Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

BATUAN SEDIMEN

MINGGU KE - 6

Agung Mulyana

119370124

Asisten :

1. Aditia YH (118150067)
2. Anggrenita Sesilia Pasaribu (118150094)

Kelompok :

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

JURUSAN TEKNIK MANUFAKTUR DAN KEBUMIAN

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

2020
PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang


Batuan sedimen ini merupakan salah satu jenis batuan yang mana terbentuk sebagai hasil
pemadatan endapan yang berupa bahan lepas. Batuan sedimen atau sering juga disebut sebagai
endapan merupakan batuan yang terbentuk dari endapan bahan- bahan yang terbawa oleh air
ataupun angin. Ada lagi pengertian mengenai batuan sedimen yakni batuan yang terbentuk
karena adanya proses pembatuan atau litifikasi dari hasil proses pelapukan dan juga erosi
tanah yang telah terbawa arus dan kemudian diendapkan. Seorang ahli, yakni Hutton (1875)
menyatakan bahwasannya batuan sedimen ini merupakan batuan yang terbentuk oleh konsolidasi
sedimen, sebagai material lepas, yang terangkut ke lokasi pengendapan oleh air, angin, es  dan
juga longsoran gravitasi, gerakan tanah atau juga tanah longsor. Selain terbentuk dari demikian,
batuan sedimen ini juga terbentuk oleh penguapan larutan kalsium karbonat, silika, garam, dan
juga material- material lainnya. Demikianlah yang disebut dengan batuan sedimen.
Tahukah Anda bahwasannya batuan sedimen ini ternyata jumlahnya sangat banyak dan banyak
tersebar di permukaan bumi di dunia ini? Bahkan menurut Tucker (1991), bahwa 70% batuan
yang terdapat di seluruh permukaan bumi ini adalah jenis dari batuan sedimen. Namun batuan itu
hanya sebesat 2% dari volume seluruh kerak bumi. Hal ini menandakan bahwa batuan sedimen
yang tersebar dengan sangat luas di permukaan bumi, namun ketebalannya hanya relatif tipis.
Kerak bumi memang tersusun atas berbagai macam material, tidak hanya batuan saja namun juga
lapisan- lapisan tanah, pasir, dan juga yang lainnya. Dan batuan ini juga termasuk elemen yang
menyusun komposisi kerak bumi . batuan- bayuan yang metususn kompisisi kerak bumi ini
terbagi ke dalam berbagai macam jenis dan salah satunya adalah batuan sedimen ini.

2.2 Tujuan :
1. Agar kita dapat mendeskripsikan batuan sedimen
2. Agar kita dapat membeda jenis batu-batuan sedimen
3. Agar kita dapat mengetahui proses pembentukan batu sedimen
4. Agar kita dapat mengetahui struktur batu sedimen
5. Agar kita dapat mengetahui klasifikasi batuan sedimen
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Batuan Sedimen


