Dalam pemberian obat perlu 2. Efek Lokal, yaitu efek hanya setempat
dipertimbangkan mengenai hal-hal berikut : dimana obat digunakan.
1. Efek apa yang dikehendaki, lokal atau Cara-cara penggunaan obat yang memberi
sistemik. efek sistemik :
2. “Onset” yang bagaimana yang dikehendaki, Oral, yaitu cara pemberian obat melalui
yaitu cepat atau lambat. mulut
LD 50 : Letal Dose, yaitu dosis yang Antipiretik, obat yang menurunkan suhu
memberikan efek letal pada 50% hewan tubuh.
Analgetik/Narkotik, memiliki daya penghalang Antihipertiroid, obat untuk menekan produksi
nyeri yang besar sekali, termasuk golongan hormone tiroid pada hiperfungsi kelenjar
obat bius/narkotik, misalnya Morfin, Pethidin. tiroid, misalnya PTU (propilthiourasil).
Hormon, adalah zat-zat yang dihasilkan oleh 1. Obat bebas adalah obat yang dijual bebas
kelenjar endokrin, misalnya Dietilstilbestrol. dipasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter
(disebut obat OTC=Over The Counter), contoh
Kardiotonik, obat untuk memperkuat kerja
Parasetamol, Antasida
jantung, misalnya Digoksin.
2. Obat bebas terbatas, yaitu obat yang
Kontrasepsi Oral, obat untuk mencegah
sebenarnya termasuk obat keras dengan
kehamilan, misalnya Noretistero.
batasan jumlah dan kadar isi berkhasiat dan
Laksatif, obat yang dapat mempercepat harus ada tanda peringatan/P (daftar
gerakan peristaltik di dalam usus, misalnya W=Warschuwing), boleh dijual bebas tanpa
Bisakodil. resep dokter, contoh CTM.
Sitostatika, obat yang dapat menghentikan 3. Obat keras (dulu disebut daftar G/Gevarlijk
pertumbuhan pesat dari sel-sel maligne, = berbahaya) yaitu obat berkhasiat keras yang
misalnya Metotrexat. untuk memperolehnya harus dengan resep
dokter, contoh Diazepam, berbagai antibiotik
Vasodilator, obat untuk melebarkan (Amoksisilin, Kloramfenikol).
pembuluh darah, misalnya Aminophilin.
4. Obat Narkotik (daftar O/Opiat), untuk
Vitamin, zat organik yang dalam jumlah kecil memperolehnya harus dengan resep dokter
sekali esensial guna memelihara fungsi dan Apotek diwajibkan untuk melaporkan
pertukaran zat yang normal dalam tubuh, jumlah dan macamnya.
misalnya Vitamin B.
Tanda khusus obat bebas berupa :
PERATURAN-PERATURAN MENGENAI OBAT :
Lingkaran hijau dengan garis tepi hitam.
1. SK Menkes RI No. 2380/A/SK/VI/1983
tanggal 15 Juni 1983 tentang
PER ORAL
Tanda khusus obat Psikotropika dan Merupakan cara pemberian obat yang paling
Narkotika umum dilakukan karena mudah, aman dan
berupa Lingkaran putih dengan garis tepi murah.
Kerugiannya adalah banyak faktor yang dapat
berwarna merah dan tanda “plus” berwarna mempengaruhi bioavaibilitasnya, obat dapat
merah ditengah didalam lingkaran. mengiritasi saluran cerna, dan perlu
kerjasama dengan penderita (tidak dapat
diberikan pada pasien koma). Kebanyakan
obat diserap dengan baik di sepanjang saluran
cerna. Obat oral harus tahan terhadap
lingkungan asam dalam lambung dan harus
6 Tanda Pada Obat Bebas Terbatas
menembus lapisan usus sebelum memasuki
P No. 1 Awas! Obat Keras, Bacalah aliran darah. Namun terdapat beberapa obat
aturan memakainya yang tidak dapat diberikan secara oral karena
P No. 2 Awas! Obat Keras, Hanya dapat diinaktivasi oleh enzim (misalnya :
untuk kumur, jangan ditelan Insulin).
