TA3121-Lingkungan Tambang
0822-8203-2825
m.danasla@ta.itera.ac.id
riodanasla2@gmail.com
Bobot penilaian :
• UTS : 30%
• UAS : 35%
• Kuis : 5%
• Tugas : 20%
• Lain-lain : 10%
9
Kegiatan Penambangan
1
0
Tambang
batubara
1
1
12
Penambangan
timah
13
Penambangan
bauksit
14
Penambangan
nikel
15
16
17
18
19
20
21
Tugas 1
Carilah contoh isu-isu lingkungan pertambangan di
Sumatera disertai jenis permasalahan yang terjadi !
(Min. 3)
Kemudian jelaskan !
Anthropocentrism vs biocentrism
Makro vs mikro
Program Studi Teknik Pertambangan
32
JTMB - ITERA
Sustainable Development (Pembangunan Berkelanjutan)
(2/2)
and conservation
Sejarah Perundang-Undangan
Lingkungan
Undang-Undang Pengelolaan
Lingkungan
M. Akbari Danasla 3
Dasar Konstitusional dan Kebijakan dalam
GBHN
Kemudian, daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia yang terbentuk
dalam suatu susunan Negara. Republik Indonesia, yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasar kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
M. Akbari Danasla 5
Pasal 33 ayat (3)
Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
M. Akbari Danasla 6
Naskah perubahan (amendemen) ke-4 pada tanggal 10 Agustus 2002
Pasal 33
ayat (4)
Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
ayat (5)
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang
M. Akbari Danasla 7
◎ Kebijaksanaan lingkungan hidup ditentukan setiap lima tahun dalam GBHN
◎ Kebijakan tersebut merupakan perwujudan kehendak politik bangsa Indonesia
mengenai pengelolaan lingkungan hidup
◎ GBHN 1973 merupakan GBHN pertama yang memuat ketentuan tentang lingkungan
hidup (dalam Bab III)
◎ Ketentuan tersebut berlaku untuk program pembangunan jangka panjang sehingga
dicantumkan kembali dalam GBHN 1978, 1983, dan 1988
◎ Ketentuan tersebut memuat prinsip-prinsip sebagaimana tercantum dalam Deklarasi
Stockholm 1972 mengenai lingkungan hidup
M. Akbari Danasla 8
Pendahuluan rumusan TAP MPR No. IV/1973 tentang GBHN
Bab II butir 10
M. Akbari Danasla 9
◎ GBHN 1993 memuat ketentuan tentang lingkungan hidup yang didasarkan atas prinsip-
prinsip Deklarasi Rio de Janeiro 1992 mengenai Lingkungan dan Pembangunan
◎ GBHN 1993 memuat ketentuan tentang pelestarian fungsi lingkungan, yang meliputi
pelestarian lingkungan bagi kawasan lindung maupun pelestarian kemampuan
lingkungan bagi kawasan budi daya
◎ GBHN 1993 Bab III tentang Pembangunan Jangka Panjang Kedua, Bagian C tentang
Sasaran Umum Pembangunan Jangka Panjang Kedua menyatakan bahwa Sasaran
Umum Pembangunan Jangka Panjang Kedua adalah terciptanya kualitas manusia dan
kualitas masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri dalam suasana tenteram dan
sejahtera lahir batin, dalam tata kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang
berdasarkan Pancasila dalam suasana kehidupan bangsa Indonesia yang serba
berkesinambungan dan selaras dalam hubungan antara sesama manusia, manusia
dengan masyarakat, manusia dengan alam dan lingkungannya, manusia dengan Tuhan
10
Yang Maha Esa M. Akbari Danasla
◎ Dalam GBHN 1999-2004 tercantum ketentuan tentang sumber daya alam dan
lingkungan hidup
◎ Ketentuan dalam GBHN 1999-2004 dijabarkan lebih lanjut dalam Undang-undang No.
25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas) Tahun 2000 – 2004
◎ Undang-undang No. 25 Tahun 2000 Bab X tentang Pembangunan Sumber Daya Alam
dan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa pembangunan sumber daya alam dan
lingkungan hidup dalam bab tersebut menjadi acuan bagi kegiatan berbagai sektor
pembangunan agar tercipta keseimbangan dan kelestarian fungsi sumber daya alam
dan lingkungan hidup sehingga keberlanjutan pembangunan tetap terjamin
M. Akbari Danasla 11
◎ Saat ini sistem ketatanegaraan dan pemerintahan telah berubah dimana tidak
ditetapkannya lagi perencanaan pembangunan nasional (GBHN) melalui Ketetapan MPR
◎ Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional Pasal 32 menyatakan bahwa Presiden menyelenggarakan dan bertanggung
jawab atas Perencanaan Pembangunan Nasional, sedangkan Kepala Daerah
menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas Perencanaan Pembangunan Daerah
◎ Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional/Daerah ditetapkan sebagai
undang-undang
◎ Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional/Daerah maupun Rencana
Pembangunan Tahunan Nasional/Daerah (RKP/RKPD) ditetapkan sebagai Peraturan
Presiden/Kepala Daerah
M. Akbari Danasla 12
Sejarah Perundang-undangan Lingkungan
M. Akbari Danasla 14
Zaman Pemerintahan Hindia
Belanda
◎ Pada 19 Juni 1985 Ordonansi Perikanan telah dicabut dengan Undang-undang No. 9
Tahun 1985 tentang Perikanan
◎ Ordonansi yang sangat penting bagi lingkungan hidup adalah Hinder ordonnantie
(Stbl. 1926 No. 226, yang diubah/ditambah, terakhir dengan Stbl. 1940 No. 450), yaitu
Ordonansi Gangguan
◎ Pada 1 Juli 1931 diberlakukan Ordonansi yang penting di bidang perlindungan satwa
yakni Dierenbechermings- ordonnantie (Stbl. 1931 No. 134)
◎ Ordonansi yang mengatur perlindungan alam adalah Natuurbeschermings
ordonnantie 1941 (Stbl. 1941 No. 167)
◎ Pada 10 Agustus 1990 ordonansi di bidang perlindungan alam dan satwa telah
dicabut dengan diundangkannya UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
M. Akbari Danasla 15
Zaman Pendudukan Jepang
◎ Satu-satunya peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup yang
dikeluarkan yaitu Osamu S. Kanrei No. 6
◎ Peraturan perundang-undangan tersebut mengenai larangan menebang pohon
aghata, alba, dan balsem tanpa izin Gunseikan
◎ Ada kemungkinan larangan tersebut dikeluarkan untuk mengamankan ketiga jenis
pohon tersebut karena kayunya ringan dan sangat kuat
◎ Kayu agata, alba, dan balsem merupakan bahan baku untuk pembuatan pesawat
peluncur (gliders) dan pesawat peluncur pada waktu zaman pendudukan Jepang
sering digunakan untuk mengangkut logistik tentara
