Anda di halaman 1dari 27

EVIDENCE BASED PRACTICE

PERBANDINGAN PEMBERIAN KOMPRES HANGAT DAN KOMPRES


BAWANG MERAH TERHADAP HIPERTERMI PADA ANAK

Dosen Pembimbing :
Ns. Fadliyana Ekawaty M.Kep.,Sp.Kep.An

Disusun Oleh :
Rina Febrianti G1B220003
Dina Silfia G1B220012
Siti Kholifah G1B220018

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
BAB I
TINJAUAN LITERATUR JURNA

a. Tema/ Judul
The effect of onion (allium ascalonicum l.) compres toward body temperature
of children with hipertermia (Pragita Reza Riyady et al)
b. Dua Jurnal tambahan
1) Perbedaan kompres hangat dan kompres bawang merah terhadap
penurunan suhu tubuh anak dengan demam (Etika Dewi Cahyaningrum,
Anies, Hari Peni Julianti)
2) Perbedaan efektifitas pemberian kompres hangat dan kompres bawang
merah terhadap penurunan suhu tubuh anak usia 0-1 tahun yang
mengalami demam di desa semboro (Harianah Akib, Megawati)
c. Jelaskan yang dibahas dalam jurnal utama
1) Pengantar Hipertermi adalah suatu kondisi dimana tubuh suhu lebih
tinggi dari biasanya, dan merupakan gejala dari suatu penyakit. Jika tidak
segera diobati hipertermia dapat menyebabkan peningkatan laju
pernapasan dan denyut nadi, peningkatan detak jantung, menggigil,
keringat berlebih, haus meningkat, dehidrasi ringan sampai berat, dan
kejang. Hipertermi paling sering terjadi pada anak, hipertermia dapat
terjadi pada 1 dari 2.000 kasus pada anak usia 1 sampai 10 tahun yang
dianggap menjadi kondisi gawat darurat anak. Meningkatnya suhu tubuh
pada anak bisa membuat orang tua menjadi stres dan cemas. Ketika anak
demam orang tua sering kali melakukan upaya-upaya untuk menurunkan
demam anak. Selama ini upaya yang sering dilakukan orang tua untuk
menurunkan demam anak adalah pemberian obat penurun
panas/antipiretik. Penanganan demam dengan selalu memberikan
antipiretik tidak dibenarkan, sebenarnya manusia memiliki mekanisme
untuk menurunkan suhu tubuh apabila tubuh memperoleh terlalu banyak
panas. Pengaturan suhu tubuh dapat dibantu untuk diturunkan dengan
cara fisik yaitu kompres. Kompres menurunkan panas melalui metoda
konduksi dan evaporasi yaitu perpindahan panas dari suatu objek lain
dengan kontak langsung. Salah satu contoh dari metode konduksi dan
evaporasi adalah penggunaan kompres hangat. Kompres hangat tidak
memiliki efek samping dan tidak membahayakan ataupun memperparah
kondisi penderita. Selain itu, metode konduksi dan evaporasi juga dapat
dilakukan dengan obat tradisional. Bawang merah dapat digunakan untuk
mengompres. Hal ini disebabkan bawang merah mengandung senyawa
sulfur organic yaitu Allylcysteine sulfoxide (Alliin) yang berfungsi
menghancurkan pembentukan pembekuan darah. Hal tersebut membuat
peredaran darah lancar sehingga panas dari dalam tubuh dapat lebih
mudah disalurkan ke pembuluh darah tepi.
2) Hasil : Hasil didapatkan bahwa terjadi penurunan suhu tubuh rata-rata
dalam kelompok diperlakukan yaitu 1,09ºC dari rata-rata sebelum diberi
kompres bawang merah suhu tubuh 38,32ºC dan setalah diberikan
kompres bawang merah suhu tubuh 37,23ºC. Sedangkan untuk kelompok
kontrol yang diberi kompres hangat terjadi penurunan pada suhu tubuh
rata-rata pada kelompok kontrol 0,65ºC dari rata-rata suhu tubuh pretest
38,12ºC menjadi 37,47ºC setelah posttest. Dari hasil di atas dapat dilihat
kompres bawang memiliki penurunan suhu lebih banyak dibandingkan
kompres air hangat.
3) Pembahasan: Bawang merah merupakan ramuan multiguna yang dapat
dimanfaatkan untuk menurunkan suhu tubuh. Fitokimia senyawa yang
terkandung dalam bawang merah salah satunya adalah flavanoid.
Flavonoid dapat menghasilkan beberapa efak bioaktivitas antara lain efek
antipiretik, analgesik dan anti inflamasi. Flavonoid ditemukan pada
bawang merah sebanyak 29%. Flavonoid dalam bawang merah tertinggi
kedua setelah teh hijau, dimana bawang merah juga sering digunakan
dalam kegiatan sehari-hari dalam masyarakat sehingga sangat mudah di
temukan di komunitas. Selain mengandung flavonoid, bawang merah
juga mengandung sulfur organik senyawa yaitu Allylcysteine sulfoxide
(Alliin) yang berfungsi menghancurkan pembentukan gumpalan darah.
Hal ini membuat sirkulasi darah menjadi lancar sehingga panas tubuh
dapat lebih mudah didistribusikan ke pembuluh darah tepi. Allisin
menunjukkan aktivitas bakteri dengan menghambat sintesis RNA dengan
cepat dan secara menyeluruh dan menghambat protein bakteri sintesis
DNA. Senyawa allisin memiliki sifat mudah menguap pada suhu 20°C
sampai 40°C. Bawang merah dihancurkan untuk melepaskan enzim
alliinase yang berfungsi sebagai katalisator. Reaksi akan terjadi dalam
10-60 detik. Agar reaksi ini tidak cepat terjadi, maka bawang merah
dapat ditambahkan minyak, seperti yang dimiliki grup sifat alllil sulfide
dapat dilarutkan dalam minyak sebagai pelarut non-polar. Minyak dapat
