TINJAUAN PUSTAKA
Rumah Sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi dan kesehatan
Rumah Sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat
kesehatan, mempunyai tiga pilar otoritas, yang masing masing bekerja secara
otonom namun harus terkoordinasi dalam sistem tersebut. Ketiga pilar tersebut
adalah pilar pemilik, pilar professional kesehatan dan pilar manajemen. Ketiga
yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat
1
2
terpadu dengan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
2.2.1 Profil Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wangaya Kota Denpasar
Rumah Sakit Daerah (RSUD) tipe B Pendidikan milik Pemerintah Kota Denpasar
yang berdiri sejak tahun 1921 beralamat di Jalan Kartini Nomor 133, Denpasar
Provinsi Bali. RSUD Wangaya Kota Denpasar terdiri dari 3 (tiga) direktorat yaitu
(SDM). Didukung oleh 540 tenaga PNS dan 373 tenaga Non PNS, RSUD
dengan kapasitas 200 tempat tidur rawat inap, 80 termasuk di kamar kelas III dan
15 instalansi penunjang. Rumah sakit ini tersedia tempat tidur disemua kelas
Denpasar dikelola oleh bagian perencanaan dan Rekam Medis yang dimulai dari
pendaftaran yaitu dibagian registrasi pasien yang terdiri dari registrasi pelayanan
pasien rawat jalan dan rawat inap. Sistem penyimpanan Rekam Medis yang
penjajaran yang diterapkan adalah sistem angka akhir (terminal digit system).
Perekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar harus
mutu Rekam Medis baik rawat jalan maupun rawat inap. Indikator pelayanan
kesehatan di RSUD Wangaya terdiri dari nilai BOR (Bed Ocupation Rate)
setinggi 67,67%, nilai LOS (Length of Stay) setinggi 4 hari, nilai TOI (Turn Over
Interval) setinggi 1,82 hari, nilai BTO (Bed Turn Over) setinggi 64,91 kali, nilai
NDR (Netto Death Rate) setinggi 20,03%, nilai GDR (Gross Death Rate) setinggi
Rawat Jalan, Rawat Inap, Rawat Intensif, Gawat Darurat, Bedah Sentral,
dan Prasarana Rumah Sakit dan Instalasi Electro Data processing/ Sistem
Instalasi Rekam Medis adalah salah satu unit pelayanan di RSUD Wangaya
tindakan medis baik pasien rawat jalan, rawat inap maupun gawat darurat.
Rekam Medis, ketidaklengkapan Rekam Medis yang akan diteliti yaitu formulir
tenaga medis yaitu dokter dan perawat. Formulir tersebut akan menjadi informasi
Wangaya Kota Denpasar adalah 33 (55%) tidak lengkap terdapat pada resume
pasien rawat jalan dan rawat inap non BPJS dilakukan pada ruangan yang sama,
sedangkan proses pengkodean diagnosis pasien BPJS dilakukan pada ruangan IPK
(RSUD) Wangaya Kota Denpasar yaitu Rekam Medis yang kembali dari bangsal
pengkodean diagnosis yang dilakukan dengan cara melihat diagnosis pasien pada
Wangaya).
yaitu dengan melihat formulir resume medis pasien, catatan perkembangan pasien
(53%) tidak akurat. Ketidakakuratan kode diagnosis ini dikarenakan kode pada
karakter ke 4 selalu tidak diisi atau diberikan kode unspecified, kode tersebut tidak
6
akurat karena menurut hasil informasi medis ada lokasi yang lebih spesifik dari
ICD-10 Rule MB 4.
evaluasi data, pengetikan dan pengeprinan data dan informasi sampai distribusi ke
Denpasar dilakukan setiap bulan dan dikirimkan setiap tahun ke Dinas Kesehatan.
