Laporan Luka Bakar
Laporan Luka Bakar
Faktor Resiko
Data yang berhasil dikumpulkan oleh Natinal Burn Information
Exchange menyatakan 75 % semua kasus injuri luka bakar, terjadi
didalam lingkungan rumah. Klien dengan usia lebih dari 70 tahun beresiko
tinggi untuk terjadinya luka bakar.
Berdasarkan jenis kelamin, wanita lebih sering terkena luka bakar
dari pada pria. Hal ini disebabkan akibat aktifitas wanita yangg beresiko
seperti memasak, menggunakan kompor yang tidak layak/aman, baju
yang sering digunakan wanita saat memasak yang mudah sekali terbakar
(karena menjuntai/bahan yang mudah tersambar api), menggunakan alat-
alat elektronik yang menghasilkan panas seperti dispenser, sterika,
colokan listrik, catokan rambut dsb.
Berdasarkan usia, usia yang rentan terkena luka bakar adalah
wanita dewasa dan anak-anak. Luka bakar tercatat sebagai penyebab
kematian no 11 di dunia pada anak usia 1-9 tahun dan peringkat ke-5
yang menyebabkan kecacatan pada anak. Angka kejadian luka bakar
pada anak juga dipengaruhi akibat kelalaian orang tua menjaga anaknya
dan akibat keterlambatan/kesalahan dalam penanganan sejak awal luka
bakar.
Berdasarkan status sosial ekonomi, warga yang tinggal di negara
berkembang dan miskin merupakan resiko yang tinggi mengalami luka
bakar.
Resiko lainnya :
- Pekerjaan yang berhubungan dengan api langsung
- Kemiskinan ( tinggal di area kepadatan penduduk yang tinggi dan
kurangnya fasilitas pencegahan )
- Gangguan kesehatan seperti epilepsi, gangguan saraf tepi,
gangguan fisik dan mental lainnya
- Penggunaan alkohol dan merokok
- Mudah terpapar dengan zat kimia kuat
- Penggunaan parafin untuk barang-barang rumah tangga
- Kurangnya standar keamanan listrik/gas di rumah dan POM bensin
Manifestasi klinis
Menurut Corwin &Elizabeth, J. (2009, Hal : 131) manifestasi klinis
pada klien dengan luka bakar ialah sebagai berikut.
- Luka bakar derajat pertama superfisial ditandai oleh kemerahan
dan nyeri. Dapat tibul lepuh setelah 24jam dan kemudian kulit
mungkin terkelupas.
- Luka bakar derajat kedua ketebalan parsial superfisial ditandai oleh
terjadinyalepuh ( dalam beberapa menit )dan nyeri hebat.
- Luka bakar derajat kedua ketebalan parsial dalam ditandai oleh
lepuh, atau jaringan kering yang sangat tipis yang menutupi luka
yang kemudian terkelupas. Luka mungkin tidak nyeri.
- Luka bakar derajat ketiga ketebalan penuh tampak datar, tipis, dan
kering. Dapat ditemukan koagulasi pembuluh darah. Kulit mungin
tampak putih, merah atau hitam dan kasar.
- Luka bakar listrik mungkin mirip dengan luka bakar panas, atau
mungkin tampak sebagai daerah keperakan yang menjadi
gembung. Luka bakar listrik biasanya timbul dititik kontak listrik.
Kerusakan internal akibat luka bakar listrik mungkin jauh lebih
parah daripada luka yang tampak dibagian luar.
SKIN GRAFT
Skin graft ( pencangkokan kulit ) merupakan tehnik untuk melepaskan
potongan kulit dari suplai darahnya sendiri dan kemudian
memindahkannya sebagai jaringan bebas ke lokasi yang jauh ( resipien ).
Skin graft adalah suatu tindakan atau tehnik memindahkan kulit yang
sehat dan menempelkan ke bagian kulit yang luka. Skin graft merupakan
pencangkokan lapisan epidermis kulit yang dapat dipindahkan secara
bebas. Kulit yang digunakan dapat berasal dari bagian mana saja dari
tubuh, namun lazimnya berasal dari daerah paha, pantat, punggung atau
perut. (yudini,2007)
TUJUAN
Tujuan dilakukan skin graft adalah :
- Tujuan umum :
Untuk memperbaiki kecacatan atau kelainan yang timbul akibat
kecelakaan.
