Anda di halaman 1dari 10

EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM LAYANAN TERTUTUP

DI PERPUSTAKAAN SOEMAN HS PADA MASA PADEMI COVID 19

Oleh:

VICHA ROSALIA, S.Sos


PUSTAKAWAN MUDA
NIP. 19840127 201001 2 012

Febiyana Syadila1 dan Gustina Erlianti2


email: febiyanasyadila17@gmail.com1, gustinaerlianti@fbs.unp.ac.id2
Prodi Perpustakaan dan Ilmu Informasi
Universitas Negeri Padang

ABSTRAK
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
observasi dan wawancara. Penelitian ini membahas mengenai efektivitas penerapan sistem
layanan tertutup di Perpustakaan Soeman Hs Provinsi Riau pada masa pandemi covid-19.
Tujuan penelitian ini untuk mengkaji dan mendeskripsikan efektivitas, kendala, upaya,
kelebihan dan kekurangan dari penerapan sistem layanan tertutup di Perpustakaan Soeman
Hs Provinsi Riau. Hasil penelitian adalah bahwa penerapan sistem layanan tertutup di
Perpustakaan Soeman Hs Provinsi Riau tidak efektif dikarenakan petugas yang mencari
koleksi sehingga pemustaka tidak puas akan informasi yang diperoleh, lambatnya
memperoleh koleksi, dan juga karena jumlah kunjungan pemustaka terbatas. Dalam hal ini
pihak perpustakaan terus berusaha untuk memenuhi kebutuhan pemustaka dengan memahami
dan terus mencari referensi atau materi yang berkaitan dengan kebutuhan pemustaka
meskipun terkadang tidak sesuai dengan keinginan mereka. Selain itu, dalam hal kesehatan
penerapan sistem layanan tertutup pada masa pandemi ini dapat memutuskan rantai
penyebaran covid-19 di perpustakaan.

Kata kunci: efektivitas; layanan tertutup; perpustakaan; pemustaka

A. PENDAHULUAN
Perpustakaan merupakan salah satu sarana yang membantu mencerdaskan bangsa.
Perpustakaan merupakan wadah penyedia informasi ilmu pengetahuan yang menjadi tempat
menyimpan, menciptakan, menganalisis, dan menyebarluaskan informasi kepada khalayak
umum. Perpustakaan adalah suatu kesatuan unit kerja yang terdiri dari beberapa bagian
seperti bagian pengembangan koleksi, bangian pengolahan koleksi, bagian pelayanan
pengguna, dan bagian pemeliharaan sarana dan prasarana (Rahayuningsih, 2007: 1). Hakikat
perpustakaan adalah mampu memberikan informasi secara efisien dan efektif sesuai dengan
kebutuhan pemustaka (Cholilah, 2013: 3). Oleh karena itu perpustakaan tidak luput dari ciri
utamanya, yaitu memberikan layanan kepada pemustaka dengan semaksimal mungkin.
Layanan perpustakaan merupakan suatu kegiatan utama di setiap perpustakaan yang
berhubungan langsung dengan masyarakat dan menjadi tolak ukur keberhasilan suatu
perpustakaan tersebut. Dengan adanya layanan perpustakaan yang baik maka perpustakaan
akan mendapatkan citra yang baik pula di mata masyarakat. berhasil atau tidaknya misi suatu
perpustakaan tergantung bagaimana layanan perpustakaan terhadap masyarakat. Layanan
perpustakaan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh pustakawan untuk memberikan layanan
koleksi, fasilitas dan jasa perpustakaan agar dapat dimanfaatkan dan diberdayakan secara
optimal oleh masyarakat (Fibriyanti & Murtinigsih, 2013: 160).

