ANTENATAL CARE
NY.C G1 P0 A0 H 39-40 MINGGU JTH PRESENTASI KEPALA DENGAN
CHEVALOPELVIK DISPROPORTION
DI RUANG POLI RS BHAYANGKARA JAMBI
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Ukhvia Munawara G1B220001
Rina Mariani G1B220002
Devi Nopita Sari Manurung G1B220005
Ria Ramadani Wansyaputri G1B220006
Vera Feronica G1B220007
Meti Erianti G1B220008
Nelvi Putri G1B220009
Astri Rahma Yani G1B220011
Auradhia Nurusyifa G1B220013
5. Sistem Pernapasan
Kecepatan pernapasan dan kapasitas vital tidak berubah. Volume
tidal, volume ventilator permenit, dan ambilan oksigen meningkat.
Karena bentuk dari rongga torak berubah dan bernapas lebih cepat,
sekitar 60 % wanita hamil mengeluh sesak napas.
6. Sistem Gastrointestinal
Sekresi saliva menjadi lebih asam dan lebih banyak, dan asam
lambung menurun. Perbesaran uterus lebih menekan diafragma,
lambung, dan intestin. Pada bulan-bulan awal kehamilan, seperetiga
dari wanita hamil mengalami mual dan muntah. Sebagaimana
kehamilan berlanjut, penurunan asam lambung, melambatkan
pengosongan lambung dan menyebabkan kembung, menurunnya
gerakan peristaltic, konstipasi. Gigi berlubang terjadi lebih mudah
pada saliva yang bersifat asam selama masa kehamilan dan
membutuhkan perawatan yang baik untuk mencegah karies gigi.
Pada bulan-bulan terakhir, nyeri uluhati dan regurgitasi (pencernaan
asam) merupakan ketidaknyamanan yang disebabkan tekanan ke atas
dari perbesaran uterus. Pelebaran pembuluh darah rektum
(hemoroid) dapat terjadi. Pada persalinan, rektum dan otot-otot yang
memberikan sokongan sangat teregang.
7. Sistem Perkemihan
Di bawah keadaan yang normal, peningkatan penyaringan darah
ibu dan janin yang tumbuh tidak membuat ginjal dan ureter bekerja
ekstra. Keduanya menjadi dilatasi karena peristaltik uretra menurun.
Sebagai akibat, gerakan urin ke kandung kemih lebih lambat. Stasis
urin ini meningkatkan kemungkinan pielonefritis.
8. Sistem Persarafan
Tidak terdapat perubahan saraf selama kehamilan. Terkadang
gejala timbul karena melemahnya persendian.
8. Perubahan Psikologis
1. Respon Emosional
Merasa bahagia dan menempatkan kehamilannya sebagai
pemenuhan biologi dan bagian dari kehidupan, mereka mempunyai
self-esteem tinggi dan memelihara tentang apa yang akan dicapai
untuk dirinya, bayinya dan anggota keluarganya. Sekalipun
umumnya keadaan kesejahteraan menonjol, emosi yang labil cepat
berubah sering terjadi pada wanita hamil.
2. Respon Terhadap Perubahan Body Image
Perubahan fisiologis pada kehamilan dapat terjadi dan
perubahan besar dari bentuk tubuh. Selama trimester I bentuk
tubuh sangat kecil, tetapi trimester II nyata perut menonjol,
pinggang dan pembesaran buah dada. Wanita merasakan
perkembangan pada semua tubuh dan mengisi tempat yang banyak.
Perasan ini akan bertambah kuat dengan majunya kehamilan.
3. Ambivalen Selama Kehamilan
Ambivalen adalah respon normal pengalaman seseorang sebagai
persiapan peran baru. Banyak wanita merasakan ambivalen selama
kehamilan.
9. Diagnosa Kehamilan
Untuk dapat menegakan kehamilan ditetapkan dengan melakukan
pemeriksaan terhadap beberapa tanda dan gejala hamil:
1. Tanda-tanda dugaan hamil
a. Amenorea
b. Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan
folikel de Graaf dan ovulasi
c. Mengetahui tanggal haid terakhir dengan perhitungan rumus
Naegle dapat ditentukan perkiraan persalinan
2. Mual dan Muntah
a. Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam
lambung yang berlebihan
b. Menimbulkan mual dan muntah terutama pagi hari yang
disebutkan morning sickness
c. Dalam batas yang fisiologis keadaan ini dapat diatasi
d. Akibat mual dan muntah nafsu makan berkurang
3. Sinkope atau pingsan
a. Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)
menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan
sinkop atau pingsan
b. Keadaan ini menghilang setelah umur hamil 16 minggu
4. Payudara tegang
a. Pengaruh estrogen progesteron dan somatomamotropin
menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada payudara.
b. Payudara membesar dan tegang
c. Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada
hamil pertama
5. Sering miksi
a. Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat
terasa penuh dan sering miksi
b. Pada trimester kedua sudah menghilang
6. Konstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus
menyebabkan kesulitan untuk buang air besar
7. Pigmentasi kulit
a. Sekitar pipi : Cloasma gravidarum
b. Dinding perut terdapat striae nigra, striae lividae, linea alba
makin hitam
c. Sekitar payudara terjadi hiperpigmentasi areola mamae, puting
susu makin menonjol.
8. Epulis
Hipertropi gusi disebut epulis dapat terjadi bila hamil
9. Varices atau penampakan pembuluh darah vena
C. ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL CARE
1. Pengkajian
a. Identitas
Terdiri dari identitas klien : nama, umur, agama, suku / bangsa,
pendidikan, pekerjaan, diagnosa medis, nomor medrec, tanggal
masuk RS, tanggal pengkajian, status marital, diagnosa medis,
alamat. Identitas suami: nama, umur, suku / bangsa, pekerjaan,
pendidikan, agama, hubungan dengan klien dan alamat.
b. Riwayat Kesehatan
Latar belakang kunjungan merupakan alasan klien datang ke
poliklinik
c. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Dikaji tentang penyakit yang pernah klien alami pada masa anak-
anak, apakah klien mempunyai riwayat alergi, mendapatkan
kecelakaan, pernah dirawat/ dioperasi, pernah dilakukan tindakan
persalinan seperti sectio caecarea, dll. Kebiasaan merokok, minum
kopi, alkohol dan obat-obatan.
d. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada saat dikaji klien sedang hamil berapa bulan
e. Riwayat Menstruasi
Menarche, melalui siklus haid, lamanya, banyaknya,
masalah, HPHT, dan taksiran persalinan.
f. Riwayat Kontrasepsi
Dikaji jenis kontrasepsi yang digunakan dan adakah masalah yang
timbul pada saat penggunaan kontrasepsi tersebut, serta alasan
klien berhenti menggunakan kontrasepsi.
g. Riwayat Pengobatan/Rokok/Alkohol Selama Kehamilan
Dikaji obat yang pernah digunakan atau sedang digunakan, cara
pemberian, tujuan pemberian, apakah ada ketergantungan rokok
atau alkohol, jenis imunisasi yang pernah didapat dan waktunya
kapan.
h. Riwayat Obstetrik
Dikaji tahun berapa klien melahirkan, dimana, penolongnya,
adakah komplikasi, keadaan anak sekarang, jenis kelamin, dan
jenis kelahirannya.
i. Riwayat Kehamilan Sekarang
Dikaji kapan klien merasa hamil, lalu periksa dimana. Kaji juga
adakah masalah yang timbul dan cara mengatasinya, seperti : mual,
muntah, gangguan BAK, sakit ulu hati, perdarahan, gangguan
istirahat tidur, kram pada kaki, pusing, sakit kepala, nyeri pada
abdomen, lelah, obstipasi, sakit pinggang, dll.