Batuan yang terbentuk dari proses litifikasi atau pembatuan disebut dengan batuan sedimen.
Batuan ini adalah hasil dari proses erosi dan pelapukan yang terbawa arus dan kemudian
diendapkan. Proses pembentukan batuan sedimen diawali dari pengikisan pada batuan beku.
Gerakan tersebut bisa disebabkan pengaruh air, es, angin, atau aktivitas manusia, hewan, serta
tumbuhan.
Batuan sedimen biasanya tersusun secara berlapis-lapis dan mendatar. Secara kimiawi, batuan
sedimen tersusun dari penguapan larutan kalsium karbonat, garam, silika dan material lainnya.
B. Proses Pembentukan Batuan Sedimen
Pengikisan yang terjadi oleh pengaruh air, es, angin dan aktivitas makhluk hidup diatas
mengawali pembentukan pada batuan sedimen. Partikel yang terkikis kemudian begerak sesuai
dengan media yang mengikutinya. Pada satu titik tertentu berhenti dan menggerombol pada
tempat tersebut. Selanjutnya, partikel yang berkumpul mengalami proses pengendapan atau
disebut sedimentasi. Ada tiga proses sedimentasi pada batuan, yaitu :
1. Proses Sedimentasi Kimiawi
Proses ini merupakan proses pengendapan yang melalui perubahan komposisi pada mineral-
mineral dalam suatu batuan secara kimiawi. Proses sedimentasi kimiawi diakibatkan
komponen kimia berasal dari luar masuk menembus pori-pori dan kemudian menjadi bagian dari
batuan tersebut.
Setelah mineral tersebut masuk dalam batuan, reaksi kimia akan terjadi pada mineral baru
dengan mineral yang sudah lama menetap dalam batu. Setelah terjadi pencampuran akan
dilanjutkan dengan kristalisasi yang menjadi proses akhir dalam pembentukan batuan sedimen.
2. Proses Sedimentasi Mekanik
Proses sedimentasi mekanik adalah proses pengendapan disebabkan oleh aktivitas mekanik atau
pergerakan banyak hal. Penyebabnya bisa dari air, gravitasi, es, angin atau bahkan
pergerakan makhluk hidup dari manusia, tumbuhan dan hewan.
3. Proses Sedimentasi Biologis (Organik)
Proses sedimentasi biologis atau diakibatkan oleh makhluk hidup adalah karena proses
hancurnya bebatuan karena tingkah laku manusia, hewan dan tumbuhan. Sesudah hancur, batuan
tersebut menjadi partikel kecil dan terbawa menuju tempat baru sehingga akan beradaptasi
dengan lingkungan baru tersebut.
Batuan sedimen juga mengalami proses pengompakan dan pemadatan dari endapan hingga
menjadi batuan sedimen utuh. Proses pemadatan disebut dengan proses diagenesa. Proses ini
terjadi diatara suhu 300oC dan tekanan atmosfer antara 1-2 kilobar atau 300MPa. Proses diagnesa
berlangsung mulai dari penguburan sedimen sampai terangkat di atas permukaan Bumi.
Berdasarkan proses diagenesa dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
– Diagnesa Eogenik adalah proses awal pembentukan batuan sedimen yang terletak di bawah
permukaan air.
– Diagnesa Mesogenik adalah proses diagnesa pada saat penguburan batuan sedimen yang
berada dalam posisi semakin dalam dari tanah.
– Diagnesa Telogenik adalah diagnesa yang ada pada batuan sedimen terungkap kembali diatas
permukaan bumi diakibatkan oleh erosi dan pengaruh pengangkatan tanah karena gaya tertentu.
Tekstur Batuan Sedimen
Tekstur batuan sedimen ada berbagai macam dan berbeda-beda. Batuan sedimen dapat memiliki
tekstur klastika atau non-klastika. Batuan sedimen bisa juga bertekstur kristalin jika batuan
sedimen dalam satu kelompok kompak dan bersama-sama terjadi rekristalisasi atau proses
pengkristalan kembali. Batuan sedimen kristalin ini biasanya jenis batu gamping dan batuan
yang kaya silika.
Batuan sedimen dengan tekstur klastik adalah batuan yang dibentuk dari penghancuran batuan
lain. pecahan tersebut kemudian dibawa menuju tempat lain dan terdeposisi (terbiasa dengan
lingkungan) sampai pada tahan diagenesa. Sedangkan batuan sedimen bertekstur non-klastik
yaitu masuk dalam batuan sedimen kimiawi dan organik.
Contoh Jenis – Jenis Batuan Sedimen
Apakah anda tahu bahwa batuan sedimen juga ada dalam berbagai jenis ? Batuan sedimen bisa
dibagi dalam beberapa jenis klasifikasi seperti berikut
1. Batu Konglomerat

Batu yang terdiri dari material kerikil bulat, batu-batu dan pasir yang terikat satu sama lain
adalah batu konglomerat. Batu konglomerat disusun dari bahan-bahan yang terlepas karena
pengaruh gaya berat batu. Kemudian bahan tersebut memadat dan saling terikat dengan baik.
Fungsi dari batu ini adalah untuk bahan pendukung bangunan.
2. Batu Pasir
Seperti namanya, batu pasir terdiri atas susunan butiran-butiran pasir. Biasanya batu pasir
berwarna merah, kuning, atau abu-abu. Batu ini terbuat dari bahan-bahan lepas dikarenakan
padatnya gaya berat sehingga satu partikel dengan yang lain saling terikat. Batu pasir dipakai
untuk material penyusun kaca atau gelas dan dapat digunakan sebagai konstruksi bangunan.