P No. 3 Awas! Obat Keras, Hanya
untuk bagian luar badan SUBLINGUAL
P No. 4 Awas! Obat Keras, Hanya Absorbsi obat sublingual baik melalui jaringan
untuk dibakar kapiler dibawah lidah.
P No. 5 Awas! Obat Keras, Tidak boleh INHALASI
ditelan Pemberian obat secara inhalasi hanya dapat
P No. 6 Awas! Obat Keras, Obat wasir, dilakukan untuk obat yang berbentuk gas atau
jangan ditelan cairan yang mudah menguap. Absorpsi terjadi
FARMAKOKINETIK melalui epitel paru dan mukosa saluran napas.
Adalah ilmu yang mempelajari absorpsi, Keuntungannya adalah absorpsi terjadi secara
distribusi, metabolisme (biotransformasi) dan cepat karena permukaan absorpsinya luas,
ekskresi obat. terhindar dari eliminasi lintas pertama di hati
dan pada penyakit tertentu (asma bronkial),
1. Absorpsi pemberian obat inhalasi lebih efektif sebab
Merupakan proses masuknya obat dari obat langsung bekerja pada bronkus.
tempat pemberian kedalam darah. Kerugian : diperlukan alat dan metode khusus,
Faktor yang mempengaruhi absorpsi dosis sulit diatur dan terkadang obat
adalah: mengiritasi epitel paru.
a. Kelarutan obat
b. Kemampuan difusi melintasi membran TOPIKAL
sel epitel saluran cerna Bermanfaat untuk pemberian obat-obat lokal.
c. Konsentrasi obat Paling banyak digunakan untuk preparat
d. Sirkulasi pada letak absorpsi dermatologi, mata dan telinga.
e. Luas permukaan kontak obat
REKTAL minyak atau bentuk suspensi akan diabsorbsi
Sering diperlukan pada penderita muntah- dengan sangat lambat dan konstan.
muntah, tidak sadar dan pasca bedah. INTRATEKAL
Metabolisme lintas pertama di hati lebih Yaitu suntikan langsung kedalam sub
sedikit dibandingkan pemberian per oral arakhnoid spinal, dilakukan bila menginginkan
karena hanya sekitar 50% obat yang efek obat yang cepat dan setempat pada
diabsorbsi dari dari rektum akan melalui selaput otak seperti pada anestesi spinal atau
sirkulasi portal. pengobatan infeksi SSP yang akut.
4. KETENTUAN REDAKSIONAL
Kadar terapeutik obat dapat dicapai lebih Kebiasaan merokok dan minum
cepat dengan memberikan dosis alkohol : dapat menginduksi enzim
muatan/loading dose yang diikuti dosis hati P450. Enzim ini mempercepat
meantenance dose/rumatan metabolisme sejumlah obat.
Profil pasien
rasional.
• Indikasi tepat
6. SUPPOSITORIA
• Gas medis
• Nutrisi parentral
• Emergency
• Investigasi
• Sampel Penelitian
• Recall
Perbekalan farmasi
kadaluarsa
• Prosedur Penyimpanan:
• Perbekalan farmasi
yang bentuknya mirip
dan nama /
pengucapannya mirip
TIDAK BOLEH
diletakkan
berdekatan.
Bentuk Kemasan Obat
TOKSIKOLOGI
DEFINISI
OBAT HIGH ALERT
Ilmu yang mempelajari sifat2 racun zat
Obat High Alert adalah : kimia terhadap mahluk hidup dan
obat – obat yang secara khusus terdaftar lingkungan.
dalam kategori obat mempunyai risiko tinggi -> Mempelajari “keamanan” setiap zat
yang dapat menyebabkan kerusakan secara kimia yg masuk kedalam tubuh.
serius (harm) apabila terjadi kesalahan
Zat kimia (xenobiotik) yg dimaksud
(medication error) dalam penanganan dan
penggunaannya.
didalamnya antara lain:
- obat
- pestisida
- polutan lingkungan
- toksin alami dan
- zat aditif makanan
Selalu dimulai pada hewan : toksikologi
eksperimental.