j. Pola Aktivitas Sehari-hari
Kaji aktivitas sehari – hari klien, seperti : istirahat tidur
(lamanya, ada gangguan/tidak, bentuk gangguan, istirahat di siang
hari) biasanya pada kehamilan trimester ketiga klien menglami
insomnia (hamil minggu terakhir, karena adanya gerakan janin, otot
kram, sering kencing, nafas pendek, atau ketidaknyamanan yang
lain) , personal hygiene (cara mandi, frekuensi mandi, kebersihan
pakaian), aktivitas (gangguan pergerakan/tidak, jenis gangguan,
cara mengatasinya, kegiatan sehari-hari yang dilakukan klien),
makan dan minum (perubahan pola/tidak, jenis perubahan,
makanan/minuman yang disukai, makanan pantangan, diet khusus,
kesulitan dalam melaksanakan diet), eliminasi (perubahan
pola/tidak, jenis perubahan, cara mengatasi masalah) biasanya pada
kehamilan trimester ketiga klien mengalami sering kencing (karena
berkurangnya kapasitas blass karena pembesaran uterus dan bagian
presentasi janin), seksual (perubahan pola/tidak, alasannya, cara
mengatasi).
k. Pemeriksaan fisik
Kaji tanda-tanda vital klien ( kesadaran, tekanan darah,
respirasi, nadi, suhu)
Kaji berat badan dan tinggi badan klien sebelum dan setelah
hamil
Kulit : warna kulit, kekenyalan, turgor kulit, dan adakah
hiperpigmentasi (pada ibu hamil biasanya terjadi
hiperpigmentasi pada wajah yang disebut cloasma
gravidarum).
Rambut : warna, distribusi rambut
Kepala : keseimbangan ukuran kepala dengan badan
(seimbang/tidak), dan pergerakan kepala (terkoordinasi atau
tidak).
Mata : kaji warna konjungtiva, sklera, dan palpebral
Hidung : kaji selaput mukosa, adakah sumbatan, dll
Gigi dan mulut : kaji kebersihan gigi, adakah karies atau tidak,
jumlah gigi
Leher : kaji adakah pembengkakan kelenjar tiroid, kelenjar
getah bening. Adanya peningkatan vena jugularis
Dada : kaji bentuk dada
Payudara : kaji bentuk, konsistensi, kesimetrisan, adakah
pembesaran, hiperpigmentasi areola dan puting, penonjolan
puting susu, pengeluaran kolostrum, pelebaran pada vena, dan
kebersihan payudara.
Abdomen : kaji adanya pembesaran, bentuknya, adakah line
nigra, striae gravidarum, jaringan parut. Dan lakukan palpasi
(Leopold), tinggi fundus uteri. Auskultasi bunyi jantung anak
(frekuensi, regularity, adakah pergerakan anak).
Ekstremitas : kaji bentuk dan ukuran kaki dan tangan, warna
kuku kaki dan tangan, adakah edema, varises, reflek patella.
Vulva : kaji adakah edema, varises, perlukaan, pengeluaran
cairan, dll.
Rektum : kaji adakah hemoroid
Perineum : kaji elastisitas, adakah bekas perlukaan
Pemeriksaan khusus : laboratorium
Pemeriksaan Leopold
Pemeriksaan maneuver leopold merupakan teknik pemeriksaan
pada perut ibu untuk menentukan posisi dan letak janin dengan
melakukan palpasi abdomen.
1. Leopold 1
Tujuan :
Untuk menentukan usia kehamilan, dan untuk mengetahui
bagian janin apa yang terdaoat di fundus uteri (bagian atas
perut ibu)
2. Leopold II
Tujuan :
Untuk menentukan bagian janin apa yang berada pada
kedua sisi uterus, pada letak lintang tentukan dimana
kepala janin
3. Leopold III
Tujuan :
Untuk menentukan bagian janin apa (kepala atau bokong)
yang terdapat di bagian bawah perut ibu, serta apakah
bagian janin tersebut sudah memasuki pintu atas panggul
(PAP)
4. Leopold IV
Tujuan :
Untuk mengkonfirmasi ulang bagian janin apa yang terdaat
di bagian bawah perut ibu, serta untuk mengetahui
seberapa jauh bagian bawah janin telah memasuki pintu
atas panggul
l. Data Psikososial
Status perkawinan
Kaji status maritalnya, pernikahan ke berapa, usia pertama kali
menikah, dan lamanya pernikahan.
Respon klien terhadap kehamilan
Kaji bagaimana respon klien terhadap kehamilannya yang
dialaminya.
b. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai persiapan untuk persalinan/kelahiran, perawatan bayi berhubungan dengan
kurangnya pengalaman, kesalahan interpretasi informasi
Hasil yang diharapkan :
Mendiskusikan perubahan fisik/psikologis berkenaan dengan persalinan/kelahiran
Mengidentifikasi sumber-sumber yang tepat untuk mendapatkan informasi tentang perawatan bayi
Mengungkapkan kesiapan untuk persalinan/kelahiran dan bayi
No Intervensi Rasional
1. Berikan informasi tentang perubahan fisik/fisiologis Pemahaman kenormalan perubahan ini dapat menurunkan
normal berkenaan dengan trimester ketiga kecemasan dan membantu meningkatkan penyesuaian
aktivitas perawatan diri
2. Berikan informasi tertulis/verbal tentang tanda-tanda Membantu klien untuk mengenali awitan persalinan, untuk
awitan persalinan; bedakan antara persalinan palsu dan menjamin tiba ke rumah sakit tepat waktu, dan menangani
benar. Diskusikan kapan memberi tahu dokter atau persalinan/kelahiran
pemberi pelayanan kesehatan serta kapan meninggalkan
rumah sakit atau rumah bersalin. Diskusikan tahap-tahap
persalinan/kelahiran
3 Berikan informasi tentang perawatan bayi, perkembangan, Membantu menyiapkan pengambilan peran baru, memerlukan
dan pemberian makan; berikan referensi tepat. Kaji pakaian, dan suplai; membantu persiapan memberi makan
keyakinan budaya secara menyusui dan atau dengan menggunakan botol.
Kurang persiapan mungkin berhubungan secara kultural
c. Risiko tinggi harga diri rendah berhubungan dengan ketidakmampuan menyelesaikan tugas pada kehamilan/kelahiran anak
Hasil yang diharapkan :
Mendiskusikan reaksi-reaksi terhadap perubahan citra tubuh
Mencari model peran positif dalam persiapan untuk menjadi orang tua
Mengungkapkan perasaan percaya diri mengenai peran baru
No Intervensi Rasional
1. Perhatikan isyarat verbal dan nonverbal klien/pasangan Krisis situasi pada trimester akhir ini dapat mengakibatkan
saat diskusi tentang masalah-masalah perubahan tubuh dan klien merasa cemas, ambivalen, dan depresi akan tubuhnya
harapan peran. dan efek-efek kehamilan pada kemampuan/aktivitasnya. Ia
mungkin juga takut cedera terhadap diri dan janin rentan
terhadap penolakan, kehilangan, atau diabaikan
2. Evaluasi adaptasi fisiologis klien/pasangan terhadap Tugas normal trimester ketiga berfokus pada persiapan
kehamilan menjadi ayah/ibu. Bila klien dan atau pasangannya
mempunyai ego lemah dan tidak menyelesaikan tugas-tugas
kehamilan, kesulitan menjadi orang tua mungkin terjadi
3 Tentukan latar belakang budaya, termasuk nilai-nilai Masyarakat dan budaya mempengaruhi respons pasangan
mengenai keluarga terhadap kehamilan dan perubahan peran yang dibutuhkan
melalui kelahiran bayi
4 Berikan /tinjau ulang informasi tentang perubahan fisik Pendidikan atau komunikasi tentang bagaimana perubahan
normal pada trimester ketiga tubuh normal dapat mempengaruhi secara positif sikap dan
persepsi yang memudahkan pemahaman dan apresiasi
terhadap kehamilan pada kedua anggota pasangan
5 Kaji ketersediaan dan sifat sistem pendukung, model Ketersediaan dukungan yang memadai membantu
peran, dan keyakinan budaya mengembangkan penyesuaian positif terhadap kehamilan dan
menjadi orang tua
d. Perubahan eliminasi : BAK berhubungan dengan pembesaran uterus, peningkatan tekanan abdomen, fluktuasi aliran darah ginjal dan
laju filtrasi glomerulus
Hasil yang diharapkan :
Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi
Mengidentifikasi cara-cara untuk mencegah stasis urinarius dan atau edema jaringan
No Intervensi Rasional
1. Berikan informasi tentang perubahan perkemihan Membantu klien memahami alasan fisiologis dari frekuensi
sehubungan dengan trimester ketiga berkemih dan nokturia. Pembesaran uterus trimester ketiga
menurunkan kapasitas kandung kemih, mengakibatkan sering
berkemih.
