Anda di halaman 1dari 6

1. Kenapa kamu ngambil judul ini?

Karena, remaja zaman sekarang lebih cenderung memilih untuk asyik bermain dengan
smartphone yang dimilikinya. Menurut siaran pers kominfo 2014 dalam kania, pravalensi
pengguna gadget di Indonesia didominasi oleh remaja sebesar 80%. Dan tidak jarang dari
mereka smartphonenya tersambung dengan internet , sehingga dapat dengan mudah mencari
informasi atau hiburan bahkan tidak jarang dari mereka menggunakan jejaring social seperti
whatsapp,ig,fb dan yang lainnya. Dan menurut penelitian yang dilakukan oleh syamsudin
bahwa rata-rata menggunakannya 3-4 jam setiap malamnya sehingga mengalami kesulitan
tidur atau insomnia. Menurut cable news network 2017 dalam olii et al 2018, Di Indonesia
pravalensi terjadinya insomnia diperkirakan 10% yang dialami oleh kalangan remaja.dalam
penelitian samsudin 2015 kebanyakan dari orang-orang mengkonsumsi obat tidur dalam
kelompok benzodiazepine obat dalam golongan ini dapat membuat tidur lebih lama dan
membatu untuk mudah tidur. Menurut syahfitri 2010, Sebagian orang secara genetic
tergolong aktif dipagi hari dan lainnya dimalam hari. Dan tidur bukan hanya sekedar dilihat
dari lamanya seseorang tidur tetapi kualitasnya, tidur yang lama belum tentu orang tersebut
merasa cukup. Tubuh dan fikiran manusia mempunyai hak untuk beristirahat, oleh karena itu
aktifitas dimalam hari dikurangi dibandingkan aktifitas disiang hari, karena aktifitas yang
terlalu banyak dimalam hari akan mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Oleh karena itu
cara yang digunakan untuk mengatasi masalah kualitas tidur dengan menggunakan terapi
murottal AL-Qur’an.
2. Kenapa ke remaja ?
Karena, menurut deshinta 2009 dalam Silvana & sapariah 2018, pelajar dan mahasiswa sangat
rentan mengalami kualitas tidur yang buruk hal itu dibuktikan dengan penelitiannya
didapatkan 220 pelajar dari jumlah 287 pelajar di SMAN 1 Morawa mempunyai kualitas tidur
yang buruk, kurang tidur menyebabkan gangguan konsentrasi, mengantuk disiang hari,
kelelahan, gangguan mood, shingga dapat dapat mempengaruhi remaja terutama terhadap
prestasi belajar.
3. Kenapa terapi murattal AL-Qur’an ?
Karena, mendengarkan ayat suci Al-qur’an akan mengurangi ketegangan otot saraf,
memberikan efek penyembuhan secara jasmani dan rohani, dan pada prinsipnya al-qur’an
memberikan ketenangan bagi yang membaca maupun mendengarkannya.(mahlufi,2016).
Terapi religi dapat mempercepat penyembuhan seperti telah dibuktikan oleh Ahmad Al-Kahdi,
dalam konferensi ke XVII (17), Ikatan Dokter Amerika, Penelitian tersebutmenunjukkan hasil
positif, bahwa mendengarkan ayat suci Al-qur’an memiliki pengaruhsignifikan dalam
menurunkan ketegangan saraf reflektif.
4. Kenapa menggunakan surat Ar-Rahman gak surat yang lain?
Salah satu surat dalam Al Qur’an yang dapat digunakan sebagai terapi murotal adalah
surat Ar Rahmaan (Salim, 2012). Surat Ar Rahmaan memiliki banyak ayat yang dibaca
berulang-ulang sehingga dapat mengalihkan perhatian dan berfungsi sebagai hipnosis yang
menurunkan gelombang otak pasien. Pada kondisi ini, otak akan memproduksi hormon
serotonin dan endorfin yang membuat seseorang merasa nyaman, tenang dan bahagia
(Gunawan, 2009). Secara fisiologis, keadaan relaksasi ditandai dengan penurunan kadar
epinefrin dan non epinefrin dalam darah, penurunan frekuensi denyut jantung (sampai
mencapai 24 kali per menit), penurunan tekanan darah, penurunan frekuensi nafas (sampai
4-6 kali per menit), penurunan ketegangan otot, metabolisme menurun, vasodilatasi dan
peningkatan temperature pada extermitas. Surat Ar Rahman mempunyai timbre medium,
pitch 44 Hz, harmony regular dan consistent, rythm andate (mendayu-dayu), volume 60
decibel, intensitas medium amplitudo, sehingga mempunyai efek relaksasi jika
diperdengarkan pada pasien. (Pramisiwi, dkk. 2011).
5. Metode penilitian apa yang kamu gunakan ?
Metode peneltian yang saya gunakan yaitu kuantitatif dengan rancangan penelitian yang saya
gunakan yaitu kuasi eksperimen pretest dan posttest with control group.
6. Kenapa pake metode itu?
Karena, menurut riyanto 2011, pada peneliitian eksperimen semu tidak adanya randomnisasi
yang berarti pengelompokkan anggota sampel pada kelompok eksperimen dan kelompok
control tidak dilakukan dengan random.
Kelemahan dari kuasi eksperimen control terhadap variabel-variabel yang berpengaruh
terhadap eksperimen tidak dilakukan, karena eksperimen ini biasanya dilakukan di
masyarakat.
7. Uji apa yang kamy gunakan ?
Sebelum saya memutuskan menggunkan uji apa saya akan mencari tau data terlebih dahulu
bahwa data tersebut berdistribusi normal atau tidak . dengan menggunakan uji shapirowilk
karena kurang dari 50. Setelah diketahui data berdistribusi normal menggunakan uji T
dependent(berpasangan) untuk mencari rata-rata antara dua kelompok data yang dependen
yaitu kelompok intervensi pretest dan posttest dalam pemberian terapi murattal dan
menggunakan uji t-dependent untuk mengetahui perbedaan rata-rata kualitas tidur sesudah
terapi murattal Al-Qur’an.

