Anda di halaman 1dari 5

Bab 1 Pendahuluan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi Wireless Sensor Network (WSN) yang kini semakin berkembang


mengakibatkan banyaknya piranti WSN digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk
menjawab kebutuhan tersebut Internet Engineering Task Force (IETF) merilis standar
6LoWPAN (IPv6 Low Power and Lossy Network). 6LoWPAN merupakan lapisan adaptasi
protocol IPv6 pada WSN. IPv6 adalah protokol yang telah dewasa dan kini digunakan pada
jaringan internet. IPv6 menggunakan konfigurasi alamat 128 bit sehingga dapat menyediakan
alamat logika 340.282.366.920.938.463.463.374.607.431.770.000.000 buah alamat. IPv6
diproyeksikan akan menggantikan IPv4 yang kini pengalamatannya sudah habis. Dengan
menggunakan IPv6, WSN dapat berkomunikasi langsung dengan jaringan internet di seluruh
dunia tanpa harus dengan translasi alamat yang rumit. Penggunaan IPv6 pada WSN menjadi
inovasi penting untuk menyongsong era Internet of Things.
Di saat yang bersamaan Task Group IETF, Routing Over Low Power and Lossy Networks
(ROLL) merilis protokol routing Routing for Low Power and Lossy Networks (RPL) yang
sering disebut “Ripple” sebagai routing protokol standard 6LoWPAN. RPL didesain untuk
memenuhi kriteria WSN yaitu: setiap nodenya memiliki daya prosessor terbatas, memory
rendah, konsumsi energi yang sedikit dan layanan low data rates. Untuk mengurangi update
informasi dan routing overhead, RPL menggunakan algoritma Trickle Timer sebagai
pewaktuan pengiriman update informasi routing secara adaptif. Trickle Timer bekerja dengan
melipatgandakan (doubling) interval pengiriman update routing ketika pengiriman
sebelumnya terdeteksi telah diterima dengan baik, hal ini karena jaringan dianggap telah
stabil dan tidak memerlukan update informasi routing yang sering[41]. Dengan
menggunakan algoritma ini, routing overhead dapat diminimalkan khususnya pada jaringan
yang stabil untuk durasi pemakaian yang lama. Akan tetapi pada penelitian sebelumnya[28],
RPL tidak menunjukan performa yang baik pada kondisi node-nodenya yang mobile.
Penurunan perrforma ini diakibatkan algoritma Trickle Timer yang mengharuskan node
menunggu lebih lama sebelum menyadari bahwa koneksi telah terputus. Hal ini kemudian
mengakibatkan terjadinya loop dan packet loss.
Meskipun WSN pada awalnya tidak hanya didesain untuk jaringan dengan node-node
yang statis saja, mobilitas menjadi tantangan yang dihadapi, terutama dalam hal konektivitas,
1
Bab 1 Pendahuluan

coverage dan konsumsi daya[46]. Disisi lain, ada banyak aplikasi teknologi WSN yang
membutuhkan dukungan mobilitas seperti aplikasi pemantau kesehatan manusia atau
pemantau aktivitas piranti otomatis dan robotika. Beberapa penelitian sebelumnya telah
dilakukan, diantaranya; sistem monitoring kesehatan pada pasien rumah sakit[16], monitoring
tanda vital petugas di area kerja berbahaya[8,44], home automation[4,30,49], sensor pada
kendaraan[7,25,37], mobilitas secara umum[51,52], robot pada industi dan smart grid[13].
Penelitian tersebut menunjukan bahwa terdapat banyak aplikasi WSN yang memerlukan
mobilitas.
Pada tugas akhir ini, dilakukan studi mengenai routing protocol RPL dan
modifikasinya untuk digunakan pada mobilitas dengan kecepatan manusia sehingga dapat
membantu aktivitas manusia sehari-hari. Pada penelitan sebelumnya, diketahui bahwa
pengukuran RSSI dapat membantu node untuk segera melakukan handover, diantaranya
Guangcheng dan Xiaodong[18] yang mengembangkan routing dengan probabilitas
oportinistik berdasarkan RSSI pada WSN, dan Abderrezak Rachedi[32] yang menggunakan
degradasi nilai RSSI untuk mendeteksi pergerakan node, serta O. Gaddour et. Al.[38] yang
menggunakan level-level RSSI yang disebut dengan mekanisme “Corona” untuk optimisasi
pada mobilitas. Untuk itu pada tugas akhir ini dilakukan modifikasi RPL menggunakan fitur
pengukuran RSSI yang terdapat pada modul sistem operasi Contiki. Pengukuran parameter
performansi dilakukan meliputi packet delivery ratio, konsumsi energi, end-to-end delay dan
normalized routing overhead. Namun karena keterbatasan motes yang ada, maka penelitian
dilakukan dengan simulasi menggunakan sistem operasi Contiki 2.7 dan Cooja Network
Simulator.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah:


1. Bagaimana komunikasi IPv6 pada jaringan IEEE 802.15.4 ini dapat berlangsung?
2. Apa keunggulan teknologi Wireless Sensor Network-6LoWPAN dengan teknologi
sebelumnya?
3. Bagaimana sistem pemrograman yang ada pada Contiki sebagai sistem operasi yang
digunakan?
4. Bagaimana karakterisitik kerja routing protocol RPL pada jaringan WSN berbasis
6LoWPAN?

2
Bab 1 Pendahuluan

5. Bagaimana performansi routing protocol RPL pada topologi yang dinamis karena
mobilitas?
6. Bagaimana analisis modifikasi routing protocol RPL untuk meningkatkan performa
RPL di scenario mobilitas.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam pembuatan Tugas Akhir ini adalah:


1. Melakukan studi analisis mengenai teknologi 6LoWPAN sebagai teknologi
terbaruWireless Sensor Network.
2. Melakukan studi analisis Wireless Sensor Network dengan RPL sebagai routing
protokolnya pada kerangka mobilitas yang sesuai dengan model mobilitas manusia
secara umum.
3. Meningkatkan performasi routing RPL dengan melalukan modifikasi protokol agar
dapat digunakan pada kondisi mobilitas manusia.

1.4 Batasan Masalah

Dalam penelitian Tugas Akhir ini terdapat beberapa hal yang harus dibatasi untuk
memberi fokus kerja pada objek yang dikerjakan, diantarnya :
1. Node yang diemulasikan dan disimulasikan berbasis system operasi Contiki.
2. Jumlah node yang digunakan adalah 10, 20, 30, 40, dan 50 mobile node.
3. Area simulasi yang digunakan adalah 500 x 500 (dalam meter).
4. Motes yang disimulasikan dan diemulasikan adalah TMote Sky, Tmote Sky
digunakan mote pertama dan compatible dengan semua modul pada Contiki OS[2].
5. Simulasi dilakukan dengan Cooja Network Simulator yang merupakan simulator dan
emulator ContikiOS.
6. Rugi-rugi propagasi yang disimulasikan adalah Friis Model Free Space Loss.
7. Lingkungan radio simulasi yang digunakan Directed Graph Radio Medium (DGRM).
8. Model mobilitas yang digunakan adalah Random Waypoint Mobility Model (RWP),
Random Walk Model (RWK) dan Self Least-Action Human Walk Model (SLAW).
9. Kecepatan mobilitas maksimum yang digunakan adalah kecepatan berjalan cepat
rata-rata manusia maksimal 1,8 m/s.

3
Bab 1 Pendahuluan

10. Parameter performansi yang diukur dan dianalisis adalah packet delivery ratio, end-
to-end delay, normalized routing overhead, dan konsumsi energi.

1.5 Metode Penelitian

Metode yang digunakan untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini adalah eksperimental
dengan tahapan penelitian sebagai berikut:
1. Studi Literatur
Pada tugas akhir ini, studi literatur dilakukan dengan mempelajari teori dasar
mengenai sistem 6LoWPAN dengan WSN generasi sebelumnya, Routing Protokol
RPL, mempelajari konfigurasi pada sistem operasi Contiki, mempelajari sistem dan
bahasa pemrograman Protothreads yang digunakan pada Contiki dan mempelajari
model mobilitas yang sesuai dengan mobilitas manusisa secara umum .
2. Analisis Masalah
Setelah studi literatur, selanjutnya menganalisis semua permasalahan yang ada
berdasarkan sumber-sumber yang ada dan berdasarkan pengamatan terhadap masalah
tersebut.
3. Perancangan Algoritma Modifikasi Protokol Routing
Setelah analisis masalah, selanjutnya melakukan modifikasi protokol yang sudah
ditentukan dengan memanfaatkan hasil studi literatur dan analisis masalah yang telah
dilakukan.
4. Pengujian dan Pengambilan Data
Setelah perancangan algoritma modifikasi protokol routing diselesaikan, selanjutnya
melakukan pengujian untuk mengetahui kinerja dari sistem tersebut.
5. Analisis dan Evaluasi
Setelah pengujian dan pengambilan data dilakukan, selanjutnya tahap terakhir
sebelum penyusunan buku adalah menganalisis dan mengevaluasi kinerja protokol
routing, baik sebelum modifikasi dan setelah modifikasi serta menganalisis data yang
diperoleh kemudian menyimpulkan penelelitian yang dilakukan.
6. Penyusunan Buku
Penyusunan buku Tugas Akhir dilakukan seiringan dengan penerapan hasil
perancangan, pengujian, dan analisis serta evaluasi Tugas Akhir.

4
Bab 1 Pendahuluan

1.6 Sistematika Penulisan

Secara keseluruhan Tugas Akhir ini dibagi menjadi lima bab bahasan, ditambah dengan
lampiran dan daftar istilah yang diperlukan. Penjelasan masing-masing bab adalah sebagai
berikut:
 BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang pembuatan tugas akhir, perumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, metodologi penelitian dan sistematika
penulisan.
 BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas tentang teori pendukung seperti Standar IEEE 802.15.4,
6LoWPAN, deskripsi routing protokol RPL, Sistem operasi Contiki dan simulator
Cooja beserta bahasa pemrograman yang digunakan.
 BAB III PEMODELAN SISTEM DAN SIMULASI
Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem yang terdiri dari
klasifikasi model mobilitas yang digunakan, skenario penelitian dan modifikasi
routing protokol yang dilakukan pada tugas akhir ini.
 BAB IV ANALISIS HASIL SIMULASI
Bab ini berisi tentang data-data hasil simulasi yang kemudian dilakukan analisis
untuk melihat kinerja sistem yang telah dibuat.
 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini membahas kesimpulan-kesimpulan serta saran yang dapat ditarik dari
keseluruhan tugas akhir ini dan kemungkinan pengembangan topik yang
bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai