EKONOMI TEKNIK
(ENGINEERING ECONOMIC)
Dosen:
Milana, PhD
AGENDA
EKONOMI TEKNIK Jurusan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang 2
AGENDA
EKONOMI TEKNIK Jurusan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang 3
Benefit-Cost Ratio (BCR) Analysis
BCR adalah salah satu metode tambahan untuk mengevaluasi kelayakan investasi.
Metode ini menekankan pada perbandingan antara aspek manfaat (benefit)
terhadap aspek biaya/resiko (cost) dari investasi tersebut.
Bentuk persamaan yang muncul dari cash flow untuk menghitung BCR adalah:
PW Benefits – PW Costs ≥ 0 atau EUAB – EUAC ≥ 0
sehingga:
PW Benefits EUAB
BCR 1
PW Costs EUAC
Kriteria keputusan:
BCR ≥ 1 investasi layak (feasible)
BCR < 1 investasi tidak layak (unfeasible)
EKONOMI TEKNIK Jurusan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang 4
Benefit-Cost Ratio (BCR) Analysis
Tugas 1:
Sebuah bengkel yang akan dibuka membutuhkan mesin dan peralatan dengan
biaya investasi Rp 750 juta. Biaya operasional diperkirakan Rp 50 juta, yang akan
meningkat setiap tahunnya sebesar Rp 5 juta. Biaya maintenance diperkirakan Rp.
3 juta pada tahun pertama dan meningkat sebesar Rp 1 juta setiap tahunnya.
Pendapatan diharapkan meningkat setiap tahunnya, dengan perkiraan pendapatan
tahun pertama sebesar Rp 112 juta, dan meningkat sebesar Rp 35 juta setiap
tahunnya. Pada tahun ke-12, dilakukan overhoul yang membutuhkan biaya Rp 35
juta. Pada tahun ke-14 diperkirakan akan ada lump sum sebesar Rp 30 juta.
Investasi ini diperkirakan dapat berjalan selama 15 tahun, dengan perkiraan pada
akhir investasi nilai sisa dari mesin dan peralatan bernilai Rp 40 juta.
EKONOMI TEKNIK Jurusan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang 5
Benefit-Cost Ratio (BCR) Analysis
Tugas 2:
Sebuah bengkel yang akan dibuka membutuhkan mesin dan peralatan dengan
biaya investasi Rp 400 juta. Biaya operasional diperkirakan Rp 20 juta, biaya
maintenance diperkirakan Rp. 3 juta pada tahun pertama dan meningkat sebesar
Rp 500 ribu setiap tahunnya. Pendapatan diharapkan meningkat setiap tahunnya,
dengan perkiraan pendapatan tahun pertama sebesar Rp 75 juta, dan meningkat
sebesar Rp 25 juta setiap tahunnya. Pada tahun ke-8 dilakukan overhaul yang
menghabiskan biaya Rp 18 juta. Tahun ke-12 diperoleh lump sum sebesar Rp 75
juta. Investasi ini diperkirakan dapat berjalan selama 22 tahun, dengan perkiraan
pada akhir investasi nilai sisa dari mesin dan peralatan bernilai Rp 30 juta.
EKONOMI TEKNIK Jurusan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang 6
Benefit-Cost Ratio (BCR) Analysis
Tugas 3:
Sebuah bengkel yang akan dibuka membutuhkan mesin dan peralatan dengan
biaya investasi Rp 550 juta. Biaya operasional diperkirakan Rp 70 juta, biaya
maintenance diperkirakan Rp. 5 juta pada tahun pertama dan meningkat sebesar
Rp 2 juta setiap tahunnya. Pendapatan diharapkan meningkat setiap tahunnya,
dengan perkiraan pendapatan tahun pertama sebesar Rp 100 juta, dan meningkat
sebesar Rp 25 juta setiap tahunnya. Pada tahun ke 10, diperoleh lump sum sebesar
Rp 90 juta. Pada tahun ke 15, dilakukan overhaul yang membutuhkan biaya Rp 40
juta. Investasi ini diperkirakan dapat berjalan selama 25 tahun, dengan perkiraan
pada akhir investasi nilai sisa dari mesin dan peralatan bernilai Rp 75 juta.
EKONOMI TEKNIK Jurusan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang 7
AGENDA
EKONOMI TEKNIK Jurusan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang 8
AGENDA
EKONOMI TEKNIK Jurusan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang 9
Payback Period (PP) Analysis
Payback Period merupakan periode waktu yang dibutuhkan oleh profit atau
benefit lainnya dari sebuah investasi untuk sama jumlahnya dengan biaya investasi
tersebut (Break Even-Point/pulang pokok).