M. Akbari Danasla 16
Zaman Kemerdekaan
Perundang-undangan Sektoral yang Berkaitan dengan Bidang Lingkungan
◎ UU No. 9 tahun 1985 tentang Perikanan (telah dicabut dan diganti dengan UU No. 31
Tahun 2004 tentang Perikanan)
◎ UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
◎ UU No. 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya
◎ UU No. 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan
◎ UU No. 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia
◎ UU No. 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman
◎ UU No. 27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi
◎ UU No. 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan 18
M. Akbari Danasla
Undang-undang Pengelolaan Lingkungan
M. Akbari Danasla 20
Sejarah Penyusunan
◎ Pada 14 November 1981 Kepala Biro Hukum dan Perundang-undangan Sekretariat
Kabinet mengirimkan naskah konsep RUU yang telah diperbaiki kepada beberapa
menteri untuk penyempurnaan lebih lanjut
◎ Pada 12 Januari 1982 hasil perbaikan akhir RUU Lingkungan Hidup diajukan kepada
Presiden. Kemudian disampaikan kepada Pimpinan DPR dengan surat Presiden
◎ Badan Musyawarah DPR memutuskan pembentukan Panitia Khusus (PANSUS) RUU
Lingkungan Hidup yang terdiri dari 24 anggota dengan komposisi :
○ 12 anggota Fraksi Karya Pembangunan
○ 6 anggota Fraksi Partai Persatuan Pembangunan
○ 4 anggota Fraksi ABRI
○ 2 anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia
M. Akbari Danasla 21
Sejarah Penyusunan
◎ Pada 23 Januari 1982 Menteri Negara PPLH menyampaikan Keterangan Pemerintah
mengenai RUU Lingkungan Hidup
◎ Pada 2 Februari 1982 diselenggarakan Pemandangan Umum Fraksi-fraksi
◎ Pada 15 Februari 1982 pemerintah memberikan jawaban atas Pemandangan Umum
◎ Pada 17 - 20 Februari 1982 diadakan rapat-rapat PANSUS secara terus-menerus
◎ Pada 22 Februari 1982 PANSUS menyetujui hasil perumusan Tim Perumus yang
dibentuk oleh PANSUS
◎ Pada 25 Februari 1982 dengan aklamasi RUU Lingkungan Hidup hasil PANSUS
disetujui Sidang Paripurna DPR
◎ Pada 11 Maret 1982 disahkan UU No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan
Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup dan diundangkan pada hari yang sama dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 12 22
M. Akbari Danasla
Alasan Diajukannya RUU
Lingkungan Hidup
Penyusunan Rancangan Undang-undang tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
didasarkan atas alasan-alasan sebagai berikut :
1. Di dalam Repelita III, Bab 7 tentang Sumber Alam dan Lingkungan Hidup tertera
petunjuk mengenai perlunya undang-undang yang memuat ketentuan-ketentuan
pokok tentang masalah lingkungan. Hal ini berarti bahwa Pemerintah berkewajiban
untuk mengusahakan terjelmanya undang-undang tersebut di atas dalam kurun waktu
Repelita III.
M. Akbari Danasla 23
Alasan Diajukannya RUU
Lingkungan Hidup
Petunjuk tersebut yaitu :
“Sementara itu, bersamaan dengan pembuatan peraturan perundang-undangan
secara sektoral sesuai dengan kepentingan perlindungan dan pembangunan
lingkungan hidup di masing-masing bidang, perlu pula segera digarap suatu undang-
undang yang memuat ketentuan-ketentuan pokok tentang masalah lingkungan yang
menyangkut pengaturan:
1) pemukiman manusiawi dan lingkungan hidup;
2) pengelolaan sumber daya alam;
3) pencemaran lingkungan hidup;
4) yurisdiksi departemen-departemen di bidang lingkungan hidup.
M. Akbari Danasla 24
Alasan Diajukannya RUU
Lingkungan Hidup
2. Peraturan perundang-undangan yang ada kurang memuat segi lingkungan hidup.
Sebaliknya perkembangan kesadaran lingkungan sudah meningkat di kalangan
produsen selaku “perusak lingkungan potensial” dan di kalangan konsumen
masyarakat umum selaku “penderita kerusakan lingkungan potensial”
3. Indonesia mulai memasuki tahap industrialisasi bersamaan dengan peningkatan
pengembangan pertanian, sebagai bagian dari pelaksanaan pembangunan secara
bertahap yang bertujuan (1) meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh
rakyat dan (2) meletakkan landasan yang kuat untuk pembangunan tahap berikutnya
M. Akbari Danasla 25
Alasan Diajukannya RUU
Lingkungan Hidup
4. Arah pembangunan jangka panjang tertuju kepada pembangunan Manusia Indonesia,
seperti tercantum GBHN berarti:
a) Mengejar kemajuan lahiriah, seperti pangan, sandang, perumahan, kesehatan
b) Mengejar kepuasan batiniah, seperti pendidikan, rasa aman, bebas mengeluarkan
pendapat yang bertanggung jawab, rasa keadilan
c) Keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara kemauan lahir dan kepuasan
batiniah tersebut di atas
d) Pembangunan yang merata di seluruh tanah-air dan benar-benar dirasakan
seluruh rakyat sebagai perbaikan tingkat hidup berkeadilan sosial
e) Terciptanya keselarasan hubungan antara manusia dengan Tuhannya
f) Terciptanya keselarasan hubungan antara individu dengan masyarakat
g) Terciptanya keselarasan hubungan antara manusia dengan lingkungan alam
sekitarnya
M. Akbari Danasla 26
Alasan Diajukannya RUU
Lingkungan Hidup
h) Keserasian hubungan antara bangsa-bangsa
i) Keselarasan antara cita-cita hidup di dunia dan mengejar kebahagiaan di akhirat
j) Kehidupan manusia dan masyarakat yang serba selaras sebagai tujuan akhir
pembangunan nasional yang secara ringkas disebut masyarakat maju, adil, dan
makmur berdasarkan Pancasila
M. Akbari Danasla 27
Alasan Diajukannya RUU
Lingkungan Hidup
Pada 19 September 1997 UULH, kemudian dicabut dengan diundangkannya
Undang-undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup atau
UUPLH (Lembaran Negara RI Tahun 1997 No. 68 dan Tambahan LNRI No. 3699)
M. Akbari Danasla 28
Alasan Diajukannya RUU
Lingkungan Hidup
M. Akbari Danasla 29
Alasan Diajukannya RUU
Lingkungan Hidup
Pembentukan dan pengembangan Hukum Lingkungan Nasional (HLN) harus
mengikuti Grundnorm dan asas-asas serta norma-norma umum yang merupakan ciri
dari Sistem Hukum Nasional Indonesia.
