Anda di halaman 1dari 23

MANFAAT PEMBERIAN POC AIR LIMBAH BEKAS CUCIAN

BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI


TANAMAN KANGKUNG (Ipomea reptans Poir) DENGAN
TEKNIK HIDROPONIK

PAPER
OLEH:
HOSANNA PASARIBU
190301019
AGRIBISNIS 3

LABORATORIUM BUDIDAYA TANAMAN UNIT DASAR AGRONOMI


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020
Paper Ini Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Komponen Penilaian di
Laboratorium Budidaya Tanaman Unit Dasar AgronomiFakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara

Diperiksa Oleh
Asisten Koordinator

(Ananda Deka Sejahtera Manik)


NIM: 160301032

80
Diperiksa Oleh: Diperiksa Oleh:
Asisten Korektor I Asisten Korektor II

08/05/2020

(Muhammad Thoha Ramadhan ) (I Made Josua )


NIM: 160301218 NIM: 170301030

LABORATORIUM BUDIDAYA TANAMAN UNIT DASAR AGRONOMI


PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

berkatdan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan outline ini tepat pada

waktunya.

Adapun judul dari paper ini adalah “Manfaat Pupuk

Biochar Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman

Kangkung Darat ( Ipomea reptans Poir)” yang merupakan salah satu syarat

untuk memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Budidaya Tanaman Unit

Dasar Agronomi Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen

Mata Kuliah Dasar Agronomi; Prof.Dr. Ir. Noverita Sprinse Vinolina,MP.;

Dr.Ir.Teuku Irmansyah, MP. Dr. Nini Rahmawati, SP, M.Si. ; Ir. Mariati,MP;

Ir.Rosita Sipayung, MP.; Ir. Meiriani, MP.; Ferry Ezra T. Sitepu, SP, M.Si.; .;

serta Abang dan Kakak Asisten Laboratorium Budidaya Tanaman Unit Dasar

Agronomi yang telah membantu menyelesaikan paper ini tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa paper ini jauh dari kata sempurna oleh karena

itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan di masa yang akan

datang.

Akhir kata penulis ucapkan terimakasih dan semoga paper ini bermanfaat

bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang….........................................................................................1
Tujuan Penulisan…......................................................................................3
Kegunaan Penulisan.....................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir)…....................4
Syarat TumbuhTanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir)...........5
Iklim….........................................................................................................5
Tanah…........................................................................................................6
MANFAAT PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN PRODUKSI TANAMAN KANGKUNG DARAT(Ipomoea reptans Poir)
Pengertian Pupuk Organik Biochar…..........................................................9
Kandungan Unsur Hara Biochar................................................................10
Cara Pembuatan Biochar............................................................................10
Cara Pengaplikasian Pupuk Biochar..........................................................13
Manfaat Pupuk Biochar Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir)...................................16
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kangkung merupakan tanaman sayuran yang banyak diperdagangkan dan

sangat disukai konsumen. Kangkung sebenarnya sudah dikenal di banyak penjuru

dunia dengan berbagai macam sebutan, diantaranya Kangkong (Thailand),

Kangkung (Vietnam dan Indonesia), Water spinach (Inggris), Weng Cai (China)

dan lain-lain.Kangkung termasuk dalam keluarga kangkung-kangkungan

Convolvulaceae, yang merupakan tanaman yang tumbuhnya sangat cepat dan

mudah hidup. Bahan makanan kangkung mengandung nutrisi yang baik seperti

vitamin A, B, C, fospor, zat besi (2,5 mg/100 g), serat, selenium, asam amino, dan

kalsium.(Sulaksono, 2005).

Pupuk merupakan faktor produksi yang sangat penting bagi sektor

pertanian. Kekurangan pupuk dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak

normal dan menurunkan hasil panen sehingga menjadi ancaman bagi ketahanan

pangan. Kenyataan menunjukkan bahwa untuk mengejar produksi yang tinggi

petani sering menggunakan pupuk anorganik secara terus menerus bahkan

berlebihan tanpa mengembalikan sisa tanaman dan bahan organik ke dalam tanah.