• Secara matematis payback period dapat dituliskan:
pp
Benefit
1
i Cost
dimana:
Benefiti = Pendapatan bersih tahun ke-i
Cost = Biaya investasi
PP = Payback period
EKONOMI TEKNIK Jurusan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang 10
Payback Period (PP) Analysis
• Jika pendapatan bersih tahunan seragam maka payback period dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan berikut:
Investasi
Payback Period
Uniform annual benefit
EKONOMI TEKNIK Jurusan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang 11
Payback Period (PP) Analysis
Kriteria keputusan
DPP ≤ umur investasi layak (feasible)
DPP > umur investasi tidak layak (unfeasible)
• Dengan kata lain, rencana investasi dikatakan layak ketika investasi tersebut
sudah mencapai titik Break Even-Point atau pulang pokok sebelum investasi
tersebut berakhir.
EKONOMI TEKNIK Jurusan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang 12
Discounted Payback Period (DPP) Analysis
Tugas 1:
Sebuah bengkel yang akan dibuka membutuhkan mesin dan peralatan dengan
biaya investasi Rp 750 juta. Biaya operasional diperkirakan Rp 50 juta, yang akan
meningkat setiap tahunnya sebesar Rp 5 juta. Biaya maintenance diperkirakan Rp.
3 juta pada tahun pertama dan meningkat sebesar Rp 1 juta setiap tahunnya.
Pendapatan diharapkan meningkat setiap tahunnya, dengan perkiraan pendapatan
tahun pertama sebesar Rp 112 juta, dan meningkat sebesar Rp 35 juta setiap
tahunnya. Pada tahun ke-12, dilakukan overhoul yang membutuhkan biaya Rp 35
juta. Pada tahun ke-14 diperkirakan akan ada lump sum sebesar Rp 30 juta.
Investasi ini diperkirakan dapat berjalan selama 15 tahun, dengan perkiraan pada
akhir investasi nilai sisa dari mesin dan peralatan bernilai Rp 40 juta.
Hitung nilai DPP untuk mengetahui kapan investasi ini mencapai titik Break Even-
Point (BEP) pada tingkat suku bunga 5%!
EKONOMI TEKNIK Jurusan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang 13
Discounted Payback Period (DPP) Analysis
Tugas 2:
Sebuah bengkel yang akan dibuka membutuhkan mesin dan peralatan dengan
biaya investasi Rp 400 juta. Biaya operasional diperkirakan Rp 20 juta, biaya
maintenance diperkirakan Rp. 3 juta pada tahun pertama dan meningkat sebesar
Rp 500 ribu setiap tahunnya. Pendapatan diharapkan meningkat setiap tahunnya,
dengan perkiraan pendapatan tahun pertama sebesar Rp 75 juta, dan meningkat
sebesar Rp 25 juta setiap tahunnya. Pada tahun ke-8 dilakukan overhaul yang
menghabiskan biaya Rp 18 juta. Tahun ke-12 diperoleh lump sum sebesar Rp 75
juta. Investasi ini diperkirakan dapat berjalan selama 22 tahun, dengan perkiraan
pada akhir investasi nilai sisa dari mesin dan peralatan bernilai Rp 30 juta.
Hitung nilai DPP untuk mengetahui kapan investasi ini mencapai titik Break Even-
Point (BEP) pada tingkat suku bunga 8%!
EKONOMI TEKNIK Jurusan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang 14
Discounted Payback Period (DPP) Analysis
Tugas 3:
Sebuah bengkel yang akan dibuka membutuhkan mesin dan peralatan dengan
biaya investasi Rp 550 juta. Biaya operasional diperkirakan Rp 70 juta, biaya
maintenance diperkirakan Rp. 5 juta pada tahun pertama dan meningkat sebesar
Rp 2 juta setiap tahunnya. Pendapatan diharapkan meningkat setiap tahunnya,
dengan perkiraan pendapatan tahun pertama sebesar Rp 100 juta, dan meningkat
sebesar Rp 25 juta setiap tahunnya. Pada tahun ke 10, diperoleh lump sum sebesar
Rp 90 juta. Pada tahun ke 15, dilakukan overhaul yang membutuhkan biaya Rp 40
juta. Investasi ini diperkirakan dapat berjalan selama 25 tahun, dengan perkiraan
pada akhir investasi nilai sisa dari mesin dan peralatan bernilai Rp 75 juta.
Hitung nilai DPP untuk mengetahui kapan investasi ini mencapai titik Break Even-
Point (BEP) pada tingkat suku bunga 14%!
EKONOMI TEKNIK Jurusan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang 15
AGENDA
EKONOMI TEKNIK Jurusan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang 16
AGENDA
EKONOMI TEKNIK Jurusan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang 17
Internal Rate of Return (IRR) Analysis
• Rate of Return adalah tingkat suku bunga yang diterima dari investasi yang
belum dikembalikan (unrecovered investment) sedemikian rupa sehingga
jadwal pembayarannya membuat nilai investasi yang belum kembali sama
dengan nol pada akhir umur dari investasi tersebut.