Note uji idependent sample t-test (kedua sampel tidak saling berpaasangan,data kuantitatif
yang digunakan interval/rasio, data kedua sample berdistribusi normal)
Note uji t dependent (

8. Intrumen apa yang digunakan ?


Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan kuesioner pittshbur sleep
quality yang mana kuesioner ini sudah baku dan sudah banyak digunakan oleh banyak peneliti
sebelumnya.
Kuesioner ini sudah sering digunakan pada penelitian-penelitian sebelumnya yang
sudah melewati uji validitas, sehingga peneliti tidak akan melakukan uji validitas Kembali,
karena kuesioner yang digunakan ini sudah baku. Dan pendapat riyanto 2011 bahwa uji
validitas hanya melakukan untuk intrumen yang belum mempunyai stndar baku.
Pengambilan keputusan dilakukan dengan melihat hasil
perhitungan r. Apabila r > r tabel, maka pertanyaan tersebut valid, sedangkan apabila r < r
tabel, maka pertanyaan tidak valid. Uji validitas ini juga bisa dilakukan dengan pengujian
validitas konstruksi dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan skor item instrumen
dalam suatu faktor, dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Bila korelasi tiap
faktor tersebut positif dan besarnya 0.3 ke atas maka faktor tersebut merupakan konstruksi
yang kuat (Sugiyono, 2010). (note: semakin tinggi nilai koefesien validitas suatu instrument
(>0,3) maka semakin baik, jika kurang itu mennjukkan kurang valid. Nilai croanbach α diatas
0,7 itu instrument reliable(dapat dipercaya).)
Pada penelitian sebelumnya (dr. Sari Theresia Bukit, 2011)
komponen total koefisien korelasi ditemukan 0, 76 untuk kebiasaan efisiensi tidur dan kualitas
tidur subjektif. Sedangkan koefisien korelasi gangguan tidur ditemukan 0, 35. Sehingga rata-
rata koefisien korelasinya yaitu 0, 58. Untuk koefisien korelasi semua pertanyaan rata-rata
bernilai 0, 67 dengan koefisien terendah 0, 367, dengan demikian berarti semua pertanyaan
dinyatakan valid karena nilai korelasinya diatas 0, 31.
Penelitian sebelumnya (dr. Sari Theresia Bukit, 2011) dalam permady 2015 menguji
reliabilitas instrumen ini dengan menghitung nilai Alpha Cronbach dan ditemukan hasil α=
0,83 untuk 7 komponen. maka instrumen ini dianggap reliabel, dapat dipercaya, dan dapat
diandalkan
9. Bagaimana teknik mengumpulkan data ?
teknik pengumpulan data yang saya lakukan :
a. Peneliti terlebih dahulu meminta izin via whatsapp kepada pimpinan pondok pesantren

pada tanggal 24 April 2020 untuk melakukan penelitian online, melalui aplikasi

whatsapp dan juga google form

b. Setelah mendapatkan izin dari pimpinan pondok pesantren, peneliti membuat group

whatsapp

c. Peneliti menentukan sampel penelitian dengan kriteria inklusi penelitian yang

ditentukan

d. Melakukan pendekatan interpersonal dengan responden lalu meminta kesediaannya

untuk menjadi responden penelitian melalui personal chat (PC) dan setelah bersedia

menjadi responden setelah itu dimasukan ke group whatsapp

e. Melakukan Informed Consent kepada responden untuk memberikan informasi dan

teknis terkait pelakasanaan penelitian serta persetujuan menjadi responden penelitian

dalam kegiatan ini, yang dilakukan secara online melalui chat group whatsapp dan juga

pengisian lembar persetujuan melalui google form

f. Responden yang menyetujui penelitian maka di bagi 2 kelompok yaitu peneliti memilah

responden dengan cara random atau acak ketika semua responden masuk ke group

whatsapp responden penelitian, 2 kelompok tersebut :