2. Anjurkan klien untuk melakukan posisi miring kiri saat Meningkatkan perfusi ginjal; memobilisasi bagian yang
tidur. Perhatikan keluhan-keluhan nokturia mengalami edema dependen. Edema berkurang pada pagi hari
pada kasus edema fisiologis
3 Berikan informasi mengenai perlunya masukan cairan 6 Mempertahankan tingkat cairan dan perfusi ginjal adekuat,
sampai 8 gelas/hari, penurunan masukan 2-3 jam sebelum yang mengurangi natrium diet untuk mempertahankan status
beristirahat, dan penggunaan garam, makanan dan produk isotonik
mengandung natrium dalam jumlah sedang
4 Berikan informasi mengenai bahaya menggunakan diuretik Kehilangan/pembatasan natrium dapat sangat menekan
dan penghilang natrium dari diet regulator renin-angiotensin-aldosteron dari kadar cairan,
mengakibatkan dehidrasi/hipovolemia berat
5 Tes urin midstream untuk memeriksa albumin. Perhatikan Dapat mengindikasikan spasme glomerulus atau penurunan
lokasi dan luasnya edema jaringan dan haluaran urin perfusi ginjal berkenaan dengan HAK
6 Kaji ulang masalah-masalah medis yang ada sebelumnya Masalah-masalah yang mempengaruhi fungsi ginjal disertai
dengan peningkatan volume cairan dan stasis meningkatkan
risiko klien terhadap masalah-masalah sirkulasi yang
mempengaruhi plasenta/janin
7 Kaji terhadap tanda-tanda dan gejala-gejala ISK,; dapatkan Klien pranatal rentan terhadap stasis perkemihan/ISK karena
urin untuk jumlah koloni , dan kultur serta sensitifitas bila efek vasodilatasi progesteron pada ureter dan kompresi ureter
jumlah lebih besar dari 100.000/ml dengan pembesaran uterus
e. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan perubahan hasrat seksual, ketidaknyamanan (sesak nafas, kelelahan, pembesaran
abdomen), salah pengertian/merasa takut
Hasil yang diharapkan :
Mendiskusikan masalah yang berhubungan dengan isu-isu seksual pada trimester ketiga
Mengekspresikan kepuasan bersama dengan hubungan seksual
No Intervensi Rasional
1. Lanjutkan/mulai pengkajian seksual, cari perubahan pola Penurunan minat pada aktivitas/koitus seksual sering terjadi
dari trimester pertama dan kedua pada trimester ketiga, karena perubahan/ketidaknyaman
fisiologis
2. Kaji persepsi pasangan terhadap hubungan seksual Kemampuan pasangan untuk mengidentifikasikan/
mengungkapkan/ menerima perubahan seksual pada trimester
pertama dapat mempengaruhi hubungan dan kemampuan
mereka untuk mendukung satu sama lain secara emosional
3 Anjurkan pasangan untuk berdiskusi, secara terpisah dan Komunikasi antar pasangan adalah untuk pemecahan masalah
terhadap satu sama lain tentang perasaan dan masalah yang yang konstruktif. Klien dapat merasa ketertarikan seksual
berhubungan dengan perubahan pada hubungan seksual. berkurang saat tubuhnya membesar, dan respons pria pada
Berikan informasi tentang kenormalan perubahan perubahan klien dapat bervariasi dari peningkatan hasrat
sampai tidak berminat atau menolak.
4 Anjurkan pilihan posisi untuk aktivitas seksual Pembesaran abdomen klien memerlukan perubahan posisi
(mis.miring atau posisi wanita di atas ) untuk kenyamanan dan keamanan
5 Anjurkan klien/pasangan untuk mengungkapkan rasa takut Kesalahan pebgertian dan rasa takut bahwa aktivitas seksual
yang dapat menurunkan hasrat untuk aktivitas seksual dapat menyebabkan cedera janin dan infeksi
f. Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan pola aktivitas, stres psikologis, ketidaknyamanan
Hasil yang diharapkan :
Klien mengatakan cukup tidur/istirahat
Klien mengatakan merasa nyaman dan segar
No Intervensi Rasional
1. Tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan Membantu mengidetifikasi kebutuhan untuk menetapkan pola
dengan kehamilan. Tentukan pola tidur saat ini tidur yang berbeda
2. Evaluasi tingkat kelelahan; anjurkan klien untuk istirahat 1- Peningkatan retensi cairan, penambahan berat badan, dan
2 jam dan dapatkan 8 jam tidur per malam. Berikan pertumbuhan janin semua memperberat perasaan lelah,
informasi tentang kelelahan sedang yang normal. khususnya pada multipara dengan anak lain dan atau
kebutuhan lain
3 Kaji terhadap kejadian insomnia dan respons klien terhadap Ansietas yang berlebihan, kegembiraan, ketidaknyamanan
penurunan tidur. Anjurkan alat bantu untuk tidur, seperti fisik, nokturia, dan aktivitas janin dapat mempersulit tidur
teknik relaksasi, membaca, mandi air hangat, dan
penurunan aktivitas tepat sebelum beristirahat
4 Perhatikan keluhan kesulitan bernafas karena posisi. Pada posisi rekumben, pembesaran uterus serta organ
Anjurkan tidur pada posisi semi fowler abdomen menekan diafragma, sehingga membatasi ekspansi
paru. Penggunaan posisi semi fowler memungkinkan
diafragma menurun, membantu mengembangkan ekspansi
paru dengan optimal
5 Dapatkan sel darah merah dan kadar Hb Anemia dan penurunan kadar Hb, mengakibatkan penurunan
oksigenasi jaringan
6 Rujuk klien untuk konseling bila kekurangan Mungkin perlu bagi klien menghadapi perubahan siklus tidur,
tidur/kelelahan mempengaruhi aktivitas kehidupan sehari- mengidentifikasi prioritas yang tepat dan memodifikasi
hari komitmen
g. Risiko tinggi terhadap koping individu/keluarga tidak efektif berhubungan dengan krisis situasi/maturasi, kerentanan pribadi,
persepsi tidak realistis, metoda koping yang tidak adekuat, sistem pendukung yang tidak ada/tidak adekuat
Hasil yang diharapkan :
Mendiskusikan reaksi emosi pada trimester tiga
Menyiapkan kelahiran bayi, sesuai dengan keyakinan budaya, melalui pendidikan
Mengidentifikasi model peran yang tepat
No Intervensi Rasional
1. Kaji persiapan persalinan, kelahiran, dan kedatangan bayi Keterlibatan pada kelas kelahiran bayi dan keahlian tentang
peralatan dan bahan dalam perawatan dapat menunjukkan
kesiapan secara psikologis.
2. Tentukan bagaimana mengetahui kehamilan saat Seseorang dengan tingkat ketergantungan yang tinggi dapat
persalinan dan kelahiran mendekat mengalami kesulitan memenuhi peningkatan kebutuhan
ketergantungan klien sehingga dapat menciptakan konflik.
Selain itu, koping negatif dimanifestasikan sebagai akibat
kurangnya persiapan persalinan dan atau pada bayi baru lahir.
3 Perhatikan kehilangan dari kehamilan sebelumnya, faktor- Pasangan risiko tinggi mungkin lebih memilih untuk tidak
faktor genetik, atau riwayat lahir mati, dan diskusikan membuat persiapan dengan baik sebagai cara perlindungan
makna kejadian tersebut kepada klien/pasangan bagi mereka sendiri dari kemungkinan kehilangan/cedera
apabila janin tidak hidup
h. Nyeri kaki berhubungan dengan adanya edema dan tekanan pada pembuluh darah serta penurunan impuls saraf pada ektremitas
bawah karena pembesaran uterus.
