Anda di halaman 1dari 6

Permasalahan

1. Hubungan tidak sadarkan diri dengan Hipertensi dan Diabetese meillitus


2. Farmakodinamik glibenklamid, metformin, candesartan, amlodipine.
3. Hubungan minum obat tersebut dengan keadaan nafsu makan turun.
4. Hubungan minum obat dengan vital sign
5. Hubungan minum obat dengan keadaan hiperglikemi dan hipoglikemi
6. Apa itu trias whipple

Permasalahan dan jawaban


1. Hubungan tidak sadarkan diri dengan Hipertensi dan Diabetese meillitus
2. Farmakodinamik glibenklamid, metformin, candesartan, amlodipine.
a. Glibenclamide
i. Farmakokinetik
Glibenklamide adalah obat anti diabetes dari golongan
sulfonylurea. Cara kerja glibenklamid adalah dengan
meningkatkan pengeluaran insulin pada sel Beta pancreas,
kemungkinan dengan cara penempelan pada reseptor
sulfonylurea di sel beta pancreas atau mengganggu kanal
kalium ATP pada sel beta sehingga akan mengeluarkan
insulin. Glibenklamid bisa menyebabkan hipoglikemi tapi
tak separah insulin, dan bisa meningkatkan mortalitas
jantung. Terdapat interaksi obat dengan beta blockers,
antifungal drugs, anticoagulants, fluoroquinolones, and
sulfonamides.
Glibenclamid dimetabolisme dengan enzim hepar P450
CYP2C9 menjadi bentuk yang kurang aktif. Sehingga pada
pasien yang terdeteksi mengalami polimorfisme pada alel
tersebut, mengharuskan pemberian dosis yang lebih rendah.

ii. Farmakodinamik
b. Metformin
i. Farmakokinetik
ii. Farmakodinamik
c. Candesartan
i. Farmakokinetik
ii. Farmakodinamik
d. Amlodipin
i. Farmakokinetik
ii. Farmakodinamik
3. Hubungan minum obat tersebut dengan keadaan nafsu makan turun.
4. Hubungan minum obat dengan vital sign
5. Hiperglikemi dan hipoglikemi pada pasien diabetes meillitus tipe 1
Pada pasien diabetes meillitus tipe 1, tubuh pasien hanya memproduksi
sedikit insulin. Nilai normal adalah berkisar 60-140 mg/dL atau sekitar 3,3
– 7,8 mmol/L
a. Hiperglikemi
Pada pasien dm tipe 1 yang memiliki kadar glukosa tinggi diatas
140 mg/dL atau 7,8 mmol/L. akan menunjukkan tanda
1) Sangat haus, minum banyak dan selanjutnya akan buang air
kecil sebanyak yang diminum
2) Berkurangnya berat badan tanpa sebab yang jelas dalam
beberapa minggu
3) Mual, dan sakit perut
4) Memiliki masalah dalam melihat
5) Konsentrasi terganggu
6) Infeksi (sistitis, atau trush)
7) Pusing, berkunang kunang bahkan kehilangan kesadaran.
b. Hipoglikemi
Pasie diabetes tipe 1 yang mengalami hipoglikemi biasanya
disebabkan oleh penggunaan insulin namun tidak dibarengi dengan
intake makanan yang cukup, makan terlambat atau terlalu banyak
minum alcohol. Hal itu akan menunjukkan tanda
1) Takikardi
2) Keringat dingin
3) Pucat
4) Sakit kepala
5) Merasa lapar
6) Menggigil, dan merasa lemas pada lutut
7) Merasa capek dan cemas
8) Merasa susah berkonsentrasi
6. Hiperglikemi dan hipoglikemi pada pasien diabetes meillitus tipe 2
a. Hiperglikemi
1) Merasa sangat haus
2) Buang air kecil
3) Merasa capek
4) listlessness
5) Nausea
6) dizzines
b. hipoglikemi
1) Takikardi
2) Keringat dingin
3) Pucat
4) Sakit kepala
5) Merasa lapar
6) Menggigil, dan merasa lemas pada lutut
7) Merasa capek dan cemas
8) Merasa susah berkonsentrasi
7. Hubungan minum obat dengan keadaan hiperglikemi dan hipoglikemi
a. Glibenklamid
Hiperglikemi Hipoglikemi
Glukokortikoid Beta adrenergic antagonis
Antipsikotik Etanol salisilat
Protease inhibitor AINS
Beta adrenergic agonis Pentamidin
Diuretic (loop, thiazid) ACE inhibitor litium klorida
Hydantoin (fenitoin dll) Theofilin bromocriptine
Diazoxide Mebendazole
Asam nicotinic (Vit. B3)
Pentamidine
Epinefrin
Interferon
Amphotericin B
Asparaginase
Acamprosate
Basiliximab
Hormone tiroid

