1 SNH, suruh interpretasi CT, penanganan kalo kejang, suruh jelasin pemeriksaan
babinski (?), sama penanganan penurunan TD
2 TTH, suruh nulis anamnesis, pemberian terapi abortif, edukasinya apa.
3 CTS, suruh sebutin pemeriksaan fisik, penunjang, sama pilihan mau pembedahan apa
engga.
4 Brain tumor, interpretasi GCS, jelasin kaku kuduk, suruh baca CT, sama terapi TIK
5 ICH. Interpretasi ct scan, tx kejang, refleks patella, tx TIK, chaddock pneurunan TD
6 Migrain. Anamnesis, step pmx VAS, terapi farmakologis, dikatakan keberhasilan tx
profilaksis apabila edukasi
7 Abses cerebri. Interpretasi GCS, interpretasi ct scan, refleks brudzinski 1, tatalaksana
JAWAB
1. Interpretasi CT SNH, BRAIN TUMOR ICH ABSES CEREBRI
TUMOR OTAK
Terdapat lesi inhomogen dengan densitas yang bervariasi, batas tidak tegas, disertai perifokal edema
di hemisfer cerebellum kanan.
ABSES CEREBRI
Pasien atas nama XY, laki, nomor rekam medis 2222, tanggal lahir 11 Juli 1950, dengan
pemeriksaan CT SCAN tanpa kontras, potongan aksial
1. Subgaleal tidak tampak hematoma/massa
2. Calvaria intak
3. Cranio cerebral space tidak tedapat lesi hiperdens
4. Tak tampak lesi hiperdens yang mengisi gyri & sulci
5. Sulci dan gyri normal
6. Terdapat lesi hipodens berkapsul dengan perifokal edem disekitarnya pada parenkim
regio frontotemporalis kanan
7. Sistem ventrikel & sisterna normal
8. Terdapat midline shifting ke arah kiri
Kesimpulan: menyokong gambaran abses cerebri
INFARK
Subgaleal tidak tampak hematoma
Calvaria intak
Tampak lesi hipodens di lobus
frontotemporooccipitalis kiri ()
Sulci dan gyri normal
Tampak midline shifting ke arah kanan
Ventrikel lateralis kiri menyempit
Kesimpulan :
Infark di lobus frontotemporooccipitalis kiri
Selain itu,
Cek tanda keracunan alkohol: bila positif beri tiamine 250mg iv
Cek bila hipoglikemi beri infus D50%
Dosis maintenance
Kejang Parsial
Carbamazepin 20mg/kgbb/hari
Fenobarbital 5mg/kgbb/hari
Kejang General
Tonik klonik: carbamazepin, As. Valproat
Mioklonik: As. Valproat 60mg/kgbb/hari
Lena : As. Valproat 60mg/kgbb/hari
Absan, miklonik: kontraindikasi carbamazepine dapat memicu eksaserbasi
3. Pemeriksaan Babinski
Merupakan pemeriksaan refleks patologis caranya pasien dalam posisi berbaring rileks
dengan tungkai bawah diluruskan
Pemeriksa dikanan pasien dan memegang pergelangan kaki pasien agar posisi kaki tidak
berubah kemudian pemeriksa menggores telapak kaki pasien menggunakan ujung tumpul
palu refleks hammer secara perlahan dan usahakan tidak menimbulkan nyeri. Goresan
dilakukan sepanjang sisi lateral plantar kaki dari tumit ke ujung jari (proksimal ke distal)
melintasi metatarsal hingga ke pangkal ibu jari. Refleks Babinski positif (+) bila terdapat
gerakan dorsofleksi ibu jari yang mungkin disertai dengan mekarnya jari-jari lainnya
5. Refleks Brudzinski 1
Posisikan pasien berbaring dengan rileks tanpa bantal, pastikan tangan pemeriksa bersih, bisa
menggunakan handscoen, kemudian minta izin dan menjelaskan prosedur pemeriksaan,
pemeriksa disebelah kanan pasien. Pastikan tidak ada jejas atau curiga trauma spinal.
