Keywords: Material Abuse, Security in Library, perpustakaan yang berasal dari instansi
Kemendikbud Library pemerintah. Sebagai salah satu perpustakaan
ABSTRAK - Skripsi ini membahas upaya khusus, perpustakaan Kemendikbud wajib
Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan
menjaga koleksi perpustakaan dengan serius. Hal
Kebudayaan Jakarta dalam menurunkan angka
tindakan penyalahgunaan koleksi yang meliputi: ini dikarenakan pendanaan mereka berasal dari
pencurian, vandalisme, mutilasi dan peminjaman tidak
sah. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan dana negara (APBN). Saat ini perpustakaan
seluruh upaya yang dilakukan Perpustakaan Kemendikbud kurang lebih memiliki 25.506 judul
Kemendikbud untuk menurunkan dan mencegah angka
tindakan penyalahgunaan koleksi. Ada dua sistem koleksi. Pengguna yang dibolehkan meminjam
keamanan yang di terapkan, yaitu sistem keamanan
tidak hanya dari karyawan yang berasal dari
konteks khusus yang alamiah dan dengan membawa kabur secara sengaja koleksi yang
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong diinginkan tanpa menjadi anggota dan meminjam
2007, 6). koleksi melalui prosedur yang dimiliki
Dalam penelitian ini sumber data terdiri Perpustakaan Kemendikbud. Pencurian juga suka
berdasarkan sumber data primer dan sekunder. dilakukan anggota perpustakaan dengan sengaja
Sumber data primer adalah hasil dari wawancara tidak mengembalikan koleksi yang dipinjam,
dan observasi dari para informan yang terlibat sehingga dapat disebut menyatakan koleksi
secara langsung. Para informan tersebut perpustakaan Kemendikbud sebagai milikinya.
diantaranya Pustakawan Perpustakaan Vandalisme atau pencoret-coretan disetiap koleksi
Kemendikbud dan Pengguna (Users) Perpus- juga terjadi, dimana pengguna dapat sengaja atau
takaan Kemendikbud. tidak disengaja mencorat-coret atau menggaris
Sedangkan sumber data sekunder berasarl bawahi tulisan di buku dengan menggunakan
data pendukung yang digunakan seperti buku, pensil atau pulpen, selain merugikan perpustakaan
jurnal, majalah serta sumber literatur lainnya yang karena mencoret-coret yang bisa jadi koleksi
relevan dengan objek yang diteliti. langka, vandalisme koleksi juga dapat
Analisis data merupakan proses mencari dan mengganggu pengguna lain yang sedang
menyusun data secara sistematis data yang menggunakan koleksi buku tersebut.
diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi Mutilasi atau perobekan hampir terjadi
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam disetiap koleksi teks/buku perpustakaan
kategori menjabarkan sampai kepada membuat Kemendikbud, dimana pengguna secara tidak
kesimpulan sehingga mudah dipahami (Sugiyono, bertanggung jawab merobek cover buku dan
2010, 89) halaman yang mereka butuhkan, sehingga satu
Untuk menganalisisnya maka penulis judul buku dapat berkurang jumlah informasinya.
menggunakan tahapan reduksi data, penyajian Sedangkan peminjaman tidak sah sekarang-
data dan verifikasi data yang hasilnya dapat sekarang ini sudah jarang dilakukan oleh
dikumpulkan menjadi sebuah kesimpulan. Tahap pengguna maupun anggota Perpustakaan
akhir dalam pemeriksaan keabsahan data melalui Kemendikbud. Peminjaman tidak sah saat ini
triangulasi sumber. lebih sering dilakukan oleh staf Perpustakaan,
mereka seringkali memanfaatakan kesempatan
HASIL DAN PEMBAHASAN sebagai staf dengan membawa pulang koleksi
Kasus Penyalahgunaan Koleksi tanpa melewati prosedur peminajaman seperti
Berdasarkan hasil penelitian penyalah- yang dilakukan anggota lain. Sehingga pengguna
gunaan koleksi yang dialami meliputi pencurian, umum sering kebingungan karena di sistem
vandalisme, mutilasi dan peminjaman tidak sah. penelusuran koleksi yang diinginkan dalam
Pencurian yang terjadi adalah pencurian koleksi keadaan dapat dipinjam, namun saat di tinjau ke
terutama koleksi buku. Pengguna seringkali rak koleksi tersebut tidak tersedia menjadikan
Vol.3/No.2, Desember 2015, hlm. 147-154 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN 151
pengamanan terhadap koleksi. Jendela yang peminjaman, karena tattle tape tersebut harus di
terpasang tidak boleh asal terbuka, jendela yang non-aktifkan di mesin sensor yang ada di layanan
baik seharusnya memiliki penutup seperti teralis sirkulasi. Tattle tape dan security gate sejauh ini
atau kirai. Namun hal itu tidak dilakukan sudah di jalankan cukup baik namun terdapat
Perpustakaan Kemendikbud, dimana mereka kesulitan dalam mendeteksi pelaku peminjaman
membiarkan jendela tanpa ada teralis atau kirai. tidak sah yang kadang dilakukan oleh staf dinilai
Dengan adanya hal itu akan meningkatkan resiko menjadi kekurangan security gate. CCTV juga
keamanan koleksi perpustakaan. digunakan Perpustakaan Kemendikbud sudah
Penataan ruangan dalam perpustakaan dilakukan cukup baik untuk memantau kegiatan
khususnya Perpustakaan Kemendikbud juga pengguna di dalam perpustakaan dan merekam
penting dilakukan dalam rangka meningkatkan sistem keamanan, mencegah kejahatan dan
keamanan. Tetapi, hal tersebut belum dilakukan menjamin keamanan.