3. Batu Gamping

Batu dengan bentuk sedikit lunak dengan warna putih bercampur abu-abu disebut dengan batu
gamping. Batu ini mampu membentuk gas karbondioksida jika mendapat sedikit tetesan asam.
Batu gamping tersusun dari cangkang binatang lunak yang sudah mati, seperti kerang, siput, dan
binatang laut lain. Batu gamping dapat digunakan sebagai bahan baku semen.
4. Batu Serpih
Batu serpih terbuat dari bahan yang halus dan lepas disebabkan karena gaya berat batu padat dan
saling terikat satu sama lain. Batu ini merupakan batu yang memiliki bau khas, seperti tanah liat
dan memiliki butiran halus serta memiliki warna beragam. Ada warna abu-abu, hitam, hijau,
merah, dan kuning. Batu ini berguna sebagai bahan bangunan.
5. Stalaktit dan Stalagmit

Endapan-endapan pada gua yang berwarna-warni, mulai dari coklat, keemasa, krem, kuning, atau
putih disebut dengan stalaktit dan stalagmit. Keduanya terbentuk dari larutan air yang turun ke
gua yang berasal dari tetesan atap gua menuju dasarnya. Air yang menetes tersebut memiliki
kandungan kapur semakin lama membeku dan menumpuk menjadi batuan kapur.
Batuan kapur pada gua berbentuk runcing-runcing dengan warna-warni yang indah menjadi daya
tarik pada gua tersebut. Stalaktit dan stalagmit berfungsi sebagai pemandangan yang jarang
ditemui bagi pengunjung. Karena keajaiban tersebut hanya bisa dilihat di dalam gua sehingga
tidak stalaktit dan stalagmit tidak bisa ditemukan di luar gua.
6. Batu Breksi
Batu breksi terdiri dari batuan yang terpecah menjadi beberapa bagian dan kemudian menjadi
satu. Pecahan tersebut berasal dari letusan gunung berapi. Batu breksi juga terbentuk dari elemen
yang dilemparkan ke udara dalam jarak tinggi lalu akhirnya mengalami pengendapan di suatu
tempat. Fungsi batu breksi adalah bahan kerajinan dan bangunan.
7. Batu Lempung

Warna dari batu lempung biasanya berwarna keemasa, coklat, abu-abu, atau merah. Batu
lempung terbuat dari proses pelapukan batuan beku yang membentuk material lempung di sekitar
batuan induk. Lalu batu induk akan masuk dalam proses pengendapan dan menjadi batu
lempung. Fungsi dari batu lempung adalah sebagai bahan dari kerajinan.

Karakteristik batuan sedimen


Karakteristik batuan sedimen dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu:
Warna batuan sedimen Batuan sedimen yang sering dijumpai umumnya memiliki warna
terang, seperti putih, kuning, atau abu-abu terang. Namun, ada juga batuan sedimen yang
memiliki warna gelap, seperti hitam, coklat, dan merah. Warna batuan sedimen tergantung pada
komposisi mineral penyusunnya. Bentuk butir penyusun batuan sedimen Berdasarkan
perbandingan dimensi tinggi, panjang, dan lebarnya, ada empat bentuk batuan sedimen yaitu:
1. Oblate, apabila ukuran tinggi sama dengan panjangnya, tetapi tidak sama dengan lebarnya.
2. Equant, apabila ukurang tinggi, panjang, dan lebarnya hampir sama.
3. Bladed, apabila ukuran tinggi, panjang, dan lebarnya berbeda-beda.
4. Prolate, apabila ukuran panjang dan lebarnya sama, tetapi ukuran tingginya berbeda.

