APPINDISITIS - Victor Dhapo
APPINDISITIS - Victor Dhapo
APPENDISITIS
STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Di Susun Oleh:
VICTOR DHAPO DANGO
P2002063
1. Definisi Appendisitis
Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai
Usus buntu atau apendis merupakan bagian usus yang terletak dalam
pencernaan. Untuk fungsinya secara ilmiah belum diketahui secara pasti, namun
usus buntu ini terkadang banyak sekali sel-sel yang berfungsi untuk
mempertahankan atau imunitas tubuh. Dan bila bagian usus ini mengalami
infeksi akan sangat terasa sakit yang luar biasa bagi penderitanya (Saydam
b. Gigi
1) Anatomi gigi
Gigi dan geraham terletak dalam alveolus dentalis dari tulang
maksiladan mandubula .Gigi mempunyai satu akar sedangkan geraham
mempunyai 2-3 akar.Akar gigi ditutupi oleh semen yang merupakan
bagian tebesar dari gigi yang dilapisi oleh email.
2) Fisiologi gigi
Menguyah makanan ,pemecahan partikel besar menjadi partikel kecil
yang dapat ditelan tampa menimbulkan tersedak.proses ini merupakan
proses mekanik pertama yang dialami makanan pada waktu lincinkan
,dan membasahi makanan yang kering dengan saliva serta mengaduk
makanan sampai rata.
c. Lidah
1) Anatomi lidah
lidah terdapat dalam kavum oris, merupakan susunan otot serat lintang
kasa dilengkapi dengang mukosa.
2) Fisiologi lidah
Lidah berperan dalam proses mekanisme pencernaan di mulut dengan
mengerakan makanan ke segala arah.
a) Pangkal lidah : Terdapat epiglotis yang berfungsi menutup jalan
pernafasab pada waktu menelan supaya makanan tidak masuk ke jala
pernafasan .
b) panggal lidah : Fungsinya untuk mentukan rasa manis, pahit, asam dan
asin.
c) ujung lidah : Membatu membolakbalikan makanan, proses berbicara,
merasakan makan yang dimakan, dan membantu proses menelan.
d. Faring
1) Anatomi faring
Faring terbentang lurus antara basis kranii setinggi vertebrae servikalis
VI, kebawah setinggi tulang rawan krikoidea. Faring terbentuk dari
jaringan yang kuat (jaringan otot melingkar).
2) Fisiologi faring
Merupakan orgzn yang menghubungkan rongga mulut kerongkongan
panjangya (kira –kira 12 cm).
e. Esofagus
1) Anatomi esophagus
Esofagus (kerongkongan ) merupakan saluran pencernaan setelah mulut
dan faring. Panjangya kira –kira 25 cm, Posisi vertikel dimulai dari
bagian tengah leher bawah faring sampai ujung bawah rongga dada di
belakang trakea.
2) Fisiologi esophagus
Esophagus merupakan struktur organ pencernaan setelah mulut yang
memiliki fungsi.
f. Lambung
1) Anatomi lambung
epigaster.
2) Fisiologi lambung
g. Usus Halus
Gambar2
.1UsusHalus(sumber: Yenicahyaningrum.wordpress.)
Usus halus merupakan bagian dari system pencernaan makanan yang
berpangkal pada pylorus dan berakir pada sekum.Panjangnya kira-kira 6 meter,
merupakan saluran pencernaan yang paling panjang dari tempat proses
pencernaan dan absorsip pencernaan. Bentuk dan susunanya berupaka lipatan
melingkar,Makanan dalam intestinum minor dapat masuk karena adanya
gerakan yang memberikan permukaan yang lebih halus.
1) Fisiologi Apendiks
3. Klasifikasi
menjadi 2 yaitu :
a. Apendisitis akut
Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari oleh radang
nyeri akan berpindah ketitik mcBurney. Disini nyeri dirasakan lebih tajam
b. Apendisitis kronis
riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu, radang kronik
4. Etiologi
paling umum adalah inflamasi akut pada kuadran bawah kanan dari rongga
yang bersamaan dalam hidup mereka: pria lebih sering dipengaruhi wanita, dan
remaja lebih sering dari pada dewasa. Diantara beberapa faktor diatas, maka
jaringan limfoid. Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi
Coli, inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang berakibat pada
apendisitis yaitu :
a. Sumbatan lumen
b. Kostipasi (kebiasaan memakan yang rendah serat) tinja yang keras.
c. Hyperplasia jaringan limfoid
5. Manifestasi Klinis
Pada kasus apendisitis dapat diketahui melalui beberapa tanda nyeri antara lain :
a. Apendiksitis
1) Nyeri samar-samar
3) Anoreksia.
5) Diare
6) Konstipasi
b. Apendiksitis perforasi
bawah lalu nyeri dirasakan diseluruh bagian perut. Nyeri dirasakan terus-
4) Konstipasi BAB
6) Pada auskultasi, bising usus normal atau meningkat pada awal apendisitis
dan bising melemah jika sudah terjadi perforasi.
