PENDAHULUAN
Gambar 1.1 Grafik Distribusi Kasus Penyakit Tidak Menular Kota Semarang
tahun 2013-2016
50000
45000
40000
35000
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
is A is ss n S S
or IM rd ie lai hem h em IN IN
ki t ko ns si
ke n T N
P rte
n
no TG NO
in
a kom e erte tro e M M
S
Ag De Hi
p
Hi
p ro
k D D
St
1
Tabel 1.1 Daftar 10 Besar Penyakit Puskesmas Rowosari
2
Pendekatan Keluarga) dan menjalankan Prolanis (Program Pengelolaan Penyakit
Kronis).
Hipertensi sering disebut The Silent Killer, karena pasien hipertensi
biasanya tidak mengetahui tubuhnya sedang menderita tekanan darah tinggi
karena tidak adanya tanda dan gejala seperti penyakit-penyakit lain, sehingga
gejala yang muncul dianggap seperti gangguan biasa. Hipertensi juga dapat
merusak organ tubuh yang lain sehingga penderita akan mengalami komplikasi
seperti kerusakan jantung, ginjal, otak, mata dan organ yang lain hingga bisa
menyebabkan kematian. Tekanan darah yang selalu tinggi akhirnya disebutkan
menjadi faktor risiko timbulnya penyakit lain seperti stroke serta merupakan
penyebab utama dari gagal jantung kronis.
3
Terapi pijat refleksi menggunakan teknik kompresi pada otot yang dapat
merangsang aliran darah vena dalam jaringan subkutan dan mengakibatkan retensi
darah menurun dalam pembuluh perifer. Tekanan ini juga menyebabkan pelebaran
arteri sehingga suplai darah ke daerah yang dipijat meningkat, terjadi efektifitas
kontraksi otot dan membuang sisa metabolisme sehinggga membantu mengurangi
ketegangan otot, merangsang relaksasi dan kenyamanan. Pengaruh langsung pijat
refleksi terhadap elastisitas dinding pembuluh darah adalah dengan memberikan
teknik manipulasi dari struktur jaringan lunak dapat menenangkan serta
mengurangi stres psikologis sehingga hormon morpin endogen seperti endorphin,
enkefalin dan dinorfin meningkat dan kadar hormon stres seperti cortisol,
norepinephrine dan dopamin di dalam tubuh menurun. Hal ini yang menyebabkan
terjadinya pelebaran pembuluh darah sehingga berdampak pada penurunan
tekanan darah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah studi
kasus ini adalah “Bagaimana penerapan terapi pijat refleksi kaki dapat
menurunkan tekanan darah pada lamsia hipertensi ?”.
4
C. Tujuan Studi Kasus
Menggambarkan penerapan terapi pijat refleksi kaki untuk menurunkan
tekanan darah pada lansia dengan hipertensi melalui pendekatan asuhan
keperawatan keluarga.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Keluarga
1. Pengertian
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adaptasi dan kelahiran yang bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan
budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental dan emosional
serta sosial individu yang ada di dalamnya dengan adanya ketergantungan dan
hubungan untuk mencapai tujuan umum.
2. Tipe Keluarga
a. Nuclear family (keluarga inti) yang terdiri dari orang tua dan anak yang
menjadi tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah.
b. Extended family (keluarga besar) yang terdiri dari keluarga inti yang ditambah
keluarga lain yang mempunyai hubungan darah.
c. Dyad family yang terdiri dari suami dan istri yang tinggal dalam satu rumah
tanpa anak.
d. Single parent family yang terdiri dari satu orang tua dan anak.
e. Single adult yang merupakan rumah tangga yang terdiri dari satu orang
dewasa.
f. Single adult yang merupakan rumah tangga yang terdiri dari satu orang
dewasa.
3. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif yang berhubungan dengan fungsi internal yang merupakan
dasar kekuatan keluarga. Anggota keluarga mengembangkan gambaran diri
yang positif, peran dijalankan dengan baik dan penuh rasa kasih sayang.
b. Fungsi sosialisasi. Keluarga merupakan tempat individu melaksanakan
sosialisasi dengan anggota keluarga dan belajar disiplin, norma budaya dan
perilaku melalui interaksi dalam keluarga.
6
c. Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia
d. Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti pangan,
sandang dan papan serta yang lainnya.
e. Fungsi perawatan keluarga untuk menyediakan makanan, pakaian,
perlindungan dan pelayanan kesehatan untuk mencapai tingkat kesehatan
yang lebih baik.
B. Lansia
1. Pengertian
Lanjut usia dapat dikatakan usia emas kerena tidak semua dapat mencapai usia
tersebut. Lanjut usia memerlukan tindakan keperawatan baik preventif
maupun promotif agar dapat menikmati masa usia emas dengan bahagia.