Kebundaran penyusun batuan sedimen Berdasarkan kebundaran material penyusun batuan,


komponen batuan sedimen dibedakan menjadi enam tingkatan, yaitu:

1. Sangat meruncing
2. Meruncing
3. Meruncing tanggung
4. Membundar tanggung Membundar
5. Sangat membundar

Struktur Batuan Sedimen

Struktur di batuan sedimen dapat dibagi ke dalam struktur 'primer' (terbentuk selama
pengendapan) dan struktur 'sekunder' (terbentuk setelah pengendapan). Tidak seperti tekstur,
struktur selalu berbentuk fitur skala besar pada batuan yang dapat dengan mudah dipelajari di
lapangan. Struktur sedimen dapat menunjukkan sesuatu tentang lingkungan pengendapan
sedimen atau dapat berfungsi untuk mengindikasi di bagian mana batuan tersebut berada ketika
sebelum terjadi pembalikan maupun gaya tektonik lainnya.
Batuan sedimen yang tersusun berlapis-lapis disebut lapisan atau strata. Sebuah lapisan
didefinisikan sebagai lapisan batuan yang memiliki litologi dan tekstur yang seragam . Lapisan
terbentuk oleh pengendapan lapisan sedimen di atas satu sama lain. Urutan lapisan yang
mencirikan batuan sedimen disebut perlapisan. Lapisan tunggal dapat memiliki ketebalan dari
beberapa sentimeter hingga beberapa meter. Lapisan yang lebih halus dan kurang terlihat disebut
laminae, dan struktur yang terbentuk di batuan disebut laminasi. Ketebalan laminae biasanya
kurang dari beberapa sentimeter Meskipun perlapisan dan laminasi umumnya dimulai dalam
keadaan horizontal di alam, hal ini tidak selalu terjadi. Pada beberapa lingkungan tertentu,
lapisan-lapisan diendapkan pada sudut tertentu . Kadang-kadang beberapa set lapisan dengan
orientasi yang berbeda berada di batuan yang sama, struktur yang disebut perlapisan- silang siur
( cross bedding). Perlapisan - silang siur terjadi ketika erosi skala kecil terjadi selama deposisi,
memotong bagian perlapisan. Perlapisan yang baru lalu terjadi membentuk sudut terhadap
perlapisan yang lebih tua.
Kebalikan dari perlapisan - silang siur adalah paralel laminasi, di mana setiap lapisan sedimen
saling sejajar satu sama lain. Pada laminasi, perbedaan umumnya disebabkan oleh perubahan
siklus dalam pasokan sedimen yang disebabkan, misalnya, oleh perubahan musiman dalam curah
hujan, suhu atau kegiatan biokimia . Lamina yang mewakili perubahan musim (mirip
dengan lingkaran pohon) disebut varve. Setiap batuan sedimen terdiri dari lapisan dengan skala
milimeter bahkan lebih halus lagi yang diberi nama dengan istilah umu laminit. Beberapa batuan
tidak memiliki laminasi sama sekali; karakter struktural mereka disebut struktur masif.
Perlapisan berusun (graded bedding) adalah struktur dimana lapisan dengan ukuran butir yang
lebih kecil terjadi di atas lapisan dengan butiran lebih besar. Struktur ini terbentuk ketika air
yang mengalir cepat berhenti mengalir. Klas - klas yang lebih besar dan berat mengendap lebih
dulu baru kemudian klas - klas yang lebih kecil. Meskipun perlapisan bersusun dapat terbentuk
dalam berbagai lingkungan yang berbeda, struktur ini adalah karakteristik utama pada arus
turbidit.