• Analisis ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai
sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang, atau penerimaan kas
dengan mengeluarkan investasi. Analisis internal rate of return dapat dikatakan
sebagai teknik analisis eksak yang paling sering digunakan dalam industri.
EKONOMI TEKNIK Jurusan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang 18
Internal Rate of Return (IRR) Analysis
Lima bentuk persamaan yang dapat dimunculkan dari cash flow untuk
menghitung IRR adalah sebagai berikut:
1. PW Benefits – PW Costs = 0
2. PW Benefits
1
PW Costs
3. Net Present Worth = 0
4. EUAB – EUAC = 0
5. PW of Costs = PW of Benefits
• Kelima persamaan ini merupakan konsep yang sama, hanya bentuknya saja
yang berlainan. Tingkat suku bunga (i) dicari dengan menggunakan metoda
trial and error.
Nilainya dinyatakan sebagai Rate of Return atau Internal Rate of Return (IRR)
EKONOMI TEKNIK Jurusan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang 19
Internal Rate of Return (IRR) Analysis
• Setelah nilai IRR diperoleh, kemudian harga ini dibandingkan dengan MARR
(Minimum Attractive Rate of Return). Persamaan yang digunakan adalah:
• Kriteria keputusan:
IRR > MARR investasi dapat diterima atau layak untuk dijalankan.
EKONOMI TEKNIK Jurusan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang 20
Internal Rate of Return (IRR) Analysis
Tugas 1:
Sebuah bengkel yang akan dibuka membutuhkan mesin dan peralatan dengan
biaya investasi Rp 750 juta. Biaya operasional diperkirakan Rp 50 juta, yang akan
meningkat setiap tahunnya sebesar Rp 5 juta. Biaya maintenance diperkirakan Rp.
3 juta pada tahun pertama dan meningkat sebesar Rp 1 juta setiap tahunnya.
Pendapatan diharapkan meningkat setiap tahunnya, dengan perkiraan pendapatan
tahun pertama sebesar Rp 112 juta, dan meningkat sebesar Rp 35 juta setiap
tahunnya. Pada tahun ke-12, dilakukan overhoul yang membutuhkan biaya Rp 35
juta. Pada tahun ke-14 diperkirakan akan ada lump sum sebesar Rp 30 juta.
Investasi ini diperkirakan dapat berjalan selama 15 tahun, dengan perkiraan pada
akhir investasi nilai sisa dari mesin dan peralatan bernilai Rp 40 juta.
Hitung nilai IRR dan analisis kelayakannya jika MARR adalah 6%!
EKONOMI TEKNIK Jurusan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang 21
Internal Rate of Return (IRR) Analysis
Tugas 2:
Sebuah bengkel yang akan dibuka membutuhkan mesin dan peralatan dengan
biaya investasi Rp 400 juta. Biaya operasional diperkirakan Rp 20 juta, biaya
maintenance diperkirakan Rp. 3 juta pada tahun pertama dan meningkat sebesar
Rp 500 ribu setiap tahunnya. Pendapatan diharapkan meningkat setiap tahunnya,
dengan perkiraan pendapatan tahun pertama sebesar Rp 75 juta, dan meningkat
sebesar Rp 25 juta setiap tahunnya. Pada tahun ke-8 dilakukan overhaul yang
menghabiskan biaya Rp 18 juta. Tahun ke-12 diperoleh lump sum sebesar Rp 75
juta. Investasi ini diperkirakan dapat berjalan selama 22 tahun, dengan perkiraan
pada akhir investasi nilai sisa dari mesin dan peralatan bernilai Rp 30 juta.
Hitung nilai IRR dan analisis kelayakannya jika MARR adalah 6%!
EKONOMI TEKNIK Jurusan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang 22
Internal Rate of Return (IRR) Analysis
Tugas 3:
Sebuah bengkel yang akan dibuka membutuhkan mesin dan peralatan dengan
biaya investasi Rp 550 juta. Biaya operasional diperkirakan Rp 70 juta, biaya
maintenance diperkirakan Rp. 5 juta pada tahun pertama dan meningkat sebesar
Rp 2 juta setiap tahunnya. Pendapatan diharapkan meningkat setiap tahunnya,
dengan perkiraan pendapatan tahun pertama sebesar Rp 100 juta, dan meningkat
sebesar Rp 25 juta setiap tahunnya. Pada tahun ke 10, diperoleh lump sum sebesar
Rp 90 juta. Pada tahun ke 15, dilakukan overhaul yang membutuhkan biaya Rp 40
juta. Investasi ini diperkirakan dapat berjalan selama 25 tahun, dengan perkiraan
pada akhir investasi nilai sisa dari mesin dan peralatan bernilai Rp 75 juta.
Hitung nilai IRR dan analisis kelayakannya jika MARR adalah 6%!
EKONOMI TEKNIK Jurusan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang 23
Jurusan Teknik Otomotif
Fakultas Teknik - UNP