Hasil yang di harapkan
Klien akan merasakan nyerinya berkurang dan edema berkurang
No Intervensi Rasional
1. Kaji kemungkinan klien berjalan atau menaiki tangga Berdiri dan duduk dalam waktu yang lama akan
beberapa kali setiap hari menyebabkan hambatan sirkulasi perifer dan menyebabkan
pegal atau nyeri pada kaki
2. Kaji kemungkinan ± 15 – 20 menit pada pagi hari, siang Berjalan dan menaiki tangga menstimulasi sirkulasi darah.
dan sore hari dan setelah bekerja untuk mengistirahatkan Posisi akan memanfaatkan gravitasi mengurangi edema lutut
kakinya dan meninggikan sendi serta untuk membantu
lengan dan kakinya dengan bantal pada malam hari selama
tidur dalam posisi miring
3 Anjurkan klien memakai korset untuk membantu Menyangga uterus dan membantu aliran vena dan limfa
menyangga abdomen yang membesar
4 Anjurkan klien minum 8 gelas perhari Asupan cairan dan posisi tidur yang miring membantu dalam
diuresis karena memperbaiki perfusi ginjal
4.
5. Implementasi
Pada tahap ini dilakukan pelaksanaan dari perencanaan yang telah
ditetapkan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan klien secara
optimal. Pelaksanaan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Implementasi
atau pelaksanaan merupakan perwujudan dari rencana yang sudah dibuat
sendiri dengan masing-masing diagnosa keperawatan, yang sesuai
dengan sarana dan prasarana yang ada. Perawat menerapkan
keterampilan, sikap, dan pengetahuannya sesuai dengan ilmu
pengetahuan. Pelaksanaan dilaksanakan sesuai dengan masalah yang
muncul, dapat bersifat dependen maupun kolaboratif. Adapun
pelaksanaan harus memperhatikan :
a. Sesuai dengan tindakan yang dilaksanakan.
b. Sesuai dengan prioritas tindakan.
c. Pencatatan ditulis dengan jelas, ringkas, istilah baik dan benar serta
dengan menggunakan kata kerja.
d. Mencantumkan paraf/nama jelas dan waktu pelaksanaan tindakan.
6. Evaluasi
Tahap Evaluasi atau tahap penilaian adalah perbandingan yang
sistematis dan terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang
telah ditetapkan. Dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan
melibatkan pasien dan tenaga kesehatan lainnya. Evaluasi dikategorikan
sebagai formatif dan sumatif. Evaluasi formatif terjadi secara periodik
selama pemberian perawatan; sedangkan evaluasi sumatif terjadi pada
akhir aktivitas, seperti : di akhir penerimaan, pemulangan atau
pemindahan ke tempat lain, atau di akhir kerangka waktu tertentu, seperti
di akhir sesi penyuluhan.
II. CEPHALOPELVIC DISPROPORTION
A. KONSEP PANGGUL
1. Jenis Panggul
Menurut Caldwell dan Moloy, jenis panggul dibagi menjadi empat, yaitu:
a. Panggul ginekoid, tipe panggul ini mempunyai ciri-ciri anatomi yang
biasanya dimiliki oleh panggul wanita. Dengan pintu atas panggul
yang bundar, atau dengan diameter transfersal yang lebih panjang
sedikit daripada diamter anteroposterior dan dengan panggul tengah
serta pintu bawah panggul yang cukup luas.
Pathway CPD
Pasien tidak mengalami nyeri dengan 3. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
kriyeria hasil: menemukan dukungan.
pasien tidak mengalami infeksi dengan 4. Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat
a. Klien bebas dari tanda dan gejala 5. Ganti letak IV perifer dan dressing sesuai
C. RIWAYAT GINEKOLOGI
1. Masalah ginekologi : Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit
ginekologi
2. Riwayat KB : Klien mengatakan tidak mengikuti program KB
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan USG, pemeriksaan darah rutin, pemeriksaan tes rapid dan
pemeriksaan EKG untuk persiapan operasi SC
G. KESIMPULAN
G1P0A0 Hamil 39-40 minggu JTH Presentasi Kepala Dengan
Chevalopelvik Disproportion
DATA FOKUS
Data Subjektif Data Objektif
Data Objektif :
Pemeriksaan tanda-tanda
vital
TD : 140/100 mmhg
HR : 106x/i
RR : 20x/i
S : 36,5oC
Hasil pemeriksaan
USG : kepala janin tidak
dapat memasuki PAP
Disusun Oleh:
Kelompok 2
Ukhvia Munawara G1B220001
Rina Mariani G1B220002
Devi Novita Sari Manurung G1B220005
Ria Ramadani Wansyaputri G1B220006
Vera Feronica G1B220007
Meti Erianti G1B220008
Nelvi Putri G1B220009
Astri Rahma Yani G1B220011
Auradhia Nurusyifa G1B220013
I. Pathway
Ansietas
Sectio Caesarea(SC) Kurang Informasi
Insisi dinding
Luka post op. SC abdomen Tindakan anastesi
Terputusnya
Risiko Infeksi inkonuitas jaringan, Imobilisasi
pembuluh darah, dan
saraf - saraf di sekitar Gangguan
daerah insisi Mobilitas Fisik
Merangsang
pengeluaran histamin Defisit
dan prostaglandin Perawatan
Diri
Nyeri Akut
J. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian fokus
a. Identitas klien dan penanggung jawab
b. Meliputi nama, umur, pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agama,
alamat, status perkawinan, ruang rawat, nomor medical record, diagnosa
medik, yang mengirim, cara masuk, alasan masuk, keadaan umum tanda
vital.
c. Keluhan utama
d. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya bagi kien
multipara
e. Data riwayat penyakit
- Riwayat kesehatan sekarang
Meliputi keluhan atau yang berhubungan dengan gangguan
ataupenyakit yang dirasakan saat ini dan keluhan yang dirasakan
setelah klien operasi.
- Riwayat kesehatan dahulu
Meliputi penyakit lain yang dapat mempengaruhi penyakit sekarang,
maksudnya apakah klien pernah mengalami penyakit yang sama
- Riwayat kesehatan keluarga
Meliputi penyakit yang diderita klien dan apakah keluarga klien ada
juga mempunyai riwayat persalinan yang sama (plasentaprevia).
f. Pola-pola fungsi kesehatan
1) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Karena kurangnya pengetahuan klien tentang ketuban pecah dini,
dan cara pencegahan, penanganan, dan perawatan serta kurangnya
mrnjaga kebersihan tubuhnya akan menimbulkan masalah dalam
perawatan dirinya
2) Pola Nutrisi dan Metabolisme
Pada klien nifas biasanaya terjadi peningkatan nafsu makan karena
dari keinginan untuk menyusui bayinya
3) Pola aktifitas
Pada klien post partum klien dapat melakukan aktivitas seperti
biasanya, terbatas pada aktifitas ringan, tidak membutuhkan tenaga
banyak, cepatlelah, pada klien nifas didapatkan keterbatasan
aktivitas karena mengalami kelemahan dan nyeri.
4) Pola eleminasi
Pada klien postpartum sering terjadi adanya perasaan sering / susah
kencing selama masa nifas yang ditimbulkan karena terjadinya
odema, yang menimbulkan infeksi dari uretra sehingga sering terjadi
konstipasi karena penderita takut untuk melakukan BAB.
5) Istirahat dan tidur
Pada klien nifas terjadi perubagan pada pola istirahat dan tidur
karenaadanya kehadiran sang bayi dan nyeri epis setelah persalinan
6) Pola hubungan dan peran
Peran klien dalam keluarga meliputi hubungan klien dengan
keluarga dan orang lain.