Tugas utama perpustakaan adalah mengoptimalkan layanannya. Menurut Sutarno


( 2006: 91) tugas utama perpustakaan adalah berpean penting dalam melaksanakan tugas dan
fungsi penyelenggaraan perpustakaan dengan cara (1) menghimpun, menyediakan, mengolah,
mengemas, dan memilhara koleksi siap pakai, serta sarana informasi lainnya yang sesuai
dengan kebutuhan perpustakaan dan masyarakat; (2) mendayagunakan koleksi, berupaya
penyediaan system layanan, penyiapan tenaga manusia, penyediaan sarana dan prasarana,
serta menginformasikan atau mempromosikan koleksi dan jasa kepada masyarakat; (3)
melaksanakan layanan kepada masyarakat pemakai, termasuk memberikan informasi tentang
konsep perpustakaan, bimbingan kepada pemakai yang menemui kesulitan mengakses
sumber informasi.
Ada dua jenis sistem layanan perpustakaan menurut Hafiah (2009: 20) yaitu layanan
terbuka dan layanan tertutup. Pada sistem layanan terbuka, pemustaka dipersilsahkan masuk
ke ruangan dan bisa mencari dan mengambil koleksi yang dibutuhkan di rak yang tersedia
sendiri tanpa bantuan pemustaka, sedangkan sistem layanan tertutup pemustaka tidak dapat
secara langsung masuk dan mencari atau mengambil koleksi yang diinginkan, dalam sistem
layanan tertutup ini pemustaka dibantu oleh pustakawan untuk memperoleh koleksi yang
dibutuhkan. Jenis-jenis sistem layanan yang diberikan perpustakaan ini tidak selalu sama .
Hal ini disesuaikan dengan keadaan dan kondisi perpustakaan. Sama halnya dengan kondisi
dunia sekarang ini, yaitu merebaknya virus corona atau disebut juga dengan covid-19 yang
membahayakan masyarakat.

Virus corona adalah keluarga besar virus yang menyebabkan infeksi saluran
pernapasan atas ringan hingga berat, yang mulanya sama seperti penyakit flu. Beberapa jenis
dari virus corona bisa menimbulkan penyakit yang serius. Indonesia masih bergelut melawan
virus corona atau covid-19 ini. Jumlah kasus terus bertambah dengan melaporkan
kesembuhan dan tak sedikit yang meninggal. Usaha penangangan dan pencegahan terus
dilakukan untuk melawan virs corona (Ari Fadli, 2020: 1-2). Oleh karena itu, untuk memutus
rantai penyebaran covid-19 Perpustakaan Soeman HS Provinsi Riau menerapkan sistem
layanan tertutup pada masa pandemi covid-19 ini. Namun, layanan yang diterapkan ini belum
tentu efektif karena biasanya Perpustakaan Soeman HS menerapkan sistem layanan terbuka.

Efektivitas merupakan pencapaian tujuan secara tepat dari serangkaian alternatif dari
beberapa pilihan lainnya. Layanan yang efektif merupakan layanan yang sesuai dengan
keinginan pemustaka, pemustaka merasa jika kebutuhannya terpenuhi dan merasa puas maka
layanan di suatu perpustakaan bisa disebut dengan layanan yang efektif. Berdasarkan latar
belakang tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas
layanan tertutup yang diterapkan oleh Perpustakaan Soeman HS, kendala apa yang dihadapi
saat menerapkan sistem layanan tertutup, upaya dalam mengatasi kendala tersebut, serta
kelebihan dan kekurangan dalam menerapkan sistem layanan tertutup.