HLN harus berdasarkan falsafah Pancasila yang tertuang dalam Pembukaan UUD
1945 serta mencerminkan semua ketentuan UUD 1945 itu secara utuh. Selain itu HLN
juga terdiri dari beberapa hal berikut ini :
a) Sejumlah peraturan perundang-undangan yang telah disetujui oleh DPR dan
Pemerintah beserta segenap peraturan pelaksanaannya
b) Yurisprudensi tetap yang dikembangkan oleh serangkaian putusan pengadilan
yang ajeg
c) Hukum kebiasaan modern yang bersumber pada ilmu hukum (opinio doctorum)
dan diterapkan oleh pejabat dan masyarakat
d) Perjanjian-perjanjian internasional yang telah diratifikasi
M. Akbari Danasla 30
Alasan Diajukannya RUU
Lingkungan Hidup
Berbagai asas atau prinsip-prinsip yang terdapat dalam Deklarasi Stockholm maupun
Deklarasi Rio yang perlu diadopsi dalam perundang-undangan lingkungan nasional
antara lain :
a) Prinsip tanggung jawab negara (state responsibility principle)
b) Jaminan adanya hak dasar atas lingkungan hidup yang baik dan sehat bagi setiap
orang (right to environment)
c) Prinsip keterpaduan pengelolaan lingkungan hidup (integrated policy)
d) Jaminan adanya hak berperan serta dalam pengelolaan lingkungan bagi setiap
orang baik sebagai individu maupun masyarakat (popular participation)
e) Jaminan terselenggaranya aksesibilitas pada informasi (right to information)
f) Prinsip kehati-hatian bagi setiap penyelenggaraan kegiatan dan/atau usaha yang
dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan (precautionary principle)
g) Prinsip pertanggungan beban biaya untuk mencegah pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan (pollution prevention pays principle) 31
M. Akbari Danasla
Alasan Diajukannya RUU
Lingkungan Hidup
a) Prinsip pencemar membayar (polluter pays principle)
b) Prinsip tanggung jawab mutlak (strict liability principle)
c) Penyelenggaraan pembangunan dan pemanfaatan sumber daya alam yang
berbasis keadilan inter dan antargenerasi.
d) Kewajiban bekerja sama (kemitraan).
e) Aksesibilitas pada teknologi lingkungan.
f) Hak bersama atas sumber daya alam lintas batas.
g) Jaminan hak untuk mengelola kepada masyarakat asli ataupun masyarakat
hukum adat atas sumber daya alam
M. Akbari Danasla 32
Fungsi Undang-undang
Lingkungan Hidup
UULH maupun UUPLH memuat asas dan prinsip pokok bagi pengelolaan lingkungan hidup
sehingga berfungsi sebagai payung (umbrella act) bagi penyusunan peraturan perundang-
undangan lainnya yang berkaitan dengan lingkungan hidup dan bagi penyesuaian
peraturan perundang-undangan yang telah ada.
M. Akbari Danasla 33
Fungsi Undang-undang
Lingkungan Hidup
UULH memuat ketentuan-ketentuan pokok berikut :
a) Pengelolaan lingkungan hidup berasaskan pelestarian kemampuan lingkungan yang
serasi dan seimbang untuk menunjang pembangunan yang berkeseimbangan bagi
peningkatan kesejahteraan manusia, sedangkan tujuan pengelolaan lingkungan hidup
antara lain :
1) Tercapainya keselarasan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup
sebagai bagian tujuan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
2)Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara, bijaksana
3) Terwujudnya manusia Indonesia sebagai pembina lingkungan hidup
4) Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan generasi
sekarang dan mendatang
5) Terlindunginya negara terhadap dampak kegiatan di luar wilayah negara yang
menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan
M. Akbari Danasla 34
Fungsi Undang-undang
Lingkungan Hidup
b) Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta berkewajiban
memelihara lingkungan hidup dan mencegah serta menanggulangi kerusakan dan
pencemarannya. Kelanjutan pokok ini bahwa beban pencemaran
dipertanggungjawabkan kepada pihak pencemar. Sanksi hukum diterapkan kepada
mereka yang mencemarkan, dan di lain pihak rangsangan moneter dapat diberikan
kepada mereka untuk mendorong pencegahan dan penanggulangan pencemaran
c) Setiap orang mempunyai hak dan kewajiban untuk berperan serta dalam rangka
pengelolaan lingkungan hidup. Terkait hal ini lembaga swadaya masyarakat tumbuh
berperan sebagai penunjang pengelolaan lingkungan hidup dan berkembang
mendayagunakan dirinya sebagai sarana untuk mengikutsertakan sebanyak
mungkin anggota masyarakat dalam mencapai tujuan pengelolaan lingkungan hidup
M. Akbari Danasla 35
Fungsi Undang-undang
Lingkungan Hidup
d) Usaha kita mengembangkan lingkungan hidup tidaklah berlangsung dalam keadaan
terisolasi. Sebagai anggota masyarakat dunia maka langkah usaha di bidang
lingkungan hidup harus punya maknanya bagi kehidupan antarbangsa
e) Pengelolaan lingkungan hidup menuntut dikembangkannya suatu sistem dengan
keterpaduan sebagai ciri utamanya. pengelolaan lingkungan hidup memerlukan
keterpaduan pelaksanaan di tingkat nasional, koordinasi pelaksanaan secara sektoral
dan di daerah sehingga semua ini terkait secara mantap dengan kebijaksanaan
nasional pengelolaan lingkungan hidup, dengan kesatuan gerak dan langkah
mencapai tujuan pengelolaan lingkungan hidup
M. Akbari Danasla 36
M. Akbari Danasla
Absensi
1
Perkuliahan Minggu Ke-4
Lingkungan Tambang
3
UU no. 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan & Pengelolaan Lingkungan Hidup
4
Pendahuluan (1/5)
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan
perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lain
5
Pendahuluan (2/5)
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
adalah upaya sistematis dan terpadu yang
dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan
hidup dan mencegah terjadinya pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang
meliputi perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan
penegakan hukum
6
Pendahuluan (3/5)
Rencana perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup (RPPLH) adalah perencanaan
tertulis yang memuat potensi, masalah
lingkungan hidup, serta upaya perlindungan dan
pengelolaannya dalam kurun waktu tertentu
7
Pendahuluan (4/5)
Analisis mengenai dampak lingkungan hidup
(Amdal) adalah kajian mengenai dampak penting
suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan
tentang penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan
8
Pendahuluan (5/5)
Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya
pemantauan lingkungan hidup (UKL-UPL) adalah
pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha
dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting
terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan
9
Tujuan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (1/2)
1. Melindungi wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia dari pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup
2. Menjamin keselamatan, kesehatan, dan
kehidupan manusia
3. Menjamin kelangsungan kehidupan makhluk
hidup dan kelestarian ekosistem
4. Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup
10
Tujuan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (2/2)
5. Mencapai keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan lingkungan hidup
6. Menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa
kini dan generasi masa depan
7. Menjamin pemenuhan dan perlindungan hak
atas lingkungan hidup sebagai bagian dari hak
asasi manusia
8. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam
secara bijaksana
9. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan
10. Mengantisipasi isu lingkungan global
11
Ruang Lingkup Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
1. Perencanaan
2. Pemanfaatan
3. Pengendalian
4. Pemeliharaan
5. Pengawasan
6. Penegakan hukum
12
Penyusunan Rencana Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (1/4)
RPPLH
RPPLH
Nasional
RPPLH
Kabupaten/Kota
13
Penyusunan Rencana Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (2/4)
RPPLH
RPPLH Peraturan
Nasional Pemerintah
RPPLH Peraturan
Provinsi Daerah Provinsi
RPPLH Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota 14
Penyusunan Rencana Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (3/4)
RPPLH memuat tentang rencana :
1. Pemanfaatan dan/atau pencadangan
sumber daya alam
2. Pemeliharaan dan perlindungan kualitas
dan/atau fungsi lingkungan hidup
3. Pengendalian, pemantauan, serta
pendayagunaan dan pelestarian sumber
daya alam
4. Adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan
iklim 15
Penyusunan Rencana Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (4/4)
RPPLH menjadi dasar penyusunan dan
dimuat dalam rencana pembangunan
jangka panjang dan rencana pembangunan
jangka menengah
16
Pengendalian Pencemaran dan/atau
Kerusakan Lingkungan Hidup
Pengendalian pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup dilaksanakan
dalam rangka pelestarian fungsi
lingkungan hidup, yang meliputi :
• Pencegahan
• Penanggulangan
• Pemulihan
17
Instrumen Pencegahan Pencemaran
dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup
1. KLHS
2. Tata ruang
3. Baku mutu lingkungan hidup
4. Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup
5. Amdal
6. UKL-UPL
7. Perizinan
8. Instrumen ekonomi lingkungan hidup
9. Peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup
10. Anggaran berbasis lingkungan hidup
11. Analisis risiko lingkungan hidup
12. Audit lingkungan hidup
13. Instrumen lain sesuai dengan kebutuhan dan/atau
perkembangan ilmu pengetahuan 18
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (1/2)
Kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) adalah
rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh,
dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip
pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu
wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau
program
19
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (2/2)
Pemerintah dan pemerintah daerah wajib
membuat KLHS untuk memastikan bahwa
prinsip pembangunan berkelanjutan telah
menjadi dasar dan terintegrasi dalam
pembangunan suatu wilayah dan/atau
kebijakan, rencana, dan/atau program
20
Mekanisme Kajian Lingkungan Hidup
Strategis
1. Pengkajian pengaruh kebijakan, rencana,
dan/atau program terhadap kondisi
lingkungan hidup di suatu wilayah
2. Perumusan alternatif penyempurnaan
kebijakan, rencana, dan/atau program
3. Rekomendasi perbaikan untuk
pengambilan keputusan kebijakan,
rencana, dan/atau program yang
mengintegrasikan prinsip pembangunan
berkelanjutan
21
Peraturan Perundang-undangan Berbasis
Lingkungan Hidup
Setiap penyusunan peraturan perundang-
undangan pada tingkat nasional dan
daerah wajib memperhatikan
perlindungan fungsi lingkungan hidup dan
prinsip perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan
yang diatur dalam Undang-Undang
22
PP no. 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
23
Pendahuluan (1/2)
26
Amdal (2/2)
31
Izin Lingkungan (3/9)
38
PP no. 22 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
39
Persetujuan Lingkungan (1/4)
40
Persetujuan Lingkungan (2/4)
43
SPPL (5/5)
48
49
Absensi RA
TA3121-Lingkungan Tambang
Memahami
kebijakan
tentang AMDAL
Program Studi Teknik Pertambangan
6
JTMB - ITERA
Pendahuluan
1
PERKULIAHAN MINGGU KE-6
TA3121-Lingkungan Tambang
3
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
4
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
5
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
• Merupakan instrumen untuk mengendalikan perubahan
lingkungan dengan tujuan:
• Mengurangi atau meniadakan dampak (akibat yang
tidak direncanakan atau diinginkan) dari suatu kegiatan
terhadap lingkungan
• Menemukan pemecahan yang optimal berkaitan
dengan dampak tersebut
• Mengatasi konflik yang terjadi akibat perbedaan nilai
dan/atau perbedaan kepentingan
• Melibatkan publik dalam proses pengambilan keputusan
• Amdal digunakan sebagai:
• Syarat pemberian izin
• Bagian dari studi kelayakan dari suatu rencana kegiatan
kelayakan lingkungan, untuk melengkapi kelayakan
teknis dan ekonomis
Program Studi Teknik Pertambangan
6
JTMB - ITERA
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Dokumen amdal merupakan dasar penetapan keputusan
kelayakan lingkungan hidup
(UU 32/2009)
8
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Penyusunan Amdal dilakukan melalui tahapan (UU
22/2021):
a) Pelaksanaan pelibatan masyarakat terhadap rencana
Usaha dan/atau Kegiatan
b) Pengisian, pengajuan, pemeriksaan, dan penerbitan
berita acara, kesepakatan formulir Kerangka Acuan
