PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Preeklampsia adalah proteinuria atau edema atau kedua-duanya
yang disebabkan oleh kehamilan atau dipengaruhi oleh kehamilan yang
sekarang. Biasanya keadaan ini timbul setelah umur 20 minggu
kehamilan tetapi dapat pula berkembang sebelum saat tersebut pada
penyakit trofoblastik. Preeklampsia merupakan gangguan yang terutama
terjadi pada primigravida.
[ CITATION htt16 \l 1057 ].
Menurut WHO pada tahun 2020 gangguan hipertensi kehamilan
adalah hal yang signifikan penyebab morbiditas berat, kecacatan jangka
panjang dan kematian diantara ibu dan bayinya. Di seluruh dunia, mereka
menyumbang sekitar 14% 295.000 jiwa meninggal akibat dari semuanya
kematian ibu. Diantara gangguan hipertensi yang mempersulit kehamilan,
preeklamsia menonjol sebagai penyebab utama ibu dan mortalitas dan
morbiditas perinatal. Sebagian besar kematian karena preeklamsia dan
eklamsia dapat dihindari melalui pemberian perawatan yang tepat waktu
dan efektif kepada wanita yang mengalami komplikasi ini
Kejadian preeklampsia pada tahun 2020 karena riwayat hipertensi
pada tiga bulan terakhir (oktober-desember) meningkat dari (30%), (36%)
menjadi (40%) di indonesia sedangkan obesitas meningkat dari (38%),
(40%) menjadi (46%)[ CITATION Ann20 \l 1057 ].
Kematian ibu di indonesia masih di dominasi oleh tiga, penyebab
utama kematian yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan meliputi
(preeklampsia-eklampsia) dan infeksi. Penyebab angka kematian ibu
hampir 75% dari seluruh kematian ibu di dunia adalah perdarahan berat,
hipertensi dalam kehamilan meliputi preeklampsia dan eklampsia,
infeksi,partus lama dan abortus[ CITATION And17 \l 1057 ].
Pengetahuan ibu setelah melahirkan dengan Sc mengenai
perawatan luka dapat menentukan kemampuan ibu dalam merawat diri
secara mandiri. Penanganan perawatan luka post sc pada preeklampsia
berat adalah mearawat luka mengganti balutan dengan cara mengganti
balutan atau penutup yang sudah kotor atau lama dengan penutup luka
atau pembalut luka yang baru. Tujuannya adalah untuk mencegah
terjadinya luka infeksi serta memberikan rasa aman dan nyaman pada
pasien[ CITATION wah19 \l 1057 ].
Salah satu penyebab tertinggi kematian ibu selain perdarahan dan
infeksi adalah penyakit hipertensi dalam kehamilan
(preeklampsia/eklampsia). Angka kejadian preeklampsia di indonesia
berkisar 1,5-25%[ CITATION Ani18 \l 1057 ].
Salah satu indikasi dilakukan tindakan section caesaria adalah
preeklampsia berat. Preeklampsia berat adalah suatu komplikasi
kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi atau disertai
proteinuria dan oedema pada kehamilan 20 minggu[ CITATION ripdfput18 \l
1057 ].
Indikator yang umum digunakan dalam kematian ibu adalah
AKI yaitu jumlah kematian ibu dalam 100.000 kelahiran hidup. AKI
melonjak drastis dari 228 menjadi 359/100.000 kelahiran
hidup[ CITATION And171 \l 1057 ].
Tabel 1.1 Distribusi 10 penyakit terbanyak di ruang nifas rumah
sakit Ansari Saleh banjarmasin periode tahun 2019.
1. Severe pre-edamsia
0 342 29%
2. Premature rupture of
Membranes, onset of labour 0 192 16%
within 24 hours
3. Maternal care due to uterine
scar from previous surgery 0 112 9%
4. Other
abortion,incomplete,whithout 0 111 9%
complication
5. Obstructed labour due to
breech presentation 0 82 7%
6. Mild hyperemesis
gravidarum 0 74 6%
i
7. Anaemia complicating
pregnancy, childbirth and the 0 73 6%
puerperium
8. Retained portions of
placenta and membranes, 0 69 6%
witho
9. oligohydramnions
0 68 6%
1. Severe pre-eclamsia
0 164 32%
2. Premature rupture of
membranes, onset of labour 0 94 18%
within 24 hours
3. Maternal care due to uterine
scar from previous surgery 0 53 10%
4. Retained portions of
placenta and membranes, 0 36 7%
witho
5. Other abortion, incomplete,
without complication 0 35 7%
6. Mild hyperemesls
gravidarum 0 31 6%
8. Oligohhydramnions 0 25 5%
ii
9. Labour and delivery
complicated by fetal stress,u 0 24 5%
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat di buat suatu
perumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimana penerapan asuhan
keperawatan pada klien dengan kasus preeklamsia di ruang nifas
RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh banjarmasin?”.
Perumusan masalah dapat dirincikan sebagai berikut:
1. Apa saja yang dapat dikaji pada pasien dengan preeklamsia di ruang
nifas RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin?
2. Apa saja diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien
dengan kasus preeklamsia di ruang nifas RSUD Dr. H. Moch Ansari
Saleh Banjarmasin?
3. Apa saja rencana tindakan keperawatan yang diberikan pada pasien
dengan kasus preeklamsia di ruang nifas RSUD Dr. H. Moch Ansari
Saleh Banjarmasin?
iii
4. Apa saja pelaksanaan tindakan keperawatan pada pasien dengan
kasus preeklamsia di ruang nifas RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh
Banjarmasin?
5. Apa saja evaluasi dari proses asuhan keperawatan pada klien
dengan kasus preeklamsia di ruang nifas RSUD Dr. H. Moch Ansari
Saleh Banjarmasin?
6. Bagaimana pendokumentasian dari pengkajian, diagnosa, intervensi,
implementasi, dan evaluasi pada pasien dengan kasus preeklamsia
di ruang nifas RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin?
C. Tujuan Penulisan
Laporan asuhan keperawatan pada pasien dengan
preeklamsia ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Dapat menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan
preeklamsia di ruang nifas RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh
banjarmasin melalui pendekatan tahapan proses keperawatan
secara komprehensif yang meliputi bio-psiko-sosial-kultural-
spiritual.
2. Tujuan Khusus
Disamping tujuan umum maka pada penulisan studi kasus sesuai
proses keperawatan secara bertahap, yakni sebagai berikut:
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien preeklamsia.
b. Merumuskan diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien
dengan preeklamsia.
c. Membuat rencana tindakan keperawatan yang muncul pada
pasien masalah pasien.
D. Manfaat penulisan
iv
Penulisan laporan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
preeklampsia diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Secara teoritis
Hasil laporan asuhan keperawatan pada pasien dengan
preeklampsia diharapkan dapat mengembangkan ilmu
pengetahuan khususnya dibidang keperawatan sebagai
penunjang asuhan keperawatan pada pasien dengan
preeklampsia
2. Secara praktis
a. Bagi pasien
Sebagai bahan pengetahuan bagi pasien, dalam
mendapatkan perawatan dan pengorbanan yang memadai untuk
mengurangi terjadinya prevelensi penderita preeklampsia, dan
pasien dapat mencapai kemandirian secara optimal.
b. Bagi keluarga
Keluarga dapat ikut serta atau bekerja sama dan memberikan
dukungan penuh dalam pemulihan kesehatan dan pemenuhan
kebutuhan biopsikososial dan spiritual pada pasien dengan
preeklampsia.
c. Bagi perawat
Sebagai suatu acuan untuk perawat dalam penerapan
asuhan keperawatan agar dapat digunakan bagi kepentingan
rumah sakit dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien dengan preeklampsia.
d. Bagi rumah sakit
Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dalam
pemberian asuhan keperawatan dirumah sakit khususnya pada
pasien dengan preeklampsia.