Hal ini akan menyebabkan penurunan kualitas lahan yang berakibat pada

penurunan produktivitas tanaman. Disamping itu kesadaran masyarakat akan

produk pangan yang berkualitas dan bebas bahan kimia menjadi pertimbangan

untuk mengurangi pemakaian pupuk anorganik. (Johantika, 2002)

Tanaman kangkung (Ipomoeae reptans Poir) merupakan salah satu

komoditas hortikultura yang banyak ditanam oleh petani dengan skala kecil

maupun besar untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Pertumbuhan ekonomi


2

masyarakat sangat ditentukan oleh upaya peningkatan produktikfitas komoditas

pertanian. Komoditas sayuran sangat penting dibudidayakan di Indonesia karena

merupakan komuditas yang memiliki potensi unggul sebagai bahan makanan

dalam memenuhi gizi masyarakat serta meningkatkan pendapatanmasyarakat.

Komoditas sayuran semakin penting karena berkenaan pula dengan

kecenderungan permintaan yang semakin tinggi setiap tahun, seiring dengan

pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia. Komoditas sayuran sangat penting

dalam peningkatan kesejahteraan rakyat dan perbaikan pendapatan petani jika

dilakukan melalui budidaya dan teknik yang baik (Darwis dan Muslim, 2013).

Pada tanaman kangkung darat umumnya membutuhkkan kondisi air yang

sedikit untuk pertumbuhannya. Kelebihan air akan menghambat pertumbuhan

tanaman kangkung darat. Untuk itu, dalam budidaya tanaman kangkung perlu

diperhatikan faktor ketersedian air pada tanaman kangkung, dengan mengetahui

volume air yang diberikan pada tanaman kangkung, akan dapat membantu

memperbesar keberhasilan dalam budidaya tanaman kangkung darat. Selain faktor

ketersedian air, salah satu yang menunjuang keberhasilan dalam budidaya

tanaman kangkung ialah media tanam yang digunakan. Media tanam yang baik

untuk tanaman ialah media tanam yang memiliki kandungan unsur hara yang

cukup untuk kebutuhan tanaman. Selain itu, media tanam yang baik untuk

tanaman kangkung darat adalah media yang memiliki aerasi yang baik/pengairan

yang baik. Hal ini karena tanaman kangkung darat tidak cocok pada media tanam

yang mengadung banyak air. (Oktalia, 2012).

Media tanam yang biasa digunakan dalam budidaya tanaman kangkung

ialah tanah. Tanah yang baik adalah tanah yang memiliki kandungan unsur hara
yang cukup untuk pertumbuhan tanaman. Media tanam yang akan digunalkan

harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan di tanam, Tanaman kangkung

memerlukan media tanam yang mampu menopang tanaman dan mampu

menyediakan udara yang cukup bagi akar tanaman. Media tanam harus bersifat

inert, memiliki aerasi yang baik dan tidak mengandung zat yang beracun bagi

tanaman . selain itu media juga harus mempunyai struktur yang stabil (tidak

mudah melapuk) selama masa pertumbuhan tanaman, dapat memegang air kira-

kira 30% dan secara ekonomis tidak mahal (Morgan dan Lennard, 2000).

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui Manfaat Pupuk

Biochar Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kangkung Darat

( Ipomea reptans Poir).

Kegunaan Penulisan

Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi komponen penilaian di

Laboratorium Budidaya Tanaman Unit Dasar Agronomi, Program Studi

Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.


TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Kangkung ( Ipomea reptans Poir )

Kangkung merupakan tanaman yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun.

Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabang akar

menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60 hingga 100

cm, dan melebar secara mendatar pada radius 150 cm atau lebih, terutama pada

jenis kangkung air (Djuariah, 2007).Tanaman kangkung darat diklasifikasikan

yaitu dengan kingdom Plantae ( tumbuhan ) subkingdom Tracheobionta

( berpembuluh), superdivisio yaitu Spermatophyta( menghasilkan biji ), diviso

Magnoliophyta ( berbunga ), Kelas Dicotyledone yaitu berkeping dua , dengan

sub kelas Asteridae , ordo Solanales , familia Convolvulaceae yaitu suku

kangkung-kangkungan dengan Genus Ipomea dan spesies Ipomea reptans Poir .

(Suratman, 2000).

Kangkung Darat (Ipomea reptans Poir) dapat tumbuh pada daerah yang

beriklim panas dan beriklim dingin.Jumlah curah hujan yang baik untuk

pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 1500-2500 mm/tahun. Pada musim

hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di

sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada

umumnya kuat menghadapi rumput liarsehingga kangkung dapat tumbuh di

padang rumput, kebun/ladang yang agak rimbun(Aditya,2009).

Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di

ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru.

Bentuk daun umumnya runcing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah atas
5

berwarna hijau tua, danpermukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda.

Selama fase pertumbuhanya tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah, dan

berbiji terutama jenis kangkung darat. Bentuk bungakangkung umumnya

berbentuk “terompet” dan daun mahkota bunga berwarna putih atau merah

lembayung (Maria, 2009).

Di Indonesia terdapat kangkung dengan berbagai aksesi seperti aksesi 511

asal Bekasi, 504 asal Bengkulu, 512 asal Cikampek dan sebagainya dengan ciri

tanaman dengan tipe tumbuh tegak, warna daun hijau, batang bulat, bunga

berbentuk terompet dan warna bunga putih. Panjang daun, lebar daun dan umur

berbunga pada aksesi 511 berturut-turut 5 adalah 12.6 cm, 2.95 cm dan 60 hari,

pada aksesi 504 berturut-turut 12.3 cm, 2.95 cm dan 65 hari, sedangkan aksesi

512 memiliki nilai berturut-turut 11.8 cm, 3.35 cm, 63 hari

(Kusandryani dan Luthfy, 2006).

Buah kangkung berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga butir

biji. Bentuk buah kangkung seperti melekat dengan bijinya. Warna buah hitam

jika sudah tua dan hijau ketika muda. Buah kangkung berukuran kecil sekitar 10

mm, dan umur buah kangkung tidak lama. Bentuk biji kangkung bersegi-segi atau

tegak bulat. Berwarna cokelat atau kehitam-hitaman, dan termasuk biji berkeping

dua. Pada jenis kangkung darat biji kangkung berfungsi sebagai alat perbanyakan

tanaman secara generatif (Maria, 2009).

Syarat Tumbuh Tanaman Kangkung Darat ( Ipomea reptans

Poir ) Iklim

Kangkung Darat (Ipomea reptans Poir ) dapat tumbuh pada daerah yang

beriklim panas dan beriklim dingin.Jumlah curah hujan yang baik untuk
pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 1500-2500 mm/tahun. Pada musim

hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di

sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada

umumnya kuat menghadapi rumput liarsehingga kangkung dapat tumbuh di

padang rumput, kebun/ladang yang agak rimbun (Aditya,2009).

Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar

matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung

akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat kuat

menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat

yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai

konsumen. (Eko Widiyanto, 2000).

Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah

sampai dataran tinggi (pegunungan) ± 2000 meter dpl. Baik kangkung darat

maupun kangkung air, kedua varietas tersebut dapat tumbuh di mana saja, baik di

dataran rendah maupun didataran tinggi. Hasilnya akan tetap sama asal jangan

dicampur aduk. (Rukmana, 2001.)

Tanah

Kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur banyak

mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah. Tanaman

kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang, karena akar akan

mudah membusuk. Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi baik di dataran

rendah sampai dataran tinggi (pegunungan). Tanaman kangkung cocok ditanam

pada tanah bertekstur liat berpasir dengan struktur tanah yang agak remah. Selain
itu, tanaman kangkung membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhanya, sebab

tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan

air secara baik (Perdana, 2009).

Tanah yang sesuai untuk ditanami kangkung adalah tanah gembur, banyak

mengandunghumus, subur. Derajat keasamaan (pH) tanah yang baik untuk

tanaman kangkung berkisar antara5,5-6,5, aerasi lahan sempurna dan tanaman

cukup mendapat sinar matahari. Bahan organik yang berupa pupuk kandang

apabila terdekomposisi dengan baikakan memperbaiki kondisi tanah, mengurangi

erosi, serta meningkatkanaktivitas mikrobiologitanah.Pupuk kandang yang

dibenamkan ke dalam tanah dapat memperbaiki sifat fisik tanah danmeningkatkan

kemampuan tanah dalam menyerap air dan bahkan dilaporkan dapat

memperbaikiproduktivitas tanah selama dua musim tanam (Erfandi, 2001).