7) Pola penagulangan stress
Biasanya klien sering melamun dan merasa cemas
8) Pola sensori dan kognitif
Pola sensori klien merasakan nyeri pada prineum akibat luka jahitan
dan nyeri perut akibat involusi uteri (pengecilan uteri oleh kontraksi
uteri),pada pola kognitif klien nifas primipara terjadi kurangnya
pengetahuan merawat bayinya
9) Pola persepsi dan konsep diri
Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan kehamilanya, lebih-
lebih menjelang persalinan dampak psikologis klien terjadi
perubahan konsep diri antara lain dan body image dan ideal diri
10) Pola reproduksi dan social
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual
atau fungsi dari seksual yang tidak adekuat karena adanya proses
persalinan dan nifas.
g. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
Bagaimana bentuk kepala, kebersihan kepala, kontribusi rambut,
warna rambut, ada atau tidak adanya edem, kadang-kadang terdapat
adanya cloasma gravidarum, dan apakah ada benjolan.
2) Mata
Terkadang adanya pembengkakan paka kelopak mata, konjungtiva,
dan kadang-kadang keadaan selaput mata pucat (anemia) karena
prosespersalinan yang mengalami perdarahan, sklera kunuing.
3) Telinga
Biasanya bentuk telinga simetris atau tidak, bagaimana
kebersihanya,adakah cairan yang keluar dari telinga.
4) Hidung
Adanya polip atau tidak dan apabila pada post partum kadang-
kadang ditemukan pernapasan cuping hidung.
5) Leher
Pembesaran kelenjar limfe dan tiroid, adanya abstensi vena jugularis.
6) Dada dan payudara
Bentuk dada simetris, gerakan dada, bunyi jantung apakah ada
bisisng usus atau tiak ada. Terdapat adanya pembesaran payudara,
adanyahiperpigmentasi areola mamae dan papila mamae
7) Abdomen
Pada klien nifas abdomen kendor kadang-kadang striae masih terasa
nyeri.Fundus uteri 2 jari dibawa pusat.
8) Ginetelia
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban, bila
terdapatpengeluaran mekomium yaitu feses yang dibentuk anak
dalam kandungan menandakan adanya kelainan letak anak.
9) Anus
Kadang-kadang pada klien nifas ada luka pada anus karena ruptur,
adanya hemoroid.
10) Ekstermitas
Pemeriksaan edema untuk melihat kelainan-kelainan
karenamembesarnya uterus, karenan preeklamsia atau karena
penyakit jantung atau ginjal.
11) Tanda-tanda vital
Apabila terjadi perdarahan pada post partum tekanan darah turun,
nadi cepat, pernafasan meningkat, suhu tubuh turun.
2. Diagnosa keperawatan yang sering muncul
a. Nyeri akut berhubungan dengan luka post operasi (section caesarea)
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri pada abdomenpost
operasi SC, post anestesi
c. Resiko infeksi berhubungan dengan perdarahan, luka post operasi
3. Intervensi Keperawatan
NO. Diagnosa Tujuan dan Intervensi
Kriteria Hasil
1. Nyeri akut Setelah diberikan 1. Lakukan pengkajian secara komprehensif
asuhan keperawatan tentang nyeri meliputi lokasi, karakteristik,
selama 1 x 24 jam durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
diharapkan nyeri dan faktor presipitasi.
klien berkurang / 2. Observasi respon nonverbal dari
terkontrol dengan ketidaknyamanan (misalnya wajah meringis)
kriteria hasil : terutama ketidakmampuan untuk
a. Klien melaporkan berkomunikasi secara efektif.
nyeri berkurang / 3. Kaji efek pengalaman nyeri terhadap
terkontrol kualitas hidup (ex: beraktivitas, tidur,
b. Wajah tidak istirahat, rileks, kognisi, perasaan, dan
tampak meringis hubungan sosial)
c. Klien tampak 4. Ajarkan klien menggunakan teknik
rileks, dapat nonanalgetik (relaksasi progresif, latihan
berisitirahat, dan napas dalam, imajinasi, sentuhan
beraktivitas sesuai terapeutik.)
kemampuan 5. Kontrol faktor - faktor lingkungan yang
yang dapat mempengaruhi respon pasien
terhadap ketidaknyamanan (ruangan, suhu,
cahaya, dan suara)
6. Kolaborasi untuk penggunaan kontrol
analgetik, jika perlu.
2. Gangguan Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat mobilitas dari pasien
Mobilitas asuhan keperawatan 2. Motivasi pasien untuk melakukan
selama 2 x 24 jam mobilitas secara bertahap
gangguan mobilitas 3. Pertahankan posisi tubuh yang tepat
fisik teratasi dengan 4. Berikan dukungan dan bantuan
kriteria hasil : keluarga/orang terdekat pada latihan gerak
Pasien sudah bisa pasien.
melakukan aktifitas
sendiri, pasien
mengatakan sudah
bisa bergerak.
1. Faktor Predisposisi
Penyebab pre eklamsia belum diketahui secara pasti, penyakit ini
masih disebut Disease of theory (Sudhaberata, 2001). Namun
demikian, perhatian harus ditunjukan terutama pada penderita yang
mempunyai faktor predisposisi terhadap pre eklamsia. Menurut
Wiknjosastro (2008) fraktor predisposisi/risiko tersebut antara lain:
1) Usia/umur: primigravida dengan usia dibawah 20 tahun dan
semua ibu dengan usia diatas 35 tahun dianggap lebih rentan.
2) Paritas: primigravida memiliki insideni hipertensi hampir dua kali
lipat
3) Faktor keturunan (genetic): bukti adanya pewarisan secara genetik
paling mungkin disebabkan oleh turunan resesif.
4) Status sosial ekonomi: pre eklamsia dan eklamsia lebih umum
ditemui pada kelompok sosial ekonomi rendah.
5) Komplikasi obstetrik: kehamilan kembar, kehamilan mola atau
hidrops fetalis.
6) Riwayat penyakit yang sudah ada sebelumnya: Hipertensi,
Diabetes Melitus, penyakit ginjal, System Lupus Erytematosus
(SLE), sindrom antifosfolipid antibody.
2.1.4Manifestasi klinis
Menurut Trijatmo (2005), gejala subjektif pada preeklamsia yaitu :
a. Sakit kepala di daerah frontal, skotoma, diplopia.
b. Penglihatan kabur.
c. Nyeri di daerah epigastrium.
d. Mual atau muntah-muntah.
e. Tekanan darah akan meningkat lebih tinggi.
f. Edema dan proteinuria bertambah meningkat.
Selain gejala subjektif preeklamsia di atas, tanda dan gejala
preeklamsia ringan diantaranya:
1. Kenaikan tekanan darah sistolik 140 mmHg sampai kurang dari 160
mmHg;diastolik 90 mmHg sampai kurang dari 110 mmHg.
2. Proteinuria : didapatkannya protein di dalam pemeriksaan urin (air
seni).
3. Edema (penimbunan cairan) pada betis, perut, punggung, wajah atau
tangan.
Sedangkan tanda dan gejala pada preeklamsia berat diantaranya :
1. Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg.
2. Tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg.
3. Peningkatan kadar enzim hati dan atau ikterus (kuning).
4. Trombosit < 100.000/mm3.
5. Oliguria (jumlah air seni < 400 ml/24 jam).
6. Proteinuria (protein dalam air seni > 3 g/L).
7. Nyeri ulu hati.
8. Gangguan penglihatan atau nyeri kepala bagian depan yang berat.
9. Perdarahan di retina (bagian mata).
10. Edema (penimbunan cairan) pada paru.
11. Koma.
2.1.5 Patofisiologi
Pada beberapa wanita hamil, terjadi peningkatan sensitifitas vaskuler
terhadap angiotensin II. Peningkatan ini menyebabkan hipertensi dan
kerusakan vaskuler, akibatnya akan terjadi vasospasme. Vasospasme
menurunkan diameter pembuluh darah ke semua organ, fungsi fungsi
organ seperti plasenta, ginjal, hati dan otak menurun sampai 40-60
%.Gangguan plasenta menimbulkan degenerasi pada plasenta dan
kemungkinan terjadi IUGR dan IUFD pada fetus.Aktivitas uterus dan
sensitivitas terhadap oksitosin meningkat.
Penurunan perfusi ginjal menurunkan GFR dan menimbulkan
perubahan glomerolus, protein keluar melalui urin, asam urat menurun,
garam dan air di tahan, tekanan osmotik plasma menurun, cairan keluar
dari intravaskuler, menyebabkan hemokonsentrasi. Peningkatan viskositas
darah dan edema jaringan berat dan peningkatan hematokrit.Pada
preeklamsia berat terjadi penurunan volume darah, edema berat dan berat
badan naik dengan cepat.