Denpasar memuat data keadaan penyakit serta kode diagnosis penyakit yang akan
kelengkapan dari rekam medis tersebut. Dari kelengkapan dari rekam medis
tersebut akan dijadikan acuan dalam mengkoding diagnosis suatu penyakit. Hasil
jalan. Salah satu kendala dalam pembuatan pelaporan morbiditas adalah banyak
rekam medis rawat inap yang belum terisi lengkap dan kode diagnosis yang tidak
7
akurat dan akan menyebabkan pelaporan morbiditas menjadi tidak akurat yaitu
pada saat dilakukan proses pengkodean diagnosis tidak hanya didasarkan pada
lembar ringkasan masuk dan keluar saja akan tetapi harus memperhatikan lembar
lain seperti lembar resume medis, catatan perkembangan pasien terintegrasi dan
A. Pengumpulan Data
1. Menerima hasil rekapan data sensus harian pasien rawat inap dari petugas
sensus.
3. Menerima hasil rekapan data penyakit pasien rawat jalan dari urusan
morbiditas.
4. Menerima hasil rekapan data penyakit pasien rawat inap dari morbiditas
laporan lainnya dari unit – unit terkait yang diperlukan sebagai dasar pelaporan
B. Pengolahan
1. Hasil rekapan data tersebut di atas baik rawat jalan maupun rawat inap
outputnya berupa laporan bulanan, triwulanan dan tahunan yang sering dipakai
4. Entry data sosial pasien baik pasien rawat jalan maupun pasien rawat inap,
kemudian outputnya berupa register pasien rawat jalan dan register pasien
rawat inap
Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang
Rekam Medis adalah kumpulan fakta yang saling terkait dengan kehidupan
pernah diderita dan semua tindakan atau operasi yang pernah dilakukan, ditulis
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien. Rekam Medis mencatat siapa,
apa, dimana dan bagaimana perawatan yang telah dilakukan untuk pasien. Sistem
Sakit. Tanpa didukung suatu sistem pengelolaan Rekam Medis yang baik dan
benar, tidak akan tercapai tertib administrasi rumah sakit sebagaimana yang
Kegunaan Rekam Medis dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain
(Hatta, 2010) :
1. Aspek Administrasi
tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan
2. Aspek Medis
3. Aspek Hukum
adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha
4. Aspek Keuangan
5. Aspek Penelitian
6. Aspek Pendidikan
7. Aspek Dokumentasi
Formulir Rekam Medis rawat inap adalah berkas yang memiliki fungsi
untuk merekam terjadinya transaksi pelayanan yang dilakukan di unit rawat inap.
Macam-macam formulir Rekam Medis yaitu : (1) Formulir ringkasan masuk dan
keluar (2) Resume medis (3) Lembar pengkajian medis umum (4) Grafik
Formulir informasi pasien dan keluarga (7) Formulir pemeriksaan penunjang (8)
Laporan persalinan dan identifikasi bayi (14) Laporan identifikasi bayi lahir (15)
Formulir resume medis adalah ringkasan dari seluruh masa perawatan dan
pengobatan pasien sebagaimana yang telah diupayakan oleh para tenaga kesehatan
dan pihak terkait [ CITATION Hat14 \l 1033 ]. Isi ringkasan pulang atau resume
dan indikasi pasien dirawat, (3) Ringkasan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang,
diagnosis akhir, dan tindak lanjut, (4) Nama dan tanda tangan dokter atau dokter
kegiatan dalam konteks pemberian asuhan keperawatan dan medis oleh semua
pemberi layanan kepada pasien dalam format yang sama. Yang dimaksud dengan
staf keperawatan dan medis adalah : dokter, perawat, staf rehabilitasi medik, ahli
terkait pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan. Metode penulisan catatan
perkembangan, yang menjelaskan tiga hal yaitu apa yang telah terjadi pada pasien,
apa yang direncanakan untuk pasien, dan bagaimana pasien bereaksi terhadap
penyakit.