c) Penyusunan dan pengajuan Andal dan RKL-RPL; dan
d) Penilaian Andal dan RKL-RPL
PP 22/2021
1
7
Kelayakan Lingkungan
Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup adalah
keputusan yang menyatakan kelayakan
lingkungan hidup dari suatu rencana Usaha
dan/atau Kegiatan yang wajib dilengkapi dengan
Amdal
Dokumen Amdal merupakan dasar uji kelayakan
lingkungan hidup untuk rencana usaha dan/atau
kegiatan
Uji kelayakan lingkungan hidup dilakukan oleh tim
uji kelayakan lingkungan hidup yang dibentuk oleh
lembaga uji kelayakan lingkungan hidup
Pemerintah Pusat
M. Akbari Danasla 3
Keterlibatan Masyarakat dalam AMDAL
M. Akbari Danasla 5
Pelibatan masyarakat yang terkena dampak langsung dilakukan melalui :
Pengumuman rencana Usaha dan/atau Kegiatan; dan
Konsultasi publik
Pelibatan masyarakat yang terkena dampak langsung melalui konsultasi publik
mencakup :
Kelompok masyarakat rentan (vulnerable group)
Masyarakat adat (indigenous people); dan/atau
Kelompok laki-laki dan kelompok perempuan dengan memperhatikan kesetaraan
gender
M. Akbari Danasla 6
Bentuk, cara, dan metode konsultasi publik dilakukan secara dalam jaringan atau luar
jaringan mencakup :
Lokakarya
Seminar
Focus group discussion
Temu warga
Forum dengar pendapat
Dialog interaktif; dan/atau
Bentuk, cara, dan metode lain yang dapat digunakan untuk berkomunikasi secara 2
(dua) arah
M. Akbari Danasla 7
Sebelum pelaksanaan konsultasi publik penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan:
Berkoordinasi dengan instansi terkait dan tokoh masyarakat yang akan dlibatkan
dalam proses konsultasi publik; dan
Mengundang masyarakat yang akan dilibatkan dalam konsultasi publik
Penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan dapat memilih salah satu atau kombinasi
dari berbagai bentuk, cara, dan metode konsultasi publik yang efektif dan efisien dapat
menjaring saran, pendapat, dan tanggapan masyarakat secara optimal
M. Akbari Danasla 8
Masyarakat yang terkena dampak langsung berhak mengajukan saran, pendapat, dan
tanggapan terhadap rencana Usaha dan/atau Kegiatan dalam jangka waktu 10 (sepuluh)
hari kerja sejak pengumuman
Saran, pendapat, dan tanggapan disampaikan secara tertulis kepada penanggung jawab
Usaha dan/atau Kegiatan
Masyarakat yang terkena dampak langsung memberikan saran, pendapat, dan
tanggapan terhadap rencana Usaha dan/atau Kegiatan pada konsultasi publik
Saran, pendapat, dan tanggapan terhadap rencana usaha dan/atau Kegiatan pada
konsultasi publik dicatat dalam berita acara konsultasi publik
Pelibatan masyarakat yang terkena dampak langsung dilakukan sebelum penyusunan
Formulir Kerangka Acuan
M. Akbari Danasla 9
Masyarakat wajib mencantumkan identitas pribadi yang jelas sesuai dengan dokumen
kependudukan dalam menyampaikan saran, pendapat, dan tanggapan
Saran, pendapat, dan tanggapan masyarakat dapat berupa:
Informasi deskriptif tentang kondisi lingkungan yang berada di dalam dan di sekitar
lokasi/tapak rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Nilai-nilai lokal yang berpotensi akan terkena dampak rencana Usaha dan/atau Kegiatan
yang akan dilakukan; dan/ atau
Aspirasi masyarakat, keinginan, dan harapan terkait dengan rencana Usaha dan/atau
Kegiatan
M. Akbari Danasla 10
Saran, pendapat, dan tanggapan masyarakat disampaikan dengan menggunakan bahasa
lndonesia dan/atau bahasa daerah atau lokal yang sesuai dengan lokasi rencana Usaha
dan/atau Kegiatan
Berdasarkan saran, pendapat, dan tanggapan masyarakat yang telah diterima, penanggung
jawab Usaha dan/atau Kegiatan mendokumentasikan dan mengolah saran, pendapat, dan
tanggapan masyarakat kemudian wajib digunakan oleh penanggung jawab Usaha dan/atau
Kegiatan sebagai masukan dalam pengisian Formulir Kerangka Acuan
M. Akbari Danasla 11
Dalam melakukan pengumuman rencana Usaha dan/atau Kegiatan penanggung jawab Usaha
dan/atau Kegiatan wajib menyampaikan informasi secara ringkas, benar, dan tepat mengenai :
a. Nama dan alamat penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan
b. Jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan
c. Skala/besaran dari rencana Usaha dan/atau Kegiatan
d. Lokasi rencana Usaha dan/atau Kegiatan
e. Dampak potensial terhadap lingkungan yang akan timbul dan konsep umum pengendalian
Dampak Lingkungan Hidup
f. Tanggal pengumuman mulai dipasang dan batas waktu penyampaian saran, pendapat, dan
tanggapan dari masyarakat
g. Nama dan alamat penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan yang menerima saran,
pendapat, dan tanggapan dari masyarakat
M. Akbari Danasla 12
Informasi dalam pengumuman rencana Usaha dan/atau Kegiatan disampaikan dengan
menggunakan bahasa lndonesia yang baik dan benar, jelas, dan mudah dimengerti oleh
seluruh lapisan masyarakat
Selain menggunakan bahasa Indonesia, informasi dalam pengumuman rencana Usaha
dan/atau Kegiatan dapat disampaikan dengan menggunakan bahasa daerah atau lokal yang
sesuai dengan lokasi dimana pengumuman tersebut akan dilakukan
Pengumuman rencana Usaha dan/atau Kegiatan disampaikan melalui:
Media massa; dan/atau
Pengumuman pada lokasi Usaha dan/atau Kegiatan
M. Akbari Danasla 13
Selain media yang wajib digunakan untuk melakukan pengumuman penanggung jawab Usaha
dan/atau Kegiatan dapat menggunakan media lain untuk melakukan pengumuman, berupa :
Media cetak seperti brosur, pamflet, atau spanduk;
Media elektronik melalui televisi, laman, jejaring sosial, pesan elektronik, dan/atau radio;
Papan pengumuman di instansi Lingkungan Hidup dan instansi yang membidangi Usaha
dan/atau Kegiatan di tingkat pusat, daerah provinsi, dan/atau daerah kabupaten/kota; dan
Media lain yang dapat digunakan
M. Akbari Danasla 14
Prosedur dan Sistematika Izin Lingkungan
M. Akbari Danasla 16
Pemrakarsa menyusun Andal dan RKL-RPL berdasarkan:
a) Kerangka Acuan yang telah diterbitkan persetujuannya; atau
b) Konsep Kerangka Acuan, dalam hal jangka waktu telah terlampaui dan Komisi
Penilai Amdal belum menerbitkan persetujuan Kerangka Acuan
Andal dan RKL-RPL yang telah disusun diajukan kepada:
a) Menteri melalui sekretariat Komisi Penilai Amdal Pusat, untuk Kerangka Acuan