Penurunan perfusi hati menimbulkan gangguan fungsi hati, edema
hepar dan hemoragik sub-kapsular menyebabkan ibu hamil mengalami
nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran atas.Ruptur hepar jarang terjadi
tetapi merupakan komplikasi yang hebat dari PIH, enzim enzim hati
seperti SGOT dan SGPT meningkat.Vasospasme arteriola dan penurunan
aliran darah ke retina menimbulkan symptom visual seperti skotoma
(blind spot) dan pandangan kabur.
Patologi yang sama menimbulkan edema cerebral dan hemoragik
serta peningkatan iritabilitas susunan saraf pusat (sakit kepala,
hiperfleksia, klonus pergelangan kaki dan kejang serta perubahan efek).
Pulmonari edema dihubungkan dengan edema umum yang berat,
komplikasi ini biasanya disebabkan oleh dekompensasi kordis kiri.
2.1.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan preeklampsia tergantung dari usia gestasi dan
tingkat keparahan penyakit. Persalinan/terminasi adalah satu-satunya
terapi definitif untuk preeklampsia.Tujuan utama penatalaksanaan
preeklampsia adalah kondisi ibu yang aman dan persalinan bayi yang
sehat. Pada pasien dengan preeklampsia tanpa tanda-tanda preeklampsia
berat, induksi sering dilakukan setelah usia gestasi 37 minggu.
Sebelumnya, pemberian kortikosteroid dilakukan untuk mempercepat
pematangan paru janin. Pada preeklampsia berat, induksi
dipertimbangkan setelah usia gestasi di atas 34 minggu. Pada kondisi
seperti ini, beratnya penyakit pada ibu lebih dipertimbangkan dari risiko
prematuritas bayi.Pada situasi gawat darurat, pengontrolan terhadap
tekanan darah dan kejang harus menjadi prioritas.
Perawatan Pre-Rumah Sakit untuk pasien hamil dengan dugaaan
preeklampsia terdiri dari:
a. Data Obyektif :
- Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam
- Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema
- Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal
distress
- Perkusi : untuk mengetahui refleks patella sebagai syarat
pemberian SM (jika refleks + )
- Pemeriksaan penunjang ;
Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur
2 kali dengan interval 6 jam
Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream
( biasanya meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada
skala kualitatif ), kadar hematokrit menurun, BJ urine meningkat,
serum kreatini meningkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml
Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu
Tingkat kesadaran ; penurunan GCS sebagai tanda adanya
kelainan pada otak
USG ; untuk mengetahui keadaan janin
NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin
2.2 Intervensi
a) Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan
penurunan fungsi organ (vasospasme dan peningkatan tekanan darah).
Tujuan :Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi kejang
pada ibu
Kriteria Hasil :
- Kesadaran : compos mentis, GCS : 15 ( 4-5-6 )
- Tanda-tanda vital :
- Tekanan Darah : 100-120/70-80 mmHg
- Suhu : 36-37 C
- Nadi : 60-80 x/mnt
- RR : 16-20 x/mnt
- Intervensi :
1. Monitor tekanan darah tiap 4 jam
R/. Tekanan diastole > 110 mmHg dan sistole 160 atau lebih
merupkan indikasi dari PIH
2. Catat tingkat kesadaran pasien
R/. Penurunan kesadaran sebagai indikasi penurunan aliran darah
otak
3. Kaji adanya tanda-tanda eklampsia ( hiperaktif, reflek patella
dalam, penurunan nadi,dan respirasi, nyeri epigastrium dan oliguria
)
R/. Gejala tersebut merupakan manifestasi dari perubahan pada
otak, ginjal, jantung dan paru yang mendahului status kejang
4. Monitor adanya tanda-tanda dan gejala persalinan atau adanya
kontraksi uterus
R/. Kejang akan meningkatkan kepekaan uterus yang akan
memungkinkan terjadinya persalinan
5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian anti hipertensi dan
SM
R/. Anti hipertensi untuk menurunkan tekanan darah dan SM untuk
mencegah terjadinya kejang
b) Resiko tinggi terjadinya foetal distress pada janin berhubungan
dengan perubahan pada plasenta
Tujuan :Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi foetal
distress pada janin
Kriteria Hasil :
- DJJ ( + ) : 12-12-12
-
Intervensi :
1. Monitor DJJ sesuai indikasi
R/. Peningkatan DJJ sebagai indikasi terjadinya hipoxia, prematur
dan solusio plasenta
2. Kaji tentang pertumbuhan janin
R/. Penurunan fungsi plasenta mungkin diakibatkan karena
hipertensi sehingga timbul IUGR
3. Jelaskan adanya tanda-tanda solutio plasenta ( nyeri perut,
perdarahan, rahim tegang, aktifitas janin turun )
R/. Ibu dapat mengetahui tanda dan gejala solutio plasenta dan tahu
akibat hipoxia bagi janin
4. Kaji respon janin pada ibu yang diberi SM
R/. Reaksi terapi dapat menurunkan pernafasan janin dan fungsi
jantung serta aktifitas janin
5. Kolaborasi dengan medis dalam pemeriksaan USG dan NST
R/. USG dan NST untuk mengetahui keadaan/kesejahteraan janin
c) Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan kontraksi uterus
dan pembukaan jalan lahir
Tujuan :Setelah dilakukan tindakan perawatan ibu mengerti
penyebab nyeri dan dapat mengantisipasi rasa nyerinya
Kriteria Hasil :
- Ibu mengerti penyebab nyerinya
- Ibu mampu beradaptasi terhadap nyerinya
Intervensi :
1. Kaji tingkat intensitas nyeri pasien
R/. Ambang nyeri setiap orang berbeda ,dengan demikian akan
dapat menentukan tindakan perawatan yang sesuai dengan respon
pasien terhadap nyerinya
2. Jelaskan penyebab nyerinya
R/. Ibu dapat memahami penyebab nyerinya sehingga bisa
kooperatif
3. Ajarkan ibu mengantisipasi nyeri dengan nafas dalam bila HIS
timbul
R/. Dengan nafas dalam otot-otot dapat berelaksasi , terjadi
vasodilatasi pembuluh darah, expansi paru optimal sehingga
kebutuhan 02 pada jaringan terpenuhi
4. Bantu ibu dengan mengusap/massage pada bagian yang nyeri
5. R/. untuk mengalihkan perhatian pasien
4. Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan bagian dari proses
keperawatan. Tujuan implementasi adalah mengatasi masalah yang terjadi
pada manusia. Setelah rencana keperawatan disusun, maka rencana
tersebut diharapkan dalam tindakan nyata untuk mencapai tujuan yang
diharapkan, tindakan tersebut harus terperinci sehingga dapat diharapkan
tenaga pelaksanaan keperawatan dengan baik dan sesuai dengan waktu
yang ditentukan Implementasi ini juga dilakukan oleh perawat dan harus
menjunjung tinggi harkat dan martabat sebagai manusia yang unik
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tahapan akhir dari proses keperawatan. Evaluasi
menyediakan nilai informasi mengenai pengaruh intervensi yang telah
direncanakan dan merupakan perbandingan dari hasil yang diamati dengan
kriteria hasil yang telah dibuat pada tahap perencanaan.
Menurut Rohman dan Walod, evaluasi keperawatan ada 2 yaitu:
Evaluasi proses (formatif) yaitu valuasi yang dilakukan setiap selesai
tindakan. Berorientasi pada etiologi dan dilakukan secara terus-
menerus sampai tujuan yang telah ditentukan tercapai.
