Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN INFERTILITAS (TEORI)

Disusun Guna Memenuhi Tugas:

Mata Kuliah : Keperawatan Maternitas

Dosen Pengampu : Ns. Reni Purwo Aniarti M.Kep.

OLEH
PRATIWI AYUNINGTYAS
1811020039

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN INFERTILITAS

PENGKAJIAN

1. Identitas Klien
Termasuk data etnis, budaya, dan agama.
2. Riwayat Kesehatan
a. Wanita
1) Riwayat Kesehatan Dahulu
 Riwayat terpajan benda-benda mutan yang
mebahayakan reproduksi di rumah.
 Riwayat infeksi genitorirunaria.
 Hipertiroiditisme dan hipotiroid, hirsutisme.
 Infeksi bakteri dan virus ex: toksoplasma.
 Tumor hipofisis atau prolaktinoma.
 Riwayat penyakit menular seksual.
 Riwayat kista.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
 Endometriosis dan endometris.
 Vaginismus (kejang pada otot vagina).
 Gangguan ovulasi.
 Abnormalitas tuba palopi, ovarium, uterus, dan serviks.
 Autoimun.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Memiliki riwayat saudara/keluarga dengan aberasi genetik.
4) Riwayat Obstetri
 Tidak hamil dan melahirkan selama satu tahun tanpa
alat kontrasepsi.
 Mengalami aborsi berulang.
 Sudah pernah melahirkan tetapi tidak hamil selama satu
ttahun tanpa alat kontrasepsi.
b. Pria
i. Riwayat Kesehatan Dahulu
 Riwayat terpajan benda-benda mutan yang membahyakan
reproduksi (panas, radiasi, rokok, narkotik, alkohol,
infeksi).
 Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan
vitamin tertentu.
 Riwayat infeksi genitorurinaria.
 Hipertiroidisme dan hipotiroid.
 Tumor hipofisis atau prolactinoma.
 Trauma, kecelakaan sehingga testis rusak.
 Konsumsi obat-obatan yang mengganggu spermatogenesis.
 Pernah menjalani operasi yang berefek mengganggu organ
reproduksi. Contoh: operasi prostat, operasi tumor saluran
kemih.
 Riiwayat vasektomi.
ii. Riwayat Kesehatan Sekarang
 Disfungsi ereksi berat.
 Ejakulasi retrograt.
 Hypo/epispadia.
 Mikropenis.
 Andesensus testis (testis masih dalam perut/dalam liat
paha).
 Saluran sperma yang tersumbat.
 Hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantong testis).
 Varikhokel (varises pembuluh balik darah testis).
 Abnormalitas cairan semen.
iii. Riwayat Kesehatan Keluarga
Memiliki riwayat saudara/keluarga dengan aberasi genetik.
3. Pemeriksaan Fisik
Terdapat berbagai kelainan pada organ genital, pria ataupun wanita.
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Wanita
 Deteksi ovulasi.
 Analisa hormon.
 Sitologi vagina.
 Uji pasca senggama.
 Biopsy endometrium terjadwal.
 Histerosalpinografi.
 Laparoskopi.
 Pemeriksaan pelvis ultrasound.
b. Pria
Analisa Semen:
Parameter
 Warna putih keruh
 Bau bunga akasia
 PH 7,2-7,8
 Volume 2-5 ml
 Viskositas 1,6-6,6 centipose
 Jumlah sperma 20 juta/ml
 Sperma motil > 50%
 Bentuk normal >60%
 Kecepatan gerak sperma 0,18 – 1,2 detik
 Persentase gerak sperma motil > 60%
 Aglutinasi tidak ada
 Sel-sel sedikit, tidak ada
 Uji fruktosa 150-650 mg/dl
 Pemeriksaan endokrin
 USG
 Biopsi testis
 Uji penetrasi sperma
 Uji hemizona

DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Ansietas b.d ancaman terhadap konsep diri


Tujuan: mengurangi ansietas/ rasa takut.
Intervensi:

No. Intervensi Keperawatan Rasional


1. Jelaskan tujuan test dan Menurunkan cemas dan takut
prosedur terhadap diagnose dan prognosis
2. Tingkatkan ekspresi perasaan Perasaan tidak diekspresikan
dan takut, contoh: menolak, dapat menimbulkan kekacauan
depresi, dan marah. Biarkan internal dan efek gambaran diri.
pasien/orang terdekat
mengetahui ini sebagai reaksi
yang normal.
3. Dorong keluarga untuk Meyakinkan bahwa peran dalam
menganggap pasien seperti keluarga dan kerja tidak berubah
sebelumnya
4. Kolaborasi: berikan sedative, Mungkin diperlukan untuk
tranquilizer sesuai indikasi membantu pasien rileks sampai
secara fisik mampu untuk
membuat strategi koping adekuat