Bentuk lapisan (bedform atau bentuk permukaan perlapisan tertentu) dapat menjadi indikasi
untuk lingkungan sedimen tertentu juga. Contoh - contoh bentuk lapisan termasuk bukit
(dune) dan tanda riak (ripple mark). Tapak riak (sole mark), seperti tanda alat (tool mark) dan
cetakan suling (flute cast), merupakan hasil galian pada lapisan sedimen yang diawetkan.
Bentuknya memanjang dan sering digunakan sebagai indikasi arah aliran pada saat proses
pengendapan berlangsung.
Tanda riak juga terbentuk dalam air yang mengalir. Ada dua jenis: gelombang riak asimetris
(asymmetric wave ripples) dan arus riak simetris (symmetric current ripples). Lingkungan di
mana saat ini berada dalam satu arah, seperti sungai, menghasilkan riak asimetris. Semakin lama
sayap riak tersebut berorientasi berlawanan dengan arah arus .Gelombang riak terjadi dalam
lingkungan di mana arus terjadi pada semua arah, seperti permukaan pasang surut.
Lumpur retak atau mudcrack terbentuk akibat dehidrasi sedimen yang kadang-kadang terjadi di
atas permukaan air. Struktur seperti ini umumnya ditemukan di permukaan pasang surut atau
titik bar (point bar) di sepanjang sungai.
Struktur sedimen sekunder
Struktur sedimen sekunder adalah struktur pada batuan sedimen yang terbentuk setelah
pengendapan. Struktur tersebut terbentuk oleh proses kimia, fisika dan biologi di dalam sedimen.
Mereka bisa menjadi indikator untuk keadaan lingkungan setelah deposisi. Beberapa dapat
digunakan sebagai kriteria umur relatif batuan.
Kehadiran material organik dalam sedimen dapat meninggalkan jejak lebih dari sekadar fosil.
Jejak- jejak terawetkan dan liang (burrow) adalah contoh jejak fosil (juga disebut ichnofossil.
Beberapa jejak fosil seperti cetakan kaki dinosaurus atau manusia purba dapat menangkap
imajinasi manusia, tetapi jejak tersebut relatif jarang. Kebanyakan fosil jejak adalah liang
moluska atau arthropoda. Burrowing ini disebut bioturbasi oleh ahli sedimentologi. Bioturbasi
dapat menjadi indikator yang berharga dari lingkungan biologi dan ekologi setelah sedimen
diendapkan. Di sisi lain, aktivitas burrowing organisme dapat menghancurkan struktur-struktur
sedimen primer lain, yang membuat rekonstruksi menjadi lebih sulit.
Struktur sekunder juga dapat terbentuk oleh diagenesis atau pembentukan tanah (pedogenesis)
ketika sedimen tersingkap di atas permukaan air. Contoh struktur diagenesa umum dalam batuan
karbonat adalah stylolit. Stylolit adalah bidang yang tidak teratur di mana material terlarutkan
menjadi pori-pori fluida di dalam batuan. Hasil presipitasi dari spesies kimia tertentu dapat
mewarnai batuan, atau disebut juga pembentukan konkresi (concretion). Konkresi merupakan
kurang lebih tubuh konsentris dengan komposisi yang berbeda dari batuan induk. Pembentukan
mereka dapat terjadi akibat presipitasi lokal akibat perbedaan kecil dalam komposisi atau
porositas batuan induk, seperti di sekitar fosil, di dalam liang atau di sekitar akar tanaman. Pada
batuan karbonat seperti batugamping dan rijang, konkresi mudah ditemukan. Sedangkan
batupasir terestrial dapat memiliki konkresi besi. Konkresi kalsit di batulempung disebut
konkresi septarian.
Setelah pengendapan, proses fisik dapat merusak sedimen, membentuk struktur-struktur
sekunder kelas tiga. Kontras densitas antar setiap lapisan sedimen yang berbeda, seperti antara
pasir dan lempung, bisa mengakibatkan struktur api (flame structure) atau cetakan beban (load
cast), yang dibentuk oleh diapirisme terbalik.[  Diapirisme menyebabkan lapisan atas yang lebih
padat tenggelam ke dalam lapisan lainnya. Kadang-kadang, kontras densitas dapat terjadi ketika
salah satu satuan batuan mengalami dehidrasi. Lempung dapat dengan mudah dikompresi
sebagai akibat dari dehidrasi, sedangkan pasir mempertahankan volume yang sama namun
menjadi relatif kurang padat akibat dehidrasi. Di sisi lain, ketika tekanan fluida pori di dalam
lapisan pasir melampaui titik kritis, pasir dapat mengalir melalui lapisan lempung di atasnya,
membentuk tubuh diskordan dari batuan sedimen yang disebut dike sedimen (proses yang sama
dapat membentuk gunung berapi lumpur di permukaan).
Sebuah dike sedimen juga dapat terbentuk di iklim dingin di mana tanah secara permanen beku
selama hampir sepanjang tahun. Pelapukan frost dapat membentuk retakan di tanah yang dapat
terisi dengan puing-puing dari atas. Struktur tersebut dapat digunakan sebagai indikator iklim
urutan pembentukan.
Kontras padatan juga dapat menyebabkan patahan skala kecil, bahkan saat sedimentasi
berlangsung (syn-sedimentaru fault). faulting tersebut juga dapat terjadi ketika massa besar
sedimen tak terlitifikasi tersimpan di lereng, seperti di sisi depan dari delta atau lereng benua.
Ketidakstabilan dalam sedimen tersebut dapat mengakibatkan longsor (slumping). Struktur yang
dihasilkan pada batuan akibat proses tersebut yakni lipatan dan patahan sinsedimentasi, yang
sulit sekali dibedakan dengan patahan dan lipatan yang diakibatkan oleh gaya tektonik.
LABORATORIUM GEOSAINS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