Pelayanan Kesehatan. Informasi medis ini bersifat rahasia sesuai dengan sumpah
dokter untuk merahasiakan segala sesuatu yang diketahui karena pekerjaan dan
keilmuannya, PP No. 10 Tahun 1966 tentang wajib simpan rahasia kedokteran. Isi
informasi medis memuat : (1) Identitas pasien Tanggal dan waktu, (2) Hasil
Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik, (4) Diagnosis, (5) Rencana
diperlukan, (8) Catatan observasi klinis hasil pengobatan, (9) Ringkasan pulang
(discharge summary), (10) Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu, (12) Untuk pasien khusus gigi
Kelengkapan rekam medis pasien rawat inap adalah terisinya item yang
wajib diisi dalam formulir rekam medis pasien rawat inap. Rekam medis
waktu 1 x 24 jam harus ditulis dalam lembaran rekam medis dan dilengkapi
dalam 2 x 24 jam
2. Semua pencatatan dalam lembaran rekam medis harus berisi identitas pasien,
3. Tenaga medis harus mengisi keterangan waktu, pemberian tanggal, dan koreksi
pada setiap tindakan yang diberikan kepada pasien. Dokter yang merawat dapat
kata/kalimat yang salah dengan jalan memberikan satu garis lurus pada tulisan
tersebut.
tanda tangani dan menjadi tangung jawab oleh dokter yang merawat atau
14
diantaranya adalah waktu dokter yang sempit atau kurang, pasien yang banyak,
dan pasien (Pasien pulang atas permintaan sendiri). Petugas belum sepenuhnya
isinya mengandung informasi yang penting, karena hal ini berpengaruh terhadap
mutu dan hal hal yang terkait di dalamnya. Selain itu, belum adanya ruang transit
dokter, yang bisa memberikan kenyamanan bagi dokter dalam mengerjakan tugas
tugasnya.
karena Rekam Medis setiap pasien berfungsi sebagai tanda bukti sah yang dapat
lengkap harus setiap saat tersedia dan berisi data atau informasi tentang pemberian
minimal kelengkapan pengisian dokumen Rekam Medis adalah 2x24 jam setelah
dokter terhadap pengisian dokumen rekam medis merupakan salah satu faktor
juga berperan penting dalam kelengkapan dokumen rekam medis, karena setiap
15
berkesinambungan
2. Aspek pendukung
a. Desain Formulir. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah desain formulir,
logis
jam,hal ini belum sepenuhnya dilakukan. Hal ini dikarenakan banyak dokter
disana bukan dokter tetap, atau dokter tersebut sudah tidak bekerja lagi.
(Permenkes, 2008)
2.3.9 Assembling
Pada proses ini dilakukan analisis untuk melihat kelengkapan rekam medis,
apabila terdapat rekam medis yang tidak lengkap maka unit rekam medis
based documents) yang diolah, ditatas, dan disimpan secara manual ataupun
16
Peran dan fungsi Assembling dalam pelayanan Rekam Medis yaitu sebagai
prakit formulir Rekam Medis, peneliti isi data Rekam Medis, pengendali Rekam
Medis yang tidak lengkap, pengendali penggunaan nomor Rekam Medis dan
Analisis kuantitatif adalah telaah bagian tertentu dari isi Rekam Medis
dalam dokumen Rekam Medis pasien serta pencatatan semua item pertanyaan
yang ada pada formulir formulir tersebut harus sesuai dengan pelayanan yang
keabsahan rekaman dan tata cara mencatat. Keempat unsur ini merupakan hal
Hat10 \l 1033 ].
(Irmawati, 2019):
1. Review Identifikasi
identifikasi pasien meliputi No RM, Nama Pasien, Umur, Jenis kelamin. Jika
ditemukan suatu halaman tidak memiliki identifikasi, halaman ini harus di review
untuk memastikan apakah milik pasien yang catatan medisnya sedang dianalisis
2. Review Pelaporan
pada catatan medis fasilitas tertentu. Rumah sakit umumnya terdapat riwayat
pada akhir perawatan inap (resume klinis dan keterangan diagnosis dan prosedur
final). Laporan lain yang diperlukan tergantung pada perjalanan penyakit pasien di
rumah sakit.