Glibenclamid

Insulin Sekresi See 1- Terjangkau Hipoglikemia, Penyakit


secretagogues – Insulin text 2 BB meningkat Renal/liver
c
Sulfonylureas and
  Table
43-8
Efek samping dari sulfonirurea termasuk mual muntah, jaundis kolestatik,
agranuositosis, anemia aplastic dan hemolitik, dan bagi yang hipersensitif
terhadap obat tersebut akan mengakibatkan reaksi pada kulit. Pada diskusi
ahli banyak yang mengungkapkan bahwa sulfonylurea akan meningkatkan
penyakit kardiovaskular (Bell, 2006). Hal ini dimungkinkan karena adanya
reseptor sulfonylurea pada otot polos pembuluh darah, dan miosit jantung,
saat aktivasi sulfonylurea terjadi penurunan efek perlindungan terjadinya
eskemia. Glyburide, selain glimepiride, saat berinteraksi dengan reseptor
sulfonylurea pada reseptor non-pulau, berhubungan dengan peningkatan
risiko kardiovaskular. Namun pada monoterapi gliburid, metformin,
rosiglitazone, menunjukkan paling sedikit pasien yang terkena penyakit
kardiovaskular pada pemberian gliburid (Kahn et al., 2006)
8. Mengatasi Hiperglikemi dan Hipoglikemia
a. Hiperglikemia
b. Hipoglikemia
i. Glukagon
Glucagon merupakan satu rantai polipeptida yang terdiri dari 29
asam amino dan diproduksi oleh teknologi DNA rekombinan.
Glucagon dalam tubuh akan berinteraksi dengan GPCR pada
membrane plasma sel target yang memberikan sinyal melalui Gs.
Di dalam hati glucagon bekerja dimediasi oleh cAMP. Glucagon
dapat digunakan untuk mengatasi hipoglikemi berat terutama
pada pasien penyakit diabetes meillitus saat pasien tidak dapat
mengonsumsi glukosa dengan aman secara oran dan glukosa
intravena tidak tersedia. Pada reaksi hipoglikemi, 1 mg diberikan
secara intravena, intramuscular, atau subkutan. (Brunton, Chabner
and Knollmann, 2011)
ii. Diazoxide
Diazoxide adalah obat antihipertensi, derivate antidiuretic
benzothiadiazine yang akan memberikan aksi hiperglikemi jika
diberikan secara oral. Efek hiperglikemi dihasilkan akibat inhibisi
sekresi insulin. Diazoxide akan berinteraksi dengan kanal ATP
pada membrane sel, dan juga akan mencegah penutupan atau
memperpanjang pembukaan kanal, efek ini berlawanan dengan
sulfonylurea. Diazoxide dapat digunakan untuk mengatasi pasien
dengan kronis atau hipoglikemi kambuhan. Obat ini dapat
menyebabkan mual muntah oleh karena itu diberikan dengan
makan. Efek samping lain dari diazoxide adalah dapat
menyebabkan retensi natrium, cairan, hiperurisemi, hipertrikosis
(khususnya pada anak), trombositopenia, dan leukopenia.
Walaupun dengan begitu banyaknya efek samping, obat ini sangat
bermanfaat untuk pasien yang insulinoma yang tidak bisa
dioperasi dan pada anak anak dengan hyperinsulinism (hiperplasi
sel beta, nesidioblastosis, malgna extrapancreatic, adenoma sel
beta) (Brunton, Chabner and Knollmann, 2011)
9. Apa itu trias whipple

Referensi
Bell, D. S. H. (2006) ‘Do sulfonylurea drugs increase the risk of cardiac events?’,
CMAJ : Canadian Medical Association journal = journal de l’Association
medicale canadienne, 174(2), pp. 185–6. doi: 10.1503/cmaj.051237.
Brunton, L. L., Chabner, B. A. and Knollmann, B. C. (2011) Goodman and
Gilman’s The Pharmacological Basis of Therapeutics. 12th edn, McGraw-Hill
Companies, Inc. 12th edn. Macmillan, 866 Third Ave., New York: Mc Graw Hill.
Kahn, S. E. et al. (2006) ‘Glycemic Durability of Rosiglitazone, Metformin, or
Glyburide Monotherapy’, New England Journal of Medicine, 355(23), pp. 2427–
2443. doi: 10.1056/NEJMoa066224.

Anda mungkin juga menyukai