Evaluasi hasil (sumatif) yaitu evaluasi yang dilakukan setelah akhir
tindakan keperawatan secara paripurna.Berorientasi pada masalah
keperawatan dan menjelaskan keberhasilan atau
ketidakberhasilan.Rekapitulasi dan kesimpulan status kesehatan klien
sesuai dengan kerangka waktu yang ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Gant Nf, Cunningham Fg. Dasar-Dasar Ginekologi Dan Obstetric. 2010. Egc:
Jakarta
James R. Scott, Et All. Buku Saku Obstetri Dan Ginekologi. 2002. Jakarta: Widya
Medika
Nurarif Ah, Kusuma H. Aplikasi Asuhan Keperawatan Erdasarkan Diagnose
Medis Dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 3. 2015. Mediaction:
Joggjakarta
Rahmawati, T. Dasar-Dasar Kebidanan. 2012. Prestasi Pusaka: Jakartas
Angsar D. 2008. Hipertensi Dalam Kehamilan, dalam Ilmu Kebidanan. Edisi IV.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawowihardjo
Karkata, MK. 2006. ‘Faktor Resiko Terjadinya Hipertensi dalam Kehamilan’,
Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology, vol. 30, no. 1
Manuaba, I.B.G., LA. Chandranita Manuaba, dan I.B.G. Fajar Manuaba. 2007.
Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC
Sukrisno, Adi. 2014. Instant Access Ilmu Kebidanan. Pamulang: Binarupa Aksara
Publisher
Wiknjosastro H, Prawiroharjo. 2008. Kebidanan Dalam Masa Lampau, Kini dan
Kelak, dalam: Ilmu Kebidanan Edisi IV. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo
Manuaba, I.B.G. (2009). Buku Ajar Patologi Obstetri. Jakarta: EGC
www.obgyn-rscmfkui.com, di unduh pada tanggal 27 Maret 2014, Pukul 14.26
WIB
Prawirohardjo, Sarwono.(2008).Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT.Bina Pustaka
Saifuddin, A.B.(2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal.Jakarta: YBP-SP
Mansjoer, Arif.(2008).Kapita Selekta Kedokteran edisi ketiga jilid I.Jakarta :
Media Aesculapius
International, NANDA.(2012).Diagnosis keperawatan definisi dan klasifikasi
2012-2014.Jakarta:EGC
G. Ekstremitas
1. Ekstremitas Atas : Edema: tidak terdapat edema
2. Ekstremitas : Nyeri: tidak ada
Varises : tidak ada Lokasi
Tanda Hormon (Horman’s Sign):
3. Masalah Khusus : tidak ada masalah kusus
H. Elimiasi
1. Urine
Kebiasaan BAK : 6-8x sehari,bening kekuningan
BAK Saat Ini :menggunakan kateter
2. BAB
Kebiasaan BAB : 1 kali sehari
BAB Saat Ini : belum ada BAB
I. Istirahat Dan Kenyamanan
1. Pola Tidur
Kebiasaan : tidur dimalam hari
Lama : 6 jam
Frekuensi : mulai jam 21.00 s/d 03.00 wib
Pola Tidur Saat Ini: sering terbangun di malam hari
2. Keluhan Ketidak Nyamanan: nyeri
Lokasi : lokasi sayatan bekas sc
Sifat : Seperti ditusuk- tusuk
Intensitas : Setiap kali bergerak
J. Mobilisasi Dan Latihan
1. Tingkat Mobilisasi : berkurang, belum dianjurkan banyak
bergerak dan masih merasakan nyeri saat bergerak
2. Latihan senam : tidak ada latihan senam
3. Masalah Khusus : tidak ada masalah kusus
K. Nutrisi Dan Cairan
1. Asupan Nutrisi : makan 3 kali dalam sehari, setengah piring,
makanan yang di kosumsi berupa karbohidrat, protein dan sayuran
2. Asupan Cairan : minum 6 gelas sehari
3. Masalah Khusus : tidak ada masalah kusus
L. Status Mental
1. Adaptasi Psikologis : klien merasa cemas dengan kondisi saat ini
karena nyeri bagian abdomen
2. Penerimaan Thd Bayi : klien sangat bahagia dengan lahirnya anak
pertama
3. Masalah Khusus : tidak ada masalah kusus
M. Kemampuan Menyusui : baik
N. Obat-Obatan :
metrodinazole (infus)
cefodinazole
dexametason
injk. Ceftriaxone gr
pronalges
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Hari/tanggal/ja Diagnosis Keperawatan Paraf
. m
1. Senin, 24 November Nyeri akut berhubungan dengan Agen cedera
2020/ 09.30 wib fisik (prosedur operasi) ditandai dengan klien
mengeluh nyeri dibagian luka operasi, klien
merasa nyeri dengan skala nyeri 4, klien
tampak meringis
2. Senin, 24 November Gangguan mobilitas fisik berhubungan
2020/ 09.30 wib dengan nyeri ditandai dengan klien
mengatakan nyeri bertambah saat bergerak,
klien tampak dibantu oleh keluarganya untuk
miring kiri dan kanan
3. Senin, 24 November Menyusui Tidak Efektif berhubungan dengan
2020/ 09.30 wib Ketidakadekuatan suplai ASI dan Kurang
Informasi Tentang Metode Menyusui
ditandai dengan klien mengatakan ASI klien
belum keluar dan klien mengatakan belum
memahami teknik menyusui
4. Senin, 24 November Resiko infeksi b.d efek prosedur invasiff
2020/ 09.30 wib
C. Intervensi Keperawatan
Perencanaan
Diagnosa
Tujuan Intervensi
Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Identifikasi lokasi, karakter
agen pencedera selama 6 jam diharapkan nyeri dapat frekuensi, kualitas, intensitas ny
fisik (prosedur berkurang dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi skala nyeri
operasi) 1. Klien mengatakan nyeri berkurang 3. Identifikasi respon nyeri non ver
2. Klien melakukan tindakan control 4. Identifikasi faktor yang mem
nyeri memperingan nyeri
5. Ajarkan teknik non farmak
mengurangi rasa nyeri
6. Demonstrasikan dan latih tek
misalnya Tarik napas dalam
7. Anjurkan klien untuk istirahat ya
8. Kolaborasi dalam pemberian ana
Gangguan Setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi
mobilitas fisik selama 2 x 24 jam di harapkan 1. Monitor kondisi umum selam
berhubungan gangguan mobilitas fisik klien teratasi mobilisasi
dengan nyeri Kriteria hasil : Edukasi
ditandai dengan 3. Aktivitas fisik klien meningkat 2. Jelaskan tujuan dan prosedur mo
klien mengatakan 4. Mengerti tujuan dari peningkatan 3. Anjurkan klien melakukan mobil
nyeri bertambah mobilitas 4. Ajarkan mobilisasi sederhana
saat bergerak dilakukan misal duduk di tempat
serta klien tampak 5. Ajarkan ambulasi sederhana mis
dibantu keluarga tempat tidur ke kamar mandi
saat miring kanan Trapeutik
dan miring kiri 6. Libatkan keluarga untuk mem
dalam meningkatkan pergerakan
Menyusui tidak Setelah dilakukan asuhan keperawatan Edukasi menyusui :
efektif selama 1 x 24 jam di harapkan status 7. Identifikasi kesiapan da
berhubungan menyusi efektif : klien dalam menerima inf
dengan 5. Mengetahui cara menyusui 8. Berikan kesempatan
ketidakadekuatan dengan benar bertanya
suplai ASI dan 6. Menunjukkan prilaku menyusui 9. Anjurkan keluarga un
kurang informasi dengan benar dukungan
metode menyusui. 7. Suplai ASI adekuat 10. Jelaskan manfaat meny
dan bayi
11. Ajarkan posisi me
perlekatan dengan benar
12. Ajarkan perawatan p
partum.