berfungsi sebagai isolator, karena minyak mampu menghantarkan panas
dengan baik. Pemberian kompres hangat pada kelompok kontrol di
daerah ketiak juga memiliki efek yang baik dalam menurunkan suhu
tubuh pada anak dengan hipertermia karena daerah tersebut memiliki
pembuluh darah yang besar sehingga pada kelompok kontrol juga
mengalami penurunan suhu tubuh karena mekanisme kompres hangat.
Dari hasil dapat dilihat bahwa kompres bawang memiliki penurunan suhu
lebih banyak dibandingkan kompres air hangat. Hal ni karena kandungan
bawang merah dapat menurunkan suhu, antara lain floroglusin, sikloaliin,
metialiin, kaempferol, quercetin, dan minyak esensial, sedangkan
kompres hangat hanya berupa air hangat tanpa penambahan zat lain.
1. Jelaskan tujuan dari jurnal yang dibahas
Tujuan dari jurnal yang dibahas adalah untuk mengetahui perbedaan
efektifitas pemberian kompres hangat dan kompres bawang merah
terhadap penurunan suhu tubuh anak demam.
2. Bahan dan metode yang digunakan dalam jurnal
Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi-
eksperimental dengan control group pretest and posttest design. Populasi
untuk penelitian ini adalah semua pasien anak-anak yang dirawat di
ruang Bougenville RS dr. Haryato Lumajang yang memiliki tanda-tanda
hipertermia. Sampel penelitian ini adalah 20 anak dengan teknik
pengambilan sample menggunakan Purposive Sampling dengan kriteria
inklusi yang telah peneliti tetapkan. Peneliti menentukan jumlah sampel
yang diambil 10 sampel untuk kelompok kontrol dan 10 sampel untuk
kelompok pengobatan/perlakuan. Intervensi yang dilakukan untuk pretest
masing-masing kelompok suhu tubuhnya diukur dengan menggunakan
termometer. Untuk kelompok perlakuan diberikan intervensi kompres
bawang merah yang dicincang dan dicampur dengan minyak selama 10
menit. Sedangkan untuk kelompok control diberi perlakuan kompres
dengan air hangat pada pada daerah axila selama 10 menit. Setelah itu
dilakukan kembali pengukuran suhu tubuh dengan menggunakan
termometer untuk posttest.
3. Diskusi yang dibahas dalam jurnal
Bawang merah dapat digunakan untuk mengompres dan penurunan suhu
tubuh. Hal ini disebabkan bawang merah mengandung senyawa sulfur
organic yaitu Allylcysteine sulfoxide (Alliin) yang berfungsi
menghancurkan pembentukan pembekuan darah. Zat aktif allisin yang
terkandung dalam bawang merah memiliki efek bakteriostatis dan efek
bakteriosidal. Allisin adalah suatu senyawa yang diturunkan dari alliin
teroksidasi, sebuah senyawa antibakteri, tetapi tidak memiliki antivirus.
Senyawa tersebut dapat mereduksi sistein bakteri dalam tubuh yang
mengganggu ikatan disulfida protein bakteri. Allisin menghentikan
aktivitas bakteri dengan menghambat sintesis RNA dengan cepat dan
secara menyeluruh dan menghambat protein bakteri sintesis DNA untuk
berpotensi. Senyawa allisin memiliki sifat mudah menguap pada suhu
20°C sampai 40°C. Bawang merah dihancurkan untuk melepaskan enzim
alliinase yang berfungsi sebagai katalisator. Reaksi akan terjadi dalam
10-60 detik. Agar reaksi ini tidak cepat terjadi, maka bawang merah yang
dicincang ditambahkan minyak, seperti yang dimiliki grup sifat alllil
sulfide dapat dilarutkan dalam minyak sebagai pelarut non-polar. Minyak
dapat berfungsi sebagai isolator, karena minyak mampu menghantarkan
panas dengan baik. Hal tersebut membuat peredaran darah lancar
sehingga panas dari dalam tubuh dapat lebih mudah disalurkan ke
pembuluh darah tepi. Selain itu bawang merah juga mengandung
Flavonoid yang dapat menghasilkan beberapa efak bioaktivitas antara
lain efek antipiretik, analgesik dan anti inflamasi. Sedangkan kompres
hangat mempengaruhi tubuh dengan pelebaran pembuluh darah
(vasodilatasi), pemberian kompres hangat akan memberikan sinyal ke
hipotalamus melalui tulang belakang. Ketika reseptor sensitif terhadap
panas sistem efektor dirangsang dihipotalamus memancarkan sinyal
sehingga mulai berkeringat dan terjadi vasodilatasi perifer. Perubahan
ukuran pembuluh darah diatur oleh pusat vasomotor di medula oblongata
di batang otak, di bawah pengaruh hipotalamus bagian anterior,
menyebabkan vasodilatasi. Ini menyebabkan terjadinya vasodilatasi,
sehingga terjadi pembuangan energi atau kehilangan panas melalui
peningkatan kulit (berkeringat), dan diharapkan dapat menurunkan suhu
tubuh agar mencapai normal keadaan kembali.
4. Intervensi yang diterapkan dalam jurnal
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompres bawang merah lebih
efektif untuk penurunan suhu tubuh pada anak demam dibandingkan
dengan kompres hangat. Kompres bawang merah dan kompres air hangat
sama-sama dapat menurunkan suhu tubuh, hanya saja dengan kompres
bawang merah terjadi penurunan suhu lebih banyak dibandingkan
kompres air hangat.
JUDUL METODE PENGAMBILAN
NO PENULIS TAHUN ISI JURNAL
JURNAL JURNAL