e. Bagi pendidikan
Memberi masukan pengetahuan sebagai gambaran dalam
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan pada masa yang
akan datang, dan juga sebagai potensi untuk pengetahuan
dan pengembangan dalam memberi asuhan keperawatan
kasus preeklampsia.
v
f. Penulis
Mendapat pengalaman langsung dalam melaksanakan
asuhan keperawatan dengan pendekatan proses
keperawatan yang komprehensif dan dapat menentukan kiat
dan seni untuk meningkatkan asuhan keperawatan yang
berkualitas pada pasien dengan preeklampsia.
vi
d. Implementasi
Adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk
mencapai suatu tujuan yang spesifik;
e. Evaluasi
Adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan keberhasilan dari
diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, dan
implementasinya.
f. Pendokumentasian
Adalah suatu proses dokumentasian keperawatan
mencankup pengkajian, indentifikasi masalah,
perencanaan dan tindakan.
3. Studi kasus
vii
Untuk memperoleh data dasar pasien yang komprehensif,
perawat dapat membaca literature yang berhubungan dengan
masalah pasien.
viii
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Medis
1. Pengertian
Preeklampsia adalah hipertensi yang terjadi pada ibu hamil
dengan usia kehamilan 20 minggu atau setelah persalinan
ditandai dengan meningkatnya tekanan darah menjadi 140/90
mmHg [ CITATION Sit16 \l 1057 ].
Preeklampsia diketahui dengan adanya tanda-tanda seperti
hipertensi, proteinuria (protein dalam air kemih), dan oedem pada
ibu hamil. Preeklampsia timbul sesudah minggu ke 20 dan paling
sering terjadi pada primigravida muda[ CITATION Pur15 \l 1057 ].
Preeklampsia atau preeclamptic toxaemia adalah penyebab
utama morbiditas dan mortalitas ibu yang ditandai dengan
hipertensi dan proteinuria yang baru muncul saat trimester II
kehamilan dan biasanya pulih pada masa postnatal [ CITATION
Mou16 \l 1057 ].
Kesimpulan:
Preeklampsia (toksemia gravidarum) adalah sekumpulan
gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas yang
terdiri dari hipertensi, edema dan proteinuria yang muncul pada
kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah
persalinan.
2. Klasifikasi Preeklampsia
Dibagi menjadi dua golongan, yaitu sebagai berikut:
a. Preeklampsia Ringan
1) Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada
posisi berbaring terlentang, atau kenaikan diastolik 15
mmHg atau lebih dan kenaikan sistolik 30 mmHg atau
lebih. Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali
1
2
3. Etiologi
Penyebab preeklampsia sampai sekarang belum diketahui.
Telah terdapat banyak teori mencoba menerangkan tetapi belum
dapat menjelaskan tentang preeklampsia, yaitu: bertambahnya
frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, dan
mola hidatidosa, penambahan berat badan selama hamil, usia
kehamilan, usia ibu, pendidikan ibu, penyakit keturunan, stress,
aktivitas fisik, riwayat preeklampsia kehamilan sebelumnya,
kehamilan dengan DM, penyakit ginjal kronis (menahun/terus-
menerus).
[ CITATION Kha18 \l 1057 ].
3
4. Manifestasi Klinis
Dua gejala yang sangat penting pada preeklampsia yaitu
hipertensi dan proteinuria yang biasanya tidak disadari oleh
wanita hamil. Penyebab dari kedua masalah diatas adalah
sebagai berikut:
a. Tekanan darah
Peningkatan tekanan darah merupakan tanda peningkatan
awal yang penting pada preeklampsia. Tekanan diastolik
merupakan tanda prognostik, yang lebih andal dibandingkan
dengan tekanan sistolik. Tekanan diastolik sebesar 90 mmHg
atau lebih yang terjadi terus-menerus menunjukkan keadaan
abnormal.