3. Review Autentifikasi
otentikasi. Otentikasi bisa berupa tanggal pelayanan, tanda tangan, nama terang,
stempel karet yang hanya dipegang oleh pemilik, inisial (singkatan nama) atau
4. Review Pencatatan
Entri harus selalu dilakukan dengan cara pencatatan yang baik. Analisis
kuantitatif tidak bisa memecahkan masalah tentang isi yang tidak bisa terbaca atau
tidak jelas atau lengkap, bisa digunakan untuk menandai entri yang tidak
kemudian terutama pada catatan kemajuan dan perintah dokter dan dimana
medis. Analisis kualitatif meliputi pengisian rekam medis yang baik oleh staf
medis, para medis, dan unit penunjang medis lainnya (Depkes, 2006).
dengan seluruh bagian dimana diagnose dari awal hingga akhir (Depkes, 2006).
3. Review pencatatan hal yang dilakukan saat perawatan dan pengobatan adalah
dan seluruh hasil pemeriksaan dan mencatat tindakan yang telah diberikan
4. Review adanya informed consent yang seharusnya ada adalah review yang
menganalisa surat persetujuan dari pasien untuk memeriksa sudah diisi dengan
benar dan lengkap sesuai dengan prosedur dan aturan yang dibuat secara
5. Review cara pencatatan adalah review kualitatif yang melihat cara pencatatan
19
yang meliputi waktu pencatatan, tulisan yang mudah dibaca, tidak menulis hal
hal atau komentar yang tidak ada kaitannya dengan pengobatan (Depkes,
2006).
adalah direktur rumah sakit Direktur rumah sakit, Wakil direktur rumah sakit,
Kepala bagian/kepala bidang, Kepala instalasi, Kepala sub bagian medis dan unit
dan manajemen. Pihak luar (eksternal) rumah sakit yang membutuhkan informasi
rujukan, Pemasok obat dan alat kesehatan, Pemanfaatan laporan morbiditas dapat
sakit dalam pembuatan laporan dapat digambarkan melalui data sistem pelaporan
rumah sakit (SPRS) yang dilaporkan kepada dinas kesehatan setempat (Hatta,
2013).
20
Secara garis besar, jenis pelaporan rumah sakit dibedakan menjadi 2, yaitu
laporan internal dan eksternal rumah sakit (Depkes, 2006). Pelaporan internal
rumah sakit disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit. Laporan internal rumah
sakit meliputi semua catatan hasil kegiatan yang dilakukan oleh rumah sakit.
Laporan ini dibuat dan dimanfaatkan oleh rumah sakit itu sendiri. Sedangkan yang
dimakud dengan pelaporan eksternal rumah sakit adalah laporan yang ditunjukkan
diantaranya :
1. RL 1 berisikan Data Dasar Rumah Sakit yang dilaporkan setiap waktu apabila
terdapat perubahan data dasar dari rumah sakit sehingga data ini dapat
setiap tahun
(Permenkes, 2011).
2.4 Diagnosis
diagnosis primer adalah diagnosis yang paling bertanggung jawab akan mayoritas
asuhan yang diberikan kepada pasien, atau penggunaan sumber daya terbesar
untuk asuhan pasien. Pada umumnya diagnosis primer identik dengan diagnosis
1. Diagnosis Awal
Penetapan diagnosis awal yang belum diikuti dengan pemeriksaan yang lebih
mendalam.
2. Diagnosis Utama
Jenis penyakit utama yang diderita pasien setelah dilakukan pemeriksaan yang
lebih mendalam.
