Anda di halaman 1dari 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN KONTEKS KOMUNIKASI

Dalam bahasa latin, komunikasi berarti communis (membuat kebersamaan atau


membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih) (Stuart 1983 dalam Nurudin 2016:8).
Pada dasarnya, untuk membuat seseorang mengerti maka diperlukan komunikasi verbal karena
komunikasi dapat terjadi apabila terdapat kesamaan antara si pemberi pesan dengan si penerima
pesan. Namun demikian, ternyata kita masih berkomunikasi antara kedua belah pihak dengan
menggunakan bahasa tubuh, semisal mengangguk, menggeleng, tersenyum dll. Banyak definisi
komunikasi bersifat khas, mencerminkan paradigma atau perspektif yang digunakan alih-alih
komunikasi tersebut dalam mendekati fenomena komunikasi. Paradigma ilmiah (objektif,
mekanistik, positivistic) yang penelahaannya berorientasi pada efek komunikasi tampak
dominan. Mengasumsikan komunikasi sebagai suatu proses linier atau proses sebab akibat yang
mencerminkan pengirim pesan atau yang biasa disebut komunikator (yang aktif) untuk
mengubah pengetahuan, sikap dan perilaku komunikan atau penerima pesan yang pasif. Bernard
Barelson dan Garry A. Stainer dalam Nurdin (2016:38) mendefinisikan komunikasi adalah
proses transmisi gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan symbol,
angka, gambar, grafis dll.

Indicator paling umum untuk mengklarisifikasikan komunikasi bedasarkan


konteksnya atau tingkatan nya adalah jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi. Salah satu
pendekatan untuk membedakan konteks-konteks komunikasi adalah pendekatan situasional yang
dikemukakan G.R Miller (2007:78) dalam Deddy Mulyana yaitu :

2.1.1 Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antar


orang-orang secara tatap muka yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang
lain secara langsung, baik secara verbal maupun non-verbal. Bentuk khusus dari komunikasi
antar pribadi ini adalah komunikasi diadik (dyadic communication) yang melibatkan hanya dua
orang seperti antar dua teman dll. Ciri komunikasi diadik adalah pihak-pihak yang
berkomunikasi dalam jarak dekat, pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerima
pesan secara simultan dan spontan baik secara verbal maupun non-verbal. Keberhasilan
komunikasi menjadi tanggung jawab peserta komunikasi, kedekatan pihak-pihak yang
berkomunikasi akan tercermin pada jenis-jenis pesan atau respon non-verbal mereka, seperti
sentuhan, tatapan mata yang ekspresif dan jarak fisik yang sangat dekat.

2.1.2 Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan


bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang bersama (adanya saling
ketergantungan), mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari
kelompok tersebut, meskipun setiap anggotan boleh jadi punya peran yang berbeda. Kelompok
ini misalnya adalah keluarga, teman-teman terdekat, kelompok diskusi dll. Dengan demikian
komunikasi kelompok biasanya merujuk pada komunikasi yang dilakukan kelompok kecil, jadi
bersifat tatap muka. Umpan balik dari peserta komunikasi kelompok masih bias diidentifikasikan
dan ditanggapi langsung oleh peserta lainnya. Komunikasi kelompok dengan sendirinya
melibatkan juga komunikasi antarpribadi, karena itulah kebanyakan teori komunikasi
antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.

2.1.3 Komunikasi Publik

Komunikasi public adalah komunikasi antar seorang pembicara dengan sejumlah


besar orang atau khalayak yang tidak bias dikenali satu per satu. Komunikasi demikian kerap
kali disebut dengan pidato, ceramah atau kuliah umum. Beberapa pakar komunikasi
menggunakan istilah komunikasi kelompok besar untuk komunikasi ini. Komunikasi public
biasanya berlangsung lebih formal atau lebih sulit dari komunikasi antarpribadi. Karena
komunikasi public menuntut persiapan yang sangat matang agar isi pesan yang disampaikan
berbobot dan dapat diterima khalayak ramai tanpa menyinggung suatu kelompok. Selain itu juga
dibutuhkan kemampuan dan keberanian agar dapat menjadi pembicara di hadapan orang ramai.
Daya Tarik pembicara juga menjadi factor penting yang akan menentukan efektivitas pesan
selain keahlian dan kejujuran pembicara. Tidak seperti komunikasi antarpribadi yang melibatkan
pihak-pihak yang sama-sama aktif, satu pihak komunikasi public yakni pendengar justru lebih
pasif. Umpan balik yang diberikan juga terbatas, terutama umpan balik bersifat verbal.
Sedangkan umpan balik non-verbal lebih jelas diberikan orang-orang yang duduk di jajaran
depan, karena merekalah yang paling dekat posisinya dengan sang pembicara. Sesekali juga
pembicara menerima umpan balik bersifat serempak, seperti tertawa atau tepuk tangan, ciri
komunikasi public adalah lokasinya berada di tempat public.

Daftar pustaka :

http://eprints.umm.ac.id/35435/3/jiptummpp-gdl-bayumargad-49579-3-babii.pdf

Jurnal Manajemen Desember 2015, P: 83 - 94 Vol.6, No. 2 “Pengaruh Komunikasi Interpersonal


dan Kompetensi Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Dinas Pertanian Kota Bogor” Halimah1,
Masyhudzulhak Djamil2, Popy Novita Pasaribu2 1Alumni Mahasiswa Pascasarjana UIKA 2
Program Studi Manajemen Pascasarjana UIKA

JURNAL KONSEP – KONSEP KOMUNIKASI PEMBANGUNAN Drs. MUKTI SITOMPUL,


M.Si Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik, Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai