Anda di halaman 1dari 8

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454

Vol. 6 No. 1, pp. 81-88 January 2017

PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF


UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK
ASAM DAN BASA DI KELAS XI MAN MOJOSARI
KOTA MOJOKERTO

IMPLEMENTATION OF COGNITIVE CONFLICT STRATEGY TO REDUCE


STUDENT’S MISCONCEPTION ON ACID AND BASE OF
XI GRADE IN MAN MOJOSARI MOJOKERTO

Nizar Nazarudin dan Sukarmin


Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya
email: nizarkimia99@gmail.com. Nomor HP: 085655275145

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pergeseran miskonsepsi siswa pada materi
asam dan basa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan strategi konflik kognitif.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan rancangan
penelitian yang digunakan “One Group Pretest-Posttest Design”. Sasaran penelitian
ini adalah siswa kelas XI IPA-3 MAN Mojosari pada semester 2 tahun ajaran
2013/2014 yang berjumlah 32 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
tes capaian pemahaman siswa. Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa
beban miskonsepsi siswa secara umum dapat berkurang dengan persentase rata-rata
beban miskonsepsi sebesar 31,77% pada tes pemahaman konsepsi awal (pretest)
menjadi 5,73% pada tes pemahaman konsepsi akhir (posttest). Hal ini menunjukkan
bahwa strategi konflik kognitif dapat digunakan untuk mereduksi miskonsepsi siswa
pada materi asam basa.
Kata kunci: Miskonsepsi, asam basa, strategi konflik kognitif.

Abstract
The aims of this study are to determine the shifting of student's misconceptions on acid
and base before and after learning by cognitive conflict strategy. The type of this study
was preexperiment research and design research was "One Group Pretest-Posttest
Design". The subjects were students of class XI Science-3 SMA MAN Mojosari as
many as 32 students in the 2nd semester 2013/2014 school year. The instrument which
was in this study is achievement tests student's understanding. The results analysis of
study showed that student’s misconceptions may generally reduced at average
percentage of 31.77% at tests understanding of the initial conception (pretest) become
5.73% at tests understanding of the end conceptions (posttest). This suggests that
cognitive conflict strategy can be used to reduce the student’s misconception on acid
and base.
Key words: Misconception, acid and base, cognitive conflict strategy

keterampilan mengembangkan
PENDAHULUAN pengetahuan dan sikap percaya diri
Salah satu tujuan mata pelajaran sebagai bekal untuk melanjutkan
kimia di SMA adalah agar peserta didik pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi
memiliki kemampuan memahami konsep serta mengembangkan ilmu pengetahuan
dan prinsip kimia serta mempunyai dan teknologi [1]. Tujuan tersebut

90
Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 6 No. 1, pp. 81-88 January 2017