b. Kenaikan berat badan
Peningkatan berat badan yang tiba-tiba mendahului serangan
preeklampsia dan bahkan kenaikan berat badan (BB) yang
berlebihan merupakan tanda pertama preeklampsia pada
sebagian wanita. Peningkatan BB normal adalah 0,5 kg per
minggu. Bila 1 kg dalam seminggu, maka kemungkinan
terjadinya preeklampsia harus dicurigai. Peningkatan berat
badan terutama disebabkan karena retensi cairan dan selalu
dapat ditemukan sebelum timbul gejala edema yang terlihat
jelas seperti kelopak mata yang bengkak atau jaringan tangan
yang membesar.
c. Proteinuria
Pada preeklampsia ringan, proteinuria hanya minimal positif
satu, positif dua, atau tidak sama sekali. Pada kasus berat
proteinuria dapat ditemukan dan dapat mencapai 10 g/dl.
Proteinuria hampir selalu timbul kemudian dibandingkan
hipertensi dan BB yang berlebihan.
4
1) Mons veneris
Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri
dari jaringan dan lemak, area ini mulai ditumbuhi bulu pada
masa pubertas. Mons veneris berperan dalam seksualitas
dan melindungi simfisis pubis selama koitus.
2) Labia mayora
Dua lipatan dari kulit diantara kedua paha bagian atas
labia mayora, banyak mengandung urat saraf. Pada
permukaan arah lateral kulit labia tebal, biasanya memiliki
pigmen lebih gelap dari pada jaringan sekitarnya dan ditutupi
rambut yang kasar (sama dengan rambut di mons veneris)
dan semakin menipis kearah luar perineum, permukaan
medial (arah dalam) labia mayora licin, tebal dan tidak
ditumbuhi rambut. Bagian ini mengandung suplai kelenjar
sebasea dan banyak kelenjar keringat serta mengandung
banyak pembuluh darah. sensitivitas labia mayora terhadap
sentuhan, nyeri dan suhu tinggi, hal ini diakibatkan adanya
jaringan saraf yang menyebar luas, yang juga berfungsi
selama rangsangan seksual.
6
3) Labiya minora
Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna merah
jambu. Disini dijumpai frenulum klitoris, preputium, dan
frenulum pudenti. Pembuluh darah yang sangat banyak
membuat berwarna merah kemerahan dan memungkinkan
labia minora membengkak bila ada stimulasi emosional atau
stimulasi fisik. Kelenjar-kelenjar di labia minora juga
melumasi vulva. Suplai saraf yang sangat banyak membuat
labia minora sensitif, sehingga meningkatkan fungsi
erotiknya.
4) Klitoris
Sebuah jaringan ikat erektil kecil kira-kira sebesar
kacang hijau dimana dapat mengeras dan tegang (erektil)
yang mengandung urat saraf. Fungsi utama klitoris adalah
menstimulasi dan meningkatkan ketegangan seksual.
5) Vestibulum
Merupakan rongga yang berada diantara bibir kecil
(labiya minora), muka belakang dibatasi oleh klitoris dan
perineum, dalam vestibulum terdapat muara-muara dari:
a) Liang senggama (introetus vagina).
b) Uretra.
c) Kelenjar bartolini.
d) Kelenjar skene kiri dan kanan.
Kelenjar ini memproduksi sejumlah kecil lendir yang
berfungsi sebagai pelumas.
6) Himen (Selaput dara)
Lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dari liang
senggama, ditengahnya berlubang supaya kotoran
menstruasi dapat mengalir keluar, letaknya mulut vagina
pada bagian ini, bentuknya berbeda-beda ada yang seperti
bulan sabit, konsistensi ada yang kaku dan ada yang lunak,
lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu
jari.
7
7) Perineum
Terletak diantara vulva dan anus, panjangnya lebih
kurang 4 cm.
b. Genetalia Interna
Organ interna dari sistem reproduksi wanita, terletak di
dalam rongga pelvis dan terdiri atas vagina, uterus, ovarium
serta tuba falopi.