1 The effect of Pragita Reza Riyady 2016 Jurnal ini diambil melalui mesin pencari 1) Introduction : Hipertermi adalah suatu kondisi dimana
onion (allium et al. google schoolar dengan kata kunci tubuh suhu lebih tinggi dari biasanya, dan merupakan gejala
ascalonicum l.) “warm compress, shallot compress, dari suatu penyakit. Jika tidak segera diobati hipertermia
compres toward Proceeding ICMHS hipertermia”. Didapatkan hasil dapat menyebabkan peningkatan laju pernapasan dan
body temperature 2016 : ISBN 978- sebanyak 4 artikel. Kriteria jurnal denyut nadi, peningkatan detak jantung, menggigil, keringat
of children with 602-60569-3-1 yaitu: Isi jurnal spesifik membahas berlebih, haus meningkat, dehidrasi ringan sampai berat,
hipertermia in tentang keefektifan kompres bawang dan kejang. Pengaturan suhu tubuh dapat dibantu untuk
bougenville room merah untuk penurunan suhu tubuh diturunkan dengan cara fisik yaitu kompres. Kompres
dr. haryoto anak dengan demam, artikel menurunkan panas melalui metoda konduksi dan evaporasi
lumajang dipublikasikan dalam 10 tahun yaitu perpindahan panas dari suatu objek lain dengan
hospital. terkakhir dan dapat diakses full text. kontak langsung. Kompres hangat tidak memiliki efek
samping dan tidak membahayakan ataupun memperparah
kondisi penderita. Selain itu, metode konduksi dan
evaporasi juga dapat dilakukan dengan obat tradisional.
Bawang merah dapat digunakan untuk mengompres.
Kompres bawang merah mudah dijangkau masyarakat, baik
harga maupun ketersediaannya.
2) Methods:
a. Pendekatan penelitian : Pendekatan kuantitatif
b. Desain penelitian : Metode penelitian ini
menggunakan desain penelitian Quasi-eksperimental
dengan control group pretest and posttest design.
c. Populasi : Populasi untuk penelitian ini adalah
semua pasien anak-anak yang dirawat di ruang
Bougenville RS dr. Haryato Lumajang yang memiliki
tanda-tanda hipertermia.
d. Besar sampel : Sampel penelitian ini adalah 20
anak. Peneliti menentukan jumlah sampel yang diambil
10 sampel untuk kelompok kontrol dan 10 sampel untuk
kelompok pengobatan/perlakuan.
e. Teknik pengambilan sampel : Teknik
pengambilan sample pada penelitian ini adalah
menggunakan Purposive Sampling.
f. Kriteria pengambilan sampel :Kriteria
pengambilan sampel sebagai berikut.
Kriteria Inklusi:
1) Pasien anak-anak yang dirawat diruang
Bougenville RS dr. Haryato Lumajang yang memiliki
tanda-tanda hipertermia.
2) Anak umur 1-5 tahun
g. Intervensi
- Suhu tubuh diukur dengan menggunakan
termometer.
- Kompres dengan air hangat pada kelompok
kontrol pada daerah axila selama 10 menit.
- Kompres bawang merah yang dicincang dan
dicampur dengan minyak 10 menit.
3) Result : Hasil didapatkan bahwa terjadi penurunan suhu
tubuh rata-rata dalam kelompok diperlakukan yaitu 1,09ºC
dari rata-rata sebelum diberi kompres bawang merah suhu
tubuh 38,32ºC dan setalah diberikan kompres bawang
merah suhu tubuh 37,23ºC. Sedangkan untuk kelompok
kontrol yang diberi kompres hangat terjadi penurunan pada
suhu tubuh rata-rata pada kelompok kontrol 0,65ºC dari
rata-rata suhu tubuh pretest 38,12ºC menjadi 37,47ºC setelah
posttest. Dari hasil di atas dapat dilihat kompres bawang
memiliki penurunan suhu lebih banyak dibandingkan
kompres air hangat.
4) Discussion: Bawang merah dapat digunakan untuk
mengompres dan penurunan suhu tubuh. Hal ini disebabkan
bawang merah mengandung senyawa sulfur organic yaitu
Allylcysteine sulfoxide (Alliin) yang berfungsi
menghancurkan pembentukan pembekuan darah. Hal
tersebut membuat peredaran darah lancar sehingga panas
dari dalam tubuh dapat lebih mudah disalurkan ke pembuluh
darah tepi. Selain itu bawang merah juga mengandung
Flavonoid yang dapat menghasilkan beberapa efak
bioaktivitas antara lain efek antipiretik, analgesik dan anti
inflamasi. Sedangkan kompres hangat mempengaruhi tubuh
dengan pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi), pemberian
kompres hangat akan memberikan sinyal ke hipotalamus
melalui tulang belakang Ketika reseptor sensitif terhadap
panas sistem efektor dirangsang dihipotalamus
memancarkan sinyal sehingga mulai berkeringat dan terjadi
vasodilatasi perifer. Ini menyebabkan terjadinya
vasodilatasi, sehingga kehilangan panas melalui
peningkatan kulit (berkeringat), dan diharapkan dapat
menurunkan suhu tubuh agar mencapai normal keadaan
kembali.
5) Conclusion: Studi ini mengungkapkan bahwa kompres
bawang merah lebih efektif untuk penurunan suhu tubuh
pada anak demam dibandingkan dengan kompres hangat.
Kompres bawang dan kompres air hangat dapat menurunkan
suhu tubuh, hanya saja kompres bawang memiliki
penurunan suhu lebih banyak dibandingkan kompres air
hangat. Hal ini karena adanya kandungan bawang merah
yang dapat menurunkan suhu, antara lain floroglusin,
sikloaliin, metialiin, kaempferol, quercetin, dan minyak
esensial, sedangkan kompres hangat hanya berupa air hangat
tanpa penambahan zat lain.