- Tujuan Khusus
o Mempercepat penyembuhan luka
o Mencegah kontraktur
o Mengurangi lamanya perawatan
o Memperbaiki defek yang terjadi akibat eksisi tumor kulit
o Menutup daerah kulit yang terkelupas dan menutup luka dimana
kulit sekitarnya tidak cukup menutupinya
KLASIFIKASI SKIN GRAFT
- Berdasarkan letak
o Meshed skin graft
Skin graft pada daerah mata dan lubang
o Sheet skin graft
Skin graft pada daerah wajah , leher, tangan dan kaki
- Berdasarkan sumber donornya
o Autograft
Yaitu skin graft yang donornya adalah jaringan yang
diperoleh dari kulit pasien sendiri
o Allograft
Yaitu skin graft yang donornya adalah jaringan yang
diperoleh dari spesies yang sama
o Zenograft atau heterograft
Yaitu skin graft yang donornya adalah jaringan yang
diperoleh dari spesies yang lain / berbeda
- Berdasarkan ketebalannya
o Split thickness yaiu skin graft yang tipis, sedang atau tebal.
o Full thickness yaitu tergantung dari banyaknya dermis yang
ikut dalam spesimen.
PEMASANGAN GRAFT
Graft atau cangkokan diperoleh dengan berbagai unstrumen
seperti pisau tipis seperti silet ( rasa blades ), pisau graft kulit, dermatom
bertenaga listrik atau udara, atau drum dermatome. Cangkokan kulit
diperoleh dari lokasi donor atau “host” dan dipasangkan pada lokasi yang
dikehendaki yang disebut lokasi “resipien” atau “graft bed”.
Kulit yang digunakan untuk graft dapat berasal dari bagian bagian
tubuh yang lain , seperti punggung. Permukaan kulit dapat dioerluas
dengan membuat irisan yang bila direnggang akan membentuk jala,
sehingga luasnya mencapai 1,5 kali sampai 6-9 kali luas semula. Tehnik
cangkok jala ini disebut “mesh” dan biasanya digunakan pada skin loss
yang luas/parah.untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka
diperlukan beberapa pensyaratan antara lain, perdarahan pada daerah
resipien harus baik, tidak ada infeksi dan keadaan umum penderita.
Flap adalah cangkok jaringan kulit beserta jaringan lunak dibawahnya
yang diangkat dari tempat asalnya tetapi tetap mempunyai hubungan
perdarahan dengan tempat asal. Flap yang dipindahkan akan membentuk
perdarahan baru ditempat resipien.
Kriteria pemilihan lokasi donor yaitu harus dipertimbangkan :
Mencapai kecocokan warna sedekat mungkin dengan
memperhatikan jumlah cangkokan kulit yang diperlukan
Mencocokkan tekstur dan kualitas kulit untuk membawa
rambut.
c.Mendapatkan cangkokan kulit yang setebal mungkin tanpa
mengganggu kesembuhan luka pada lokasi donor.
Mempertimbangkan efek kosmetik pada lokasi donor setelah
kesembuhan terjadi sehingga lokasi ini sebaiknya dipilih dari
tempat yang tersembunyi.
Agar cangkokan kulit dapat hidup dan efektif,beberapa persayaratannya :
Lokasi resipien harus memiliki pasokan darah yang adekuat
sehingga fungsi fisiologi yang normal dapat berlangsung kembali.
Cangkokan harus melekat rapat dengan dasar (bed) lokasi resipien
(untuk menghindari penumpukan darah atau cairan).
Cankokan harus terfiksasi kuat (terimmobilisasi) sehingga
posisinya dipertahankan pada lokasi resipien.
Daerah pencangkokan harus bebas dari infeksi.
Pada pemasangan di lokasi resipien,cangkokan kulit dapat
dijahitkan atau tidak pada lokasi tersebut.Cangkokan ini bisa dipotong dan
dibentangkan seperti jala agar menutupi suatu daerah yang lebar.Proses
revaskularisasi (pembentukan kembali pasokan darah) dan perlekatan
kembali cangkokan kulit pada dasar lokasi resipien.