6. Patofisiologi
Preeklampsia merupakan akibat dari suatu keadaan imun
atau alergi pada ibu. Selain itu terdapat bukti bahwa preeklampsia
diawali oleh insufisiensi suplai darah ke plasenta, yang
mengakibatkan pelepasan substansi plasenta sehingga
menyebabkan disfungsi endotel vascular ibu yang luas. Pada
preeklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan
retensi garam dan air, pada biopsi ginjal ditemukan spasme yang
hebat pada arteriola glomerulus. Pada beberapa kasus lumen
arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilalui satu
sel darah merah. Jadi, jika semua arteriola dalam tubuh
mengalami spasme maka tekanan darah dengan sendirinya akan
naik. Sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer
agar oksigenasi jaringan dapat tercukupi. Sedangkan kenaikan
berat badan dan edema yang disebabkan peninbunan air yang
berlebih dalam ruangan interstisial belum diketahui sebabnya,
ada yang mengatakan disebabkan oleh retensi air dan garam.
Proteinuria mungkin disebabkan oleh spasme arteriola, sehingga
terjadi perubahan pada glomerulus [ CITATION Hub16 \l 1057 ].
10
Tekanan darah
Intoleransi Penurunan
aktivitas curah jantung
11
Kelemahan
Trauma Jalan lahir
Rasa
nyaman Gangguan
(nyeri) pola tidur
12
7. Komplikasi preeklampsia
Tergantung pada derajat preeklampsia yang dialami. Namun
yang termasuk komplikasi antara lain:
Pada ibu:
a. Eklampsia (kejang).
b. Solusio plasenta (lepasnya plasenta dari dinding rahim).
c. Pendarahan subkapsula hepar.
d. Kelainan pembekuan darah (DIC).
e. Sindrom HELPP (hemolisis, elevated, liver, enzymes and low
platelet count).
f. Ablasio retina (terpisahnya retina dari jaringan penyokong
dibawahnya).
g. Gagal jantung hingga syok dan kematian.
Pada janin:
a. Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus.
b. Prematur.
c. Asfiksia neonatorum (keadaan gawat bayi yang tidak dapat
bernafas spontan & teratur).
d. Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal.
[ CITATION les19 \l 1057 ].
8. Penatalaksanaan
Pada kasus preeklampsia berat, pasien harus ditangani secara
aktif serta penanganannya dilaksanakan di rumah sakit rujukan.
Yaitu dengan pemberian obat antikosulvan di lakukan dengan
memberi magnesium sulfat (MgSO4 dengan dosis sekitar 4gram
40%) yang merupakan obat pilihan untuk mencegah dan
mengatasi kejang pada preeklampsia berat dan eklamsia
[ CITATION Roe15 \l 1057 ].
9. Pemeriksaan laboratorium
Biasanya pada pemeriksaan laboratorium terjadi penurunan
hemoglobin (dengan nilai normal untuk wanita hamil adalah 12-14
gr%), dan peningkatan hemotokrit ( dengan nilai normal 37-43 vol
%), serta terjadi penurunan trombosit (dengan nilai normal 150-
450 ribu/mm3). Dan dalam urinalis ditemukan protein dalam urine,
13
10. Penegahan
Pemeriksaan secara antenatal yang teratur, mengenali tanda-
tanda sedini mungkin (preeklampsia ringan), lalu diberikan
pengobatan yang cukup supaya penyakit tidak menjadi lebih
berat. Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya
preeklampsia jika ada faktor-faktor penyebab berikan edukasi
tentang manfaat istirahat dan tidur, ketenangan, serta pentingnya
mengatur diet rendah garam, lemak, serta karbohidrat dan tinggi
protein. Juga menjaga kenaikan berat badan yang berlebihan
[ CITATION Sua18 \l 1057 ].
B. Konsep prosedur/intervensi
14
1. Pengertian
Sectio caesarea adalah suatu pembedahan yang dilakukan
untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut serta
dinding uterus untuk melahirkan janin dari dalam rahim [ CITATION
pad15 \l 1057 ].
2. Tujuan
Untuk mencegah suatu infeksi serta mempercepat kesembuhan
luka pada operasi sc.
3. Komplikasi
a. Infeksi
Infeksi bakteri dapat terjadi saat trauma saat pembedahan
atau terjadi setelah pembedahan, gejala infeksi sering muncul
sekitar dalam 2-7 hari setelah pembedahan.
b. Pendarahan
Pendarahan terjadi paling sering jika kondisi pasien lemah
serta adanya penyakit penyerta oleh pasien seperti kelainan
darah atau bisa karena malnutrisi seperti kekurangan vitamin
k.
c. Dehisen
Yaitu terpisahnya lapisan kulit serta jaringan atau tepi luka
tidak menyatu dengan tepi luka yang lain, komplikasi ini dapat
terjadi pada hari ke 3 sampai dengan hari ke 11 setelah
cedera.
d. Eviserasi
Organ bagian dalam (viseral) dapat keluar dari permukaan
luka yang terbuka ini disebut sebagai eviserasi.
[ CITATION Suk18 \l 1057 ].
15
4. Teknik prosedur
1) Mencuci tangan sebelum melakukan suatu tindakan
2) Memakai APD
3) Menyiapkan alat-alat operasi sc
4) Mengkomunikasikan pada pasien dan keluarga tentang
tindakan yang akan dilakukan
5) Menutup korden
6) Menyiapkan pasien dengan posisi nyaman, posisi paisen
disebelah kanan pasien
7) Memberikan oban anti bius
8) Membaca bismillah
9) Melakukan tindakan operasi sc
10) Mengeluarkan bayi yang ada di dalam perut ibunya
11) Membersihkan badan bayi dan menghangatkan tubuh bayi
12) Menjahit luka pasca operasi sc
[ CITATION pen20 \l 1057 ].
c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum: pasien terlihat lemah
2) Kepala: sakit kepala, wajah edema
3) Mata: konjungtiva sedikit anemis, edema pada retina
4) Pencernaan abdomen: nyeri daerah epigastrium,
anoreksia, mual dan muntah
5) Ekstermitas: edema pada kaki dan tangan juga pada jari-
jari
6) Sistem persyarafan: hiper refleksia, klonus pada kaki
7) Genitourinaria: oliguria, proteinuria
8) Pemeriksaan janin: bunyi jantung janin tidak teratur,
gerakan janin melemah [ CITATION pad15 \l 1057 ].
d. Sosial ekonomi
Preeklampsia berat banyak terjadi pada wanita dan
golongan ekonomi rendah, karena mereka kurang
mengkonsumsi makanan yang mengandung protein dan juga
kurang melakukan perawatan antenatal yang teratur
[ CITATION pad15 \l 1057 ].
e. Data psikologis
Biasanya ibu preeklampsia ini berada dalam kondisi
yang labil dan mudah marah, ibu merasa khawatir akan
keadaan dirinya dan keadaan janin dalam kandungannya, dia
takut anaknya nanti lahir cacat atau meninggal dunia,
sehingga ia takut untuk melahirkan [ CITATION pad15 \l 1057 ].
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan dan
menjelaskan respon manusia (status kesehatan atau perubahan
pola) dari individu atau keluarga dimana perawat secara
akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi
secara pasti untuk menjaga status kesehatan menurunkan,
membatasi, mencegah dan merubah [ CITATION pad15 \l 1057 ].
18
3. Intervensi keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan trauma
jalan lahir
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama (1x8 jam)
diharapkan nyeri dapat teratasi.
Kriteria hasil:
1) Skala nyeri 0 (tidak nyeri)
2) TTV dalam batas normal (TD 120/80 mmHg, Nadi 60-
90x/mnt, RR 12-20 x/mnt, Suhu 36,6°C)
3) Mengatakan nyeri berkurang
4) Mengatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang.