Lansia dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan kehidupan manusia.
2. Klasifikasi
a. Pralansia yaitu seorang yang berusia 45-59 tahun.
b. Lansia yaitu sseseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
7
c. Lansia resiko tinggi yaitu seseorang yang berusia 70 tahun atau
lebih/seseorang yang berusia 60 tahun lebih dengan masalah kesehatan.
d. Lansia potensial yaitu lansia yang mampu melakukan pekerjaan dan/atau
kegiatan yang menghasilkan barang/jasa.
e. Lansia tidak potensial yaitu lansia yang tidak berdaya mencari nafkah
sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.
3. Perubahan Pada Lansia
` Pada lansia terjadi beberapa perubahan yang merupakan suatu proses
penuaan. Beberapa teori tentang penuaan yang digolongkan dalam kelompok
teori biologis dan teori psikososial.
a. Teori biologis
Teori yang merupakan teori biologis antara lain :
1) Secara genetik material di dalam inti sel memiliki jam genetik yang
terkait dengan frekuensi mitosis. Sel-sel pada manusia mampu membelah
sekitar 50 kali dan setelah itu akan mengalami deteriorasi.
2) Teori intra seluler
Sel-sel saling berinteraksi satu sama lainnya. Semakin bertambah umur
sel-sel akan mengalami degenerasi dan tidak bisa lagi berfungsi secara
harmoni.
3) Teori mutagenesis somatic
Pembelahan sel akan menimbulkan mutasi spontan yang terus menerus
dan pada akhirnya mengarah pada kematian sel.
4) Teori eror katastrop
Struktur DNA, RNA dan sintesis protein akan menjadi eror. Masing-
masing eror akan saling menambah eror yang lainnya dan berkulminasi
dalam eror yang bersifat katastrop.
5) Teori pemakaian dan keausan
Deteriorasi akan timbul dengan pemakaian dan kausan yang berlangsung
secara terus menerus.
b. Teori psikososial
1) Disengagement theory
8
Suatu individu akan mengalami disengagement pada mutual withdrawl
(menarik diri) saat memasuki usia tua sehingga memungkinkan individu
untuk menyimpan lebih banyak aktivitas yang berfokus pada dirinya.
2) Teori aktivitas
Konsep diri seseorang bergantung pada aktivitasnya dalam berbagai peran
dan apabila hilang akan berakibat negatif pada dirinya.
3) Teori kontinuitas
Ciri-ciri kepribadian individu dan strategi kopingnya telah terbentuk lama
sebelum memasuki lansia karena kepribadian ini bersifat dinamis dan
berkembang secara kontinu.
4) Teori subkultur
Lansia yang kurang berinteraksi antar sesama cenderung berinteraksi
sesama lansia, status lebih ditekankan pada bagaimana tingkat kesehatan
dan kemampuan mobilitasnya.
5) Teori stratifikasi usia
Teori ini menerangkan bahwa adanya saling ketergantungan antara usia
dengan struktur sosial yang kesimpulannya lansia dan mayoritas
masyarakat senantiasa saling mempengaruhi dan selalu terjadi perubahan
dalam masyarakat.
6) Teori penyesuaian individu dengan lingkungan
Teori ini menerangkan bahwa ada hubungan antara kompetisi individu
dan lingkungannya yang berupa segenap proses yang merupakan ciri
fungsional individu.
9
C. Hipertensi
1. Pengertian
Hipertensi adalah gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan
menurunya suplai oksigen dan nutrisi dan sering diartikan dimana tekanan darah
yang abnormal dan diukur paling tidak pada tiga kesempatan berbeda dengan
tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan diastolik lebih dari 80 mmHg.
Hipertensi juga dijelaskan sebagai keadaan tekan darah sistolik ≥140 mmHg dan
diastolik ≥90 mmHg dengan dua kali pengukuran dalam waktu yang berbeda dan
dalam keadaan istirahat.
2. Etiologi
Lebih dari 90% kasus hipertensi belum bisa dipastikan penyebabnya dan biasa
dikenal sebagai hipertensi primer. Ada beberapa faktor yang diduga bisa
menyebabkan risiko hipertensi antara lain :
a. Usia Semakin bertambahnya usia semakin meningkatkat risiko hipertensi.
b. Keturunan. Seorang mempunyai risiko tinggi menderita hipertensi bila ada
anggota keluarga yang mengidap hipertensi
c. Merokok. Rokok merupakan salah satu gaya hidup penyebab meningkatnya
tekanan darah karena membuat sempit dinding arteri.
