R DENGAN PENURUNAN
FUNGSI NEUROLOGI: DEMENSIA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Dosen Pengajar:
Ns. Siska Evi Martina, MNS
Saya panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah “ASUHAN
KEPERAWATAN PADA Ny. R DENGAN PENURUNAN FUNGSI
NEUROLOGI: DEMENSIA” dengan baik. Selesainya penyusunan ini berkat
bantuan, bimbingan, pengarahan, petunjuk, dorongan dari berbagai pihak.
Saya menyadari bahwa penyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik
dari isi maupun susunannya, untuk itu kelompok membuka diri terhadap kritik
dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak dami kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat dari pembaca dan bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan khusunya dibidang keperawatan. Akhir kata
penulis mengucapkan terimaksih.
Melania Syahfitri
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lanjut usia tidak identik dengan pikun (Dementia) dan perlu diketahui
bahwa pikun bukanlah hal yang normal pada proses penuaan. Lansia dapat
hidup normal tanpa mengalami berbagai gangguan memori dan perubahan
tingkah laku seperti dialami oleh lansia dengan demensia. Sebagian besar
orang mengira bahwa demensia adalah penyakit yang diderita oleh lansia. Tapi
kenyataannya demensia dapat diderita oleh siapa saja dari semua tingkat usia
dan jenis kelamin.
2.2 Etiologi
BAB III
TINJAUAN KASUS
Tn. B usia 79 tahun, tinggal di panti werdha budi luhur sejak 2 tahun yang
lalu, keluarga menitipkan Tn. B di sebabkan karena keluarga sibuk dengan urusan
masing-masing. Tn. B dulunya bekerja di pabrik alumunium, Kondisi fisik Tn. B
saat ini mengalami gangguan memori dan orientasi. Selain itu klien tidak mampu
melakukan perawatan diri secara mandiri melainkan membutuhkan bantuan orang
lain. Tn. B sering lupa jalan pulang apa bila sedang berpergian, sulit mandi,
berpakaian, dan toileting, Tn. B juga sering tersinggung dan mudah marah.
Sebelumnya klien pernah dibawa berobat ke PKM dan di diagnosa oleh dokter
bahwa Tn. B menderita demensia yang merupakan bagian normal dari preses
penuaan.
Saat pengkajian di dapatkan bahwa TD : 140/80 MmHg, S : 37 0C, RR: 24
x/menit, N : 75 x/menit. Kuku klien tampak kotor, badan klien bau, penampilan
kurang menarik, kulit kepala kotor dan bau, mulut klien bau, gigi klien tampak
tidak lengkap dan tampak adanya caries pada gigi klien serta klien tampak
binggung. Nafsu makan klien menurun, jumlah makan klien yang masuk kurang
satu porsi, klien sering makan makanan yang banyak mengandung protein,
mengandung karbonhidrat, dan yang mengandung kalsium untuk menjaga
kesehatan klien serta meningkatkan status nutrisi klien, fungsi mengunyah kurang
baik. Jumlah minum klien 1000 cc/hari dengan air mineral. Perawat mengatakan
kekuatan otot klien menurun sehingga klien berjalan dengan lambat, klien tampak
mengalami kaku sendi, klien tampak menggunakan tongkat, klien tampak berjalan
dengan hati- hati dan kekuatan otot klien 4 ( dapat gerak dan dapat melawan
hambatan yang ringan) dan pemeriksaan lab. Didapatkan hasil Hb : 9 gr/dl,
leukosit : 12000 mm3, trombosit 340.000/mm3, dan pemeriksaan MMSE : Klien
mengalami demensia berat yaitu 11 dengan rentang normal 0-15 berat.
I. Pengkajian
Nama Panti : Wredha budi luhur
Ruang/ Kamar : Melati
Tanggal Masuk : 18 Oktober 2015
Tanggal Pengkajian : 19 Oktober 2015
A. Identitas Klien
Nama Lansia : Tn. B
Umur : 79 tahun
Jenis kelamin : Laki- laki
Status merital : Menikah
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Melayu
Bahasa yang digunakan : Daerah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat asal :-
Keluhan utama :
Keluarga klien mengatakan bahwa Tn. B mengalami gangguan memori dan
orientasi.
B. Alasan masuk
Keluarga klien minitipkan Tn. B di sebabkan karena keluarga sibuk dengan
urusan masing-masing.
7. Mulut/pengecap
Bibir berwarna pucat, simetris, kelembaban baik, mukosa mulut merah muda baik,
gigi kurang bersih, ada caries, gigi tidak lengkap, kaadaan gusi kurang baik, tidak
ada peradangan. Fungsi mengunyah kurang baik, fungsi pengecap tidak begitu
baik, fungsi bicara kurang jelas, bau mulut, refleks menelan juga kurang baik.
8. Leher
Saat diraba tidak terdapat pembengkakan kelenjar getah bening, kelenjar tryroid
dan sub mandibulalis baik, kaku kuduk dan sulit menelan tidak ada.
9. Dada/pernapasan
I : bentuk dada simetris, kwalitas nafas cepat, klien tidak ada batuk dan tidak
menggunakan alat bantu pernapasan
P : tidak terdapat tonjolan, tactile fremitus seimbang kiri dan kanan
P : perkusi dada resonan
A : suara napas vesiculer
10. Kardiovaskuler
I : bentuk jantung simetris.
P : Denyut nadi perifer teraba melemah, ictus kordis teraba.
P : Perkusi terdapat bunyi pekak
A : Bunyi jantung normal Lub Dub (tidak ada bunyi tambahan), biasanya S1
terdengar lebih keras dari pada S2, namun nada S1 lebih rendah sedangkan S2
tinggi. Jarak antara bunyi lub dan dub sekitar 1 detik / kurang.