No Intervensi Rasional
1. Jelaskan penyebab Ibu dapat memahami
nyerinya penyebab nyerinya
sehingga bisa kooperatif
2. Bantu ibu dengan Untuk mengalihkan
mengusap /massage pada perhatian pasien
bagian yang nyeri
4. Anjurkan teknik relaksasi Mengurangi rasa nyeri
19
No Intervensi Rasional
1. Pemantauan nadi dan Dapat melihat
tekanan darah. peningkatan volume
plasma, relaksasi
vaskular dengan
penurunan tahanan
perifer
2. Lakukan tirah baring pada Meningkatkan aliran
ibu dengan miring posisi balik vena, curah
kiri jantung dan perfusi
ginjal
3. Pemantauan parameter Memberikan
hemodinamik invansif gambaran akurat dari
(kolaborasi) perubahan vaskular
dan volume cairan
konstruksi vaskular
yang lama,
peningkatan dan
hemokonsentrasi,
serta perpindahan
cairan menurunkan
curah jantung
4. Berikan obat antihipertensi Obat antihipertensi
sesuai kebutuhan
berdasarkan kolaborasi
dengan dokter
5. Pemantauan tekanan Mengetahui efek
darah dan obat hipertensi samping yang terjadi
20
N Intervensi Rasional
o
1. Kaji tingkat kelelahan, Pengkajian yang
kebutuhan istirahat tidur akurat dapat
dan faktor-faktor yang membantu dalam
mempengaruhi kebutuhan penentuan intervensi
istirahat tidur selanjutnya
2. Ciptakan suasana dan Lingkungan yang
lingkungan istirahat yang nyaman dapat
nyaman meningkatkan
istirahat pasien
3. Libatkan suami dan Memenuhi kebutuhan
lingkungan istirahat yang tidur cukup (6-8 jam)
nyaman
4. Kolaborasi dengan dokter Mengatasi gangguan
dalam pemberian obat tidur pasien
sedatif
No Intervensi Rasional
Beri informasi mengenai Memberi
No Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat Untuk mengetahui
pengetahuan pasien sejauh mana
pengetahuan pasien
2. Identifikasi Mencegah timbulnya
kemungkinan komplikasi
penyebab, dengan cara
yang tepat
3. Bantu keluarga dalam Mengidentifikasi
mempelajari prosedur kenaikan tekanan darah
memonitor tekanan
darah dirumah
4. Beri informasi Menambah
mengenai jaminan kuat pengetahuan tentang
protein adekuat dalam makanan yang baik
diet untuk dikonsumsi.
f. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
22
No Intervensi Rasional
1. Observasi adanya Mencegah faktor
pembatasan pasien terjadinya cedera
dalam melakukan
aktivitas
2. Kaji adanya faktor yang Membantu mengetahui
menyebabkan faktor kelelahan
kelelahan
3. Monitor pola tidur dan Mengidentifikasi pola
lamanya tidur, istirahat istirahat pasien
pasien
4. Kolaborasi dengan Mengembalikan fungsi
tenaga rehabilitasi aktivitas pasien secara
medik dalam normal
merencanakan
program terapi yang
tepat
4. Implementasi Keperawatan
Tahap implementasi ini terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu
validasi rencana keperawatan, menuliskan atau
mendokumentasikan rencana keperawatan, serta melanjutkan
pengumpulan data. Saat melakukan implementasi keperawatan,
tindakan harus cukup mendetail dan jelas supaya semua tenaga
23
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan akhir dari proses
keperawatan, dimana perawat menilai hasil yang diharapkan
terhadap perubahan dari ibu dan menilai sejauh mana masalah
ibu dapat diatasi [ CITATION Rat171 \l 1057 ].
Pada saat akan melakukan pendokumentasian, menggunakan
SOAP, yaitu:
S: Data Subjektif merupakan masalah yang diutarakan pasien
O: Data Objektif merupakan tanda klinik dan fakta yang
berhubungan dengan diagnosa keperawatan
A: Analisis dan diagnosa
P: Perencanaan merupakan pengembangan rencana untuk yang
akan datang dari intervensi
6. Dokumentasi keperawatan
Dokumentasi didefinisikan sebagai segala sesuatu yang tertulis
atau tercetak yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang
bukti bagi individu yang berwenang [ CITATION Rat17 \l 1057 ].