Setelah cangkokan kulit terpasang pada tempatnya,cangkokan ini
dapat dibiarkan terbuka (pada daerah yang tidak mungkin diimmobilisai)
atau ditutup dengan kasa pembalut tipis atau pembalut tekan manurut
daerahnya.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK:
- Pemeriksaan serum : hal ini dilakukan karena ada pada pasien
dengan luka bakar mengalami kehilangan volume
- Pemeriksaan elektrolit pada pasien dengan luka bakar mengalami
kehilangan volume cairan dan gangguan Na-K pump
- Analisa gas darah biasanya pasien luka bakar terjadi asidosis
metabolisme dan kehilanga protein
- Faal hati dan ginjal
- CBC mengidentifikasikan jumlah darah yang ke dalam cairan,
penuruan HCT dan RBC, trombositopenia lokal, leukositosis, RBC
yang rusak
- Elektolit terjadi penurunan calsium dan serum, peningkatan alkali
phospate
- Serum albumin : total protein menurun, hiponatremia
- Radiologi : untuk mengetahui penumpukan cairan paru, inhalas
asap dan menunjukkan faktor yang mendasari
- ECG : untuk mengetahui adanya aritmia. (Dongoes, 2000)
- ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Klien
- Identitas Klien
Nama : Ny. Tuni
Usia : 40 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status pernikahan : Menikah
- Status kesehatan saat ini
Keluhan utama : mengeluh nyeri dan mual muntah
Lama keluhan : 4 hari
Kualitas keluhan : berat
Faktor pencetus : tersiram air panas saat gas elpiji
meledak
Faktor pemberat :
Diagnosa medis : Combustio
- Riwayat kesehatan saat ini
Pasien Ny. Tuni dan An. Toni dirawat diruang karena tersiram air
panas saat gas elpiji meledak. Klien dirawat sudah hari ke 4 dan
direncanakan untuk perawatan luka. Ny. Tuni terlihat gelisah
mengeluh nyeri dan mual muntah. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan luka bakar pada bagian tubuh yaitu tangan, leher, dada
dan sebagian wajah serta kaki kanan, serta turgor kulit menurun.
Penurunan
DS :
elektrolit
Ny. Tuni mengeluh mual dan
Na : 128 mmol/l
muntah
K : 3,0 mmol/l
Cl : 93 mmol/l
Cairan
intravaskuler
turun
Dehidrasi ringan
Perubahan
warna urin
menjadi pekat,
kuning
kecoklatan,
disertai dengan
mual muntah
Kekurangan
volume cairan
Gelisah
Perubahan
tekanan darah
(TD : 100/60
mmHg)
Mengeluh nyeri
secara verbal
Nyeri akut
3. DO : Luka bakar Kerusakan
Ny. Tuni mengeluh integritas kulit
luka bakar pada kerusakan kulit
tangan, leher, pada tangan,
dada, dan leher, dada, dan
sebagainya wajah sebagian wajah
serta kaki kanan serta kaki kanan
turgor kulit
menurun terjadi
perubahan status penurunan
cairan turgor kulit
DS : perubahan
gangguan sensasi status cairan
atau elektrolit
Gangguan
sensasi (nyeri
yang dikeluhkan)
kerusakan
integritas kulit
g) Daftar Prioritas Diagnosa Keperawatan
Nama : Ny. Tuni
No. reg : -
NO TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN TTD
MUNCUL
1 KEKURANGAN VOLUME CAIRAN
BERHUBUNGAN DENGAN
KEHILANGAN CAIRAN AKTIF YANG
DITANDAI DENGAN : TURGOR
KULIT MENURUN, Ltd : 100/60
MmhG, NADI 60 X/M, SUHU 38O C,
urine pekat warna kuning kecoklatan,
penurunan elektrolit : Na 128 mmol/l,
k : 3,0 mmool/l , Cl : 93 mmol/l,
mengeluyh mual muntah
Diagnosa Keperawatan No 2
kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan turgor kulit
yang ditandai dengan turgor kulit menurun, luka bakar pada bagian
tangan, leher, dada dan sebagian wajah serta kaki kanan
tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7 x 24 jam
integritas kulit pasien membaik
kriteria hasil : dapat mencapai indikator yang diharapkan (dibawah)
NOC : Burn Healing
NO INDIKATOR 1 2 3 4 5
1 Percent of burn site healed V
(mengurangi awalnya 5 menjadi 3
2 Tissue granulation V
(mepercepat pertumbuhan jaringan
granula)
Keterangan :
1 : None
2: Limited
3 : moderate
4 : subtantial
5 : extensive
NO INDIKATOR 1 2 3 4 5
1 Reported pain V
(tidak melaporkan nyeri)
2 Restlessness V
(gelisah menjadi tidak gelisah)
Keterangan :
1: severe
2:subkutantial
3: moderate
4: mild
5: none
NIC : pain management
menggali atau mencari tahu mengenai pengetahuan dan
kepercayaan pasien mengenai nyeri.