2 Perbedaan kompresEtika Dewi2014 Jurnal ini diambil melalui mesin pencari 1. introduction :
hangat dan Cahyaningrum, : google scholar dengan kata kunci Demam merupakan respon normal tubuh terhadap adanya
kompres bawang Anies, Hari Peni “Kompres hangat, kompres bawang infeksi. Infeksi adalah keadaan masuknya mikroorganisme
merah terhadap Julianti merah, anak demam”. Didapatkan kedalam tubuh, dapat berupa virus, bakteri, parasit, maupun
penurunan suhu hasil sebanyak 11 jurnal. Kriteria nya jamur. Demam pada anak umumnya disebabkan oleh infeksi
tubuh anak yaitu: Isi jurnal spesifik membahas virus. Menurunkan atau mengendalikan dan mengontrol
dengan demam Jurnal Ilmu dan tentang keefektifan kompres hangat demam pada anak dapat dilakukan secara farmakologi dan
Teknologi dan juga kompres bawang merah nonfarmakologi. Salah satu contoh non farmakologi yaitu
Kesehatan (E- terhadap penurunan suhu tubuh anak dengan kompres hangat dana kompres bawang merah. Jadi,
Journal) vol. 5(1) yang meningkat, artikel penelitian ini bertujuan untuk membuktikan perbedaan
dipublikasikan dalam 10 tahun penurunan suhu tubuh anak dengan demam antara kompres
terakhir dan dapat diakses full text. hangat dan kompres bawang merah.
2. methods :

Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi


Experiment dengan pendekatan Pretest- Postest. Dilakukan
pretest pada dua kelompok, diikuti intervensi kompres
hangat maupun kompres bawang merah kemudian postest.
Alat ukur untuk variabel kompres menggunakan checklist,
sedangkan variabel penurunan suhu tubuh anak
menggunakan thermometer digital. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini sebanyak 34 orang dengan Purposive
Sampling. Kriteria inklusi meliputi anak dengan demam di
wilayah kerja Puskesmas Kembaran I Purwokerto dengan
suhu 37,3oC – 38,5oC. Analisis bivariat yang digunakan
untuk parametrik adalah Uji t sampel berpasangan
sedangkan untuk non parametrik adalah wilcoxon. Untuk
mengetahui perbedaan antara kompres hangat dan kompres
bawang merah terhadap penurunan suhu tubuh anak dengan
demam, digunakan Uji t tidak berpasangan.
3. Result and Analyze :
Setelah diberikan kompres hangat, rerata suhu tubuh
mengalami perubahan dari suhu tubuh 38.047oC menjadi
37.071oC dengan nilai signifikansi 0.000 (ρ < 0.05) yang
artinya ada perbedaan yang bermakna rerata suhu
sebelum dan setelah pemberian kompres hangat pada
anak dengan demam. Sedangkan, pada kelompok
pemberian kompres bawang merah didapatkan adanya
perubahan suhu, dari 37.982oC menjadi 36.847oC
dengan nilai signifikansi 0.000 (ρ < 0.05) yang artinya
ada perbedaan yang bermakna rerata suhu sebelum dan
setelah pemberian kompres bawang merah pada anak
dengan demam. Hasil perbandingan 2 metode tersebut
didapatkan bahwa pada kelompok kompres hangat rerata
penurunan suhu sebesar 0.976oC sedangkan pada
kelompok kompres bawang merah rerata penurunan suhu
sebesar 1.106oC. hasil uji T tidak berpasangan diperoleh
nilai signifikansi 0.288 (p > 0.05), yang artinya tidak ada
perbedaan yang bermakna antara kelompok kompres
hangat dan kompres bawang merah. Adanya pengaruh
terhadap penurunan suhu dapat terlihat pada kedua
kelompok intervensi, namun penurunan rerata suhu
kelompok kompres bawang merah lebih besar dibanding
pada kelompok kompres hangat.
4. Discussion :
Meskipun tidak terdapat perbedaan penurunan suhu yang
bermakna antara kelompok kompres hangat dengan
kelompok kompres bawang merah, adanya pengaruh secara
signifikan terhadap penurunan suhu tubuh anak dengan
demam dapat terlihat pada kedua kelompok intervensi.
Hasil analisis deskripif mengenai waktu mencapai suhu
normal, dapat ditarik kesimpulan bahwa kompres bawang
merah lebih cepat menurunkan suhu tubuh anak dengan
demam dibanding kompres hangat. Fakta tersebut terjadi
karena pada kompres bawang merah memiliki kandungan
yang terdapat dalam bawang merah yaitu zat yang dapat
menurunkan suhu tubuh antara lain floroglusin, sikloaliin,
metialiin, kaemferol, kuersetin, dan minyak atsiri.
Sementara pada kompres hangat hanya air hangat tanpa
tambahan zat lain.
5. Conclusion :
Hasil penelitian dapat ada perbedaan yang bermakna
rerata suhu sebelum dan setelah pemberian kompres
hangat pada anak dengan demam, ada perbedaan yang
bermakna rerata suhu sebelum dan setelah pemberian
kompres bawang merah dan tidak terdapat perbedaan
rerata selisih suhu yang bermakna antara kelompok
kompres hangat dengan kelompok kompres bawang
merah namun pada kelompok kompres bawang merah
penurunanan suhu lebih banyak dan lebih cepat
mencapai suhu normal dibanding kelompok kompres
hangat.
3. Perbedaan Harianah Akib, 2014 Jurnal ini diambil melalui mesin pencari 1. Introduction :

