8
a. posttest < pretest
b. posttest > pretest
c. posttest = pretest

Tabel. 6. Hasil Wilcoxon Signed Ranks Test

Test Statisticsa
posttest -
pretest
Z -2.524b
Asymp. Sig. (2-
.012
tailed)
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.

Berdasarkan tabel 6 tidak ada negative mengikuti kegiatan ice breking Hal ini berarti
differences atau selisih yang bernilai negatif bahwa pemberian ice breaking efektif untuk
antara pretest dan posttest sedangkan positive membantu siswa dalam meningkatkan
differences atau selisih yang bernilai positif keterampilan social siswa.
dalam artian angka sesudah lebih besar dari pada Adapun logika probabilitas yaitu dari Z
sebelum ada 8 data output dengan mean rank hitung didapat nilai 2,524 (tanda – tidak relevan
atau rata-rata nilai positif adalah 4,50. Ties atau karena hanya menunjukan arah). Dari tabel Z
data yang bernilai sama baik pada pretest angka 2,524 didapat angka kumulatif sebesar
maupun posttest tidak ada. 0,994. Hal ini berarti bahwa probabilitas adalah
Berdasarkan tabel 6. diperoleh besar Z 1- 0,994 atau 0,006. Oleh karena uji dua sisi
sebesar -2.524 dengan Asymp. Sig. (2-tailed) maka probabilitas (asymp.Sig) adalah 2 x 0,006
0,012 yaitu < a 0,05, jadi H0 ditolak, maka atau 0,012.
disimpulkan terjadi peningkatan setelah
Bakhtiar, Pengembangan Video Ice Breaking... | 160

Bersadarkan hasil analisis tersebut, untuk dapat pelayanan dalam menigkatkan


menunjukkan bahwa sangat efektif pemberian keterampilan sosialnya, tidak terkucilkan,
video ice breaking sebagai media bimbingan kepercayaan diri tinggi, bertanggungjawab dan
konseling dalam meningkatkan keterampilan dapat bekerja bersama dengan teman-teman di
sosial siswa di sekolah. kelas. Harlock (1995) mengatakan bahwa
Revisi kedua ini dilakukan berdasarkan individu yang memiliki keterampilan sosial yang
data hasil uji kelompok kecil yang telah tinggi cenderung mendapatkan penerimaan
dilaksanakan. Berbagai saran, masukan dan sosial yang baik dan menunjukkan ciri-ciri yang
komentar dijadikan bahan analisa dalam menyenangkan, bahagia dan memiliki rasa
melakukan revisi ke II (dua) pada panduan video aman.
ice breaking sebagai media BK. Kondisi siswa di sekolah sudah menjadi
Hasil FGD (Focus Group Discussion). problem di kalangan intansi sekolah, demikian
Berdasarkan hasil penelitian, maka selanjutnya halnya pada SMA Negeri 1 Bontonompo yang
dilaksanakan FGD untuk melihat seberapa besar merupakan salah satu sekolah yang menuntut
efek treatment pemberian media video panduan profesionalisme siswa dalam pencapaian
ice breaking dalam meningkatkan keterampilan prestasi akademik demi melanjutkan studi
sosial siswa. Hasil FGD menunjukan, bahwa kejenjang lebih tinggi atau dalam mengambil
rata-rata siswa mengaku setelah mendapatkan kesempatan kerja. Hasil analisis kebutuhan yang
kegiatan ini, mereka mengetahui tentang diperoleh melalui observasi dan wawancara
pentingnya keterampilan sosial dalam langsung kepada guru BK di sekolah tersebut
berinteraksi di sekolah, serta hal negatif jika dikemukakan kenyataan bahwa masih banyak
keterampilan sosial ini tidak dimiliki oleh siswa terdapat siswa yang memiliki penyesuaian dan
disekolah. Siswa sangat antusias dalam interaksi sosial yang kurang bagus, khusus pada
penerimaan materi demikian dengan ice komponen keterampilan sosial yang rendah pada
breaking penelitian baik ketiga mengawali diri siswa. diperoleh informasi bahwa siswa
berupa perkenalan, siswa lebih merasa nyaman sekolah memiliki hubungan komunikasi yang
belajar, tidak ada tekanan dan santai didalam kurang harmonis, tugas dikerjakan masih
menerima bahan materi yang diberikan. Video- mempercayakan kepada temannya yang lain,
video yang diputarkan oleh peneliti sangat siswa terlihat masih banyak yang cepat merasa
memberikan kesan positif dan cepat dipahami jenuh dan bosan dalam belajar, masih banyak
oleh siswa. Sehingga setelah kegiatan ini siswa siswa yang susah bergaul didalam satuan
sangat semangat berinteraksi dengan teman- kelompok, tidak perduli dari tugas-tugas belajar
temannya yang lain dan tidak malu lagi untuk bahkan guru BK di sekolah ini memiliki
mengemukanan pendapat atau bertanya. tambahan tugas pendampingan khusus karena
Keseluruhan dari hasil FGD siswa masalah kenakalan remaja yang meningkat
menginginkan bahwa metode ini dapat di sebagai akibat dari rendahnya keterampilan
terapkan juga oleh Guru-guru disekolah, bergaul mereka, masih terdapat siswa yang tidak
sehingga siswa dapat merasa senang mengikuti percaya diri untuk berbicara didepan kelas,
pelajaran dan dapat bergaul di sekolah dengan terdapatnya gang-geng di dalam kelas sehingga
baik. mengganggu hubungan komunikasi antar siswa
Demikian hasil pengamatan langsung
Pembahasan oleh peneliti diruang kelas dan hal tersebut
nampak beberapa siswa masih cenderung kurang
Sekolah sebagai lembaga pendidikan percaya diri dalam menjawab, susah membagi
formal diharapkan mampu menciptakan anak diri dalam berkelompok hanya pada teman-
didik yang memiliki kepribadian yang mampu teman tertentu saja dan inisiatif dari diri sendiri
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang masih kurang. Sehingga menurut guru
dimanapun dia berada. Sehingga peserta didik bimbingan dan konseling, sangat diperlukan
dapat berprestasi sesuai dengan perkembangan untuk diberikan metode belajar yang dapat
dirinya, baik melalui karakter, intelegensi, menyenangkan siswa belajar, dan dapat
potensi dan bakat yang dimilikinya, tentunya melibatkan semua siswa sebagai bagian dalam
anak tersebut memiliki keterampilan sosial yang peningkatan keterampilan sosial siswa di
baik. Siswa sebagai peserta didik memiliki hak sekolah.
161 | Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Vol. 1 No. 2 Desember 2015