yang dinilai oleh Komisi Penilai Amdal Pusat;
b) Gubernur melalui sekretariat Komisi Penilai Amdal provinsi, untuk Kerangka
Acuan yang dinilai oleh Komisi Penilai Amdal provinsi; atau
c) Bupati/walikota melalui sekretariat Komisi Penilai Amdal kabupaten/kota, untuk
Kerangka Acuan yang dinilai oleh Komisi Penilai Amdal kabupaten/kota
Komisi Penilai Amdal melakukan penilaian Andal dan RKL-RPL sesuai dengan
kewenangannya
M. Akbari Danasla 17
Komisi Penilai Amdal menugaskan tim teknis untuk menilai dokumen Andal dan RKL-
RPL yang telah dinyatakan lengkap secara administrasi, kemudian menyampaikan
hasil penilaian atas dokumen Andal dan RKL-RPL kepada Komisi Penilai Amdal
Berdasarkan hasil penilaian Andal dan RKL-RPL, Komisi Penilai Amdal
menyelenggarakan rapat Komisi Penilai Amdal dan selanjutnya menyampaikan
rekomendasi hasil penilaian Andal dan RKL-RPL kepada Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai kewenangannya
Rekomendasi hasil penilaian Andal dan RKL-RPL dapat berupa:
a) Rekomendasi kelayakan lingkungan; atau
b) Rekomendasi ketidaklayakan lingkungan
M. Akbari Danasla 18
Rekomendasi ditetapkan berdasarkan pertimbangan paling sedikit meliputi:
1. Prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak dari aspek
biogeofisik kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan kesehatan masyarakat
pada tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan pascaoperasi Usaha dan/atau
Kegiatan;
2. Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh Dampak Penting hipotetik sebagai
sebuah kesatuan yang saling terkait dan saling memengaruhi, sehingga diketahui
perimbangan Dampak Penting yang bersifat positif dengan yang bersifat negatif; dan
3. Kemampuan Pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang bertanggung jawab dalam
menanggulangi Dampak Penting yang bersifat negatif yang akan ditimbulkan dari
Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan, dengan pendekatan teknologi, sosial,
dan kelembagaan
M. Akbari Danasla 19
Jangka waktu penilaian dilakukan paling lama 75 (tujuhpuluh lima) hari kerja,
terhitung sejak dokumen Andal dan RKL-RPL dinyatakan lengkap.
Jika dokumen Andal dan RKL-RPL perlu diperbaiki, maka Komisi Penilai Amdal
mengembalikan dokumen Andal dan RKL-RPL kepada Pemrakarsa untuk diperbaiki
◎ Menteri, gubernur, atau bupati/walikota berdasarkan rekomendasi penilaian atau
penilaian akhir dari Komisi Penilai Amdal menetapkan keputusan kelayakan atau
ketidaklayakan lingkungan hidup dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari
kerja terhitung sejak diterimanya rekomendasi hasil penilaian atau penilaian akhir dari
Komisi Penilai Amdal
M. Akbari Danasla 20
Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup paling sedikit memuat :
1. Dasar pertimbangan dikeluarkannya penetapan;
2. Pernyataan kelayakan lingkungan;
3. Persyaratan dan kewajiban Pemrakarsa sesuai dengan RKL-RPL; dan
4. Kewajiban yang harus dilakukan oleh pihak terkait
M. Akbari Danasla 21
Permohonan Izin Lingkungan diajukan secara tertulis oleh penanggungjawab Usaha
dan/atau Kegiatan selaku Pemrakarsa kepada Menteri, gubernur, atau bupati/walikota
sesuai dengan kewenangannya dan disampaikan bersamaan dengan pengajuan
penilaian Andal dan RKL-RPL atau pemeriksaan UKL-UPL
Permohonan izin lingkungan harus dilengkapi dengan:
a) Dokumen Amdal atau formulir UKL-UPL;
b) Dokumen pendirian Usaha dan/atau Kegiatan; dan
c) Profil Usaha dan/atau Kegiatan
Setelah menerima permohonan Izin Lingkungan Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota wajib mengumumkan permohonan Izin Lingkungan
M. Akbari Danasla 22
Pengumuman untuk Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib Amdal dilakukan oleh
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota
Pengumuman dilakukan melalui multimedia dan papan pengumuman di lokasi Usaha
dan/atau Kegiatan paling lama 5 (lima) hari kerja terhitung sejak dokumen Andal dan
RKL-RPL yang diajukan dinyatakan lengkap secara administrasi
Masyarakat dapat memberikan saran, pendapat, dan tanggapan terhadap
pengumuman dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak
diumumkan
Saran, pendapat, dan tanggapan dapat disampaikan melalui wakil masyarakat yang
terkena dampak dan/atau organisasi masyarakat yang menjadi anggota Komisi Penilai
Amdal
M. Akbari Danasla 23
Pengumuman untuk Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib Amdal dilakukan oleh
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota
Pengumuman dilakukan melalui multimedia dan papan pengumuman di lokasi Usaha
dan/atau Kegiatan paling lama 5 (lima) hari kerja terhitung sejak dokumen Andal dan
RKL-RPL yang diajukan dinyatakan lengkap secara administrasi
Masyarakat dapat memberikan saran, pendapat, dan tanggapan terhadap
pengumuman dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak
diumumkan
Saran, pendapat, dan tanggapan dapat disampaikan melalui wakil masyarakat yang
terkena dampak dan/atau organisasi masyarakat yang menjadi anggota Komisi Penilai
Amdal
M. Akbari Danasla 24
Pengumuman untuk Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib UKL-UPL dilakukan oleh
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota
Pengumuman dilakukan melalui multimedia dan papan pengumuman di lokasi Usaha
dan/atau Kegiatan paling lama 2 (dua) hari kerja terhitung sejak formulir UKL-UPL
yang diajukan dinyatakan lengkap secara administrasi
Masyarakat dapat memberikan saran, pendapat, dan tanggapan terhadap
pengumuman dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak diumumkan
Saran, pendapat, dan tanggapan dapat disampaikan kepada Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya
M. Akbari Danasla 25
Izin Lingkungan diterbitkan oleh:
a) Menteri, untuk Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup atau Rekomendasi UKL-
UPL yang diterbitkan oleh Menteri;
b) Gubernur, untuk Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup atau Rekomendasi
UKL-UPL yang diterbitkan oleh gubernur; dan
c) Bupati/walikota, untuk Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup atau
Rekomendasi UKL-UPL yang diterbitkan oleh bupati/walikota.
