BATUAN SEDIMEN
MINGGU KE - 6
Agung Mulyana
119370124
Asisten :
1. Aditia YH (118150067)
2. Anggrenita Sesilia Pasaribu (118150094)
Kelompok :
2020
PENDAHULUAN
2.2 Tujuan :
1. Agar kita dapat mendeskripsikan batuan sedimen
2. Agar kita dapat membeda jenis batu-batuan sedimen
3. Agar kita dapat mengetahui proses pembentukan batu sedimen
4. Agar kita dapat mengetahui struktur batu sedimen
5. Agar kita dapat mengetahui klasifikasi batuan sedimen
TINJAUAN PUSTAKA
Batu yang terdiri dari material kerikil bulat, batu-batu dan pasir yang terikat satu sama lain
adalah batu konglomerat. Batu konglomerat disusun dari bahan-bahan yang terlepas karena
pengaruh gaya berat batu. Kemudian bahan tersebut memadat dan saling terikat dengan baik.
Fungsi dari batu ini adalah untuk bahan pendukung bangunan.
2. Batu Pasir
Seperti namanya, batu pasir terdiri atas susunan butiran-butiran pasir. Biasanya batu pasir
berwarna merah, kuning, atau abu-abu. Batu ini terbuat dari bahan-bahan lepas dikarenakan
padatnya gaya berat sehingga satu partikel dengan yang lain saling terikat. Batu pasir dipakai
untuk material penyusun kaca atau gelas dan dapat digunakan sebagai konstruksi bangunan.
3. Batu Gamping
Batu dengan bentuk sedikit lunak dengan warna putih bercampur abu-abu disebut dengan batu
gamping. Batu ini mampu membentuk gas karbondioksida jika mendapat sedikit tetesan asam.
Batu gamping tersusun dari cangkang binatang lunak yang sudah mati, seperti kerang, siput, dan
binatang laut lain. Batu gamping dapat digunakan sebagai bahan baku semen.
4. Batu Serpih
Batu serpih terbuat dari bahan yang halus dan lepas disebabkan karena gaya berat batu padat dan
saling terikat satu sama lain. Batu ini merupakan batu yang memiliki bau khas, seperti tanah liat
dan memiliki butiran halus serta memiliki warna beragam. Ada warna abu-abu, hitam, hijau,
merah, dan kuning. Batu ini berguna sebagai bahan bangunan.
5. Stalaktit dan Stalagmit
Endapan-endapan pada gua yang berwarna-warni, mulai dari coklat, keemasa, krem, kuning, atau
putih disebut dengan stalaktit dan stalagmit. Keduanya terbentuk dari larutan air yang turun ke
gua yang berasal dari tetesan atap gua menuju dasarnya. Air yang menetes tersebut memiliki
kandungan kapur semakin lama membeku dan menumpuk menjadi batuan kapur.
Batuan kapur pada gua berbentuk runcing-runcing dengan warna-warni yang indah menjadi daya
tarik pada gua tersebut. Stalaktit dan stalagmit berfungsi sebagai pemandangan yang jarang
ditemui bagi pengunjung. Karena keajaiban tersebut hanya bisa dilihat di dalam gua sehingga
tidak stalaktit dan stalagmit tidak bisa ditemukan di luar gua.
6. Batu Breksi
Batu breksi terdiri dari batuan yang terpecah menjadi beberapa bagian dan kemudian menjadi
satu. Pecahan tersebut berasal dari letusan gunung berapi. Batu breksi juga terbentuk dari elemen
yang dilemparkan ke udara dalam jarak tinggi lalu akhirnya mengalami pengendapan di suatu
tempat. Fungsi batu breksi adalah bahan kerajinan dan bangunan.
7. Batu Lempung
Warna dari batu lempung biasanya berwarna keemasa, coklat, abu-abu, atau merah. Batu
lempung terbuat dari proses pelapukan batuan beku yang membentuk material lempung di sekitar
batuan induk. Lalu batu induk akan masuk dalam proses pengendapan dan menjadi batu
lempung. Fungsi dari batu lempung adalah sebagai bahan dari kerajinan.
1. Sangat meruncing
2. Meruncing
3. Meruncing tanggung
4. Membundar tanggung Membundar
5. Sangat membundar
Struktur di batuan sedimen dapat dibagi ke dalam struktur 'primer' (terbentuk selama
pengendapan) dan struktur 'sekunder' (terbentuk setelah pengendapan). Tidak seperti tekstur,
struktur selalu berbentuk fitur skala besar pada batuan yang dapat dengan mudah dipelajari di
lapangan. Struktur sedimen dapat menunjukkan sesuatu tentang lingkungan pengendapan
sedimen atau dapat berfungsi untuk mengindikasi di bagian mana batuan tersebut berada ketika
sebelum terjadi pembalikan maupun gaya tektonik lainnya.