Menyediakan informasi mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri,
lama , antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur
mengajari prinsip manajemen nyeri
pembantu pasien dan keluarga menyediakan dukungan
menganjurkan pasien untukj mendiskusikan mengenai perjalanan
nyeri
menyediakan pengobatan analgesik
mengimplementasikan dan menggunakan patient controlled
analgesic
Asuhan keperawatan
pengkajian
a. indentitas klien
nama : An Toni
Usia : 5 Tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Status pernikahan : belum menikah
b. status kesehatan saat ini
keluhan utama : merengek kesakitan
lama keluhan :4 har
kualitas keluhan : berat
faktor pencetus :tersiram air panas saat gas elpiji meledak
faktor pemberat :-
diagnosa medis : combutio
c. Riwayat kesehatan saat ini
An toni yang dirawat di ruang luka bakar karena tersiram air panas saat
gas elpiji meledak, yang dimana saat kejadian dengan posisi di gendong
oleh ibunya. Saat dirawat menuju hari ke 4 dan direncanakan untuk
perawatan luka An toni merengek keskitan dan tampak mukosa bibir
kering. Pada pemeriksaan fisik An toni ditemuka luka bakar di kedua
tngan, dada, dan wajah serta pada siku tangan kiri ditemukan bula
d. Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik (TTV)
keadaan normal Keadaan klien
tidak adanya bula adanya bula pada siku tangan kiri,
BB : 17 kg, TB : 120 Cm
Pemeriksaan laboratorium
Na : 135-145 mmol/l Na : 130 mmol/l
K : 3,5 mmol/l K : 2,8 mmol/l
Cl : 94-111 mmol/l Cl : 92 mmol/l
Leukosit : 5000-10000 -
Albumin : 37-52 g/l Albumin : 2,8
e. terapi : poerawatan luka
Analisa Data
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DO: Luka bakar Kekurangan
- membran mukosa kering volume cairan
(bibir) penurunan
-Na : 130 mmol/l elektrolit
-K : 2,8 mmol/l Na: 130 mmol/l
-Cl : 92 mmol/l K : 2,8 mmol/l
Cl : 92 mmol/l
Membran
mukosa bibir
kering
terjadi dehidrasi
isotonik
yang ringan
kekurangan
voiume cairan
2 DO : Luka bakar Kerusakan
- terdapat luka bakar di kedua integritas kulit
tangan, dada dan wajah terjadi kerusakan +nyeri akut
- terdapat bula pada siku kulit akibat luka
tangan kiri bakar pada
-penurunan albumin 2,8 tangan, dada,
DS : wajah, serta
klien merengek kesakitan terdapat bula
pada siku tangan
kiri
penurunan
albumin 2,8
merengek
kesakitan
kerusakan
integritas kulit
+nyeri akut
Daftar prioritas diagnosa keperawatan
Nama : An Toni
No reg : -
NO TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN TTD
MUNCUL
1 Kekurangan volume cairan berhubungan
dengan kehilangan cairan aktif yang ditandai
dengan membran mukosa bibir kering,
penurunan elektrolit yaitu : Na : 130 mmol/l, K :
2,8 mmol/l, Cl : 92 mmol/l
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31719/4/Chapter%20II.pdf
Kurniati, Emi. 2010. Buku Saku Biologi dan Kimia SMP. Bandung : PT
Mizan Pustaka.