Kriteria evaluasi:

a. Klien mampu mengungkapkan tentang infertilitas dan bagaimana


treatmentnya.
b. Klien memperlihatkan adanya peningkatan kontrol diri terhadap
diagnose infertile.
c. Klien mampu mengekspresikan perasaan tentang infertile
d. Trjalin kontak mata saat berkomunikasi
e. Mengidentifikasikan aspek positif diri.

2. Harga Diri Rendah Situasional b.d perubahan peran sosial


Tujuan: mamfasilitasi integritas diri konsep pribadi dan perubahan
gambaran diri.
Intervensi:

No Intervensi Keperawatan Rasional


.
1. Tanyakan dengan nama apa Menunjukkan sopan santun/
pasien ingin dipanggil penghargaan dan pengakuan
personal
2. Identifikasi orang terdekat dari Memungkinkan privasi untuk
siapa pasien memperoleh hubungan personal khusus,
kenyamanan dan siapa yang harus untuk mengunjungi atau untuk
memberitahukan jika terjadi tetap dekat dan menyediakan
keadaan bahay kebutuhan dukungan bagi
pasien
3. Dengarkan dengan aktif masalah Menyampaikan perhatian dan
dan ketakutan pasien dapat dengan lebih efektif
mengidentifikasi kebutuhan dan
masalah serta strategi kping
pasien dan seberapa efektif
4. Dorong mengungkapkan Membantu pasien/ orang
perasaan, menerima apa yang terdekat untuk memulai
dikatakanya menerima perubahan dan
mengurangi ansietas mengenai
perubahan fungsi/ gaya hidup
5. Diskusikan pandangan pasien Persepsi pasien mengenai
terhadap citra diri dan efek yang perubahan pada citra diri
ditimbulkan dari penyakit/ mungkin terjadi secara tiba-tiba
kondisi atau kemudian

3. Berduka b.d antisipasi kehilangan


Tujuan: memfasilitasi proses berduka
No Intervensi Keperawatan Rasional
.
1. Berikan lingkungan yang terbuka Dimana pasien merasa bebas
untuk dapat mendiskusikan
perasaan dan masalah secara
realitas kemampuan komunikasi
terapeutik seperti aktif
mendengarkan, diam, selalu
bersedia, dan pemahaman dapat
memberikan pasien kesempatan
untuk berbicara secara bebas
dan berhadapan dengan
perasaan
2. Identifikasi tingkat rasa duka/ Kecermatan akan memberikan
disfungsi: penyangkalan, marah, pilihan intervensi yang sesuai
tawar-menawar, depresi, pada waktu individu
penerimaan menghadapi rasa berduka dalam
berbagai cara yang berbeda
3. Dengarkan dengan aktif Proses berduka tidak berjalan
pandangan pasien dan selalu dalam cara yang teratur, tetapi
sedia untuk membantu jika fluktuasinya dengan berbagai
diperlukan aspek dari berbagai tingkat yang
muncul pada suatu kesempatan
yang lain
4. Identifikasi dan solusi pemecahan Mungkin dibutuhkan tambahan
masalah untuk keberadaan bantuan untuk berhadapan
respon-respon fisik, miisalnya dengan aspek-aspek fisik dari
makan, tidur, tingkat aktivitas dan rasa berduka
hasrat seksual
5. Kaji kebutuhan orang terdekat Identifikasi dari maslah-masalah
dan bantu sesuai petunjuk berduka disfungsional akan
mengidentifikasi intervensi
individual
6. Kolaborasi: rujuk sumber-sumber Mungkin dibutuhkan bantuan
lainya misalnya konseling, tambahan untuk mengatasi rasa
psikoterapi sesuai petunjuk berduka, membuat rencana, dan
menghadapi masa depan

Kriteria evaluasi, pasien akan:


a. Menunjukkan rasa pergerakan kearah resolusi dan rasa berduka dan
harapan untuk masa depan.
b. Fungsi pada tingkat adekuat, ikut serta dalam pekerjaan

Anda mungkin juga menyukai