13. Berikan pujian terhadap
yang benar
Resiko Infeksi Setelah dilakukan intervensi selama 1x Pencegahan Infeksi :
berhubungan 24 jam diharapkan tidak ada tanda- 3. Monitor tanda dan gejala inf
dengan Efek tanda Infeksi, dengan kriteria hasil : 4. Anjurkan konsumsi makan
prosedur invasif 1. Tidak ada kenaikan suhu tubuh bernutrisi (mengkonsumsi
2. Keadaan luka sayatan tidak ada daging, tahu, dan te
kalor/ panas, rubor/ kemerahan, penyembuhan luka, makan b
tumor/ pembengkakan dan serta banyak mengkonsumsi
dolor/ peradangan. 5. Kolaborasi pemberian metro
cefodroxil 2x1 dan ceftriaxo
Perawatan luka
6. Monitor karakteristik luka da
infeksi
7. Mencuci tangan sebelum
luka
8. Ganti pemban luka dengan p
Perawatan pasca persalinan
9. Monitor tanda- tanda vital
10. Monitor keadaan lochea
Perawatan pasca
persalinan
12. Memonitor tanda-
tanda vital
13. Memonitor
keadaan lochea
Tanggal : 24 November 2020
Nyeri akut 1. mengajarkan 24 S : klien masih
b.d agen teknik non November mengeluh nyeri pada
pencedera farmakologis 2020/ saat bergerak
fisik untuk mengurangi 09.00 wib - P : luka post
(prosedur rasa nyeri op sc
operasi) misalnya - Q : nyeri
mendemonstrasika terasa tertusuk
n dan latih teknik - R : nyeri pada
relaksasi misalnya bagian sayatan
Tarik napas dalam - S : nyeri skala
2. menganjurkan skala 4
klien untuk - T : klien
istirahat yang mengeluh
cukup nyeri saat
3. Kolaborasi dalam bergerak
pemberian O : klien tidak
analgetik tampak meringis
A : Nyeri akut b.d
agen pencedera fisik
(prosedur operasi)
(masalah teratasi)
P : intervensi lanjutan
1. Menganjurkan
klien untuk
menarik napas
dalam saat terasa
nyeri
2. menganjurkan
klien untuk
istirahat yang
cukup
3. Kolaborasi dalam
pemberian
analgetik
(pronalges)
Gangguan 1. Mengajarkan 24 S : klien
mobilitas mobilisasi Novem mengatakan
fisik sederhana yang ber sudah dapat
berhubungan harus dilakukan 2020/ miring kiri dan
dengan nyeri misal duduk di 20.00 miring kanan
tempat tidur) wib tanpa bantuan
2. Mengajarkan suami, hanya
ambulasi sederhana saja saat duduk
misal berjalan dari ditempat tidur
tempat tidur ke dan berjalan ke
kamar mandi. kamar mandi
3. Melibatkan masih dibantu
keluarga untuk suami.
membantu pasien O:
dalam 1. Klien dapat
meningkatkan miring kiri
pergerakan. dan miring
kanan secara
mandiri
2. Klien tampak
dapat duduk
ditepi tempat
tidur secara
perlahan
dengan
bantuan
suami
3. Klien dapat
berjalan dari
tempat tidur
ke wc
A : Masalah
teratasi
P : Intervensi
dihentikan
Menyusui Edukasi menyusui : 24 S:
tidak efektif 1. Mengidentifika Novem 1. Klien
berhubungan si kesiapan dan ber mengatak
dengan kemampuan 2020/ an
ketidakadeku klien dalam 20.00 mengetah Mahasis
atan suplai menerima wib ui cara wa
ASI dan informasi dan
kurang 2. Memberikan posisi
informasi kesempatan pemberia
metode klien untuk n ASI
menyusui. bertanya dengan
3. Menganjurkan benar
keluarga untuk 2. Klien
memberi mengatak
dukungan an ASI
4. Menjelaskan mulai
manfaat keluar
menyusui bagi lebih
ibu dan bayi banyak
5. Mengajarkan dari
posisi kemarin
menyusui dan O:
perlekatan 1. Posisi
dengan benar menyusui
6. Mengjarkan klien
perawatan terlihat
payudara post sudah
partum. benar
7. Berikan pujian (Perlekat
terhadap an dada
perilaku ibu ibu dan
yang benar bayi baik
dan
putting
susu
masuk
dengan
sempurna
di mulut
bayi)
A : Masalah
teratasi
P : Intervensi
dihentikan
Resiko Pencegahan Infeksi 23 S :-
Infeksi : Novem O : TTV dalam
berhubungan 1. Memonitor ber batas normal
dengan Efek tanda dan 2020/ - Suhu 36,5 0
prosedur gejala infeksi 20.00 c
invasif 2. Menganjurkan wib - TD 100/ 70
konsumsi mmhg
makanan dan - Nadi 99
cairan - Kondisi
bernutrisi luka baik
(mengkonsums tidak ada
i telur, ikan, tanda-
daging, tahu tanda
dan tempe ) infeksi
untuk (rubor,
penyembuhan kalor, dolor
luka, makan dan tumor)
buah dan sayur A : Masalah
serta banyak teratasi sebagian
mengkonsumsi P : Lanjutkan
air putih. Intervensi
3. Kolaborasi 1. Observas
pemeberian i luka
metronidazole bekas
3x 1, operasi
cefodroxil 2x1 ada
dan ceftriaxon tidaknya
2 x1 gr tanda-
tanda
Perawatan luka
infeksi
1. Memonitor
(rubor,
karakteristik
kalor,
luka dan tanda-
dolor dan
tanda infeksi
tumor)
2. Mencuci
2. Pantau
tangan
tanda-
sebelum
tanda
membersihkan
vital
luka
3. Mengganti
pemban luka
dengan
perawatan
steril
Perawatan pasca
persalinan
1. Memonitor
tanda- tanda
vital
2. Memonitor
keadaan lochea
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Ukhvia Munawara G1B220001
Rina Mariani G1B220002
Devi Nopita Sari Manurung G1B220005
Ria Ramadani Wansyaputri G1B220006
Vera Feronica G1B220007
Meti Erianti G1B220008
Nelvi Putri G1B220009
Astri Rahma Yani G1B220011
Auradhia Nurusyifa G1B220013
Keterangan :
J. Evaluasi Pembelajaran
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan Media dan Alat
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan yang
digunakan dalam penyuluhan yaitu :
Leaflet
b. Persiapan Materi
Materi disiapkan dalam bentuk leaflet
c. Kontrak
Dalam kegiatan promosi kesehatan telah dilakukan kontrak
mengenai waktu, dan tempat pada tanggal 23 November 2020 pukul
14.00 wib.
2. Evaluasi Proses
Sasaran kegiatan promosi kesehatan teknik menyusui mampu mengikuti
jalannya kegiatan dengan baik dan penuh antusias. Selama kegiatan
promosi kesehatan berlangsung, sasaran aktif mengikuti kegiatan dan
apabila ada yang belum dimengerti, sasaran memberi pertanyaan
kepada mahasiswa dan mahasiswapun mampu menjawab pertanyaan
peserta. Mahasiswa melakukan komunikasi dua arah untuk saling
mengenal dan menjelaskan tujuan penyuluhan, sehingga sasaran tidak
meninggalkan tempat diadakannya kegiatan saat acara berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
Pasien dan keluarga pasien mampu menyatakan perasaannya setelah
mengikuti kegiatan promosi kesehatan
MATERI PENYULUHAN
A. Teknik Menyusui yang Benar
1. Pengertian
ASI (air susu ibu) adalah air susu yang dihasilkan oleh ibu dan
mengandung semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi untukkebutuhan
pertumbuhan dan perkembangan bayi. ASI EKSLUSIF adalah bayi
hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula,
air jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat
seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, buburnasi dan tim, selama 6
bulan.
Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan asi kepada
bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (suradi
dan hesti, 2004, p.1)
2. Manfaat ASI
a. Manfaat ASI bagi bayi
1) Sebagai nutrisi lengkap.
2) Meningkatkan daya tahan tubuh.
3) Meningkatkan kecerdasan mental dan emosional yang stabil
serta spiritual yang matang diikuti perkembangan sosial yang
baik.
4) Mudah dicerna dan diserap.
5) Gigi, langit-langit dan rahang tumbuh secara sempurna.
6) Memiliki komposisi lemak, karbohidrat, kalori, protein dan
Vitamin.
7) Perlindungan penyakit infeksi melipitiotitis media akut, daire
dan saluran pernafasan.
8) Perlindungan alergi karena dalam ASI mengandung antibodi.
9) Memberikan rangsang intelegensi dan saraf.
10) Meningkatkan kesehatan dan kepandaian secara optimal
MANFAAT ASI