Izin lingkungan diterbitkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota:
a) Setelah dilakukannya pengumuman permohonan Izin Lingkungan; dan
b) Dilakukan bersamaan dengan diterbitkannya Keputusan Kelayakan Lingkungan
Hidup atau Rekomendasi UKL-UPL
M. Akbari Danasla 26
Izin Lingkungan paling sedikit memuat :
a) Persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam Keputusan Kelayakan Lingkungan
Hidup atau Rekomendasi UKL-UPL;
b) Persyaratan dan kewajiban yang ditetapkan oleh Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota; dan
c) Berakhirnya Izin Lingkungan
Izin Lingkungan berakhir bersamaan dengan berakhirnya izin Usaha dan/atau Kegiatan
Izin Lingkungan yang telah diterbitkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota
wajib diumumkan melalui media massa dan/atau multimedia
Pengumuman dilakukan dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja sejak diterbitkan
M. Akbari Danasla 27
Prosedur dan Sistematika AMDAL
M. Akbari Danasla 29
Penyusunan Amdal dituangkan ke dalam dokumen Amdal yang terdiri atas:
a) Kerangka Acuan;
b) Andal; dan
c) RKL-RPL.
Kerangka Acuan menjadi dasar penyusunan Andal dan RKL-RPL
Kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian yang membidangi sektor bidang
Usaha dan/atau Kegiatan wajib Amdal menyusun Formulir Kerangka Acuan spesifik
sesuai dengan jenis Usaha dan/atau Kegiatan
Formulir Kerangka Acuan spesifik terdiri atas:
a) Formulir pelingkupan; dan
b) Formulir metode studi Andal
M. Akbari Danasla 30
Kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian yang membidangi sektor bidang
Usaha dan/atau Kegiatan wajib Amdal, dalam menyusun Formulir Kerangka Acuan
spesifik berkoordinasi dengan Menteri
Menteri memasukkan Formulir Kerangka Acuan spesifik yang disusun ke dalam sistem
informasi dokumen Lingkungan Hidup
Penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan neengisi Formulir Kerangka Acuan
spesifik yang tersedia dalam sistem informasi dokumen Lingkungan Hidup
M. Akbari Danasla 31
Formulir Kerangka Acuan yang telah diisi dan diajukan oleh penanggung jawab Usaha
dan/atau Kegiatan diperiksa oleh:
a. Menteri melalui Tim Uji Kelayakan Lingkungan Hidup yang berkedudukan di pusat;
b. Gubernur melalui Tim Uji Kelayakan Lingkungan Hidup yang berkedudukan di provinsi;
atau
c. Bupati/wali kota melalui Tim Uji Kelayakan Lingkungan Hidup yang berkedudukan di
kabupaten/kota
Pemeriksaan dilakukan dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak
Formulir Kerangka Acuan diterima dari penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan
secara lengkap
M. Akbari Danasla 32
Tim Uji Kelayakan Lingkungan Hidup dalam melakukan pemeriksaan Formulir Kerangka
Acuan dapat melibatkan:
a. Ahli terkait dengan rencana Usaha dan/atau Kegiatan atau Dampak Lingkungan Hidup
dari Usaha dan/atau Kegiatan; dan
b. Instansi terkait dengan rencana Usaha dan/atau Dampak Lingkungan Hidup dari Usaha
dan/atau Kegiatan
M. Akbari Danasla 33
Hasil pemeriksaan Formulir Kerangka Acuan disusun dalam bentuk berita acara
kesepakatan Formulir Kerangka Acuan yang memuat informasi paling sedikit:
a. Dampak Penting hipotetik;
b. Batas wilayah studi dan batas waktu kajian;
c. Metode studi
d. Penetapan kategori Amdal; dan
e. Waktu penyusunan dokumen Andal dan RKL-RPL
M. Akbari Danasla 34
Penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan menyusun dokumen Andal berdasarkan
Formulir Kerangka Acuan
Dokumen Andal memuat:
Pendahuluan;
Deskripsi rencana Usaha dan/atau Kegiatan beserta alternatifnya;
Deskripsi rinci rona Lingkungan Hidup;
Hasil dan evaluasi pelibatan masyarakat;
Penentuan Dampak Penting hipotetik yang dikaji, batas wilayah studi, dan batas
waktu kajian;
Prakiraan Dampak Penting dan penentuan sifat penting dampak;
Evaluasi secara holistik terhadap Dampak Lingkungan Hidup;
Daftar pustaka; dan
Lampiran.