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan kelompok terbatas. Tujuannya untuk melihat


yang diperoleh dari guru BK, hasil kajian teori efektifitas panduan ice breaking dalam
dan empirik sangat diperlukan hadirnya model meningkatkan keterampilan sosial siswa. Untuk
atau panduan video ice breaking dalam memperoleh data hasil peningkatan
meningkatkan keterampilan sosial siswa. Kajian keterampilan sosial dilakukan tes awal (pretest)
teori atau studi literatur terkait dengan ice dan tes akhir (posttest) menggunakan skala
breaking dan keterampilan sosial siswa prilaku keterampilan sosial. Pelaksanaan
kemudian di rumuskan perumusan masalah kegiatan video ice breaking diberikan kepada 8
untuk di kaji. Dengan pengkajian litelatur dan siswa sebagai uji kelompok terbatas. Instrumen
analisis kebutuhan bertujuan untuk mengetahui ini dibuat untuk melihat perbedaan skor
kebutuhan penerapan program peningkatan sebelum dan sesudah dilaksanakan kegiatan.
sosial siswa di sekolah, melalui kajian literatur Skala yang digunakan adalah skala 1–4 pada
dan analisis kebutuhan disekolah maka akan setiap butir pernyaataan, sehingga hasil Pre test
diperoleh problem dan masalah sosial yang dan post test disajikan dalam bentuk nilai skor.
dihadapi oleh siswa serta kebutuhan yang Hasil data instrumen di oleh melalui uji statistik
diperoleh dalam menghadapi problem tersebut. wilcoxon dengan hasil bahwa terdapat pengaruh
Maka dengan mengacu kepada analisis peningkatan setelah mengikuti kegiatan ice
kebutuhan dan studi literatur tersebut peneliti breaking, dimana hal tersebut menjelaskan
membuat panduan video ice breaking sebagai bahwa pemberian ice breaking efektif untuk
media BK dalam meningkatkan keterampilan membantu siswa dalam meningkatkan
sosial siswa, yang berlandas pada teoritis yang keterampilan sosialnya. Siswa telah mampu
kuat dan memiliki peluang implementasi baik. berinteraksi dengan kelompok barunya,
Proses semacam ini dipertegas juga oleh Borg & bertanggungjawab pada tugas yang diberikan,
Gall (1989) bahwa kajian literatur dilakukan percaya diri untuk tampil didepan teman-
untuk mengumpulkan informasi dalam rangka temannya, sudah mampu melihat potensi yang
merencanakan dan pengembangan panduan dan dapat dikembangkan dalam diri siswa serta
model. inisiatif dalam bekerja sudah ada.