7) Demam dengan suhu 37,5-38,5˚C
9) Respirasi retraktif.
perkembangan bakteri. Hal lain akan terjadi peningkatan kogesif dan penuruna
pada perfusi pada dinding apendiks yang berkelanjutan pada nekrosis dan
pada mukosa dinding apendiks yang disebut dengan apendisitis mukosa, dengan
proses peradangan ini dengan cara menutupi apendiks dengan omentum dan
usus halus sehingga terbentuk massa periapendikular yang secara salah dikenal
7. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
Jumlah leukosit diatas 10.000 ditemukan pada lebih dari 90% anak dengan
dengan appendicitis.
b. Pemeriksaan Urinalisis
ginjal. Meskipun demikian, hematuria ringan dan pyuria dapat terjadi jika
dan spesifitasnya lebih dari 90%. Gambaran USG yang merupakan kriteria
bowel disease. False negatif juga dapat muncul karena letak appendix yang
retrocaecal atau rongga usus yang terisi banyak udara yang menghalangi
appendiks.
d. CT-Scan
kira-kira 95-98%. Pasien- pasien yang obesitas, presentasi klinis tidak jelas,
dan curiga adanya abscess, maka CT-scan dapat digunakan sebagai pilihan
8. Penatalaksaan
a. Keperawatan
3) Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan, selama
pasien dipuasakan. Bila tindakan operasi
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN
MEDIKAL BEDAH PSIK STIKES WIYATA
HUSADA SAMARINDA
Saat dilakukan pengkajian pada 13 januari 2021 pukul 12.00 wib klien mengatakan
nyeri pada bagian kanan bawah perut pasien karena akibat appendiks, klien
merasakan pusing, klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi pebedahan,
Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit magh tetapi hanya berobat di
puskesmas saja, kebiasaan klien suka memakan yang pedas –pedas, sebelumnya pasen tidak
pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang, tetapi pasien sebulan ini babnya sangat
sulit dan sering kesakitan. Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen atau
bagian tubuh lainya.
Genogram:
4. Diagnosa medik pada saat MRS, pemeriksaan penunjang dan tindakan yang telah dilakukan:
Appendisitis
III. Pengkajian saat ini (mulai hari pertama saudara merawat klien)
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pengetahuan tentang
penyakit/perawatan
Klien tidak menggunakan otot bantu pernapasan dan tidak mengalami gangguan
pernapasan
5. Pola tidur dan istirahat
(lama tidur, gangguan tidur, perawasan saat bangun tidur)
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Jumlah jam tidur - -
siang
Jumlah jam tidur 6 ─ 8 jam 5 jam
malam
Pengantar tidur Tidak ada Tidak ada
Gangguan tidur Tidak ada Sering terbangun
Perasaan waktu Nyaman Masih ngantuk dan
bangun lemas
6. Pola persepsual
(penglihatan, pendengaran, pengecap, sensasi):
Tidak dilakukan pemeriksaan
7. Pola persepsi diri
Inspeksi : Klien memiliki rambut berminyak, berbentuk agak ikal, kusam, terlihat agak
a. Penglihatan
Pendengaran
Inspeksi : Telinga klien terlihat simetris kiri dan kanan, tidak terlihat luka lecet, ada
sedikit serumen di dalam telinga pasien, tidak ada terlihat lecet dan pendarahan.
Keluhan lain:
Tidak ada keluhan
Hidung:
Inspeksi :Hidung klien terlihat bersih, tidak ada pembekakan, tidak ada luka lecet,
terlihat tidak terpasang NGT.
Leher :
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada bekas luka atau jahitan .
Palpasi : Tidak ada pembengkakan pada leher pasien, tidak ada teraba kelenjar getah
Respiratori
a. Dada :
......
Inspeksi: Dada klien terlihat simetris kiri dan kanan, pengerakan dada
......
normal, frekuensi nafas 22x/i, tidak ada terliahat bekas luka......atau
lecet.
.......
Palpasi : Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada, pergerakan
......
dada sama ketika klien mengucapkan 7777, getaran dinding ......
dada
......
sama.
Lunak/keras: lunak
Asites :
Keluhan lain:
Muskuloskeletal
Seksualitas
Pria
(.................................
)
VI. Analisa Data
Nyeri
Data Objektif :
1. Klien nampak meringis
kesakitan saat bergerak
2. Klien nampak memegang
abdomen yang sakit disertai
menutup mata rapat-rapat
dan menggigit bibir bawah
saat nyeri
Data Objektif :
1. Klien nampak pucat Mual dan muntah
2. Klien Nampak lemas
1. Data subjektif : Berpengaruh terhadap konstipasi
otot abdomen
Klien mengatakan tidak pernah
BAB 5 sejak hari
Kurangnya nafsu makan
Data Objektif :
1. Klien nampak memegang Jumlah serat berkurang
abdomen yang sakit disertai
menutup mata rapat-rapat
dan menggigit bibir bawah Konstipasi penumpikan
saat nyeri feses pada usus besar
2.