mengisyaratkan bahwa melalui Sebanyak 43,33% siswa menganggap


pembelajaran kimia yang dilakukan, asam adalah spesi yang menerima proton
diharapkan siswa dapat menguasai (H+) dan basa adalah spesi yang
konsep-konsep ataupun prinsip kimia yang memberikan proton (H+), sedangkan
diajarkan. konsep yang benar yaitu asam merupakan
Kean dan Middlecamp [2] spesi yang memberikan proton (H+) dan
mengemukakan bahwa: (1) sebagian besar basa merupakan spesi yang menerima
konsep kimia bersifat abstrak, (2) konsep- proton (H+). Sebanyak 40% siswa
konsep kimia merupakan penyederhanaan menganggap pH larutan netral adalah nol,
dari keadaan sebenarnya, (3) konsep kimia padahal konsep yang benar pH larutan
bersifat berurutan. Dari pengertian konsep netral adalah 7, dan sebanyak 50,00%
kimia tersebut, masalah yang sering terjadi siswa menganggap bahwa untuk
adalah ketidakmampuan siswa dalam mengukur pH suatu larutan bisa
menginterpretasi konsep-konsep dalam menggunakan kertas lakmus, padahal
kimia. Ketidakmampuan tersebut kertas lakmus tidak bisa digunakan untuk
memungkinkan timbulnya kesulitan siswa mengukur pH suatu larutan, tetapi hanya
dalam mempelajari ilmu kimia dan terjadi bisa digunakan untuk menentukan sifat
kesalahan dalam memahami konsep- suatu larutan apakah asam atau basa.
konsep dalam kimia. Pada saat studi pendahuluan di
Salah satu konsep penting yang lapangan ditemui siswa yang telah
diajarkan dalam pelajaran kimia adalah mengikuti proses belajar mengajar
asam dan basa. Konsep asam dan basa ternyata tidak memperlihatkan hasil
mempelajari tentang teori-teori asam-basa, belajar yang memuaskan. Siswa menjawab
kekuatan asam-basa, pengukuran dan tes dengan konsep yang bertentangan
perhitungan pH serta reaksi-reaksi asam- dengan konsep yang diberikan oleh guru.
basa. Konsep-konsep dalam asam-basa Dugaan yang bisa dikemukakan adalah
adalah konsep yang berhubungan dengan siswa mempunyai konsepsi yang tidak
kehidupan sehari-hari dan mudah untuk sesuai dengan konsep yang sebenarnya
digeneralisasikan, sehingga seringkali atau kemungkinan siswa mengalami
siswa menghubungkannya dengan miskonsepsi
pengalaman sehari-hari maupun dari Kemungkinan miskonsepsi yang
lingkungan sekitarnya sehingga sering dialami siswa ini menggambarkan bahwa
terjadi kesalahan pemahaman tentang proses pembelajaran belum dilakukan
konsep asam-basa yang sebenarnya. secara optimal. Hal ini diperkuat oleh hasil
Berdasarkan hasil studi observasi yang menunjukkan bahwa
pendahuluan di MAN Mojosari diperoleh proses pembelajaran di kelas masih
bahwa masih banyak siswa yang tidak terpusat pada guru dan kurang
menguasai konsep kimia yang telah memperhatikan proses pembentukan
diajarkan. Berdasarkan hasil tes pengetahuan pada siswa. Proses
pendahuluan yang diberikan tersebut, pembelajaran yang masih terpusat pada
sebanyak 50,00% siswa menganggap asam guru menyebabkan siswa jarang
kuat memiliki pH yang lebih tinggi mengetahui dan memahami kerangka
dibandingkan asam lemah, sedangkan pengamatan yang menghasilkan konsep
konsep yang benar yaitu asam kuat tersebut, sehingga siswa cenderung
memilki pH yang lebih rendah menghafal konsep-konsep yang guru
dibandingkan asam lemah. Sebanyak berikan tanpa memahaminya. Menurut
66,66% siswa menganggap bahwa asam Piaget [3] pengetahuan tidak dapat begitu
menyebabkan kertas lakmus merah saja dipindahkan, melainkan harus
menjadi biru, padahal asam menyebabkan dikonstruksikan atau paling sedikit harus
kertas lakmus biru menjadi merah. diinterpretasikan sendiri oleh siswa

91
Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 6 No. 1, pp. 81-88 January 2017