3. Diagnosis Akhir
Diagnosis yang menjadi sebab kenapa pasien dirawat dan didasarkan pada hasil
yang akan dikode, dan buka volume 3 Alphabetical Index (kamus). Bila
pernyataan adalah istilah penyakit atau cedera atau kondisi lain yang terdapat
pada Bab I-XIX dan XXI (Vol 1), gunakanlah ia sebagai ”lead-term” untuk
dimanfaatkan sebagai panduan menelusuri istilah yang dicari pada seksi Indeks
(Volume 3). Bila pernyataan adalah penyebab luar (external cause) dari cedera
22
(bukan nama penyakit) yang ada di Bab XX (Vol 1), lihat dan cari kodenya
untuk penyakit dan cidera biasanya merupakan kata benda yang memaparkan
anatomi, kata sifat atau kata keterangan sebagai kata panduan. Walaupun
demikian beberapa kondisi ada yang diekspresikan sebagai kata sifat atau
”lead-term”.
ikuti petunjuk catatan yang muncul di bawah istilah yang akan dipilih pada
volume 3.
dalam tanda kurung ”()” sesudah lead-term (kata dalam tanda kurung =
modifier, tidak akan mempengaruhi kode). Istilah lain yang ada di bawah lead-
term (dengan tanda (-) minus = idem = indent) dapat mempengaruhi nomor
rujukan silang (cross references) dan perintah see dan see also yang terdapat
dalam indeks.
1) untuk mencari nomor kode yang paling tepat. Lihat kode tiga karakter di
indeks dengan tanda minus pada posisi keempat yang berarti bahwa isian untuk
karakter keempat itu ada di dalam volume 1 dan merupakan posisi tambahan
23
yang tidak ada dalam indeks (Vol 3). Perhatikan juga perintah untuk
membubuhi kode tambahan (additional code) serta aturan cara penulisan dan
Exclusion pada kode yang dipilih atau bagian bawah suatu bab (chapter), blok,
pilih
Rekam Medis pasien, guna menunjang aspek legal Rekam Medis yang
dikembangkan.
Peraturan reseleksi diagnosis utama saat dicatat yaitu : pada keadaan adanya
informasi yang dapat menunjukkan bahwa dokter salah tidak mengikuti prosedur
ICD yang benar maka klasifikasi dari dokter yang merawat dan jika tidak
1. Rule MB 1 : Kondisi minor yang tercatat sebagai kondisi utama sama dengan
kondisi yang lebih signifikan sebagai kondisi lain. Kondisi minor (sederhana)
atau sudah berjalan lama atau masalah incidental dicatat sebagai kondisi utama
24
sama dengan kondisi yang lebih signifikan, relevan dengan pengobatan yang
diberikan dan atau spesialisasi yang merawat penderita tercatat sebagai kondisi
Spesialis : THT
kondisi tercatat yang tidak dapat digabungkan dalam satu kode sebagai kondisi
utama sedangkan rincian yang lain ada yang menunjukkan salah satunya
sebagai kondisi utama yang diterima pasien sesuai dengan spesialisasi yang
Disease
Spesialis : Neurologi
gejala diagnosis, kondisi yang diobati. Tanda atau gejala (BAB XVIII) atau
masalah (BAB XXI) tercatat sebagai kondisi utama padahal jelas menunjukkan
tanda, gejala atau masalah diagnosis kondisi tercatat di suatu tempat lain dan
perawatan diberikan untuk yang terakhir maka pilih ulang diagnosis kondisi
sebagai kondisi utama agar kode diagnosis penyakit tepat dan akurat.
informasi yang lebih tepat tentang lokasi atau sifat dasar dari kondisi yang ada
dicatat di tempat lain, maka pilih ulang hal yang disebut terakhir.
5. Rule MB 5 : Alternatif dari diagnosis utama. Gejala atau tanda tercatat sebagai
kondisi utama dengan indikasi disebabkan oleh kondisi lain pilih gejala sebagai
kondisi utama. Bila dua atau lebih keluhan tercatat sebagai pilihan diagnosis
Kondisi lain :-
1. Tenaga Medis
tanggungjawab dokter (tenaga medis) yang terkait tidak boleh diubah oleh
karenanya harus diagnosis yang ada dalam Rekam Medis diisi dengan lengkap
dan jelas sesuai dengan arahan yang ada dalam buku ICD 10.