d. Obesitas. Oksigen dan nutrisi dialirkan darah diukur oleh tubuh sesuai dengan
berat badan. Berat badan yang berlebihan membutuhkan oksigen dan nutrisi
yang lebih banyak, sehingga volume darah juga harus lebih banyak. Volume
darah meningkat menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
e. Olahraga. Orang yang jarang berolahraga cenderung memiliki detak jantung
lebih cepat sehingga jantung harus bekerja lebih ekstra. Kerja jantung yang
berlebihan meningkatkan tekanan darah
f. Garam yang tinggi dalam makanan bisa menyebabkan penumpukan cairan
dalam tubuh kemudian meningkatkan tekanan darah.
g. Minuman dengan kandungan alkohol memicu kerusakan organ jantung.
h. Stres merupakan pemicu yang berpotensi tinggi meningkatkan tekanan darah.
10
a. Diabetes
b. Penyakit ginjal
c. Kondisi yang mempengaruhi jaringan tubuh seperti lupus.
d. Obat-obatan seperti pil KB, analgesik, dekongestan.
e. Gangguan hormon tiroid.
3. Klasifikasi
Hipertensi dibagi 2 berdasarkan penyebabnya antara lain :
a. Hipertensi primer adalah suatu peningkatan persisten tekanan arteri yang
dihasilkan oleh ketidak teraturan mekanisme kontrol homeostatik normal.
Hipertensi ini juga tidak memiliki penyebab medis atau hipertensi yang
belum/tidak diketahui penyebabnya namun beberapa teori menunjukkan faktor
genetik dan gaya hidup bisa menjadi faktor pendukung.
b. Hipertensi sekunder adalah peningkatan tekanan darah karena suatu kondisi
fisik sebelumnya seperti gangguan ginjal atau gangguan tiroid.
5. Pathofisiologi
Peningkatan cardiac output dan atau peningkatan tahanan pembuluh darah
perifer merupakan penyebab meningkatnya tekanan darah. Hipertensi dipicu
beberapa faktor yaitu faktor genetik, asupan garam, tingkat stres dapat berinteraksi
yang menimbulkan gejala hipertensi. Stres menstimulasi saraf simpatis yang
meningkatkan curah jantung dan vasokontriksi arteriol sehingga merangsang
kelenjar anak ginjal melepas hormon adrenalin dan jantung berdenyut lebih kuat
dan cepat sehingga meningkatkan tekanan darah dalam tubuh.
6. Akibat Lanjut
Hipertensi bila tidak dikendalikan dapat merusak organ vital yaitu pembuluh
darah arteri, jantung, otak, ginjal dan mata. Komplikasi yang dapat diakibatkan
oleh hipertensi antara lain :
a. Asterosklerosis dimana hipertensi mempercepat tumpukan lemak pada lapisan
arteri
12
2. Jenis Terapi Pijat Refleksi
Beberapa jenis pijat refleksi dapat dilihat dari tekniknya. Berikut jenis dari
pijat refleksi :
a. Effluerage
Effluerage yaitu memijat dengan cara melumasi bagian yang akan dipijat
menggunakan massage oil dan pelembab tubuh/body lotion. Effluerage dapat
meningkatkan aliran darah dipembuluh darah dan aliran darah balik. Sisa
darah ditekanan darah perifer akan mengalir ke pembuluh darah dan jantung
lebih mudah sehingga suplai darah ke perifer meningkat dan mengurangi
pembentukan fibrosis. Effluerage dapat meningkatkan sirkulasi darah dan
getah bening, mendorong relaksasi, meningkatkan kualitas tidur dan
mengurangi rasa sakit serta kontraksi otot yang abnormal.
b. Petrissage
Petrissage adalah sekelompok teknik mengangkat, peregangan, menekan
jaringan dibawahnya secara berulang untuk meningkatkan aliran darah.
Kompresi pada otot merangsang aliran darah vena dalam jaringan subkutan
dan mengakibatkan retensi darah menurun di pembuluh perifer dan
meningkatkan drainase getah bening. Petrissage menyebabkan pelebaran arteri
dan meningkatkatn suplai darah ke daerah yang dipijat. Petrissage juga dapat
membuang sisa metabolisme otot, mengurangi ketegangan otot dan
meningkatkan efektivitas kontraksi otot serta merangsang relaksasi dan
kenyamanan.
c. Tapotement
Tapotement adalah teknik memijat dengan perkusi atau menepuk secara
berulang. Teknik ini merangsang aliran darah ke daerah yang dipijat.