melalui pengalamannya. Sehingga kognitif) dan selanjutnya diikuti dengan


sangatlah penting untuk melibatkan siswa memperkuat konsep yang diinginkan
dalam proses perolehan suatu konsep. tentang konsep ilmiah. Pembelajaran ini
Selain itu perlu dipahami bahwa diawali dengan menghadirkan situasi
sebelum mengikuti proses pembelajaran anomali, yaitu situasi yang bertentangan
dikelas, siswa telah membawa konsep dengan pengetahuan awal siswa. Situasi
tertentu yang mereka kembangkan lewat anomali dapat diciptakan melalui
pengalaman hidup mereka sebelumnya. percobaan atau demonstrasi yang
Konsep-konsep yang sudah ada bertentangan dengan prediksi siswa
sebelumnya (konsepsi alternatif) ini sebelumnya, pada saat inilah rasa ingin
biasanya tidak konsisten atau sebagian tahu siswa muncul sehingga siswa lebih
konsisten dengan pengetahuan ilmiah yang termotivasi dalam belajar kimia. Jika
diterima saat ini. Hal senada juga konsepsi awal siswa tidak sesuai dengan
diungkapkan oleh I Wayan Sadia [4] yang hasil percobaan atau demonstrasi, maka
menyebutkan bahwa sebagian besar dari siswa akan mengalami konflik kognitif.
gagasan-gagasan yang dimiliki siswa Melalui konflik kognitif ini, guru
bersifat sebagai pengetahuan sehari-hari membimbing siswa untuk mengubah
yang biasanya bertentangan dengan konsepsi awal yang keliru menjadi
konsep ilmiah, karena gagasan mereka konsepsi ilmiah serta memperkuat konsep
dibangun atas dasar akal sehat (common ilmiah tersebut.
sense) saja dan tidak dibangun atas dasar Penerapan strategi konflik kognitif
metode ilmiah. Kesalahpahaman siswa ini diharapkan dapat mengubah konsepsi
terhadap konsep-konsep ilmiah yang siswa yang salah melalui asimilasi dan
mereka miliki ini jika dibiarkan akan restrukturisasi konsep. Dengan adanya
merusak pembelajaran mereka asimilasi dan restrukturisasi konsep ke
selanjutnya. dalam struktur kognitif yang sedang
Perubahan pemahaman tentang konflik, siswa diharapkan dapat mengganti
suatu konsep yang salah akan berhasil konsep yang salah menjadi konsep yang
apabila terjadi proses penataan ulang yang benar.
kuat tentang konsep tersebut. Seseorang Berdasarkan uraian di atas, strategi
yang mengalami konflik kognitif akan konflik kognitif merupakan salah satu
mengalami perubahan konsep dalam strategi dalam pembelajaran yang dapat
dirinya (perubahan struktur kognitif). mengurangi miskonsepsi siswa. Dalam hal
Perubahan yang mengarah pada perbaikan ini, peneliti terdorong untuk menggunakan
konsep akan terjadi apabila menggunakan strategi konflik kognitif sebagai strategi
strategi pembelajaran yang tepat. untuk menurunkan miskonsepsi siswa
Dari uraian tersebut, maka terhadap konsep-konsep asam dan basa.
dibutuhkan suatu proses pembelajaran
yang dapat memfasilitasi perubahan METODE
konsepsi siswa yang salah menjadi Jenis penelitian ini merupakan
konsepsi yang sesuai dengan konsep penelitian eksprimen semu. Dalam
ilmiah serta dapat melibatkan siswa dalam penelitian ini hanya diambil satu kelas
proses perolehan suatu konsep agar siswa untuk diteliti. Sasaran penelitian ini adalah
memiliki penguasaan konsep yang baik. siswa kelas XI IPA-3 MAN Mojosari yang
Salah satu proses pembelajaran yang dapat berjumlah 32 siswa.
memfasilitasi hal ini adalah pembelajaran Rancangan penelitian yang
dengan strategi konflik kognitif. Proses digunakan adalah “One Group Pretest-
pembelajaran ini menciptakan Posttest Design”. Penelitian ini
ketidakpuasan dalam pikiran siswa dengan dimaksudkan untuk mengetahui pola
konsepsi yang mereka miliki (konflik pergeseran konsepsi siswa sebelum dan

92
Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 6 No. 1, pp. 81-88 January 2017

sesudah dilakukan pembelajaran dengan nyata maka H0 ditolak dan jika α hitung >
menggunakan strategi konflik kognitif. α taraf nyata maka H0 diterima. Hipotesis
Rancangan penelitian dapat untuk wilcoxon adalah:
digambarkan sebagai berikut [5]: H0: tidak ada perbedaan miskonsepsi
antara sebelum dan sesudah
O1 X O2 pembelajaran dengan strategi konflik
Keterangan : kognitif
O1 : Tes pemahaman konsepsi awal H1: terdapat perbedaan miskonsepsi
(pretest) sesudah siswa menerima antara sebelum dan sesudah
pembelajaran dengan strategi non- pembelajaran dengan strategi konflik
konflik kognitif. kognitif [6].
X : Perlakuan, yaitu pembelajaran
dengan strategi konflik kognitif. HASIL DAN PEMBAHASAN
O2 : Tes pemahaman konsepsi akhir Pemahaman konsepsi awal siswa
(posttest) sesudah siswa menerima dapat dilihat dari profil pemahaman
pembelajaran dengan strategi konsepsi awal mengenai materi asam basa
konflik kognitif. sebelum pembelajaran dengan
Perangkat pembelajaran yang menggunakan strategi konflik kognitif.
digunakan dalam penelitian ini antara lain: Pemberian tes disertai dengan tingkat
(1) Silabus, (2) RPP, (3) LKS. Sedangkan keyakinan siswa dalam menjawab soal
Instrumen yang digunakan dalam yang mengacu pada teknik Certainty of
penelitian ini yaitu tes pemahaman Response Index (CRI). Berdasarkan
konsepsi siswa. Metode pengumpulan data analisis data secara individu dapat
yang digunakan adalah metode tes (tes diketahui siswa yang termasuk tahu
pemahaman konsepsi awal dan akhir konsep (TK), tidak tahu konsep (TTK),
siswa) dan miskonsepsi (MK) dari 12 butir soal
Pemahaman konsepsi siswa yang diberikan kepada siswa.
diidentifikasi dengan menggunakan teknik Tabel 1 Konsep-konsep yang diujikan
Certainty of response Index (CRI), skala Direpresen-
yang digunakan dalam penelitian ini No Konsep tasikan oleh
adalah skala enam (0-5). Pemahaman soal
konsepsi siswa dalam penelitian ini Menetapkan suatu
diidentifikasi dengan cara individu dan larutan termasuk asam
kelompok. Dengan tingkat keyakinan 1 1,2
atau basa menurut teori
berkisar (0-2) tergolong CRI rendah, Arrhenius
sedangkan tingkat keyakinan berkisar (3- Menetapkan suatu spesi
5) tergolong CRI tinggi [11]. termasuk asam, basa,
Pola pergeseran miskonsepsi 2 atau amfoter 3,4
siswa dianalisis secara deskriptif dan berdasarkan teori
statistik. Analisis deskriptif dilakukan Bronsted-Lowry
untuk melihat perubahan miskonsepsi dari Menentukan pasangan
setiap siswa. Analisis statistik 3 5,6
asam basa konjugasi
menggunakan uji wilcoxon untuk Menetapkan suatu
mengetahui signifikasi perbedaan larutan termasuk asam
miskonsepsi sebelum dan sesudah 4 7,8
atau basa menurut teori
pembelajaran dengan strategi konflik Lewis
kognitif. Uji wilcoxon menggunakan 5 Kekuatan asam dan basa 9,10
program SPSS. Hasil dari sig (α) pada Mengidentifikasi larutan
table SPSS dibandingkan dengan nilai α 6 asam basa menggunakan 11,12
pada taraf nyata. Jika α hitung ≤ α taraf indikator