Penilaian keamanan dilakukan melalui
ekstrapolasi data dari hewan ke manusia
Pengujian toksisitas harus berdasarkan
pada :
sifat zat (kimia atau obat) serta
cara penggunaannya :
- penggunaan obat secara kronik (contoh
penggunaan obat hipertensi dan obat
kontrasepsi harus ada data
karsinogenisitas dan teratogenisitas)
- penggunaan akut misalnya obat cacing, Life long studies →uji karsinogenitas
harus memenuhi syarat toksisitas akut
Aspek-aspek pengujian toksikologi :
KERACUNAN
Uji farmakokinetik
a. Absorpsi
Klasifikasi menurut cara terjadinya
b. Distribusi keracunan :
c. Biotransformasi/metabolisme - Self poisoning (pasien makan obat dg
dosis berlebihan tetapi dengan
d. Ekskresi
pengetahuan bahwa dosis ini tdk akan
Uji farmakodinamik membahayakan)
Efek yang terjadi pada semua organ - Attempted suicide (pasien bermaksud
tubuh. bunuh diri, bisa berakhir dengan kematian
atau pasien sembuh kembali)
Penilaian keamanan zat kimia :
- Accidental poisoning (merupakan
- NOEL(No observed effect level) dan NEL
kecelakaan, tanpa faktor kesengajaan)
(No effect level) mg/kgBB/D
- Homicidal poisoning (akibat kriminal
- ADI (Acceptable Daily Intake) = NEL/100
yaitu seseorang dengan sengaja meracuni
mg/kgBB/hari
orang lain)
- MPC (Maximal Permissible
Kalsifikasi menurut mula waktu
Concentration)
terjadinya keracunan :
=ADIxBB (kg)/faktor makanan (kg)=
- Keracunan akut, misalnya keracunan
…..ppm
makanan
→faktor makanan adalah konsumsi rata2
- Keracunan kronik, misalnya nekrosis
sesuatu makanan tertentu dalam
papila ginjal akibat makan analgesik
kg/orang/hari
bertahun-tahun
Uji toksikologi :
Alat tubuh yang terkena keracunan
- Hewan coba : jantung, hati, ginjal, contoh
bahan kimia yg menyebabkan
Tikus putih umur 2-3 bulan BB = 180-200
keracunan pada ketiga organ
gram
tubuh tersebut : CCl4(karbon tetra
- Toksisitas akut klorida)
Penyebab keracunan :
Single dose experiments, dievaluasi 3-14
hari, tentukan ED 50 dan LD 50 - Accidental poisoning, umumnya tjd pada
anak2 karena kebiasaan memasukkan
- Toksisitas kronik
segala benda yg dijumpai kedalam mulut
Percobaan sub akut (1-3 bulan)
- Suicide, umumnya barbiturat atau
Percobaan kronik (3-6 bulan) hipnotik / sedatif
- Self poisoning →paracetamol
- Homicidal → insektisida
Gejala dan diagnosis keracunan :
Kesadaran → tingkat I(mudah
diajak bicara), II(sopor),
III(soporokoma), IV(koma)
Respirasi : frekuensi napas dan
volume semenit (¿ 4 L/menit)
Tekanan darah
Kejang (menandakan adanya
rangsang SSP)
Pupil dan refleks ekstremitas,
misalnya : Morfin, Atropin
Bising usus (biasanya menyertai
perubahan derajat kesadaran)
Jantung (berupa kelainan ritme
jantung, misalnya Digitalis,
Antidepresan trisiklik
Prevensi keracunan akibat absorpsi obat :
Melalui kulit →jangan cuci dengan
zat pelarut organik, sabun dan air
merupakan pilihan utama
Melalui inhalasi → pindahkan ke
ruangan segar
Per oral :
- Merangsang muntah, mengorek dinding
farings belakang dengan spatel atau
memberikan Apomorfin 5-8 mg SC.
- Bilas lambung (misalnya dengan pipa
karet berdiameter besar).
- Pemberian pencahar norit (via
nasogastric tube) dosis 35-50 mg,
kemudian 15-20 mg setiap 4-6 jam.