1. Pengembangan Video Ice Breaking Sebagai 2. Efektifitas Video ideo Ice Breaking
Media Bimbingan dan Konseling dalam Sebagai Media Bimbingan dan Konseling
Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial
Siswa
Panduan Ice breaking bimbingan Untuk menilai efektivitas keberhasilan
konseling dalam menigkatkan keterampilan pelaksanaan panduan video ice breaking dalam
sosial yang telah dirancang oleh peneliti meningkatkan keterampilan sosial siswa,
kemudian diuji tingkat akseptibilitas yang dilakukan tes awal (pre-test) dan tes akhir (post
mencakup: Kegunaan, kelayakan, ketepatan dan test) tentang keterampilan sosial siswa. Pre test
relevansi oleh tiga ahli yaitu : Dr. Farida Aryani, ini dilakukan sebelum kegiatan, dan untuk post
M.Pd., sebagai ahli dalam bimbingan dan test dilaksanakan setelah perlakuan ice beraking
konseling, ahli kedua yaitu Dr. Pattaufi, M.Si kemudian hasil angket tersebut dianalisis,
sebagai ahli media dari dosen teknologi berdasarkan hasil analisis data dengan
pendidikan dan ketiga adalah Kurniati, S.Pd menggunakan SPSS versi 20 dengan analisis uji
sebagai praktisi atau guru BK di SMA Negeri 1 wilcokson diperoleh data penelitian. Uji statistik
Bontonompo. Hasil uji akseptibilitas menun- Wilcoxon dengan proses permainan ice breaking
jukkan bahwa pandua ice breaking dalam dalam peningkatan keterampilan sosial siswa
meningkatkan keterampilan sosial yang yaitu: terdapat pengaruh peningkatan
dirancang oleh peneliti sudah layak untuk keterampilan sosial siswa sebelum dan sesudah
digunakan sebagai panduan guru BK atau kegiatan, hasil analisis tersebut menunjukkan
konselor di sekolah. bahwa sangat efektif pemberian video ice
Setelah pelaksanaan uji akseptibilitas breaking sebagai media bimbingan konseling
oleh ahli dan mengaggap layak untuk di dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa
terapkan, maka peneliti melakukan uji coba di sekolah.
kepada 8 siswa sebagai uji kelompok kecil atau
Bakhtiar, Pengembangan Video Ice Breaking... | 162