93
Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 6 No. 1, pp. 81-88 January 2017

yang tinggi. Persentase miskonsepsi


Pada tes pemahaman konsepsi awal terkecil terdapat pada konsep soal nomor 3
siswa diketahui siswa yang tergolong tahu dan yang mewakili konsep asam basa
konsep (TK) sebesar 44,79%, tidak tahu Bronsted-Lowry. Pada konsep asam basa
konsep (TTK) sebesar 23,44%, dan Bronsted-Lowry siswa yang mengalami
miskonsepsi (MK) sebesar 31,77%. miskonsepsi sebesar 25,00%. Hal ini
Persentase miskonsepsi terbesar terdapat menunjukkan bahwa pada konsep tersebut
pada soal nomor 2 dan nomor 12. Pada soal sebagian besar siswa sudah memahami
nomor 2 yang mewakili konsep asam basa konsep asam basa Bronsted-Lowry dengan
Arrhenius terdapat siswa yang mengalami baik dan hanya sebagian kecil siswa yang
miskonsepsi sebesar 37,50%. Pada soal mengalami miskonsepsi.
nomor 12 yang mewakili konsep Berdasarkan data yang diperoleh
identifikasi larutan asam basa dilakukan analisis secara berkelompok
menggunakan indikator terdapat siswa untuk menetapkan konsep mana yang
yang mengalami miskonsepsi sebesar direspon secara miskonsepsi paling kuat
37,50%. oleh siswa, direspon secara miskonsepsi,
Kondisi pada kedua soal atau direspon secara tahu konsep oleh
menunjukkan bahwa pada konsep tersebut, siswa. Hasil analisis disajikan pada
sebagian besar siswa menjawab salah Gambar 1.
dengan disertai tingkat keyakinan jawaban
5 0,9
0,8
Certainly of Response

4 0,7

Fraksi Benar (Fb)


0,6 CRIB
Index (CRI)