Pupuk hayati adalah jenis pupuk yang mengandungmikroba, yang

dimasukkan ke dalamtanah untuk meningkatkan pengambilan hara oleh tanaman

dari dalam tanah atauudara.Salahsatu jenis pupuk hayati adalah pupuk Bio-Extrim

Pupuk hayati Bio-Extrim merupakan pupuk hayati yang mengandung:6% C–

Organik,7% N, 8% P205, 10% K2O, 1% CaO, 0,8% MgO, asam-asam amino,

senyawa bioaktif (GA3 800ppm) dan mikroorganisme konsentrat organik dan

nutrisi tanaman hasilekstrasi secara mikrobiologis melalui proses fermentasi

berbagai bahan organik berkualitastinggi (ikan, ternak, dan tanaman),

mengandung senyawa bioaktif(plant growth promotingagent, asam-asam amino,

enzim), mikroba menguntungkan (penambat N, pelarut P, K

danpenghasilfitohormon) dan diperkaya dengan haraesensial. Mikroba-mikroba

bahan aktif pupukhayatiBio-Extrimdikemas dalam bahan pembawa, bisa dalam


bentuk cair ataupadat.Ciri-ciripupuk hayati Bio-Extrim yang siap dipakai adalah

cair, berwarna coklat tua dan beraroma(Supadno, 2010).


MANFAAT PUPUK BIOCHAR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
PRODUKSI TANAMAN KANGKUNG ( Ipomea reptans Poir )
Pengertian Pupuk Organik Biochar

Biochar adalah arang hitam hasil dari proses pemanasan biomassa pada

keadaan oksigen terbatas atau tanpa oksigen. Biochar merupakan bahan organik

yang memiliki sifat stabil dapat dijadikan pembenah tanah lahan

kering.Penggunaan biochar sebagai suatu pilihan selain sumber bahan organik

segar dalam pengelolaan tanah untuk tujuan pemulihan dan peningkatan kualitas

kesuburan tanah terdegradasi atau tanah lahan pertanian kritis semakin

berkembang dan sekarang ini mendapatkan fokus perhatian penting para ilmuan

tanah dan lingkungan. Fokus perhatian internasional dalam pemanfaatan biochar

sebagai pembenah tanah pertanian berkembang dari hasil pengamatan di Amazon,

Brazil (Glaser, 2002).

Biocharmerupakan bahan pembenah tanah yang telah lama dikenal dalam

bidang pertanian yang berguna untuk meningkatkan produktivitas tanah. Bahan

utama untuk pembuatan biocharadalah limbah-limbah pertanian dan perkebunan

seperti sekam padi, tempurung kelapa, kulit buah kakao, serta kayu-kayu yang

berasal dari tanaman hutan industri. Teknik penggunaan biocharberasal dari basin

Amazon sejak 2500 tahun yang lalu. Penduduk asli Indianmemasukkan limbah-

limbah pertanian dan perkebunan tersebut ke dalam suatu lubang di dalam tanah.

Sebagai contoh yaitu “Terra Preta”yang sudah cukup dikenal di Brazil. Tanah ini

terbentuk akibat proses perladangan berpindah dan kaya residu organik yang

berasal dari sisa-sisa pembakaran kayu hutan (Glaser, 2002).


10

Kandungan Unsur Hara Biochar

Biochar adalah produk kaya akan karbon (C) yang dihasilkan oleh

dekomposisi termal dari biomassa pada suhu relatif di bawah 700 °C dan dengan

sedikit oksigen, dalam proses yang disebut pirolisis. Selama proses pemanasan,

gas-gas yang mudah terbakar dan cairan diproduksi bersama dengan residu

padatan, biochar. Proses pembuatan biochar bisa dilakukan secara tradisional,

dimana hasil biocharnya dapat digunakan sebagai amandemen tanah

(Lehmann , 2009).

Biochar diproduksi dari bahan-bahan organik yang sulit

terdekomposisi,yang dibakar secara tidak sempurna (pyrolisis) atau tanpa oksigen

pada suhu yang tinggi. Arang hayati yang terbentuk dari pembakaran ini akan

menghasilkan karbon aktif, yang mengandung mineral seperti kalsium (Ca) atau

magnesium (Mg) dan karbon anorganik.Kualitas senyawa organik yang

terkandung dalambiochartergantung pada asal bahan organik dan metode

karbonisasi. Dengankandungan senyawa organik dan anorganik yang terdapat di

dalamya, biocharbanyak digunakan sebagai bahan amelioran untuk

meningkatkankualitas tanah, khususnya tanah marginal (Rondon , 2007).