Hasil Focus Group Discussion (FGD) Berdasarkan hasil penelitian yang telah
yang dilakukan kepada siswa dan guru, secara dilakukan dan dinyatakan efektif dan layak
umum dapat disimpulkan bahwa siswa sangat untuk digunakan dam memberikan implikasi
antusis penerapan panduan ice breaking dalam kepada berbagai pihak sehingga
meningkatkan keterampilan sosial yang direkomendasikan sebagai saran terhadap
diberikan kepada siswa, karena mereka pengembangan ilmu pengetahuan, pemecahan
mengaku belum pernah mendapatkan kegiatan masalah pendidikan, pengembangan
sejenis ini sebelumnya di sekolah. Selain itu kelembagaan dan penelitian lebih lanjut yaitu:
menurut siswa saat ini mereka merasa sangat Pengembangan ilmu pengetahuan, hasil
terbantu dalam hal belajarnya di sekolah karena penelitian ini menunjukkan bahwa panduan ice
dilatih dalam peningkatan keterampilan sosial, breaking sebagai media BK dalam
merasa nyaman belajar, merasa dapat bekerja meningkatkan keterampilan sosial siswa, baik
bersama didalam kelompok, merasa lebih dari segi konseptual maupun dari segi praktis
percaya diri dalam mengerjakan tugas guru serta memiliki kelayakan untuk diimplementasikan
mampu mengasah potensi yang dimiliki dalam disekolah dan secara khusus dapat memberikan
dirinya. Oleh karena itu dengan diterapkannya kontribusi bagi pengembangan ilmu dalam
panduan ice breaking diharapkan menjadi bahan bidang bimbingan dan konseling; Pemecahan
bagi guru dalam membimbingn siswa disekolah, maslaah pendidikan, panduan ice breaking ini
karena sangat efektif dalam meningkatkan didasarkan pada kebutuhan akan adanya suatu
keterampilan sosial. panduan yang dapat digunakan oleh guru dalam
membantu siswa di sekolah. Terutama bagi
SIMPULAN DAN SARAN mereka yang memiliki keterampilan sosial yang
rendah. Berdasarkan pertimbangan kebutuhan
Berdasarkan hasil penelitian dan dan masalah tentang bimbingan dan konseling
pembahasan serta tahap pengembangan tersebut maka hasil penelitian ini
panduan dapat ditarik kesmpulan yaitu : direkomendasikan untuk dilaksanakan disekolah
Pengembangan model atau panduan video ice agar dapat membantu konselor dalam membantu
breaking yang diterima (acceptabe), siswa meningkatkan keterampilan sosialnya;
berdasarkan uji validasi kegunaan (utility), Penelitian lanjutan, panduan ini baru
ketepatan (accuracy), kelayakan (faesibility) dikembangkan pada video ice breaking yang
dan relevansi dalam meningkatkan mengandung 7 (tujuh) materi-materi
keterampilan sosial siswa mendapat hasil yang keterampilan sosial yaitu perkenalan,
layak untuk di gunakan di SMA Negeri 1 pengembangan diri, komunikasi, pecaya diri,
Bontonompo. Dikembangkan model sebagai kerjasama, tanggungjawab dan kreatifitas, oleh
panduan untuk membantu guru bimbingan karena itu para peneliti selanjutnya
konseling untuk meningkatkan keterampilan direkomendasikan untuk dapat menelaah atau
sosial siswa dengan tujuh sesi kegiatan dengan mengembangkan panduan atau model pada
materi: perkenalan, pengembangan diri, sasaran yang beragam; Dari kajian literatur
komunikasi, percaya diri, kerjasama, tanggung diperoleh bahwa panduan ini digunakan dalam
jawab dan kreatifitas. Tiap tahapan kegiatan meningkatkan keterampilan sosial pada siswa
menyajikan materi keterampilan sosial, ice yang terisolir, mengatasi susah bergaul atau
breaking, refleksi, lembar kerja dan evaluasi. terisolir, Meningkatkan pengembangan diri,
Berdasarkan seluruh kegiatan, penilaian dari meningkatkan kecerdasan komunikasi,
uji akseptabilitas (kegunaan, kelayakan, meningkatkan kepercayaan diri, meningkatkan
ketepatan, relevansi,) Uji kelompok kecil kerjasama tim, meningkatkan rasa
dengan statsitik uji wilcoxon, dengan hasil data tanggungjawab, meningkatkan kreatifitas siswa.
diperoleh besar Z sebesar -2.524 dengan Bagi peneliti lanjutan disarankan juga untuk
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,012 yaitu < a 0,05, Ho dapat melakukan uji aktivitas terhadap panduan
ditolak dan hasil FGD maka panduan video ice tersebut agar diperoleh keyakinan empirik yang
breaking sangat efektif dalam meningkatkan tinggi terhadap panduan; Peneliti ini
keterampilan sosial siswa di SMA Negeri 1 menggunakan uji kelompok kecil atau kelompok
Bontonompo Kabupaten Gowa. terbatas yaitu 8 siswa, maka selanjutnya
direkomendasikan kepada calon peneliti-peneliti
163 | Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Vol. 1 No. 2 Desember 2015

yang ingin mengkaji tentang keterampilan sosial


lebih lanjut, dapat menggunakan populasi dan
sampel yang lebih banyak agar tingkat
efektifitasnya yang dicapai dapat lebih
menyeluruh di tiap tempat penelitian, baik di
lingkungan Sekoah, Universitas ataupun
Instansi-Instansi pendidikan lainnya.

DAFTAR RUJUKAN

Arsyad,Azhar.M.A. 2013. Media Pembelajaran.


Jakarta: PT Grafindo Persada.
Borg,Water .R & Gall.Meredith.D. 2003.
Educational research : an introduction.
America.
Harlock B.E. 1995. Psikologi Perkembangan.
Alih bahasa: Sijabt, M.R. Jakarta:
Erlangga
Prayitno. 1997.AUM Umum Format 2: Siswa
SLTA Padang. Padang : UNP
Pamela O. Paisley. 2006. What a School
Administrator Needs to Know About :
expressive Arts and Play Media in
School Counseling. proceeding.
Suwarjo & Elisa. 2012. 55 Permainan (games)
dalam Bimbingan Konseling.
Yogyakarta : Paramitra Publishing.
Syam, Mahfud. 2010. “Ice Breaking Definition”.
(http://akselera.wordpress.co
m, diakses 28 September
2012).

Anda mungkin juga menyukai