efektifitas Megawati : google scholar dengan kata kunci Demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal

pemberian “Kompres hangat , kompres bawang sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu
Jurnal Kesehatan dr.
kompres hangat soebandi vol. 5 merah, demam”. Didapatkan hasil dihipotalamus. Sebagian besar demam pada anak merupakan

dan kompres no. 1 sebanyak 19 jurnal. Kriteria nya akibat dari perubahan pada pusat panas (termoregulasi) di

bawang merah yaitu: Isi jurnal membahas tentang hipotalamus. Penyakit- penyakit yang di tandai dengan

terhadap keefektifan pemberian kompres adanya demam dapat menyerang system tubuh. Selain itu

penurunan suhu hangat dan juga kompres bawang demam mungkin berperan dalam meningkatkan

tubuh anak usia 0- merah terhadap penurunan suhu perkembangan imunitas spesifik dan nonspesifik dalam

1 tahun yang tubuh yang meningkat untuk membantu pemulihan atau pertahanan terhadap infeksi.

mengalami mengatasi demam, artikel Pemberian vaksin DPT dapat menimbulkan efek samping

demam pasca dipublikasikan dalam 10 tahun panas akan sembuh dalam 1-2 hari, rasa sakit di daerah

imunisasi dpt di terakhir dan dapat diakses full text. suntikan, peradangan pada bekas suntikan dan kejang-kejang.

desa semboro Untuk mengatasi demam anak bisa dilakukan tehnik kompres
hangat dan dengan obat tradisional dengan kompres bawang
merah. Jadi, tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan
perbedaan penurunan suhu tubuh anak antara kompres hangat
dan kompres bawang merah.
2. Methods :
Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi
Experimental dengan Two group pretest posttest
menggunakan pendekatan Cross-Sectional. Sampel
penelitian berjumlah 14 anak yang mengalami demam di
Desa Semboro. Teknik pengambilan sampel
menggunakan alat ukur Thermometer Raksa dengan
Quota Sampling. Uji yang akan digunakan peneliti adalah
uji T-Test Bepasangan dan T-Test Independent.
3. Result and Analyze :
Setelah dilakukan kompres hangat menunjukkan bahwa hasil
pemeriksaan suhu tubuh sebelumnya adalah 380.14 dan
sesudah dilakukan kompres hangat suhu tubuh menjadi 377.14
artinya ada perbedaan secara bermakna terhadap anak yang
mengalami demam sebelum dan sesudah dilakukan tindakan
kompres hangat, dan setelah dilakukan kompres bawang
merah sebelumnya suhu tubuh anak 380.43 dan sesudah
dilakukan kompres bawang merah menjadi 375.86 artinya ada
perbedaan secara bermakna terhadap anak yang mengalami
demam sebelum dan sesudah dilakukan tindakan kompres
bawang merah. Berdasarkan uji t untuk penurunan suhu tubuh
sebelum dan sesudah dilakukan tindakan kompres hangat dan
kompres bawang merah menunjukkan p-value sebesar 0,00
hal ini menunjukkan nilai p-value< (0.05), artinya ada
perbedaan signifikan rata-rata penurunan suhu tubuh sebelum
dan sesudah diberikan tindakan kompres hangat dan kompres
bawang merah., terdapat rata-rata selisih pada kompres hangat
yaitu 3ºC dan selisih pada kompres bawang merah yaitu
4,57ºC. Sedangkan uji t independen, didapatkan nilai t sebesar
1.260 dengan p-value 0,232 >α (0,05), sehingga Ho di terima,
yang berarti penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan
efektifitas antara kompres hangat dan kompres bawang merah,
4. Discussion :
Penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan efektifitas
antara kompres hangat dan kompres bawang merah, hal ini
dikarenakan kedua tindakan tersebut pada prinsip
penanganannya sama, yaitu sama- sama memberikan sinyal ke
hipotalamus yang menyebabkan terjadinya vasodilatasi
sehingga pembuangan panas melalui kulit meningkat. Namun,
pada kelompok kompres bawang merah penurunan suhu tubuh
lebih banyak dan lebih cepat mencapai suhu normal dibanding
kelompok kompres hangat. dalam bawang merah terdapat
senyawa flavonoid sebagai antiinflamasi, senyawa propil
disulfide dan propil metal disulfide yang mudah menguap dan
di dalam bawang merah memiliki kandungan minyak atsiri
sebagai obat luar, melebarkan pembuluh darah kapiler, dan
merangsang keluarnya keringat. Baluran bawang merah
keseluruh tubuh akan menyebabkan vasodilatasi yang kuat
pada kulit, yang memungkinkan percepatan perpindahan
panas dari tubuh ke kulit.
5. Conclusion :
Ada perbedaan suhu tubuh sebelum dan sesudah diberikan
tindakan kompres hangat dan kompres bawang merah pada
anak yang mengalami demam. Dan tidak ada perbedaan
efektifitas antara kompres hangat dengan kompres bawang
merah karena kedua tindakan tersebut sama-sama dapat
menurunkan suhu tubuh.
BAB II
PENDAHULUAN

a. Prevalensi/insidensi
Hipertermi merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal sebagai akibat
peningkatan pusat pengatur suhu dihipotalamus. Demam merupakan keadaan yang
sering di temui sehari-hari dalam kehidupan. Terutama pada anak yang tubuhnya
masih rentan terhadap penyakit. Demam pada anak sering menimbulkan pobia
tersendiri bagi banyak ibu. Sebagian besar hipertermi pada anak merupakan akibat
dari perubahan pada pusat panas (termoregulasi) di hipotalamus. Penyakit-penyakit
yang di tandai dengan adanya demam dapat menyerang system tubuh. Selain itu
demam mungkin berperan dalam meningkatkan perkembangan imunitas spesifik dan
nonspesifik dalam membantu pemulihan atau pertahanan terhadap infeksi (Sodikin,
2012).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah kasus demam di seluruh
dunia mencapai 16-33 juta. Data kunjungan ke fasilitas kesehatan pediatrik di Brazil
terdapat sekitar 19% sampai 30% anak di periksa karena menderita demam.Demam
yang mencapai suhu 41ºC angka kematiannya mencapai 17% dan pada suhu
43ºCakan koma dengan kematian 70%, dan pada suhu 45ºCakan meninggal dalam
beberapa jam (Said, 2014)
Faktor yang termasuk mempengaruhi seringnya anak mengalami sakit adalah
wilayah tropis, dimana Indonesia termasuk wilayah beriklim tropis, sehingga banyak
anak yang menderita penyakit tropis, wilayah tropis memang baik bagi kuman untuk
berkembang biak, salah satu penyakit tropis adalah influenza, pireksia, demam
berdarah, tifus abdominalis, demam chikungunya, morbili, difteri, pertusis, tetanus
dan diare. Berbagai penyakit itu biasanya semakin mewabah dimusim peralihan.
Terjadinya perubahan cuaca tersebut mempengaruhi perubahan kondisi kesehatan
anak. Kondisi anak dari sehat menjadi sakit mengakibatkan suhu tubuh bereaksi
untuk meningkatkan suhu yang disebut sebagai demam.
Hipertermi paling sering terjadi pada anak, hipertermia dapat terjadi pada 1 dari
2.000 kasus pada anak usia 1 sampai 10 tahun yang dianggap menjadi kondisi gawat
darurat anak. Di Indonesia penderita demam sebanyak 465 (91.0%) dari 511 ibu yang
memakai perabaan untuk menilai demam pada anak mereka sedangkan sisanya 23,1
saja menggunakan thermometer (Setyowati, 2013). Profil kesehatan Indonesia tahun
2013, menggungkapkan bahwa jumlah penderita demam yang disebabkan oleh
insfeksi dilaporkan sebanyak 112.511 kasus demam dengan jumlah kematian 871
orang. Peningkatan jumlah kasus demam yang disebabkan oleh infeksi pada tahun
2013 di bandingkan dengan tahun 2012 dengan angka 90.245 kasus demam infeksi
pada anak di Indonesia. Sebagian besar demam berhubungan dengan infeksi yang
dapat berupa infeksi lokal atau sistemik. Oleh karena itu demam harus ditangani
dengan benar karena terdapat beberapa dampak negatif yang ditimbulkannya
(Kalbaca dalam Dewi, 2016).
b. Dampak yang timbul kalau masalah tidak teratasi
Adapun dampak yang akan timbul jika demam tidak teratasi adalah sebagai
berikut:
1. Dehidrasi
Panas tubuh yang berlebihan dan berkepanjangan tubuh akan mengalami
penguapan yang dapat menghilangkan cairan. Penguapan akan semakin tinggi
apabila anak terlalu banyak berkeringat. Apabila cairan itu tidak diganti
dengan minum yang cukup, maka tubuh anak akan mengalami dehidrasi
2. Kejang demam
Sering terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Kejang demam
sederhana yang umumnya terjadi sebentar, yaitu kurang dari 15 menit.
Kebanyakan kasus kejang jenis ini akan terjadi kurang dari 5 menit dan tidak
berulang dalam waktu 24 jam. Sedangkan, kejang demam kompleks biasanya
terjadi lama (lebih dari 15 menit), terjadi pada sebagian atau satu sisi tubuh,
dan berulang lebih dari sekali dalam waktu 24 jam.
c. Intervensi yang pernah dilakukan untuk masalah yang sama
1. Memberikan minuman yang banyak
Pada saat demam mengonsumsi banyak air putih menjaga keseimbangan
cairan, menetralkan suhu tubuh, dan membantu sistem kekebalan tubuh dalam
melawan virus dan bakteri
2. Tempatkan dalam ruangan bersuhu normal
3. Menggunakan pakaian yang tidak tebal.
4. Memberikan kompres.
Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan menggunakan cairan
atau alat yang dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian tubuh yang
memerlukan. Kompres merupakan metode untuk menurunkan suhu.
Penggunaan Kompres dapat diletakkan pada lipatan ketiak dan lipatan
selangkangan selama 10 – 15 menit.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Definisi
Hipertermi (demam) adalah proses alami untuk melawan infeksi yang masuk ke
dalam tubuh saat suhu naik di atas normal (> 37,5 ° C). Demam adalah proses alami
tubuh untuk melawan infeksi. Demam biasanya disebabkan oleh infeksi (virus atau
parasit herbal), penyakit autoimun, keganasan, atau obat-obatan (Surina dalam
Khartini 2015).
Demam adalah suatu kondisi dimana suhu tubuh naik di atas normal sebagai
akibat dari peningkatan pusat kendali suhu di hipotalamus. Kebanyakan demam pada
anak-anak merupakan akibat dari perubahan pusat panas (termoregulasi) di
hipotalamus. Penyakit yang ditandai dengan demam dapat memengaruhi sistem
tubuh. Selain itu, demam dapat berperan dalam meningkatkan perkembangan
kekebalan spesifik dan non-spesifik untuk mempercepat penyembuhan atau
melindungi terhadap infeksi (Sodikin dalam Wardiyah 2016).
B. Etiologi
Demam terjadi jika pembentukan panas melebihi pengeluarannya. Demam dapat
dikaitkan dengan infeksi kolagen, keganasan, gangguan metabolisme, atau penyakit
lainnya. Demam dapat disebabkan oleh kelainan pada otak itu sendiri atau oleh zat
beracun yang mempengaruhi pusat kendali suhu penyakit bakterial, tumor otak, atau
dehidrasi. Demam sering kali disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, otitis
media, sinusitis, bronchiolitis, pneumonia, faringitis, abses gigi, gingi vostomatitis,
gastroenteritis stomatitis ekor gastroenteritis, infeksi saluran kemih, pielonefritis,
meningitis, bakteremia, reaksi imun, neoplasma osteomielitis (Guyton 2014)
Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam antara lain:
akurasi riwayat kesehatan pasien, melakukan pemeriksaan fisik, observasi jalannya
penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium serta faktor pendukung lainnya.
tepat dan holistik. Ketidaknyamanan dan gejala yang berhubungan dengan demam
C. Manifestasi Klinis
Menurut Nurarif (2015) tanda dan gejala demam adalah
a. Anak rewel (suhu di atas 37,5˚C - 39˚C)
b. Kulit kemerahan
c. Hangat pada sentuhan
d. Peningkatan laju atau frekuensi pernapasan
e. Nadi cepat
f. Mengigil
g. Dehidrasi
h. Kehilangan selera makan
D. Patofisiologi
Demam merupakan mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak terhadap
infeksi yang masuk ke dalam tubuh. Ketika infeksi atau zat asing masuk ke dalam
tubuh, itu merangsang sistem pertahanan tubuh dengan melepaskan pirogen. priogen
merupakan zat penyebab demam, ada yang berasal dari dalam tubuh (pirogen
endogen) dan diluar tubuh (pirogen eksogen), yang dapat terjadi sebagai akibat
infeksi oleh mikroorganisme atau reaksi imunologis terhadap benda asing (non
infeksi).
Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang
terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus.
Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat serta
mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin.
Hal tersebut akan memicu reaksi peningkatan suhu tubuh dengan cara
menyempitkan pembuluh darah tepi dan mencegah atau menghambat sekresi kelenjar
keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan pembentukan
dan pengeluaran panas yang menyebabkan demam pada anak-anak. Temperatur yang
tinggi ini akan merangsang “pasukan” tubuh (sel makrofag dan limfosit T) untuk
melawan zat asing tersebut dengan meningkatkan proteolisis yang menghasilkan
asam amino yang berperan dalam pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh
(Sinarty, 2003).
E. Penatalaksanaan berdasarkan artikel
Dari artikel yang telah kami temukan dan bahas sebelumnya, didapatkan
penatalaksanaan untuk pasien yang mengalami hipertermi, yaitu antara kompres
hangat dan kompres bawang merah.
F. Persamaan dan perbedaan antara tiga artikel yang menjadi pembahasan