3
0,5 CRIS
0,4
2 Fb
0,3
1 0,2
0,1
0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Gambar 1 Perbandingan Rata-rata CRIB, CRIS, serta Fraksi Benar pada Tes Pemahaman
Konsepsi Awal Siswa
Soal nomor 11 dan 12 memiliki nilai Lowry, pasangan asam-basa konjugasi,
rata-rata CRIS > 2,5 dengan nilai Fb < 0,5. dan kekuatan asam basa.
Hal ini menunjukkan bahwa soal-soal Soal nomor 7 dan 8 memiliki CRIS
tersebut dipahami secara miskonsepsi < 2,5. Hal ini menunjukkan bahwa soal-
mendalam oleh siswa. Soal-soal tersebut soal tersebut dipahami secara tidak tahu
mewakili indikator pemahaman konsep konsep oleh siswa. Soal-soal tersebut
mengidentifikasi larutan asam basa mewakili indikator pemahaman konsep
menggunakan indikator. asam basa Lewis.
Soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 9, dan 10 Dari enam konsep tentang asam dan
memiliki nilai rata-rata CRIS > 2,5 dengan basa yang terdapat pada tes pemahaman
nilai Fb > 0,5. Hal ini menunjukkan bahwa konsepsi awal siswa terhadap hasil
bahwa soal-soal tersebut dipahami secara jawaban siswa yaitu banyak konsep yang
miskonsepsi oleh siswa. Soal-soal tersebut dipahami siswa tidak sesuai dengan
mewakili indikator pemahaman konsep konsep ilmiah. Berdasarkan data hasil tes
asam basa Arrhenius, asam basa Bronsted- pemahaman konsepsi awal siswa

94
Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 6 No. 1, pp. 81-88 January 2017

menimbulkan dugaan bahwa pemahaman merupakan konsep abstrak yang


awal siswa tentang asam dan basa yang menyebabkan masih ada siswa yang
telah diketahui oleh siswa tidak sesuai kesulitan dalam memahami materi
dengan konsep secara ilmiah yang disebut tersebut. Kondisi ini menunjukkan bahwa
miskonsepsi. pada konsep tersebut, banyak siswa
Dalam penelitian ini siswa menjawab salah dengan disertai tingkat
dikatakan mengalami miskonsepsi apabila keyakinan jawaban yang tinggi.
jawaban yang diberikan salah dengan Persentase miskonsepsi terkecil
disertai tingkat keyakinan yang tinggi terdapat pada konsep soal nomor 1 yang
terhadap pemahaman konsep yang mewakili konsep asam basa Arhenius
dimiliki. Keyakinan yang tinggi ini dapat sebesar 0,00%. Hal ini menunjukkan
dilihat dari tingkat keyakinan siswa dalam bahwa pada konsep tersebut sebagian
menjawab soal yang berkisar 3-5 sesuai besar siswa sudah memahami konsep
dengan rubrik CRI [7]. tentang asam basa Arhenius dengan baik
Pada tes pemahaman konsepsi akhir dan tidak ada siswa yang mengalami
siswa diketahui siswa yang tergolong tahu miskonsepsi.
konsep (TK) sebesar 87,24%, tidak tahu Berdasarkan data yang diperoleh
konsep (TTK) sebesar 7,03%, dan dilakukan analisis secara berkelompok
miskonsepsi (MK) sebesar 5,73%. untuk menetapkan konsep mana yang
Persentase miskonsepsi terbesar direspon secara miskonsepsi paling kuat
terdapat pada soal nomor 7, 8, dan 9 yang oleh siswa, direspon secara miskonsepsi,
mewakili konsep asam basa Lewis dan atau direspon secara tahu konsep oleh
kekuatan asam basa sebesar 9,38%. Hal ini siswa. Hasil analisis disajikan dalam
dikarenakan pada soal nomor 7, 8, dan 9 Gambar 2.
5 1
0,9
Certainly of Response

4 0,8 Fraksi Benar (Fb)


0,7
Index (CRI)

3 0,6 CRIB
0,5
2 0,4 CRIS
0,3 Fb
1 0,2
0,1
0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Gambar 2 Perbandingan Rata-rata CRIB, CRIS, serta Fraksi Benar (Fb) pada Tes
Pemahaman Konsepsi Akhir Siswa
Tidak ada soal yang dipahami secara Lowry, pasangan asam basa konjugasi,
miskonsepsi mendalam oleh siswa, karena asam basa Lewis, kekuatan asam basa, dan
tidak ada soal yang memiliki nilai rata-rata identifikasi asam basa menggunakan
CRIS > 2,5 dengan nilai Fb < 5. indikator.
Soal nomor 4, 5, 6, 7, 9, 10, dan 11 Soal nomor 1, 2, 8, dan 12
memiliki nilai rata-rata CRIS > 2,5 dengan memiliki CRIS < 2,5. Hal ini menunjukkan
nilai Fb > 0,5. Hal ini menunjukkan bahwa bahwa soal-soal tersebut dipahami secara
soal-soal tersebut dipahami secara tidak tahu konsep oleh siswa. Soal-soal
miskonsepsi oleh siswa. Soal-soal tersebut tersebut mewakili konsep asam basa
mewakili konsep asam basa Bronsted- Arhenius, asam basa Lewis, dan