M. Akbari Danasla 35
Penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan menyusun dokumen RKL-RPL
berdasarkan dokumen Andal
Dokumen RKL-RPL memuat:
Pendahuiuan;
Matrik RKL;
Matrik RPL;
Persyaratan dan kewajiban terkait dengan aspek Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup yang relevan terdiri atas pengolahan dan pembuangan Air
Limbah, pemanfaatan Air Limbah untuk aplikasi ke tanah, pembuangan, Emisi,
Pengelolaan Limbah B3, dan/atau pengelolaan dampak lalu lintas;
Pernyataan komitmen penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan untuk
melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam RKL-RPL;
Daftar pustaka; dan
Lampiran. M. Akbari Danasla 36
Penyusunan dokumen Andal dan dokumen RKL-RPL dibagi berdasarkan kategori
Usaha dan/ atau Kegiatan
Kategori tersebut meliputi:
a) Kategori A;
b) Kategori B; atau
c) Kategori C
Kategori ditentukan berdasarkan kriteria:
a. Kompleksitas rencana Usaha dan/atau Kegiatan;
b. Dampak rencarla Usaha dan/atau Kegiatan terhadap Lingkungan Hidup;
c. Sensitifitas lokasi rencana Usaha dan/atau Kegiatan; dan/atau
d. Kondisi daya dukung dan daya tampung Lingkungan Hidup di lokasi rencana
Usaha dan/atau Kegiatan
M. Akbari Danasla 37
Penyusunan dokumen Andal dan dokumen RKL-RPL dalam jangka waktu:
a) Kategori A paling lama 180 (seratus delapan puluh) hari;
b) Kategori B paling lama 120 (seratus dua puluh) hari; dan
c) Kategori C paling lama 60 (enam puluh) hari
Penyusunan dokumen Andal dan dokumen RKL-RPL bersifat sangat kompleks, jangka
waktu penyusunan dapat dilakukan lebih lama dari jangka waktu kategori A
Penambahan waktu penyusunan dilakukan berdasarkan permohonan penanggung
jawab Usaha dan/atau Kegiatan
M. Akbari Danasla 38
Penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan mengajukan dokumen Andal dan
dokumen RKL-RPL melalui sistem informasi dokumen Lingkungan Hidup kepada
menteri, gubernur, atau bupati/wali kota sesuai dengan kewenangannya
Pengajuan dokumen Andal dan dokumen RKL-RPL harus dilengkapi dengan
Persetujuan Teknis
Persetujuan Teknis terdiri atas:
a. Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah;
b. Pemenuhan Baku Mutu Emisi;
c. Pengelolaan Limbah B3; dan/atau
d. Analisis mengenai dampak lalu lintas
M. Akbari Danasla 39
Dokumen Andal dan dokumen RKL-RPL dilakukan penilaian oleh:
a) Menteri melalui Tim Uji Kelayakan Lingkungan Hidup yang berkedudukan di
pusat;
b) Gubernur melalui Tim Uji Kelayakan Lingkungan Hidup yang berkedudukan di
provinsi; atau
c) Bupati/wali kota melalui Tim Uji Kelayakan Lingkungan Hidup yang berkedudukan
di kabupaten/kota
Penilaian dilakukan melalui tahapan :
a) Penilaian administrasi; dan
b) Penilaian substansi
M. Akbari Danasla 40
Penilaian administrasi meliputi:
a) Kesesuaian lokasi rencana Usaha dan/atau Kegiatan dengan rencana tata ruang;
b) Persetujuan awal terkait rencana Usaha dan/atau Kegiatan;
c) Persetujuan Teknis;
d) Keabsahan tanda bukti registrasi lembaga penyedia jasa penyusunan Amdal, apabila
penyusunan dokumen Andai dan dokumen RKL-RPL dilakukan oleh lembaga penyedia
jasa penyusunan Amdal;
e) Keabsahan tanda bukti sertifikasi kompetensi penyusun Amdal; dan
f) Kesesuaian sistematika dokumen Andal dan dokumen RKL-RPL dengan pedoman
penyusunan dokumen Andal dan dokumen RKL-RPL
M. Akbari Danasla 41
Penilaian substansi meliputi:
a) Uji tahap proyek;
b) Uji kualitas kajian dokumen Andal dan dokumen RKL-RPL; dan
c) Persetujuan Teknis
Apabila dalam hal hasil penilaian substansi terdapat Dampak Lingkungan Hidup yang
tidak dapat dikelola dan harus dilakukan perubahan Persetujuan Teknis, maka harus
mendapatkan persetujuan dari kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian
atau organisasi perangkat daerah yang berwenang
M. Akbari Danasla 42
Penilaian substansi dilakukan melalui rapat Tim Uji Kelayakan Lingkungan Hidup secara
tatap muka langsung dan/atau dalam jaringan serta dapat dilakukan lebih sari 1 (satu)
kali apabila Usaha dan/atau Kegiatan bersifat kompleks dan melibatkan banyak pihak
M. Akbari Danasla 43
Saat melakukan penilaian substansi, Tim Uji Kelayakan Lingkungan Hidup melibatkan
pihak :
a. Masyarakat yang terkena dampak langsung terhadap rencana Usaha dan/atau
Kegiatan;
b. Ahli terkait dengan rencana dan/atau dampak Usaha dan/atau Kegiatan;
c. Instansi sektor penerbit persetujuan awal dan Persetujuan Teknis;
d. Instansi pusat, provinsi, atau kabupaten/kota yang terkait dengan rencana dan/atau
dampak Usaha dan/atau Kegiatan; dan/atau
e. Masyarakat pemerhati Lingkungan Hidup dan/atau masyarakat berkepentingan
lainnya yang telah menyampaikan saran, pendapat, dan tanggapan yang relevan pada
pelibatan masyarakat di tahap penyusunan Formulir Kerangka Acuan (apabila tidak
diperoleh saran, pendapat, dan tanggapan
M. Akbari Danasla 44
Terhadap dokumen Andal dan dokumen RKL-RPL yang tidak memerlukan perbaikan,
Tim Uji Kelayakan Lingkungan Hidup melakukan uji kelayakan
Terhadap dokumen Andal dan dokumen RKL-RPL yang memerlukan perbaikan Tim Uji
Kelayakan Lingkungan Hidup mengembalikan dokumen Andal dan dokumen RKL-RPL
kepada penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan untuk diperbaiki dalam jangka
waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja
M. Akbari Danasla 45
M. Akbari Danasla
Kisi - Kisi
Ujian Tengah Semester
Gasal Tahun Akademik 2021/2022