26
keakuratan kode dari suatu diagnosis yang sudah ditetapkan oleh tenaga medis.
Oleh karenanya untuk hal yang kurang jelas atau yang tidak lengkap sebelum
diagnosis tersebut.
dan rawat inap atas kerjasama tenaga medis dan tenaga kesehatan lain dimasing-
penulisan diagnosis penyakit dengan klasifikasi yang telah ditetapkan dalam ICD-
tindakan adalah pengkodean penyakit yang tidak lengkap, tidak tepat, serta tidak
tepat dan akurat jika telah sesuai dengan kondisi pasien dengan segala tindakan
yang terjadi, lengkap sesuai aturan klasifikasi yang digunakan. Bila kode
bila kategori dibagi, kode nomor pada indeks akan memberikan 4 karakter. Suatu
Dash pada posisi ke-4 (misalnya O03.-) mempunyai arti bahwa kategori telah
dibagi pada karakter ke-4 yang dapat ditemukan dengan merujuk ke daftar tabular.
Sistem Dagger (+) dan Assterisk (*) mempunyai aplikasi pada istilah yang akan
(1) Kesalahan dalam membaca diagnosis yang terdapat dalam rekam medis,
(2) Kesalahan dalam menentukan diagnosis utama yang dilakukan oleh dokter
(4) Kode diagnosis atau tindakan tidak valid atau tidak sesuai dengan isi dalam
rekam medis
medis
1. Volume ICD-10 :
a. Volume 1 adalah daftar tabulasi yang berupa daftar alfanumerik dari penyakit
dan kelompok penyakit beserta catatan inclusion dan exlusion dan beberapa
c. Volume 3 berupa index abjad dari daftar tabulasi volume 1, dan terdiri dari:
sifat cedera akibat kontak dengan pelayanan kesehatan dan faktor yang
3) Bagian II adalah daftar abjad sebab luar cedera morbiditas dan mortalitas.
Jumlah Bab ICD 10 volume 2 terbitan Word Health Organization (2004), ICD
eksternal lain
3. Alfanumerik
4. Blok kategori
Pada setiap bab dibagi dalam beberapa blok, dimana setiap blok kemudian
5. Kategori 3 karakter
Karakter pertama dari kode adalah karakter abjad yang diikuti oleh 2 angka.
6. Kategori 4 karakter
memberi tanda baca, simbol dan istilah yang harus dimengerti dengan jelas.
Sehingga harus merujuk pada pemberian kode konvensi dan tanda baca yang
1. Parentheses ( )
2. Square brackets []
3. Colon (:)
Tanda baca titik dua (:) mengikuti kata dari rubrik yang penulisan sebutan
istilah belum lengkap, memerlukan 1 atau lebih dari satu kata tambahan untuk
Appendicitis :
- Chronic
- Recurent
4. Brace ( })
Tanda kurung besar digunakan dalam istilah inclusion dan exclusion untuk
menunjukkan bahwa baik kata terdahulu maupun kata sesudahnya adalah istilah
32
lengkap.
jenis tertentu dari kondisi yang tercantum dalam rubrik tersebut, bila saja terdapat
Berarti cedera yang tak dispesifikasikan dari bahu atau cedera lengan atas yang
Kasus karakter ke-4 dari suatu sub kategori diberi tanda – (dash) setelah tanda
.(point). Tanda .– menunjukkan bahwa ada karakter ke-4 dan harus dicari
Sistem kode rangkap dari kombinasi kode melalui tambahan kode dagger (†)
dan asteris (*) telah digunakan pada ICD 10, sehingga penjelasan kondisi dalam
istilah yang mendasari penyebab atau etiologi (†) dan manifestasi (*). Prinsip dari
ICD-10 adalah kode dagger (†) yaitu kode primer dan harus selalu digunakan
untuk kondisi tunggal dan kode asteris (*) tidak pernah digunakan sendirian.
a. See (lihat)
Contoh : Ingestion
Pemberi kode harus merujuk ketempat lain dalam indeks. Jika pernyatan kode
11. Include
juga dipakai untuk kondisi yang berbeda atau sinonimnya yang bukan sebagai
12. Exclude
Exclude (tidak termasuk) menunjukkan kode ditempat lain, kode yang benar
adalah kode yang diberi tanda kurung () yang mengikuti istilah tersebut.