Batuan sedimen yang tersusun berlapis-lapis disebut lapisan atau strata. Sebuah lapisan
didefinisikan sebagai lapisan batuan yang memiliki litologi dan tekstur yang seragam . Lapisan
terbentuk oleh pengendapan lapisan sedimen di atas satu sama lain. Urutan lapisan yang
mencirikan batuan sedimen disebut perlapisan. Lapisan tunggal dapat memiliki ketebalan dari
beberapa sentimeter hingga beberapa meter. Lapisan yang lebih halus dan kurang terlihat disebut
laminae, dan struktur yang terbentuk di batuan disebut laminasi. Ketebalan laminae biasanya
kurang dari beberapa sentimeter Meskipun perlapisan dan laminasi umumnya dimulai dalam
keadaan horizontal di alam, hal ini tidak selalu terjadi. Pada beberapa lingkungan tertentu,
lapisan-lapisan diendapkan pada sudut tertentu . Kadang-kadang beberapa set lapisan dengan
orientasi yang berbeda berada di batuan yang sama, struktur yang disebut perlapisan- silang siur
( cross bedding). Perlapisan - silang siur terjadi ketika erosi skala kecil terjadi selama deposisi,
memotong bagian perlapisan. Perlapisan yang baru lalu terjadi membentuk sudut terhadap
perlapisan yang lebih tua.
Kebalikan dari perlapisan - silang siur adalah paralel laminasi, di mana setiap lapisan sedimen
saling sejajar satu sama lain. Pada laminasi, perbedaan umumnya disebabkan oleh perubahan
siklus dalam pasokan sedimen yang disebabkan, misalnya, oleh perubahan musiman dalam curah
hujan, suhu atau kegiatan biokimia . Lamina yang mewakili perubahan musim (mirip
dengan lingkaran pohon) disebut varve. Setiap batuan sedimen terdiri dari lapisan dengan skala
milimeter bahkan lebih halus lagi yang diberi nama dengan istilah umu laminit. Beberapa batuan
tidak memiliki laminasi sama sekali; karakter struktural mereka disebut struktur masif.
Perlapisan berusun (graded bedding) adalah struktur dimana lapisan dengan ukuran butir yang
lebih kecil terjadi di atas lapisan dengan butiran lebih besar. Struktur ini terbentuk ketika air
yang mengalir cepat berhenti mengalir. Klas - klas yang lebih besar dan berat mengendap lebih
dulu baru kemudian klas - klas yang lebih kecil. Meskipun perlapisan bersusun dapat terbentuk
dalam berbagai lingkungan yang berbeda, struktur ini adalah karakteristik utama pada arus
turbidit.
Bentuk lapisan (bedform atau bentuk permukaan perlapisan tertentu) dapat menjadi indikasi
untuk lingkungan sedimen tertentu juga. Contoh - contoh bentuk lapisan termasuk bukit
(dune) dan tanda riak (ripple mark). Tapak riak (sole mark), seperti tanda alat (tool mark) dan
cetakan suling (flute cast), merupakan hasil galian pada lapisan sedimen yang diawetkan.
Bentuknya memanjang dan sering digunakan sebagai indikasi arah aliran pada saat proses
pengendapan berlangsung.
Tanda riak juga terbentuk dalam air yang mengalir. Ada dua jenis: gelombang riak asimetris
(asymmetric wave ripples) dan arus riak simetris (symmetric current ripples). Lingkungan di
mana saat ini berada dalam satu arah, seperti sungai, menghasilkan riak asimetris. Semakin lama
sayap riak tersebut berorientasi berlawanan dengan arah arus .Gelombang riak terjadi dalam
lingkungan di mana arus terjadi pada semua arah, seperti permukaan pasang surut.
Lumpur retak atau mudcrack terbentuk akibat dehidrasi sedimen yang kadang-kadang terjadi di
atas permukaan air. Struktur seperti ini umumnya ditemukan di permukaan pasang surut atau
titik bar (point bar) di sepanjang sungai.
Struktur sedimen sekunder
Struktur sedimen sekunder adalah struktur pada batuan sedimen yang terbentuk setelah
pengendapan. Struktur tersebut terbentuk oleh proses kimia, fisika dan biologi di dalam sedimen.
Mereka bisa menjadi indikator untuk keadaan lingkungan setelah deposisi. Beberapa dapat
digunakan sebagai kriteria umur relatif batuan.
Kehadiran material organik dalam sedimen dapat meninggalkan jejak lebih dari sekadar fosil.
Jejak- jejak terawetkan dan liang (burrow) adalah contoh jejak fosil (juga disebut ichnofossil.