Merangsang vasokontriksi pada awalnya kemudian diikuti vasodilatasi yng
menghasilkan suhu yang hangat pada kulit. Menginduksi relaksasi otot,
meningkatkan fungsi pencernaan, meningkatkan fungsi pernafasan,
mengurangi rasa sakit, meningkatkan limfatik serta meningkatkan
kenyamanan.
d. Friction
Friction merupakan teknik memijat non spesifik dimana superficial pindah
struktur dibawahya bertujuan meningkatkan mobilitas jaringan, meningkatkan
aliran darah dan mengurangi rasa sakit. Teknik gesekan bagus untuk pasien
13
cidera ketika terjadi inflamasi. Teknik ini juga meningkatkan penyembuhan
jaringan dan memiliki efek analgesik yang kuat.
14
BAB III
C. Fokus studi
Penerapan terapi pijat refleksi kaki untuk menurunkan tekanan darah pada
klien dengan hipertensi.
15
D. Definisi Operasional Studi Kasus
1. Pijat refleksi kaki adalah praktik memijat titik tertentu pada kaki dalam jangka
waktu 30 menit selama 3 hari.
2. Tekanan darah adalah dorongan dari dinding pembuluh darah yang berasal dari
pompaan jantung dalam satuan mmHg pada angka sistolik dan diastolik dengan
nilai normal >90/60 mmHg sampai dengan <140/90 mmHg.
3. Hipertensi adalah keadaan seseorang yang mempunyai tekanan darah lebih dari
140/90 mmHg.
2. Menjelaskan maksud, tujuan dan waktu studi kasus kepada pihak puskesmas
dan wilayah yang akan dijadikan tempat penelitian.
5. Mendiskusikan prosedur terapi pijat refleksi kaki yang akan diterapkan pada
klien.
16
6. Mengukur dan mencatat tekanan darah klien sebelum diberikan terapi pijat
refleksi kaki.
perubahan tekanan darah setelah dilakukan terapi pijat refleksi kaki pada
klien dengan hipertensi. Hasil pengolahan data disajikan dalam bentuk tekstular dan
tabel.
17
subjek yang akan diteliti yang memenuhi kriteria inklusi, bila subjek
menolak, peneliti harus menghormati.
2. Anonymity
Untuk menjaga kerahasiaan subjek, peneliti tidak mencantumkan
nama subjek pada lembar observasi hanya ditulis dengan nama inisial
atau nomor dan kode tertentu.
3. Confidentiality
Penelitian menjaga kerahasiaan identitas subjek dan informasi yang diberikan.
Semua catatan dan data subjek disimpan sebagai dokumentasi penelitian.
4. Non maleficiency
Peneliti menjelaskan kepada subjek, bahwa penelitian yang dilakukan
tidak membahayakan bagi status kesehatan klien karena bukan
penelitian dengan perlakuan yang berakibat fatal. Peneliti sudah
tersertifikasi melalui pelatihan pijat refleksi kaki sehingga tindakan
yang diberikan telah sesuai standar.
5. Justice
Peneliti tidak melakukan diskriminasi pada kriteria yang tidak relevan.
Prinsip terbuka adil dan jujur dan kehati-hatian. Setiap subjek peneliti
mendapat perlakuan yang sama selama pelaksanaan penelitian.
18
DAFTAR PUSTAKA
3. Brunner & Suddarth. Buku ajar keperawatan medikal bedah Edisi ke-8 volume 2.
6. Chanif dan Khoriyah. Efektifitas terapi pijat refleksi kaki terhadap tekanan darah
8. Rindang, Yesi dan Oswati. Pengaruh Terapi Pijat Refleksi Kaki Terhadap Tekanan
Darah pada Penderita Hipertensi Primer. Pekan Baru: Universitas Riau; 2015
9. Irwan. Epidemiologi penyakit tidak menular. Yogyakarta: CV. Budi Utama; 2016.
https://books.google.co.id/books?id=3eU3DAAAQBAJ&printsec=frontco
10. Ruhito F, B. Mahendra. Pijat kaki untuk kesehatan. Jakarta: Penebar Plus ; 2011.
https://books.google.co.id/books?id=B6NadNLOetAC&printsec=frontcov
er&dq=pijat+kaki+untuk+kesehatan&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjtopjiz
ajaAhUBRo8KHVVJBdsQ6AEILDAA#v=onepage&q=pijat%20kaki%20 untuk
%20kesehatan&
19
11. M.Ferry W. Panduan lengkap pijat. Jakarta: Penebar Plus ; 2011.
https://books.google.co.id/books?id=2PpuCgAAQBAJ&printsec=frontcov
er&dq=panduan+pijat+lengkap&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwi86Yv8zqja
AhVGOI8KHahKBwMQ6AEIJzAA#v=onepage&q=panduan%20pijat%2
0lengkap&f=false
http://www.pintarbiologi.com/2016/08/tekanan-darahpengertian-faktor-
mempengaruhinya.html
20