DIAGNOSA
N TUJUAN (NOC)/ (SLKI) INTERVENSI (NIC)/ (SIKI)
KEPERAWATAN
O
/MASALAH
KOLABORASI
Nyeri akut b.d agen pencedara Tingkat nyeri 1. Manajemen Nyeri
1 fisik ( mis. Abses, amputasi,
Definisi : mengidentifikasi dan mengelola
terbakar, terpotong, mengangkat Kriteria hasil
berat prosedur operasi, trauma, 1. Keluhan nyeri [4] pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
latihan fisik berlebihan 2. Meringis [4]
dengan kerusakan jaringan atau fungsional dengan
Gejala dan tanda mayor onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan
hingga berat dan konstan.
Subjektif Skala
1. Mengeluh nyeri 1. Meningkat
2. Cukup meningkat
Observasi
Objektif 3. Sedang
1. Tampak meringis 4. Cukup menurun 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
5. Menurun
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
2. Identifikasi skala nyeri
3. identifikasi nyeri non verbal
4. Identifikasi factor yang memperberat dan
memperingan nyeri
Terapeutik
1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis, TENS, hipnotis,
akuprestur, terapi music, biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin, terapi bermain.
Terapeutik
Subjektif Skala
1. Pengeluaran fese 1. Menurun Observasi
lama dan sulit 2. Cukup menurun 1. Identifikasi masalah usus dan obat
3. Sedang pencahar
Objektif 4. Cukup meningkat 2. Monitor buang air besar (mis. Warna,
1. Feses keras 5. Meningkat frekuensi, konsistensi, volume)
16
Panduan Penyusunan Laporan & Penilaian Kinerja
FORMAT ANALISA KETERAMPILAN
KEPERAWATAN
(KEPERAWATAN MEDIKAL
BEDAH)
1. Tindakan keperawatan
yang dilakukan
Nama Pasien Tn.P
Appendisitis
: Diagnosa Medis 13 januari 2021
: Tanggal
Tindakan :
2. Diagnosa keperawatan Nyeri akut b.d agen pencedara fisik ( mis. Abses,
amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat berat prosedur
operasi, trauma, latihan fisik berlebihan
6. Hasil yang didapat dan makna Tidak terdapat residu saat dilakukan pengecekan, hal ini
terjadi akibat pasien telah dipuasakan untuk tes
diagnostik, bising usus (+), makanan masuk dengan
lancar tanpa
adanya aspirasi, mual muntah dan tidak ada respon alergi.
7. Identifikasi tindakan a. Auskultasi bising usus, catat adanya penurunan atau
keperawatan lainnya yang suara yang hiperaktif
dapat dilakukan untuk b. Dan lainnya
mengatasi
masalah/diagnosa tersebut.
8. Evaluasi diri tentang Praktikan dapat memberikan nutrisi enteral dengan
pelaksanaan tindakan memperhatikan prinsip – prinsip, serta mengobservasi
tersebut bahaya yang kemungkinan terjadi akibat pemberian
nutrisi
enteral.
REFERENSI:
accessedJanuary5,2021, https://repository.poltekkespalembang.ac.id/items/show/599.
Nama Mahasiswa : Victor dhapo Tanggal:
dango
NIM : P2002063 Tempat :
1. Tindakan keperawatan
yang dilakukan
Nama Pasien Tn.P
Appendisitis
: Diagnosa Medis 13 januari 2021
: Tanggal
Tindakan :
2. Diagnosa keperawatan Defisit nutrisi b.d faktor psikologis (mis. Stres,
keengganan untuk makan )
mengatasi
masalah/diagnosa tersebut.
8. Evaluasi diri tentang Praktikan dapat memberikan nutrisi enteral dengan
pelaksanaan tindakan memperhatikan prinsip – prinsip, serta mengobservasi
tersebut bahaya yang kemungkinan terjadi akibat pemberian
nutrisi
enteral.
Referensi:
Nama Mahasiswa : Victor dhapo Tanggal:
dango
NIM : P2002063 Tempat :
1. Tindakan keperawatan
yang dilakukan
Nama Pasien Tn.P
Appendisitis
: Diagnosa Medis 13 januari 2021
: Tanggal
Tindakan :
2. Diagnosa keperawatan Hipertemia b.d proses penyakit (mis. Infeksi, kanker)
6. Hasil yang didapat dan makna Tidak terdapat residu saat dilakukan pengecekan, hal ini
terjadi akibat pasien telah dipuasakan untuk tes
diagnostik, bising usus (+), makanan masuk dengan
lancar tanpa
adanya aspirasi, mual muntah dan tidak ada respon alergi.
7. Identifikasi tindakan e. Auskultasi bising usus, catat adanya penurunan atau
keperawatan lainnya yang suara yang hiperaktif
dapat dilakukan untuk f. Dan lainnya
mengatasi
masalah/diagnosa tersebut.
8. Evaluasi diri tentang Praktikan dapat memberikan nutrisi enteral dengan
pelaksanaan tindakan memperhatikan prinsip – prinsip, serta mengobservasi
tersebut bahaya yang kemungkinan terjadi akibat pemberian
nutrisi
enteral.