Kemudian pemeriksa meletakkan tangan kiri di bawah kepala, tangan kanan di atas dada
kemudian lakukan fleksi kepala dengan cepat kearah dada pasien. Brudzinski I positif (+)
atau abnormal bila terjadi fleksi involunter pada kedua tungkai pada sendi lutut.
7. Pemeriksaa Chaddock
Pemeriksa menjelaskan prosedur pemeriksaan pada pasien, pemeriksa disebelah kanan pasien.
Cara pemeriksaan chaddock yakni pemeriksa menggores dengan ujung hammer refleks pada
punggung kaki bagian malleolus lateralis dari arah proksimal ke distal. Hasil positif (+) bila
terdapat dorsofleksi ibu jari kaki diikuti perenggangan atau pemekarab pada jari lainnya.
8. Pemeriksaan Brudzinski II
Posisikan pasien berbaring dengan rileks tanpa bantal, pastikan tangan pemeriksa bersih
menggunakan handscoen, pemeriksa meminta izin dan menjelaskan prosedur pemeriksaan,
pemeriksa disebelah kanan pasien. Tungkai yang akan dirangsang diflexikan pada sendi lutut,
kemudian tungkai atas difleksikan pada sendi panggul. Hasil (+) positif bila ada gerakan
reflektorik berupa flexi tungkai kontralateral pada sendi lutut dan panggul
9. Penanganan penurunan TD
Pada iskemik akut
Bila tekanan darah sistol > 220mmHg atau tekanan darah diastol >120mmHg tekanan darah
sistolik maupun diastolik diturunkan 15% dalam 24 jam pertama setelah serangan pertama
Bila akan diberikan trombolitik maka tekanan darah diturunkan hingga tekanan darah sistolik
<180 mmHg dan tekanan darah diastolik <110mmHg harus dipantau dalam 24 jam setelah
pemberian trombolitik hingga tekanan darah sistolik <180mmHg dan tekanan darah diastolik
<105 mmHg.Untuk penurunan tekanan darah bisa digunakan obat labetalol, nitropaste,
nitroprusid, nikardipin atau diltiazem intravena
Bila disertai dengan kondisi mengancam target organ misal AKI, AMI, edema paru atau
ensefalopati hipertensi maka target penurunan tekanan darah 15-25% pada 1 jam pertama, dan
tekanan darah menjadi 160/90mmHg dalam 6 jam pertama
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang
1. Onset: Keluhan utama yang dirasakan saat ini apa? sejak kapan keluhan muncul atau
berapa lama keluhan muncul?Saat sedang melakukan apa?
2. Kronologi: Nyeri kepala dirasakan terus menerus atau hilang timbul?
3. Kuantitas: Dari angka 1-10 berapakah nilai nyeri yang dirasakan?
4. Kualitas: Saat pertama muncul bagaimana nyeri kepala yang dirasakan, apakah pada
seluruh bagian kepala?atau hanya salah satu sisi? Apakah berdenyut?apakah seperti
terikat? apakah seperti ditusuk-tusuk? Apakah seperti berputar? apakah melihat kilatan
cahaya atau kunang-kunang? apakah seperti melihat warna warna sebelum gejala
muncul?Bagaimana pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyeri
kepalanya? apakah terganggu? Apakah ada waktu khusus muncul keluhan seperti pagi
atau malam hari?
5. Faktor memperberat : Pada saat apakah merasa nyerinya muncul dan memberat? Apakah
saat perubahan posisi, apakah saat melakukan aktivitas berat, apakah saat melihat cahaya
terang, atau apakah saat bersin atau batuk?atau makanan minuman yang dapat
memperberat keluhan misalnya kafein alkohol?
6. Faktor memperingan: Apa yang biasanya meringankan rasa nyeri? apakah saat minum
obat pereda nyeri? apakah saat istirahat? apakah saat menutup mata? apakah saat duduk?
7. Keluhan penyerta lain: apakah ada keluhan lain seperti berdebar? mual? muntah? hilang
keseimbangan? pingsan?keluar air mata terus menerus? Hidung tersumbat atau berair?
Menghindari suara atau cahaya?
