TERHADAP NYERI SENDI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA INA KAKA AMBON
ABSTRAK
Latar belakang : Salah satu masalah kesehatan yang paling sering dialami lansia adalah nyeri sendi. Nyeri sendi
yang ditimbulkan dari skala ringan hingga berat dapat mengganggu aktivitas lansia. Lansia tidak dapat
melakukan aktivitas dengan nyaman sehingga menurunkan kualitas hidup lansia. Lansia menjadi mudah lelah
dan membatasi rentang geraknya sehingga sendi menjadi kaku, kesulitan berjalan serta dapat menimbulkan
kecacatan. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha Ina kaka Ambon
terdapat 47 lansia, dan sekitar 20 orang lansia mengalami nyeri sendi. Tujuan : Mengetahui pengaruh terapi
relaksasi autogenik dan terapi guided imagery terhadap nyeri sendi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha
Ina kaka Ambon. Metode : kuantitatif dengan desain two group pre test and post test design, dengan sampel 16
responden dan tiap kelompok 8 responden, menggunakan teknik matched case control untuk pengambilan
sampel. Hasil : hasil analisis statistik diperoleh data bahwa tidak terdapat perbedaan antara terapi relaksasi
autogenik dan guided imagery pada lansia dengan nyeri sendi dengan ρ-value 0,558>0,05. Kesimpulan :
relaksasi autogenik maupun guided imagery efektif terhadap penurunan nyeri sendi pada lansia.
ABSTRACT
Background: One of the health problems most often experienced by the elderly is joint pain. Joint pain that
results from mild to severe can interfere with the activities of the elderly. The elderly cannot do activities
comfortably so that it reduces the quality of life of the elderly. The elderly become easily tired and limit their
range of motion so that joints become stiff, have difficulty walking and can cause disability. Based on a
preliminary study conducted at the Tresna Werdha Ina kaka Social Home in Ambon, there were 47 elderly
people, and about 20 elderly people experienced joint pain. Purpose: To determine the effect of autogenic
relaxation therapy and guided imagery therapy on joint pain in the elderly at the Tresna Werdha Ina kaka
Social Home, Ambon. Methods: quantitative with a two group pre test and post test design, with a sample of 16
respondents and each group of 8 respondents, using the matched case control technique for sampling.
Results: The results of statistical analysis showed that there was no difference between autogenic relaxation
therapy and guided imagery in the elderly with joint pain with a ρ-value of 0.558> 0.05. Conclusion: Autogenic
relaxation and guided imagery are effective in reducing joint pain in the elderly.
(Gonzales, M. A., & Ledesma, C. J.A, post-test guided imagery sebesar 9,13.
2010). Dari hasil perbedaan mean rank dan sum
of rank tersebut dapat diketahui bahwa
c. Efektifitas relaksasi autogenik dan guided
guided imagery lebih efektif dibandingkan
imagery terhadap penurunan skala nyeri
dengan relaksasi autogenik, karena
sendi pada lansia di Panti Sosial Tresna
semakin tinggi mean rank dan sum of
Werdha Ina Kaka Ambon
rank maka perlakuan tersebut semakin
Sebelum melakukan uji efektifitas,
efektif.
terlebih dahulu dilakukan uji kenormalan
Hal ini dikarenakan guided imagery
data menggunakan Shapiro-Wilk. Dari
tidak hanya mengatur pola pernafasan,
hasil analisis normalitas data diketahi
namun juga membentuk suatu bayangan
bahwa pada nilai selisih pre-test dan post-
yang indah yang dapat diterima sebagai
test relaksasi autogenik sebesar 0,018
rangsangan panca indra, sehingga
dan selisih dari pre-test dan post-test
ketidaknyamanan yang ada akan
guided imagery sebesar 0,004, karena
dikeluarkan dan tubuh akan menjadi lebih
nilai signifikan dari data penelitian
rileks dan nyaman.
tersebut <0,05 maka dapat disimpulkan
Hal tersebut bisa dijelaskan melalui
data penelitian memiliki distribusi data
konsep pengkondisian klasik berupa
yang tidak normal, sehingga
imajinasi tentang pengalaman yang
menggunakan uji Mann Whitney dan
menyenangkan, sehingga menimbulkan
didapatkan hasil sebagai berikut :
reaksi terhadap stimulus. Pemasangan
satu stimulus dengan stimulus lainnya
Tabel 5. Efektifitas relaksasi autogenik
akan menimbulkan efek pengkondisian.
dan guided imagery terhadap penurunan
Ketika individu mengalami nyeri maka
skala nyeri sendi pada lansia di Panti
respon yang muncul adalah sensasi nyeri.
Sosial Tresna Werdha Ina Kaka Ambon
Variabel N Mean Sum p
Of
Berdasarkan tabel 5 dapat
Ranks
diketahui Dari Hasil Uji Maan Whitney
Relaksasi 8 7,88 63
Nilai Signifikan (2-Tailed) antara selisih
Autogenik 0,558
PreTest - PostTest Relaksasi Autogenik
Guided 8 9,13 73
dan selisih PreTest - PostTest Guided
Imagery sebesar 0,558. Karena nilai Imagery
Ket Selisih 1,25
signifikan dari data Penelitian tersebut >
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Tetapi ketika individu mengalami nyeri
tidak terdapat perbedaan antara dan stimulus yang dimunculkan adalah
kelompok perlakuan terapi relaksasi perasaan menyenangkan maka reaksi
autogenik dan guided imagery pada yang muncul adalah perasaan senang.
lansia dengan nyeri sendi. Sehingga lama kelamaan dengan
Tetapi dari tabel hasil dapat dilihat memberikan stimulus perasaan yang
bahwa nilai mean selisih pre-test dan menyenangkan rasa nyeri akan
post-test relaksasi autogenik sebesar berangsur-angsur menghilang dan
7,88 dan nilai mean selisih pre-test dan tergantikan menjadi perasaan senang.
8