B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Perpustakaan
Perpustakaan merupakan wadah penyedia informasi yang berbentuk gedung,
ruangan berguna untuk menunjang ilmu pengetahuan masyarakat. Perpustakaan berasal
dari kata dasar pustaka (Wiji Suwarno, 2010: 11). Menurut Sulistyo-Basuki (1991: 3)
perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah Gedung, ataupun Gedung itu sendiri
yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang disimpan menurut tata
susunan tertentu yang digunakan untuk pembaca, bukan untuk dijual. Sedangkan, Lasa Hs
dalam (Pratidina, 2013: 9) mengatakan bahwa perpustakaan merupakan sistem informasi
yang di dalamnya terdapat aktivitas pengumpulan, pengolahan, pelestarian, pengawetan,
penyajian dan penyebaran informasi. Perpustakaan merupakan suatu instansi yang
mengelola materi perpustakaan yang diorganisir secara sistematis dengan atura baku,
dilayankan untuk kepentingan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi
para penggunanya (Nasional, 2009: 2).
Berdasarkan pengertian perpustakaan yang telah diuraikan di atas dapat
disimpulkan bahwa perpustakaan merupakan suatu instansi maupun sistem informasi
yang menyediakan, menciptakan, menganalisis, menyajikan, dan menyebarkan informasi
kepada masyarakat dan memberikan pelayanan yang secara efektif untuk masyarakat
guna meningkatkan ilmu pengetahuan dan wawasan masyarakat tersebut dan
menciptakan citra yang baik bagi masyarakat untuk perpustakaan. Perpustakaan berfungsi
untuk penelitian, pendidikan, pelestarian, dan rekreasi pemustaka.
2. Layanan Tertutup
Sistem layanan tertutup adalah sistem layanan perpustakaan yang anggota atau
pemustaka tidak diperbolehkan menelusuri dan mengambil sendiri buku-buku yang
dibutuhkannya ke ruang koleksi, dalam hal ini pemustaka dibantu oleh pustakawan
dalam mengambil dan mencari koleksi yang dibutuhkan tersebut (Rahmah, 2018: 14).
Pedoman untuk mengatur sistem layanan tertutup menurut Imran Berawi antara
lain adalah:
a. Penataan koleksi perpustakaan pada system tertutup tidak harus ditata secara
sistematis menurut urutan klasifikasi. Nomor urut lebih memungkinkan
pengambilan dan pengembalian dengan cepat.
b. Rambu-rambu petunjuk arah kurang diperlukan, karena yang bekerja di dalam
koleksi hanya petugas yang sudah hafal betul posisi buku atau bahan pustaka.
Kecuali petugas yang bekerja kurang memahami koleksi, maka rambu-rambu
petunjuk arah diperlukan.
c. Tata ruang, berhubung pengunjung tidak boleh masuk, ruang koleksi
dipisahkan dari pengunjung. Hal ini dilakukan untuk keamanan koleksi, dan
tenaga pengawas dapat dikurangi.
d. Katalog perpustakaan sangat vital karena perpustakaan satu-satunya alat untuk
mencari dan menemukan pustaka yang ingin dibaca dan dipinjam.
Perpustakaan yang menerapkan sistem layanan tertutup tidak mungkin tanpa
katalog (Benawi, 2012: 53-54).
Kelebihan sistem layanan tertutup adalah sebagai berikut.
a. Memungkinkan susunan rak dipersempit antara satu dengan yang lainnya,
sehingga menghemat ruang untuk penyimpanan koleksi.
b. Susunan koleksi di rak lebih teratur, tidak mudah rusak karena yang mengambil
dan mengembalikan koleksi adalah petugas.
c. Keamanan koleksi bisa dijamin (Rochmah, 2016: 289).
Adapun kelemahan adri sistem layanan tertutup adalah:
a. Prosedur peminjaman tidak bisa cepat karena harus menunggu giliran dilayani
bila antrian panjang.
b. Sejumlah koleksi tidak pernah disentuh atau dipinjam.
c. Petugas banyak mengeluarkan energi untuk melayani pengunjung.
d. Peminjam sering tidak puas apabila koleksi tida sesuai denga napa yang
dibutuhkan (Rochmah, 2016: 289-290).
3. Covid-19
COVID-19 merupakan virus yang berbahaya. Terdapat kurang lebih 200 negara
dari berbagai belahan dunia yang telah terjangkit virus ini (Ilpaj & Nurwati, 2020: 16).
Covid-19 atau virus corona adalah penyakit yang disebabkan oleh virus severe acute
respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Covid-19 dapat menyebabkan
gangguan sistem pernapasan, mulai dari gejala yang ringan seperti flu, hingga infeksi
paru-paru, seperti pneumonia (Alodokter, 2020).
Virus corona dapat menyebar seperti virus lainnya, seperti kontak fisik dengan
orang yang terinfeksi, yaitu:
a. Percikan air liur pengidap (batuk dan bersin).
b. Menyentuh tangan atau wajah orang yang terinfeksi.
c. Menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah memegang barang yang terkena
percikan air liur pengidap virus corona.
d. Tinja atau fases (Halodoc, 2020).
Rata-rata gejala yang timbul setelah 2-14 hari setelah virus pertama masuk ke
dalam tubuh. Cara terbaik untuk menghindari corona virus adalah melakukan tindakan
pencegahan dan patuh terhadap protokol kesehatan yang ditetapkan. CDC menyarankan
setiap orang sebaiknya melakukan beberapa tindakan, yaitu:
a. Rutin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir selama 20 detik.
b. Apabila tidak tersedia air dan sabun, tangan dapat dibersihkan dengan
menggunakan pembersih berbahan alcohol seperti handsanitizer.
c. Hindari menyentuh hidung, mata, atau mulut terutama bila tangan masih kotor.
d. Hindari kontak fisik dengan orang yang sedang sakit.
e. Tetaplah di rumah bila sedang sakit.
f. Tutup lah mulut dengan tisu atau dengan menekuku siku saat batuk atau bersin.
g. Hindari kontak dengan hewan ternak secara langsung.
h. Hindari berpergian, terutama ke daerah kasus infeksi virus corona.
i. Hindari mengonsumsi daging yang belum matang sempurna (Klik Dokter, 2020).

A. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurut


Imam Gunawan (2013) bertujuan untuk mengembangkan konsep sensitivitas pada masalah
yang dihadapi, menerangkan realitas yang berkaitan dengan teori dari bawah dan
mengembangkan pemahaman akan satu atau lebih dari fenomena yang dihadapi.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Instrumen penelitian
meliputi peneliti sendiri, narasumber, dan pertanyaan yang ditulis untuk wawancara.

B. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Efektivitas Layanan Tertutup di Perpustakaan Soeman Hs Provinsi Riau
Layanan yang diberikan oleh Perpustakaan Soeman Hs pada umumnya sebelum
masa pandemi covid-19 ini adalah layanan terbuka, di mana pemustaka dapat memilih
dan meminjam koleksi yang dibutuhkan sendiri. Layanan tertutup hanya untuk koleksi
tertentu saja, seperti pada layanan referensi yang memuat koleksi-koleksi hanya dibaca
ditempat. Namun, dikarenakan covid-19 ini, untuk mencegah dan memutuskan rantai
penyebarannya Perpustaakaan Soeman Hs Provinsi Riau menerapkan sistem layanan
tertutup.
Berdasarkan observasi dan wawancara dengan narasumber, dilihat dari selama
penerapan sistem layanan tertutup yang dilakukan oleh Perpustakaan Soeman Hs
Provinsi Riau pada saat pandemi covid-19 ini tidak efektif. Perpustakaan umum seperti
Perpustakaan Soeman Hs ini sebenarnya harus memberikan layanan kepada masyarakat
sesuai dengan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dengan adanya sistem
layanan tertutup ini, tentunya pemustaka tidak puas akan koleksi yang dicari. Biasanya
pada sistem layanan terbuka, pemustaka dapat memilih koleksi sesuai dengan keinginan
mereka. Misalkan tidak ada materi atau pembahasan informasi yang dicari, mereka bisa
mencari buku lain yang berkaitan dengan materi yang dicari sebelumnya. Sementara
pada masa pandemik ini, petugas yang mencarikan koleksi. Hal ini menyebabkan
terbatasnya informasi yang didapat sehingga pemustaka tidak puas akan informasi yang
mereka butuhkan, karena pada umumnya kepuasan itu tercipta apabila pemustaka
mencari atau informasi yang dibutuhkan dengan sendirinya.