Cara Pembuatan Pupuk Biochar

Pembuatan biochar baik dengan menggunakan metode sederhana dengan

sistem terbuka maupun menggunakan alat retort kiln.Tahapan pelaksanaan

kegiatan pelatihan adalah sebagai berikut: Merancang drum pembakaran/retort

kiln dan pipa udara pembakaran;Melakukan uji coba retort kiln; Mempersiapkan

peralatan pelatihan, co-fasilitator dan lahan untuk aplikasi;


Melaksanakan pelatihan pembuatan biochar dan rencana tindak lanjut kegiatan;

Membentuk kelompok usaha biochar; dan Melakukan pendampingan kelompok.

Peserta dilibatkan dalam proses praktik pembakaran sekam menjadi

biochar melalui tiga metode, yaitu menggunakan tiang pembakaran,drum retort

kiln, dan sistem terbuka yang biasadilakukan masyarakat dengan menggunakan

kawat ram. Peserta pelatihan diberikan pilihancara membuat biochar

menggunakan alat yang mudah dibuat sendiri. Masing-masing Metodememiliki

kelebihan dan kekurangan. Penggunaan kawat ram memang lebih mudah dan

murah, namun hanya bisa dipakai 3–5 kali pembakaran, setelah itu kawat akan

hancur. Jika menggunakan tiang pembakaran tentu harus mengeluarkan biaya

dalam prosespembuatannya,namun bisa dimanfaatkan seterusnya.Penggunaan

metode terbuka dengan pemakaian kawat ram ataupun tiang pembakaran

membutuhkanwaktu yang cukup lama, kurang lebih 4 sampai 5 jam tergantung

banyak sedikitnya bahan. yang akan dibakar dan proses pembalikan/ pengadukan

bahan sekam, sehingga membutuhkan lebih banyak tenaga kerja. Kegiatan

pelatihan pembuatan biochar dan desiminasi pentingnya biochar untuk lahan

pertanian.

Adapun proses pembuatan arang sekam dapat dilakukan dengan

menggunakan retortkiln atau dengan sistem terbuka. Langkahlangkah pembuatan

arang sekam dengan menggunakan retort kiln adalah sebagai berikut:

Sekam dimasukkan ke dalam drum setengah bagian sambil dipadatkan dan

beri sedikit minyak tanah lalu bakar dengan memasukkan api kedalam pipa yang

berada di dalam drum, Masukkan kembali sekam sampai drum terisi penuh,

Kemudian sekam dibakar melalui lubang silindrisdengan menggunakan pematik


sepertikoran bekas/ranting daun, pembakarandapat dengan mudah berlangsung

karena sekam dalam keadaan kering, di samping itu karena udara yang masuk ke

dalam drum melalui mulut tungku naik ke atas sehingga proses pembakaran

menjadi cepat.Sekam yang terbakar sedikit demi sedikit akan jatuh ke bawah

sambil dibalik-balik sehingga menjadi arang sekam. Arang sekam yang telah

berwarna hitam dikeluarkan menggunakan sekop.Arang sekam tersebut disiram

dengan air bersih, supaya arang sekam tadi tidak menjadi abu, Jemur arang sekam

supaya kering, kemudian masukkan ke dalam karung/plastik dan siapdigunakan.

Begini lah proses dalam pembuatan Arang sekam dengan menggunakan retortkiln

atau dengan sistem terbuka . Hal ini tidak sampai disitu saja masih ada beberapa

proses yang hendak diperhatikan agar proses pembuatan arang sekam ini

mendapatkan hasil yang maksimal , adapun proses selanjutnya yaitu sebagai

berikut:

Setelah arang terbentuk merata, harus dilakukan penyiraman dengan air

supaya pembakaran tidak berlangsung terus yang dapat berpotensi menjadi abu,

menunjukkanpetani pionir sedang membantu menjelaskan cara pembuatan dan

aplikasi biochar di lahanpertanian. Jika menggunakan metode tertutup dengan

menggunakan drum retort kiln maka prosesnya bisa menjadi lebih cepat dan tidak

membutuhkan tenaga kerja untuk proses pengadukan. Proses pembakaran dengan

drum bisa matang dalam waktu 2 jam sehingga lebih cepat. Output kegiatan

pelatihan ini adalah peserta paham tentang pentingnya biochar untuk

membenahitanah yang miskin unsur hara, melatih pesertacara membuat biochar

sendiri, dan mampumengaplikasikannya di lahan pertanian. Berdasarkanhasil


evaluasi kegiatan, sebagian peserta(70) paham mengenai pentingnya biochar

danada lanjutan kegiatan dengan aplikasi di lahan. (Djaenudin , 2007).