Exclude :Mesothelioma(C45.-
No. 40 Tahun 2004 Tentang SJSN dan UU No. 24 Tahun 2011 Tentang BPJS.
kepada Presiden. BPJS Kesehatan berkedudukan dan berkantor pusat di Ibu Kota
Negara RI. BPJS Kesehatan memiliki kantor perwakilan di provinsi dan kantor
(2) Menempatkan dana jaminan sosial untuk investasi jangka pendek dan jangka
(3) Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan Peserta dan Pemberi
fasilitas kesehatan yang mengacu pada standar tariff yang ditetapkan oleh
Pemerintah.
Kesehatan Nasional). JKN ini yang nantinya memberikan sumber daya bagi
tentu ada fitur-fitur tambahan yang menghiasi program ini, sehingga lebih dapat
pemberian jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap
peserta atau anggota keluarganya. Terdapat 2 (dua) pengertian tentang BPJS yang
pertama BPJS Kesehatan dan yang kedua BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Kesehatan
kesehatan khususnya milik pemerintah dan sebagian milik swasta yang telah
Tahun 2011).
2.7 Morbiditas
dapat dinyatakan pada orang yang sakit atau episode. Morbiditas adalah cakupan
kondisi penyakit, cedera dan alasan kontak dengan pelayanan kesehatan, termasuk
36
screening dan upaya pencegahan. Pemberian kode biasanya berkaitan dengan satu
sebagai satu periode perawatan pasien atau kontak (atau kontak beruntun dalam
satu jangka waktu tertentu) dengan praktisi kesehatan dalam kondisi yang sama
Ada dua cara dalam memberikan kode kondisi penyakit yaitu hanya memilih
keterbatasan sumber daya manusia atau karena yang diperlukan hanya perolehan
data yang lebih sederhana sesuai kebutuhan. Penentu kode (coder) harus
memperhatikan atas kode tunggal (single condition coding) yaitu harus memilih
coder tidak menjumpai kesulitan. Dalam memilih keluhan utama pasien yang
1. Secara Umum
menyeleksi kondisi utama dan kondisi lain dalam masing – masing periode
perawatan. Catatan yang lengkap, penting untuk manajemen pasien yang baik dan
merupakan data berharga bagi data epidemiologi dan stastistik tentang morbiditas
pasti, maka informasi yang paling spesifik dan kondisi yang diketahui
Periode perawatan atau kontak dengan fasilitas kesehatan tidak selalu berkaitan
dengan pemeriksaan atau perawatan penyakit yang saat ini terjadi, tetapi dapat
terjadi pada seseorang yang tidak sakit menerima pelayanan kesehatan maka
detail dari kondisi yang ada harus dicatat sebagai kondisi utama.
5. Kondisi ganda
luka ganda, maka kondisi yang paling parah dan membutuhkan sumber daya lebih
besar dianggap sebagai kondisi utama, apabila tidak ada kondisi yang lebih
dominan maka kalimat luka multiple atau fraktur multiple dapat digolongkan
Kondisi seperti cedera, keracunan atau akibat penyebab luarnya tercatat maka
residual disuatu penyakit disaat ini sudah tidak ada, maka sequele tersebut harus
dijelaskan dan disebutkan asal – usulnya bersama dengan bukti bahwa penyakit
rawat inap dan rawat jalan di rumah sakit yang dilaporkan setiap tahun. Kegiatan
masuk, dan tanggal keluar, diagnosis, penyebab luar cidera dan keracunan, operasi
masuk dan tanggal keluar, cara melahirkan, diagnosis utama, masa getasi, operasi
atau tindakan, keadaan keluar rumah sakit, tanggal melahirkan, paritas, dan
Morbiditas untuk bayi lahir di rumah sakit isinya mencakup tanggal masuk dan
keluar pasien, tanggal lahir bayi, berat lahir, keadaan lahir, diagnosis utama, dan
based yang diperoleh melalui studi morbiditas dan faciality based data yang
pasien rawat inap yang dikelompokkan menurut daftar tabulasi dasar untuk
yaitu formulir untuk data keadaan morbiditas pasien rawat inap yang merupakan
formulir rekapitulasi dari jumlah pasien keluar rumah sakit (hidup dan mati) untuk
40
menjadi dasar dalam pembuatan ranking 10 besar penyakit yang ada dalam
yaitu Direktur Rumah Sakit, Wakil Direktur Rumah Sakit, Kepala Bagian atau
Kepala Bidang, Kepala Instalasi, Kepala Sub Bagian, dan Medis. Laporan
Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan, Pemasok obat dan alat Kesehatan
(Rustiyanto, 2010).
Pelaporan morbiditas pasien rawat inap berfungsi sebagai salah satu alat
pertanggungjawaban dari pihak yang satu kepada pihak yang lain, sebagai alat
harus memenuhi beberapa kriteria laporan berkualitas antara lain yaitu : (1)
Laporan harus benar dan objektif, (2) informasi yang dituangkan harus erat
hubungannya dengan masalah yang akan dikemukakan, (3) laporan harus jelas
dan cermat, (4) pembuat laporan harus menempatkan dirinya pada kedudukan
pembaca, maksudnya adalah dia sendiri harus benar-benar mengerti baik materi
41
dan susunan kalimatnya, (5) laporan harus langsung mengenai sasaran, (6) laporan
harus singkat, tepat, padat dan jelas, (7) laporan harus lengkap, laporan yang
lengkap harus mencakup segala segi dari masalah yang dikemukakan, uraiannya
masalah yang akan dilaporkan, (2) mempunyai minat, kesanggupan objektif, teliti,
yang baik, (5) menggunakan kata dan istilah yang sederhana, jelas, dan mudah
Sakit
informasi medis yang ada dalam Rekam Medis pasien. Kelengkapan informasi
pasien, data pemeriksaan penunjang medis, serta data diagnosis medis pasien.
morbiditas rumah sakit, pelaporan morbiditas dibuat dengan dasar dari indeks
menyusun indeks penyakit dan pembuatan laporan morbiditas pasien rawat inap.
Oleh karena itu maka kode diagnosis pasien sangat menentukan akurat dan
3. Petugas pelaporan
morbiditas rumah sakit sesuai dengan data yang ada dilapangan. Pengetahuan,
Morbiditas
informasi medis yang ada dalam rekam medis pasien. Dari kelengkapan informasi
medis tersebut akan dijadikan sebagai acuan dalam mengcoding diagnosis suatu
kode diagnosis pasien rawat inap yang akurat juga perlu memperhatikan informasi
hasil pemeriksaan dan lembar konsultasi. Dalam pemberian kode diagnosis tidak
hanya didasarkan pada ringkasan masuk dan keluar akan tetapi lembar lembar lain
lembar lembar tersebut harus dipastikan lengkap saat proses assembling (Suheri,
2016).
Morbiditas
menyusun indeks penyakit dan pembuatan laporan morbiditas pasien rawat inap.
dokter, dan tenaga kesehatan lainnya serta petugas perekam medis selaku pemberi
dan keakuratan kode diagnosis sangat berperan penting terhadap keakuratan data
pelaporan morbiditas penyakit. Apabila kode diagnosis tidak akurat maka data
pelaporan morbiditas tidak akurat karena data morbiditas bersumber dari kode