Spesifik
• Ergotamin (agonis serotonin) 1 mg peroral maksimal 5mg
• Dihidroergotamin 1mg IV 2-3menit diulang 1 jam maksimal 3mg
• Sumatriptan 100mg peroral diulang perjam maksimal 300mg perhari
Terapi Profilaksis
Diberikan bila serangan 2-3 kali tiap bulan atau terdapat serangan berat
- Beta bloker: propranolol 2x40 mg/hari flunarizin 5mg
- CCB: verapamil 3-4x80mg/hari,
- SSRI: fluoxetine
- Antidepresan trisiklik: amitripilin50-75mg/hari
Edukasi Migrain
Hindari faktor pencetusnya (stress, alkohol, keju, coklat, kafein, MSG, aspartame). Saat
serangan usahakan tetap tenang, duduk istirahat pada tempat aman dan nyaman. Bila sering
kambuh hendaknya pasien sellau membawa obat untuk menghentikan serangan
Modifikasi gaya hidup sehat (diet, pola tidur, dan tidak terlalu stress atau tegang)
TTH
Bila tidak respon pada AINS dapat memicu rebound fenomenon
Amitriptilin: 50-75mg/hari pada malam hari
Alprazolam: 0,25-0,5mg x 3/hari untuk anti cemas dan antidepresan
EDUKASI TTH
Hindari stress atau segera mencari solusi permasalahan yang dipikirkan
Tetap berusaha tenang. HIndari kecemasan karena menjadi pemicu
Modifikasi gaya hidup sehat (diet, pola tidur, dan tidak terlalu stress atau tegang)
Cluster
Oksigenasi O2 7 lpm 10-15menit
Ergotamin 2x1mg atau 2mg sebelum tidur
Dihidroergotamin 0,5-1,5mg iv
Sumatripan 6mg sc
Edukasi
Kenali serangannya, bila terjadi serangan cari ruang bebas dan hirup udara dengan dalam
serta merilekskan pikiran. Modifikasi gaya hidup sehat (diet, pola tidur, dan tidak terlalu
stress atau tegang, terapi relaksasi)
VAS
Pemeriksa membuat garis horizontal sepanjang 10cm (yang akan dibaca dengan rentang 0-
100mm, namun tidak dituliskan) kemudian pemeriksa menjelaskan kepada pasien bahwa dari
garis ujung kiri berarti tidak nyeri menuju ke ujung kanan nyeri hebat, kemudian pasien
diminta untuk menunjuk satu titik pada garis tersebut skala dari nyeri pasien. Kemudian
pemeriksa mengukur titik awal garis hingga titik yang ditandai oleh pasien.
Interpretasi
0 tidak nyeri
1-3 nyeri ringan
4-6 nyeri sedang
7-10 nyeri berat
Nilai VAS antara 0 –4 cm dianggap tingkat nyeri yang rendah dan digunakan sebagai
target untuk tatalaksana analgesik.
Nilai VAS > 4 dianggap nyeri sedang menuju berat perlu diberikan obat analgesik
tambahan
Pemeriksaan spesifik
Phallen test: pasien melakukan fleksi pergelangan tangan secara maksimal dengan pasif. Hasil
positif (+) bila dalam waktu 60detik muncul keluhan.
Kontra phallen: merupakan kebalikan dari phallen tes, pasien melakukan fleksi secara
maksimal seperti posisi tangan memohon telapak tangan saling bertemu. Positif bila dalam
waktu 60detik muncul keluhan.
Tinnel tes: melakukan ketukan pada pergelangan tangan pasien (daerah carpal tunnel). Positif
bila muncul rasa kesetrum atau parestesia atau kebas menjalar pada daerah persarafan nervus
medianus yakni ibu jari, telunjuk, jari tengah
Flick test: pasien diminta untuk mengibas-kibaskan kedua tangannya, positif mendukung
diagnosis CTS bila keluhan berkurang setelah dikibaskan.
Torniquet test: Pada pemeriksaan ini dilakukan pemasangan tomiquet dengan menggunakan
tensimeter di atas siku dengan tekanan sedikit di atas tekanan sistolik. Jika dalam waktu 1
menit ada gejala seperti CTS maka positif.