2. Kendala serta Upaya dalam Penerapan Sistem Layanan Tertutup di


Perpustakaan Soeman Hs Provinsi Riau
Kendala dalam penerapan sistem layanan tertutup ini membuat perpustakaan
tidak dapat memberikan layanan prima kepada pemustaka. Dalam sistem layanan
tertutup ini petugas menyediakan kertas kecil dan pena di meja bagian opac, setelah
pemustaka mencari koleksi pada opac mereka menuliskan judul, pengarang, nomor
panggil koleksi (maksimal empat buku) pada kertas kecil tersebut dan memberikan
kepada petugas layanan umum/informasi. Setelah itu petugas memfoto kertas tersebut
dan mengirimkan via whatsapp group sehingga petugas yang berada di bagian koleksi
mencari koleksi yang dibutuhkan oleh pemustaka. Hal ini membuat pemustaka harus
menunggu, dan kecepatan memperoleh informasi yang biasanya cepat menjadi lambat.
Selain itu, keterbatasan informasi yang diperoleh tidak memuaskan pemustaka.
Kemudian, dalam sistem layanan tertutup ini jumlah kunjungan pemustaka terbatas.
Dalam mengatasi berbagai kendala tersebut, perpustakaan pada masa pandemic
ini berusaha untuk terus mencari informasi apa yang dibutuhkan oleh pemustaka,
walaupun terkadang tidak sesuai dengan keinginan mereka setidaknya perpustakaan
memberikan referensi dan materi yang berkaitan dengan informasi yang mereka
butuhkan selama ini. Tuntuan akan informasi pada saat ini sangat penting bagi
masyarakat, oleh karena itu perpustakaan berperan dan berusaha untuk memenuhi
kebutuhan pemustaka walaupun terkadang tidak semnuanya sesuai dengan keinginan
mereka.
3. Kelebihan dan Kekurangan dalam Penerapan Sistem Layanan Tertutup di
Perpustakaan Soeman Hs Provinsi Riau
Berbicara mengenai kelebihan pada layanan tertutup ialah koleksi yang turun atau
keluar tidak terlalu banyak, susunan koleksi di rak tidak berantakan yang biasanya pada
sistem terbuka pemustaka dibebaskan untuk mencari koleksi sehingga berantakan.
Selain itu, koleksi tidak cepat rusak, karena perpustakaan terkadang hanya menurunkan
koleksi dua atau tiga koleksi yang dibutuhkan oleh pemustaka. Kemudian, dalam hal
kesehatan pada masa pandemi ini, kelebihan yang diperoleh dengan menerapkan sistem
layanan tertutup ini dapat memutuskan rantai penyebaran covid-19 di perpustakaan.
Sedangkan kekurangannya berada pada pemustaka itu sendiri, hal ini berarti
pemustaka tidak puas akan informasi yang dibutuhkan karena dicari oleh petugas.
Selain itu, tingkat kunjungan yang turun drastis tidak seperti biasanya karena efek
pandemi covid-19. Kemudian, pada sistem layanan tertutup ini perpustakaan tidak
memperkenankan membaca di tempat dan hanya diperbolehkan meminjam dan
mengcopy sebentar. Hal ini membuat fungsi perpustakaan sebagai tempat rekreasi dan
edukasi berkurang, yang mana biasanya di perpustakaan dapat belajar sambil
berdiskusi, berekreasi. Sementara pada masa pandemic ini pemustaka hanya sebentar
saja di perpustakaan, pemustaka hanya diperkenankan untuk meminjam dan tidak untuk
membaca di tempat sehingga membuat pemustaka tidak puas akan layanan tersebut.

C. KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, sistem layanan tertutup yang diterapkan di
Perpustakaan Soeman Hs Provinsi Riau tidak efektif dikarenakan terdapat beberapa kendala
dalam menerapkannya. Hal ini juga dikarenakan Perpustakaan Soeman Hs merupakan
Perpustakaan umum yang biasanya memberikan layanan prima dan memberikan kepuasan
kepada pemustaka namun sekarang dikarenakan covid-19 perpustakaan harus menerapkan
sistem layanan tertutup dan membuat pemustaka merasa tidak puas akan layanan yang
diberikan. Dikarenakan petugas yang mencari koleksi, kecepatan dalam memperoleh
informasi pemustaka menjadi lambat, sehingga pemustaka harus menunggu sampai koleksi
yang dicari sampai di tangan mereka. Selain itu, keterbatasan informasi yang diperoleh tidak
memuaskan pemustaka, dan kunjungan pemustaka yang terbatas. Dalam hal ini, perpustakaan
terus berusaha untuk memenuhi kebutuhan pemustaka, meskipun terkadang tidak sesuai
dengan keinginan mereka. Sistem layanan tertutup pada masa pandemi ini membuat
pemustaka tidak puas dan tingkat kunjung perpustakaan turun drastis. Dalam hal ini
diharapkan petugas untuk lebih memperhatikan pemustaka dan lebih cepat tanggap dalam
mencari dan memenuhi kebutuhan pemustaka. Untuk pemustaka, diharapkan dapat
mendukung dan bersabar dalam memperoleh informasi serta bisa mematuhi protokol
kesehatan yang telah ditetapkan.