11. Abdomen
I : Tidak terdapat lesi, dan perut pasien tidak membuncit.
A : Bising usus normal ( 10 x /menit )
P : Tidak teraba masa.
P : Perkusi terdengar : Tympani
12. Muskulo skeletal
Kekuatan otot klien 4 dan terdapat kaku sendi, gaya berjalan klien lambat.
4444 4444
4444 4444
Ket : dapat gerak dan dapat melawan hambatan yang ringan.
13. Keadaan neurologi
Penciuman pada klien terganggu N.1 (olfaktorius), penglihatan klien terganggu
N. II (optikus), refleks menelan klien terganggu N. V (trigeminus), dan pengecap
klien terganggu N. XII (hipoglosus) sedangkan untuk pendengaran klien masih
normal N. VII (koklearis).
14. Integumen/kulit
Warna kulit telinga luar sawo matang, tekstur keriput, suhu kulit normal/ alamiah,
keadaan kuku klien tampak kotor.
15. Catatan khusus
Klien tidak mengerti tentang kondisinya, hubungan klien dengan keluarga kurang
baik, orang yang paling dekat dengan klien hanya perawat.
3. Sebutkan 3 buah nama benda (apel, meja, atau koin), setiap benda 3 1
1 detik, pasien disuruh mengulangi ketiga nama benda tadi. Nilai
1 untuk setiap nama benda yang benar. Ulangi sampai pasien
dapat menyebutkan dengan benar dan catat jumlah pengulangan
ATENSI DAN KAKULASI
TOTAL 30 11
DO:
Klien tampak mengalami gangguan
memori dan orientasi
Klien tampak bingung
Pemeriksaan MMSE: nilai 11 (berat)
DO:
Kuku klien tampak kotor
Badan klien Bau
Penampilan kurang menarik
Kulit kepala kotor dan bau
Mulut klien bau dan Tampak adanya
caries
3. DS : kesulitan Risiko cidera
Petugas panti mengatakan kekuatan keseimbangan
otot klien menurun sehingga klien dalam beraktifitas
berjalan dengan lambat
DO :
klien tampak sering mengalami kaku
sendi
klien tampak menggunkan tongkat
klien tampak berjalan dengan hati-
hati
kekuatan otot klien
4444 4444
4444 4444
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologis
(degenerasi neuron ireversibel) ditandai dengan hilang ingatan atau
memori, hilang konsentrsi, tidak mampu menginterpretasikan stimulasi
dan menilai realitas dengan akurat.
b. Kurang perawatan diri berhubungan dengan intoleransi aktivitas,
menurunnya daya tahan dan kekuatan ditandai dengan penurunan
kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari.
c. Resiko terhadap cedera berhubungan dengan kesulitan keseimbangan,
kelemahan, otot tidak terkoordinasi, aktivitas kejang.
No
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
Dx
1 Setelah diberikan tindakan a. Kembangkan lingkungan a. Mengurangi kecemasan
keperawatan diharapkan klien yang mendukung dan dan emosional.
mampu mengenali perubahan hubungan klien-perawat
dalam berpikir dengan KH: yang terapeutik.
a. Mampu memperlihatkan b. Pertahankan lingkungan b. Kebisingan merupakan
kemampuan kognitif untuk yang menyenangkan dan sensori berlebihan yang
menjalani konsekuensi tenang. meningkatkan gangguan
kejadian yang menegangkan neuron.
terhadap emosi dan pikiran c. Tatap wajah ketika c. Menimbulkan perhatian,
tentang diri. berbicara dengan klien. terutama pada klien
b. Mampu mengembangkan dengan gangguan
strategi untuk mengatasi perceptual.
anggapan diri yang negative. d. Panggil klien dengan d. Nama adalah bentuk
c. Mampu mengenali namanya. identitas diri dan
tingkah laku dan faktor menimbulkan pengenalan
penyebab. terhadap realita dan
klien.
e. Gunakan suara yang e. Meningkatkan
agak rendah dan pemahaman. Ucapan
berbicara dengan tinggi dan keras
perlahan pada klien. menimbulkan stress yg
mencetuskan konfrontasi
dan respon marah.
2 Setelah diberikan tindakan a. Identifikasi kesulitan a. Memahami penyebab yang
keperawatan diharapkan klien dalam berpakaian/ mempengaruhi intervensi.
dapat merawat dirinya sesuai perawatan diri, seperti: Masalah dapat
dengan kemampuannya keterbatasan gerak fisik, diminimalkan dengan
dengan KH : apatis/ depresi, menyesuaikan atau
a. Mampu melakukan penurunan kognitif memerlukan konsultasi
aktivitas perawatan diri sesuai seperti apraksia. dari ahli lain.
dengan tingkat kemampuan. b. Identifikasi kebutuhan b. Seiring perkembangan
b. Mampu mengidentifikasi kebersihan diri dan penyakit, kebutuhan
dan menggunakan sumber berikan bantuan sesuai kebersihan dasar mungkin
pribadi/ komunitas yang dapat kebutuhan dengan dilupakan.
memberikan bantuan. perawatan rambut/kuku/
kulit, bersihkan kaca
mata, dan gosok gigi.
c. Perhatikan adanya tanda- c. Kehilangan sensori dan
tanda nonverbal yang penurunan fungsi bahasa
fisiologis. menyebabkan klien
mengungkapkan
kebutuhan perawatan diri
dengan cara nonverbal,
seperti terengah-engah,
ingin berkemih dengan
memegang dirinya.