dengan cukup baik oleh Perpustakaan Kemen- Dengan segala manfaat CCTV untuk meng-
dikbud, itu dilihat dalam jarak yang jauh antara amankan koleksi, terdapat kekurangan dalam hal
ruangan staf dan area pembaca, sehingga monitoring, jumlah SDM yang sedikit lah yang
menyulitkan staf untuk mengawasi gerak-gerik menjadi kendala, sehingga memungkinkan tidak
pengguna di area perpustakaan. Sistem mengetahui suatu kejadian yang mencurigakan
pencahayaan yang ada di Perpustakaan yang terekam di layar CCTV. Sedangkan untuk
Kemendikbud digunakan sebagai salah satu sistem penggunaan RFID untuk mengolah dan melacak
keamanan fisik untuk mengamankan koleksi koleksi tag yang dipasangkan ke setiap koleksi
sejauh ini belum dilakukan dengan maksimal, saat ini belum tersedia dalam format CD sehingga
dimana lampu-lampu yang digunakan walaupun hanya bisa dipasang di koleksi buku.
jumlahnya banyak namun kualitasnya sudah tidak
baik. Lampu-lampu yang bertujuan untuk Sistem Keamanan Prosedural
menerangi ruangan perpustakaan terlihat temaram Layanan fotokopi disediakan untuk mencegah
atau remang-remang sehingga dinilai mengurangi pengguna untuk tidak merobek atau mencuri
jarak pandang staf dalam pengawasan maupun koleksi sehingga lebih baik untuk di gandakan
pengguna perpustakaan. sudah dilakukan dengan baik sampai saat ini.
Penambahan jumlah eksemplar koleksi khususnya
Sistem Keamanan Elektronik koleksi yang memiliki peminat atau pembaca
Tattle tape yang berupa pita tipis berwarna yang tinggi sudah dilakukan dengan baik oleh
hijau sebelumnya diselipkan di setiap koleksi. Perpustakaan Kemendikbud, salah satunya untuk
Lalu diaktifkan dan dihubungkan ke security gate. mengatasi ketidakseimbangan antara jumlah
Alarm yang ada di security gate akan menyala koleksi yang sedikit dengan banyaknya pengguna
apabila koleksi yang telah diselipkan tattle tape yang menginginkan koleksi tersebut.
melewati security gate tanpa melewati prosedur
Vol.3/No.2, Desember 2015, hlm. 147-154 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN 153
Regulasi yang diterapkam Perpustakaan pengguna, bahkan kadang dilakukan oleh staf
Kemendikbud salah satunya adalah berupa ID perpustakaan dalam kasus peminjaman tidak sah.
card sebagai jaminan peminjaman koleksi, selain Dari tindakan penyalahgunaan koleksi yang terjdi,
memberikan kartu anggota peminjam juga menimbulkan kerugian bagi Perpustakaan, seperti
diharuskan memberikan ID card seperti NPWP kerugian finansial dan kerugian sosial.
untuk dijadikan jaminan peminjaman. Apabila Dalam mencegah dan menekan angka
pengguna tidak mengembalikan koleksi yang penyalahgunaan koleksi, Peneliti menarik
dipinjam maka ID card akan terus ditahan pihak kesimpulan, Perpustakaan Kemendikbud
perpustakaan hingga pengguna mengembalikan menerapkan tiga sistem keamanan. Sistem
dengan utuh koleksi yang digunakan atau keamanan fisik, sistem keamanan elektronik dan
dipinjman. sistem keamanan prosedural. Sistem keamanan
Patroli yang dilakukan oleh staf dengan fisik meliputi pertimbangan arsitektur,
berkeliling ke seluruh area-area perpustakaan pengelolaan ruangan, sistem pencahayaan. Sistem
untuk mengawasi pengguna yang sedang mem- keamanan elektronik meliputi tattle tape, securtity
anfaatkan koleksi. Dengan adanya patroli ini dapat gate, CCTV dan RFID. Sistem keamanan
mencegah secara langsung mencegah pengguna prosedural meliputi layanan fotokopi, patroli
yang kemungkinan akan melakukan keliling, penambahan jumlah eksemplar koleksi,
penyalahgunaan koleksi. regulasi peminjaman dan pendidikan pemakai
User education atau pendidikan pemakai (user education).
berupa papan informasi dan rambu-rambu yang Dari ketiga sistem keamanan yang
lakukan Perpustakaan Kemendikbud berisi tata diterapkan oleh Perpustakaan Kemendikbud
cara bagaimana menggunakan perpustakaan peneliti berpendapat sejauh ini sudah berhasil
dengan baik dan benar serta berisi himbauan atau dalam mengurangi, mencegah, atau menekan
pesan peringatan yang berbentuk papan informasi penyalahgunaan koleksi yang sebelumnya
atau rambu-rambu yang dipasang disudut ruangan dilaporkan bahwa angkanya cukup tinggi.
yang terlihat agar selalu merawat koleksi dan Terlepas dari kekurangan yang dimiliki, ketiga
selalu menjaga barang-barang pribadi. sistem tersebut diharapkan dapat selalu berjalan
agar dapat selalu konsisten menekan angka
SIMPULAN penyalahgunaan koleksi, sehingga dapat terus
Dari penelitian ini ditemukan bahwa mengurangi kerugian-kerugian yang dialami oleh
penyalahgunaan koleksi dialami oleh perpustakaan khususnya dalam hal ini
Perpustakaan Kemendikbud. Penyalahgunaan Perpustakaan Kemendikbud.
koleksi yang terjadi seperti pencurian, vandalism,
mutilasi dan peminjaman tidak sah. Keempat
penyalahgunaan koleksi tersebut hampir sebgaian
besar dilakukan oleh pengunjung ataupun
DAFTAR PUSTAKA
Chaney, Michael & Alan F. Mac Dougall (ed).
(1991). Security and Crime Prevention in
Libraries. England: Gower Publishing.
Constantinou, Constantia. (1995). Destruction of
Knowledge: A Study of Journal Mutilation
at a Large University Library. Diakses via
https://www.ideals.illinois.edu/handle/214
2/36021/browse?value=Constantinou%2C
+Constantia&type=author pada tanggal 4
Desember 2014 pukul 13.30 WIB
Daryono. (2010). Faktor-faktor penyebab
terjadinya tindakan vandalisme koleksi
perpustakaan dan upaya pencegahannya.
Media Pustakawan
Endang Fatmati. (2007). Vandalisme di
Perpustakaan. Media Informasi.
Fjallbrant, Nancy & Ian Malley. (1978). User
Education in Libraries. England: Clive
Bingley Limited.
Kahn, B Miriam. (2008). The Library Security
and Safety Guide to Prevention, Planning
and Response. Chicago: American Library
Association.
Lexy J, Moleong. (2007). Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung. Remaja Rosdakarya
Offset.
L. Rajendran & G. Rathinasabapathy. (2007).
Role of Electronic Surveillance and
Security Systems in Academic Library.
Diakses via
http://www.igcar.gov.in/igc2004/sird/redit
2007.pdf#page=139 pada tanggal 13
November 2014 pukul 11.00.
Philip Usman Akor. (2013). Security management
for prevention of book theft in university
libraries: a case study of benue state
university library, Nigeria. Diakses via
http://digitalcommons.unl.edu/lilphilprac
pada tanggal 25 Novermber 2014 pukul
13.00.
Palmer, Martin. (2009). Making the most of RFID
in Libraries. London: Facet.
Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung. Alfabeta.
Syaikhu. Akhmad HS & Sveru Andrian Ginting.
(2011). Keamanan Koleksi Perpustakaan.
Bandung. ITB Diakses via
http://pustaka.litbang.pertanian.go.id/eng/p
ublikasi_conten.php?volumeID=pp20111p
ada tanggal 15 Juli 2014 pukul 12.30.
Wanda Listiani & Novalinda. (2007). Desain
Gedung Perpustakaan. Visi Pustaka