Cara Pengaplikasian Pupuk Biochar

Pemberian biochar dapat dilakunan dengan cara disebar, dilarik (jalur

tanaman) secara merata, dan dibenam ke lubang tanam. Aplikasi dengan cara

disebar, biochar dibenamkan bersamaan dengan pengolahan tanah terakhir. Bila

diaplikasikan secara larikan di jalur lubang tanam, biochar ditutup dengan tanah

sebelum dilakukan penanaman.Aplikasi dengan cara disebar lebih praktis, namun

risiko terangkut aliran air pada saat hujan lebih tinggi. Sementara Aplikasi secara

larikan atau pada lubang tanam membutuhkan tenaga kerja yang lebih

banyak.Pemberian biochar sekam padi dan kulit buah kakao takaran 5-10

ton/hektar pada lahan kering masam contohnya di Lampung memberikan hasil

yang stabil hingga tiga musim tanam berturut-turut tanpa penambahan biochar

pada musim tanam kedua dan ketiga.

Pada lahan kering beriklim kering di Kupang, Nusa Tenggara Timur

(NTT), pemberian 5-10 t/ha biochar meningkatkan ketersediaan air di tanah

sehingga intensitas tanam meningkat dari satu kali menjadi dua kali per tahun.

Bagi petani, pemberian biochar secara bertahap setiap musim mungkin lebih

dianjurkan karena lebih memungkinkan mengingat ketersediaan limbah pertanian

sebagai bahan baku di lapangan,Selama ini bahan pembenah tanah yang

digunakan petani umumnya pupuk kandang, kompos, dan biomas tanaman yang

cepat melapuk dan pengaruhnya hanya bersifat sementara. Biochar merupakan


pembenah tanah alternatif yang potensial untuk memperbaiki lahan yang telah

terdegradasi. Biochar dapat bertahan lama di tanah karena proses dekomposisi

berjalan lambat dan tahan terhadap mikroorganisme.

Manfaat Pupuk Biochar Terhadap Pertumbuhan dan Produksi


Tanaman Kangkung Darat ( Ipomea reptans Poir)
Analisis ragam menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara pupuk NPK

Phonska dan pupuk hayati yang berpengaruh terhadap pertumbuhan jumlah daun

tanaman kangkung pada umur 28 hst dan tidak nyata pada umur 14 hst . Tinggi

tanaman kangkung pada umur 14 dan 28 hst. perlakuan pemberian pupuk hayati

dan NPK berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman kangkung pada akhir

pertumbuhan tetapi tidak nyata pada umur awal pertumbuhan. Interaksi antara

pemberian pupuk hayati dan NPK tidak nyata terhadap tinggi tanaman pada umur

14 hst disebabkan karena pada awal pertumbuhan pupuk yang diberikan belum

terserap sempurna sehingga hasilnya tidak nampak. Pada umur 28 hst perlakuan

pemberian pupuk hayati dan NPK menunjukkan terdapat interaksi nyata terhadap

tinggi tanaman kangkung. Hara mineral yang diperoleh dari lingkungan tanaman

akan masuk ke dalam tanaman melalui sel-sel akar kemudian ditranslokasikan ke

batang, daun dan ke seluruh bagian tumbuhan. Suatu tanaman yang ditempatkan

pada lingkungan yang mendukung pertumbuhannya dan adanya unsur hara

mineral yang sesuai, maka tanaman tersebut akan mengalami pertumbuhan

sehingga tanaman menjadi lebih tinggi. (Kohar , 2005 ).

Pemberian pupuk organik hayati dapat menciptakan kondisi tekstur dan

struktur tanah lebih baik, mendukung pembentukan struktur remah dan

kemantapan agregat tanah. Agregat tanah yang mantap akan memberikan aerasi
yang baik sehingga oksigen cukup tersedia untuk respirasi tanaman, disamping itu

dapat meningkatkan kemampuan tanah menyimpan air. Bahan organik dapat

meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi tanaman. Peningkatan produksi

akan dicapai pada kombinasi pemupukan antara pupuk anorganik dengan organik

karena bahan organik dapat memperbaiki kondisi tanah.(Quansah ,2010) .

Pemberian pupuk hayati dan NPK Phonska menunjukkan tidak terdapat

interaksi nyata pada jumlah daun tanaman kangkung pada umur 14 hst tetapi

menunjukkan interaksi nyata pada umur 28 hst. Pengaruh yang tidak nyata pada

awal pertumbuhan disebabkan kerena kemampuan akar tanaman untuk menyerap

pupuk belum berfungsi sempurna akibatnya pupuk tidak terserap maksimal.

Penyebab lain adalah sifat dari pupuk organik hayati yang “slow release”

sehingga membutuhkan waktu yang agak lama untuk melihat pengaruh dari pupuk

organik. Pengaruh dari pupuk hayati memberikan prospek yang menjanjikan

dalam jangka panjang, aman dan ramah terhadap lingkungan. Pemberian pupuk

hayati secara terus menerus dapat memperbaiki struktur tanah sehingga tanah

akan menjadi sehat dan dapat mempengaruhi ketersediaan unsur hara

tanaman.Pertumbuhan tanaman kangkung darat yang optimal antara lain

ditentukan oleh jumlah daun. Daun sangat penting bagi tanaman karena proses

fotosontesis berlangsung pada daun. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan

unsur hara yang cukup didukung oleh kondisi tanah yang sesuai untuk

pertumbuhan tanaman dapat mengoptimalkan hasil tanaman kangkung darat

.( Sari,2013)

Kombinasi perlakuan pupuk hayati dan NPK menunjukkan interaksi nyata

terhadap bobot segar tanaman kangkung pada saat panen. Pemberian pupuk
Marolis yang dikombinasikan dengan pupuk NPK 25% menunjukkan perbedaan

yang nyata dibandingkan dengan perlakuan pemberian pupuk hayati Petro

Biofertil, Marolis dan Fertismart tanpa NPK maupun kombinasi perlakuan pupuk

Petro Biofertil dengan NPK 25% serta pupuk Fertismart dengan NPK 25%,

namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan pemupukan pupuk hayati Marolis

dan Fertismart dengan pemberian NPK 50%.

Hal di atas menunjukkan bahwa secara ekonomis pemberian pupuk

organik Marolis dengan pemupukan NPK 25% lebih efisien dibandingkan dengan

perlakuan lainnya yang menunjukkan hasil yang sama apabila dipupuk dengan

NPK 50%. Perlakuan ini mengurangi

penggunaan pupuk sehingga dari segi ekonomis menguntungkan dan relatif aman

bagi lingkungan. Efektivitas pupuk hayati tersebut karena peran dari pupuk

organik hayati yang mampu memperbaiki sifat kimia tanah khususnya

meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah. Sari (2013) KTK tanah tinggi

menunjukkan bahwa tanah mampu menjerap dan menyediakan unsur hara lebih

baik.
KESIMPULAN

1. Kangkung Darat (Ipomea reptans Poir) dapat tumbuh pada daerah yang

beriklim panas dan beriklim dingin.Jumlah curah hujan yang baik untuk

pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 1500-2500 mm/tahun.

2. Tanah yang sesuai untuk ditanami kangkung adalah tanah gembur, banyak

mengandung humus, subur. Bahan organik yang berupa pupuk kandang

apabila terdekomposisi dengan baikakan memperbaiki kondisi tanah,

mengurangi erosi, serta meningkatkan aktivitas mikro biologi tanah.

3. Biochar adalah arang hitam hasil dari proses pemanasan biomassa pada

keadaan oksigen terbatas atau tanpa oksigen.

4. Pembuatan biochar baik dengan menggunakan metode sederhana dengan

sistem terbuka maupun menggunakan alat retort kiln.Tahapan pelaksanaan

kegiatan pelatihan adalahsebagai berikut: Merancang drum pembakaran/retort

kiln dan pipa udara pembakaran;Melakukan uji coba retort kiln;

Mempersiapkan peralatan pelatihan, co-fasilitato rdan lahan untuk aplikasi;

Melaksanakan pelatihan pembuatan biochar dan rencana tindak lanjut kegiatan;

Membentuk kelompok usaha biochar; dan Melakukan pendampingan

kelompok.