KTE:
K: nyeri pergelangan tangan kanan (sindroma nervus medianus)
T: nervus medianus
E: CTS ec mekanik, trauma, inflamasi
Ddx: radikulopati cervical c6-c7, neuropati nervus medianus, kelainan sistem saraf pusat ,
plexopati brachialis, thoracic outlet syndrome.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang sebagai gold standar CTS adalah Nerve Conduction Velocity (NCV)
dan bisa juga dilakukan dengan EMG untuk memeriksa aktivitas elektrikal dari otot saat
istirahat maupun saat kontraksi
Pemeriksaan lain bisa USG, MRI, laboratorium yakni rheumatoid factor, laju endap darah,
gula darah, nilai tiroid
Terapi
Non farmakologis (edukasi)
Modifikasi gaya hidup
Mencegah gerakan berulang, menggunakan peralatan ergonomis (wrist rest, mouse pad),
istirahat, menggunakan keyboard alternatif
Melakukan bidai, fiksasi untuk mengurangi gerak sendi metakarpophalangeal 24jam sehari
Farmakologis
NSAID 8 minggu setelah itu dihentikan.
Vit B6 (piridoksin)
Injeksi steroid
Pembedahan
Pembedahan dilakukan ketika CTS tidak membaik dengan terapi > 3 bulan dengan operasi
neurolisis nervus medianus pada pergelangan tangan.
V
5 orientasi tempat waktu orang baik, bicara jelas
4 disorientasi/ bingung/ kalimat kacau
3 bisa membentuk kata namun tidak bisa menjadi kalimat
2 hanya suara tanpa makna misal mengerang
1 tidak berespon atau bersuara
M
6 menuruti perintah pemeriksa
5 lokalisasi rangsang nyeri
4 menolak atau menghindari rangsangan nyeri
3 fleksi abnormal salah satu tangan atau keduanya menekuk saat diberi rangsang nyeri
2 ekstensi abnormal, salah satu tangan atau keduanya bergerak lurus (ekstensi) di sisi tubuh
saat diberi rangsang nyeri
1 tidak ada gerakan atau respons
Nilai GCS
Composmentis: 15-14
Apatis: 13-12
Delirium: 11-10
Somnolen: 9-7
Stupor: 6-5
Semicoma: 4
Coma: <3
• Terapi TIK
- Head up 30°
- Manitol emergensi: 1-1,5 gr/kgBB/10-15 menit
- Manitol maintenance: 0,25-0,5 gr/kgBB/ 6 jam
Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium darah lengkap, gula darah rutin untuk mengetahui penyebab dari
metabolik, nutrisi atau toksik.
Pemeriksaan elektrofisiologi untuk memeriksa konduksi saraf apakah ada perlambatan atau
bahkan hambatan
EMG untuk mengetahui lokasi lesi lebih tepat dan mengetahui jenis kelainan apakah ada
tanda-tada aksonal/demielinasi dari perpanjangan latensi distal, perlambatan konduksi, blok
konduksi, kurang berespons terhadap rangsang
Terapi
Obat pengontrol gula darah sehingga neuropati tidak semakin memberat
OAINS bisa dengan pemberian ibuprofen 200-800mg tiap 4-8 jam
Vitamin untuk neurotopik Vitamin B6 (piridoksin), Vitamin B12, vitamin B1, asam folat
Mekobalamin 1500mg/hari 6-10 minggu rangsang proteosintesis sel schwan
Analgesik ajuvan seperti antidepresan (amitripilin), antikonvulsan dan antiaritmia diberikan
untuk nyeri neuropatik
Edukasi
Perubahan gaya hidup (diet, pola tidur, pola olahraga, pemakaian alas kaki nyaman,
penurunan berat badan)
Edukasi mengenai gejala dan tanda nyeri neuropatik pada penyintas diabetes mellitus
Edukasi obat yang bisa meredakan nyeri neuropatik, perbedaan analgetik ajuvan dengan
analgetik lainnya, edukasi konsumsi obat teratur serta mengetahui efek samping obat.
Pasien dapat diedukasi untuk membuat catatan harian mengenai intensitas nyeri yang
dirasakan sebagai bahan evaluasi.
Pasien juga diedukasi mengenai berbagai macam upaya untuk menjaga kadar gula darahnya
dalam batas normal.
Edukasi fisioterapi mobilisasi, masase otot