No Judul Jurnal Persamaan Perbedaan


.
1. The effect of onion 1. Ketiga artikel 1. Pada artikel 2
(allium ascalonicum l) tersebut sama- menggunakan sampel
Compres toward body sama membahas anak yang mengalami
temperature of children tentang perbedaan demam di Desa
with Hipertermia in penurunan suhu Semboro sedangkan
bougenville room dr. tubuh anak pada artikel 1 dan 3
Haryoto Lumajang dengan demam menggunakan sampel
hospital antara kompres yang anak yang
2. Perbedaan kompres
hangat dan dirawat di rumah sakit
hangat dan kompres
kompres bawang dan dipuskesmas.
bawang merah terhadap
merah 2. Pada Artikel 1 dan 2
penurunan suhu tubuh
anak dengan demam 2. Artikel 1, 2, dan 3 menggunakan teknik
3. Perbedaan efektifitas
sama-sama artikel pengambilan sampel
pemberian kompres
yang dengan purposive
hangat dan kompres
menggunakan sampling sedangkan
bawang merah terhadap
desain quasi pada artikel 3
penurunan suhu tubuh
experiment menggunakan teknik
anak usia 0-1 tahun yang
dengan pretest pengambilan sampel
mengalami demam pasca
postest quota sampling.
imunisasi dpt di desa
3. Artikel 1,2 dan 3 3. Artikel 1 dan 3
semboro
sama-sama menggunakan alat
menyimpulkan ukur suhu dengan
tidak terdapat termometer air raksa
perbedaan rerata sedangkan artikel 2
selisih suhu yang menggunakan
bermakna antara termometer digital.
kompres hangat 4. Artikel pertama
dan kompres berfokus pada anak
bawang merah usia 1-5 tahun, artikel
karena kedua kedua berfokus pada
tindakan tersebut usia >2-6 tahun dan
sama-sama dapat artikel ketiga
menurunkan suhu dilakukan pada bayi
tubuh. Namun, usia 0-1 tahun yang
pada kelompok demam pasca
kompres bawang imunisasi.
merah penurunan
suhu tubuh lebih
banyak dan lebih
cepat mencapai
suhu normal
dibanding
kelompok
kompres hangat.
4. Artikel
menggunakan uji
t independen/
tidak berpasangan
untuk mengetahui
perbedaan antara
kompres hangat
dan kompres
bawang merah
terhadap
penurunan suhu
tubuh anak
dengan demam
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi. Salah satu intervensi
yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah hipertermi adalah dengan kompres
bawang merah, dengan kompres bawang merah ini akan lebih cepat mencapai suhu
tubuh normal dibanding dengan pemberian kompres hangat.
b. Rekomendasi
Artikel ini kami rekomendasikan pada pihak rumah sakit khususnya perawat agar
dapat menerapkan kompres bawang merah untuk intervensi keperawatan terkait
masalah hipertermi. Selain itu kami juga merekomendasikan pada masyarakat umum
agar dapat kompres bawang merah ini untuk mengatasi masalah hipertermi, karena
kompres bawang merah ini sangat mudah untuk dilakukan sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyaningrum. E.D, Anies, A dan Julianti, H.P. 2014. Perbedaan kompres hangat
dan kompres bawang merah terhadap penurunan suhu tubuh anak dengan
demam. Bhamada. Jurnal ilmu dan teknologi kesehatan (E-Journal). 5(1). pp
10-10
Harianah, A. Megawati. 2014. Perbedaan efektifitas pemberian kompres hangat dan
kompres bawang merah terhadap penurunan suhu tubuh anak usia 0-1 tahun
yang mengalami demam pasca imunisasi dpt di desa semboro. jurnal
kesehatan dr. soebandi Vol. 5 No. 1. hal. 329 -333
Hartini, sri, pertiwi. 2015. Efektifitas kompres air hangat teradap penurunan suhu
tubuh anak demam usia 1-3 tahun di SMC RS Telogarejo Semarang. Jurnal
Keperawatan.
Guyton, A. C., Hall, J. E. 2014. Buku ajar fisiologi kedokteran edisi 12. Jakarta: EGC
Riyady, P.R., Aridya, L.R., Perdani, J.P., Sari, H.R., Ayu, P.D., Natasa, Z.A., Dian,
F.D., Merta, S.D.A.E.C., Yadnya, S.D.A.D.C., Nurul, H.D.K. and Dwi, P.H.,
2017. The Effect Of Onion (Allium Ascalonicum L.) Compres Toward Body
Temperature Of Children With Hipertermia In Bougenville Room Dr. Haryoto
Lumajang Hospital. UNEJ e-Proceeding, pp.253-256.
Sinarty hartanto. (2003). Anak Demam Perlu Kompres. www. Pediatrik.
Com/knal.php
Sodikin. (2012). Prinsip Perawatan Demam pada Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Wardiyah, A., Setiawati, dan Setiawan. 2016. Perbandingan pemberian kompres
hangat dan tepidsponge terhadap penurunan suhu tubuh anak yang mengalami
demam di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Jurnal ilmu
keperawatan

Anda mungkin juga menyukai