5. Pemberian biochar dapat dilakunan dengan cara disebar, dilarik (jalur

tanaman) secara merata, dan dibenam ke lubang tanam. Aplikasi dengan cara

disebar, biochar dibenamkan bersamaan dengan pengolahan tanah terakhir.


DAFTAR PUSTAKA

Aditya,2009. Analisis pertumbuhan tanaman.UGM.Yogyakarta.

Darwis dan Muslim. 2013. Fisiologi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

PT Raja.

Djaenudin.2007. Pengaruh cara penanaman, jumlah bibit, dan aplikasi nitrogen


terhadap pertumbuhan dan hasil kangkung darat pada tanah
Latosol.Penelitian Hortikultura.

Djuariah.2007. Kajian Aplikasi Pupuk Hayati Dalam Meningktakan Pertumbuhan


dan Produksi Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.) pada polybag. J.
Sains dan Teknologi 2.

Eko Widiyanto. 2000. Pengaruh residu biochar dan pemupukan NPK terhadap
sifat kimia tanah dan pertumbuhan serta hasil tanaman padi musim
ketiga. Magister Konservasi Sumberdaya Lahan Pasca Sarjana
Universitas Syiah kuala.

Erfandi. 2001. Pemanfaatan sebagai pembawa mikroba untuk pemantap agregat


tanah ultisol dari TamanBogo – Lampung. Menara Perkebunan.

Glaser. 2002. Ameliorating physical and chemical properties of highly weathered


soils in the tropics with charcoal: A review. Biol. Fertil. Soils.

Johantika. 2002. Pemanfaatan Kangkung Darat (Ipomea reptans Poir) dalam


Pembuatan Biskuit Tinggi Serat Makanan. [Skripsi]. Bogor. Jurusan Gizi
Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga. Fakultas Pertanian. Institut
Pertanian Bogor.

Kohar, P. Hartatie dan Imelda. 2005. Studi Kandungan Logam Pb dalam Tanaman
Kangkung Umur 3 dan 6 Minggu yang Ditanam di Media yang
Mengandung Pb. J.Makara Sains. 9.

Kusandryani dan Luthfy, 2006.Budidaya tanaman sayuran.F. Pertanian.UGM

Press.Yogyakarta.

Lehman dan Josep. 2009. Biochar for environmental management: Science and
Technology. Earthscan-UK.
Maria.2009.Karakteristik plasma nutfah kangkung. Buletin Plasma Nutfah Vol.
Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang.

Morgan dan Lennard, 2000. Petunjuk penggunaan pupuk. PT Penebar

Swadaya.Jakarta.

Oktalia, 2012. Analisis pertumbuhan tanaman.UGM.Yogyakarta.

Perdana, 2009. Fisiologi Tumbuhan. Alih Bahasa oleh Diah R.Lukman dan
Sumaryono. ITB.Bandung.

Quansah GW. 2010. Improving soil productivity through biochar amendments to


soils. African Journal of Environmental Science and Technology. 3(2):
34-41.

Rondon. 2007. Pengaruh Jenis dan Dosis Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan
Kangkung Darat (Ipomoea sp) dan Caisim (Brassica juncea) pada
Tanah Pasir Kawasan Pantai Samas. Buletin Penelitian Hortikultura.

Rukmana, R. 2001. Bertanam Kangkung. Kanisius. Yogyakarta.

Sari, V.I. 2013. Peran Pupuk Organik Dalam Meningkatkan Efektivitas Pupuk
NPK Pada Bibit Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Pembibitan
Utama, Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sulaksono. S. 2015. Khasiat dan Manfaat Kangkung. Jakarta.

Supadno. 2010. Potensi pembenah tanah biochar dalam pemulihan sifat tanah
terdegradasi dan peningkatan hasil jagung pada typic kanhapludults
Lampung. Balai Penelitian Tanah, Bogor. Buana Sains.

Suratman. 2000. Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Terhadap Pertumbuhan


Tanaman Kangkung Darat (Ipomea reptans Poir). Jurnal Sains MIPA .

Anda mungkin juga menyukai