LEMBAR DESKRIPSI PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


Nomor Sampel : - / Breksi Tangga : 18- Desember 2020
l

Nama Pendeskripsi : Agung Mulyana

NIM : 119370124

GAMBAR: DESKRIPSI BATUAN:


Cokelat, ukuran butir (64-256mm)
Skala wentworth, angular, kemas
terbuka , pemilahan buruk,
komponen penyusun litik (5%),
kuarsa (40%) , plagioklas (55%)
DESKRIPSI MINERAL:
1. Litik , warna mineral hitam, rounded , ukuran butir 10 – 20mm, fragmen

2. Kuarsa, warna mineral putih , angular, ukuran butir 16-64mm, fragmen

3. Plagioklas, warna mineral cokelat-keputihan, sub-angular, ukuran butir (1/16-


1/64mm)

4.

5.

LABORATORIUM GEOSAINS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

LEMBAR DESKRIPSI PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


Nomor Sampel : - / Batu pasir kasar Tangga : 18- Desember 2020
l

Nama Pendeskripsi : Agung Mulyana

NIM : 119370124

GAMBAR: DESKRIPSI BATUAN:


Warnanya hitam keabu-abuan ,
ukuran butir 2-256mm, bentuk
butir membulat, kemas tertutup,
pemilahan sedang, komponen
penyusun batuannya antara lain :
kuarsa (20%), feldspar (50%),
pasir (30%)

DESKRIPSI MINERAL:
1. Feldspar, cokelat kehitaman, angular, butirannya fanerik, ukuran butirnya
0,0625-2mm, hadir sebagai matriks dan semen

2. Kuarsa, berwarna putih, sub- rounder, ukuran butir 2-4mm, hadir sebagai butir

3. Pasir sedang, berwarna hitam kecoklatan, membulat, hadir sebagai matriks


4.

5.
KESIMPULAN

1. Batuan sedimen yaitu batuan yang berasal dari lapisan bataun sebelumnya yang dapat berupa
batuan beku, batuan metamorf maupun batuan sedimen itu sendiri, dalam proses nya batuan
sediment dapat mengalami proses mekanik, kimia maupun organik
2. Dalam menganalisa bataun sedimen dapat dilihat melalui komposisi yang khas
3. Dalam proses keterbentukannya batuan sedimen melalu berbagai macam proses kimiawi dan
fisika
4. Kita dapat menentukan nama batuan sedimen melalui skala wenworth dengan melihat ukuran
butirnya

Anda mungkin juga menyukai