1) Kelompok intervensi, yang mendengarkan Murattal Al-Qur’an

a) Peneliti membuat group whatsapp khusus kelompok intervensi

b) Melakukan pretest di hari pertama sebelum diberikan terapi Murattal Al-

Qur’an yaitu melakukan pengukuran kualitas tidur menggunakan instrument

Pittsburgh Sleep Quality (PSQI) melalui google form

c) Peneliti memberikan salinan rekaman MP3 Murattal AlQur’an surat Ar-

Rahman beserta arti dari surat Ar-Rahman ke handphone responden masing-

masing melalui group Whatsapp durasi selama 16 menit 15 detik


d) Murattal Al-Qur’an ini diberikan sebelum responden menjelang tidur dan

intervensi ini diberikan selama 8 hari berturut-turut

e) Peneliti mengingatkan responden untuk mendengarkan Murattal Al-Qur’an

dan juga melakukan observasi melalui video call group whatsaap selama 8 hari

berturut-turut

f) melakukan postest setelah diberikan terapi muratal Al-Qur’an Surah Ar-

Rahman dihari terakhir (hari ke 8) dengan melakukan pengukuran kualitas tidur

menggunakan instrument Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) melalui

google from

2) Kelompok kontrol

a) Peneliti membuat group whatsapp khusus kelompok kontrol

b) Pengukuran kualitas tidur yang dilakukann dengan menggunakan kuesioner

Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), pengukuran kualitas tidur dilakukan

dihari pertama dan terakhir (hari ke 8) melalui google form

c) Salinan MP3 Murttal Al-Qur’an Surah Ar-Rahman diberikan kepada masing-

masing handphone responden melalui group whatsapp untuk diperdengarkan

setelah sebelumnya responden sudah melakukan postest pengisian kuesioner,

untuk memberikan pengetahuan mengenai Murattal Al-Qur’an terhadap

kualitas tidur

g. Peneliti melakukan terminasi kepada responden dan berterimakasih atas kesediaannya

berpartisipasi dalam kegiatan penelitian. Setelah itu peneliti melakukan pengolahan data

dan Analisa data

10. Analisa univariat ?

Analisis Univariate

Analisis univariate bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya

dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase

dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012).


Distribusi frekuensi biasanya digunakan untuk mengatur atau

mengelompokkan data yang bersifat numerik. Daftar frekuensi

memberikan gambaran mengenai keragaman data tersebut yang sangat

penting diketahui karena terkait dengan pengujian statistik. (Pamungkas

& Usman, 2017). Data yang diolah dengan menggunakan Analisis

Univariate depresi sebelum dan sesudah dilakukan intervensi terapi

tertawa (humor).
Uji kenormalan data dilakukan dengan melaksanakan

langkah berikut : (Riyanto, 2011)

1) Hitung hasil bagi nilai skewness dengan standar eror, jika nilai

skewness dibagi dengan standar eror diperoleh nilai -2 sampai

dengan 2 maka dapat dikatakan distribusi data normal.

2) Nilai Uji Shapiro Wilk, bila hasil uji signifikan (p value > 0,005) maka

distribusi data normal.

Bila data berdistribusi normal maka ditentukan

menggunakan nilai Mean (melihat rata-rata). Mean adalah rata-

rata hitung, penggunaan rata-rata hitung untuk sampel

menggunakan symbol 𝑋̅dibaca eks bar (Riyanto, 2011).

Rumus : 𝑋̅ = ∑𝑥𝑖
𝑛

Keterangan : 𝑋̅ : Mean

∑𝑥𝑖 : Jumlah

Tiap Data n

: Jumlah

Data

11. Perbedaan inklusi dan eklusi ?


Kriteria Inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian pada populasi target dan
pada populasi terjangkau. ... - Kriteria Eksklusi, sebagian subyek yang memenuhi
kriteria inklusi harus dikeluarkan dari studi oleh karena berbagai sebab.
12. Validitas instrument ?
Semakin tinggi nilai koefisien variabel suatu intrumen, maka semakin baik <0.3 itu
menunjukkan kurang valid sedangkan nilai alpha croacbach >0.60 (Hidayat, 2014).
13. Apa yang menghubungkan variabel independen dengan variabel dependen ?
kualitas

Anda mungkin juga menyukai