95
Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 6 No. 1, pp. 81-88 January 2017

identifikasi asam basa menggunakan persentase beban miskonsepsi sebesar


indikator. 31,77% pada tes pemahaman konsepsi
Berdasarkan persentase awal siswa (pretest) menjadi 5,73% pada
miskonsepsi pada pretest dan posttest tes pemahaman konsepsi akhir siswa
dapat diketahui jumlah siswa yang (posttest). Adapun hasil penelitian ditinjau
mengalami miskonsepsi mengalami dari beban miskonsepsi secara klasikal
penurunan. Adapun penurunan jumlah menggunakan uji Wilcoxon terdapat
siswa yang mengalami miskonsepsi yaitu perbedaan miskonsepsi yang signifikan
rata-rata persentase miskonsepsi pada antara sebelum dan sesudah pembelajaran
pretest sebesar 31,77% menjadi 5,73% remedial dengan strategi konflik kognitif.
pada posttest. Hal ini menunjukkan bahwa strategi
Berdasarkan hasil uji signifikansi konflik kognitif mampu mereduksi
perbedaan miskonsepsi sebelum dan miskonsepsi siswa pada materi asam basa.
sesudah pembelajaran dengan strategi Saran
konflik kognitif pada Wilcoxon’s Signed 1. Penerapan strategi pembelajaran
Rank Test sebesar 0,002. Hal ini konflik kognitif pada materi asam basa
menunjukkan bahwa nilai sig < 0,05 membawa dampak positif terhadap
sehingga H0 ditolak. Artinya, terdapat peningkatan pemahaman konsepsi
signifikansi perbedaan miskonsepsi antara siswa. Oleh karena itu, strategi konflik
sebelum dan sesudah pembelajaran dengan kognitif dapat digunakan sebagai
strategi konflik kognitif. alternatif dalam proses pembelajaran
Miskonsepsi yang terjadi pada untuk materi kimia yang lain.
siswa belum seluruhnya hilang, hal ini 2. Dalam penelitian yang sejenis
dikarenakan miskonsepsi bisa bersifat sebaiknya dilakukan pengamatan
resisten dan persisten yang mana sulit terhadap aktivitas siswa.
diubah dan cenderung bertahan.
Miskonsepsi tersebut akan sulit untuk DAFTAR PUSTAKA
dihilangkan tetapi dapat untuk direduksi. 1. Departemen Pendidikan Nasional.
Jumlah siswa yang mengalami 2006. Kurikulum 2006 Standar
miskonsepsi sesudah dilakukan Kompetensi Mata Pelajaran Fisika
pembelajaran dengan strategi konflik Sekolah Menengah Atas. Jakarta:
kognitif mengalami penurunan yang BSNP.
signifikan. Berdasarkan data tersebut,
maka dapat dinyatakan bahwa 2. Effendy. 2002. Upaya untuk
pembelajaran dengan menggunakan Mengatasi Kesalahan Konsep dalam
strategi konflik kognitif dapat mengurangi Pengajaran Kimia dengan
atau mereduksi miskonsepsi siswa pada Menggunakan Strategi Konflik
materi asam dan basa. Kognitif. Jurnal Media Komunikasi
Kimia, No. 2, th 6
PENUTUP
Simpulan 3. Suparno, Paul. 1997. Filsafat
Berdasarkan hasil penelitian dan Konstruktivisme dalam Pendidikan.
pembahasan maka pergeseran konsepsi Yogyakarta: Kanisius
siswa pada materi asam basa sebelum dan
sesudah dilakukan pembelajaran dengan 4. Hari. 2010. Starter Experiment
strategi konflik kognitif menunjukkan Approach / Pendekatan Starter
bahwa beban miskonsepsi siswa secara Eksperimen (PSE). [Online].
umum dapat tereduksi dengan rata-rata Tersedia:

96
Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 6 No. 1, pp. 81-88 January 2017

http://www.papantulisku.com/2010/0 6. Uyanto, Stanislaus. 2009. Pedoman


1/starterexperiment-approach- Analisis Data dengan SPSS.
pendekatan.html . Diakses pada 8 Yogyakarta: Graha Ilmu.
Oktober 2013
7. Hasan, Saleem, dkk. 1999.
5. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Misconceptions and The Certainty of
Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Response Index (CRI). Journal:
Bandung: Alfabeta. Physics education, vol. 34 (5)

97

Anda mungkin juga menyukai