DAFTAR PUSTAKA
Ari Fadli. (2020). Mengenal Covid-19 dan Cegah Penyebarannya dengan “Peduli Lindungi”
Aplikasi Berbasis Andorid. Artikel Pengabdian Kepada Masyarakat Jurusan Teknik
Elektro. https://www.researchgate.net/publication/340790225_MENGENAL_COVID-
19_DAN_CEGAH_PENYEBARANNYA_DENGAN_PEDULI_LINDUNGI_APLIKA
SI_BERBASIS_ANDORID
Bahri, T. S. (2009). Pedoman Pembinaan Minat Baca. Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia.
Benawi, I. (2012). Mengenal lebih dekat perpustakaan perguruan tinggi. Iqra’: Jurnal
Perpustakaan Dan Informasi, 6(01), 49–61. http://repository.uinsu.ac.id/690/
Cholilah, Y. (2013). Studi Tentang Efektivitas Sistem Pelayanan Sirkulasi Perpustakaan di
Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Mojokerto. Jurnal Administrasi Perkantoran
(JPAP), 1(3), 1–15.
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jpap/article/view/3741
dr. Merry Dame Cristy Pane. (2020). COVID-19. Alodokter.
https://www.alodokter.com/covid-19
Fadli, dr. R. (2020). Coronavirus. Halodoc. https://www.halodoc.com/kesehatan/coronavirus
Fibriyanti, Y., & Murtinigsih, T. W. H. (2013). Efektivitas Pemanfaatan Layanan
Perpustakaan Sekolah Oleh Siswa Kelas VIII Th. Ajaran 2013/2014 SMP N 2 Kerjo
Kab. Karanganyar. Jurnal Ilmu Perpustakaan, 2(4), 157–167.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jip/article/view/4653
Gunawan, I. (2013). Metode penelitian kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara, 143.
http://fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/3_Metpen-Kualitatif.pdf
Hafiah. (2009). Pengantar Layanan Perpustakaan. Padang: PUSDAKINFO.
Ilpaj, S. M., & Nurwati, N. (2020). Analisis Pengaruh Tingkat Kematian Akibat Covid-19
Terhadap Kesehatan Mental Masyarakat di Indonesia. Focus: Jurnal Pekerjaan Sosial,
3(1), 16–28. http://journal.unpad.ac.id/focus/article/view/28123
Limbong, dr. S. T. (2020). Virus Corona (COVID-19). Klik Dokter.
https://www.klikdokter.com/penyakit/coronavirus
Nasional, B. S. (2009). Perpustakaan umum kabupaten/kota. In SNI.
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/33890028/SNI_7495-2009_Pepus-Umum.pdf?
1402112427=&response-content-disposition=inline%3B+filename
%3DSNI_7495_2009_Pepus_Umum.pdf&Expires=1604243638&Signature=ewLA6Viz
uEUEpxAn5bgrptXavNiyuRMjBzaneD6PRbfdUhMbSizeW00TLaT
Pratidina, I. N. (2013). Sistem Informasi Perpustakaan Sekolah Menengah Pertama Negeri
Dua Karanganyar. Seruni-Seminar Riset Unggulan Nasional Inoformatika Dan
Komputer, 2(1). http://ijns.org/journal/index.php/seruni/article/view/809
Rahayuningsih. (2007). Pengelolaan Perpustakaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rahmah, E. (2018). Akses dan Layanan Perpustakaan: Teori dan Aplikasi. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Rochmah, E. A. (2016). Pengelolaan Layanan Perpustakaan. Ta’allum: Jurnal Pendidikan
Islam, 4(2), 277–292.
http://ejournal.iain-tulungagung.ac.id/index.php/taalum/article/view/380
Sulistyo-Basuki. (1991). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sutarno, N. (2006). Perpustakaan dan Masyarakat (Edisi Revi). Jakarta: Sagung Seto.
Wiji Suwarno. (2010). Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan: Sebuah Pendekatan Praktis.
Yogyakarta: Ar-Ruzz.

Anda mungkin juga menyukai