Beberapa jejak fosil seperti cetakan kaki dinosaurus atau manusia purba dapat menangkap
imajinasi manusia, tetapi jejak tersebut relatif jarang. Kebanyakan fosil jejak adalah liang
moluska atau arthropoda. Burrowing ini disebut bioturbasi oleh ahli sedimentologi. Bioturbasi
dapat menjadi indikator yang berharga dari lingkungan biologi dan ekologi setelah sedimen
diendapkan. Di sisi lain, aktivitas burrowing organisme dapat menghancurkan struktur-struktur
sedimen primer lain, yang membuat rekonstruksi menjadi lebih sulit.
Struktur sekunder juga dapat terbentuk oleh diagenesis atau pembentukan tanah (pedogenesis)
ketika sedimen tersingkap di atas permukaan air. Contoh struktur diagenesa umum dalam batuan
karbonat adalah stylolit. Stylolit adalah bidang yang tidak teratur di mana material terlarutkan
menjadi pori-pori fluida di dalam batuan. Hasil presipitasi dari spesies kimia tertentu dapat
mewarnai batuan, atau disebut juga pembentukan konkresi (concretion). Konkresi merupakan
kurang lebih tubuh konsentris dengan komposisi yang berbeda dari batuan induk. Pembentukan
mereka dapat terjadi akibat presipitasi lokal akibat perbedaan kecil dalam komposisi atau
porositas batuan induk, seperti di sekitar fosil, di dalam liang atau di sekitar akar tanaman. Pada
batuan karbonat seperti batugamping dan rijang, konkresi mudah ditemukan. Sedangkan
batupasir terestrial dapat memiliki konkresi besi. Konkresi kalsit di batulempung disebut
konkresi septarian.
Setelah pengendapan, proses fisik dapat merusak sedimen, membentuk struktur-struktur
sekunder kelas tiga. Kontras densitas antar setiap lapisan sedimen yang berbeda, seperti antara
pasir dan lempung, bisa mengakibatkan struktur api (flame structure) atau cetakan beban (load
cast), yang dibentuk oleh diapirisme terbalik.[ Diapirisme menyebabkan lapisan atas yang lebih
padat tenggelam ke dalam lapisan lainnya. Kadang-kadang, kontras densitas dapat terjadi ketika
salah satu satuan batuan mengalami dehidrasi. Lempung dapat dengan mudah dikompresi
sebagai akibat dari dehidrasi, sedangkan pasir mempertahankan volume yang sama namun
menjadi relatif kurang padat akibat dehidrasi. Di sisi lain, ketika tekanan fluida pori di dalam
lapisan pasir melampaui titik kritis, pasir dapat mengalir melalui lapisan lempung di atasnya,
membentuk tubuh diskordan dari batuan sedimen yang disebut dike sedimen (proses yang sama
dapat membentuk gunung berapi lumpur di permukaan).
Sebuah dike sedimen juga dapat terbentuk di iklim dingin di mana tanah secara permanen beku
selama hampir sepanjang tahun. Pelapukan frost dapat membentuk retakan di tanah yang dapat
terisi dengan puing-puing dari atas. Struktur tersebut dapat digunakan sebagai indikator iklim
urutan pembentukan.
Kontras padatan juga dapat menyebabkan patahan skala kecil, bahkan saat sedimentasi
berlangsung (syn-sedimentaru fault). faulting tersebut juga dapat terjadi ketika massa besar
sedimen tak terlitifikasi tersimpan di lereng, seperti di sisi depan dari delta atau lereng benua.
Ketidakstabilan dalam sedimen tersebut dapat mengakibatkan longsor (slumping). Struktur yang
dihasilkan pada batuan akibat proses tersebut yakni lipatan dan patahan sinsedimentasi, yang
sulit sekali dibedakan dengan patahan dan lipatan yang diakibatkan oleh gaya tektonik.
LABORATORIUM GEOSAINS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
NIM : 119370124
4.
5.
LABORATORIUM GEOSAINS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
NIM : 119370124
DESKRIPSI MINERAL:
1. Feldspar, cokelat kehitaman, angular, butirannya fanerik, ukuran butirnya
0,0625-2mm, hadir sebagai matriks dan semen
2. Kuarsa, berwarna putih, sub- rounder, ukuran butir 2-4mm, hadir sebagai butir
5.
KESIMPULAN
1. Batuan sedimen yaitu batuan yang berasal dari lapisan bataun sebelumnya yang dapat berupa
batuan beku, batuan metamorf maupun batuan sedimen itu sendiri, dalam proses nya batuan
sediment dapat mengalami proses mekanik, kimia maupun organik
2. Dalam menganalisa bataun sedimen dapat dilihat melalui komposisi yang khas
3. Dalam proses keterbentukannya batuan sedimen melalu berbagai macam proses kimiawi dan
fisika
4. Kita dapat menentukan nama batuan sedimen melalui skala wenworth dengan melihat ukuran
butirnya